Literatur Difusi Osmosis
Literatur Difusi Osmosis
Literatur Difusi Osmosis
Transportasi sel dibagi menjadi dua yaitu transportasi aktif dan transportasi pasif.
Transportasi aktif yaitu transportasi lintas membran menggunakan energi yang berupa ATP.
Transportasi ini memerlukan energi karena transportasi ini melawan gradien konsentrasi.
Sedangkan transportasi pasif tidak membutuhkan energi karena hanya menuruni gradien
konsentrasi. Transportasi pasif dibedakan menjadi tiga yaitu difusi, difusi berfasilitasi dan
osmosis. Difusi yaitu transportasi zat dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan
konsentrasi rendah (hipotonis). Difusi berfasilitasi yaitu proses difusi dengan bantuan protein
pembawa untuk memindahkan zat dari satu sisi membran ke membran lain. Sedangkan osmosis
yaitu proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang
berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel
adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di
dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak
bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan
cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika
kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik. Dalam sistem osmosis,
dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan
hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya,
maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis,
pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut),
sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada
larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul
terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam
osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada di luar
permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuan S.J Jinger dan G. Nicholson pada tahun
1972 tentang teori membran yang dikenal sebagai model mozaik fluid. Dengan melihat struktur
seperti yang disebutkan di atas, membran bukan hanya sebagai pembatas suatu sel, tetapi lebih
kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain seperti berperan dalam lalu lintas keluar
masuknya sel. Transportasi molekul dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu transpor pasif dan transpor
aktif. Transpor pasif adalah proses perpindahan molekul menuruni gradient konsentrasi secara
spontan tanpa memerlukan energi. Sedangkan transpor aktif adalah transpor yang memerlukan
energi untuk melawan gradien konsentrasi. Osmosis merupakan salah satu contoh transpor pasif.
Osmosis adalah proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi
ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran selektif permeabel. Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang
larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan
tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Pelarut air yang
dimaksud dalam proses osmosis adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis
molekul yang lain, seperti gula, protein, atau molekul yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi
terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan osmosis.
Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau
disebut isotonik. Suatu sel bisa mengalami kondisi hipertonik ataupun hipotonik sehingga
menghasilkan sel yang krenasi atau plasmolisis karena adanya osmosis tadi. Osmosis adalah
difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis
merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu
sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2
dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Struktur dinding sel dan membran sel
berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut;
dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel
tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang
menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan di
dalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam
air. Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution
menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan
tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis). Besarnya tekanan
yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press. Osmosis memang
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Gaya unit per luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran
permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan
tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Dalam
uwiesunshine.blogspot.com (2010) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
osmosis antara lain : Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel.
Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya
rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi.
Ketebalan membran. Makin tipis membran, makin cepat proses difusi Suhu. Semakin tinggi
suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula
osmosisnya.
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat cair
maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang menyebabkan molekul zat
selalu dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat itu saling tarik-menarik atau saling tolak-
menolak. Difusi berlangsung dari larutan yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah,
sehingga kadar larutan tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi
zat terlarut dan suhu (Kimball, 1992).
Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-moslekul air dari larutan yang mengandung
molekul air tinggi menuju ke larutan yang molekul airnya rendah melalui selaput semipermeabel.
Dengan kata lain osmosis adalah peristiwa berpindahnya molekul-molekul air dari larutan yang
berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis).
Tumbuhan mengambil bahan makanan berupa air dan garam mineral yang terlarut di
dalamnya serta O2 dan CO2 dari lingkungannya. Pengambilan dan pengangkutan bahan makanan
terjadi melalui proses difusi, osmosis, dan transpor aktf. Zat-zat yang berupa air dan bahan
kimia masuk melalui akar, sedangkan gas O2 dan CO2 masuk melalui daun. Zat yang diperlukan
dan sisa-sasa metabolisme perlu ditransportasikan. Sistem transportasi sangat penting bagi
tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme tersebut. Transportasi yang
terjadi dalam tubuh hewan maupun tumbuhan berlangsung secara aktif maupun pasif .
(Dwidjoseputro, 1986).
Difusi adalah suatu proses berpindahnya suatu zat dari tempat dengan konsentrasi yang
lebih tinggi ketempat dengan kosentrasi yang lebih rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada
dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar
luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi zat terlarut dari suatu larutan ke dalam
larutan lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran tertentu yang permeable untuk zat
tersebut. Permeable dari membran ada tiga jenis, yaitu:
1.Impermeable ( tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya tidak dapat
melaluinya.
2.Permeable, yaitu membran yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu yang terlarut
didalamnya.
3.Semi permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat dilalui oleh
zat terlarut, misalnya membran sitoplasma.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1.Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
2.Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3.Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4.Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
5.Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan,
sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi
yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin
mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobik atau tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat
langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini
tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilik
atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur
kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini
dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan
mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk
spesifik partikel.
Laju difusi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1.Sifat zat
2.Konsentrasi
3.Suhu
4.Ukuran molekul atau partikel.
Sifat fisika dan kimia dari air:
1. Air adalah subdstansi kimia dengan rumus kimia H2O
2. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standart, yaittu
pada tekanan 100 kpa dan temperature 273,15 K
3. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting , yang memiliki kemapuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya.
4. Nama alternative air adalah aqua, dihidrogen monoksida, hydrogen monoksida.
5. Titk lebur 0 0C (273,15 K) (32 0F)
6. Titik didih 100 0C (373,15 K) (2120F)
7. Air sering disebut sebagai pelarut universal
8. Molekul air dapat diuraikan menjasi unsure-unsur asalnya
9. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan
replikasi
10. Air dibutuhkan pada proses fotosintesis dan respirasi
Sifat fisika dan kimia dari garam:
1. Rumus molekul garam adalah NaCL
2. Penampilan tidak berwarna, berbentuk Kristal putih
3. Densitas 2,16 g/cm3
4. Titik lebur 801 0C (1074 K)
5. Titik didih 1465 0C (1738 K)
6. Kelarutan dalam air 35,9 g/100 ml (250C)
7. Garam tidak bisa melewati selaput semipermeable
8. Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCL sehingga pHnya netral
9. Garam merupakan larutan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna
10. Ikatan ionic kuat (Na+) + (Cl-) selisih electron negatifnya lebih dari 27
Sifat fisika dan kimia dari metilen blue:
1. Titik didih :100 0C
2. Tekanan uap (mm Hg dan temperatur) :18-20 0C
3. Kepadatan uap (udara =1): 0,6
4. Warna biru, bau tidak berbau
5. Kepadatan (H2O=1) :1,02
6. Laju evaportasi (n-butyl alcohol=1) :1
7. Kelarutan dalam air : larut
8. Rumus mwtilen blue C6H18N3Cl53H2O
9. Indikator oksidator reduksi zat pewarna pada mikroskop
10. Larut dalam air dan alcohol
Sifat fisika dan kimia sukrosa (CuSO4)
1. Rumus molekul: C12H22O11
2. Berat molekul 342,29648 g/mol
3. Bentuk Kristal rasanya manis
4. Melting point 186 0C
5. Densitas 1587 g/cm3
6. Tidak berwarna, larut dalam air dan etanol
7. Solubility 200 g/L (150C)
8. Tidak larut dalam eter dan kloroform
9. Bersifat optis aktif
10. Dalam suasana asam tinggi akan mengalami invers menjadi glukosa dan fruktosa