Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 48

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai perguruan tinggi yang kelahirannya

berawal dari suatu tanggapan akan kebutuhan tenaga

kerja (sumber daya manusia) dibidang perkebunan

dimana saat itu terjadi suatu program nasionalisasi

kepemilikan atas Belanda menjadi milik Indonesia,

penyelenggaraan pendidikan tinggi di Institut

Petanian STIPER didasarkan pada pola ilmiah pokok

(core) perkebunan. Perkebunan dalam konsep

pendidikan ini dimaknai sebagai suatu sistem

pemanfaatan energi sinar matahari, sumber daya

tanaman dan tanah untuk menghasilkan biomassa yang

dimanfaatkan untuk menunjang sistem industri secara

berkelanjutan. Pilihan dan konsistensi pada core

perkebunan ini didasarkan pada dinamika yang terjadi

dalam sistem industry perkebunan (antara lain

ditunjukkan oleh konstribusinya dalam perolehan

devisa Negara nonmigas). Multidimensionalitas peran

dan fungsi (ekonomi, sosial, ekologi, dan

pengembangan wilayah) nya. Dalam pembangunan

bangsa menghadapkan perkebunan pada kompleksitas dan

1
2

silang kepentingan, baik dalam perspektif lokal,

regional, bahkan global, seperti tersurat dalam

sistem perdagangan bebas komoditi perkebunan

dan pada saat ini kaum kapitalisme yang memegang

hampir keseluruhan perkebunan di Indonesia.

Mahasiswa akan dilatih selama 3 hari untuk

meningkatkan logic thinking di kebun KP2, mahasiswa

secara penuh melaksanakan kewajiban dan mendapatan

fasilitas yang sesuai yang telah disediakandan ini

merupakan kesempatan baik bagi saya, dapat

melaksanakan PL di kebun KP2 dengan berbagai ilmu

yang dituangkan langsung kelapangan.

B. Tujuan Praktek Lapangan

Adapun kegiatan PL ini dilaksanakan dengan tujuan

sebagai berikut :

1.Menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan

yang lebih menghayati masalah yang sangat komplek,

yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan, dan

belajar menanggulangi masalah-masalah tersebut

secara professional dan interdisipliner.

2.Mendekatkan Lembaga Pendidikan Tinggi pada

masyarakat dan lebih mendekatkan/menyesuaikan

Pendidikan Tinggi terhadap tuntutan pembangunan.


3

3.Membantu pemerintah dalam mempercepat gerak

pembangunan serta mempersiapkan kader-kader

pembangunan terutama perkebunan.

4.Memberikan wawasan dan nuansa pada bidang profesi

yang diminati oleh mahasiswa.

5.Menghasilkan sarjana yang memiliki ilmu dan

pengalaman kerja di bidang perkebunan melalui

Praktek Lapangan (PL) sehingga siap dan mampu

untuk bekerja di perusahaan / instansi sejenis

atau mampu berwirausaha.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Persiapan Lahan

Lahan merupakan sumber daya alam yang

jumlahnya terbatas di muka bumi ini. Hampir semua

kegiatan produksi, rekreasi, dan konservasi sangat

memerlukan lahan. Pemanfaatan lahan untuk berbagai

kepentingan dari berbagai sektor seharusnya selalu

mengacu pada potensi fisik lahan, faktor sosial

ekonomi, dan kondisi budaya setempat serta sistem

legalitas tentang lahan. (Robert, dkk., 2010).

Land clearing dilaksanakan dengan target akhir

lahan siap tanam. Dengan demikian dalam kegiatan ini

ada kecenderungan menggunakan alat sipil (civil

work) dan pembukaan lahan dengan proses Tebas Tebang

Bakar (TTB). Cara ini mempunyai implikasi yang

kurang baik karena tidak memperhatikan aspek-aspek

konservasi dan lingkungan (Suyanto, dkk., 2003).

Pembukaan lahan seahrus nya dilakukan pada

lahan dan harus memperhatikan peraturan yang

berlaku, seperti tidak menebang di sempadan sungai

(100m di tepi kanan dan kiri sungai yang memliki

lebar > 50m ) dan kawasan mata air 200m sesuai

4
5

dengan keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990

tentang pengolahan kawasan lindung, dan tidak

melakukan pembukaan lahan pada lahan gambut dengan

kedalaman > 3m dan tidak membakar pohon yang sesuai

dengan peraturan Mentri Petanian Nomor 14 tahun 2009

tentang pedoman pemanfaatan Lahan Gambut Untuk

Budidaya Kelapa Sawit.

a.Kesesuaian lahan

Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat

kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu.

Suatu wilayah mempunyai kelas kesesuaian lahan

yang berbeda terhadap macam-macam penggunaanya.

Dengan demikian setiap lahan dapat dipetakan

menurut kesesuainnya atas tanaman yang akan

dijadikan sebagai produksi. Penekanan dalam

kesesuaian lahan yaitu mencari lokasi yang

memiliki faktor yang dapat mendukung dalam

memaksimalkan keberhasilan produksi suatu tanaman.

Hal ini dapat dilakukan dengan mernginterpretasi

peta tanah dalam kaitannya dengan persyaratan

tumbuh berbagai tanaman dan pengelolaan yang

diperlukan.

Dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih

lahan yamng sesuai, yaitu:

5
6

1. Menilai persyaratan tumbuh tanaman yang akan

diusahakan dengan mengetahui sifat-sifat tanah

dan lokasi yang mempunyai pengaruh yang

merugikan bagi tanaman.

2. Mengidentifikasi dan membatasi lahan yang

mempunyai sifat sifat yang menguntungkan paling

banyak dan sifat yang merugikan paling sedikit

bagi tanaman yang akan dikembangkan dan

diusahakan.

Kelas adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam

tingkat ordo. Kualitas kesesuaian lahan yang

optimum bagi kebutuhan tanaman merupakan batasan

bagi kelas kesesuaian lahan yang paling baik (S1).

Kualitas lahan dibawah optimum merupakan

kesesuaian lahan antara kelas yang cukup sesuai

(S2) dan sesuai marginal (S3) dan diluar batasan

tersebut merupakan lahan-lahan yang tergolong

tidak sesuai (N).

