Pembuatan Yoghurt Dari Susu Menggunakan Lactobacillus Sp.
Pembuatan Yoghurt Dari Susu Menggunakan Lactobacillus Sp.
Pembuatan Yoghurt Dari Susu Menggunakan Lactobacillus Sp.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Membuat yoghurt dari susu bubuk dengan proses fermentasi.
2. Mengetahui prinsip proses fermentasi oleh bakteri pembuatan yoghurt.
B.
DASAR TEORI
Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu yang tertua di dunia
adalah metode pengasaman susu yang dilakukan dengan proses fermentasi.
Susu yang difermentasi dengan menggunakan biakan Lactobacillus
bulgaricus dan Strepcoccus thermopillus, menghasilkan bentuk dan
konsistensi menyerupai pudding yang dikenal dengan nama Yoghurt. Di
indonesia, pengolahan susu menjadi Yoghurt sudah lama dikenal lingkungan
masyarakat
perkotaan,
terutama
masyarakat
yang
lebih
gemar
Nilai Kimia
Nilai Biologi
100
98
100
95
49
67
47
95
93
87
81
36
63
30
tergantung kepada jenis sapi, kepada waktu menyusui, pada musim dan kepada
faktor-faktor lainnya. Pada umumnya bisa diambil hasil rata-rata sebagai berikut :
air susu yang lazim mengandung, 87,25% air, 4,8% laktosa, 3,8% lemak, 2,8%
kasein, 0,7 % albumin, 0,65% garam-garaman. (Dwidjoseputro, 2010)
Air susu tidak bisa bebas 100% dari mikroorganisme, walaupun dengan
alat-alat mesin yang kebersihannya dapat dijamin. Bakteri yang selalu hampir ada
dalam air susu adalah bakteri penghasil asam susu, bakteri ini kebanyakan dari
family Lactobacteriacae. Dari family ini, terutama Streptococus lactis banyak
kedapatan dalam jumlah yang besar. Bakteri ini berkembang biak sangat cepat
dalam menguraikan laktosa, tapi pada temperature 37O sampai 50OC aktivitasnya
tidak terlalu besar. Streptococus lactis yang terlalu banyak menyebabkan air susu
lekas
mencapai
titik
koagulasinya
((Dwidjoseputro, 2010)
C.
yaitu
proteinnya
menggumpal.
2. Bahan
a. Susu bubuk 250 gram
b. Air 800 ml
c. Bibit yoghurt 250 mL.
d. Gula 3 sdm
Air
D.
SKEMA KERJA
Susu bubuk
Pemanasan T = 85-90oC
Larutan susu T = 90oC
Pendinginan T = 45oC
Diaduk
Yoghurt
E.
No
HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
Campuran disaring
Larutan susu + yoghurt 250 ml dan Warna larutan berubah menjadi sedikit
diaduk
ungu, dengan aroma khas yoghurt rasa
blueberry
Campuran homogen
F.
Larutan susu diinkubasi dengan suhu Larutan susu berubah menjadi yoghurt
45oC selama 8 jam
dengan tekstur seperti puding yang
lembut dengan aroma khas yoghurt basa
blueberry dan rasa yoghurt sedikit
masam serta warna yoghurt putih tulang
PEMBAHASAN
Untuk praktikum pembuatan yoghurt digunakan bahan utama adalah
susu bubuk. Pembuatan yoghurt ini diawali dengan proses pelarutan susu
skim atau susu bubuk. Susu bubuk dilarutkan dalam air panas yang bersuhu
85oC 90oC. Pemanasan tidak boleh melebihi suhu 90oC karena akan
merusak kandungan protein yang terkandung di dalam susu. Proses ini
disebut pasteurisasi, yang bertujuan membunuh bakteri bakteri jahat
ataupun bakteri- bakteri yang tidak diperlukan di dalam susu. Pasteurisasi
juga dapat digunakan sebagai sebagai denaturasi dan koagulasi protein
whey, sehingga akan meningkatkan tekstru dan viskositas dari yoghurt (Iis,
R., 2007).
Setelah susu larut dalam air panas atau
telah homogeny,proses
karena kedua jenis bakteri asam laktat tersebut sangat menguntungkan untuk
memperoleh hasil yoghurt dengan flavor, stabilitas dan konsistensi tekstur
yang baik. Kedua bakteri tersebut digunakan untuk mempercepat
pembentukan asam. Kerjasama dari kedua bakteri tersebut merupakan suatu
simbiosis mutualisme. Dimana pertumbuhan Sterptococcus thermophillus
disimulasi oleh asam asam amino glisin dan histidin yang diproduksi oleh
Lactobacillus bulgaricus. Stimulasi Sterptococcus thermophillus disebabkan
oleh valin, levsin, isoleusin, histidin, metconin, asam glutamate, dan
tripotosan yang diproduksi Lactobacillus bulgaricus dan juga sebaliknya
Lactobacillus bulgaricus akan distimulasi oleh asam folat yang diproduksi
oleh Sterptococcus thermophillus (Iis, R. , 2007).
Setelah campuran antara susu dan stater homogeny, kemudian
dimasukkan ke dalam inkubator untuk diinkubasi dengan suhu 45oC, dimana
suhu tersebut adalah suhu yang optimum bagi perkembangan bakteri. Proses
inkubasi dilakukan selama 6 jam dengan wadah tertutup rapat karena proses
fermentasi kali ini bersifat anaerob, yang artinya tidak memerlukan oksigen
dalam proses fermentasi. Pada proses fermentasi akan terjadi hidrolisis
enzimatis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah itu glukosa akan
diuraikan melalui beberapa tahap dekomposisi, sehingga menghasilkan
asam laktat, dengan reaksi sebagai berikut :
Lactobacillu bulgaricus
C12H22O11 + Streptococcus thermophillus
C3H6O3 + CO2
Pada tahap ini belum terjadi perubahan struktur fisik yang signifikan pada
susu yang disebut prafermentasi. Galaktosa tidak akan digunakan selagi
glukosa dan laktosa masih tersedia untuk fermentasi. Oleh karena itu pada
produk yoghurt masih terdapat residu galaktosa. Setelah terjadi penurunan
pH maka gel mulai terbentuk secara bertahap hingga mencapai titik
isoelektrik pH < 7 (asam). Proses ini disebut fermentasi utama. Pada tahap
pembentukan gel dan perubahan viskositas dihasilkan flavor.
Pada praktikum pembuatan yoghurt ini sudah sesuai dengan teori,
dimana yoghurt yang baik adalah yoghurt memiliki tekstur seperti pudding,
berasa masam, dan pH asam serta memiliki aroma yoghurt yang khas
(Widodo, 2002).
G.
b.
Lactobacillus bulgaricus
bulgaricus
thermopilus
akan
memicu proses
dan
Streptococcus
fermentasi
dari
susu,
DAFTAR PUSTAKA