Makalah Semen Dan Beton

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

1. SEMEN
A. Pengertian Semen
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang
kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara
dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam
pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara
batuan-batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar
batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang inggris, pada
tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur
dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan
dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu
tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor (CaO) bereaksi dengan
senyawa-senyawa lain membemtuk klinker kemudian digiling sampai menjadi
tepung yang kemudian dikenal dengan Portland

B. Jenis-Jenis Semen
No. SNI
SNI 15-0129-

Nama
Semen portland putih

2004
SNI 15-0302-

Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)

2004
SNI 15-2049-

Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

2004
SNI 15-3500-

Semen portland campur

2004
SNI 15-3758-

Semen masonry

2004
SNI 15-7064-

Semen portland komposit

2004

a) Semen Portland

Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak


dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting.
Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan
penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya.Semen portland
dipergunakan dalam semua jenis beton struktural seperti tembok,
lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan
tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu
digunakan dalam segala macam adukan seperti fundasi,telapak,
dam,tembok penahan, perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila
semen portland dicampur dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan
yang dipakai untuk pasangan bata atau batu,atau sebagai bahan
plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah
dalam.
Bilamana semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu
pecah atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi
air,maka terdapatlah beton. Semen portland didefinisikan sesuai
dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan
menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada
umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai
bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya.
Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen portland adalah
sebagai berikut:
Semen alam adalah sebuah semen hidrolik yang dihasilkan dengan
pembakaran batu kapur yang mengandung lempung, terdapat secara
alamiah, pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan dan kemudian
menggilingnya menjadi serbuk halus.Kadar silika, alumina dan oxida
besi cukup untuk mendapat gabungkan diri dengan kalsiumoxida
sehingga terjadi senyawa-senyawa kalsium silikat dan aluminat, yang
dapat dianggap mempunyai sifat-sifat hidrolik seperti semen alam. Kita
kenal dua jenis semen alam, jenis pertama pada umumnya
dipergunakan dalam konstruksi beton bersamasama dengan semen
portland.Jenis kedua adalah semen yang telah dibubuhi bahan
pembantu yaitu udara, jenis semen kedua ini fungsinya sama seperti
yang telah diutarakan diatas. Semen alam tidak boleh digunakan di
tempat-tempat yang tidak terlindung terhadap pengaruh cuaca
langsung, akan tetapi dapat dipergunakan dalam adukan atau beton
yang tidak pernah akan mengalami tegangan tinggi, atau dalam
keadaan yang membutuhkan banyak bahan namun sama sekali tidak
memperhitungkan kekuatan bahan tersebut.
b) Semen Masonry

semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan menembok dan


memplester konstruksi, yang terdiri dari campuran dari semen portland atau
campuran semen hidrolis dengan bahan yang bersifat menambah keplastisan
(seperti batu kapur, kapur yang terhidrasi atau kapur hidrolis) bersamaan dengan
bahan lain yang digunakan untuk meningkatkan satu atau lebih sifat seperti
waktu pengikatan (setting time), kemampuan kerja (workability), daya simpan air
(water retention), dan ketahanan (durability).
Semen Masonry Jenis N
Semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan, sehingga
adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu adukan pasangan jenis
N, atau bila ditambahkan semen portland atau semen hidrolis, campuran dapat
menghasilkan adukan pasangan yang memenuhi syarat mutu jenis S atau M

Semen Masonry Jenis S


Semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan ,
sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis S
atau bila ditambahkan semen portland atau semen hidrolis, campuran
dapat menghasilkan adukan pasangan yang memenuhi syarat mutu jenis M
Semen Masonry Jenis M
Semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan,
sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis M
Semen Portland Campur
Suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama dari terak
semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan organik yang
bersifat tidak bereaksi (inert)
Pasir Standar Ottawa
Pasir silika yang terdiri dari hampir seluruhnya kuarsa murni yang
dibulatkan secara alami dan digunakan untuk penyiapan mortar pada
pengujian semen hidrolis

Petunjuk pemilihan semen masonry

Petunjuk dan pemilihan semen masonry dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1 Petunjuk pemilihan semen masonry


no

Lokasi

Jenis bangunan

Jenis mortar
Disara

1.

nkan
S

Pilihan

Bangunan tidak

- Dinding penahan

terlindungi cuaca

beban

M atau S

- Bangunan atas

- Dinding tidak

M atau N

2.

menahan
beban
- Dinding sandaran
- Bangunan bawah
Pondasi, penguat

lubang,selokan,trotoa
r, teras
Bangunan
terlindungi cuaca

Dinding penahan

S atau M

beban

Partisi menahan
beban
Partisi tidak
menahan
Beban

C. Karakterisasi Material Semen


Sifat-Sifat Semen Portland:
a. Hiderasi Semen
Hiderasi semen adalah reaksi antara komponen-komponen semen
dengan air. Untuk mengetahui hiderasi semen, maka harus
mengenal hiderasi dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam
semen ( C2S, C3S, C3A, C4AF)
b. Hiderasi Kalsium Silikat ( C2S, C3S)
Kalsium Silikat di dalam air akan terhidrolisa menjadi kalsium hidroksidsa
Ca(OH)2 dan kalsium silikat hidrat (3CaO.2SiO2.3H2O) pada suhu 30oC
2 (3CaO.2SiO2) + 6H2O
3CaO.2SiO2.3H2O + 3 Ca(OH)2
2 (3CaO.2SiO2) + 4H2O
3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2
Kalsium Silikat hidrat (CSH) adalah silikat di dalam kristal yang tidak sempurna,
bentuknya padatan berongga yang sering disebut Tobermorite Gel.
Adanya kalsium hidroksida akan membuat pasta semen bersifat basa (pH= 12,5)
hal ini dapat menyebabkan pasta semen sensitive terhadap asam kuat tetapi
dapat mencegah baja mengalami korosi.
c.

