Aromaterapi Kayu Manis
Aromaterapi Kayu Manis
Aromaterapi Kayu Manis
BAGUS MAULANA
260110140030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
A. Kayu Manis
Kayu manis merupakan produk rempah-rempah yang paling banyak
dijumpai di Indonesia. Ada empat jenis kulit kayu manis dalam dunia perdagangan
ekspor maupun lokal, yaitu : Cinnamomum burmanii, Cinnamomum zeylanicum,
cinnamomum cassia, cinnamomum cillialawan. Cinnamomum burmanii ini berasal
dari Indonesia (Rismunandar dan Paimin, 2001).
Adapun spesifikasi kulit kayu manis dilihat dari persen kadar air, persen
kadar minyak, rasa, dan warna seperti yang ditunjukkan:
Parameter Komposisi
Kadar Minyak 7,90 %
Minyak Atsiri 2,40 %
Alkohol Ekstrak 10-12 %
Abu 3,55 %
Serat Kasar 20,30 %
Karbohidrat 59,55 %
Lemak 2,20 %
C. Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis
Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman.
Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak esteris atau minyak essential
karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah
essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam
keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada Penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi
membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk
mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari
pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap.
Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan
berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat serta disimpan
ditempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri tersusun oleh bermacam komponen senyawa, memiliki bau
khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Mempunyai rasa getir,
kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas atau
dingin ketika terasa dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. Dalam
keadaan murni (belum tercemar dengan senyawa lainnya) mudah menguap pada
suhu kamar, bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah
menjadi tengik (rancid). Bersifat tidak stabil pada pengaruh lingkungan, baik
berupa oksigen udara, sinar matahari dan panas. Cukup larut dalam air sehingga
dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil, sangat
mudah larut dalam pelarut organik.
Peranan utama minyak atsiri terhadap tumbuhan adalah sebagai pengusir
serangga (mencegah daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan
pemakan daun. Namun, sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik
serangga guna membantu terjadinya penyerbukan silang dari bunga. (Gunawan
dan Mulyani 2004).
Minyak atsiri yang berasal dari kulit kayu manis komponen terbesarnya ialah
cinnaldehida 60-70% ditambah dengan eugenol, beberapa jenis aldehida, benzyl-
benzoat, phelandrene, dan lain-lainnya. Kadar eugenol rata-rata 80-66%. Dalam
kulit masih banyak komponen-komponen kimiawi misalnya damar. Pelekat,
tannin, gula, kalsium, oksalat, dan sebagainya (Rismunandar, 1995).
Sinamaldehida merupakan kandungan yang paling tinggi kadar persenya:
Parameter Zat/Ukuran
Warna, Penampilan, dan Bau Cairan kuning dengan bau kayu manis
dan rasa pedas yang membakar
o
Berat Jenis pada 25 C 1,010-1,030
Putaran Optik 0o-2o
Kandungan Sinamaldehida 55-78 %
Minyak atsiri mempunyai khasiat dan manfaat dalam kulit kayu manis yaitu
dapat sebagai daya bunuh terhadap mikroorganisme (antiseptis), membangkitkan
selera atau menguatkan lambung juga memiliki efek untuk mengeluarkan angin.
Selain itu minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan
pasta, penyegar bau sabun , deterjen , lotion parfum dan cream. Dalam pengolahan
bahan makanan dan minuman minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau
peningkat cita rasa, diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan, agar-agar,
kue, kembang gula, bumbu gulai dan sup. Kayu manis berkhasiat sebagai obat
batuk, sariawan, encok, darah tinggi asma dan masuk angin (Sri, 2006).