Kurva Pertumbuhan Mikroba

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Tanggal Praktikum

Praktikum

11 Mei 2015
KURVA PERTUMBUHAN MIKROBA

PRELAB

1. Apa yang dimaksud dengan generation time ? Jelaskan!


Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk meningkatkan
jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel
untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu
generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada
yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari Generation time sering disebut
juga dengan doubling time (Pelczar, 2009).

2. Pengukuran apa saja yang dapat dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan dari
populasi mikroba pada kondisi tertentu?
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Metode Total Count
Pada metode ini sampel ditaruh di suatu ruang hitung (seperti hemasitometer) dan jumlah
sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop. Jika setetes kultur
dimasukkan kedalam wadah (misalnya hemasitometer) yang diketahui volumenya, maka
jumlah sel dapat dihitung (Yuliana, 2012).
2. Metode Turbidimetrik
Pengukuran kekeruhan biakan dengan fotokilometer. Secara rutin jumlah sel bakteri dapat
dihitung dengan cara menghitung kekeruhan (turbiditas) kultur. Semakin keruh suatu
kultur, semakin banyak jumlah sel. Prinsip dasar metode turbidimeter adalah jika cahaya
mengenai sel, maka sebagian cahaya diserap dan sebagian cahaya diteruskan. Jumlah
cahaya yang diserap propisional (sebanding lurus dengan jumlah sel bakteri). Ataupun
jumlah cahaya yang diteruskan berbanding terbalik dengan jumlah sel bakteri. Semakin
banyak jumlah sel, semakin sedikit cahaya yang diteruskan (Yuliana, 2012).
3. Metode Berdasarkan Berat Kering
Metode ini relatif mudah dan cepat dilakukan, yaitu kultur disaring (disentrifugasi),
kemudian yang mengendap dikeringkan.Pada metode ini juga tidak dapat membedakan
sel yang hidup dan yang mati. Akan tetapi, keterbatasan itu tidak menutup manfaat
metode ini dalam hal mengukur efisiensi fermentasi, karena pertumbuhan diukur
dengan satuan berat, sehingga dapat diperhitungkan dengan parameter konsumsi
substrat dan produksi senyawa yang diinginkan(Yuliana, 2012).

