Laporan Kartografi New (Danu) 1
Laporan Kartografi New (Danu) 1
Laporan Kartografi New (Danu) 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian
permukaan bumi. Peta juga diartikan suatu gambaran sebagian besar atau
kecil permukaan bumi. Peta dalam hal ini digunakan di berbagai keperluan,
misalnya untuk keperluan pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Peta yang
disimpan terus menerus sampai sekian lama, lama kelamaan akan menjadi
rusak dan menyebabkan peta tidak sesuai lagi dengan keadaan aslinya.
Sehingga, peta tidak dapat lagi difungsikan sebagaimana fungsi awal
pembuatannya.
Didalam ruang lingkup pekerjaan geodesi, segmen yang harus
dilakukan setelah melakukan pengukuran dan pengambilan data adalah
pembuatan peta. Peta merupakan sebuah produk dari hasil pekerjaan
geodesi. Jenis, isi dan informasi dari peta tersebut bermacam-macam sesuai
dengan kebutuhan dan kesesuaian dengan project yang dikerjakan.
Laporan ini menjelaskan bagaimana proses pengolahan data hasil dari
pengukuran yang kemudian dikumpulkan dan diolah dengan softwaresoftware yang sesuai dengan fungsinya, antara lain dengan menggunakan
Microsoft Excel dan Auto CAD Land Development. Dengan sedemikian
rupa dan mengikuti syarat-syarat pembuatannya segment ini menghasilkan
sebuah peta yang nantinya akan digunakan.
Dan Laporan ini juga akan menjelaskan bagaimana saat pengukuran di
lapangan menggunakan metode poligon tertutup, dan situasi dengan
menggunakan alat Total Station saat pengukuran. Setelah usai pengukuran
lalu di proses data sesuai dengan sketsa di lapangan lalu di proses di CAD
Land Development.
1.2
pengukuran di lapangan.
2. Mengetahui dan memahami cara kerja Total Station dan cara
penginputan data dari alat ke komputer.
3. Bagaimana melakukan proses pembuatan peta digital dan digitasi
peta.
Tujuan dari Praktikum ini dilakukan adalah :
1. Mahasiswa mampu memperkenalkan alat dan cara pengoperasian
alat pengukuran (Total Station), yang digunakan untuk melakukan
pengukuran di lapangan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara kerja Total
Station dan cara penginputan data dari alat ke komputer.
3. mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan peta digital dan
digitasi peta.
1.3
1.4
Studi Literatur
Literatur sebagai bahan dasar acuan yang dapat digunakan untuk
BAB II
Dasar Teori
Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui
centering optik sampai benang centering mendekati titik patok
Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar
3 sekrup A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai
gelembung udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran
Gambar 2.1
Gambar 2.2
c. Model
Khusus untuk Total Station TopCon tipe GPT-3100N Series,
model yang digunakan adalah GPT-3000.
Tab Advanced
a.
b.
c.
d.
Baudrate
Parity
Data bits
Stop bits
: 9600
: none
:8
:1
7
e. Protocol
: ONE-WAY
Gambar 2.3
-
Klik OK
Doble klik icon total station yang telah di buat
Gambar 2.4
Klik file.txtklik tanda panah ( )
Pada layar akan tampil dialog box Download File from Total
Station. Tentukan tempat penyimpanan data pada perangkat
keras komputer.
Sebelum menekan tombol start pada kotak dialog Download
File from Total Station, lakukan persiapan pada total station
sebagai berikut :
Gambar 2.5
b. Tekan tombol fungsi F3 untuk memasuki tampilan memory
manager (MGR)
Gambar 2.6
c. Memori manager memiliki 3 lembar, transfer data terdapat pada
lembar ke tiga dengan menekan tombol fungsi F4 sebanyak dua
kali.
Gambar 2.7
d. Transfer data dapat dilakukan dengan menekan tombol fungsi F1.
Pada lembar DATA TRANSFER terdapat dua format data, yaitu
GTS dan SSS. untuk kemudahan membaca dan memindah data,
gunakan format data SSS.
e. Selanjutnya
dilakukan
Gambar 2.8
pengaturan
parameter
komunikasi
Gambar 2.9
Klik start (setelah kabel serial terhubung dari total station ke
komputer) pada layar komputer. Perangkat komputer harus
dipersiapkan terlebih dahulu untuk menerima data transfer
disebabkan oleh protocol yang menggunakan sistem one-way.