Pada sistem kontur, jarak antar tanaman

dalam barisan sama, sedangkan antar baris

berdasarkan letak tinggi dan semua tanaman dalam

kontur sama tingginya terhadap permukaan laut.

Sebaliknya pada lahan datar sampai landai,

kemiriongan tidak melampaui 8-10% dapat digunakan


7

jarak tanam persegi panjang dengan segala

modifikasinya dan segitiga sama sisi.

b. Land Clearing (Land preparation)

Land Preparation (LP) adalah kegiatan

pembukaan dan pengolahan lahan hingga siap

ditanami kelapa sawit. Berdasarkan jenis pekerjaan

LC dilakukan menurut tahapan yaitu Imas, tumbang,

perun, pembuatan jalan/jembatan, pembuatan tapak

kuda/teras. Imas merupakan kegiatan pemotongan

kayu-kayu kecil yang memiliki diameter kurang dari

15 cm dan memiliki tujuan untuk memberikan jalan

kepada pekerja yang akan melakukan

pekerjaantumbang. Selain itu yang harus

diperhatikan pula adalah bekas tebangan harus

mepet dengan permukaan tanah (maksimum 20 cm) dan

dilakukan hingga bersih (Adiwiganda, 2007).

Adapun metode untuk membuka lahan sawit ada 3

cara. Yaitu dengan cara manual, secara mekanis,

dan secara kimiawi. Pemilihan metode berdasarkan

pada lahan, keadaan lahan, ketersediaan tenaga

kerja, dana, alat alat serta jadwal waktu

penanaman yang ditargetkan.

1. Pembukaan Lahan Secara Manual.


8

Pembukaan lahan secara manual yaitu pembukaan

lahan dengan cara menggunakan alat-alat

sederhana ataupun yang canggih tetapi ringan,

pembukaan lahan dengan cara ini membutuhkan

banyak tenanga kerja. Metode ini digunakan

untuk lahan yang tak bisa di menggunakan alat

berat, seperti di lahan berbukit dan lahan yang

memiliki kemiringan yang tinggi.

2. Pembukaan Lahan Secara Mekanis

Pembukaan lahan secara mekanis yaitu suatu cara

pembukaan lahan menggunakan alat-alat petanian

yang berat seperti traktor, bulldozzer,

ekscavator dan lain-lain. Cara ini digunakan

terutama pada areal lahan yang rata (

kemiringan 0-8%) ataupun areal bergelombang

tetapi alat masih memungkinkan untuk

dioperasikan. Pekerjaan dapat dilakukan lebih

cepat. Satuan penggunaan alat berat dalam JKT

(Jam Kerja Traktor).

3. Pembukaan Lahan Secara Chemis

Pembukaan lahan secara chemis adalah suatu cara

untuk pembukaan lahan dengan cara peracunan

pohon pada lahan replanting atau penyemprotan

dengan bahan kimia tertentu pada lalang.


9

Pembukaan areal alang-alang dan semak harus

dilakukan dengan cara kimia kecuali di areal

gambut penggunaan bahan kimia tidak

diperbolehkan. Pembukaan lahan dengan cara

kimia hanya dapat dilakukan oleh kotraktor yang

sudah berpengalaman dalam menghitung jumlah

racun alang-alang,memiliki alat penyemprot dan

memiliki tenaga kerja yang berpengalaman. Pada

daerah bercurah hujan tinggi cara ini tidak

efektif.

B. Pembibitan

Dalam melakukan pembibitan di perlukan perencaan

pembibitan dimana dalam perencanaan pembibitan

terdiri dari tahap penentuan lokasi pembibitan,

kebutuhan luas areal, kebutuhan jumlah kecambah,

membuat rencana kegiatan dan jadwal kegiatan harian.

dalam melakukan pembibitan di perlukan perencaan

pembibitan dimana dalam perencanaan pembibitan

terdiri dari tahap penentuan lokasi pembibitan,

kebutuhan luas areal, kebutuhan jumlah kecambah,

membuat rencana kegiatan dan jadwal kegiatan harian.

Tujuan utama perencanaan adalah agar dalam proses

pembibitan semua sudah terencana, mulai dari luasan

lahan agar tidak terbuang dan juga tidak kurang,


10

jumlah pupuk yang di perlukan dst. Sehingga dapat

mengefisienkan biaya dan waktu dalam proses

pembibitan.

1.Pembibitan awal (Pre Nursery )

Pre nursery adalah tahap pembibitan dimana

pembibitan baru dilakukan, dalam tahap ini

dilakukan persiapan areal, pembuatan bedengan,

pembuatan naungan, pengisian tanah, penyusunan

polybag pada bedengan, seleksi benih atau

kecambah, penamanan benih atau kecambah, dilakukan

penyiraman setiap 2 kali sehari yakni pagi dan

sore, penyiangan gulma paa polybag, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit, pengurangan

naungan dan seleksi bibit. Bibit yang lolos

seleksi akan dipindahkan ke main nursery.

2. Pembibitan Utama ( Main Nursery )

Pembibitan utama adalah kelanjutan dari tahap

Pre Nursery. Yang mana bibit lolos seleksi akan

dilakukan berbagai perlakuan dan bibit yang lolos

dari seleksi ini akan ditanam kelapangan. Adapun

tahapan tahapan dalam Main Nursery adalah

Persiapan lahan, pemasangan insitalasi penyiraman

bibit, pembuatan saluran drainase,, pengayakan dan

pengisian media polybag besar, pemancangan,


11

penataan polybag, pemindahan bibit, centering,

penyiraman, penyiangan pada polybag, penyiangan

gawangan, pemupukan, perbaikan polybag pecah,

pengendalian hama dan penyakit.

C. Penanaman

Penanaman merupakan salah satu langkah dalam

budidaya tanaman yang dilakukan setelah pesemaian.

Penanaman sangat berpengaruh pada hasil produksi.

