Kriteria Atau Cahaya Di Jalan Kebenaran
Kriteria Atau Cahaya Di Jalan Kebenaran
Kriteria Atau Cahaya Di Jalan Kebenaran
atau
CAHAYA DI
JALAN
KEBENARA
N
M. Fethullah Glen
2
KATA PENGANTAR
nikmatnya iman.
timpenerjemahnil@gmail.com.
Tim Penerjemah
Menjaga Rahasia
2 Kehendak. (Penerj.)
Saat seseorang memberikan
sebuah rahasia lagi kepada orang
yang sudah berkali-kali
membocorkan rahasia, maka ini
membuktikan
ketidakpahamannya dan
kelemahannya dalam memilih
teman untuk berbagi rahasia.
Orang yang hatinya sudah
matang dan yang matanya
terbuka, dalam kehidupannya
tidak mungkin bisa terhina dalam
kelalaian seperti ini.
***
Insan, ketika diminta untuk
menjelaskan sesuatu, dia harus
menjelaskan sesuai dengan
kadarnya; Dia harus
menghindarkan diri dari
menyebarkan rahasia-rahasia
yang tersimpan di dalam hati ke
tempat yang tidak sepatutnya
dibicarakan. Tidak boleh
dilupakan, mereka yang
menceritakan rahasianya kepada
siapa saja, di berbagai tempat,
suatu saat akan menyebabkan
musibah yang tidak dapat
dicegah baik oleh dirinya maupun
oleh masyarakatnya.
***
Insan, wajib dan harus
menghindarkan dirinya dari
menceritakan secara
sembarangan hal-hal yang
sifatnya pribadi. Apalagi kalau hal
pribadi tersebut adalah hal-hal
yang tidak bagus, tidak
menyenangkan, dan tidak
bermanfaat ketika diceritakan.
Karena hal tersebut seringkali
akan mempermalukan sahabat-
sahabatnya, serta menyebabkan
munculnya keadaan tidak bagus
yang justru akan
membahagiakan musuh-
musuhnya.
***
Kalbu, seakan diciptakan
sebagai sebuah kotak penyimpan
rahasia. Akal adalah gemboknya,
sedangkan iradah adalah kunci
pembukanya. Selama gembok
dan kunci pembukanya tidak
bermasalah, permata-permata di
dalam kotak tersebut tidak akan
ada yang mengetahuinya...
***
Barang siapa yang menceritakan
rahasia orang lain kepada Anda,
harus disadari bahwa orang ini
juga dapat menceritakan rahasia
Anda kepada orang lain. Oleh
karena itu, tidak boleh diberikan
kesempatan kepada orang
rendahan seperti ini untuk
mengetahui hal pribadi Anda,
walau hal yang paling sepele
sekalipun.
***
Ada rahasia yang terkait
dengan individu tertentu; ada
rahasia yang terkait dengan
keluarga; dan juga ada rahasia
yang terkait dengan keseluruhan
dari sebuah masyarakat dan
bangsa. Dengan disebarkannya
rahasia dari satu individu, maka
terkoyaklah harga diri individu
tersebut; dengan disebarkannya
rahasia dari sebuah keluarga,
maka akan terkoyaklah
kehormatan keluarga tersebut;
dengan disebarkannya rahasia
dari sebuah bangsa, artinya telah
dibuka kesempatan untuk
mempermainkan kehormatan
bangsa tersebut. Karena rahasia
selama tersimpan di dalam kalbu
pemiliknya, ia menjadi kekuatan
bagi pemiliknya; ketika ia jatuh
ke tangan orang lain, ia akan
menjadi sebuah senjata yang
berpotensi digunakan untuk
melawan dirinya. Oleh karena
itu, nenek moyang kita berpesan:
rahasiamu adalah budakmu;
ketika kamu menceritakannya,
kamu akan menjadi budaknya.
