Akuntansi Manajemen Sap 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PERANAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Peranan akuntansi pada umumnya, dan manajemen pada khususnya sangat


penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi
pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Akuntansi manajemen memiliki
tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal ini berarti bahwa akuntansi manajemen
dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar sumber-sumber
ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan
ditransformasikan secara lebih efektif serta efisien.

Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama,
yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua sistem
akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan dan jenis proses yang digunakan untuk
mengubah masukan menjadi keluaran. Adapun sistem informasi akuntansi keuangan
digunakan bagi pihak eksternal, sedangkan sistem informasi akuntansi manajemen
digunakan bagi pihak internal.

Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para


pemakai intern (para manajer dan profesional) untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen
tertentu sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Inti dari
sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-
aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan
pengelolaan informasi. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria
formal apapun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya
sehingga kriterianya fleksibel dan berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi
manajemen memiliki tiga tujuan umum (Hansen, 2009:4) :

o Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya
yang ditentukan oleh manajemen,
o Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan berkelanjutan,
o Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

1
Mulyadi (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua garis besar peranan dari
akuntansi manajemen, antara lain :

1. Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi

Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam


perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan :

a. Pencatat skor (score keeping)

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan


pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan dalam
menyediakan informasi keuangan bagi penyusun rencana aktivitas dam menyajikan
informasi umpan balik kepada manajemen mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang
telah disusun. Akuntansi manajemen mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada
manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan
rencana yang telah disusun. Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor bagi
manajemen, akuntansi manajemen harus memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan andal
(reliable).

b. Penarik perhatian manajemen (attention directing)

Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi


penyimpangan pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen, agar
manajemen dapat merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan
yang terjadi. Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajemen
telah dapat menjadi pencatat skor yang baik.

c. Penyedia informasi untuk pemecah masalah (problem solving)

Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan
yang sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik
perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan
manajemen, maka mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan
keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan.

2
2. Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi

Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang
lain, yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut.

Disamping uraian mengenai garis besar pentingnya akuntansi manajemen dalam


suatu proses bisnis diatas, peran akuntan manajemen sebagai pelaksana sistem
akuntansi manajemen juga tidak kalah penting, serta merupakan peran pendukung dalam
suatu organisasi. Mereka membantu orang-orang yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan tujuan dasar organisasi (Hansen, 2009:20). Posisi yang bertanggungjawab
langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini (line position) dan posisi
yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggungjawab secara langsung terhadap tujuan
dasar organisasi disebut sebagai posisi staf (staff position). Akuntan manajemen
bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menganalisis,
menyiapkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan informasi yang digunakan
oleh manajemen untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntan manajemen berfungsi
sebagai anggota staf dari organisasi dan bertanggung jawab menyediakan informasi.
Meskipun akuntan manajemen, seperti pengontrol dan manajer akuntan biaya juga
berpengaruh terhadap organisasi, mereka tidak berwenang terhadap manajer bagian
produksi. Manajer lini adalah orang yang membuat kebijakan dan keputusan yang
berpengaruh terhadap produksi. Namun akuntan manajemen dapat memberikan masukan
yang signifikan dalam berbagai kebijakan dan keputusan melalui penyediaan dan
pengintreprestasian informasi.

Dimana dalam suatu bagan organisasi terdapat beberapa jabatan, salah satunya
adalah pengontrol yang mengawasi semua departemen yang ia pegang. Karena
peranannya yang penting dalam operasi suatu perusahaan, pengontrol sering dipandang
sebagai anggota dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam aktivitas
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Yang kedua yaitu bendahara
atau treasurer yang bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan.