Kesalahan dalaml penanaman dapat menurunkan jumlah

produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman

tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Untuk

meningkatkan hasil produksi, tata cara penamanan

harus diperhatikan. Cara penananman benih tanaman

berbeda. Tanaman yang sukar dipindahkan dapat

ditanam dengan disebar langsung. Misalnya saja

jagung manis, kacang panjang, kangkung dan ketimun

(Harjanti, 1979).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan supaya

tanaman dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik,

dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuhsesuai

dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang

optimal. Faktor-faktor tersebut antara lain : tanah

dan jenis tanaman.


12

Jenis tanaman yang diusahakan. Setiap jenis

tanaman memiliki cara penanaman yang berbeda-beda.

Ada jenis tanaman yang bijinya dapat langsung

ditanam langsung. Ada tanaman yang perlu disemikan

terlebih dahulu sebelum ditanaman di lapang.

D. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi semua

kegiatan berkaitan dengan usaha-usaha menjadikan

pertumbuhan tanaman yang optimal sehingga tujuan

produksi tercapai. Kegiatan tersebut dilakukan

sejatah tanaman belum menghasilakn sampai tanaman

menghasilkan. Jenis kegiatan dapat berbeda untuk

komoditas tahunan berbentuk pohon, kegiatan utama

dalam pemeliharaan tanaman antara lain meliputi

dangir, weeding, pemangkasaan, pemupukan dan

pengendalian organisme pengganggu tanaman.

1.Dangir

Dangir merupakan kegiatan pengolahan tanah

secara ringan di sekitar atau di bawah kanopi

tanaman, dimaksudkan agar tanah kembali bersifar

lebih sarang ( porous ), sehingga yang cukup

oksigen bagi akar, mengurangi keasaman dan senyawa

yang bersifat racun bagi tanaman.

2.Pemupukan
13

Pemupukan adalah usaha untuk menambah satu

atau lebih unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar

tumbuh optimal. Unsur hara merupakan unsur kimia

yang dibutuhkan tanaman agar tanaman tumbuh

normal.

3.Leaf Sampling Unit dan Soil Sampling Unit

Dalam kegiatan perawatan dikenal kegiatan Leaf

Sampling Unit ( LSU) dan Soil Sampling Unit ( SSU

) yang mana dua kegiatan ini terikat satu sama

lain. Leaf Sampling Unit ( LSU ) adalah kegiatan

pengambilan contoh daun dari setaip blok lahan

untuk keperluan analisi daun di laboratorium.

Prinsip pengambilan sampling daun adalah bahwa

contoh daun yang diambil diharapkan dapat mewakili

( representasi ) kondisi daun dalam hal status

hara dari seluruh daun yang terdapat pada tubuh

tanaman. Tujuan dari pengambilan sampling ini

yaitu untuk menilai kondisi lahan secara virtual (

gejala-gejala defisiensi hara pada tanaman,

kondisi tandan, dam kondisi lahan ). Sedangkan

Soil Sampling Unit adalah kegiataan pengambilan

contoh tanah dari tanah dimana tanaman itu tumbuh

sehingga dengan melakukan dua sampling ini kita

bisa memperkirakaan ketersediaan hara pada tanah


14

dan apa dan berapa pupuk yang dibutuhkan tanaman.

Dengan cara membandingkan kandungan unsur hara

yang ada ditanah dan unsur hara yang ada didaun.

4.Weeding

Weeding berasal dari akar kata weed yang

berati gulma. Weeding adalah pekerjaan

pengendalian gulma secara mekanis, misalnya dengan

penyiangan, pencangkulan, pencabutan dan

pembabatan. Dalam proses weeding ada beberapa

teknik seperti strip weeding, circle weeding,

clean weeding, spot weeding, dan wiping.

5.Pengendalian hama terpadu

Pengendalian hama terpadu ( PHT ) merupakan

suatu konsep pengelolaan argo-ekosistem yang

bertujuan unutk mempetahaankan populasi hama dan

kerusakan tanaman yang diakibatkannya pada aras

atau tinngkatan yang tidak merugikan ( secara

ekonomi ), dengan memadukan dan memanfaatkan semua

metode pengendalian hama, termasuk pemanfaatan

predator dan parasitoid varietas tahan

hama,teknik bercocok tanam, serta bila perlu

menggunakan pestisida secara selektif. Konsep PHT

yaitu hama sebagai komponen agroekosistem,


15

pengelolaan untuk menurunkan padat populasi hama

dan keterpaduan Pelaksanaan.

E. Taksasi Panen dan Panen

Panen adalah tindakan memungut buah, daun,

getah, organ lainnya yang dapat diolah sesuai

tujuan. Pekerjaan panen dilakukan dengan

memperhatikan keberlangsungan program tanaman secara

keseluruhan. Sebagai contoh pada karet (sadap)

dilakukan mengunakan rumus tertentu, maksudnya agar

kesehatan tanaman terjaga sehingga dapat berproduksi

sampai masa tertentu. Adapan proses sebelum panen

dikenal dengan taksasi panen, taksasi merupakan

suatu pekerjaan untuk menaksi hasil panen yang akan

diperoleh dari suatu kebun. Taksasi dilakukan oleh

direksi dengan pelaksana kebun, maksudnya agar tidak

terjadi kecurigaan, seperti adanya estimasi

berlebihan atau estimasi yang diturunkan. Dan juga

berfungsi sebagai alat kontrol di kebun khususnya

berkaitan dengan produksi dan target produksi. Dan

dengan melakukan taksasi perusahaan dapat melakukan

penyusunan anggaran untuk panen dan pengolahan

(Anonim, 2017).
III. TATA LAKSANA PRAKTEK LAPANGAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan praktek lapangan

No Lokasi Waktu Kegiatan

1 Kp2 ungaran Sabtu, 13 -Penanaman dan

Mei 2017 pembibitan

-pemupukan di lokasi

tanaman menghasilkan

2 Kp2 ungaran Jumat, 12 -perawatan tanaman

Mei 2017 belum

menghasilkan(TBM)

-Pengendalian

gulma,hama,penyakit,

dan aplikasi

pestisida

Kp2 ungaran Kamis, 11 -Taksasi Karet,

3 Mei 2017 kakao, kopi, kelapa

sawit

- Panen Karet,

kakao, kopi, sawit

16
17

B. Alat bahan dan prosedur praktek lapangan

1. Persiapan Lahan

a. Land Clearing

1) Alat : spayer, cangkul, sabit, gergaji mesin.

