Tinpus Sampo Lemon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Shampo
2.1.1. Definisi shampo
Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala
dari segala macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, selsel yang sudah
mati dan sebagainya (Latifah. F, 2007).
Secara garis besar, produk shampo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
shampoo tradisonal dan shampo modern. Shampo tradisonal atau lebih tepatnya
sampo nabati mempunyai cirri-ciri:
a) bahan baku utamanya berasal dari sayuran atau buah-buahan, seperti wortel,
seledri, jeruk nipis, merang dan lidah buaya
b) proses pembuatannya sangat sederhana, ayitu mengambil sarinya (dengan
cara pemarutan,pemerasan dan penyaringan) kemudian ditambah air.
Keistimewaan shampo jenis ini, anatara lain bahan baku mudah
didapat,tanpa efek samping, relative murah, serta ramah lingkungan.
Kelemahannya adalah produk tersebut tidak tahan lama. Pada shampo modern
sebagian besar bahan baku tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa
diantaranya ditambahkan bahan nabati.
2.1.2. Fungsi Shampo
Shampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan
airdengan tujuan sebagai berikut :
a) Melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi
rambut dan membersihkan kotoran yang melekat.
b) Meningkatkan tegangan permukaan kulit, umumnya kulit kepala
sehinggadapat meluruhkan kotoran.
2.1.3. Syarat Shampo
Sediaan shampo yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Dapat mencuci rambut serta kulit kepala secara keseluruhan.
b) Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
c) Kandungan surfaktannya tidak membuat rambut dan kulit kepala menjadi
kering.
d) Memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan
cepat,lembut, dan mudah dibilas dengan air.
e) Setelah pencucian rambut harus mudah dikeringkan.
f) Dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak
mudah patah, serta mudah diatur.
2.1.4. Kandungan Shampo
Pada umumnya suatu shampo terdiri dari dua kelompok utama, yaitu:
a) Bahan Utama
Bahan utama yang sering digunakan adalah deterjen, yang biasanya
dapat membentuk busa, dan bersifat membersihkan. Deterjen dapat dibagi
menjadi :
- Deterjen anionik : Deterjen yang paling banyak digunakan dalam
shampo modern. Deterjen ini mempunyai daya pencuci yang besar,
memberikan busa yang banyak, serta efek iritasi yang relatif rendah.
Deterjen ini mempunyai kelemahan yaitu kelarutannya dalam air agak
kecil serta harganya relatif mahal. Sebagai contoh yang sering digunakan
adalah Natrium lauril sulfat.
- Deterjen kationik : Deterjen ini tidak banyak digunakan pada pembuatan
shampo karena efeknya yang kurang baik untuk rambut dan kulit kepala
dan dapat menyebabkan terjadinya hemolisis. Contoh deterjen kationik :
garam alkil trimetil ammonium, garam alkil dimetil benzil ammonium,
dan garam alkil pirimidin.
- Deterjen nonionik : Sifat dari deterjen ini adalah mempunyai kelarutan
yang cukup besar dalam air karena adanya rantai oksietilen yang
panjang. Deterjen ini tahan terhadap air sadah maupun air laut dan
efektif dalam suasana asam maupun basa. Deterjen ini mempunyai
kelemahan yaitu daya pembusanya hanya sedikit. Sebagai contoh
misalnya derivat polietilenglikol.
b) Bahan Tambahan
Bahan - bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan
shampo diantaranya :
- Opacifying Agent : Zat yang dapat menimbulkan kekeruhan dan penting
pada pembuatan shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya
merupakan ester alcohol tinggi dan asam lemak tinggi beserta garam -
garamnya. Contoh : setil alkohol, stearil alkohol, glikol mono dan
distearat, magnesium stearat.
- Clarifying Agent : Zat yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada
shampo terutama untuk shampo yang dibuat dengan sabun. Sangat
diperlukan pada pembuatan shampo cair atau shampo cair jernih.
Contoh: butil alkohol, isopropil alkohol, etil alkohol, metilen glikol, dan