***
Betapa banyak pekerjaan
mulia yang membutuhkan
menjaga rahasia sebagai
prinsipnya; karena kelalaian
orang-orang yang terlibat dalam
pekerjaan mulia tersebut dalam
menjaga rahasia, telah
menyebabkan pekerjaan
-pekerjaan tersebut tidak bisa
selangkah lebih maju, bahkan
terkadang ia dapat menyebabkan
risiko-risiko serius bagi para
pendahulunya. Apalagi pekerjaan
ini adalah masalah-masalah kritis
yang terkait dengan kehidupan
dan kekekalan dari sebuah
bangsa!
***
Jika sebuah negara
rahasianya jatuh ke tangan
musuh-musuhnya; jika sebuah
pasukan strategi perangnya
bocor ke tangan lawan-lawannya;
Jika seorang aktivis rencana-
rencananya diketahui oleh
pesaingnya, maka tidak akan ada
kesempatan bagi negara tersebut
untuk bangkit; tidak akan ada
kesempatan pasukan tersebut
untuk meraih kemenangan; dan
tidak akan ada kesempatan bagi
aktivis tersebut untuk sukses.
Kehati-hatian
3 Rencana. (Penerj.)
Seorang individu,
tanggungjawab yang
diembannya, supaya bisa
dijalankan dengan harmonis,
sebagaimana ia bergantung pada
antisipasi dan rencana awal,
begitu juga untuk tidak diganggu
atau dihalangi oleh para
musuhnya sepanjang masa
pelayanan, bergantung pada
kehati-hatian dalam
menunaikannya. Betapa banyak
orang yang muncul dengan
ribuan kebisingan, belum sampai
ia menapakkan dua langkah, ia
sudah tak berkutik tertangkap
oleh musuh, dan ia pun dikepung
oleh ular dan lipan di
sekelilingnya yang ia bangunkan.
Ah, seandainya semua yang
terjadi hanya demikian saja. Lalu
bagaimana jika tindakan
sembrono mereka ini
berpengaruh terhadap
masyarakat yang kondisinya
sudah menyedihkan, lumpuh, dan
kehilangan harapan.
***
Kehati-hatian, sebagaimana
jelas berbeda dengan melangkah
mundur karena takut, begitu juga
berperilaku tanpa antisipasi tidak
memiliki hubungan sama sekali
dengan keberanian dan
kepahlawanan. Pada
kenyataannya, andaikata kehati-
hatian tersebut dilakukan secara
berlebihan mungkin dapat
menimbulkan kerugian tertentu,
akan tetapi kerugian ini hanya
bersifat lokal dan dapat dicari
solusinya. Adapun perilaku tanpa
antisipasi yang dianggap sebagai
sebuah kepahlawanan, perilaku
tanpa perhitungan seperti Don
Kihote, setiap saat adalah
perilaku yang berbahaya dan
berisiko.
***
Sebagaimana halnya sifat
buruk lainnya, menggunakan
psikologi masyarakat yang
mudah ditipu untuk
memanipulasi masyarakat,
adalah salah satu hadiah dari
peradaban Barat. Menurut
mereka yang memiliki pemikiran
yang tidak jelas asal usulnya dan
cacat, adalah hal yang normal
untuk berkumpul dan berkeok di
sekeliling sebutir telur yang akan
menetas. Sedangkan menurut
kami, dalam setiap permasalahan
agama dan negara, kita harus
melanjutkan tugas ini dengan
elegan di dalam ketenangan dan
kesabarannya sebuah tiram, di
tempat yang tak terjangkau
mata, dengan penderitaan masa
pengeramannya, tanpa
kebisingan.
***
Kemuliaan manusia di sisi
Allah (Al-Haq), diukur dengan
keagungan usaha mereka.
Adapun tanda paling jelas dari
keagungan usaha ini adalah
ketika orang tersebut
mengorbankan kebahagiaan
pribadinya demi kebahagiaan
orang lain. Bagi seseorang, aku
tidak tahu, jika demi keselamatan
masyarakat ia rela untuk
meletakkan kehormatannya di
bawah telapak kaki; jika ia bisa
bertahan menelan kemarahannya
walaupun ia berada dalam posisi
dimana ia seharusnya
melampiaskannya, dan jika ia
berada dalam posisi dimana
kebahagiaan pribadinya bisa
diraih, ia justru memilih untuk
menghalanginya; apakah bisa
dibayangkan pengorbanan yang
lebih besar dari ini?