2) Bahan: Herbisida

3) Petunjuk pelaksanaan

a) Dilakukan penyemprotan menggunakan spayer

yang sudah diisi dengan herbisida 75 cc

dan air 10 liter.

b) Dilakukan pembersihan lahan dengan cara

mekanik dengan cara mencangkul dan

menyabit rumput.

c) Dilakukan pengimasan dengan memotong pohon

lebih kecil sehingga berukuran kurang

lebih 15 cm menggunakan gergaji mesin.

b. Pengajiran/ pemancangan

1) Alat : Meteran, tali sling, Patok

2) Bahan : -

3) Petunjuk pelaksanaan

a) Ditentukan ajir induk

b) Lahan diajir dengan jarak tanam persegi

panjang dengan ukuran 4,5 m x 7.80 m cara

pengajiran persegi panjang sama dengan

jarak tanaman pagara 8 m x 2,5 m


18

c) Ajir dicabut berselang baris ajir ganjil

1,3,5 demikian pula baris genapp dicabut

ajir genap 2,4,6.

2. Pembibitan

a. Praktek pengisian polibag di pre nursery

1) Alat : Cangkul, Ember, Cetok, Saringan

2) Bahan : Tanah, Pasir, Pupuk, Polybag

3) Petunjuk pelaksanaan

a) Dihitung kebutuhan tanah,pasir dan pupuk

yang diperlukan.

b) Dilakukan penyaringan pada tanah dan pasir

sehingga didapat pasir yang halus, hal ini

bertujuan agar memudahkan perakaran bibit.

c) Lakukan pencampuran sesuai hitungan

d) Masukkan ke polybag, dengan syarat diisi

penuh dan di kasih jarak kurang lebih 2 cm

dari leher polybag dan cukup padat.

e) Polybag yang sudah di isi diakukan

penataan.

3. Penanaman

b. Pembuatan lubang tanam

1) Alat : Cangkul, Meteran, Dodos, sabit

2) Bahan : Bibit Siap Tanam

3) Petunjuk pelaksanaan
19

a) Lubang tanam dibuat tepat pada

ajir/pancangyang sudah dipasang pada

Pelaksanaan pengajiran

b) Ukuran lubang tanam bermacam-macam tergantung

pada komuditas dan ukuran polybag

c) Pelaksanaan pembuatan lubang tanam.

d) Buatlah ukurang lebar lubang terlebih dahulu

dengan ajir tepat ditengah ukuran tersebut.

e) Tangah dicangkul sedalam ukuran lubang,

dengan memisahkan lapisan top soil dengan

lapisan sub soil, lapisan top soil di sebelah

kiri lubang dan sub soil disebelah kanan

lubang

f) Pada tanah ringan kedalam lubang dibuat agak

miring sedangkan pada tanah berat kedalaman

lubang dibuat tegak lurus.

g) Pada tanah yang banyak uret, jamur dll,

sebaiknya lubang ditanam dibiarkan beberapa

saat agar terkena sinar matahari lebih

dahulu.

b. Penanaman bibit

1) Alat : cangkul,ember,angkong

2) Bahan : Bibit tanaman, Pupuk

3) Tata pelaksanaan
20

a) Waktu penanaman bibit yang tepat adalah

awal musim penghujan dengan harapan ketika

memasuki musim kemarau bibit tumbuh dengan

baik dan perakaran suduah berfungsi dengan

baik

b) Bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat

c) Bibit diangkut ke lokasi

d) Bibit yang sudah diangkat ke lokasi ditaman

hari itu juga.

e) Pelaksanaan pekerjaan

f) Pada dasar lubang di beri pupuk dasar

terlebih dahulu

g) Bagian dasar polibag diiris tipis

h) Polibag dimasukkan kedalam lubang dan

dijaga agar tanah dalam polibag tetap utuh

i) Polibag bagian samping ditarik keluar dari

lubang dengan cara diiris terlebih dahulu.

j) Tanah galian dimasukkan kedalam lubang

dengan mendahulukan tanah lapisan top soil

diikuti dengan tanah sub soil dan

dipadatkan sampai bibit tidak goyah dan

dibuat sedikit cembung sampai pada batas

leher akar.
21

k) Plastik polybag dipancangkan pada ajir

sebagai tanda bahwa bibit telah ditanam.

3. Pemeliharaan

a. Pemupukan

1) Alat : timbangan, kantong plastik

2) Bahan : Pupuk Urea,SP36 dan KCl

3) Petunjuk pelaksaaan

a) Timbang pupuk urea sebanyak 0,95 kg

berdasarkan hitungan.

b) Timbang pupuk SP36 sebanyak 1.21 kg

berdasarkan hitungan.

c) Timbang pupuk KCl sebanyak 0.73 kg

berdasarkan hitungan.

d) Campurkan hingga rata sehingga tanaman

mendapatkan campuran yang merata.

e) Ditaburkan di sekitar piringan pohon

pokok.

b. Pemupukan dengan cara injeksi

1) Alat : bor, selang, botol, plastik

2) Bahan : pupuk dalam bentuk ion

3) Petunjuk pelaksanaan

a) Dicari pohon pokok yang akan dijadikan

sampel.
22

b) Dilakukan pengeboran pada batang dengan

kemiringan 40o hingga menembus jaringan

xilem dari batang.

c) Pupuk cair dimasukkan dalam botol yang

sudah di lobangi tutupnya dan dicampurkan

air

d) Sambungkan lobang yang telah dibuat pada

batang pokok dan lobang yang ada pada

tutup botol dengan selang, pastikan tidak

bocor.

e) Tutup botol dengan plastik untuk mencegah

tumbuh jamur dalam botol yang berisi

pupuk.

c. Pengendalian Gulma

1) Alat : spayer, cangkul, sabit

2) Bahan : Herbisida, Air

3) Petunjuk pelaksanaan

a) Pengendalian dengan cara mekanis

b) Dilakukan pembersihan di areal tanamn

menggunakan cangkul dan sabit.

c) Pengendalian dengan cara chemis

d) Disiapkan alat peneyemprot, air dan

herbisida.
23

e) Dimasukkan air kedalam penyemprot air dan

herbisida.

f) Dilakukan penyemprotan di daerah tanaman.

g) Penyemprotan dilakukan tidak boleh melawan

arah angin, menggunakan alat keselamatan

kerja.

d. Leaf sampling unit ( LSU )

1) Alat : gunting

2) Bahan : Pokok yang akan di sampling

3) Petunjuk pelaksanaan

a. LSU pada Kelapa Sawit.

