Sap Tak Halusinasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI:


HALUSINASI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

1. Kusmawati Cahyani 1501100042


2. Nanda Fasichatul Imania 1501100043
3. Ayu Sukma Imania Islam 1501100045
4. Syahda Juvenil Profitamela 1501100047
5. Rido Wahyu Febrianto 1501100056

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG
AGUSTUS 2017
1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Klien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa umumnya disertai oleh banyak
keluhan, misalnya tidak dapat diatur di rumah, diam saja tidak mau mandi,
keluyuran mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah di rawat di rumah
sakit jiwa hal yang sama masih terjauh seperti klien banyak diam, menyendiri
tanpa ada kegiatan, hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan
tidur
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial
pada berbagai tingkat hubungan intim, bisa sampai hubungan saling
ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan sehari-hari. Individu tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan dengan lingkungan sosial.
Kepuasan dalam berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat
secara aktif dalam hubungan disertai dengan respon lingkungan akan
meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan imbal balik yang singkron.
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang individu dimulai dari bayi sampai dewasa lanjut. Untuk
mengembangkan hubungan sosial yang positif setiap tugas perkembangan daur
kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan
untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini dalah terapai yang pelaksanaannya
merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat.
Oleh karena itu, seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu
melakukan terapi aktivitas kelompok secara cepat dan benar. Untuk mencapai
hal tersebut perlu dibuatkan suatu pedoman pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok salah satunya Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi:
Halusinasi (TAK).

2
1.2 TOPIK KEGIATAN
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAK) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial.
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c. Klien mengenal situasi terjadinyahalusinasi
d. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadinya halusinasi

1.4 KARAKTERISTIK
Berdasarkan latar belakang dan tujuan tersebut maka indikasi atau
karakteristik klien yang diberikan aktivitas kelompok ini adalah:
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien keruasakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ Di Indonesia). Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007).
Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok ini
adalah dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan
uji realitas (Birckhend, 2006) sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat
dilakukan pada karakteristik gangguan seperti : gangguan konsep diri, harga diri
rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien dengan perilaku kekerasan
atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial. Selain itu, dapat mengobati
klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah-masalah secara
kelompok, menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam cara dalam
memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada terapi
ini juga terdapat kekurangan yaitu : kehidupan pribadi klien tidak terlindungi,
klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak.
Dengan sharingexperience pada klien dengan isolasi sosial diharapkan klien
mampu membuka dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga
keterampilan hubungan sosial dapat ditingkatkan untuk diterapkan sehari-hari.
Terapi aktivitas kelompok salah satunya dapat menggunakan musik
(nyanyian/lagu). Dengan terapi musik klien dapat mengekspresikan perasaannya.

2.2 URAIAN STRUKTUR KELOMPOK DAN PEMBAGIAN TUGAS


1. Tempat
Ruang Cucak Rowo Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang,
Malang

4
2. Hari/tanggal
Selasa, 08 Agustus 2017
3. Waktu
45 menit
4. Pengorganisasian
a. Peserta TAK
Klien yang ada di ruangan Cucak Rowo
b. Leader :
Memimpin TAK : merencanakan, mengontrol dan mengendalikan
jalannya TAK.
Membuka acara TAK
Memimpin perkenalan
Menjelaskan tujuan TAK
Menjelaskan proses kegiatan TAK
Menutup kegiatan TAK
c. Co. Leader :
Membacakan tata tertib dan program antisipasi
Mengambil alih tugas leader apabila jalannya TAK pasif, dan
menyerahkannya kembali kepada leader apabila jalannya TAK sudah
normal kembali
Menuliskan apa yang diucapkan klien, dipapan tulis
d. Fasilitator :
Mempertahankan kehadiran peserta
Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
e. Observer:
Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir
Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis
Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir
Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang

5
Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya

2.3 PENGORGANISASIAN
PETUGAS
WAKTU JENIS
Leader Co Leader Fasilitator Observer
Selasa, 08 TAK 1
Agustus
2017 TAK 2

TAK 3

TAK 4

TAK 5

2.4 MEDIA DAN METODE


1. Media
a. Tape Recorder/Laptop
b. Papan Nama peserta
2. Metode
a. Berkenalan
b. Diskusi dan Tanya Jawab, sharing
c. Bermain peran/simulasi
2.5 SETTING TEMPAT

6
Keterangan :
: Klien
: Fasilitator
: Observer
: Co Leader
: Leader

2.6 TAHAP KEGIATAN.


1. Persiapan :
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi (5 menit) :
a. Salam terapeutik :
Salam dari terapis kepada klien
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi :
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak :
Terapi menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu suara-suara yang didengar.
Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja :
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
7
suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terdiri.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadinya
halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara berurutan
sampai semua klien mendapat giliran. Hasil nya tulis di whiteboard
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi :
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut :
Terapi meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
Menyepakati waktu dan tempat

2.7 PERILAKU YANG DIHARAPKAN


1. Persiapan
a. Terapis atau perawat :
Mengidentifikasi masalah klien sebelum pelaksanaan
Menentukan tujuan
Menentukan waktu dan tempat
Mempersiapkan setting tempat, alat dan sebagainya
b. Klien :
Siap mengikuti TAK
Mengetahui dan mentaati tata tertib TAK
Hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
8
2. Proses
a. Klien atau anggota kelompok :
Mampu mengikuti TAK sampai selesai
Mampu mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok
Mampu memberikan tanggapan dalam diskusi dan berespon
terhadap stimulus yang diberikan oleh anggota kelompok lain atau
terapis
b. Terapis atau perawat :
Perawat melaksanakan TAK sesuai perencanaan
Perawat dapat mengantisipasi hal-hal yang terjadi saat TAK
Perawat mampu memotivasi klien untuk berpartisipasi aktif
3. Hasil
a. Perawat dapat melaksanakan tugas dengan baik
b. Klien mampu memahami tujuan dari terapi dan mencapai tujuan yang
ditetapkan pada pertemuan.