Gambar 2.10
Pada folder yang disiapkan untuk menyimpan data pada
perangkat keras komputer, terdapat file1.txt yang dapat di
berikan nama baru yang sesuai kebutuhan, misalnya Data.txt .
10
Gambar 2.11
Sebagai catatan, proses upload data koordinat dari komputer ke
total station dapat menggunakan cara yang sama dengan
mempersiapkan total station terlebih dahulu untuk menerima
data. Format data koordinat yang akan di upload agar diuba h
dalam bentuk format data SSS (TOPCON GTS-7).
11
Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui
koordinat dan sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat
titik yang lain diperlukan sudut mendatar dan jarak mendatar, maka
pada pengukuran di lapangan data yang diambil adalah data sudut
mendatar dan jarak mendatar di samping itu diperlukan juga penentuan
sudut jurusan dan satu titik yang telah diketahui koordinatnya.
Cara menentukan tempat titik-titik dengan menggunakan suatu titik nol
pada garis harus digunakan pada pengukuran daerah-daerah yang
kecil.Poligon Terbuka.
a. Tidak Terikat
b. Terikat :
terikat ke satu titik koordinat akhir atau satu jurusan akhir
12
Gambar 2.13
Gambar 2.13
13
14
15
Alat
Arah
Kedudukan
Teropong
Bacaan sudut
Biasa
L1 (B)
Biasa
L2 (B)
Luar biasa
L2 (LB)
Luar biasa
L1 (LB)
11. Arah kanan bacaan sudut di atas adalah titik B dan arah kirinya
titik A, maka besar sudutnya :
= bacaan arah B bacaan arah A
12. Karena pembacaan sudut dilakukan 1 seri maka hasil
pengukuran sudut adalah rata-rata dari pembacaan biasa dan
luar biasa.
16
13. Jika bacaan sudut arah kanan lebih kecil dari bacaan sudut arah
kiri, maka untuk menentukan besarnya sudut bacaan arah kanan
terlebih dulu ditambah 360.
2.2.1.3 Pedoman Pelaksanaan Metode Poligon
Survai untuk penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan
bumi, dapat dilakukan secara terestris maupun ekstra-terestris. Pada
survai dengan metode terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan
dengan melakukan pengamatan terhadap target atau objek yang terletak
di permukaan bumi. Dalam hal ini, metode-metode penentuan posisi
terestris yang umum digunakan saat ini adalah metode poligon, metode
pengikatan ke muka (intersection), metode pengikatan ke belakang
(resection),
atau
kombinasi
antara
metode-metode
tersebut.
17
(1)
Yj = Yi + dij.cos Aij
(2)
dimana : dij = jarak antara titik i dan j, dan Aij = sudut jurusan sisi ij.
Perlu dicatat di sini bahwa sudut jurusan awal pada jaring poligon
dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu :
1. secara langsung dari pengamatan matahari, atau
2. dihitung dari koordinat dua titik awal yang diketahui.
Jika dihitung dari koordinat dua titik, maka seandainya kedua
titik ikat tersebut adalah A dan B (seperti kasus Gambar ),
maka sudut jurusan sisi AB dapat dihitung dari rumus umum
berikut :
AAB = arctan (X/Y)
dimana:
(3)
X = XB XA (4)
Y = YB XA (5)
19
Perlu dicatat di sini bahwa untuk suatu sisi, sudut jurusan dari
titik-titik ujungnya akan berbeda sebesar 1800. Sebagai contoh
untuk Gambar 7.2, maka :
A BA = AAB - 180
(6)
(7)
(7)
(8)
dimana:
Xij
= Xj Xi . . Xjk
= Xk Xj (9)
Yij
= Yj Yi . . Yjk
= Yk Yj (10)
20
(14)
(15)
(16)
pengadaan
(17)
jaring
kontrol
horizontal
orde-4,
yang
(18)
(19)
dimana (d) adalah jumlah jarak ukuran dan n adalah jumlah titik
poligon.
21
a. Diketahui : = 2329 43 58
: n atau jumlah titik = 12
() 58 31 44 (awal)
() 228 16 15 (akhir)
Jawab
: fb = ( Azimuth Akhir Awal ) + n . 180
(228 16 15 -58 31 44 ) - 2329 43 58 + 12 . 180
= 0 0 25.2 (corr angle)
Catatan : Toleransi sudut harus memasuki pesyratan.