EDTA.
- Finishing Agent : Zat yang berguna untuk melindungi kekurangan
minyak yang hilang pada waktu pencucian rambut, sehingga rambut
tidak menjadi kering dan rapuh. Contoh : lanolin, minyak mineral.
- Conditioning agent : Merupakan zat-zat berlemak yang berguna agar
rambut mudah disisir. Contoh : lanolin, minyak mineral, telur dan
polipeptida.
- Zat pendispersi : Zat yang berguna untuk mendispersikan sabun Ca dan
Mg yang terbentuk dari air sadah. Contoh : tween 80.
- Zat pengental :Merupakan zat yang perlu ditambah terutama pada
shampo cair jernih dan shampoo krim cair supaya sediaan shampo dapat
dituang dengan baik. Penggunaanya dalam rentang 2 4%, contoh: gom,
tragakan, metil selulosa, dan karboksi metil selulosa (CMC).
- Zat pembusa : Digunakan untuk membentuk busa yang cukup banyak,
walaupun busa bukan merupakan suatu ukuran dari shampo, namun
adanya busa akan membuat sediaan shampo menjadi menarik dan sangat
disukai oleh para konsumen. Persyaratan tinggi busa pada umumnya
yaitu berkisar antara 1,322 cm. Contoh: dietanolamin, monoisopropanol
amin.
- Zat Pengawet : Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo
dari pengaruh mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan,
seperti misalnya hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau timbulnya
bau. Digunakan dalam rentang 12 %, contoh: formaldehida, hidroksi
benzoat, metyl paraben, propil paraben.
- Zat aktif : Untuk shampo dengan fungsi tertentu atau zat yang
ditambahkan ke dalam shampo dengan maksud untuk membunuh bakteri
atau mikroorganisme lainnya. Contoh: Heksaklorofen, Asam salisilat.
- Zat pewangi : Berfungsi untuk memberi keharuman pada sediaan
shampoo supaya mempunyai bau yang menarik. Digunakan dengan
kadar 12%, contoh: Minyak jeruk, minyak mawar, dan minyak
lavender, minyak bunga tanjung.
- Zat pewarna : Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang
menarik pada sediaan shampo. Digunakan dengan kadar 1-2%, contoh :
untuk pewarna hijau biasanya digunakan senyawa klorofil atau ultra
marin hijau.
- Zat tambahan lain : Merupakan zat pada formula shampo yang
mempunyai fungsi atau maksud tertentu, seperti shampo anti ketombe,
shampoo bayi, shampoo antikerontokan, dan sebagainya. Zat tambahan
dapat berupa zat aktif antiketombe, ekstrak tumbuhan, vitamin, protein,
dan lain-lain.
2.1.5. Macam Macam Shampo
Macammacam shampo berdasarkan kegunaanya antara lain :
a) Shampo untuk rambut diwarnai dan dikeriting
Shampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi
warna atau dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya
cairan kimia hingga ke akar rambut dan hal ini bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan rambut.
b) Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh
Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh yang biasanya
mengandung acid atau asam yang didapat dari apel,lemon atau cuka yang
berfungsi untuk menghilangkan residu atau sisa produk perawatan semacam
creambath, busa untuk rambut,hairspray, lilin rambut, jelly rambut, dan
produk lainnya yang tertinggal di kulit kepala. Jenis shampo ini sangat
cocok digunakan saat rambut akan melalui proses kimiawi agar rambut dan
kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses kimiawi yang
digunakan pada pengeritingan atau pewarnaan dapat diserap dengan baik.
Karena unsur asam mengurangi minyak maka jenis shampo ini dapat
membuat rambut menjadi kering jika digunakan terlalu sering dan
disarankan untuk menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu satu
kali seminggu
c) Shampo penambah volume rambut
Jenis shampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat
lebih berisi atau tebal. Bila dipakai terlalu sering maka akan terjadi
penumpukan residu atau sisa shampo sehingga mengakibatkan rambut
terlihat tidak bersih. Jika rambut termasuk jenis rambut yang halus, lepek
atau tidak mengembang.

