Leadership Ka - Puskesmas
Leadership Ka - Puskesmas
Leadership Ka - Puskesmas
Penelitian salah satu daerah di Jawa Barat mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh Kepala Puskesmas adalah gaya kepemimpinan campuran, yang terdiri atas gaya
kepemimpinan direktif, suportif, delegatif, dan partisipatif. Situasi kepemimpinan yang meliputi
kualitas hubungan pemimpinan-bawahan, kadar struktur tugas, jumlah kekuasaan posisi,
kemampuan pemimpin, dan tingkat kematangan bawahan berada pada kategori baik.
Disisi lain, ada 3 tipe kepemimpinan yang menjadi bahan perbandingan yaitu gaya
kepemimpinan Laizzes-faire, Management by Exception, dan Contingent Reward. Rata-rata
penggunaan Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (LF) adalah yang paling rendah yakni, diikuti
oleh gaya kepemimpinan Management-by-exception (ME), dan gaya kepemimpinan Contingent-
reward (CR) menjadi gaya yang paling banyak digunakan oleh Kepala Puskesmas. Ketika
stakeholder dilibatkan dalam penilaian aspek kepemimpinan Kepala Puskesmas, ditemukan hasil
bahwa gaya kepemimpinan Contingent Reward berhubungan positif secarasignifikan dengan
totalitas hasil kerja pegawai dan gaya kepemimpinan Laizzes-faire berhubungan negatif secara
signifikan dengan totalitas hasil kerja pegawai bawahannya (staff).
Disisi lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya gaya kepemimpinan kepala
puskesmas berdasarkan cara pemecahan masalahnya adalah tipe partisipasi, gaya kepemimpinan kepala
puskesmas berdasarkan cara pengambilan keputusannya adalah tipe instruksi.
Dalam hasil penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala
puskesmas dalam fungsi perencanaan adalah demokratis. Gaya kepemimpinan kepala puskesmas dalam
fungsi pengorganisasian adalah demokratis. Gaya kepemimpinan kepala puskesmas dalam fungsi
pelaksanaan adalah demokratis. Dan gaya kepemimpinan kepala puskesmas dalam fungsi pengawasan
adalah demokratis.
Selain kepala puskesmas, disini juga akan dijelaskan beberapa gaya kepemimpinan yang
digunakan oleh Kepala Dinas. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara umum gaya kepemimpinan
kepala dinas sudah cukup baik. Salah satu gaya kepemimpinan kepala dinas perhubunggan adalah Gaya
Demokratis tapi dalam hal-hal tertentu tetap mengunakan gaya otokratis dan bebas.
SARAN
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, menurut saya gaya kepemimpinan yang
cocok bagi Kepala Puskesmas adalah gaya situasional. Dimana dalam hal ini, kepala puskesmas
dapat menggunakan beberapa gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tergantung pada situasi
yang dihadapi. Dalam hal perencanaan hingga pada pelaksanaan kegiatan, kepala puskesmas
dapat menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, dengan memberikan kesempatan kepada
pegawai dalam memberikan saran terkait perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan. Namun,
ketika kepala puskesmas menghadapi pegawai yang memiliki semangat kerja dan partisipasi
yang sangat kurang, maka ia dapat menerapkan gaya kepemimpinan otokratis agar bawahannya
lebih terpacu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, gaya kepemimpinan dengan
pemberian reward (penghargaan) juga dipandang efektif meningkatkan kinerja pegawai.
Selain kepala puskesmas, gaya kepemimpinan tertentu juga harus digunakan oleh kepala
dinas. Menurut saya, gaya kepemimpinan yang sesuai untuk digunakan oleh kepala dinas adalah
gaya kepemimpinan situasional, menggabungkan gaya kepemimpinan demokratis dan otokratis
SEKARANG
Tipe kepemimpinan demokratis yang ditunjukkan terlihat ketika dalam pelaksanaan
fungsi manajemen dalam hal kegiatan perencanaan untuk perumusan program kerja di
Puskesmas Lampa, pimpinan menempuh cara dengan melibatkan bawahan dalam perumusan
program yang akan dilaksanakan, begitupun dalam hal penetapan prioritas program di
Puskesmas Lampa ditentukan dengan cara mendiskusikan dengan bawahan dalam penetapan
prioritas program berdasarkan sumber daya yang ada. Hasil yang sama juga didapatkan di
puskesmas dan rumah sakit lainnya lainnya dimana tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh
Kepala Puskesmas Palakka dan Kepala Puskesmas Watampone pada pelaksanaan kegiatan
perencanaan dalam fungsi manajemen adalah tipe kepemimpinan demokratis (Mustafa, 2007
dan Alfrida, 2012).