Hasil Pengkuran (fb) 10n
Jadi 10n = 0 0 34 masuk toleransi pengkuran sudut
karna hasil Hasil Pengkuran (fb) 10n
b. Setelah itu perataan nilai hasil Toleransi koreksi sudut
1. Pertama, siapakan () 58 31 44 (awal) dan () 228 16 15
(akhir) serta hasi 0 0 25.2 (corr angle).
2. Kedua, untuk mendapatkan Azimuth selanjutnya sampai ke
titik 12 harus sama hasil perhitungan nya dengan Azimuth
terakhir yang sudah didapati.
3. Maka, (() 58 31 44 + sudut Horizontal + 0 0 25.2 - 180
) dan seterusnya sampai perhitungan nilai Azimuth
selanjutnya dan hasilnya akan sama di titik terakhir sesuai
dengan Azimuth terakhir yang sudah dikutahui.
3) Cara menghitung X, X, f(x) dan f(y)
22
d
d
d
d
xFs
4) Mendapatkan koordinat tiap titik
a. Langkah pertama, siapkan koordinat P2 (x,y)
b. Koordinat P2 (x,y), koordinat x dijumblah dengan masing hasil
nilai X dan f(x)
Begitu juga dengan koordinat y dijumblah dengan masing hasil
nilai Y dan f(y) dst.
23
24
a. Besarnya sudut tegak yang terbentuk antara dua titik terhadap arah
mendatar atau arah vertikal.
b. Jarak mendatar antara 2 (dua) titik, yang biasa dinamakan jarak
optis
c. Jarak tegak antara 2 (dua) titik, yang biasa dinamakan beda tinggi
(h)
d. Fungsi dari pengukuran sudut vertikal ialah untuk menentukan nilai
ketinggian (elevasi) suatu titik terhadap titik yang lain
Ada 2 (dua ) Sistem Dasar Pengukuran Sudut Vertikal:
1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran
vertikal yang disebut sudut miring (helling) (h).
Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar, bacaan sudut
vertikal = 0.
2. Sudut yang terbentuk dihitung terhadap arah vertikal (tegak) pada
skala lingkaran vertikal disebut sudut zenit (Z).
Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar bacaan sudut
vertikal = 90.
Dasar penentuan besarnya sudut vertikal pada 2 sistem tersebut disebabkan
karena perbedaan jenis/konstruksi theodolit yang umumnya perbedaan
konstruksi pada skala lingkaran vertical
Untuk jenis theodolit yang menggunakan helling sebagai sudut vertikal h:
Besarnya sudut miring dengan batasan 90 < h < 90
h > 0 bila target lebih tinggi dapada teropong theodolit
h < 0 bila lebih rendah dari pada teropong theodolit
25
Gambar 2.16
Keterangan :
A, B
: Nama titik/patok
Dm
: Jarak Miring
: Jarak Datar
: Sudut Miring
: Sudut Zenit
Ti
: Tinggi Alat
Dari kondisi diatas maka dapat ditentukan jarak mendatar (D) secara optis
dan beda tinggi antara titik A dan titik B.
Persamaan yang diperoleh dalam hal ini adalah sebagai berikut :
Jarak Miring:
26
JarakDatar
Dm= Dm x sinZ
Dm=Dm x sinh
2.3 Penggambaran
Penggambaran adalah proses pembuatan atau menvisualisasikan sebuah
objek yang berukuran besar menjadi lebih kecil dan sederhana.
Memudahkan manusia untuk mengetahui tata letak ataupun kondisi objek
yang gambarkan. Bisa berupa tulisan gambar diselembar kertas ataupun
berbentuk digital.
2.3.1 Pengertian Peta
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi
yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu
dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Sudahkah Anda memahami
27
pengertian
dari
peta
tersebut?
Mudah
bukan?
Beberapa
ahli
digambarkan
pada
suatu
bidang
datar
dan
diperkecil/diskalakan.
b) Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu,
digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
c) Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi
yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari
atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai
penjelas.
d) Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data
kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para
perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan
pembangunan.
Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang
berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak
antarkota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan,
jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar
pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan
ketampakan buatan manusia (budaya). Dewasa ini sudah dikenal
adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran
permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer.
Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari gambaran
tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD,
28
dengan
menggunakan
software
GIS
(Geography
bumi
lengkap
dengan
menggambarkan
reliefnya.
