Dokumen tersebut membahas tentang induksi percabangan pada tanaman karet yang bertujuan mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk. Metode induksi cabang meliputi pemangkasan daun, penyanggulan, dan pemenggalan batang. Pemenggalan batang pada ketinggian 2,5-3 meter diatas pertautan okulasi adalah metode yang paling efisien walaupun mudah terserang penyakit dan angin.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
817 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang induksi percabangan pada tanaman karet yang bertujuan mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk. Metode induksi cabang meliputi pemangkasan daun, penyanggulan, dan pemenggalan batang. Pemenggalan batang pada ketinggian 2,5-3 meter diatas pertautan okulasi adalah metode yang paling efisien walaupun mudah terserang penyakit dan angin.
Dokumen tersebut membahas tentang induksi percabangan pada tanaman karet yang bertujuan mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk. Metode induksi cabang meliputi pemangkasan daun, penyanggulan, dan pemenggalan batang. Pemenggalan batang pada ketinggian 2,5-3 meter diatas pertautan okulasi adalah metode yang paling efisien walaupun mudah terserang penyakit dan angin.
Dokumen tersebut membahas tentang induksi percabangan pada tanaman karet yang bertujuan mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk. Metode induksi cabang meliputi pemangkasan daun, penyanggulan, dan pemenggalan batang. Pemenggalan batang pada ketinggian 2,5-3 meter diatas pertautan okulasi adalah metode yang paling efisien walaupun mudah terserang penyakit dan angin.
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Induksi Percabangan (Branch Induction) pada Tanaman Karet Pada tanaman karet muda sering dijumpai tanaman yang tumbuhnya meninggi tanpa membentuk cabang. Tanaman seperti ini pertumbuhan batangnya lambat sehingga terlambat mencapai matang sadap. Selain itu, pada bagian ujungnya mudah dibengkokkan oleh angin, akibatnya akan tumbuh tunas cabang secara menyebelah, sehingga tajuk yang terbentuk tidak simetris. Keadaan cabang seperti tersebut di atas akan sangat berbahaya karena cabang mudah patah bila ada angin kencang. Ketinggian cabang yang dikehendaki umumnya antara 2,5 - 3 meter dari atas pertautan okulasi. Bagi klon-klon yang pertumbuhan cabangnya lambat dan baru terbentuk di atas ketinggian tiga meter, perlu dilakukan perangsangan untuk mempercepat pembentukan cabang agar tanaman lebih cepat terbentuk (Sagala, 2009). Beberapa klon lambat membentuk percabangan yang disebabkan oleh sifat dominasi pertumbuhan tanaman (dominasi apikal) yang sangat kuat. Dominasi apikal mendorong pertumbuhan tunas yang ada dipucuk tanaman (tunas terminal) tapi menghambat pertumbuhan tunas yang ada di ketiak daun (tunas lateral) sehingga menyebabkan tanaman tinggi dan kurus. Untuk tanaman seperti itu diperlukan induksi percabangan. Tujuan induksi cabang adalah mempercepat pertumbuhan lilit batang dan mengurangi kepekaan pohon terhadap angin (Siagian, dkk., 2001). Beberapa klon yang pada awal pertumbuhannya cenderung meninggi dan lambat bercabang, diantaranya adalah klon GT 1 dan RRIM 600. Induksi percabangan selain untuk memodifikasi bentuk tajuk tanaman juga bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan lilit batang tanaman. Bagi klon-klon yang pertumbuhan cabangnya lambat dan baru terbentuk di atas ketinggian tiga meter, perlu dilakukan perangsangan untuk mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk. Menurut Setyamidjaja (1993), tujuan dari perangsangan percabangan adalah untuk mendorong tanaman bercabang pada ketinggian yang dikehendaki, untuk memperoleh cabang sesuai dengan yang diperlukan agar tanaman memiliki mahkota yang baik (rimbun) sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung secara optimal, dan untuk menambah kesuburan pertumbuhan tanaman dan memperoleh pertumbuhan yang rimbun. Induksi percabangan dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan daun (clipping), penyanggulan (folding), dan pemenggalan batang (topping).
