Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata
Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata
Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang
terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah
mamalia dan terbagi lagi atas Reptil,Aves,Amphibi,dan Pisces Pada umumnya, semua jenis
mamalia memiliki Struktur pencernaan yang berbeda pada tubuhnya namaun ada pula yang
memiliki struktur pencernaan yang sama di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya.
Proses pencernaan setiap celass berbeda namun pada umunya proses pencernaan
merupakan hal yang dilakukan untuk perkemmbang biakan dan pertumbuhan. Dalam
Penceranaan disetiap kelas dibantu dengan kelenjar pencernaan untuk membantu proses
penyerapan makanan. Oleh karena itu perlulah kita mengetahui tentang karakteristik, struktur
tubuh, cara hidup, dan habitat dari setiap celass dalam struktur pencernaanya beserta
peranannya dalam kehidupan manusia guna menunjang pengetahuan
Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta
membuang CO2 dari dalam tubuh.Kita sering mendengar istilah respirasi eksternal dan
internal. Pada dasarnya, pengertian respirasi eksternal sama dengan bernapas, sedangkan
respirasi internal atau respirasi seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan
pembuangan zat sisa metabolisme sel yang berupa CO 2.Penyelenggaraan respirasi harus
didukung oleh alat pernapasan yang sesuai, yaitu alat yang dapat digunakan oleh hewan untuk
melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.Alat yang dimaksud dapat berupa alat
pernapasan khusus ataupun tidak.
Oksigen yang diperoleh hewan dari lingkungannya digunakan dalam proses fosforilasi
oksidatif untuk menghasilkan ATP.Sebenarnya, hewan dapat menghasilkan ATP tanpa
oksigen.Proses semacam itu disebut respirasi anaerob. Akan tetapi, proses tersebut tidak dapat
menghasilkan ATP dalam jumlah banyak. Respirasi yang dapat menghasilkan ATP dalam
jumlah banyak ialah respirasi aerob. Dalam proses anaerob, sebuah molekul glukosa hanya
menghasilkan dua molekul ATP, sementara dalam proses aerob, molekul yang sama akan
menghasilkan 36 atau 38 molekul ATP.Oleh karena itu, hampir semua hewan sangat sangat
bergantung pada proses respirasi(pembentukan ATP) secara aerob.Respirasi sel (internal) akan
menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan air,yang harus segera dikeluarkan dari sel.
1
B. Rumusan masalah
1. Bagiamanakah sistem pencernaan pada setiap kelas pada kingdom animalia?
2. Bagaimanakah sistem respirasi pada setiap kelas pada kingdom animalia?
3. Bagaimanakah sistem pencernaan makanan pada kucing?
4. Bagaimanakah sistem respirasi pada kucing?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada setiap kelas kingdom animalia.
2. Untuk mengetahui sistem respirasi pada setiap kelas kingdom animalia.
3. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada kucing.
4. Untuk mengetahui sistem respirasi pada kucing.
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Vertebrata
a. Sistem pencernaan ikan
Didalam mulut ikan terdapat lidah pendek yang tidak dapat bergerak. Ikan mempunyai
gigi pada rahang atas dan bawah, serta tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai
lendir. Ikan mempunyai hati, kantong empedu, dan saluran empedu yang bermuara ke dalam
usus. Pankreas ikan bersatu dengan hati, sehingga disebut hepatopankreas. Secara umum alat-
alat pencernaan ikan meliputi, rongga mulut, pangkal tenggorokan (faring), kerongkongan
(esofagus), lambung, usus, anus. Ikan juga mempunyai kelenjar pencernaan yaitu hati.
Mekanisme pencernaan makanan pada ikan, sebagai berikut :
Makanan pertama kali masuk ke dalam rongga mulut. Gigi ikan dijumpai pada rahang
atas sedangkan pada rahang bawah terdapat lidah. Ikan juga mempunyai kelenjar ludah.
Setelah melewati mulut makanan bergerak melewati pangkal tenggorokan dan
kerongkongan menuju lambung.
Lambung ikan berukuran agak besar untuk menampung makanan. Selanjutnya makanan
bergerak menuju usus dan terjadi proses penyarapan sari sari makanan. Sisa sari sari
makanan kemudian dikeluarkan melalui anus.