Adapun
29
ketinggian
yang
sama.
Agar
lebih
jelas
Gambar 2.17
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis
kontur, diantaranya: Semakin rapat jarak antar garis kontur
menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin curam. Bila
ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini
menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat depresi atau
lembah.
b
30
Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi
dengan tema-tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta
kepadatan penduduk, peta tempat-tempat wisata dll.
suatu wilayah.
Peta Skala Sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 :
500.000.
Peta Skala Kecil
31
1.000.000.
Peta Geografi/Peta Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
Semakin kecil skalanya, maka cakupan wilayahnya akan
semakin luas. Nah dalam pembuatan peta, pengetahuan
tentang skala sangat penting dan tentunya disesuaikan
dengan seberapa besar wilayah yang akan dibuat dan
seberapa besar kertas yang akan kita pakai untuk
menggambarkan wilayahnya.
32
2.3.4
33
dibanding
dengan
autocad.
Format
data
asli
digunakan
yang
ditampilkan
pada
baris
menu
atau
lalu Enter.
Menu
Bar
Standar Toolbar
34
Floating Toolbar
Command
Prompt
8. Alignments
9. Parcels
10. Labels
11. Inquiry
13. Utilities
14. Help
5. Multiline Text
6. Erase
7. Offset
8. Copy
35
36
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1
Pengukuran Digital
37
No. Job
: 01 / KARTOGRAFI IV / 2015
Tanggal
: 20 Maret 2015
Lokasi
TujuanKerja
Alat
Jumlah
Total Station
Statif
Prisma
Meteransaku 5 meter
Papan data
Tabel data
Kalkulator
Pakupayung
10
Palu
11
Paying
12
Pole Prisma
38
Langkah Keja
1. Membuat Sketsa Lapangan untuk Jalur Poligon
39
40
41
gemebung
di sisiselesai
atas berpindah
ke tengah
3. Sentring nivo
kotak telah
di lakukan
ketika gelembung nivo
berada di tengah.
e.
42
43
No. Job
Tanggal
: 26 Februari 2015
Lokasi
TujuanKerja :
1. Terampil dalam menggnakan alat Pesawat Penyipat Datar
(PPD) hingga siap dioperasikan
2.
44
NO
Alat
Jumlah
Waterpass
Statif
Rambu
Papan data
Tabel data
Kalkulator
Pakupayung
10
Palu
11
Payung
B. Langkah Kerja
1. Membuat Sketsa Lapangan untuk jalur poligon
45
: PengukuranSituasi
No. Job
Tanggal
: 26 Februari 2015
Lokasi
: KampusPoliteknikNegeri Banjarmasin
TujuanKerja :
1. Menampilkan berbagai benda di daerah pengukuran
2.
Menjelaskan keterangan pada daerah pengukuran
A. Alat dan Bahan
46
NO
Alat
Jumblah
Total Station
Statif
Prisma
Tribah
Payung
B. Langkah Kerja
1. Setelah pengukuran polygon selesai di lakukan maka akan
di lakukan pengukuran situasi.
48
50
Created Project
1. Jalankan atau Klik AutoCad nya dengan Klik icon di bawah ini
2. Klik New file pada menu bar atau Ctrl+N untuk membuat lembar
kerja baru
3. Setelah keluar tampilan New Drawing: Project Based isi kolom
Name pada Drawing Name sesuai dengan keinginan. Kemudian
pilih Create Project untuk melanjutkan pembuatan lembar kerja.
51
52
5. Akan keluar kotak dialog Create Point Database, klik kotak Use
Point Names. Dan OK.
6. Akan muncul kotak dialog Load Settings selanjutnya. Pilih Next
untuk membuat pengaturan baru. Pada Kotak dialog Units Ubah
Linear Units = Meters, Angle Units = Degrees, Angle Display
Style = North Azimuths dan pada Display Precision ubah Linear,
Elevation, Coordinate dan Angular pada angka 3. Setelah selesai
pilih Next.
53
54
10. Text Style, Pada Style Set Name = mili.stp, Style In This Set =
2MM,klikNext.
Setting Point
Cara mengatur bentuk tampilan data point dalam screen yang meliputi
jenis dan ukuran text, bentuk symbol point, color dan urutan penomoran
point. Langkah kerja sebagai berikut :
1. Melalui menu Point, pilih Point setting
55
56
default elevation
Pada Description pilih Automatic agar elevasi terisi sesuai
default elevation
menyesuaikan elevasi
5. Klik pada menu Update
57
58
Mark
Style
Superimposed
Text
59
Poligon
Description
Elevation
Elevation
Description
Elevation
Gambar 3.29 custom marker style
Situasi
BM
gambar.