3
Semua praktik akuntansi manajemen biasanya dikembangkan untuk membantu
manajer mencapai laba yang maksimum, namun sesungguhnya laba yang maksimum
bukan merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan. Tujuan memaksimumkan laba ini
harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba dicapai dengan cara cara yang legal dan
etis, sesuai dengan kode etik perusahaan atau etika tertentu, salah satunya adalah
beberapa sertifikasi yang dikhususkan bagi akuntan manajemen, antara lain adalah
sebagai berikut :

a. CMA (Certificate in Management Accounting ) adalah sertifikasi yang didesain


untuk memenuhi kebutuhan khusus para akuntan manajemen. Salah satu tujuan
CMA adalah membuat akuntansi manajemen menjadi disiplin ilmu yang diakui,
profesional, dan terpisah dari profesi akuntan publik.
b. CPA (Certificate in Public Accounting ), utamanya ditujukkan bagi mereka yang
berpraktik sebagai akuntan publik tetapi banyak akuntan manajemen yang
memilikinya karena sertifikat ini sangat diakui .
c. CIA (Certificate in Internal Auditing ) adalah sertifikasi bagi auditor internal dan
didesain untuk memiliki kompetensi teknis yang memadai.

SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Kebanyakan prosedur perhitungan biaya produk dan akuntansi manajemen yang


digunakan pada abad ke 20 dikembangkan antara tahun 1880 dan 1925. Sebelum tahun
1914, banyak perkembangan awal yang menekankan pada perhitungan biaya produk dengan
penelusuran profitabilitas produk secara individual dan penggunaan informasi tersebut untuk
pengambilan keputusan strategik bagi pemimpin perusahaan dan pemakai intern lainnya..
Akan tetapi, penekanan pada hal tersebut mulai ditinggalkan sejak tahun 1925 seiring dengan
munculnya pendekatan perhitungan biaya persediaan yang mengalokasikan biaya manufaktur
ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada pengguna eksternal laporan
keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan telah menjadi pendorong untuk membentuk
desain sistem akuntansi biaya. Perubahan orientasi akuntansi manajemen dari penyediaan
informasi bagi pemakai intern (untuk kepentingan pengambilan keputusan strategik) ke
penyediaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan berlangsung terus sampai awal
tahun 90-an.

4
Pelaporan keuangan kepada pihak luar menjadi pendorong utama dalam
perancangan sistem akuntansi biaya sejak pasar modal dikembangkkan di USA. Manajer
perusahaan bersedia untuk menerima informasi biaya rata-rata produk yang kasar.
Kenyataannya pada saat itu, informasi biaya produk secara individual yang lebih rinci
dan teliti tidak diperlukan. Selama perusahaan memiliki produk yang homogen, yang
mengkonsumsi sumber daya dengan proporsi yang sama, informasi yang disediakan oleh
sistem akuntansi biaya yang lebih berorientasi ke penyediaan informasi keuangan bagi
pemakai luar adalah cukup baik dan memadai. Bagi kebanyakan perusahaan, biaya untuk
menjalankan sistem akuntansi biaya lebih rinci, kenyataannya melebihi manfaat yang
diperoleh

Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem biaya


konversional dilakukan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Para pengguna mendiskusikan
kelemahan informasi yang disediakan oleh sistem yang didesain untuk menyusun laporan
keuangan. Akan tetapi, usaha usaha pada perbaikan sistem tersebut pada dasarnya
terpusat untuk membuat informasi akuntansi keuangan yang lebih berguna bagi
penggunanya daripada untuk menghasilkan seperangkat informasi dan prosedur baru
yang terpisah dari sistem pelaporan eksternal.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik praktik akuntansi manajemen
tradisional yang sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial banyak
ditemukan. Sebagai tanggapan terhadap kelemahan sistem akuntansi manajemen
tradisional, berbagai usaha telah dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi
manajemen baru yang dapat memenuhu kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini.

Pada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang diwarnai dengan persaingan
tingkat dunia yang tajam telah mengubah sifat ekonomi USA, dan telah menimbulkan
respon dari banyak perusahaan manufaktur di USA, yang secara dramatis mengubah cara
perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnis mereka. Dengan perubahan ini,
sistem akuntansi manajemen tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem
akuntansi manajemen yang baru, kemudian muncul. Tren yang menyebabkan perubahan
akuntansi manajemen, adalah :

a. Kemajuan teknologi informasi

5
Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang, manajemen
mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya, dan dengan mudah
dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka. Dilain
pihak, akuntan manajemen mampu melakukan rekayasa informasi yang sebelumnya tidak
mungkin dilaksanakan dengan cara manual.