Seperti yang telah disebutkan di atas ikan mempunyai kelenjar pencernaan. Seperti
halnya pada manusia kelenjar pencernaan pada ikan tidak berperan mencerna makanan tetapi
memproduksi enzim yang membant proses pencernaan makanan pada ikan.
Hati
Hati ikan terletak pada bagian depan rongga dada dan dikelilingi oleh usus. Hati ikan
berwarna merah kecoklatan-coklatan.
Kantong empedu
3
Kantong empedu ikan terletak pada bagian depan hati dan berguna untuk menyimpan
cairan empedu. Kantong empedu ikan berwarna kehijau-hijauan dan mempunyai saluran yang
menghubungkan kantong empedu dengan usus. Cairan empedu pada ikan berguna untuk
mencerna lemak. Ikan tidak mempunyai pankreas.
Berdasarkan jenis makanannya ikan dibedakan menjadi ikan herbivora yang memakan
tumbuhan dan ikan karnivora yaitu ikan yang memakan ikan-ikan kecil. Sistem pencernaan
ikan herbivora tentu saja berbeda dengan ikan karnivora. Berikut perbedaan alat pencernaan
ikan herbivora dan ikan karnivora :
Ikan herbivora mempunyai gigi yang tumpul dan halus sedangkan ikan karnivora
mempunyai gigi yang runcing.
Ikan herbivora tidak memiliki lambung dan usus bagian depan ikan herbivora membesar
menyerupai bentuk lambung sedangkan pada ikan karnivora lambungnya memanjang.
Ikan herbivora mempunyai usus yang lebih panjang dari panjang tubuhnya sedangkan ikan
karnivora ususnya lebih pendek dari panjang tubuhnya
Ikan herbivora mempunyai tapis insang yang panjang dan rapat sedangkan ikan karnivora
mempunyai tapis insang yang pendek dan tidak rapat.
4
intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping
itu ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan
yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan
masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang
besar ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum. Hepar yang
besar terdiri dari beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung
sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui
ductus Cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran
gabungan dengan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat
lemak. Bahan yang merupakan sisa di dalam intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya
di keluarkan melalui anus.
Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada beberapa
amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai
lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung. Usus
menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak
dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif
panjang, menggulung yang membuka kloaka. Secara berturut-turut saluran pencernaan pada
katak meliputi:
Rongga mulut : terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk
menangkap mangsa.
Ventrikulus : berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus dan saluran keluar menuju
anus.
Intestinum (usus) : dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.
Usus Halus : duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5
Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi
dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna
merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati
berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna
kehijauan dan pancreas bewarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas
jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.
Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus
halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke
kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
6
Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak
diantara lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-
kuningan.
Secara Mekanis dirongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis oleh lidah menuju
kerongkongan (oesophagus) disini bahan pakan tersebut menuju tembolok, selanjutnya
didorong menuju empedal dan didalam empedal (ampela) bahan makanan mengalami
proses pengecilan partikel secara mekanis agar luas permukaan serapannya menjadi lebih
luas atau lebar dan enzim pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih dalam.
Kelenjar yang banyak didalam tubuh burung mempu mencerna pakan secara
enzimatis, di dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh amilase ptyalin untuk
7
mengubah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Di dalam lambung, pakan yang
dalam proses pencernaan (ingesta) diasamkan oleh keberadaan asam khlorida (HCI) atau
asam lambung. Asam ini sangat penting untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
yang sangat dibutuhkan untuk mencerna protein menjadi pepton (senyawa protein yang
lebih sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus halus.
Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu
duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat pangkreas yang
menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase untuk mencerna pati
menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting untuk mencerna lemak menjadi
asam lemak yang akan diserap oleh usus halus. Kemudian mengalami absorbsi nutrien
dalam usus halus , ingesta selanjutnya didorong menuju usus besar dan disini sedikit
mengalami absorbsi nutrien.
Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga proses
pencernaan ini kemudian disebut pencernaan secara mikro-biologis. Proses pencernaan
secara mikro-biologis terjadi ketika ingesta tertahan didalam usus besar, seperti sekum dan
usus besar. Pada Unggas khususnya ayam, guna meningkatkan efektifitas pencernaan
secara biologis ini maka pada saat sekarang dikembangkan berbagai macam produk
probiotik maupun prebiotik (pakan mikroba) yang tujuannya untuk memperbanyak jumlah
mikroorganisme yang menguntungkan didalam saluran pencernaan. Mikroba ini sekaligus
mendesak keberadaan mikroba patogen yang dapat merugikan derajat kesehatan unggas.