Dan pilih Show Full Description untuk menampilakan deskripsi
secara keseluruhan
Pada Size and Style pilih Standart
Pilih Size In Absolute Units dan masukkan ukuran 0.8 Units.
Berikan tanda centang aktif pada Automatic Leader.
60
Import Point
Sebelum masuk pada import/export data, data harus disesuikan dengan
susunan file. Langkah melakukan yaitu :
1. Pada menu Point
kemudian klik
Format Manager
61
62
Klik 1
Klik 2
Klik 8
Klik 3
Klik 4,
5, 6 , 7
63
Hasil load
file *.prn
Gambar 3.35 Hasil load file *prn. Kedalam kotak dialog Point File
Format
7. Klik Parse untuk mengcopy ke Form Manager
Hasil Parse ke
form manager
Gambar 3.36 Hasil Parse ke Form manager pada kotak dialog point file
format
8. Kemudian klik OK untuk mengakhiri proses Point File Format.
Maka akan muncul kotak dialog Format manager
64
Hasil Parse ke
form manager
65
66
67
Otomatisasi Peta
68
69
No. Job
Tanggal
Tujuan Kerja
1.
Terampil
dalam
penggambaran
menggunakan
3.
70
image
yang
ditampilkan
ukurannya
kecil,
agar
71
pada bidang gambar, klik kanan lalu pilih zoom extend. Klik kanan
lagi, pilih exit.
8. Bila peta di scan dengan scanner yang besar maka image bisa di scan
hanya satu kali, tapi bila Scanner yang digunakan ukurannya kecil,
maka peta di scan beberapa kali. Lakukan pemanggilan image satu
per satu sampai semua image pada satu peta tampil semua pada
bidang gambar AutoCAD dengan cara yang sama seperti di atas.
3.2.2.2 Koreksi Arah Utara
Pada saat menscan sangat mungkin terjadinya kemiringan pada saat
meletakkan peta pada scanner, arah utara image yang tidak tegak lurus
dengan arah utara AutoCAD, bisa juga pada saat scanner ada kertas yang
terlipat dan mempuat menjadi miring.
tepi peta
72
dengan garis yang ada di peta. Kalau tidak berimpit maka peta
tersebut belum datar.
Garis
Utara
Garis
Referensi
Command: MOVE
Select objects: (Klik 1)
Select objects: (Klik 2) (Daerah overlapping)
Specify base point or [Displacement] <Displacement>: Specify
second point or <use first point as displacement>: (Klik 3)
73
74
75
77
78
79
Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second point: (klik
3,). Specify new length: (klik 4,).
o Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second
point: (klik 3,). Specify new length: (klik 4,).
80
Gambar 3.63
Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second point: (klik
3,). Specify new length: (klik 4,).
Klik 4
Jarak antar grid setelah peta diskalakan.
Klik 3
81
82
4. Pada tool bar klik view -> Viewports -> 1 viewport dan buat sebuah
viewport sesuai keinginan , tapi harus dingat jangan melebihi garis
83
putus putus pada gambar karna garis putus putus tersebut adalah
batas area yang akan diprint.
84
2. Ketik command trim untuk menghapus bagian line yang tidak dipakai
seperti gambar di bawah
85
4. Jika ukuran Text dirasa terlalu besar, ubahlah terlebih dahulu dengan
cara mengetik Ctrl+1 untuk membuka kotak dialog propeties lalu ubah
Height ke angka yang lebih kecil.
5. Ketik perintah copy kemudian klik koordinat lalu (enter) kemudian
(klik 1) pada midpoint Grid lalu (klik 2) pada midpoint Grid.
6.
Langk
ah
Catatan:
Untuk kordinat X dan Y selanjutnya tinggal di tambah atau di kurang jarak
antara Grid tersebut .
86
Contoh :
X1
: dt (enter)
: 1.500 (enter)
: 0 (enter)
Enter text
: PETA SITTUASI
(enter) (esc)
3. Untuk Mengubah ukuran text klik Ctrl+1 setelah memilih object.
Ubah angka pada Height menjadi lebih besar atau lebih kecil.