b. Implementasi just-in time (JIT) manufacturing

Melalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar


permintaan,tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa menanggung biaya sediaan.
Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan dari operasi berikutnya.
Oleh karena itu, JIT merupakan usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan, serta
mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan
jasa pendukung.

c. Meningkatnya tuntutan mutu

JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk akhir
kepada customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi
berikutnya. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan
kepada customer dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau Total Quality Control(TQC).
TQC merupakan konsep pengendalian yang meletakan tanggung jawab pengendalian
dipundak setiap karyawan yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain
sampai proses produksi, sampai produk mencapai pembeli.

d. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur


hidup produk

Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk yang


masing-masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang sangat berbeda
satu sama lain, sehingga pembebanan biaya overhead pabrik tidak mencerminkan
keterserapan produk tersebut. Pemanfaatan komputer untuk memudahkan desain dan
pengetesan hasil desain produk menyebabkan inovasi produk sangat pesat, sehingga daur
hidup produk (product life cycle) menjadi semakin pendek.

6
e. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing (CIM)

Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu memproduksi produk


berdasarkan order, bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu memperpendek lead time dan
mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga mengurangi secara signifikan
penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengolahan produk.

Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi


manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) banyak dikembangkan dan
diimplementasikan oleh organisasi. Penekanan waktu, kualitas dan efisiensi untuk mengamankan
dan mempertahankan keunggulan bersaing perlu dilakukan. Manajemen berdasarkan aktivitas
(Activity-Based Management) adalah respon yang inovatif terhadap kebutuhan atas informasi
akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan. Manajemen berdasarkan aktivitas
menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing - ABC).
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya,
yaitu pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau
pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.

ARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN

a. Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)


Manajemen berdasarkan aktivitas atau (Activity-Based Management) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen
pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang
dihasilkan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) dan analisis proses. Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya.

b. Orientasi pada Pelanggan

Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi


pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama
Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang pelanggan terima

7
(produk total) dengan apa yang pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan). Sedangkan
apa yang diterima disebut dengan produk total atau total product adalah seluruh manfaat
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang diterima pelanggan dari produk
yang dibeli. Jadi, realisasi bagi pelanggan meliputi fitur umum dan khusus dari suatu
produk, jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, dan semua faktor faktor lain yang
dianggap penting oleh pelanggan.

c. Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning)


Manajemen biaya strategis adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan
mengidentifikasikan strategi strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan
bersaing yang berkelanjutan. Perusahaan umumnya memilih suatu suatu posisi strategis
yang sesuai dengan satu dari dua strategi umum berikut :
1. Kepemimpinan biaya (cost leadership)
2. Produk superior melalui diferensiasi

Tujuan strategi kepemimpinan biaya adalah memberikan nilai yang sama atau lebih bagi
pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing. Jadi, tujuannya adalah
meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan menurunkan pengorbanan.

d. Kerangka Kerja Rantai Nilai


Fokus nilai bagi pelanggan berarti sistem akuntansi manajemen seharusnya
mengumpulkan informasi di luar perusahaan. Manajemen yang efektif atas rantai nilai
internal adalah dasar untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan. Rantai nilai internal
adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, serta mengirimkan produk dan jasa kepada pelanggan. Jadi,
penekanan pada nilai bagi pelanggan memaksa para manajer untuk memutuskan aktivitas
aktivitas dalam rantai nilai yang penting bagi para pelanggan.
Rantai nilai industri atau industrial value chain adalah rangkaian aktivitas yang
menciptakan nilai dan saling berhubungan. Dasar kerangka kerja rantai nilai adalah
pemahaman akan pertalian yang rumit dan hubungan antar aktivitas. Ada dua jenis
pertalian, yaitu internal dan eksternal. Pertalian internal adalah hubungan antara kegiatan
kegiatan yang dilakukan dalam rantai nilai industri perusahaan. Pertalian eksternal

8
adalah hubungan kegiatan antara perusahaan, pemasok perusahaan, dan pelanggan. Jadi,
pertalian eksternal bisa juga disebut pertalian pemasok dan pertalian pelanggan.