Namun tampaknya pada burung hal ini belum terlalu berkembang.
Burung menghadapi tantangan khusus ketika datang untuk mendapatkan nutrisi dari
makanan. Mereka tidak memiliki gigi, sehingga sistem pencernaan mereka harus mampu
memproses un-dikunyah makanan. Burung telah berkembang berbagai jenis paruh yang
mencerminkan beragam luas dalam diet mereka, mulai dari biji dan serangga untuk buah-
buahan dan kacang-kacangan. Karena kebanyakan burung terbang, tingkat metabolisme
mereka yang tinggi untuk secara efisien memproses makanan sambil menjaga berat badan
8
yang rendah. Perut burung memiliki dua kamar: proventriculus, di mana cairan lambung
diproduksi untuk mencerna makanan sebelum memasuki perut, dan rempela itu, di mana
makanan disimpan, direndam, dan mekanis tanah. Bahan tercerna membentuk pelet
makanan yang kadang-kadang dimuntahkan. Sebagian besar pencernaan kimia dan
penyerapan terjadi di usus, sedangkan limbah yang dikeluarkan melalui kloaka.
Gigi seri, mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa rumput
atau tumbuhan hijau.
Gigi geraham terbentuk lebar dan datar yang digunakan untuk mengunyah
Rahangnya yang bergerak menyamping sehingga makanan tergiling dan tegilas secara
mekanik.
Usus sangat panjang yang didalamnya hidup koloni bakteri yang bersimbiosis mutualisme
membantu menghancurkan dinding sel tumbuhan. Koloni bakteri menghasilkan selulase
untuk menghancurkan dinding sel tumbuhan yang mengandung selulosa. Bakteri ini akan
mati pada pH rendah, namun dapat dicerna sebagai sumber protein (asam amino esensial).
9
Struktur lambungnya yang komplek dengan empat ruangan.
1. Rumen (perut besar), tempat menyimpan sementara makanan. Di dalam rumen terjadi
fermentasi selulosa oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Selain itu, rumen juga sebagai tempat pencernaan protein dan polisakarida.
Untuk membantu mencerna sejumlah besar bahan tanaman, perut ruminansia adalah
organ multi-bilik. Empat kompartemen lambung disebut rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum. Ruang ini mengandung banyak mikroba yang memecah selulosa dan fermentasi
makanan tertelan. The abomasum, yang benar perut, adalah setara dengan ruang perut
monogastrik. Di sinilah cairan lambung yang disekresikan. Ruang lambung empat
kompartemen menyediakan ruang yang lebih besar dan dukungan mikroba yang diperlukan
untuk mencerna bahan tanaman di ruminansia. Proses fermentasi menghasilkan sejumlah
besar gas di dalam ruang perut, yang harus dihilangkan. Seperti pada hewan lain, usus kecil
10
memainkan peran penting dalam penyerapan nutrisi, sedangkan usus besar membantu dalam
penghapusan limbah.
Hewan mamalia memiliki sistem dan mekanisme pernapasan yang sama dengan
manusia. Ala-alat pernapasannya terdiri atas hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Pada
paru-paru terdapat gelembung paru-paru (aveolus) yang berdinding tipis dan terdiri atas satu
lapis sel. Dinding alveolus berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga
terdiri atas Satu lapis sel. Oksigen masuk ke dalam kapiler darah dan karbon dioksida keluar
dari kapiler darah melalui proses difusi.
b. Sistem Pernapasan pada Aves
Alat-alat pernapasan pada aves (burung) terdin atas lubang hidung, batang
tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), dan paru-paru. Udara masuk
melalui lubang hidung, kemudian ke batang tenggorok, cabang batang tenggorok, dan
akhirnya masuk ke dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat gelembung paru-
paru (alveolus), tempat terjadinya pertukaran gas. Di bagian bawah trakea terdapat alat suara
yang disebut siring. Udara bertekanan tinggi yang melalui siring akan menggetarkan selaput
suara di dalamnya dan menghasilkan bunyi.nPada umumnya burung yang dapat terbang
memiliki alat bantu pernapasan berupa pundi-pundi udara. Sembilan buah pundi-pundi udara
itu adalah sebagai berikut:
11
Sepasang pundi-pundi udara di leher;
Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian depan;
Sepasang pundi-pundi udara di perut;
Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian belakang;
Sebuah pundi-pundi udara diantara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk
pundi-pundi udara antartulang selangka.