Diambil daun pada pelepah ke 17 dan pada

pasangan daun ke 16 di tandai dengan

adanya duri malu.

Dikirim ke lab,lakukan pengeringan

dengan oven bila terjadi keterlambatan

pengiriman ke Lab.

4. Taksasi Panen dan Panen

A. Taksasi kopi, kakao, karet dan kelapa sawit

b. Alat :ember, alat tulis, timbangan,

penggaris, gunting pangkas, kalkulator,

talang sadap, mal sadap, mangkok sadap,

pisau sadap
24

c. Bahan : tanaman Kopi,kakao, karet dan

kelapa sawit.

d. Petunjuk pelaksanaan

a) Dicari rata-rata jumlah buah dalam 1 kebun

kemudian dikalikan populasi tanaman yang

menghasilkan akan diperoleh jumlah buah

dalam 1 kebun

b) Tentukan randemen, persentase buah biji

ganda, biji tunggal, biji kosong dan

jumlah kilogram ose dari pehitungan

tersebut diperoleh perkiraan produksi

kebun.

- Taksasi Kakao

1) Tentukan tanaman sample 5% dari jumlah

populasi tanaman menghasilkan

2) Semua tanaman sampel yang sudah

ditentukan,dihitung semua buah yang ada dan

diukur masing-masing panjang buah dan

diklasifikasi sebagai berikut.

a) buah yang mempunyai panjang 1-10 cm

kemungkinana dapat dipanen 10%.

b) buah yang mempunyai panjang 11-20 cm

kemungkinana dapat dipanen 60%.


25

c) buah yang mempunyai panjang >20 cm

kemungkinana dapat dipanen 90%.

d) Dari data ukuran buah yang sudah di

klasifikasikan dijumlahkan, akan diperoleh

jumlah buah dari 1 pohon sampel.

e) Dihitung rata-rata jumlah buah/pohon dari 1

kebun dan dikalikan dengan populasi tanaman

menghasilkan akan dipeoleh jumlah buah dari

1 kebun

f) Jumlah buah dalam 1 kebun dibagi 25 atau 30

akan diperoleh perkiraan biji kering dalam

1 kebun tersebut.

- Taksasi Karet

1) Menentukan tanaman yang menjadi sampel,

sebanyak 5% populasi dari blok yang dipanen.

2) Pada setiap tanaman sampel yang dipanan dengan

rumus sadap yang berlaku dikebun ( S2D2 atau

S2D3)

3) Volume lateks diukur dan dikentalkan

selanjutnaya dipres/ditekan untuk dikeluarkan

airnya, hasilnya ditimbang diperoleh karet

basah

4) Hasil karet basah dirata-ratakan dari seluruh

tanaman sampel kemudian dikalikan dengan


26

jumlah total tanaman dalam kebun diperoleh

berat total karet basah dalam kebun.

- Taksasi Kelapa Sawit

1) Dicari angka kerapatan Panen ( AKP ),AKP

adalah persentase sebaran pohon yang dapat

dipanen di suatu ancak tanman menghaislkan

2) Dicari jumlah pemanen, jumlah alat

tranportasi, lama waktu pengangkutan dan

biaya.

a. Panen kelapa sawit, panen kakao, panen kopi dan

panen karet

1) Alat : dodos,egrek, karung, ember,gunting,

pisau sadap

2) Bahan : Tanaman siap Panen

3) Petunjuk pelaksanaan

a) Pemanenan kelapa sawit

Tandan buah matang harus mempunyai

sedikitnya 2 brondolan di piringan

sebagai tanda dapat dipanen

Pelepah yang ditunas dipotong dan disusun

rapi pada gawangan. Seluruh buah matang

dan broondolan harus dipanan

,dikumpulkan, dan dikirim kepabrik.

Rotasi panen diperlukan 7-10 hari


27

Tandan buah dan brondolan disusun dengan

rapi pada tempat pengumpulan hasil (TPH)

untuk pengangkutan ke pabrik tangaki

tandan buah dipotong, dan seluruh kotoran

TBS dibersihkan sebelum diangkut.

b) Panen kakao

Buah yang sudah masak ditandai dengan

perubahan warna kulit. Buah muda yang

berwarna hijjau setelah masak berwarna

kuning. Sedangkan buah yang muda berwarna

merah pada saat muda akan berwarna orange

setelah masak

Hindari pemetikan buah yang masih mentah

atau buah yang lewat masak sebab biji

seringkali sudah berkecambah didalamnya.

Dalam proses pemetikan gunakan benda tajam

seperti gunting atau pisau pada tangkai

buah sehingga tidak merusak bantalan

bunga, karena bantalan bunga pada kakao

ada dibatang.

c) Penen kopi

Buah kopi yang sudah matang berwarna

merah, buah yang setengah matang berwarna


28

kuning, buah yang masih muda berwarna

hijau dan buah yang lewat matang akan

berwarna kehitam-hitaman.

Dilakukan pemetikan buah yang matang

sempurna ( pemetikan selektip), pemetikan

buah terhadap dompolan yang masak (

pemetikan setengah selektif ) dan

pemetikan semua ( pemetikan racutan )

d) Panen karet

Dilakukan persiapan alat seperti pisau

sadap, gelas latek dsb. Pohon karet yang

siap disadap yaitu 60 % dari jumlah pohon

memiliki diameter kurang lebih 50 cm dari

jumlah populasi.