e. Perspektif Lintas Fungsional


Perspektif lintas fungsional memungkinkan kita melihat gambaran yang besar. Pandangan
yang lebih luas ini memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan eksternal maupun internal, dan meningkatkan
efisiensi.

f. Manajemen Kualitas Total


Filosofi manajemen kualitas total adalah filosofi yang mengenalkan akan sikap
perusahaan yang berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan
pekerjanya menghasilkan produk yang sempurna dimana sikap ini merupakan sikap
terbaru yang menggantikan sikap kualitas yang berterima.

g. Waktu sebagai Elemen Persaingan


Waktu adalah elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaan perusahaan
kelas dunia mengurangi waktu yang dibuthkan untuk mencapai pasar dengan cara
memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Sebagai contoh, Hewlett-
Packard telah menemukan bahwa lebih baik kelebihan anggaran 50% dalam
pengembangan produk baru daripada terlambat enam bulan meluncurkan ke pasar.
Korelasi antara biaya dan waktu ini adalah jenis informasi yang harus tersedia pada suatu
sistem informasi akuntansi manajemen.

h. Efisiensi
Pengukuran efisiensi finansial dan nonfinansial sangat diperlukan, karena peningkatan
kualitas dan waktu tanpa adanya peningkatan laba akan membuat kinerja mnejadi sia
sia.

i. Bisnis secara Elektronik (E-business)

Bisnis secara elektronik (E-business) adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi
yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Perdagangan
secara elektronik (E-commerce) adalah jual beli produk dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi. Bisnis dengan cara ini menyediakan kesempatan bagi
sebuah perusahaan untuk memperluas penjualannya di seluruh dunia dan dapat

9
menurunkan biaya secara siggnifikan jika dibandingkan dengan transaksi dengan
menggunakan kertas.

KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN


1. Pembebanan Biaya

Secara luas, pengertian biaya dapat merujuk kepada segala pengorbanan yang
harus diserahkan atas tindakan atau pilihan yang diambil. Menurut Hansen dan Mowen
(2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur yang menjadi acuan sebuah hal disebut
sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau nilai setara kas. Hal tersebut menunjukkan
bahwa biaya tidak selalu harus berupa uang (kas), tetapi bisa juga berupa hal lain yang
dapat bernilai uang. Unsur yang kedua yaitu pengorbanan atas uang atau setaranya untuk
mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang
dikeluarkan oleh organisasi harus memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima.
Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang diharapkan
organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya memiliki tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditanggung atau dikeluarkan
organisasi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Biaya yang
diharapkan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang biasanya disebut dengan
investasi.

Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi tidak
semua biaya menjadi beban. Perbedaan utamanya terletak pada sifat timbal baliknya.
Biaya merupakan pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di masa
mendatang, tetapi beban merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi dapat
memberi manfaat di masa yang akan datang. Jika beban disajikan dalam laporan laba-
rugi perusahaan, maka biaya dilaporkan dalam laporan arus kas. Seorang manajer
keuangan haruslah memahami betul konsep tentang biaya. Selain itu dengan memahami
konsep biaya, manajer keuangan dapat memberikan keputusan untuk menghentikan atau
melanjutkan proyek yang sedang berjalan, mengestimasi keuntungan, dan menghindari
resiko kerugian.

10
Objek biaya merupakan konsep tentang biaya yang tidak kalah pentingnya. Objek
biaya merupakan sebuah tujuan atau sasaran dimana biaya diukur dan dibebankan sesuai
dengan satuannya. Objek biaya dapat berupa segala sesuatu yang dapat diidentifikasi,
misalnya departemen, produk, batch, pelanggan, proyek, pesanan, proses, aktivitas,
program, dan lain sebagainya Setelah menentukan objek-objek biaya yang akan dipakai,
maka tugas manajer keuangan selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya pada
objek yang telah ditetapkan. Menurut Hansen dan Mowen, ada tiga metode pembebanan
biaya, antara lain:

a. Direct Tracing (Penelusuran Langsung)

Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi


dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek
biaya. Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik
komponen pembentuk produk. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada
pembebanan biaya atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan dengan
sebuah produk, misalnya jasa listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.

b. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)

Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk


membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai
faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan
memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek
biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan metode
penelusuran langsung.

c. Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)

Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan


kausal secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan
untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui
penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang
terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.