Pundi-pundi udara pada burung berfungsi untuk membantu pernapasan pada waktu
terbang, mengatur berat jenis tubuh, dan memperkeras suara yang dihasilkan oleh siring.
Pundi-pundi udara dapat mengatur berat jenis tubuh burung. Hal itu dilakukan dengan cara
mengisi atau mengosongkan pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara yang berisi udara
menyebabkan berat jenis tubuh Secara keseluruhan menurun sehingga membantu dan
memudahkan burung untuk terbang. Sebaliknya, apabilah pundi-pundi udara kosong, berat
jenis tubuhnya akan naik.mPada waktu burung mengepakkan sayapnya untuk terbang,
pengambilan oksigen melalui hidung mengalami hambatan karena kontraksi otot-otot dada
menekan paru-paru dan menghambat masuknya udara ke dalam paru-paru. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen pada waktu terbang, burung menggunakan cadangan udara yang ada di
dalam pundi-pundi udara. Selanjutnya, udara tersebut masuk ke dalam paru-paru. Di dalam
paru-paru terjadi pertukaran gas. Oksigen diikat leh darah, kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh untuk proses oksidsi. Karbon dioksida dari darah dilepaskan, kemudian dibuang ke
luar tubuh melalui hidung. Burung setelah terbang beberapa saat akan menghabiskan udara
yang tersimpan dlam pundi-pundi untuk bernapas. Pundi-pundi udara akan diisi kembali
ketika burung hinggap di atas pohon atau melayang di udara tanpa mengepakkan sayapnya.
c. Sistern Pernapasan pada Reptilia
Sistm pernapasan pada reptilia mirip dengan sistem pernapasan pada burung. Alat-alat
pernapasan pada reptilia terdiri atas lubang hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Fase
pemasukan udara (inspirasi) dan fase pengeluaran udara (ekspirasi) pada reptilia terjadi
melalui mekanisme pernapasan yang sama dengan mamalia. Beberapa jenis reptilia yang
12
hidup di air, misalnya buaya, memiliki katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan
kerongkongannya. Dengan demikian, ketika buaya menyelam, air tidak dapat masuk ke
saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
d. Sistem Pernapasan pada Amfibi
Katak adalah hewan amfibi yang selama hidupnya mengalami metamorfosis atau
perubahan bentuk tubuh. Seiring dengan proses metamorfosis, alat pemapasan pada katak
juga mengalami perubahan. Setelah menetas, berudu katak bemapas dengan dua pasang
insang luar. Beberapa saat kemudian, terbentuk pasangan insang yang ketiga, sedangkan dua
pasang yang lain menjadi bertambah besar. Lembaran-lembaran insang tersebut selalu
bergetar sehingga air di sekelilingnya selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air di
sekeliling insang berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah pada insang. Selanjutnya,
celah-celah insang terbentuk di antara lengkung- lengkung insang bersamaan dengan
terbentuknya mata pada waktu berudu berumur sekitar enam sampai sembilan hari.
Kemudian, insang luar segera menunjukkan tanda-tanda mengerut bersamaan dengan
terbentuknya insang dalam. Pada umur 12 hari, terbentuklah penutup insang (operkulum) dan
lipatan kulit di depan insang pada kedua sisi. Seiring dengan proses metamorfosis katak,
insang dalam kemudian menghilang dan berubah menjadi paru-paru. Setelah berudu menjadi
katak dewasa, pernapasan dilakukan melalui paru-paru, kulit, dan selaput rongga mulut.
Pernapasan melalui paru-paru bagi amfibi merupakan pemapasan yang utama. Pernapasan
melalui paru-paru dimulai ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, kemudian
menutup lubang hidungnya sebelah dalam.
Hal ini mengakibatkan udara dan rongga mulut terdorong masuk ke dalam paru-paru.