***
Sebagaimana melihat
prestasi-prestasi pasukan sukses
semata dari keberaniannya saja,
dan mengabaikan pentingnya
rencana-rencana para
komandannya adalah sebuah
kebodohan, begitu juga
menghubungkan semua
kesuksesan dengan keberanian
yang konyol saja, dan
mengabaikan pentingnya langkah
antisipasi adalah sebuah
kebodohan yang nyata.
***
Kehati-hatian adalah
pergerakan yang
memperhitungkan semua
kemungkinan munculnya
kedengkian dan kebencian
lingkungan sekitar, baik dari
kawan maupun lawan. Dalam
sikap yang seperti ini, walaupun
secara penampakan ia terlihat
pasif dan statis, namun karena ia
jauh dari kemungkinan akan
dihalangi, maka kemungkinan
kegagalannya juga sangat
sedikit, oleh karena itupun ia
akan sangat jauh dari
kekecewaan. Sebaliknya, setiap
gerakan yang berderap berisik
akan melahirkan fitnah yang
sangat besar dan selalu
mengkhawatirkan.
***
Sebagaimana halnya
memulai sebuah pekerjaan,
antisipasipun seperti sebuah
undangan yang diserahkan
kepada inayah Ilahi dan di waktu
yang sama, bagaikan dua wajah
dari sebuah hakikat. Kesalahan
pelaksanaan salah satu dari dua
hal ini, seringkali memutus
inayah Ilahi dan pada akhirnya
menyebabkan kegagalan.
Sedangkan jalan dan perjalanan
tanpa hambatan hanya dapat
terjadi dengan pandangan siaga
setiap saat. Betapa bahagianya
orang yang dapat
memahaminya...!
Musyawarah
Seseorang yang
meninggalkan dirinya dalam
kemalasan tentunya pasti akan
membusuk dan lenyap,
sebagaimana air yang tidak
mengalir dan kotor. Keinginan
manusia untuk sebuah
kenyamanan adalah alarm dan
tanda kematian yang pertama.
Tapi jika seorang manusia telah
lumpuh hatinya, maka dia tidak
akan mendengar alarm ini, tidak
juga mengerti apapun dari isyarat
ini. Tentunya, tidak juga mengerti
teguran dan peringatan dari para
pendakwah...
***
Kemalasan dan kecintaan
pada kenyamanan, adalah salah
satu dari sebab-sebab utama
segala macam kehinaan dan
kemiskinan. Jiwa-jiwa mati yang
telah terbuai oleh kenyamanan
dan kemalasan, tidak ada
keraguan bahwa suatu hari
mereka akan terjatuh pada
sebuah kehinaan, seperti selalu
mengharapkan orang lain
membantunya bahkan pada
kebutuhan-kebutuhan pribadi
sekalipun.
***
Jika kita tambahkan cinta
rumah6 selain kemalasan dan
kenyamanan, maka manusia itu
telah mundur dari barisan
perjuangan dan ruhnya pun mati.
Dan juga, jika hal yang
terbelakang seperti ini dianggap
sebagai sifat seorang pria sejati,
maka sebenarnya pandangan ini
salah dan merupakan sebuah
musibah.
***
Dengan kecintaan akan
perjuangan dan kerinduan pada
jihad, sebuah kekaisaran yang
besar terlahir dari sebuah
keluarga yang kecil. Namun pada
7 Pelayanan. (Penerj.)
kekuatan spiritual orang-orang
yang ada di sekelilingnya. Bahkan
satu keraguan kecil, sedikit
keengganan yang ditunjukkan
pun, dapat menyebabkan
keputus-asaan dan goncangan
yang setara dengan matinya
seratus orang. Jika kondisinya
seperti ini, maka hal ini membuat
musuh-musuh semakin berani
dan mendorong hasrat mereka
untuk menyerang kita.
