Myopia
Myopia
Myopia
Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata jatuh di depan
retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi). Gambaran kelainan pemfokusan cahaya di retina
pada miopia, dimana cahaya sejajar difokuskan didepan retina.
Klasifikasi Miopia
Miopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Usia, makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan anatomis bola matanya.
2. Penyakit pada mata.
3. Kerja dekat.
4. Intensitas cahaya.
5. Posisi tubuh.
6. Berdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas :
Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan, seperti pada katarak.
Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan
lensa yang normal.
7. Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas (Ilyas, 2006):
8. Miopia ringan 1-3 dioptri
9. Miopia sedang 3-6 dioptri
10. Miopia berat > 6 dioptri
11. Menurut timbulnya oleh Lendner dibagi atas (Rahman,1992) :
12. Kongenital
13. Infantil
14. Yuvenil
15. Secara klinik dan berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada mata, maka miopia dibagi atas
(Ilyas, 2003) :
Miopia simple
Miopia patologi
Etiologi Miopia
Etiologi miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan
timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan makanan, herediter, kerja dekat
yang berlebihan dan kekurangan zat kimia (kekurangan kalsium, kekurangan vitamin)
(Desvianita cit Slone, 1997).
Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar yang masuk ke
dalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia tanpa koreksi melihat ke objek
yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai retina sehingga bayangan menjadi kabur. Ada dua
penyebab yaitu : daya refraksi terlalu kuat atau sumbu mata terlalu panjang (Hoolwich, 1993).
Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial adalah bayangan jatuh di depan
retina dapat terjadi jika bola mata terlalu panjang. Penyebab dari miopia aksial adalah
perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu awal
kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena peningkatan kurvatura kornea atau lensa,
kelainan ini disebut miopia kurvatura (desvianita cit Slone, 1997).
Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :
Diagnosis Miopia
Diagnosis miopia dapat ditegakkan dengan cara refraksi subjektif dan objektif, setelah diperiksa
adanya visus yang kurang dari normal tanpa kelainan organik (Sastrawiria, 1989).
A. Cara Subyektif
Cara subyektif ini penderita aktif menyatakan kabur terangnya saat di periksa. Pemeriksaan
dilakukan guns mengetahui derajat lensa negatif yang diperlukan untuk memperbaiki tajam
penglihatan sehingga menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan terbaik. Alat yang digunakan
adalah kartu Snellen, bingkai percobaan dan sebuah set lensa coba.
Tehnik pemeriksaan :
Penatalaksanaan Miopia
Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata difokuskan tepat di
retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara :
1. Cara optik
2. Cara operasi
Cara optik
Kacamata (Lensa Konkaf)
Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf
(cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila
permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang
seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan
mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan
demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton, 1997).
Lensa kontak
Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa ini tetap
ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara lensa kontak dan
permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah menghilangkan hampir semua
pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea, penyebabnya adalah air mata mempunyai
indeks bias yang hampir sama dengan kornea sehingga permukaan anterior kornea tidak lagi
berperan penting sebagai dari susunan optik mata. Sehingga permukaan anterior lensa kontaklah
yang berperan penting.
1. Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer sehingga kornea
sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata menjadi lebih dekat ke retina.
2. Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga laser untuk mengurangi
kecembungannya dan dilengketkan kembali.
3. Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi kecembungannya
dan dilengketkan kembali.
4. Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai dengan koreksi refraksi
ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.
Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan kekurangan, oleh karena itu para ahli mencoba
untuk mencari jalan lain yang dapat mengatasi kekurangan tersebut dengan jalan mengambil lensa
mata yang masih jernih (clear lens extraction/CLE).
Prognosis Miopia
Pada tingkat ringan dan sedang dari miopia simple prognosisnya baik bila penderita miopia
memakai kacamata yang sesuai dan mengikuti petunjuk kesehatan. Bila progresif miopia
prognosisnya buruk terutama bila di sertai oleh perubahan koroid dan vitreus, sedangkan pada
miopia maligna prognosisnya sangat jelek.