Makalah Evaporator 1
Makalah Evaporator 1
Makalah Evaporator 1
Disusun oleh:
Aghnia Puji Maharani
NIM : 201571045E051
NIM : 201571045E052
NIM : 201571045E053
NIM : 201571045E054
Respati Pandupaksi
NIM : 201571045E055
Rohiman
NIM : 201571045E056
Liberty Santoso
NIM : 201571045E057
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Perbandingan Single Effec Evaporator dengan
Multiple Effect Evaporator pada Industri Pulp dan Kertas. Tugas ini ditujukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Operasi Teknik Kimia II.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang......................................................................................4
BAB II DASAR TEORI
2.1 Proses Kraft..................................................................................5
2.2 Evaporasi......................................................................................6
2.3 Evaporator....................................................................................7
2.4 Aplikasi Evaporator.....................................................................11
BAB III ISI
3.1 Multiple Effect Evaporators.........................................................12
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan kertas semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Pertumbuhan industry pupl dan kertas di Indonesia pun
sungguh memperlihatkan angka yang menakjubkan. Data APKI (Asosiasi Pulp
dan Kertas Indonesia) menunjukkan bahwa antara tahun 1987-1996 jumlah ekspor
kertas Indonesia selalu lebih besar dari jumlah impornya, dengan tingkat
pertumbuhan tahunan sebesar 26,11%. Namun, fenomena ini memberikan fakta
bahwa tingkat penggunaan bahan baku, yang dalam hal ini adalah kayu, sangat
besar. Hal ini mengakibatkan ketersediaan kayu yang semakin terbatas dan
semakin parahnya degradasi yang terjadi di dalam hutan. Salah satu usaha dalam
mengefisienkan pemanfaatan kayu dalam penggunaannya sebagai bahan baku
pupl dan kertas adalah menggantikan peranan kayu dengan bahan lain yang
potensial.
Proses kraft adalah suatu proses pembuatan pulp dengan proses kimia.
Prosesini menghasilkan pulp dengan kekuatan yang lebih tinggi di banding proses
mekanis dan semi kimia, namun rendemen yang dihasilkan lebih kecil karena
komponen yang terdegradasi lebih banyak. Kraft pulp diakui memiliki sifat-sifat
kekuatan yang unggul dan merupakan jenis kertas baru.Proses Kraft terdiri dari
beberapa efek evaporator (Multiple Effect Evaporators) sistem sebagai salah satu
bagian utama. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan
uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya. Tujuan penggunaan evaporator
efek majemuk adalah untuk menghemat panas secara keseluruhan, hingga
akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Berdasarkan tugas jurnal kelompok kami, proses pembuatan pulp dengan
metode kraft menggunakan tujuh buah evaporator. Untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihan pada proses evaporasi, maka dari itu kelompok kami mencoba
membandingkan multiple effect evaporators dengan single effect evaporator .
BAB II
DASAR TEORI
udara) semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada
di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat
daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa
pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi
terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah
dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang
yang sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan
molekul air. Hal ini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat
daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih
357C lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35C.
2.3 EVAPORATOR
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih
lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan
ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan
atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatil (mudah menguap).
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimiadan industri
makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator
mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap
dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem
digunakan
untuk
10
11
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa dipakai
dalamindustri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula.
Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri
Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan KNO3,
Pemekatan larutan NaCl, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.
12
BAB III
ISI
U
(kW/m2 0C)
0,296
0,4303
1,186
5,82
0,316
0,534
7,006
V (Kg/s)
L (Kg/s)
x
, (0C)
Vapor from
cond.Flashing,
(Kg/s)
Total from
cond.Flashing,
(Kg/s)
Steam
consumtion,
(Kg/s)
T, (0C)
5
3,469
7
0,922
5
0,922
5
106,3
0,2629
3
0,258
4
1,524
7,54
0,244
2
0,6955
0,839
0,9698
1,224
1,586
9,064
1,534
10,65
1,508
12,184
1,919
13,692
0,2032
0,1729
0,1512
0,1345
2,6344
2,37
1,839
1,4899
1,2619
1,1002
0,2585
0,1135
0,1199
0,1004
0,9225
1,72
1,7825
1,6995
1,6539
1,6084
0,9225
126,8
89,5
77,2
67,2
58,7
52
13
14
15
Perhitungan Entalpi
PerhitunganJumlah BPR
16
A
(m2)
U,
(kW/m20C)
V
(Kg/s)
L
(Kg/s)
( C)
Steam
Consumption
(Kg/s)
63,80
4713
35247,08
20952,92
14,165
39762,43
17
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Dari hasil perhitungan single effect evaporator dan multiple effect
evaporators diperoleh bahwa kapasitas steam pada multiple effect evaporators
lebih kecil (3321 Kg/jam) dari single effect evaporator (39762,43Kg/jam). Selain
itu, multiple effect evaporators memiliki beberapa keuntungan diantaranya
merupakan penghematan, yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari
alat penguapan untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan
memadatkan kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan antara alat penguapan nefek, kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas
berukuran n-kali dari pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek
tunggal, untuk pekerjaan yang sama.
18
DAFTAR PUSTAKA
19