Bilirubin
Bilirubin
Bilirubin
UNIVERSITAS HASANUDDIN
jaringan hati, maka ada banyak pula, lebih dari 100, jenis
berbagai tes tersebut tidak ada tes tunggal yang efektif pemeriksaan bilirubin total dan direk yang dapat
mengukur faal hati secara keseluruhan. Beberapa tes menunjang suatu diagnosa terhadap adanya kelainan
Beberapa kriteria yang dapat dipakai adalah, I.2 Maksud dan tujuan Percobaan
antara lain, dapatnya dikerjakan tes tersebut secara baik I.2.1 Maksud percobaan
dengan sarana yang memadai, segi kepraktisan, biaya, Untuk memahami dan mempelajari cara
stress yang dibebankan kepada penderita, kemampuan pemeriksaan bilirubin total dan bilirubin direk.
diagnostik dari tes tersebut, dan lain-lain. Pada I.2.2 Tujuan percobaan
pengujian kerusakan hati, gangguan biokimia yang Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
terlihat adalah peningkatan permeabilitas dinding sel, mengetahui dan mengidentifikasi kelainan pada fungsi
berkurangnya kapasitas sintesa, terganggunya faal hati dengan melihat kadar bilirubin total dan bilirubin
vena kava inferior dan ligamentum venosum pada Gambar 1. Anatomi hati
permukaan posterior. Hati terbagi dalam 8 segmen Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari
dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul
Cantlie yang terdapat mulai dari vena kava sampai Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym
kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan
fungsional, dan dengan adanya daerah dengan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yg terdiri
vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/
batas reseksi. (1; 3) plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh
kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan
berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg
oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut
sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan
permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu
dibandingkan kapiler-kapiler yang lain .Lempengan sel- yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju
sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan kandung empedu.(1;4)
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat 2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak
lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain. Hati tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak.
mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut 1.Senyawa 4 karbon KETON BODIES
glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati 2. Senyawa 2 karbon ACTIVE ACETATE (dipecah
kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi menjadi asam lemak dan gliserol)
merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, Hati merupakan pembentukan utama, sintesis,
selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum
monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme
product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk 5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin
di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya
mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000 (1 : 6. Fungsi hati sebagai detoksikasi
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi,
Hati merupakan organ penting bagi sintesis metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai
protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor 7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri,
ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis.
Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin
8. Fungsi hemodinamik
porta.(6 : 19)
saluran empedu dan jaringan penunjang. Sel-sel hati biliverdin reduktase yang menggunakan NADPH
berderet radialis dipisahkan oleh sinusoid dengan sel-sel sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen antara
kupfer pada dindingnya.( 4 : 9) cincin pirol III IV dan membentuk pigmen berwarna
Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi merupakan petunjuk reaksi degradasi ini. (2:141)
linier. (2:140)
NADPH. Pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang dapat Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan
digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari membentuk 35 mg bilirubin. Pada orang dewasa
atom karbon jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, dibentuk sekitar 250350 mg bilirubin per hari, yang
dapat berasal dari pemecahan hemoglobin, proses albumin kira-kira 1/10 kali dibandingkan asam askorbat
erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein dalam perlindungan terhadap peroksida yang larut dalam
Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah oksidan yang kuat dalam membran, bersaing dengan
bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin vitamin E.(2:213)
ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke Di hati, bilirubin I (indirek) yang terikat pada
hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg albumin diambil pada permukaan sinusoid hepatosit oleh
bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport
yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga difasilitasi ini mempunyai kapasitas yang sangat besar
mudah lepas dan berdiffusi ke jaringan.(2:141) tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada
Bilirubin I (indirek) bersifat lebih sukar larut dalam kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin
air dibandingkan dengan biliverdin. Pada reptil, amfibi berikutnyaBilirubin nonpolar (I/indirek) akan menetap
dan unggas hasil akhir metabolisme heme ialah biliverdin dalam sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut (II/direk).