Hasil penelitian bahwa gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas Lampa dalam fungsi
pengorganisasian adalah demokratis dengan presentase sebesar 100% atau seluruh responden
yaitu 29 pegawai Puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin dalam pelaksanaan
fungsi pengorganisasian selalu melibatkan bawahan untuk menentukan, mengelompokkan dan
mengatur berbagai kegiatan di Puskesmas Lampa.
Tipe kepemimpinan demokratis yang ditunjukkan terlihat ketika dalam pelaksanaan
fungsi manajemen dalam hal kegiatan pengorganisasian dalam mengorganisasikan program
kerja yang telah ditetapkan di Puskesmas Lampa. pimpinan menempuh cara dengan
melibatkan bawahan dalam pembagian tugas kepada bawahan yang pembagian tugas tersebut
ditentukan bersama sama bawahan dengan melihat kemampuannya, begitupun dalam hal
penentuan pembentukan tim kerja dan penentuan jumlah anggota tim kerja dimana pimpinan
tidak mengambil keputusan secara sepihak tetapi melibatkan setiap bawahan yang terkait
pembentukan anggota tim kerja.
Pendekatan tipe kepemimpinan yang dianut oleh Kepala Puskesmas Lampa juga terlihat
dalam hal penentuan pendelegasian untuk tugas dalam dan tugas luar Puskesmas Lampa yang
sebelum menentukan siapa yang mejadi delegasi Puskesmas Lampa terlebih dulu
dikomunikasikan dengan para bawahan. Demikianpun dalam rapat, hasil keputusan dalam
rapat dihasilkan dari akumulasi dari aspirasi bawahan melalui proses musyawarah. Tipe
kepemimpinan demokratis yang diterapkan oleh kepala Puskesmas Lampa dalam proses
kegiatan pengorganisasian dapat memberikan efek yang positif terhadap Puskesmas Lampa
karena dapat memudahkan para bawahan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
telah dilimpahkan oleh pimpinan sebab hal tersebut telah dimusyawarahkan terlebih dahulu
antara pimpinan dan bawahan sehingga proses pengorganisasian program kerja yang prioritas
dapat diselesaikan dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Wara Selatan
Kota Palopo menunjukkan bahwa dalam hal pelaksanaan menyatakan bahwa tipe
kepemimpinan yang digunakan sebagian besar (70,6%) adalah demokratis (Jumhur, 2012).
Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas Lampa
dalam fungsi pelaksanaan adalah demokratis dengan persentase sebesar 96.6% atau sebanyak
28 responden dari 29 responden. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan fungsi
pelaksanaan, Kepala Puskesmas Lampa menyadari bahwa hanya dengan bekerja efesien dan
pengembangan keterampilan serta kemampuan bawahan maka tujuan program puskesmas
dapat tercapai. Untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan maka pimpinan menyadari
bahwa keterlibatan seluruh pegawai harus ditingkatkan dengan cara membicarakan dengan
bawahan dan melihat situasi dalam memberi perintah kepada bawahan tentang program yang
akan dilaksanakan, serta senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan dengan terlebih
dahulu mendengarkan kesulitan yang dialami bawahan, sehingga dengan demikian pimpinan
dapat memberikan solusi. Hasil penelitian ini juga menunjukan masih terdapat 1 reponden
(3.4%) yang menyatakan bahwa pemimpin memiliki sikap otoriter dalam fungsi pelaksanaan,
dimana hal ini ditunjukan oleh adanya pegawai yang menganggap bahwa pemimpin
cenderung bersikap otoriter dalam fungsi pelaksanaan.