2.2 Lemon

2.2.1 Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)


Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)

Genus : Citrus

Spesies : Citrus limon (L.) Burm. f.

Gambar 2.1 tanaman lemon (citrus limon (L.) Burm. F


Sumber : www.plantamor.com
2.2.2 Deskripsi
Jeruk sitrum asli atau buah lemon (Citrus limon(L.) Burm.f.) berbentuk
bulat telur dan mempunyai puting pada ujungnya. Di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan lemon susu daripada jeruk sitrun. Buah lemon berbentuk bola
tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,5-0,7 cm dan daging
buahnya berwarna kuning-orange. Rantingnya tidak berduri dan tangkai
daunnya selebar 1-1,5 mm. Buah lemon yang baik berwarna kuning tua, padat
dan berdaging tebal dengan permukaan kulit mengkilap dan rata. Warna akan
berubah lebih pucat ketika matang. Buah lemon tidak segera matang setelah
dipetik, karena itu dapat disimpan di lemari pendingin selama tidak lebih dari
satu minggu.

2.2.3 Kandungan dan Khasiat

Jeruk lemon (Citrus limon Burm) adalah buah yang dapat digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah ketombe.
Kandungan d-limonene dalam jeruk lemon memiliki efek antijamur,oleh sebab
itu air perasan jeruk lemon sering dimanfaatkan masyarakat untukmengobati
ketombe (Agustina, 2010). Penatalaksanaan ketombe di masyarakat tidak
hanya dilakukan secara medis, tetapi juga dapat menggunakan cara alami,
salah satunya adalah dengan menggunakan air perasan jeruk lemon. Martos
dkk. telah meneliti bahwa kandungan d-limonene dalam jeruk memeiliki efek
antijamur (Agustina, 2010).

Buah lemon mengandung asam-asam yang berperan pada


pembentukan rasa asam buah. Buah lemon merupakan salah satu sumber
vitamin C dan antioksidan yang berkhasiat bagi kesehatan manusia, serta
sering dipakai sebagai bahan untuk penambah rasa masakan serta
menghilangkan bau amis. Di dalam buah lemon dikenal sebagai sumber
vitamin C, tetapi sebenarnya buah ini juga mengandung zat gizi esensial
lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat,
kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin,
asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Karbohidrat dalam jeruk merupakan
karbohidrat sederhana, yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Karbohidrat
kompleksnya berupa polisakarida non-pati (secara umum dikenal sebagai serat
makanan) yang baik untuk kesehatan. Pada buah lemon selain kaya akan
vitamin C, lemon juga mengandung bioflavonoid, asam, dan minyak-minyak
volatil pada kulitnya seperti limonen ( 70%), -terpinen, -pinen, -pinen
dan citrat, juga mengandung kumarin. Kandungan asam sitrat dalam sari buah
jeruk lemon adalah 48,6 g/Kg.

Pada buah lemon selain kaya akan vitamin C, lemon juga mengandung
bioflavonoid, asam dan minyak-minyak volatil pada kulitnya seperti limonen
( 70%), -terpinen, -pinen, -pinen dan citral, juga mengandung kumarin.
Diketahui bahwa dalam sari buah lemon terdapat sedikitnya hesperidin
sebanyak 20,5 mg/100 ml, eriocitrin sebanyak 16,7 mg/100ml, apigenin di-C-
glukosida sebanyak 1,17 mg/100 ml dan diosmetin 6,8-di-Cglukosida
sebanyak 32 mg/100 ml. Minyak atsiri dari buah lemon dapat digunakan
sebagai aromaterapi. Komposisi kimia buah jeruk lemon dapat dilihat pada
Tabel 2.1