***
Keindahan dunia yang
sangat menarik, harta benda, dan
anak-anak, semua itu adalah
fitnah dan ujian. Dan para
tholabah8 yang paling berhasil
dalam ujian tersebut adalah
orang-orang beruntung yang
penuh dengan keteguhan hati,
berkemauan, dan tegas pada
"janji dan sumpah" akan
8 Pelajar.(Penerj.)
komitmen kebenaran yang ada di
dalam hati mereka.
Sebagaimana di dalam
manusia terdapat benih-benih
dan hakikat kebaikan, pada
dirinya juga terdapat asas-asas
dari keburukan demi kepentingan
tertentu. Misalnya, di samping
sifat-sifat baik seperti tanpa
pamrih, tulus, mendahulukan
orang lain, qanaah, pada
sebagian banyak orang, terdapat
pula sifat-sifat buruk yang dapat
melumpuhkan ruh dan
membunuh kalbu seperti cinta
jabatan dan kedudukan, serta
keinginan untuk dilihat. Oleh
karena itu, ketika kita
berinteraksi dengan orang lain,
kita harus sebisa mungkin
mengambil pertimbangan
tersebut dalam membangun
hubungan dengan orang lain,
agar kita tidak dikecewakan.
***
Perasaan cinta jabatan,
untuk jadi terkenal, pemikiran
akan kedudukan, sedikit atau
banyak terdapat pada hampir
semua manusia, jika perasaan
dan pemikiran ini tidak dipenuhi
dengan jalan yang benar, mereka
yang tidak bisa melepaskan
dirinya dari keinginan, perasaan,
dan pemikiran ini, mereka akan
merugikan diri mereka sendiri
juga masyarakat di sekitarnya.
Sebagaimana halnya pada
bendungan yang terus menerus
dialiri air, airnya nanti akan
tumpah menghancurkan
bendungannya; demikian juga,
jika kalbu yang terperangkap
dalam perasaan bangga diri dan
ingin terkenal tidak disalurkan di
jalan yang benar, maka
kehancuran dunia kita menjadi
sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan.
***
Ruh-ruh yang belum
dewasa, setiap aktivitas dan
gerakan yang dianggap buruk
secara relatif dalam memuaskan
nafsu, walaupun ia dianggap
sebagai hantaman terhadap ruh
dalam suatu kriteria, pada
akhirnya, dari sisi ia menjadi
wasilah bagi kebaikan relatif dan
pencegahan terhadap sebagian
keburukan ia dianggap sebagai
ahwanus syar, bahkan ia pun
dianggap secara tidak langsung
sebagai sebuah kebaikan. Ya,
seorang penyanyi yang berusaha
menghibur dengan pita suaranya,
daripada ia menyemburkan kabut
dan asap ke sekeliling kita
dengan lagu-lagu yang
mengundang syahwat, buat
dirinya melodi ilahi, kasidah yang
indah, pembacaan maulid lebih
sedikit kerugiannya, bahkan
untuk beberapa kalangan bisa
dibilang sebagai sebuah
kebaikan.
***
Ketulusan dan keikhlasan
merupakan ruhnya pekerjaan dan
sifat dari pelaku pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu, agar
pekerjaan tersebut diterima oleh
Sang Pencipta, bergantung pada
pelaksaan amal tersebut berasal
dari hati dan dilandasi dengan
niat yang tulus, tanpa adanya
harapan apapun selain ridha
Ilahi. Namun, sungguh teramat
sulit bagi setiap individu bisa
sukses melaksanakan
khidmahnya dengan ukuran yang
seperti itu. Berdasarkan hal
tersebut, orang-orang yang
semacam itu kita lihat yang
mana yang lebih dominan,
kebaikan atau keburukannya. Ya,
ada beberapa pekerjaan,
walaupun di dalamnya dominan
dengan riya dan sumah, tidak
bisa dikatakan bahwa pekerjaan
tersebut memberikan kerugian
secara mutlak kepada tujuan,
gagasan suci, dan masyarakat
kita. Mereka bisa jadi
mencampur adukkan pekerjaan-
pekerjaan tersebut dengan
kepentingan dan keinginan
pribadi mereka, bisa jadi mereka
tidak dapat setiap saat menjaga
niat mereka hanya untuk meraih
ridha Ilahi, bisa jadi mereka tidak
dapat menyesal atas kesalahan-
kesalahan yang mereka perbuat;
akan tetapi sama sekali tidak
benar jika dikatakan bahwa jalan
dan keyakinan mereka tidak
berada dalam kebenaran.
***
Bersama dengan itu semua,
jika setiap orang dalam sebuah
kelompok khidmah mencoba
untuk memunculkan dirinya
sendiri di bidang khidmahnya,
lalu orang yang lain juga
terbersitu untuk muncul seperti
dia, maka disiplin kelompok akan
rusak, segalanya akan jadi
malapetaka dan dengan cepat
akan menuju ke anarki.
Kemudian, dikarenakan
keegoisan individu-individu maka
di setiap bagian kelompok akan
muncul gerakan-gerakan
individu; ketika itu, kaki di kepala
dan kepala di kaki, otoritas pusat
pun akan hancur perlahan-lahan.
***
Sosok-sosok sukses di dalam
pemerintahan, unsur-unsur aktif
di dalam sebuah negara, jiwa-
jiwa dinamis dan pemenang di
dalam sebuah institusi, jika
mereka meminta imbalan atas
kesuksesan dan kecakapan
mereka, maka pemerintahan itu
akan menjadi lumpuh, negara itu
akan runtuh, demikian juga
dengan institusi tersebut, ia akan
berubah menjadi monster
rahwana. Semua pemerintahan
dapat berdiri karena disiplinnya,
sebuah negara ada karena asas
dan prinsip-prinsipnya, pasukan
pun ada dengan ketaatan dan
kepatuhannya dan penghormatan
terhadap asas perintah dan
komando. Membayangkan untuk
membantah asas-asas ini pun
berarti mengabaikan sebab dari
berdirinya unsur-unsur kehidupan
yang menyokong keberadaan kita
dari masa lalu hingga saat ini.
***
Ah seandainya kalbu-kalbu
berqanaah dengan apa yang
telah dan akan diberikan Sang
Pencipta, dan dengannya mereka
hanya mencari keridhoanNya saja
di setiap penjuru dunia! Akan
tetapi, sayang sekali, dengan
mencukupkan diri dengan cahaya
redup senter di tangan, sebagian
jiwa-jiwa egois memunggungi
cahaya matahari yang terang
benderang, mereka tidak akan
mampu memperbaiki pandangan
rabun mereka dan tidak akan
mampu menemukan jalan
keluarnya yang terang
benderang!
Pusaran Keegoisan
***
Walaupun pekerjaan yang
dilakukan adalah pekerjaan-
pekerjaan yang paling sulit atau
paling melelahkan sekalipun,
namun ketika dilakukan dengan
keegoisan, maka pekerjaan
tersebut tidak akan berfadhilah
dan Allah tidak akan pernah
menerimanya. Seseorang yang
tidak dapat mengalahkan
nafsunya sendiri, tidak dapat
memotong dan mengiris-iris
keegoisannya dengan pisau, dan
orang-orang yang hati nurani
mereka tertutup, setiap hal yang
mereka kerjakan adalah hiburan
dan tipuan muslihat, hanya
sebuah kebodohan bahkan di
setiap pengorbanan mereka.
***
Egoisme tidak boleh
diragukan bahwa ia merupakan
sebuah sifat setan, orang-orang
yang mengikutinya pasti akan
berakibat sebagaimana nasib
setan. Bahkan alasan dan
pertahanan setan pun adalah
irama-irama melodi keegoisan.