dan bukan bilirubin seperti pada mamalia. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut
Keuntungannya adalah ternyata bilirubin merupakan (II/direk) yang dapat diekskresikan dengan mudah ke
suatu anti oksidan yang sangat efektif, sedangkan dalam kandung empedu. .(2:213)
larut pada tahap kedua. (2:213) Eksresi bilirubin larut ke dalam saluran dan kandung
(bilirubin II).(2:214)
C. Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari xylosa dan sulfat. terkonjugasi dikeluarkan melalui
perombakan heme dari hemoglobin dalam proses proses energi kedalam sistem bilier. (3:295)
pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping Bilirubin berikatan dengan albumin sehingga zat
itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat ini dapat diangkut ke seluruh tubuh. Dalam bentuk ini,
lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut spesies molekular disebut bilirubin tak terkonjujgasi.
dalam air, bilirubin yang disekresikan dalam darah harus Sewaktu zat ini beredar melalui hati, hepatosit
diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma menuju melakukan fungsi sebagai berikut :
Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan 2. Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronida
sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin dalam empedu untuk dikeluarkan dari tubuh
direk atau glukoroniltransferase, selain dalam bentuk Konjugasi intrasel asam glukoronat ke dua tempat
diglukoronida dapat juga dalam bentuk bilirubin di molekul bilirubin menyebabkan bilirubin bermuatan
terkonjugasi. Proses konjugasi melibatkan enzim negatif, sehingga bilirubin terkonjugasi ini larut dalam
glukoroniltransferase, selain dalam bentuk fase air. Apabila terjadi obstruksi atau kegagalan lain
diglukoronida dapat juga dalam bentuk untuk mengekskresikan bilirubin terkonjugasi ini zat ini
Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri komponen asam-asam aminonya. Katabolisme heme
kolon mengubah bilirubin menjadi urobilinogen yaitu dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom
beberapa senyawa tidak berwarna yang kemudian sel retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks
mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin. yaitu heme oksigenase yang merupakan enzim dari
Urobilin diekskresikan dalam feses tetapi sebagian keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal
urobilinogen direabsorpsi melalui usus, dan melalui pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan
sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi
dalam empedu. Karena larut air, urobilinogen juga dapat mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi,
keluar melalui urin apabila mencapai ginjal.(3:295) reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada
Dalam keadaan fisiologis, masa hidup eritrosit kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom
manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami lisis 1- karbon jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu
2108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin
berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan hemoglobin reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai
yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel eritrosit tua metenil menjadi rantai metilen antara cincin pirol III IV
dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. permukaan sinusoid hepatosit oleh suatu protein
Perubahan warna pada memar merupakan petunjuk pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini
reaksi degradasi ini. (4:2) mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi
Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air penggambilan bilirubin akan tergantung pada kelancaran
dibandingkan dengan biliverdin. Dalam setiap 1 gr proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya. Bilirubin
hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah
dan tiap hari dibentuk sekitar 250350 mg pada seorang menjadi bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin
dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin, proses menjadi bentuk larut yang dapat diekskresikan dengan
erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan
lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah tersebut melibatkan asam glukoronat yang
bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim
ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke bilirubin glukoronosiltransferase. Hati mengandung
hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg sedikitnya dua isoform enzym glukoronosiltransferase
bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma.
yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap, memerlukan
mudah lepas dan berdifusi ke jaringan. Bilirubin yang UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat. Tahap
sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada pertama akan membentuk bilirubin monoglukoronida
sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi Hati menerima darah dari 2 sumber, yaitu arteri
menjadi bilirubin diglukoronida yang larut pada tahap hepatika (banyak mengandung oksigen) yang
Metabolisme Bilirubin kandungan oksigen tapi kaya zat gizi, dan mungkin berisi
Hati merupakan organ terbesar, terletak di zat toksik dan bakteri) yang menerima darah dari
kuadran kanan atas rongga abdomen. Hati melakukan lambung, usus, pankreas dan limpa; mengalirkan darah
banyak fungsi penting dan berbeda-beda dan trgantung 1000 ml/mnt. Kedua sumber tersebut mengalir ke
pada sistem darahnya yang unik dan sel-selnya yang kapiler hati yang disebut sinusoid lalu diteruskan ke vena
sangat khusus. Hati tertutupi kapsul fibroelastik berupa sentralis ditiap lobulus. Dan dari semua lobulus ke vena
kapsul glisson. Kapsul glisson berisi pembuluh darah, hepatika berlanjut ke vena kava inferior. Tekanan darah
pembuluh limfe, dan saraf. Hati terbagi menjadi lobus di sistem porta hepatika sangat rendah, 3 mmHg dan di
kanan dan lobus kiri. Tiap lobus tersusun atas unit-unit vena kava hampir 0 mmHg. Karena tidak ada resistensi
kecil yang disebut lobulus. Lobulus terdiri sel-sel hati, aliran melalui vena porta dan vena kava sehingga darah
disebut hepatosit yang menyatu dalam lempeng. mudah masuk dan keluar hati. Hati menjalankan
Hepatosit dan jaringan hati mudah mengalami berbagai macam fungsi terutama metabolisme, baik
Bilirubin merupakan suatu senyawa tetrapirol yang yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin oleh enzim
dapat larut dalam lemak maupun air yang berasal dari bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat
pemecahan enzimatik gugus heme dari berbagai heme bilirubin tak larut air, bilirubin yang sekresikan ke dalam
protein seluruh tubuh. Sebagian besar ( kira- kira 80 % ) darah diikat albumin untuk diangkut dalam plasma.
terbentuk dari proses katabolik hemoglobin, dalam Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan, dan
proses penghancuran eritrosit oleh RES di limpa, dan mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat menjadi
sumsum tulang. Disamping itu sekitar 20 % dari bilirubin bersifat larut dalam air. Bilirubin yang larut dalam air
berasal dari sumber lain yaitu non heme porfirin, masuk ke dalam saluran empedu dan diekskresikan ke
prekusor pirol dan lisis eritrosit muda. Dalam keadaan dalam usus . Didalam usus oleh flora usus bilirubin
fisiologis pada manusia dewasa, eritrosit dihancurkan diubah menjadi urobilinogen yang tak berwarna dan larut
setiap jam. Dengan demikian bila hemoglobin air, urobilinogen mudah dioksidasi menjadi urobilirubin
dihancurkan dalam tubuh, bagian protein globin dapat yang berwarna. Sebagian terbesar dari urobilinogen
dipakai kembali baik sebagai protein globin maupun keluar tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap
dalam bentuk asam- asam aminonya.(3:216-217) kembali oleh darah vena porta dikembalikan ke hati.
masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobilinogen asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk
masuk ke ginjal dan diekskresi bersama urin (3:217) azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau
Metabolisme bilirubin dalam hati dibagi menjadi 3 proses: ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma Dubin
1. Pengambilan (uptake) bilirubin oleh sel hati Johson dan Rotor, Recurrent (benign) intrahepatic
3. Sekresi bilirubin ke dalam empedu (5:2) empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan
Macam dan sifat bilirubin pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil
Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas b. Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek
yang bersifat larut dalam air sehingga dalam Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin)
pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin, bilirubin
(bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke yang sukar larut dalam air sehingga untuk memudahkan
saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur
flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen.(6:1) dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat
diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung senyawa tetrapirol tak berwarna.7
akibat gangguan dari delivery bilirubin ke dalam Sejumlah urobilinogen diabsorbsi kembali dari
peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan usus ke perdarahan portal dan dibawa ke ginjal
tanda-tanda payah jantung, setelah payah jantung diatasi kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi
maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus warna kuning pada urine. Sebagian besar urobilinogen
dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu berada pada feces akan dioksidasi oleh bakteri usus
akibat hemolisis atau eritropoesis yang tidak sempurna, Pengambilan Bilirubin oleh Hati
biasanya ditandai dari anemi hemolitik yaitu gambaran Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan
apusan darah tepi yang abnormal,umur eritrosit yang terikat dengan protein, terutama albumin. Beberapa
Bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum albumin. Sehingga, dapat mempunyai pengaruh klinis.