2.8 TATATERTIB
1. Peserta TAK harus hadir paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai
2. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
diperbolehkan meninggalkan ruangan
3. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
menggangu anggota yang lain
4. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
diperkenankan makan, minum dan merokok
5. Setiap anggota kelompok yang akan berbicara harap mengacungkan
tangan, dan berbicara apabila dipersilahkan oleh leader
6. Bagi peserta yang akan pergi ke toilet, dipersilahkan sebelum acara
dimulai
7. Peserta tidak diperbolehkan membicarakan hal-hal lain diluar topik TAK
8. Peserta yang melanggar aturan diperingatkan dan tidak diperkenankan
9
mengikuti permainan selanjutnya

2.9 PROGRAM ANTISIPASI


Adapun beberapa langkah yang diambil untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi pada pelaksanaan TAK adalah sebagai berikut :
1. Apabila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang tidak mentaati tata
tertib yang telah ditentukan sebelumnya maka klien diperingatkan atau
jika tidak mau akan ditawarkan pada klien untuk melanjutkan atau keluar
dari rencana TAK.
2. Bila ada anggota kelompok yang ingin keluar harus dibicarakan dengan
semua anggota kelompok untuk mencari solusinya, tapi keputusan tetap
pada masing-masing klien
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan tujuan, leader harus mengeksplorasi dalam kelompok.
4. Bila ada anggota kolompok yang menghindari kelompok maka leader
berusaha memotivasi agar klien mengikuti TAK.

10
SESI 1 : TAK
Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan :
a Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi
b Membuat kontrak dengan klien
c Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi (5 menit) :
a Salam terapeutik :
Salam dari terapis kepada klien
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b Evaluasi/validasi :
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c Kontrak :
Terapi menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu suara-suara yang didengar.
Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
11
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja :
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terdiri.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadinya
halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai
semua klien mendapat giliran. Hasil nya tulis di whiteboard
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi :
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut :
Terapi meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi

12
1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya
halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh
memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal
dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat.

13
Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi

No Nama klien Menyebut Menyebut Menyebut Menyebut


isi waktu terjadi situasi terjadi perasaan saat
halusinasi halusinasi halusinasi halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien
tidak mampu.

14
SESI 2 : TAK
Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
Setting
1. Terapi dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 1
TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis/perawat melakukan:
a. Memberi salam teraupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi:
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak:
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara

15
mengontrol halusinasi.
2. Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: Pergi
jangan ganggu saya, Saya mau bercakap-cakap dengan.... .
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi dumullai dari klien di sebelah kiri terapis
berurutansearah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1. Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul.
2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang

16
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2, dievaluasi kemampuan
yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada
malam hari (buat jadw

17
Sesi 2: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan cara
yang selama ini
1
digunakan mengatasi
halusinasi
Menyebutkan
2
efektivitas cara
Menyebutkan cara
3 mengatasi halusinasi
dengan menghardik
Memperagakan
4
menghardik halusinasi

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara
menghardik halusinasi, dan memperagakannya. Beri tanda jika klien
mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

18
SESI 3 : TAK
Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Jadwal kegiatan harian
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontak dengan anggota kelompok pada Sesi 2 TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Memberi salam terapeutik
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
3) Menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan

19
2) Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaiyu melakukan kegiatan sehari-hari.
Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari.
c. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur malam.
d. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
e. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah
selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakannya.
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2) Menyepakati waktu dan tempat

20
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 3, dievaluasi kemampuan
yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah
timbulnya halusinasi.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi Sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun
jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

21
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan
1 kegiatan yang bisa
dilakukan
Memperagakan
2 kegiatan yang biasa
dilakukan
Menyusun jadwal
3
kegiatan harian
Menyebutkan dua
4 cara mengontrol
halusinasi

Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien, beri penilaian ats kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan,
menyusun jadwal kegiatan harian, dan menyebutakan dua cara mencegah
halusinasi. Beri tanda jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak
mampu.

22
SESI 4 : TAK
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 4 TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Memberi salam terapeutik
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
terarah)
d. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.

23
2) Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta setiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta setiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
Suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster atau
Suster saya mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang .
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
di sebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. Ulangi e dan f sampai klien mendapat giliran.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatandengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Menyepakati waktu dan tempat

24
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, dievaluasi kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK Stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan
orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di
ruangan.

25
Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi sensori: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan orang
1 yang biasa diajak
bicara
Memperagakan
2
percakapan
Menyusun jadwal
3
percakapan
Menyebutkan tiga
4 cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang
yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda jika
klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

26
SESI 5 : TAK

Tujuan
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 4 TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam teraupetik
1. Salam dari terapis
2. Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apa pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-
cakap).
c. Kontrak

27
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
2. Menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaann tenang, dan
memperlambat kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
penyebab kambuh
c. Terapis meminta setiap klien menyampaikan obat yang dimakan
dan waktu memakannya.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar
waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara
minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat
h. Mendiskusikan perasaan klien setalah teratur minum obat
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/ kambuh
j. Menjelaskan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian halusinasi/ kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat
dan kerugian tidak patuh minum obat
l. Memberi pujian tiap kali klien benar
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi

28
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah dipelajari
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan
patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrol halusinasi
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5, kemampuan
klien yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara minum obat, keuntungan
minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi
persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat
minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh). Anjurkan klien minum
obat dengan cara yang benar.

29
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
No. Nama Klien Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan
benar cara keuntungan akibat tidak
minum obat minum obat patuh minum
obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak
mampu.

30
31

Anda mungkin juga menyukai