Dilakukan pembukaan sadap dengan tinggi

130 cm dari atas tanah dengan kedalaman

sadapan kurang lebih 1-1,5 mm dari

kambium,dalam pembukaan sadap biasanya

menggunakan mal sadap dengan kemiringan

irisan 40o

Penyadapan dilakukan dengan rumus 2S2D

untuk musim hujan dan 2S3D untuk musim

kemarau.
IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN & PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Praktek Lapangan

1. Persiapan lahan

a. Persiapan Lahan

Land Preparation (LP) adalah kegiatan

pembukaan dan pengolahan lahan hingga siap

ditanami kelapa sawit. Berdasarkan jenis

pekerjaan Land Clearing dilakukan menurut

tahapan yaitu Imas, tumbang, perun, pembuatan

jalan/jembatan, pembuatan tapak kuda/teras.

Dalam Praktek Lapangan ini praktikan melakukan

pengimasan. Imas merupakan kegiatan pemotongan

kayu-kayu kecil yang memiliki diameter kurang

dari 15 cm dan memiliki tujuan untuk memberikan

jalan kepada pekerja yang akan melakukan

pekerjaan tumbang (Pahan,2006).

Dalam proses land clearing setelah lahan

di imas maka memudahkan pengerjaan penebangan,

dalam penebangan bisa dilakukan dengan kapak

ataupun gergaji mesin, ,menumbangkan

menggunakan gergaji mesin sama produktifitasnya

dengan 6 orang memakai kapak. Pengoperasain

menggunakan gergaji mesin memerlukan


29
30

keterampilan khusus tinggi penebangan dari

permukaan tanah tergantung pada diameter

batanguang ditumbangkan. Teknik menggunakan

gergaji mesin biasanya menggunakan sistem

tumbang langgar, yaitu pohon dalam jumlah

tertentu hanya dipotong 2/3 bagian diamter

batangnya. Dalam penebangan pohon perlu

diperhatikan arah jatuh pohon, kemiringan

pohon, arah angin, kecepatan angin, dan arah

kemiringan lahan. (Pahan,2006)

b. Pemancangan

Dalam kegiatan Penanaman ini peserta PL

melakukan pengaturan jarak tanam/pancang,

lubang tanam sampai dengan penanaman. Dalam

proses pemancangan petama-tama menetukan luasan

areal yang akan ditanam kemudian menancapkan

mother steak yang mana mother steak ini

betujuan sebagai patokan untuk melakukan

pemancangan.

Hasil yang diperoleh dari yang dilakukan

saat PL adalah waktu dalam pembuatan ppancang

sekkitar 22 menit dengan jumlah pekerja 18

orang dan menghasilkan 14 pancang. Untuk 1 HK

yang dapat dikerjakan dengan jumlah orang 18


31

pekerja dan per 1 orang dapat mengerjakan 17

pancang per HK. Prestasi kerja yang didapat

adalah 8,41 HK/ha. Dari gambar diatas dapat

diperhatikan mata 5 yang dimaksud adalah tiap

orang mengamati kelurusan dari tiap ajir yang

akan di patok. Setelah semua selesai dipatok

maka dilakukan pencabutan apa ajir yang

digunakan sebagai pembantu dalam proses

pematokan ini.

Gambar 1. Pemancangan.

2. Pembibitan

1. Pembibitan pre nursery

Dalam pembibitan pre nursery ini

pembibitan dilakukan dibawah naungan, dalam

pembuatan naungan memanjang kearah utara ke

seleatan Fungsi naungan adalah untuk

mendapatkan cahaya yang optimal untuk tanaman

yang dinaungi sehingga tanaman tersebut tidak

mengalami kematian akibat terlalu banyak


32

mendapatkan cahaya yang berlebihan sehingga

tanaman tersebut mengalami kematian akibat

cahaya sianar matahari yang terlalu banyak

diserap atau dikenakan ketanaman tersebut..

Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat di pre

nursery yakni mengayak 4 menit dilakukan dengan

4 orang dan menghasilkan 107 polibag dengan HK

0,1/1000 polibag. Kemudian mengisi tanah

kedalam polibag memerlukan waktu 12 menit

dengan pekerja 4 orang dengan hasil 107 polibag

dengan prestasi 0,26 HK/1000polibag. Kemudian

menanam kecambah sawit kedalam polibag

memerlukan waktu 3 menit dengan 4 pekerja dan

menghasilkan 20 polibag dan prestasi kerja 1,2

hk/100 polibag.

Gambar 2. Persiapan media tanam untuk pembibitan Pre

Nursery
33

2. Pembibitan Main Nursery

Sedangkan untuk kegiatan Main Nursery

Praktikan Pemindahan Bibit karet ke polybag.

Dalam pengisian ini diharapkan padat, hal ini

bertujuan agar ketika disiram media tidak

tengelam menurun karena kurang padat.

Pembibitan ini adalah tahap terakhir pembibitan

pada semua jenis komoditas. Pada komoditas

kelapa sawit, Main Nursery meliputi pengisian

tanah kedalam polibag yang besar dilakukan

seminggu sebelum peletakan tanaman. Dikarenakan

agar tanah yang sudah terisi diharapkan dapat

memadat dahulu kemudian unsur hara yang

didalamnya terisi banyak agar tanaman dapat

tumbuh dengan optimal.

Yang dilakukan yaitu mengayak tanah

memerlukan waktu 10 menit dengan jumlah pekerja

4 orang dan menghasilkan 12 polibag dan

prestasi kerja 7,9 HK//1000bibit. Kemudian

pengisian tanah kepolibag memerlukan waktu 6

menit dengan pekerja 4 orang dengan prestasi

kerja 4,76 HK/1000 bibit. Kegiatan selanjutnya

membuat pancang memerlukan waktu yang sama

dengan pekerja 2 orang menghasilkan 12 polibag


34

dengan prestasi kerja 1,58 HK//1000 bibit.

Kegiatan terakhir yaitu membuat lubang

memerlukan waktu 2,5 menit dengan pekerja 2

orang mengasilkan 12 polibag dan prestasi kerja

1,73 HK//1000 bibit.

