Makalah Audit Maternal Perinatal
Makalah Audit Maternal Perinatal
Makalah Audit Maternal Perinatal
Dosen Pembimbing:
WIDYA LUSI ARISONA, SST
Disusun Oleh:
MEGAWATI
NIM. 150106042
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas
petunjuk dan kekuatan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Audit
Maternal Neonatal dengan lancar tanpa kendala yang berarti.
Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai
mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami tentang mata kuliah ini. Dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat
bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam mempelajari mata
kuliah ini.
Dalam penyelesaian makalah ini tentunya banyak melibatkan berbagai
pihak. Untuk itu ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi
makalah ini menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun
makalah yang sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang
dan masa depan. Semoga segala ikhtiyar kita diridhoi Allah SWT, Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Cover................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
masih tergolong tinggi. Indonesia pun salah satu negara yang memiliki Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih sangat
tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 307/ 100.000 kelahiran hidup,
dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35/ 1000 kelahiran hidup,
sedangkan tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah
228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/
1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Ibu saat melahirkan telah ditargetkan
dalam MDGs pada tahun 2015 yaitu nilainya 110. Tiap tahun terdapat 14.778
kematian ibu atau tiap dua jam terdapat dua ibu hamil, bersalin, maupun nifas
yang meninggal karena berbagai penyebab. Pada tahun 1990 Angka Kematian
Ibu 450 per 1000 kelahiran hidup, namun target dari MDGs tahun 2015 senilai
110 per 1000 kelahiran hidup sangat berat dalam pencapaiannya, jika tanpa
dilakukan upaya percepatan penurunan. Percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) sangat dibutuhkan, karena untuk mencapai target tersebut
nilainya masih cukup jauh, sehingga diperlukan upaya untuk percepatan
penurunan.
Menurut data pemerintah, Angka Kematian balita mengalami penurunan
yang cukup tajam dari 82,6 per 1.000 menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup.
Namun, kasus kematian bayi saat ini lebih banyak terjadi pada keluarga
miskin dan sebagian besar penyebab utamanya adalah karena akses, biaya,
pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau keluarga miskin, serta kurangnya
pengetahuan dan perilaku mengenai kesehatan ibu dan anak.
Kenyataan ini menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam
menangani masalah kematian ibu melahirkan dan kematian bayi. Selain itu
tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dapat menunjukkan
masih sangat rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian,
1
upaya peningkatan kesehatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan upaya
peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Salah satu upaya Kementerian Kesehatan dalam percepatan penurunan
AKI dan AKB adalah kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang
mencakup audit terhadap kematian ibu yang disebabkan karena masalah
kehamilan, persalinan dan nifas, serta kematian janin/bayi (perinatal dan
neonatal). Oleh karena itu, dalam penulis membahas mengenai Audit Maternal
Perinatal, yang pelaksanaannya perlu dilakukan secara lebih optimal dan
terarah, sebagai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari AMP?
2. Apa tujuan dari AMP?
3. Bagaimana pelaksanaan AMP di Indonesia?
4. Bagaimana kebijakan dan strategi AMP?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari AMP.
2. Untuk mengetahui tujuan dari AMP.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan AMP di Indonesia.
4. Untuk mengetahui kebijakan dan strategi AMP.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AMP
AMP adalah kegiatan penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu,
perinatal, dan neonatal guna mencegah kesakitan dan atau kematian serupa di
masa yang akan datang. Audit maternal perinatal (AMP) merupakan suatu
kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan, kematian maternal dan perinatal
dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang.
Kegiatan ini memungkinkan tenaga kesehatan dapat menentukan hubungan
antara faktor penyebab kejadian kesakitan dan kematian maternal perinatal,
sehingga dapat menetapkan langkah-langkah intervensi.
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan
dan sistem rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan :
1. Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat
pelayanan kesehatan
2. Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara
otopsi verbal, yaitu wawancara kepada keluatga atau orang lain yang
mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang
diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui
perkiraan sebab kematian.
B. Tujuan AMP
AMP bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan KIA
melalui upaya penerapan tata kelola klinik yang baik (clinical governance).
Kegiatan ini diharapkan dapat menggali permasalahan yang terkait dengan
kejadian kesakitan (morbiditas) maupun kematian (mortalitas) yang
disebabkan masalah pasien/keluarga, petugas kesehatan, manajemen
pelayanan, maupun kebijakan pelayanan.
Tujuan dilakukannya AMP adalah sebagai berikut :
1. Menentukan sebab dan faktor terkait dlm kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal (3 terlambat & 4 terlalu).
3
2. Memastikan dimana dan mengapa berbagai sistem & program gagal
dalam mencegah kematian.
3. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal
secara teratur dan berkesinambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas, rumah sakit pemerintah/swasta, rumah
bersalin dan bidan praktek.
4. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang
diperlukan dalam hal mengatasi masalah yang ditemukan dalam
pembahasan kasus.
5. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah/swasta, rumah bersalin, dan bidan
praktek dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
terhadap intervensi yang disepakati.
4
dinilai kurang optimal dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota dilakukan melalui
tahapan, yang meliputi: Tim Audit Maternal Perinatal dibentuk, lalu dilakukan
penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan Audit
Maternal Perinatal. Setelah itu dilakukan penyusunan rencana kegiatan Audit
Maternal Perinatal, dan ditentukan pengelola program KIA pada saat rencana
pelaksanaannya, selanjutnya dilakukan kegiatan Audit Maternal Perinatal, dan
setelah pelaksanaan maka disusun rencana tindak lanjut kasus yang ada yang
dilakukan oleh pihak dinas kabupaten/kota dengan kerjasama dengan Rumah
Sakit. Tahap terakhir yaitu pemantauan kegiatan dan evaluasi program yang
telah dijalankan.
