Pengertian Pendapatan Per Kapita
Pengertian Pendapatan Per Kapita
Pengertian Pendapatan Per Kapita
Indikator kesejahteraan negara angka pendapatan per kapita merupakan ukuran yang paling
dapat diandalkan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara. Ini disebabkan karena
pendapatan per kapita telah mencakup faktor jumlah penduduk sehingga secara langsung
menunjukkan tingkat kemakmuran, sementara komponen pendapatan nasional lainnya seperti
GNP, GDP, dan lain sebagainya belum menunjukkan tingkat kemakmuran masyarakat secara
langsung karena tidak memperhitungkan faktor jumlah penduduk.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut: misalnya pendapatan nasional negara A
dengan negara B adalah sama, yaitu Rp 100 milyar. Namun, negara A mempunyai penduduk
5 juta sedangkan negara B mempunyai penduduk 10 juta. Terlihat jelas bahwa tingkat
kemakmuran negara A tidak sama dengan negara B, karena negara B penduduknya dua kali
lebih banyak, meskipun pendapatan nasional kedua negara tersebut sama. Apabila dibagi
dengan jumlah penduduknya, pendapatan tiga penduduk negara A jauh lebih besar dari pada
pendapatan penduduk negara B.
Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara, semakin besar perdapatan per kapitanya, semakin makmur
negara tersebut. Perhitungan pendapatan per kapita ini sendiri mempunyai beberapa manfaat,
yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan per kapita menjadi indikator standar hidup atau kesejahteraan suatu
negara dari taun ke tahun.
2. Pendapatan per kapita dapat menjadi perbandingan tingkat kesejahteraan dan standar
hidup antar negara.
3. Pendapatan per kapita dapat menjadi pedoman kebijakan ekonomi yang akan diambil
pemerintah.
Pendapatan per kapita adalah standar umum untuk membandingkan tingkat kemakmuran atau
kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun.apabila pendapatan per kapita meningkat,
maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan massyarakat meningkat. Namun, untuk
memastikan apakah kesejahteraan masyarakat memang benar-benar meningkat, kita harus
memperhitungkan pendapatan per kapita secara riil, yaitu peningkatan pendapatan per kapita
dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga atau inflasi. Sebagai contoh, misalnya
pendapatan per kapita negara A pada suatu periode sebesar Rp 100 milyar. Pada periode
berikutnya meningkat 50 persen menjadi Rp 150 milyar. Namun dalam periode yang sama,
ternyata inflasi juga meningkat 50 persen. Katakanlah harga sebuah barang yang pada periode
sebelumnya Rp 100 ribu sekarang menjadi Rp 150 ribu. Peningkatan pendapatan per kapita
tersebut menjadi tidak ada artinya karena daya beli masyarakat tidak bertambah. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa dibandingkan dengan tingkat harga periode sebelumnya, secara riil
perdapatan per kapita negara A tidak berubah.
Selain sebagai pembanding kemakmuran suatu negara dari tahun ke tahun, pendapatan per
kapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran antar negara yang
satu dengan negara yang lainnya. Dengan menetapkan standar pendaptan per kapita, maka
negara-negara di dunia dapat di kelompokkan ke dalam negara berpendapatan rendah,
menengah, atau tinggi. Secara ringkas, kita dapat menyimpulkan beberapa manfaat dari
perhitungan pendapatan per kapita, yaitu:
Bank dunia (world bank) pada tahun 2001 telah mengelompokkan negara-negara di seluruh
dunia menjadi lima kelompok berdasarkan pendapatan per kapitanya, yaitu:
Besarnya pendapatan per kapita dapat dihitung dengan cara membagi besarnya pendapatan
nasional bruto (PNB) suatu negara dengan jumlah penduduk negara yang bersangkutan.
Rumus untuk menhitung pendapatan nasional per kapita dapat ditulis dengan persamaan
berikut ini:
Contoh Soal dan Cara Menghitung Pendapatan per Kapita
Contoh untuk menghitung pendapatan nasional per kapita : misalkan jumlah penduduk
berdasarkan statistik tahun ini berjumlah 200 juta orang dengan produksi nasional bruto
(PNB) Rp 1.200.000.000.000.000,00 maka:
4. Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha mikro
dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
Keadaan penduduk dapat memengaruhi dinamika pembangunan di suatu negara. Hal ini
dikarenakan penduduk memiliki titik sentral dari seluruh kebijakan dan program
pembangunan yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah suatu negara. Dengan kata
lain, dalam konsep pembangunan, penduduk adalah subjek dan sekaligus objek
pembangunan. Sebagai subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai pelaku dan
pelaksana pembangunan.
Jadi, peningkatan pendapatan per kapita indonesia dapat dilakukan oleh kebijakan-kebijakan
politik dari pemerintah pusat kearah yang lebih pro terhadap rakyat dengan memberikan
suatu program atau rancangan pembangunan ekonomi masyarakat seperti mempertinggi
kualitas SDM indonesia dan dapat bersaing ke arah global.