Kepala Puskesmas Lampa juga senantiasa memberikan perhatian yang besar kepada
bawahannya sehingga dengan kepedulian, perhatian, dan kebersamaan menimbulkan situasi
lingkungan kerja begitu harmonis dan mampu meningkatkan motivasi kerja pegawai. Sebab
adanya rasa tanggung jawab moral terhadap pelaksanaan yang merupakan implementasi dari
kesepakatan bersama. Dimana pernyataan ini disampaikan kembali oleh Kepala Tata Usaha.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Daya Makassar yang menunjukkan bahwa
dalam hal pelaksanaan menyatakan bahwa tipe kepemimpinan yang digunakan sebagian besar
(78,6%) adalah demokratis (Alfrida, 2012).
Kepala Puskesmas Lampa dalam menjalankan fungsi pengawasan dalam penelitian ini
adalah demokratis dimana sebagian besar responden yaitu sebanyak 25 (86.2%) menyatakan
hal tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam hal pengawasan, penetapan parameter, dan
kedisiplinanan pemimpin masih melibatkan bawahan. Agar dapat mengoptimalkan fungsi
pengawasan, maka sebaiknya pemimpin memiliki sikap yang tegas tentang gaya
kepemimpinannya khususnya dalam gaya kepemimpinan demokratis.
Fungsi manajemen yang dijalankan di Puskesmas Lampa, disimpulkan bahwa dalam
menjalankan fungsi manajemen, kepala puskesmas pada umumnya memiliki gaya demokratis.
Tipe kepemimpinan ini dianggap cocok dengan situasi di Puskesmas Lampa karena seluruh
komponen terkait baik pegawai maupun pimpinan secara bersama-sama bertanggung jawab
atas kegiatan atau program yang dilaksanakan. Namun dari hasil penelitian menunjukan
masih terdapat 4 reponden (13.8%) yang menganggap bahwa pemimpin memiliki sikap
otoriter dalam fungsi pengawasan.
Tipe kepemimpinan demokratis yang diterapkan oleh Puskesmas Lampa dalam proses
kegiatan pengawasan dapat memberikan efek positif terhadap kinerja para bawahannya sebab
hal tersebut sangat memungkinkan para pegawai untuk lebih bekerja maksimal lagi sebab
dalam proses pengawasan merekapun dilibatkan sehingga mereka secara langsung dapat
mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang mereka miliki sehingga menyebabkan
pekerjaan mereka menjadi kurang maksimal dan secara bersama-sama mencari upaya solusi
untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, hal tersebut secara tidak langsung dapat
membangkitkan semangat dan motivasi para pegawainya dalam bekerja sebab mereka merasa
diperhatikan dan sangat dihargai oleh pimpinan dengan melibatkan mereka dalam setiap
proses aktifitas pimpinan dalam meningkatkan capaian target Puskesmas Lampa dan kinerja
para pegawainya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jumardi,
(2001) yang menghasilkan bahwa gaya kepemimpinan kepala puskesmas SeKabupaten Barru
dalam fungsi manajemen juga bersifat demokratis.
SARAN
Disarankan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai UPTD Puskesmas DTP
hendaknya gaya kepemimpinan yang akan diterapkan oleh Kepala UPTD Puskesmas DTP
menggunakan gaya kepemimpinan campuran antara gaya kepemimpinan direktif, suportif,
delegatif, dan partisipatif; dan dengan lebih banyak menggunakan gaya kepemimpinan
partisipatif serta disesuaikan dengan situasi, tingkat kematangan bawahan, penguasaan informasi
untuk pemecahan masalah, ketersediaan waktu, dan dukungan sumber daya manajemen, yang
ditunjang oleh komunikasi yang harmonis.
Penelitian ini menyarankan kepada kepala puskesmas untuk menerapkan gaya kepemimpinan
yang lebih fleksibel sesuai dengan situasi dan meningkatkan partisipasi pegawai/tenaga
kesehatan di puskesmas dalam pengambilan keputusan agar tercipta suatu kondisi kinerja yang
baik.
Dengan melihat gaya kepemimpinan demokratis yang dimiliki oleh pimpinan dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka peneliti menyarakan
kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis ini lebih ditingkatkan karana gaya demokratis
ini sudah dianggap cocok dan sudah sesuai dengan lingkungan maupun situasi kerja di
Puskesmas Lampa.