Tinpus Sampo Lemon
Tinpus Sampo Lemon
Tinpus Sampo Lemon
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Shampo
2.1.1. Definisi shampo
Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala
dari segala macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, selsel yang sudah
mati dan sebagainya (Latifah. F, 2007).
Secara garis besar, produk shampo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
shampoo tradisonal dan shampo modern. Shampo tradisonal atau lebih tepatnya
sampo nabati mempunyai cirri-ciri:
a) bahan baku utamanya berasal dari sayuran atau buah-buahan, seperti wortel,
seledri, jeruk nipis, merang dan lidah buaya
b) proses pembuatannya sangat sederhana, ayitu mengambil sarinya (dengan
cara pemarutan,pemerasan dan penyaringan) kemudian ditambah air.
Keistimewaan shampo jenis ini, anatara lain bahan baku mudah
didapat,tanpa efek samping, relative murah, serta ramah lingkungan.
Kelemahannya adalah produk tersebut tidak tahan lama. Pada shampo modern
sebagian besar bahan baku tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa
diantaranya ditambahkan bahan nabati.
2.1.2. Fungsi Shampo
Shampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan
airdengan tujuan sebagai berikut :
a) Melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi
rambut dan membersihkan kotoran yang melekat.
b) Meningkatkan tegangan permukaan kulit, umumnya kulit kepala
sehinggadapat meluruhkan kotoran.
2.1.3. Syarat Shampo
Sediaan shampo yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Dapat mencuci rambut serta kulit kepala secara keseluruhan.
b) Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
c) Kandungan surfaktannya tidak membuat rambut dan kulit kepala menjadi
kering.
d) Memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan
cepat,lembut, dan mudah dibilas dengan air.
e) Setelah pencucian rambut harus mudah dikeringkan.
f) Dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak
mudah patah, serta mudah diatur.
2.1.4. Kandungan Shampo
Pada umumnya suatu shampo terdiri dari dua kelompok utama, yaitu:
a) Bahan Utama
Bahan utama yang sering digunakan adalah deterjen, yang biasanya
dapat membentuk busa, dan bersifat membersihkan. Deterjen dapat dibagi
menjadi :
- Deterjen anionik : Deterjen yang paling banyak digunakan dalam
shampo modern. Deterjen ini mempunyai daya pencuci yang besar,
memberikan busa yang banyak, serta efek iritasi yang relatif rendah.
Deterjen ini mempunyai kelemahan yaitu kelarutannya dalam air agak
kecil serta harganya relatif mahal. Sebagai contoh yang sering digunakan
adalah Natrium lauril sulfat.
- Deterjen kationik : Deterjen ini tidak banyak digunakan pada pembuatan
shampo karena efeknya yang kurang baik untuk rambut dan kulit kepala
dan dapat menyebabkan terjadinya hemolisis. Contoh deterjen kationik :
garam alkil trimetil ammonium, garam alkil dimetil benzil ammonium,
dan garam alkil pirimidin.
- Deterjen nonionik : Sifat dari deterjen ini adalah mempunyai kelarutan
yang cukup besar dalam air karena adanya rantai oksietilen yang
panjang. Deterjen ini tahan terhadap air sadah maupun air laut dan
efektif dalam suasana asam maupun basa. Deterjen ini mempunyai
kelemahan yaitu daya pembusanya hanya sedikit. Sebagai contoh
misalnya derivat polietilenglikol.
b) Bahan Tambahan
Bahan - bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan
shampo diantaranya :
- Opacifying Agent : Zat yang dapat menimbulkan kekeruhan dan penting
pada pembuatan shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya
merupakan ester alcohol tinggi dan asam lemak tinggi beserta garam -
garamnya. Contoh : setil alkohol, stearil alkohol, glikol mono dan
distearat, magnesium stearat.
- Clarifying Agent : Zat yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada
shampo terutama untuk shampo yang dibuat dengan sabun. Sangat
diperlukan pada pembuatan shampo cair atau shampo cair jernih.
Contoh: butil alkohol, isopropil alkohol, etil alkohol, metilen glikol, dan
EDTA.
- Finishing Agent : Zat yang berguna untuk melindungi kekurangan
minyak yang hilang pada waktu pencucian rambut, sehingga rambut
tidak menjadi kering dan rapuh. Contoh : lanolin, minyak mineral.
- Conditioning agent : Merupakan zat-zat berlemak yang berguna agar
rambut mudah disisir. Contoh : lanolin, minyak mineral, telur dan
polipeptida.
- Zat pendispersi : Zat yang berguna untuk mendispersikan sabun Ca dan
Mg yang terbentuk dari air sadah. Contoh : tween 80.
- Zat pengental :Merupakan zat yang perlu ditambah terutama pada
shampo cair jernih dan shampoo krim cair supaya sediaan shampo dapat
dituang dengan baik. Penggunaanya dalam rentang 2 4%, contoh: gom,
tragakan, metil selulosa, dan karboksi metil selulosa (CMC).
- Zat pembusa : Digunakan untuk membentuk busa yang cukup banyak,
walaupun busa bukan merupakan suatu ukuran dari shampo, namun
adanya busa akan membuat sediaan shampo menjadi menarik dan sangat
disukai oleh para konsumen. Persyaratan tinggi busa pada umumnya
yaitu berkisar antara 1,322 cm. Contoh: dietanolamin, monoisopropanol
amin.