1
2
3
4
5
6
7
89
90
91
BAB IV
Perhitungan Data
4.1 Perhitungan Poligon
4.1.1 Mencari Sudut antara dua titik
Rumus : Bacaan Muka Bacaan Belakang = Sudut Dalam
( Sudut Biasa + Sudut Luar Biasa ) : 2 = Rata rata
Diketahui : Sudut Horizontal BS BM 12 = 145053
Sudut Horizontal FS PA = 2095216
Sudut Luar Biasa BM 12 = 1945026
Sudut Luar Biasa PA = 295221
Jawab :
Sudut Dalam = 145053 - 2095216 = 195123
Sudut Luar Biasa = 1945026 - 295221 = 195155
*Catatan Jika Hasilnya ( - ) maka ditambah ( +360 ), jika hasilnya > 360
maka (-360)
(195123+ 195155) : 2 = 195139
4.1.2 Mencari Azimuth Awal dan Akhir dari 4 koordinat Refrensi yang
diketahui
Rumus : Tan-1 ( Xalat berdiri Xbs ) (Yalat berdiri Ybs)
Diketahui : BM12 (x): 231320.347 (y): 965439.660
P2
(x): 231350.790 (y): 9635458.294
BM8 (x): 231416.2562 (y): 9635351.922
BM1 (x): 231358.5299 (y): 9635300.437
*) didapat dari kelompok 2
92
Diketahui :
- 180 )
X = d.Sin()
d
d
xFsx
1. Mencari X
Diketahui :
d = 38,179
P2 = (7333 20 )
Perhitungan :
X = 38,179 x Sin (7333 20 )
93
= 32.56300284
2. Mencari f(x)
Diketahui :
d = 27.889
d = 552.404
FsX = 0.003
Perhitungan :
27.889
552.404
F(x) =
x 0.003
= 0.00019926
4.1.5 Ordinat Y dan f(y)
Rumus:Y = d.Cos()
Fsy = (Yakhir Yawal) .d.Sin()
f(y) =
d
d
xFsy
1. Mencari Y
Diketahui :
d = 27.889
P2 = (7333 20 )
Perhitungan :
Y = 27.889x Cos (7333 20 )
= 7.89503578
2. Mencari f(y)
Diketahui :
d = 27.889
d = 552.404
FsY = 0.07
Perhitungan :
F(y) =
27.889
552.404
x 0.003
94
= 0.00047568
4.1.6 Koreksi Sudut dan Toleransi Sudut
Diketahui : = 2329 43 58
n atau jumlah titik = 12
() 58 31 44 (awal)
() 228 16 15 (akhir)
Jawab : fb = ( Azimuth Akhir Awal ) + n . 180
(228 16 15 -58 31 44 ) - 2329 43 58 + 12 . 180
= 0 0 25.2 (corr angle)
Catatan : Toleransi sudut harus memasuki pesyratan.
Hasil Pengkuran (fb) 10n
Jadi 10n = 0 0 34 masuk toleransi pengkuran sudut karna hasil
Hasil Pengkuran (fb) 10n
Setelah itu perataan nilai hasil Toleransi koreksi sudut
4. Pertama, siapakan () 58 31 44 (awal) dan () 228 16 15
(akhir) serta hasil 0 0 25.2 (corr angle).
5. Kedua, untuk mendapatkan Azimuth selanjutnya sampai ke
titik 12 harus sama hasil perhitungan nya dengan Azimuth
terakhir yang sudah didapati.
6. Maka, (() 58 31 44 + sudut Horizontal + 0 0 25.2 - 180 )
dan seterusnya sampai perhitungan nilai Azimuth selanjutnya
dan hasilnya akan sama di titik terakhir sesuai dengan Azimuth
terakhir yang sudah dikutahui.