Pernapasan melalui kulit dilakukan katak pada saat di dalam air ataupun di darat. Pernapasan
ini dapat terjadi karena kulit katak yang tipis itu banyak mengandung kapiler darah dan
perkembangan sistem pernapasan insang luar. Kulit tubuh katak yang selalu dijaga agar tetap
lembap atau basah itu memudahkan oksigen yang berada di luar tubuh untuk berdifusi ke
dalam pembuluh kapiler darah Agar kulit selalu lembap atau basah, katak memilih habitat di
sekitar kolam, rawa, sungai, dan sawah. Selaput rongga mulut katak juga digunakan untuk
bemapas. Ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, oksigen yang terkandung
dalam udara berdifusi melalui selaput rongga mulut. Selanjutnya, oksigen tersebut diikat oleh
darah dan diedarkan ke seluruh tubuh katak.
13
e. Sistem Pernapasan pada Pisces
Alat pemapasan pisces (ikan) umumnya berupa insang yang berjumlah empat pasang.
Letaknya di samping kiri dan kanan kepala. Masing-masing memiliki banyak lembaran yang
diselubungi oleh jaringan epitel dengan banyak anyaman pembuluh darah kapiler. Permukaan
insang sangat lebar, terutama pada ikan yang aktif bergerak. Gerakan cepat itu meningkatkan
kecepatan aliran air pada insang.
Insang memiliki struktur yang baik untuk mengarahkan aliran air dan darah dalam
pertemuan/kontak yang sangat dekat. Pertukaran gas secara efisien terjadi ketika air mengalir
melalui lembaran insang dan darah yang berada di permukaan insang mengalir dengan arah
yang berlawanan (countercurrent). Dengan cara demikian, sekitar 8090% oksigen sangat
efisien masuk ke aliran darah. Pada ikan bertulang keras, misalnya ikan mas, insang
dilindungi oleh tutup insang. Sebaliknya, ikan bertulang rawan, misalnya hiu. tidak memiliki
tutup insang.
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase
inspirasi adalah fase pemasukan air ke dalam rongga mulut. Penutup insang menyamping,
tetapi celah belakang masih tertutup selaput sehingga rongga mulut membesar. Keadaan ini
menyebabkan tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara di luar.
Kemudian, bersamaan dengan membukanya celah mulut, air masuk ke dalam rongga
mulut. Fase ekspirasi ialah fase pengikatan O2 dan air dan pelepasan CO2 dan dalam tubuh.
Setelah rongga mulut penuh berisi air, celah mulut tertutup, dan celah insang membuka.
Bersamaan dengan itu air didorong melewati lembaran insang sehingga terjadi pertukaran gas.
Darah di dalam pembuluh kapiler selaput insang melepaskan CO2, ke dalam air dan mengikat
O2 dan air. Sebagian besar jenis ikan memiliki organ gelembung renang yang mempunyai dua
14
macam fungsi, yaitu untuk mengatur berat tubuh agar dapat naik turun di dalam air dan
sebagai tempat cadangan oksigen.Beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, ikan lele, ikan
betok, dan ikan gurami, mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin
adalah lipatan-lipatan yang tidak teratur sebagai perluasan rongga insang untuk menyimpan
udara. Dengan memiliki labirin, ikan dapat hidup di dalam air yang berkadar oksigen rendah,
misalnya pada lingkungan berlumpur.
Ada juga beberapa jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru. Misalnya, ikan paru-
paru australia (Neoceratodus sp.), ikan paru-paru afrika (Protopterus sp.), dan ikan paru-
paru amerika selatan (Lepidosiren sp.). Ikan ini memiliki sebuah atau sepasang gelembung
udara yang digunakan sebagai paru-paru, disebut pulmosis
f. Sistem Pernapasan pada Serangga
Sistem pernapasan pada serangga disebut sistem trakea. Bentuknya berupa anyaman-
anyaman tabung yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang-cabang kecil pada trakea
yang menembus jaringan tubuh disebut trakeol. Trakea bermuara pada Jubang kecil yang
disebut stigma (spirakel). Spirakel berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara
pernapasan. Belalang adalah serangga yang memiliki sepuluh pasang spirakel, dua pasang
spirakel terletak di bagian dada dan delapan pasang lainnya terletak di sisi samping perut.
Spirakel tersebut dilindungi oleh bulu yang membantu menepiskan debu dan benda-benda
asing lain dan udara sebelum masuk ke trakea. Spirakel memiliki katup yang dapat membuka
dan menutup. Pada waktu belalang menarik napas, otot pada kerangka luar mengendur, tubuh
serangga mengembang. Keadaan ini menyebabkan udara dan luar masuk melalui spirakel
menuju ke dalam trakea, kemudian melalui trakeol sampai ke sel-sel tubuh. Pada waktu otot
kerangka luar berkontraksi, tubuh belalang mengempis. Akibatnya, udara dan trakea terdesak
menuju spirakel untuk dikeluarkan.