terminal dan kolon dihidrolisa oleh enzym bakteri Dalam hati, bilirubin dilepaskan dari albumin dan diambil
glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui suatu
sistem transport berfasilitas (carrier-mediated saturable Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan disekresi
system) yang saturasinya sangat besar. Sehingga, dalam kedalam empedu melalui mekanisme pangangkutan
keadaan patologis pun transport tersebut tidak yang aktif dan mungkin bertindak sebagai rate limiting
dipengaruhi. Kemungkinan pada tahap ini bukan enzyme metabolisme bilirubin. Sekeresi bilirubin juga
merupakan proses rate limiting 9(8) dapat diinduksi dengan obat-obatan yang dapat
Dalam hati, bilirubin mengalami konjugsi menjadi sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang
bentuk yang lebih polar sehingga lebih mudah diekskresi terkoordinasi.9 (8)
glukoronat. Proses ini dikatalisis oleh enzim diglukoronil Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar
transferase dan menghasilkan bilirubin diglukoronida. bilirubin terkonjugasi akan dilepaskan glukoronidanya
Enzim tersebut terutama terletak dalam retikulum oleh enzim bakteri yang spesifik (b-glukoronidase).
endoplasma halus dan menggunakan UDP-asam Dengan bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah
glukoronil transferase dapat diinduksi oleh sejumlah obat Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan
menjadi urobilin atau sterkobilin yang berwarna kuning albumin (karena bilirubin ini larut lemak). Memasuki
dan diekskresikan melalui feces. Warna feces yang hati, albumin melepaskan ikatan dengan bilirubin,
berubah menjaadi lebih gelap ketika dibiarkan udara dan memasuki hepatosit. Sekitar 80% Bilirubin
disebabkan oksidasi urobilinogen yang tersisa menjadi dikonjugasi oleh asam glukuronat melalui
Eritrosit pada akhir masa hidupnya (yang sudah terkonjugasi (larut air), 10% dikonjugasi dengan
terlalu rapuh dalam sirkulasi) membran selnya pecah dan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan 10% lainnya
hemoglobin yang lepas difagositosis oleh RES. berikatan dengan zat lain. Hati orang dewasa
Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin dan cincin mempunyai kapasitas cadangan untuk
heme dibuka untuk memberikan (1) besi bebas yang mengkonjugasi dan mengekskresi 5-10 kali biilrubin
ditranspor ke dalam darah oleh transferin, dan (2) rantai normal (500 mol/24 jam). Pada neonatus, enzim ini
lurus dari empat inti pirol, yaitu substrat yang akan belum aktif sepenuhnya, misal aktivitas glukuronosil
dibentuk menjadi pigmen empedu. Pertama transferase perlu waktu 3 minggu untuk berkembang,
pembentukan biliverdin berantai lurus. Biliverdin di sehingga hati neonatus hampir tak mempunyai kapasitas
konversikan ke bilirubin dengan reduksi. Bilirubin untuk mengekskresi beban bilirubin normalnya dan bisa
meningkat saat terjadi pemecahan eritrosit berlebih. urobilinogen yang mudah larut dan akhirnya menjadi
Ikterus sebelum usia 24 jam adalah abnormal, tapi sterkobilinogen. Kemudian sterkobilinogen diekskresikan
hiperbilirubinemia moderat (80 mol/L) dalam minggu dalam feses dan mengalami oksidasi dengan udara
pertama mungkin tak patologis (ikterus fisiologis) (2:212) menjadi sterkobilin. (2:213)
Ikterus adalah pewarnaan jaringan tubuh menjadi Di usus besar, sebagian besar urobilinogen
kekuning-kuningan pada kulit dan jaringan dalam. direabsorbsi mukosa usus kembali ke dalam darah.