Metoda pelaksanaan AMP yaitu: Pertemuan rutin oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan RS kabupaten/kota berlangsung sekitar 2 jam. Dalam
tiap pertemuan dibuat daftar hadir, notulen hasil pertemuan dan rencana tindak
lanjut, yang akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang
akan datang. Pertemuan membahas kasus, dikaji datanya yang berasal dari
Rumah Sakit tingkat kabupaten/kota maupun dari Puskesmas, karena Rumah
Sakit tingkat kabupaten/kota/puskesmas bertugas membuat laporan bulanan
kasus ibu dan perinatal ke dinas kesehatan kabupaten/kota ,dengan memakai
format yang disepakati. Kasus berupa kasus meninggalnya ibu/perinatal,
kemudian diaudit. Audit lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus
sejak timbul gejala pertama, penanganan oleh keluarga atau tenaga kesehatan,
proses rujukan, pemberian pertolongan, sampai saat meninggal atau dapat
dipertahankan hidup. Dari hasil audit tersebut diperoleh indikasi dimana letak
kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi gambaran
kepada pengelola program KIA dalam menentukan apa yang perlu dilakukan
untuk mencegah kesakitan/kematian ibu/perinatal yang tidak perlu terjadi.
Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme
pencatatan yang akurat,baik di tingkat puskesmas, maupun di tingkat Rumah
Sakit kabupaten/kota. Pencatatan yang diperlukan yaitu laporan triwulan,
isinya berupa informasi mengenai kasus ibu dan perinatal yang ditangani oleh
5
Rumah Sakit tingkat kabupaten/kota, Puskesmas dan unit pelayanan KIA
lainnya, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi atau gangguan.
Dalam Pedoman AMP yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI
tahun 2010 disebutkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir status
kesehatan ibu dan bayi telah mengalami perbaikan. Terjadi penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun
2002/2003 menjadi 228 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2007. Angka
Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan dari 35 per 1.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2002/2003 menjadi 34 per 1.000 Kelahiran Hidup pada
tahun 2007. Cakupan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi kesehatan juga
membaik, pelayanan antenatal, persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan, keluarga berencana dan kunjungan bayi mengalami peningkatan.
Meskipun demikian, masih terdapat adanya disparitas antar propinsi, tingkat
ekonomi dan pendidikan serta antara kota dan desa. Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih jauh dari target
MDGs tahun 2015 yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) 110 per 100.000
Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup.
6
4. Kegiatan analisis manajemen dan pelatihan klinis sebagai upaya
peningkatan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis dari
pelaksana program pelayanan KIA.
7
Strategi penerapan Audit Maternal Perinatal:
1. Penerapan secara bertahap kendali mutu melalui program peningkatan
mutu pelayanan KIA di unit efektif, yaitu pada semua kabupaten/kota.
2. Upaya peningkatan kendali mutu di wilayah kabupaten/kota dengan cara
melibatkan kerjasama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sebagai
koordinator, dengan rumah sakit, puskesmas, dan unit pelayanan KIA
swasta.
3. Pembentukan Tim Audit Maternal Perinatal di tingkat kabupaen/kota
untuk menyeleksi, membahas, dan membuat suatu tindak lanjut dari suatu
kasus kematian/kesakitan ibu dan bayi.
4. Perencanaan program KIA untuk upaya pemecahan masalah, dari hasil
audit, serta dilakukan pembinaan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
bekerja sama dengan rumah sakit yang disepakati bersama oleh Tim Audit
Maternal Perinatal.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Audit maternal perinatal (AMP) merupakan kegiatan menelusuri sebab
kesakitan, kematian maternal dan perinatal dengan maksud mencegah
kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. Kegiatan ini
memungkinkan tenaga kesehatan dapat menentukan hubungan antara faktor
penyebab kejadian kesakitan dan kematian maternal perinatal, sehingga dapat
menetapkan langkah-langkah intervensi. Kegiatan AMP lebih cenderung ke
arah pemecahan masalah dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan.
Ruang lingkup AMP dibatasi, yaitu pada tingkat kabupaten atau kota, karena
wilayah tersebut dinilai efektif dalam memberikan pelayanan obstetrik,
perinatal, serta KIA secara langsung kepada masyarakat. Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang berperan sebagai koordinator dan penanggungjawab
kegiatan AMP, yang dilaksanakan minimal empat kali dalam jangka waktu
satu tahun yang bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan KIA.
B. Saran
1. Perlu dilakukan evaluasi dan tindakan yang lebih terencana lagi dalam
Audit Maternal Perinatal (AMP) agar upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat tercapai.
2. Perlu adanya kerjasama antar sektoral untuk upaya menurunkan angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
3. Sebaiknya dilakukan upaya peningkatan dan pengembangan standarisasi
mutu pelayanan kesehatan baik di tingkat pelayanan dasar (Puskesmas)
dan Rumah Sakit terutama dalam pelayanan KIA.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Audit Maternal dan Neonatal (AMP) Tidak Efektif?.Divis Mutu
PKMK FK UGM. http://mutupelayanankesehatan.net/ , diakses pada tanggal
15 Oktober 2013, Yogyakarta.
Firdaus, M, dkk, 2012. Mari Bicara Fakta: Catatan Masyarakat Sipil atas Satu
Dekade Pelaksanaan Mdgs di Indonesia.
Kemitraan:Jakarta. http://www.kemitraan.or.id/, diakses pada tanggal 15
Oktober 2013, Yogyakarta.
Kepala Bidang Bindal Yankes Dinkes Jateng, 2013. Peran Akreditasi Rumah
Sakit dalam Menurunkan AKI/AKB di Jawa
Tengah. http://www.dinkesjatengprov.go.id/, diakses pada tanggal 15
Oktober 2013, Yogyakarta.
10