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Buah Jeruk Lemon


Sumber : Wils, dkk. 1985
2.3 Praformulasi eksipien

1. Natrium Lauril Sulfat (MSDS Sodium lauryl sulfate, 2008; Rowe., et al.
2009)

Sinonim Natrii lauryl sulphate; Sodium lauryl sulfate; sodium


dodecyl sulfate
Struktur kimia

Rumus molekul C12 H25 NaO 4


Bobot molekul 288.38
Pemerian putih atau krem pucat kuning -kristal berwarna,
serpih, atau bubuk memiliki rasa halus, sabun, rasa
pahit, dan bau samar zat lemak
Kelarutan sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter
dan kloroforom
Stabilitas Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di
bawah 2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan
lauril alkohol dan sodium bisulfat
Inkompatibilitas garam alkaloid, dan mengendap dengan garam
potassium.
pH 7-9,5 dalam larutan 1% b/v
Titik lebur 204-207 C (untuk bahan murni )
Kerapatan 1,07 g/cm3
Penyimpanan Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik.
Fungsi surfaktan anionic; detergen pada shampoo (10%)
2. Cocoamidopropil Butaine (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov ; Rowe., et
al. 2009)

Sinonim 2-[(3 Dodecanamidopropyl)dimethylaminio]acetate;


{[3(Dodecanoylamino)propyl](dimethyl)ammonio}
acetate
Struktur kimia

Rumus molekul
C19H38N2O3
Bobot molekul 342.52
Pemerian cairan bening berwarna kuning pucat
Kelarutan sangat larut dalam air pada rentang pH 5-6 (larutan
10%) dalam air
Sifat tidak mengiritasi kulit dan membrane mukosa
Deskripsi cocoamidopropil betain merupakan surfaktan betain
fonat. Memiliki sifat antistatic yang membuat rambut
tidak akan mengeluarkan aliran listrik dan menempel
pada sisir plastic dan sikat yang digunakan saat
mengeringkan rambut. Bersifat sebagai humektan,
menarik kelembapan dari udara hingga menjaga
rambut dari kekeringan. cocoamidopropil betain
mengandung antibiotic yang dapat mencegah
kerusakan rambut.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
terlindungi dari sinar matahari
Fungsi pada Antistatic dan surfaktan sekunder (mengurangi
sediaan jumlah deterjen yang diperlukan) (4-40%)

3. Gliserin (FI IV : 413, Rowe., et al. 2009)

Struktur kimia

Rumus molekul C3H8O3


Bobot molekul 92,09
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa
manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak). Higroskopis, netral terhadap lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak, dan dalam minyak menguap
Stabilitas Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang
beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol 95 %
dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin
bisa mengkristal jika disimpan pada suhu rendah
yang perlu dihangatkan sampai suhu 200 C untuk
mencairkannya.
Inkompatibilitas Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan
oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium
klorat atau potasium permanganat. Adanya
kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari
campuran yang terdiri dari fenol, salisilat dan tanin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat
dari asam borat.
Titik beku -1,60 C
Titik didih 290 0C
Kerapatan Tidak < 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu 250 C.
Penyimpanan Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik.
Fungsi Humektan ( 30% ), antibakteri ( <20% ), emolient
( 30% )

4. Natrium Klorida (FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, Rowe., et al.
2009; MSDS Sodium Chloride, 2008)

Sinonim sodium chloride


Rumus molekul NaCl
Bobot molekul 58,44
Pemerian
Kristal; tidak berbau; tidak berwarna atau serbuk
putih
Kelarutan sedikit larut dalam etanol; larut dalm 250 bagian
etanol 95%; larut dalam 10 bagian gliserin; larut
dalam 2,8 bagian air dan 2,6 bagian pada suhu 100
C.
Stabilitas larutan sodium klorida stabil tetapi dapat
menyebabkan perpecahan partikel kaca dari tipe
tertentu wadah kaca. Larutan cair ini dapat
disterilisasi dengan cara autoklaf atau filtrasi..
Inkompatibilitas larutan natrium klorida bersifat korosif dengan besi;
membentuk endapan bila bereaksi dengan perak;
garam merkuri; agen oksidasi kuat pembebas klorine
dari larutan asam sodium klorida; kelarutan
pengawet nipagin menurun dalam larutan sodium
klorida.
Ph 6,7-7,3
Titik lebur 801 C
Titik didih 1439 C
Berat jenis 2,17 g/cm3
Penyimpanan dalam bentuk padatan stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat kering.
Fungsi Viscosity modifier (<1%)