11
2. Harga Pokok Produk dan Jasa

Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk mendapatkan


pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
yang cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa (intangible product).
Barang atau produk berwujud biasanya dihasilkan dari pengolahan bahan baku hingga
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Jasa atau produk tak berwujud biasanya
berupa aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu kepentingan
konsumen dengan menggunakan fasilitas milik perusahaan, contohnya persewaan, jasa
audit, jasa penilai, perbankan, dan lain sebagainya. Perbedaan jasa terhadap barang yang
utama dapat diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain:

1. Intangibility

Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya keberadaan produk
tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera manusia, tetapi manfaatnya
dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa audit, konsumen tidak mengetahui bentuk
fisik/proses audit tersebut seperti apa, tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit.

2. Perishability

Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya adalah pemanfaatan produk berupa
jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa pengamanan, produk jasa tersebut
hanya bisa dinikmati sepanjang kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati
jasa tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.

3. Inseparability

Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan produsennya. Kedua
belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa ini.

4. Heterogenity

12
Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan kepentingan konsumen.
Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar sebagai kontrol atas varian kepentingan
konsumen.

Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang digunakan untuk mendukung tujuan
manajerial perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk yang disajikan untuk masing-masing
tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam akuntansi biaya yaitu penetapan biaya
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan
informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk yang
didukung oleh internal value chain. internal value chain perusahaan merupakan seperangkat
aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan, dan melakukaan pelayanan produk. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan
objek dimana biaya dibebankan. Untuk tujuan yang berbeda, informasi yang diambil berdasarkan
objek biaya juga berbeda. Misalnya untuk membuat keputusan strategis perusahaan, maka
seluruh biaya atas aktivitas-aktivitas tersebut harus diungkapkan. Berbeda jika untuk tujuan
analisis taktis manajemen, hanya beberapa aktivitas saja yang diungkapkan. Untuk penyajian
laporan keuangan eksternal, perusahaan biasanya hanya mencantumkan biaya produksinya saja.

Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari biaya produksi yang
menghitung tiga jenis biaya, antara lain:

1. Direct Material (Bahan Langsung)

Bahan langsung merupakan bahan baku produksi yang secara fisik dapat ditelusuri langsung
kepada sebuah produk. Biaya bahan langsung dibebankan pada biaya produk.

2. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung)

Tenaga kerja langsung adalah waktu dan tenaga yang dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk yang dihasilkan. Item ini biasanya dihitung dengan satuan waktu atau lama pekerja

13
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan secara fisik/langsung dilakukan untuk
mengidentifikasi besar biayanya.

3. Overhead

Overhead merupakan pos terakhir dimana biaya-biaya yang ada tidak dapat dimasukkan pada
bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overheadjuga menampung biaya-biaya tidak
langsung yang dipakai untuk mendukung produksi.

Selain pengelompokan ketiga biaya tersebut terdapat pula pengelompokan yang merupakan
kombinasi biaya yang dikenal dengan biaya utama dan biaya konversi. Biaya Utama merupakan
gabungan antara direct material dan direct labor. Sedangkan biaya konversi adalah gabungan
antara biaya direct labor dan biaya overhead. Biaya konversi pada konsepnya adalah biaya yang
dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk olehan atau produk jadi.

Adapula biaya yang muncul diluar dari biaya untuk memproduksi barang, yang bisa disebut
dengan biaya non-produksi. Biaya Non-produksi pada umumnya dibedakan menjadi biaya
penjualan dan biaya administrasi. Biaya penjualan biasa disebut dengan biaya mendapatkan
pesanan dan biaya memenuhi pesanan yang terdiri dari biaya pemasaran, distribusi, dan biaya
pelayanan pasca penjualan. Sedangkan biaya administrasi yaitu seluruh biaya yang tidak dapat
dibebankan pada produksi maupun penjualan yang meliputi pengembangan, layanan
administrasi, dan lain sebagainya.

14
15

Anda mungkin juga menyukai