Gambar 3. Persiapan media tanam dalam polybag

3. Penanaman

1. Pembuatan lobang tanam

Setelah selesai pembuatan jarak

tanam/pemancangan maka dilakukan pembuatan

lobang tanam. Pembuatan lobang tanam dilakukan

dengan menentukan lobang yang akan dibuat tepat

pada titik yang ditentukan dalam kegiatan

pemancangan, dalam pembuatan lobang tanam besar

lubang dan kedalaman disesuaikan dengan bibit

yang akan ditanam. Dalam pembuatan lobang tanam

tanah top soil dan sub soil harus di pisahkan,


35

untuk membedakan tanah top dan sub soil yaitu

tanah top soil terluhat lebih terang dan

subsoil lebih gelap. Kemudia pada dasar lobang

di berikan pupuk dasar. Tujuan pemisahan tadi

adalah ketika bibit di tanam tanah top soil

berada dibagian bawah dan subsoil di bagian

atas, hal in karena tanah pada sub soil lebih

baik dari pada top soil dan tanah top soil tadi

menjadi lebih baik karena mendapat pupuk dasar

Gambar 9. Pembuatan lubang tanam.

2. Penanaman

Setelah lubang tanam siap maka dilakukan

penanaman. Proses penanaman ini dilakukan

dengan dengan cara mengiris dasar polybag dan

menaruh di lobang tanam, setelah bibit sudah

berada didalam lobang tanam maka polybag di

iris dari bagian samping dan ditarik keluar

sehingga polybag terlepas. Setelah itu tutup

tanaman dengan padat dan dibuat cembung untuk


36

mencegah air tegenang. Setelah selesai polybag

di ikat pada patok untuk menandakan bahwa

tanaman sudah ditanam.

Gambar 10. Penanaman

4. Pemeliharaan Tanaman

1. Weeding

Dilakukan di lapangan yaitu melakukan

pembersihan gulma di sekitaran pohon sawit

menggunakan cangkul dan sabut untuk cara

mekanis sedangkan cara chemis dilakukan

penyemprotan terhadap gulma. Tujuan dari

kegiatan weeding ini adalah untuk memaksimalkan

penyerapan unsur hara oleh tanaman pokok karena

tidak terjadi persaingan antara pokok dan gulma

sehingga tanaman pokok dapat tumbuh dengan

optimal.
37

Gambar 11. Penyemprotan dalam kegiatan weeding dengan

metode chemis

Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di

Kebun KP2 Ungaran, dilakukan kegiatan

pemeliharaan tanaman seperti kegiatan

Pengendalian Gulma yang terdiri dari mekanis

dan khemis. Berikut adalah perhitungan prestasi

kerja untuk 476 pohon yakni 0,069 ha dengan

rata-rata penyemprotan 8 menit ditambah

penyiapan 5 menit menjadi 13 menit.

Gambar 12. Weeding dengan cara mekanis


38

Menghitung prestasi kerja mekanis untuk

pemberihan lahan yakni memerlukan waktu 13

menit dengan pekerja 18 orang dan dapat

memberksikan lahan 234 menit/orang untuk luas

37m2.= prestasi kerja yang diperoleh yakni 149

hk/ha.

2. Pemupukan

Dalam kegiatan pemupukan ini peserta

diajarkan untuk mencampur pupuk, dan melakukan

pemupukan baik secara konvensional maupun

menggunakan cara injeksi. Dalam kegiatan

pemupukan dengan cara di taburkan di sekitar

tanaman dan ditutup kembali dengan tanah,

tujuan dari penutupan adalah agar mengurangi

penguapan pupuk tersebut. Sehingga dapat

terserap maksimal oleh tanaman.

Gambar 13. Pemupukan.


39

5. Taksasi Panen dan Panen

Dalam kegiatan panen sebelum dilakukan panen

perlu dilakukan taksasi. Taksasi adalah

memperkirakan jumlah hasil yang akan di dapat.

Dalam kegiatan PL di KP2 Ungaran. Peserta PL

melakukan taksasi pada tanaman kopi,kakao,karet dan

kelapa sawit.

1. Taksasi kopi

Dalam kegiatan taksasi kapi petama diambil 5%

sampel dari jumlah populasi. Kemudian sampel

tersebut dilakukakn perhitungan: jumlah cabang

produksi, rata-rata jumlah dompolan buah/ cabang

produksi, rata-rata jumlah buah/ dompol kemudian

dilakukan perkalian a x b x c diperoleh jumlah

buah dama 1 pohon sampel. Kemudian di dapatkan

hasil rata-rata buah dalam 1 kebun dan

didapatkan randemen dari biji kopi. Dalam PL

kali ini di ambil 2 pohon sebagai sampel/

kelompok kerja. Jumlah populasi pada kebun karet

ini sekitar 1600 tanaman dengan luas tanaman

2,5m x 2,5m. Dengan cabang produktif sebanyak

25, jumlah dompolan 94 dan jumlah rerata

buah/dompol 28,9. Didapatkan jumlah buah

1.086.000 buah. Tonase buah tersebut sebanyak


40

1,7376 ton. Karena jenis kopi diKP2 adalah

robusta maka berat kopi kering jenis ini

dikalikan 20% dari 1,7376 ton sehingga berat

kopi kering sebanyak 0,347 ton. Harga kopi

gelondong sebesar Rp. 12.145.000,-

Gambar 14. Taksasi pada kopi

2. Taksasi karet

Proses taksasi karet dilaksanakan untuk

jumlah tanaman per Ha dan diambil sampel

sebanyak 5 % dari total populasi tanaman

karetnya. Untuk hasil praktik yang dilaksanakan,

taksasi diperoleh prestasi kerja 1,48 HK/Ha,

untuk kkk didapatkan sebesar 7,2kg/hadan

didapatkan lateks cair sebanyak 3,6 ton/1

Ha/tahun per 150 kali sadap.


41

Gambar 15. Taksasi pada tanaman karet

3. Taksasi kelapa sawit

Dilakukan 2 kali proses taksasi dikarenakan

terdapat 2 jenis sawit yang ada yakni TM 5 dan TM

9. Pada setiap TM dilakukan 2 kali jenis taksasi

berdasarkan umur tanaman yakni buah siap panen

esok hari dan 6 bulan kedepan. Pada TM 5 yang

akan dipanen esok hari didapatkan AKP sebesar

2,045, TBS 292,4, tonase sbesar 87,2 ton/blok.