A. pemangkasan daun (clipping)
Pemangkasan daun dilakukan pada saat payung daun teratas masih
berwarna kuning kemerahan sampai dengan hijau muda yang dimulai pada ketinggian 2,8 meter diatas pertautan okulasi. Sebagian helaian daun pada payung teratas yang cukup tua (berumur 1,52 tahun) dipotong hingga tangkai daun, sehingga hanya menyisakan 3-4 helaian daun yang letaknya paling ujung saja. Dua-tiga minggu kemudian tunas cabang akan tumbuh. Cabang harus di pelihara secara bertingkat, agar tanaman lebih kuat terhadap angin kencang dan serangan jamur upas. Cara pengguguran daun ini kurang efisien, sebab cabang yang terbentuk hanya sedikit sekali dan tingkat keberhasilannya hanya 55% saja.
b. Penyanggulan (folding)
Penyanggulan adalah suatu teknik perlakuan dalam rangka pengelolaan
percabangan pada TBM karet yang bertujuan merangsang pertumbuhan cabang dan daun, menekan pertumbuhan batang kearah atas (longitudinal), meningkatkan pertumbuhan lilit batang (transversal). Penyanggulan di lakukan pada daun payung teratas yang sudah tua pada tanaman berumur 1,5 2 tahun diikat dengan tali atau karet menyerupai sanggul. Penyanggulan dilakukan dengan cara melipat daun dewasa pada payung teratas secara berkelompok (6 s/d 8 helaian daun) kearah pucuk tanaman menyerupai sanggul, kemudian lipatan tersebut diikat dengan tali karet. Dengan demikian titik tumbuh pada pucuk terminalnya mati, sehingga batang utama menjadi tidak dominan. Keberhasilan cara sanggul lebih tinggi dibandingkan cara pemangkasan daun (Siagian, dkk., 2001).
c. Pemenggalan batang (topping)
Pemenggalan batang dilakukan pada ketinggian 2,8-3,0 meter, lebih
kurang 5 cm di atas mahkota daun teratas. Pemenggalan batang sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan, menggunakan gunting pangkas yang tajam dan tangga berkaki tiga. Setelah cabang terbentuk, dilakukan penunasan ringan terhadap cabang, sehingga tajuk menjadi seimbang. Kelemahan pemenggalan batang adalah jika dilakukan pada jaringan yang masih muda, batang menjadi miring, sehingga peka terhadap serangan angin (Siagian, dkk., 2001). Pemenggalan batang dilakukan pada ketinggian 2,53 m sedikit di atas kumpulan mata. Pemenggalan ini dilakukan pada waktu tanaman muda berumur 23 tahun, dimana pada waktu tersebut tanaman sudah mencapai tinggi kurang lebih lima meter. Pemenggalannya dilakukan pada waktu awal musim hujan. Tanaman-tanaman yang dapat dipenggal adalah tanaman dimana pada tinggi kurang lebih tiga meter tersebut batangnya sudah berwarna coklat. Alat-alat yang digunakan dalam pemenggalan adalah gergaji kayu, dan sebaiknya digunakan gergaji tarik. Arah irisan gergaji harus miring, tidak boleh mendatar. Luka tanaman karet dipenggal pada tinggi yang diinginkan tersebut, 2 4 minggu kemudian tunas-tunas mulai tumbuh, biasanya lebih dari 10 tunas. Untuk itu perlu dilakukan penjarangan tunas. Pembentukan cabang dengan cara pemenggalan batang dapat berhasil dengan baik dan cukup efisien. Namun kelemahannya adalah mudah terserang penyakit jamur upas dan tidak tahan terhadap angin, karena cabang tertumpuk pada bekas penggalan. Untuk menekan kerusakan akibat angin dan serangan jamur upas, sebaiknya cabang dijarangkan menjadi tiga buah cabang saja agar tajuk yang terbentuk dapat tumbuh dan kuat dan kokoh. Upaya lebih lanjut untuk mengurangi kerusakan akibat angin dapat dilakukan pemenggalan kemabi pada saat tanaman sudah memasuki fase menghasilkan (TM). Dengan sistem penunasan dan induksi percabangan pertumbahan lilit batang akan lebih cepat, sehingga usia tanaman belum menghasilkan lebih pendek. Selain itu, tindakan ini dapat mencegah tanaman karet doyong dan tumbang. Dengan demikian, tindakan penunasan dan induksi percabangan dapat menghemat biaya pemeliharaan dan mempercepat tanaman berproduksi (PT. Perkebunan Nusantara VII , 2007).