Mekanisme pernapasan pada serangga meliputi tiga fase, yaitu fase inspirasi, pertukaran
gas, dan ekspirasi. Fase inspirasi memerlukan waktu seperempat detik, spirakel daerah dada
membuka. Fase pertukaran gas memerlukan waktu sekitar satu detik, spirakel daerah dada
ataupun perut menutup. Fase ekspirasi memerlukan waktu sekitar sath detik, spirakel daerah
perut terbuka selama kurang lebih sepertiga detik.
Serangga yang hidup di air rnempunyai alat pernapasan yang berupa insang
trakea. Insang trakea merupakan alat pernapasan yang berbentuk tabung, berdinding tipis
15
dengan banyak trakeol,dan memiliki permukaan luas. Perrnukaan yang luas akan
meningkatkan proses difusi oksigen dan dalam air menuju sistem trakea. Larva nyamuk yang
hidup di air mempunyai tabung pernapasan yang dapat dijulurkan ke permukaan air. Tabung
tersebut berhubungan dengan sistem trakea dalam tubuhnya. Beberapa serangga air dewasa,
misalnya kumbang air, memiliki cadangan udara yang tersimpan di bawah sayapnya.
Kumbang air berenang ke permukaan air untuk bernapas. Sebagian udara yang diisap akan
disimpan untuk digunakan pada waktu berada di dalam air.
Darah serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak dapat mengikat oksigen.
Oleh karena itu, darah serangga tidak berwarna merah. Setelah masuk ke dalam trakea,
oksigen menuju ke trakeol, kemudian masuk ke dalam sel-sel tubuh secara difusi. Karbon
dioksida yang merupakan sisa dan pernapasan, dikeluarkan juga rnelalui sistem trakea yang
bermuara pada spirakel.
g. Sistem Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-Laba
Alat pernapasan kalajengking dan laba-laba adalah paru-paru buku. Paru-paru buku
tersebut terletak di sisi tubuh bagian bawah. Biasanya, paru-paru buku berupa dua buah
kantong. Masing-masing terdiri atas lipatan serupa lembaran daun yang berjumlah lima belas
hingga dua puluh lembar. Lipatan tersebut terbentuk dari lapisan epitel permukaan tubuh yang
melekuk ke arah dalam dan membentuk helaian-helaian dalam suatu rongga. Setiap helaian
itu berhubungan dengan udara luar rnelalui lubang spirakel. Melalui lipatan-lipatan itu, darah
mengalir di dalam paru-paru buku. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar di
dalam ruang-ruang di antara lipatan-lipatan sehingga berhubungan langsung dengan darah.
16
bertahan hidup. Tidak seperti hewan herbivora yang sulit mengurai nutrisi tanaman, daging
relatif mudah diurai dan diserap nutrisinya di usus. Oleh karena itu sistem pencernaan
kucing relatif singkat dan sederhana, dibandingkan dengan sistem pencernaan hewan
herbivora seperti domba dan kuda.
Sistem pencernaan kucing domestik sedikit lebih panjang dibandingkan kucing liar
leluhurnya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pencernaan kucing telah beradaptasi
dengan jenis makanan sehari-harinya (mungkin dari sisa-sisa makanan manusia yang
mengandung daging dan sereal) sejak pertama kali berinteraksi dengan manusia beberapa
ribu tahun silam. Pola makan kucing adalah sedikit-sedikit namun sering. Mereka
membutuhkan waktu sekitar 20 jam sejak makanan tersebut dimakan hingga dikeluarkan
melalui buang air besar.
Mulut Kucing
Mulut adalah pintu masuk sistem pencernaan pada kucing. Biasanya kucing menelan
makananannya dalam bentuk potongan dibandingkan dengan mengunyahnya, karena gigi
kucing tidak memiliki permukaan datar seperti manusia. Selain itu rahang kucing hanya
bergerak nbaik dan turun, sementara rahang manusia bisa bergerak dari sisi ke sisi untuk
membantu mengunyah sayuran dan materi lainnya. Lidah kucing yang kasar juga berfungsi
untuk memarut dan merobek daging dan mencampurkannya dengan air liur untuk memulai
pemecahan karbohidrat serta membantu agar makanan mudah ditelan.