Ketika Nabi Adam AS. melakukan
kesalahan, lalu meneteskan air
mata penyesalan dan taubat, ia
kembali kepada Allah dan
memohon ampunan, dan ketika
kita perhatikan di setiap kata-
kata ada alasan-alasan yang
diucapkan oleh Iblis yang penuh
dengan kesombongan, keras
kepala, dan tanpa rasa hormat.
***
Kadang egoisme itu berasal
dari keilmuan, atau harta
kekayaan dan kekuasaan, atau
kecerdasan, atau kecantikan-
ketampanan dan ada banyak lagi
macamnya.. Tidak ada satupun
dari sifat-sifat ini yang
merupakan harta manusia itu
sendiri, oleh karena itu setiap apa
yang dia tuntut dianggap sebagai
sebuah perantara kemurkaan
Sang Pemilik Harta yang hakiki,
dan jiwa-jiwa angkuh ini akan
berakhir dengan kehancuran
mereka.
***
Egoisme yang telah
berpengaruh dalam dunia
individu manusia, ketika
dilakukan dengan keegoisan
berjamaah maka hal itu akan
13
Persahabatan adalah
pekerjaan yang melibatkan hati.
Barang siapa yang berteman
hanya untuk riya atau berpura-
pura saja, maka sebenarnya ia
seperti menipu dirinya sendiri.
Walaupun dengan kepura-
puraannya, ia bisa menipu tiga
sampai lima orang disekelilingnya
untuk bersahabat, namun dapat
dipastikan pertemanan atau
persahabatannya itu tidak akan
berlangsung lama atau hanya
bersifat sementara.
Hak-hak Ayah dan Ibu
Banyak berbicara
merupakan penyakit yang
bersumber dari
ketidakseimbangan ruh dan akal,
sedangkan ucapan yang baik
adalah penjelasan atas sesuatu
kepada lawan bicara dengan
sesingkat-singkatnya dan tidak
berbelit-belit. Untuk bisa
menjelaskan sesuatu kepada
lawan bicara kita tidak perlu
berlebih-lebihan, bahkan
berbicara dengan panjang lebar
dan berulang-ulang justru dapat
membawa kerugian tertentu
kepadanya. Karena itu banyak
berbicara dapat mengundang
perselisihan yang tidak dapat
dihindarkan dan akan
memunculkan bermacam-macam
pertanyaan baru dalam pikiran
lawan bicara. Hal ini akan
mendatangkan kerugian bagi
pembicara alih-alih mendapatkan
faedah dari pembicaraannya.
***
Orang pintar akan
memberikan kesempatan
berbicara kepada orang lain yang
lebih menguasai topik
pembicaraan, dengan begitu
akan membuka faedah baik
untuk dirinya maupun lawan
bicara. Sebenarnya, siapapun
yang telah memenuhi dan
matang akalnya dengan ilmu-
ilmu alam dan hatinya dengan
hikmah kebijaksanaan yang
merupakan anugerah dari Allah,
maka berbicara disamping
mereka merupakan hal yang
tidak sopan. Sebaliknya diamnya
ruh yang sempurna itu akan
memberikan dampak kerugian
kepada orang disekitarnya.
***
Sedikit berbicara dan
banyak mendengar merupakan
tanda-tanda keutamaan dan
kesempurnaan. Keinginan untuk
selalu didengarkan walaupun
tidak selamanya akibat dari
kegilaan tapi merupakan akibat
dari ketidakseimbangan ruh dan
akal dan ketidaksopanan.
***
Kata-kata yang akan
disampaikan harus diarahkan
untuk menyelesaikan masalah
dan berisi jawaban terhadap
suatu pertanyaan. Ketika
menyampaikan, pembicara harus
menghindari hal-hal yang
membosankan baik bagi penanya
maupun pendengar. Adalah suatu
hal yang alami dan lumrah ketika
orang berbicara pada tempat
yang mengharuskan ia bicara dan
diam pada tempat ia harus diam.