Penyebab umumnya karena sejumlah besar bilirubin Sebagian lagi di ekskresikan oleh hati ke usus, tapi 5%
masuk dalam cairan ekstrasel, baik bilirubin bebas atau oleh ginjal lewat urin. Setelah terpapar udara, mengalami
bilirubin bebas dan terkonjugasi) 0.5 mg/dL plasma. D. Penyakit yang berhubungan dengan bilirubin
meningkat >3 kali dari normal (>1.5 mg/dL)(2:216) keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1
Empedu yang dihasilkan oleh hepatosit mengalir hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau
ke kanalikuli biliaris dan masuk ke duktus biliaris hingga jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana
sampai ke usus. Dalam usus besar ia direduksi oleh jaringan terutama kulit dan sklera mata menjadi kuning
kerja bakteri menjadi berbagai pigmen termasuk akibat deposisi bilirubin yang berdiffusi dari
konsentrasinya yang tinggi didalam darah. lebih cepat dari kemampuan hati mengkonjugasinya
Hiperbilirubinemi Dikelompokkan dala Dua bentuk (5 :7) sehingga akan terdapat peningkatan bilirubin tak larut
Berdasarkan penyebabnya yaitu hiperbilirubinemia didalam darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam
retensi yang disebabkan oleh produksi yang berlebih dan darah tidak terdeteksi didalam urine sehingga disebut
hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks juga dengan ikterik acholuria. Pada neonatus terutama
bilirubin kedalam darah karena adanya obstruksi bilier. yang lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi
Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus biasanya fisiologis dan sementara, dikarenakan
haemolisis berat dan gangguan konjugasi. Hati haemolisis cepat dalam proses penggantian hemoglobin
mempunyai kapasitas mengkonjugasikan dan fetal ke hemoglobin dewasa dan juga oleh karena hepar
mengekskresikan lebih dari 3000 mg bilirubin perharinya belum matur, dimana aktivitas glukoronosiltransferase
perhari. Hal ini menunjukkan kapasitas hati yang sangat Apabila peningkatan bilirubin tak larut ini
besar dimana bila pemecahan heme meningkat, hati melampaui kemampuan albumin mengikat kuat, bilirubin
masih akan mampu meningkatkan konjugasi dan akan berdiffusi ke basal ganglia pada otak dan
ekskresi bilirubin larut. Akan tetapi lisisnya eritrosit menyebabkan ensephalopaty toksik yang disebut
secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia sebagai kern ikterus. Beberapa kelainan penyebab
ataupun malaria akan menyebabkan produksi bilirubin hiperbilirubinemia retensi diantaranya seperti Syndroma
Crigler Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi konsentrasinya pada hati menyebabkan refluks bilirubin
karena glukoronil transferase tidak aktif, diturunkan larut ke vena hepatika dan pembuluh limfe.(5:7)
secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini
dimana didapati konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari dapat terdeteksi dalam urine dan disebut sebagai ikterik
20 mg/dl. Syndroma Crigler Najjar II, merupakan kasus choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada
yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan pada saluran empedu disebut juga sebagai ikterus kolestatik.
isoform glukoronil transferase II, didapati bilirubin Bilirubin terkonjugasi dapat terikat secara kovalen pada
monoglukoronida terdapat dalam getah empedu. albumin dan membentuk bilirubin yang memiliki waktu
Syndroma Gilbert, terjadi karena haemolisis bersama paruh (T1/2) yang panjang mengakibatkan gejala ikterik
dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan dapat berlangsung lebih lama dan masih dijumpai pada
regurgitasi paling sering terjadi karena terdapatnya Dalam pemeriksaan bilirubin total metode yang dipakai
batu, proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada 1. Metode Jendrasik- Grof
duktus hepatikus dan duktus koledokus akan Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan DSA
menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian ( diazotized sulphanilic acid) dan membentuk senyawa
azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari F. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas
bilirubin pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin Dalam suatu pemeriksaan bilirubin total, sampel
glukuronida yang larut dalam air dapat langsung bereaksi akan selalu berbubungan langsung dengan faktor luar.
dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat di albumin Hal ini erat sekali terhadap kestabilan kadar sampel yang
yaitu bilirubin terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada akan diperiksa, sehingga dalam pemeriksaan tersebut
akselerator. bilirubin direk + bilirubin indirek.(5:9)Total harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
dichloroanilin terdiazotisasi membentuk senyawa azo Stabilitas bilirubin dalam serum pada suhu kamar
yang berwarna merah dalam larutan asam, campuran tidak stabil dan mudah terjadi kerusakan terutama oleh
khusus (detergen enables ) sangat sesuai untuk sinar, baik sinar lampu ataupun sinar matahari. Serum
menentukan bilirubin membentuk Azobilirubin atau plasma heparin boleh digunakan, hindari sampel
waktu dua hingga tiga jam setelah pengumpulan darah. dengan faktor-faktor di atas berpengaruh terhadap kadar
Bila dilakukan penyimpanan serum hendaknya disimpan bilirubin didalam sampel sehingga perlu upaya
di tempat yang gelap, dan tabung atau botol yang berisi mengurangi pengaruh tersebut serta mengoptimalkan
serum di bungkus dengan kertas hitam atau aluminium kadar bilirubin total di dalam serum agar dapat bereaksi
foil untuk menjaga stabilitas serum dan disimpan pada dengan zat pereaksi secara sempurna, sedangkan
suhu yang rendah atau lemari pendingin (5:6) reagen bilirubin total akan tetap stabil berada pada suhu
Suhu merupakan faktor luar yang selalu dan sinar. Dalam hal ini dapat dimungkinkan bahwa
berhubungan langsung terhadap sampel, baik saat penurunan kadar bilirubin dipengaruhi oleh kenaikan
penyimpanan maupun saat pemeriksaan. Pemeriksaan suhu dan pengaruh sinar yang berintensitas tinggi .(5:7)
kadar bilirubin total sebaiknya diperiksa segera, tapi c. Kesalahan-kasalahan Dalam Pemeriksaan
yang benar stabilitas serum masih stabil dalam waktu Merupakan kesalahan yang dapat timbul akibat
satu hari bila disimpan pada suhu 15 C-25C, empat hari kekeliruan pada penanganan sampel, pipetasasi,
pada suhu 2C-8C, dan tiga bulan pada penyimpanan reagensia, panjang gelombang dan lain lain. Hasil yang
diukur biasanya tidak sesuai yang diharapkan maka tidak sesuai waktu pemeriksaan, reagensia yang rusak
kesalahan yang demikian dapat segera diketahui. (5:8) dan photometer yang tidak terkalibrasi. (5:8)
2. Kesalahan Acak
Pengukuran suatu zat pada kondisi yang sama II.2 Uraian Bahan
mendapatkan hasil yang tidak sama, hasil-hasil yang Nama lain : Aethanolum
didapat pasti berdeviasi satu sama lain. Hasil nilai yang Berat Molekul : 46,07
didapat pada kesalahan acak tidak dapat dihindari tapi Rumus Molekul : C2H5OH
bisa diatasi dengan melakukan pemeriksaan yang Berat Jenis : Antara 0.812 dan 0.816
cermat dan teliti serta reagensia dan peralalatan yang : Cairan mudah menguap , jernih, tidak berwarna.
akurat, penyimpanan serum yang kurang baik, suhu yang dengan semua pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, bilirubin total (Asam sulfanilic, Asam Hydroclorit,
III.1 Alat Dan Bahan 3. Kulit bagian lengan ditegakkan dengan jari tangan kiri
III.1.1 Alat agar vena tidak bergerak pada saat tusukkan spoit.
Alat yang digunakan dalam percoban ini adalah 4. Bagian yang akan diambil didesinfeksi dengan kapas
100 l ) rak tabung, stopwatch, torniquet, tabung 5. Spoit ditusuk ke dalam lumen vena, penghisap spoit
sentrifuge, dan tip (yellow dan blue tip). ditarik perlahan -lahan sampai jumlah darah yang
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu 6. Kapas ditaruh diatas jarum dan spoit ditarik perlahan-
dalam melewati dinding tabung reaksi. pembacaan sampel pada alat humalyzer.