4.1.7 Koreksi Jarak dan Toleransi Jarak
Rumus :
Cd= f X 2+ f Y 2
K=
Cd
d
1. Mencari Koreksi Jarak
Diketahui :
fX2 = 38.179
95
fY2 = -139.232
Perhitungan :
Cd= 0.0032+ 0.0072
2. Mencari Toleransi Jarak
Diketahui :
Cd = 0.00761577
d = 552.404
Perhitungan :
552.404
0.00761577
= 72534.22832
Diketahui :
Pergi :
Pulang :
: 1.388
96
= ( - 0.086 + 0.091 ) 2
= 0.0025
4.2.2 Elevasi
Rumus : Elevasi = H + Elevasi Refrensi
Diketahui : H : + 0.0025
Elevasi Refrensi : 2.112
Jawab
4.2.3 Koreksi
Diketahui : dh = 0.005
Jumlah Titik = 7
Jawab : Koreksi Pertitik = 0.005 7 = 0.035
+ 0.035 = - 0.035
Catatan : Apabila hasil pembagian minus (-) maka nilai koreksi menjadi
(+)
Apabila pembagian rumus koreksi hasilnya ganjil maka harus
digenapkan
4.2.4 Toleransi
Rumus : 10
d (km)
97
Beda Tinggi
Rumus :
H = ( dd x 1/tan vertikal) + (Tinggi Instrumen Tinggi Prisma )
Diketahui :
TI = 1.579 meter
TP = 1.700 meter
dd = 32.391 meter
V = 89 30 35
Hitung :
H = ( 32,391 x 1/tan . 89,510 ) + ( 1.579 1.700 ) = 0,156 m
Elevasi (z)
Rumus :
Z = Elevasi Awal + H
Hitung :
Z = 2.114 + 0,156 = 2,270
Azimuth Situasi
Rumus : Situasi = Sudut Horizontal BS + Sudut Situasi 180
Diketahui :
P2 : 145053
BM12 : 583144
DTG1 : 155721
DTG2 : 401418
Caranya
P2 = (155721 - 145053) = 1628 -> DTG 1
P2 = (401418- 145053) = 252325 -> DTG 2
Mendapatkan Azimuth Situasi
DTG 1 = 583144 + 1628 - 180 = 2393812
DTG 2 = 583144 + 252325 - 180 = 263559
Catatan : Jika hasilnya (-) maka di tambah (+360)
Jika Hasilnya > 360 maka di kurang (- 360)
98
99
Ukuran Kertas
A4 ( 249 mm X 210
mm )
A3 ( 420 mm X 297
mm )
A1 ( 841 mm X 594
mm )
Skala
1 : 1500
Jarak Grid
(dalam peta)
3,3 cm
1 : 1200
4,1 cm
1 : 600
8,3 m
100
101
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pembuatan Peta Digital Dengan Menggunakan AutoCAD Land
Dekstop dari Data Pengukuran Dilapangan
Standar Operasional Pengerjaan Pembuatan Peta Digital Dengan
Menggunakan AutoCAD Land Dekstop, yaitu :
1. Mempersiapkan titik Referensi atau Bm yang suadah diketahui
2. Membuat Jalur Poligon Tertutup dan Terbuka Terikat Sempurna
3. Menggunakan alat Waterpass untuk mendapatkan elevasi di jalur
Poligon sebagai referensi yang akan digunakan untuk situasinya.
4. Menggunakan Alat Total Station untuk Mencari poligon serta situasi.
5. Menggunakan 4 referensi koordinat untuk mendapatkan sudut
Azimuth awal dan akhir.
6. Menggunakan Toleransi pengkuran data di lapangan agar pengukuran
benar.
7. Disusun di Microsoft Excel, berupa data nomor database, titik absis
(X), titik ordinat (Y), titik tinggi (Z) dan nama point. Kemudian
simpan dalam bentuk Formated Text (*prn).
8. Pembuatan project di AutoCAD Land Development
a.
b.
c.
d.
e.
Create Project
Setting Point
Import/Eksport Point
Create Surface
Create Conture
9. Pengeditan peta
a. Lebeling Conture
b. Membuat Grid
c. Membuat Skala Bar
102
10. Layout
a. Membuat Koordinat Tepi
b. Legenda
11. Plotting peta/ Print Out.
5.1.2 Pembuatan Peta Dari Proses Otomatisasi
Standar Operasional Pengerjaan Pembuatan Peta dari Proses Digitasi,
yaitu :
1.
2.
Pemrosesan Peta
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
Edit Peta
Penskalaan Peta
Transformasi Koordinat
Membuat Grid Peta Sesuai Skala
Layout
5.1.3 Saran
1. Waktu dalam mengerjakan laporan harus benar benar terkoordinir
dan efisien, untuk menggurangi waktu yang terbuang sia sia dan
mengejar target waktu telah yang di tentukan.
2. Seharusnya dalam pembuatan peta unsur yang paling penting dan
utama yang harus diperhatikan adalah skala peta. Karena tanpa
skala, peta tidak akan terlihat bagus.
103
104