17
Esofagus dan lambung
Dari lambung, makanan yang telah menjadi bubur ini akan melewati sphincter
menuju ke duodenum (usus dua belas jari). Di dalam duodenum terjadi dua hal, yaitu
kantung empedu akan mengeluarkan cairan empedu dan pankreas akan mengeluarkan
18
beberapa enzim. Empedu adalah sebuah zat kimia yang diproduksi oleh hati dan disimpan
dalam kantung empedu. Fungsi empedu adalah untuk memecah molekul lemak besar
menjadi lebih kecil sehingga dapat diserap dalam tahap pencernaan selanjutnya. Sedangkan
enzim-enzim yang disekresikan oleh pankreas berfungsi untuk menetralkan asam dalam
makanan yang telah menjadi bubur tersebut, dan membantu mencerna gula, lemak dan
protein. Salah satu enzim yang paling dikenal adalah insulin, yang berfungsi untuk
mengatur kadar glukosa dalam tubuh kucing kita.
Usus kecil adalah bagian terpanjang dari sistem pencernaan kucing. Semua nutrisi
yang ada pada makanan akan diserap di sini. Pada usus kecil ini terdapat vili yang akan
menyerap protein, enzim, elektrolit dan air. Dalam usus besar, atau yang disebut dengan
kolon, air dan elektrolit yang tersisa akan diserap dari makanan. Feses yang padat akan
mulai terbentuk dan bakteri bermanfaat akan menghasilkan enzim untuk memecah materi
yang sulit dicerna.
19
Di sini lah feses akan terbentuk dan terkumpul hingga mereka siap dikeluarkan oleh
kucing ke litter box. Waktu transit yang dibutuhkan makanan dari mulut hingga anus
membutuhkan waktu sekitar 20 jam.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan
ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem atau alat pencernaan pada ikan
terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan
(Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus,
lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan
pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas
membantu proses penghancuran makanan. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam
tubuh terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut
hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Struktur
Pencernaan merupakan hal yang dilakukan dalam sistem pencernaan untuk perkemmbang
biakan dan pertumbuhan. Dalam Penceranaan disetiap kelas dibantu dengan kelenjar
pencernaan untuk membantu proses penyerapan makanan. pada hewan vertebrata memiliki
organ pencernaan makanan yang struktur pencernaannya hampir sama, walaupun ada bagian
dari organ tersebut yang memiliki fungsi yang berbeda. Itu dapat kita ketahui dari perbedaan
jenis makanan, cara mengambil makanan , dan teknik dalam sistem pencernaan makanannya.
Struktur pencernaan dari masing-masing saluran pencernaan ini sangat berkaitan erat dengan
makanan yang ingin dicerna, contohnya pada hewan aves yang memiliki struktur atau
permukaan lambung yang halus sehingga hewan tersebut memakan pasir dan kerikil untuk
memperlancar proses pencernaan makanan di dalam lambung. Sistem pencernaan antara
reptilia (tokek) ini hampir sama dengan sistem pencernaan yang dimiliki oleh amfibi (kodok),
yang membedakan itu hanya kelenjara pencernaan, dimana pada tokek mempunyai kantung
empedu sedangkan kodok tidak memiliki kantong empedu.
21
Sistem respirasi ada dua macam, yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal.
Respirasi seluler adalah proses masuknya O2 ke dalam sel dan dikeluarkan CO2 dan ATP
yang dimana CO2 dibuang dan ATP digunakan. Organ respirasi hewan hewan akuatik
menggunakan kulit dan insang, Hewan terrestrial menggunakan paru-paru difusi, paru-paru
buku, paru-paru alveolar dan trakea. Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara
dari luar yang,mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak
memngandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara
ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Sistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam dan
keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah oksigen, sedangkan yang
dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan berfungsi untuk memasok oksigen ke
sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk membakar sari-sari makanan supaya
dihasilkan tenaga. Tenaga berguna untuk melakukan segala aktivitas hidup. Udara yang
dihasilkan dari proses pembentukan energi ini adalah karbon dioksida. Alat respirasi pada
hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru,
insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organism yang belum
mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.
B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karenanya
kritik dan saran sangat ddiharapkan untuk sempurnanya makalah ini.
22