1 Alat serta bahan yang akan digunakan disiapkan, c. Pemeriksaan Bilirubin Direct
2. kemudian dipipet kedalam kuvet reagen bilirubin total 1. Alat serta bahan yang akan digunakan disiapkan,
dihomogenkan dengan baik kemudian diinkubasi selama 3. Ditambahkan reagen D-Nitrit sebanyak 1 tetes,
4. Kemudian ditambahkan serum (darah yang telah 4. Ditambahkan serum dalam 2 menit sebanyak 100 l dan
disentrifuge) sebanyak 100 l dan dimasukkan kedalam dimasukkan kedalam kuvet yang berisi reagen.
5. Larutan dihomogenkan dengan menggunakan mikropipet kemudian di inkubasi selama 5 menit tepat pada suhu
BI = BT BD
Bilirubin Total Mg/dl mol/l
Pada Kelahiran, Sampai 5 85.5
BI = 0.4 0.3
5 Hari, sampai 12 205.0
1 Bulan , sampai 1.5 25.6 = 0 mg/dl
Jadi, bilirubin indireknya adalah 0 mg/dl Pengukuran kadar bilirubin serum merupakan
Asam sulfanilic + Natrium nitrit komponen yaitu, bilirubin terkonjugasi ( bilirubin direk )
dengan pengambilan sampel darah dengan teknik reagen ini adalah sebagai akselerator guna
flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna azo.
darah untuk sampel Bilirubin total adalah menghindari Kemudian reagen tersebut diinkubasi selama 5 menit
terjadinya hemolisis pada eritrosit,, lipemia atau pajanan berguna untuk mempercepat reaksi dimana analit-analit
sumber cahaya yang dapat menurunkan konsentrasi pada sampel akan berikatan dengan sampel sehingga
bilirubin serum yang. kemudian dilakukan sentrifugasi terjadi reaksi yang sempurna.setelah itu dilakukan
yang berguna untuk mengendapakan analit tertentu, penambahan sampel sebanyak 100 I dan dilakukan
menempatkan partikel dan medium suspensinya dalam inkubasi selama 15 menit setelah itu diperiksa terlebih
suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi dahulu blanko yang berguna sebagai standar dimana hal
menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah ini digunakan sebagai pembanding. Lalu diperiksa secara
luar dari sumbu rotasi sehingga terjadi pemisahan fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip reaksinya
sedimen dan suspensinya yang dilakukan selama 15 yaitu terjadi dimana asam sulphanilic direaksiakan
menit dengan kecepatan 3000 rpm guna memperoleh dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic acid
serum yang akan digunakan sebagai sampel (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan accelator
pemeriksaan. sampel tersebut diperiksa dengan membentuk zat warna azo. sehingga hasil yang
melakukan penambahan reagen bilirubin total sebanyak diperoleh pada pameriksaan bilirubin total adalah 0,3
mg/dl Hasil yang diperoleh yaitu normal karena berada terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den
pada range normal untuk orang dewasa yaitu 1,1 mg/dl Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : teknik flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat
b. Pengaruh obat-obatan tertentu seperti antibiotic, obat menghindari terjadinya hemolisis pada eritrosit,, lipemia
antipiretik seperti Paracetamol dan vitamin atau pajanan sumber cahaya yang dapat menurunkan
c. Sampel yang diperiksa terlalu lama dan tidak dibekukan. konsentrasi bilirubin serum yang. kemudian dilakukan
Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau tertentu, menempatkan partikel dan medium
hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan suspensinya dalam suatu medan gaya sentrifugasi.
diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan Medan sentrifugasi menyebabkan partikel bermigrasi
mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi sehingga
feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terjadi pemisahan sedimen dan suspensinya yang
terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang dilakukan selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm
guna memperoleh serum yang akan digunakan sebagai berada didalam komposisi reagen sehingga membentuk
sampel tersebut diperiksa dengan melakukan Dari praktikum hasil yang diperoleh pada
penambahan reagen bilirubin total sebanyak 1000 I dan pemeriksaan bilirubin direk adalah 0,3 mg/dl Hasil yang
1 tetes larutan D- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini diperoleh yaitu tidak normal dimana hasilnya tidak
adalah sebagai akselerator guna mempercepat reaksi berada pada range normal untuk orang dewasa yaitu
dengan membentuk zat warna azo. Kemudian reagen 0,25 mg/dl yang dapat diinterpretasikan hasilnya terjadi
tersebut ditambahkan sampel sebanyak 100 I dan gangguan pada hati.sednagkan bilirubin indirek tidak
dilakukan inkubasi selama 15 menit setelah itu diperiksa diukur secara langsung tetapi . bilirubin indirek
terlebih dahulu blanko yang berguna sebagai standar diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan
dimana hal ini digunakan sebagai pembanding. Lalu bilirubin direk hal ini disebabkan karena bilirubin total
diperiksa secara fotometrik pada humalyzer, dengan melibatkan pelarutan bentuk tidak terkonjugasi sebelum
prinsip reaksinya yaitu terjadi dimana asam sulphanilic kuantifikasi kimiawi.dengan demikian hasil yang
direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised diperoleh untuk bilirubin indirek adalah hasil kurang
sulphanilic acid (DSA) yang akan bereaksi dengan antara bilirubin total dan bilirubin direk sehingga hasilnya
bilirubin dan akselerator berupa senyawa caffein yang adalah (0,3 mg/dl 0,3 mg/dl) = 0 mg/dl sehingga
mg/dl. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin,
peningkatan dan penurunan kadar bilirubin total dan meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,
bilirubin direct adalah sebagai berikut: metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi
menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel b. PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi.
hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin Pengaruh obat : barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin,
terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus kafein dalam dosis tinggi.
aliran darah. Sehingga masalah klinis yang muncul pada Hal-hal yang dapat menyebabkan
bilirubin direk dan total adalah ikterik obstruktif karena peningkatan dan penurunan kadar bilirubin indirect
mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, a. PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia
penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa,
B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis
oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin,
asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)
b. PENURUNAN KADAR : pengaruh obat barbiturate, b. Volume sampel / reagen (buffer dan substrat) tidak
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan c. Cuvet yang digunakan terkontaminasi dengan zat lain
a. Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum d. Sampel terkena cahaya, sehingga kadar bilirubinnya
pemeriksaan.
Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat Dari hasil praktikum diperoleh hasil yaitu :
a. Terjadi lisis pada sampel dan Waktu inkubasi sampel sehingga diinterpretasikan hasilnya normal
tidak sesuai
b. Pemeriksaan bilirubin direct 0.3 mg/dl sehingga 2. Baron . D. N ; 1981 ; kapita selekta patologi klinik ;
diinterpretasikan hasilnya tidak normal dimana penerbit buku kedokteran (EGC) ; Jakarta
c. Indirek hasilnya yaitu 0 mg/dl sehingga diinterpretasikan 3. Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson ; 2004;
Diharapkan alat-alat laboratorium di lengkapi lagi 4. Yayan A. Israr; 2010; Metabolisme bilirubin pdF diakses
1. Sudoyo, A.W. Dkk ; 2007 ; Buku Ajar Ilmu Penyakit 7. Dirjen POM ; 1979 ; Farmakope Indonesia edisi III
Dalam Jilid I ed.IV Pusat Penerbitan Departemen Ilmu ;Departemen kesehatan RI ; Jakarta
Baca di humalyzer
Baca di humalyzer
b. Bilirubin Total
Komposisi Reagen
a. Pemeriksaan Bilirubin Direct Untuk pengukuran bilirubin direct
1. 1 x 100 ml reagen bilirubin total ( tutup putih ) Kelarutan : Larut dalam 33 bagian air
Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum Kegunaan : Sebagai zat pengawet