3. Selain massa sel, komponen sel apa saja yang dapat diukur untuk menentukan laju
pertumbuhan mikroba? Jelaskan!
Pertumbuhan dapat diamati dari meningkatnya jumlah sel atau massa sel (berat kering sel).
Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner,yaitu dari satu
sel membelah menjadi 2 sel baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya
jumlah sel. Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit
waktu. Waktu generasi juga dapat dihitung dari slope garis dalam plot semilogaritma kurva
pertumbuhan eksponensial (Pratiwi, 2008).
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel (jumlah sel per
satuan isi kultur) ataupun destilasi sel (berat kering dari sel-sel persatuan isi kultur). Dua
parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi pada tahap
berlainan dalam pertumbuhan kultur, kedua parameter tersebut juga tidak bermakna sama
dalam penelitian mengenai biokimia mikroorganisme atau gizi mikroorganisme. Densitas
sel adalah kuantitas yang lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian mengenai
inaktivitas mikroorganisme, kosentrasi sel adalah kuantitas yang bermakna (Pratiwi,
2008).
4. Jelaskan fase fase pertumbuhan mikroba dan gambar kurva pertumbuhannya !
Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika ditumbuhkan pada kultur curah (batch
culture), yaitu fase adaptasi (lag phase), fase perbanyakkan (exponential phase), fase statis
(stationer phase), dan fase kematian (death phase) (Hamdiyati, 2012).
1. Fase Adapatasi (Lag phase)
Pada fase ini tidak ada pertambahan populasi. Sel mengalami perubahan dalam komposisi
kimiawi dan bertambah ukurannya, substansi interaseluler bertambah. Ketika sel dalam
fase statis dipindahkan ke media baru, sel akan melakukan proses adaptasi. Proses adaptasi
meliputi sintesis enzim baru yang sesuai dengan medianya dan pemulihan terhadap
metabolit yang bersifat toksik (misalnya asam,alkohol, dan basa) pada waktu media
lama(Hamdiyati, 2012).
2. Fase Perbanyakan (Logaritma atau eksponensial)
Setelah memperoleh kondisi ideal dalam pertumbuhannya, sel melakukan pembelahan.
Karena pembelahan sel merupakan persamaan ekponensial, maka fase itu disebut juga fase
eksponensial. Pada fase perbanyakan jumlah sel meningkat pada batas tertentu (tidak
terdapat pertumbuhan bersih jumlah sel (Hamdiyati, 2012).
3. Fase Statis/Konstan
Pada fase ini terjadi penumpukan produk beracun dan atau kehabisan nutrien. Beberapa sel
mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah. Jumlah sel hidup menjadi tetap. Fase ini
menunjukan jumlah bakteri yang berbiak sama dengan jumlah bakteri yang mati, sehingga
kurva menunjukan garis yang hampir horizontal(Hamdiyati, 2012).
4. Fase Kematian
Pada fase ini sel menjadi mati lebih cepat dari pada terbentuknya sel-sel baru, laju
kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial bergantung pada spesiesnya, semua
sel mati dalam waktu beberapa hari atau beberapa bulan. Penyebab utama kematian adalah
autolisis sel dan penurunan energi seluler(Hamdiyati, 2012).
5. Jelaskan prinsip pengukuran intensitas pertumbuhan mikroba pada praktikum ini?
Prinsip dari pengukuran intensitas pertumbuhan mikroba adalah dengan menggunakan
spektrofotometri, apabila seberkas cahaya dilewatkan pada suatu suspense, maka
cahaya akan tersebar ke berbagai arah yang Nampak sebagai suatu cairan keruh.
Sespensi sel mikroba mengalami hal sama bila dikenai cahaya. Semakin besar
konsentrasi sel mikroba dalam suspense, semakin keruh kenampakan suspense
tersebut. Perubahan kekeruhan ini dapat diukur dan berguna dalam mempelajari
kinetika pertumbuhan mikroba (Tarigan, 2013).

DIAGRAM ALIR

a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Spektrofotometer
Dinyalakan dengan menekan tombol ON
Diatur pada spektrofotometer sekitar 500 nm
Dimasukkan aquades yang berfungsi sebagai larutan blanko ke dalam kuvet
Dikalibrasi
Diambil larutan blanko dan dimasukkan larutan Luria ke dalam kuvet
Dicatat nilai absorbansinya
Diulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan larutan yang bervariasi
Dicari absorbansi tertinggi sebagai maksimum
Hasil

b. Kurva Pertumbuhan
Kultur E. coli 5 ml

Diambil dengan pipet steril


Ditambahkan pada erlenmeyer yang mengandung 100 ml Luria broth
Dipipet 2 ml untuk dibaca pada O. D 660 nm
Dikocok kultur dalam erlenmeyer
Dipindahkan secara aseptis 1 ml kultur ke dalam 99 ml aquades steril
Diletakkan erlenmeyer yang berisi kultur ke dalam shaker waterbath
pada suhu 37oC 120 rpm dan diinkubasi selama 30 menit
Diambil kultur sebanyak 0,1 ml dari masing-masing tabung pengenceran
Ditumbuhkan kultur pada petridish dengan metode spread plate
Diinkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu 37oC 24 jam
Dihitung jumlah sel yang tumbuh pada petridish
Setiap 30 menit secara aseptis diambil 2 ml kultur dan dipindahkan ke kuvet
Dibaca O.D nya
Diambil 1 ml kultur dan dipindahkan ke dalam aquades steril 10-2
dengan seri waktu yang benar
Ditumbuhkan pada petridish
Hasil

DAFTAR PUSTAKA
Hamdiyati, Y. 2012. Pertumbuhan Pada Mikroorganisme II. Bandung: UPI
Pelczar, Michael J. 2009. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press)
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Tarigan, G. 2013. Enterococcus faecalis sebagai Salah Satu Bakteri yang Berperan dalam
Infeksi Saluran Akar. Medan: Universitas Sumatera Utara

Yuliana, N. 2012. Kinetika Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Isolat T5 Yang Berasal Dari
Tempoyak. Lampung: Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai