Tugas Makalah Politik Hukum Terkait Kenotariatan
Tugas Makalah Politik Hukum Terkait Kenotariatan
Tugas Makalah Politik Hukum Terkait Kenotariatan
Dosen Pengampu :
Dr. Mochamad Isnaeni Ramdhan, S.H.,M.H
Disusun Oleh:
Abdul Razak Sitorus
KENOTARIATAN A
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengukur suatu perbuatan atau tindakan telah sesuai atau tidak dengan
Dalam setiap lima tahun sekali, Negara Indonesia memiliki suatu pesta
akbar yang mana pesertanya adalah seluruh rakyat Indonesia yang peduli
Pemilu).
atau kelompok yang mempunyai kemampuan atau kewajiban untuk bicara dan
bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar melalui partai politik.
Pada pokoknya mereka yang akan maju mewakili partai politik tertentu
tersebut pasti memiliki sebuah kepentingan akan dari dirinya dan
golongannya.
bertidak sebagai pelayan masyarakat. Hal ini karena notaris adalah pejabat
adalah orang yang memiliki kedudukan yang sama dengan orang yang lain
3. Pasal 8 ayat (1) huruf e UUJN, jika notaris merangkap dengan jabatan
4. Pasal 11 ayat (1) dan (2) UUJN, Jika seorang notaris akan diangkat
B. Rumusan Masalah
3. Siapa yang bertanggung jawab terhadap akta yang dibuat oleh notaris
C. Tujuan Penulisan
terhadap akta yang dibuat oleh notaris sebelum menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN
Politik adalah kegiatan dalam suatu usaha politik atau negara yang
yang dibuat oleh badan yang berwenang yang berisi perintah ataupun larangan
anggotanya. Dan salah satu pelaksana hukum itu sendiri adalah notaris.
Dengan telah mendapat hak yang legal untuk menangani perhubungan hukum
antar masyarakat. Selain itu, akta yang dibuat oleh notaris merupakan suatu
produk hukum yang diakui kebenarannya, yaitu suatu produk yang lahir oleh
Perwakilan Rakyat
wewenang yang timbul dari freis ermessen yang dilekatkan pada administrasi
negara untuk mewujudkan suatu tujuan yang dibenarkan oleh hukum. Profesi
notaris disebut juga sebagai salah satu penegak hukum karena notaris
1. Penolakan bagi seseorang yang menduduki posisi ganda, entah itu diposisi
eksekutif maupun legislatif dan disaat yang sama dianya memimpin partai
politik.
2. Dipandang bahwa tidak etis dua jabatan dipimpin atau dikendalikan oleh
satu orang.
4. Model rangkap jabatan yang paling disorot adalah dalam bentuk jabatan
jabatan notaris dengan pejabat negara apabila dilihat dari UUJN saja. Dalam
Pasal 17 huruf d juncto Pasal 11 ayat (1) mengenai larangan notaris yang
merangkap jabatan sebagai pejabat negara dan apabila notaris tersebut terpilih
menjadi pejabat negara maka notaris tersebut wajib mengambil cuti selama
menjabat sebagai pejabat negara tersebut. Jika menurut Pasal 11 ayat (1) dan
(2) UUJN, untuk Notaris wajib mengangkat Notaris Pengganti yang akan
Pejabat Negara, maka Notaris dapat melanjutkan lagi tugas jabatannya sebagai
Notaris (Pasal 11 ayat (3) (6) UUJN) maka dapat dikategorikan bahwa
Pemilu tahun 2012, dimana dalam Pasal 51 ayat (2) huruf g, yang mengatakan
bahwa mereka yang mau mencalonkan menjadi anggota DPR (pejabat negara)
harus membuat pernyataan bersedia untuk tidak berpraktek sebagai notaris dan
menurut Pasal 30 Peraturan Kepala BPN Nomor 1/2006 wajib berhenti dan
Nomor 10 Tahun 2008 dilarang praktek, dengan kata lain Notaris/PPAT yang
bersangkutan bukan lagi harus cuti, tapi harus mengundurkan diri atau
Notaris/PPAT, juga ikut ujian PPAT lagi, dengan kata lain tidak lain tidak
yang bersangkutan. Ini artinya notaris yang terpilih menjadi anggota DPR
tidak boleh membuka kantornya dengan kata lain tidak berpraktek, karena
anggota DPR untuk menjalani kedua tugas profesi yang berat itu pada waktu
yang bersamaan.
yaitu menurut menurut Pasal 11 ayat (1) dan (2) juncto ayat (3) (6) UUJN)
cukup cuti saja, dan setelah selesai cuti dapat mengambil kembali Surat
pejabat negara),
2. Pasal 11 ayat (1) UUJN dan Pasal 27 ayat (2) huruf c UUJN (Apabila
masalah status hukum yang timbul adalah apakah notaris harus cuti atau
berhenti.
cuti kepada MPP dan menunjuk notaris pengganti selama menjabat menjadi
anggota dewan. Sesuai Pasal 11 ayat (1 dan 2) UUJN. Dengan hanya cuti
berarti kantornya notaris tersebut masih tetap buka, dimana kantornya terdapat
notaris pengganti yang ditunjuk oleh notaris yang terpilih menjadi anggota
DPR. Dengan kata lain, yang cuti hanya jabatanya saja, sedangkan orangnya
tetap sebagai notaris. Seharusnya rekan notaris harus memilih salah satu.
Dengan hanya cuti berarti notaris yang menjadi anggota DPR tetap sebagai
pejabat umum, hanya saja dia tidak dapat menanda tangani akta. Di samping
itu hanya dengan mengajukan cuti, ditakutkan akan mengurangi eksistensi dari
notaris yang menjadi anggota DPR apabila hanya mengajukan cuti, berarti
namun notaris tersebut tetap saja menjabat sebagai pejabat umum. Dengan
masih terpajangnya papan nama dan terbukanya kantor notaris yang cuti
selama menjadi anggota DPR, maka notaris masih menerima klien. Bedanya
kedudukan notaris yang menjadi anggota DPR tersebut secara substansi sangat
berbeda.
1. Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) dan (2) UUJN, untuk notaris wajib
setelah tidak lagi memangku jabatan sebagai pejabat negara, maka notaris
dapat melanjutkan lagi tugas jabatannya sebagai notaris (Pasal 11 ayat (3)
Notaris (Pasal 11 ayat (3) jo (6) UUJN) maka dapat dikategorikan bahwa
Pemilu :
b. Dengan kata lain notaris yang bersangkutan bukan lagi harus cuti, tapi
baru, misalnya harus melihat formasi pengangkatan notaris, dengan kata lain
tidak lain tidak diperlukan keistimewaan apapun pada dirinya atau perlakukan
Dengan menggunakan Asas Preferensi Hukum, dalam hal ini Pasal 12 huruf l
aturan hukum yang khusus (lex spesialis), yang mengatur secara khusus
sebagai anggota legislatif wajib berhenti tetap atau mengundurkan diri sebagai
notaris.
Dengan adanya dua peraturan perundangan ini, harus ditinjau sejauh mana
pemahamannya itu, karena ada dua perbedaan yang mendasar. Jabatan notaris
itu, hukumnya termasuk lex specialis. Jadi kalau mereka mencalonkan diri
dalam hal ini UUJN. Kalau notaris ini memasuki jabatan lain dan sifatnya
sementara, maka notaris tersebut bisa cuti. Lain halnya, kalau jabatan itu
ada 2 (dua) undang-undang yang mengatur hal yang sama. Aksioma hukum,
anggota dewan.
2. Seorang notaris yang terpilih menjadi anggota DPR tidak harus berhenti
3. Soal rangkap jabatan juga sangat jelas diatur dalam UUJN, yaitu Pasal 17
setelah tidak lagi memangku jabatan sebagai pejabat negara, maka notaris
tertulis dan autentik yang diminta oleh masyarakat sebagai perwujudan adanya
perbuatan hukum dan digunakan sebagai alat bukti yang dapat dipertanggung
perbuatan tertentu itu (dengan diancam kebatalan jika tidak dibuat dengan)
akta autentik.
poin, yakni:
sebagai aturan hukum yang khusus (lex spesialis), yang mengatur secara
terpilih sebagai anggota legislatif wajib berhenti tetap atau mengundurkan diri
sebagai notaris. Jika ternyata ada notaris yang terpilih sebagai anggota
yang dapat diambil setelah menjalankan tugas jabatan selama 2 (dua) tahun
(Pasal 25 ayat (3) UUJN). Jumlah keseluruhan cuti yang diambil notaris tidak
lebih dari 12 (dua belas) tahun (Pasal 26 ayat (3) UUJN). Sesuai dengan
permasalahan pada saat notaris yang membuat, sedang menjalani cuti ialah
protokol notaris yang terpilih menjadi anggota DPR diserahkan kepada notaris
Berarti, meski notaris pengganti ditunjuk oleh notaris yang hendak cuti
merta lepas tanggung jawab apabila ada para pihak yang datang ke kantornya,
sehubungan dengan adanya akibat hukum terhadap akta yang dibuat oleh
yang terbaik.
bertanggung jawab atas akta ialah notaris yang membuatnya, meskipun notaris
sedang cuti menjadi anggota DPR. Dasar hukumnya Pasal 65 UUJN, yaitu
notaris bertanggung jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun protokol
notaris.
Notaris yang menjadi anggota DPR, tidak dapat menolak diperiksa
baik oleh majelis pengawas maupun penyidik berkaitan dengan akta yang
hak imunitas (Pasal 20A ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat menunjukkan sifat dan ke arah mana hukum akan dibangun dan
ditegakkan. Disamping itu, politik hukum dalam suatu negara hukum tidak
luput dari peranan berbagai penegak hukum dimana salah satu penegak
hukum dalam hal ini adalah notaris. Yang mana keberadaan notaris
notaris yang membuat akta sedang cuti selama menjadi anggota Dewan
permasalahan pada saat notaris yang membuat, sedang menjalani cuti ialah
akta yang dibuatnya. Berarti, meski notaris pengganti ditunjuk oleh notaris
notaris pengganti tidak serta merta lepas tanggung jawab apabila ada para
pihak yang datang ke kantornya, sehubungan dengan adanya akibat hukum
terhadap akta yang dibuat oleh notaris penunjuk. Notaris pengganti tetap
B. Saran
dapat dilepaskan dari kekuatan politik yang ada di dalamnya. Suatu negara
dari masyarakat luas sehingga produk yang dihasilkan itu sesuai dengan
sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan, martabat dan tanggung jawab
sebagai notaris, akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh
sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dengan
berhenti praktek bila terpilih. (Berhenti) Kalau sudah diterima, kalau sudah
menjadi bakal calon. Bersedia untuk tidak merangkap jabatan atau tidak
tidak berpraktek ketika sudah terpilih menjadi anggota DPR, DPRD dan
sedang diproses. Kalau PNS atau TNI/Polri kan masih menerima gaji
undangan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan
DPRD.
Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Perubahan UndangUndang No. 10
Tahun 2008 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 30
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (UUJN).
Memahami Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu DPR, DPD, dan
DPRD.