Transport yang dibutuhkan sebanyak 5 truk dengan

3 truk yang pulang pergi. Selanjutnya pada TM 5

yang akan dipanen 6 bulan lagi diperoleh AKP

sbesar 354,5%, TBS sebesar 506,93 dan tonase

sbesar 5069,35 kg/ha. Transport yang digunakan

sbanyak 8 truk yang semuanya melakukan pulang

pergi.

Pada TM 9 yang akan dipanen esok hari

didapatkan AKP 86,36%, TBS 122,98kg, tonase 36,88

ton/blok. Pemanen yang dibutuhkan sebanyak 46

orang/ blok dan transport sebanyak 4 truk

berukuran 800kg. Untuk TM 9 yang akan dipanen 6


42

bulan kedepan didapatkan AKP 2,81, TBS 402,974,

tonase 120,89 ton/blok. Pemanen yang dibutuhkan

sebanyak 151 orang/blok dan transport yang

dibutuhkan 5 truk dengan catatan 3 kali pulang

pergi.

4. Taksasi kakao

Taksasi pada kebun kakao dilakukan

menggunakan kriteria dari buah kakao. Kriteria I

yakni buah dengan panjang 1-10 cm, II dengan

panjang 11-20 cm, dan kriteria III >20 cm. Jarak

tanam yang digunakan pada tanaman kakao yakni 3

x 3 m. Disampling sebanyak 5% dari populasi.

Setelah didapatkan jumlah POD per kriteria

langsung dikalikan persenan layak diolah.

Kriteria I sekitar 10%, II sekitar 60%, dan III

90%.

Populasi pada kebun kakao ini sebanyak 1111

pohon/ha. Maka yang disampling sebanyak 55

pohon. Tetapi kenyataannya hanya sebanyak 23

pohon atau setengah hektarnya. Pada kriteria I

didapatkan 248 POD dan yang diolah sebesar 24,8%

POD, II 226 POD sekitar 135,6 POD, dan II 9 POD

sekitar 8,1 % POD kakao kering. Total semua yang

dapat diolah adalah 168,5 POD/setengah ha.


43

KESIMPULAN

A. Persiapan lahan

1. Pada penanaman perlu diperhatikan jarak tanam dan

lobang tanam, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan

baik dan rapi.

2. Kayu yang lebih kecil dari 15 cm dilakukan

pengimasan, kalau lebih dari 15 cm ditebang.

3. Dalam sistem petanian yang baik dan benar, jarak

tanam sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan

dilapangan, jarak tanam sangat berkaitan dengan

hasil produksi tanaman.

B. Pembibitan

1. Posisi tanam biji kakao, punggung biji berada

diatas sehingga bakal akar akan tumbuh kebawah dan

bakal batang akan tumbuh ke atas.

2. Tanah sebelum digunakan harus disaring terlebih

dahulu untuk memudahkan perakaran.

3. Dalam pre nursery digunakan media pasir karena

didalam biji masih terdapat cadangan makanan untuk

pertumbuhan tanaman tersebut, dan untuk memudahkan

perakaran karena biji masih muda.

C. Penanaman

43
44

1. Pada pembuatan lubang tanam menggunakan mal tanah,

fungsinya menentukan seberapa besar lubang tanam

yang harus digali.

2. Sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang tanam

bagian bawah polybag dibuka dengan cara menyayat

agar pertumbuhan akar tak terhambat.

3. Penimbunan bibit tidak boleh terlalu rendah atau

terlalu tinggi, jika terlalu rendah akan menjadi

tempat genangan air disekitar leher bibit.

D. Pemeliharaan

1. Pemeliharaan tanaman seperti kegiatan Pengendalian

Gulma yang terdiri dari mekanis dan khemis.

2. Prestasi kerja mekanis = 56,74 hk/ha dan dalam 1

Ha harus memiliki 24 orang pekerja.

3. Prestasi kerja khemis = 84 pohon/jam/orang dan

dalam 1 ha harus 24 orang.

E. Taksasi Panen dan Panen

1. Hasil taksasi kakao yang di dapatkan adalah buah

yang dapat dipanen adalah 60 % adalah 9 buah.

2. Saat panen kelapa sawit, pendodosan harus

dilakukan dari samping jangan ditengah, ini

memudahkan dalam pengambilan buah matang.

3. Untuk memanen buah kakao harus digunakan gunting

yang tajam agar tidak merusak bakal bunga baru.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. Buku panduan pelaksanaan PL. institut


petanian Stiper: Jogjakarta.
Adiwiganda, R. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan
Perkebunan KelapaSawit. Gajah Mada University
Press:Jogjakarta
Astuti, S., 2014. Pengelolaan Sumber Daya Lahan.
Universitas Sumatera Utara: Medan.
Choirunnisa, F., 2009. Dasar-Dasar Keteknikan
Pengolahan. Liberty: Jogjakarta.
Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia:
Jakarta.
Ida, M., 1986. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya:
Jogjakarta.
Vicky R.B. Moniaga, 2011. Analisis Daya Dukung Lahan
Petanian. Nur Cahaya: Jogjakarta.
Notohadiprawiro, 1987. Tanah Tata Guna Lahan dan Tata
Ruang Dalam Analisis Dampak Lingkungan.
Universitas Gadjah Mada Press: Jogjakarta.
Nurdin, H., 2014. Morfologi, Sifat Fisik, dan Kimia
Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Pahang, I., 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis
dari Hulu hingga Hilir.Penebar Swadaya: Jakarta.
Subroto, 2003. Pengendalian Lahan Kelapa Sawit.
Universitas Sumatera Utara: Medan.
Supardi, N. I., 2007. Pengecilan Ukuran Produk
Petanian. Andi Offset: Jogjakarta.
Susanto, 1994. Tanaman Kakao budiaya dan pengolahan
hasil. Kanisius: Jogjakarta.
Syam, A., 2003. Sistem Pengelolaan Lahan K`pering di
Daerah Aliran Sungai Bagian Hulu. Jurnal Litbang
Petanian: Bogor.
Utomo, H., 1989. Konservasi Tanah di Indonesia.
Rajawali Pers: Jakarta.

45
LAMPIRAN
Lampiran I. Peta kebun KP2 Ungaran

65
68

Anda mungkin juga menyukai