5. Na2 EDTA (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov ; Rowe., et al. 2009)

Sinonim Disodium ethylenediaminetetraacetate dihydrate,


EDTA disodium salt, EDTA-Na2, Edathamil, Edetate
disodium salt dihydrate, Sequestrene Na2
Struktur kimia

Rumus molekul C10H14N2Na2O8


Bobot molekul 336.206
Pemerian
Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa
asam
Kelarutan Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter, larut dalam etanol (95%)
Stabilitas Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari
kelembaban
Inkompatibilitas dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen
seperti tembaga, nikel, Na EDTA merupakan asam
lemah dan bereaksi dengan logam membentuk
hidrogen.
Ph 4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2
Penyimpanan disimpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan
tempat kering.
Fungsi Chelating agent (0,1-0,5%)

6. Nipagin (HOPExcipient hal. 441 ; Rowe., et al. 2009)

Sinonim Methylis Parabenum


Struktur kimia

Rumus molekul CH3(C6H4(OH)COO)


Bobot molekul 152,15
Pemerian
hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal putih,
tidak berbau atau berbau khas lemah, dan
mempunyai rasa sedikit panas.
Kelarutan mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut
dalam minyak; larut dalam 400 bagian air
Stabilitas larutan metilparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 120 C selama 20 menit,
tanpa penguraian. Larutan ini stabil selama kurang
lebih 4 tahun dalam suhu kamar, sedangkan pada pH
8 atau lebih dapat meningkatkan laju hidrolisis.
Inkompatibilitas surfaktan non-ionik seperti polisorbat 80, bentonit,
magnesium trisilikat, talk, tragakan, dan sodium
alginate
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat kering.
Fungsi Antimicrobial preservative (0,001-0,6%)

7. Aquadest (FI III hal. 96, Rowe., et al. 2009)

Rumus molekul H2O


Bobot molekul 18,02.
Pemerian
Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
Stabilitas Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan
dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan
dan penggunaannya harus terlindungi dari
kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik
yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah
karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel -
partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh
dan merusak fungsi air.
Inkompatibilitas air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien
yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika
terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan
temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam
alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah
dan oksidanya seperti kalsium oksida dan
magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan
garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.
Titik didih 100 C
Titik beku 0 C
Densitas 1,00 g/cm3
Wadah/Penyimp dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat kering.
anan
Fungsi pada Pelarut
sediaan

Agustina. (2010). EFEKTIVITAS AIR PERASAN JERUK LEMON (CITRUSLIMON


BURM) 25% DIBANDINGKAN KETOKONAZOL
2% TERHADAPPERTUMBUHAN Malassezia Sp.PADA KETOMBE. Semarang :
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Ditjen POM .1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Ditjen POM .1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Fisher Scientific. 2008. MSDS Sodium lauryl sulfate. Canada: Fisher Scientific International
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cocamidopropyl_betaine Diakses pada
5/4/2016 11:07
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/edta#section=Top Diakses pada 5/4/2016 11:03
Kumar, Ashok., Mali, Rakesh Roshan., 2010, Evaluation Of Prepared Shampoo
Formulations And To Compare Formulated Shampoo With Marketed Shampoos,
International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, Volume 3,
Issue 1, July August 2010; Article 025.
Mottram, F.J., Lees, C.E., 2000. Hair Sampoos in Poucher's Perfumes, Cosmetics and
Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in Great
Britain.
Reynold, James EF. 1982. Martindale the extra pharmacopeia, Twenty-eight edition.
London : The pharmaceutical press
Rowe, Raymond, Paul J. Sheskey and Sian C. Owen. 2006. Handbook of pharmaceutical
exsipients, 5th edition. USA :Pharmaceutical press and American Pharmacists
Association
Tranggono, R.I.S dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 33-37.
Wils, dkk. (1985) dalam http://e-journal.uajy.ac.id/6520/3/BL201140.pdf

Anda mungkin juga menyukai