Tetapi pembicaraan orang yang
dapat memberikan manfaat
selalu menjadi pilihan utama. Hal
ini merupakan pilihan yang
beradab dan berhubungan
dengan kesadaran terhadap
keutamaan diam. Begitu
indahnya kata-kata dari nenek
moyang kita, bicara adalah
perak, sedangkan diam adalah
emas.
***
Derajat manusia akan
dinaikkan bukan dengan
seberapa banyak ia bicara tapi
dengan seberapa tepat dan
bermanfaat bicaranya tersebut.
Sebaliknya, seseorang yang
berbicara sembarangan terutama
dalam hal yang mengandung
makna-makna agung dan
membutuhkan keahlian khusus,
maka ia akan jatuh ke dalam
kesalahan dan akan menurunkan
derajatnya. Betapa tepat dan
berharganya kata-kata ini,
semakin banyak bicara, semakin
banyak salahnya.
***
Manusia menunjukkan
dirinya dengan kata-katanya dan
sikap-sikapnya mencerminkan
keagungan ruhnya. Orang
cerewet yang berpikir bahwa
setiap kata harus disampaikan
olehnya dengan tidak
memberikan kesempatan kepada
orang lain, seiring berjalannnya
waktu akan dibenci dan
dikucilkan oleh sahabat-
sahabatnya. Kadang-kadang
mereka mampu mengatakan
sesuatu yang benar dan memiliki
hakikat yang tinggi, namun
karena diucapkan dengan
kecerewetannya tidak akan
didengarkan dan merendahkan
hakikat yang agung, hal itu juga
dianggap sebagai
ketidakhormatan dan
ketidaksopanan terhadap nilai-
nilai agung tersebut.
***
Sedikit makan, sedikit tidur,
dan sedikit bicara merupakan
kebiasaan orang-orang yang
matang dari dulu. Tausiah
pertama untuk manusia dalam
meningkatkan kapasitas ruhnya
adalah dengan menjaga lisan dan
menghindarinya dari kata-kata
yang tidak perlu dan tidak
pantas. Karena itu di mana ia
membuka mulut dan berbicara
omong kosong, itu menunjukkan
bahwa lisannya lebih besar dari
akal dan hatinya yang akan
menjadi sebab kehancuran abadi
baginya baik di dunia maupun di
akhirat kelak.
***
Apalagi orang yang
mengatakan yang tidak dilakukan
tentu penuh dengan keperihan
dan bagi mereka merupakan
sesuatu yang pantas
dikhawatirkan. Penjelasan dari
orang yang selalu berkata benar
Shallallahu Alaihi Wa Sallam,
menjaga sesuatu di antara dua
bibir dan dua kaki akan menjadi
wasilah pertama untuk masuk
surga. Seseorang apabila mampu
menjauhkan diri dari penyakit
banyak bicara dan suka dengan
apa yang dibicarakannya serta
tidak memberi kesempatan
kepada orang lain untuk
berbicara, maka akan dekat dan
dicintai oleh Sang Pencipta dan
makhluknya. Namun jika berbuat
sebaliknya, ia tidak bisa
mendapatkan apa yang
diharapkan.
Manusia-Manusia Mahal
KATA PENGANTARi
Menjaga Rahasia........................................1
Kehati-hatian.............................................8
Musyawarah............................................17
Toleransi..................................................21
Tujuan dan Sarana..................................26
Kecintaan pada Kenyamanan...................31
Keseimbangan Antara Jiwa (Hati) dan Raga
(Jasmani).................................................37
Orang Hizmet...........................................43
Tidak Ada Keluhan, Hanya Ada Kesabaran
................................................................45
Cinta Pangkat dan Jabatan.....................51
Pusaran Keegoisan...................................57
Kemanusiaan...........................................64
Sahabat Dan Persahabatan.....................69
Hak-hak Ayah dan Ibu.............................73
Hak-Hak Anak.........................................77
Orang Beriman Hanya Tertipu Sekali.......82
Perselisihan.............................................86
Musibah Lidah.........................................89
Manusia-Manusia Mahal.........................95
DAFTAR ISI..............................................97