- Zat Pengawet : Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo
dari pengaruh mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan,
seperti misalnya hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau timbulnya
bau. Digunakan dalam rentang 12 %, contoh: formaldehida, hidroksi
benzoat, metyl paraben, propil paraben.
- Zat aktif : Untuk shampo dengan fungsi tertentu atau zat yang
ditambahkan ke dalam shampo dengan maksud untuk membunuh bakteri
atau mikroorganisme lainnya. Contoh: Heksaklorofen, Asam salisilat.
- Zat pewangi : Berfungsi untuk memberi keharuman pada sediaan
shampoo supaya mempunyai bau yang menarik. Digunakan dengan
kadar 12%, contoh: Minyak jeruk, minyak mawar, dan minyak
lavender, minyak bunga tanjung.
- Zat pewarna : Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang
menarik pada sediaan shampo. Digunakan dengan kadar 1-2%, contoh :
untuk pewarna hijau biasanya digunakan senyawa klorofil atau ultra
marin hijau.
- Zat tambahan lain : Merupakan zat pada formula shampo yang
mempunyai fungsi atau maksud tertentu, seperti shampo anti ketombe,
shampoo bayi, shampoo antikerontokan, dan sebagainya. Zat tambahan
dapat berupa zat aktif antiketombe, ekstrak tumbuhan, vitamin, protein,
dan lain-lain.
2.1.5. Macam Macam Shampo
Macammacam shampo berdasarkan kegunaanya antara lain :
a) Shampo untuk rambut diwarnai dan dikeriting
Shampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi
warna atau dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya
cairan kimia hingga ke akar rambut dan hal ini bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan rambut.
b) Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh
Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh yang biasanya
mengandung acid atau asam yang didapat dari apel,lemon atau cuka yang
berfungsi untuk menghilangkan residu atau sisa produk perawatan semacam
creambath, busa untuk rambut,hairspray, lilin rambut, jelly rambut, dan
produk lainnya yang tertinggal di kulit kepala. Jenis shampo ini sangat
cocok digunakan saat rambut akan melalui proses kimiawi agar rambut dan
kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses kimiawi yang
digunakan pada pengeritingan atau pewarnaan dapat diserap dengan baik.
Karena unsur asam mengurangi minyak maka jenis shampo ini dapat
membuat rambut menjadi kering jika digunakan terlalu sering dan
disarankan untuk menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu satu
kali seminggu
c) Shampo penambah volume rambut
Jenis shampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat
lebih berisi atau tebal. Bila dipakai terlalu sering maka akan terjadi
penumpukan residu atau sisa shampo sehingga mengakibatkan rambut
terlihat tidak bersih. Jika rambut termasuk jenis rambut yang halus, lepek
atau tidak mengembang.
2.2 Lemon
2.2.1 Klasifikasi
Ordo : Sapindales
Genus : Citrus
Jeruk lemon (Citrus limon Burm) adalah buah yang dapat digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah ketombe.
Kandungan d-limonene dalam jeruk lemon memiliki efek antijamur,oleh sebab
itu air perasan jeruk lemon sering dimanfaatkan masyarakat untukmengobati
ketombe (Agustina, 2010). Penatalaksanaan ketombe di masyarakat tidak
hanya dilakukan secara medis, tetapi juga dapat menggunakan cara alami,
salah satunya adalah dengan menggunakan air perasan jeruk lemon. Martos
dkk. telah meneliti bahwa kandungan d-limonene dalam jeruk memeiliki efek
antijamur (Agustina, 2010).
Pada buah lemon selain kaya akan vitamin C, lemon juga mengandung
bioflavonoid, asam dan minyak-minyak volatil pada kulitnya seperti limonen
( 70%), -terpinen, -pinen, -pinen dan citral, juga mengandung kumarin.
Diketahui bahwa dalam sari buah lemon terdapat sedikitnya hesperidin
sebanyak 20,5 mg/100 ml, eriocitrin sebanyak 16,7 mg/100ml, apigenin di-C-
glukosida sebanyak 1,17 mg/100 ml dan diosmetin 6,8-di-Cglukosida
sebanyak 32 mg/100 ml. Minyak atsiri dari buah lemon dapat digunakan
sebagai aromaterapi. Komposisi kimia buah jeruk lemon dapat dilihat pada
Tabel 2.1
1. Natrium Lauril Sulfat (MSDS Sodium lauryl sulfate, 2008; Rowe., et al.
2009)
Rumus molekul
C19H38N2O3
Bobot molekul 342.52
Pemerian cairan bening berwarna kuning pucat
Kelarutan sangat larut dalam air pada rentang pH 5-6 (larutan
10%) dalam air
Sifat tidak mengiritasi kulit dan membrane mukosa
Deskripsi cocoamidopropil betain merupakan surfaktan betain
fonat. Memiliki sifat antistatic yang membuat rambut
tidak akan mengeluarkan aliran listrik dan menempel
pada sisir plastic dan sikat yang digunakan saat
mengeringkan rambut. Bersifat sebagai humektan,
menarik kelembapan dari udara hingga menjaga
rambut dari kekeringan. cocoamidopropil betain
mengandung antibiotic yang dapat mencegah
kerusakan rambut.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
terlindungi dari sinar matahari
Fungsi pada Antistatic dan surfaktan sekunder (mengurangi
sediaan jumlah deterjen yang diperlukan) (4-40%)
Struktur kimia
4. Natrium Klorida (FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, Rowe., et al.
2009; MSDS Sodium Chloride, 2008)