Hiderasi C3A
Hiderasi C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30 oC akan menghasilkan
kalsium alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O) yang mana kristalnya berbentuk
kubus di dalam semen karena adanya gypsum maka hasil hiderasi C3A sedikit
berbeda. Mula-mula C3A akan bereaksi dengan gypsum menghasilkan sulfo
aluminate yang kristalnya berbentuk jarum dan biasa disebut ettringite namun
pada akhirnya gypsum bereaksi semua, baru terbentuk kalsium alumina hidrat
(CAH).
Hiderasi C3A tanpa gypsum (30oC):
3CaO. Al2O3+ 6H2O
3CaO. Al2O3. 6H2O
Hiderasi C3A dengan gypsum (30oC):
3CaO. Al2O3 + 3 CaSO4+ 32H2O
3CaO.Al2O3 + 3 CaSO4 + 32H2O
Penambahan gypsum pada semen dimaksudkan untuk menunda pengikatan, hal
ini disebabkan karena terbentuknya lapisan ettringite pada permukaanpermukaan Kristal C3A.

d. Hiderasi C4AF (30 H2O oC)


4CaO. Al2O3. Fe2O3+ 2Ca(OH)2+10H2O
+ 3CaO.Fe2O3.6H2O
e.

4CaO.Al2O3.6H2O

Setting dan Hardening


Setting dan Hardening adalah pengikatan dan penerasan semen setelah terjadi
reaksi hiderasi. Semen apabila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta
yang plastis dan dapat dibentuk (workable) sampai beberapa waktu karakteristik
dari pasta tidak berubah dan periode ini sering disebut Dorman Period (period
tidur).
Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih ada yang
lemah, namun suhu tidak dapat dibentuk (unworkable). Kondisi ini disebut Initial
Set, sedangkan waktu mulai dibentuk (ditambah air) sampai kondisi Initial Set
disebut Initial Setting Time (waktu pengikatan awal). Tahapan berikutnya pasta
melanjutkan kekuatannya sehingga didapat padatan yang utuh dan biasa disebut
Hardened Cement Pasta. Kondisi ini disebut final Set sedangkan waktu yang
diperlukan untuk mencapai kondisi ini disebut Final Setting Time (waktu
pengikatan akhir). Proses penerasan berjalan terus berjalan seiring dengan
waktu akan diperoleh kekuatan proses ini dikenal dengan nama Hardening.
Waktu pengikatan awal dan akhir dalam semen dalam prakteknya sangat
penting, sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu
dimana campuran semen masih bersifat plastik. Waktu pengikatan awal minimum
45 menit sedangkan waktu akhir maksimum 8 jam.
Reaksi pengerasan
C2S + 5H2O
C2S. 5H2O
C3S + 5H2O
C2S6. 5H2O + 13 Ca(OH)2
C3A+ 3Cs+ 32H2O
C3A. 3Cs+.32H2O
C4AF + 7H2O
C3A.6 H2O+ CF. H2O
MgO+ H2O
Mg(OH)2

f.

Panas Hiderasi

Panas hiderasi adalah panas yang dilepaskan selama semen mengalami proses
hiderasi. Jumlah panas hiderasi yang terajdi tergantung, tipe semen, kehalusan
semen, dan perbandingan antara air dengan semen.
Kekerasan awal semen yang tinggi dan panas hiderasi yang besar kemungkinan
terajadi retak-retak pada beton, hal ini disebabkan oleh fosfor yang timbul sukar
dihilangkan sehingga terajdi pemuaian pada proses pendinginan.
g. Penyusutan
Ada tiga macam penyusutan yang terjadi di dalam semen, diantaranya:
Drying Shringkage ( penyusutan karean pengeringan)
Hideration Shringkage (penyuautan karena hiderasi)
Carbonation Shringkage (penyuautan karena karbonasi)
Yang paling berpengaruh pada permukaan beton adalah Drying Shringkage,
penyusutan ini terjadi karena penguapan selama proses setting dan hardening.
Bial besaran kelembabannya dapat dijaga, maka keretakan beton dapat
dihindari. Penyusutan ini dioengaruhi juga kadar C 3A yang terlalu tinggi.
h. Kelembaban
Kelembaban timbul karena semen menyerap uaap air dan CO 2 dan dalam jumlah
yang cukup banyak sehigga terjadi penggumpalan. Semen yang menggumpal
kualitasnya akan menurun karena bertambahnya Loss On Ignition (LOI) dan
menurunnya spesifik gravity sehingga kekuatan semen menurun, waktu
pengikatan dan pengerasan semakin lama, dan terjadinya false set.
Loss On Ignation (Hilang Fajar)
Loss On Ignation dipersyaratkan untuk mencegah adanya mineral-mneral yang
terurai pada saat pemijaran, dimana proses ini menimbulkan kerusakan pada
batu setelah beberapa tahun kemudian.
i.

Spesifik Gravity
Spesifik Gravity dari semen merupakan informasi yang sangat penting dalam
perancangan beton. Didalam pengontrolan kualitas Spesifik gravity digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh kesempurnaan pembakaran klinker, dan juga
menetahui apakah klinker tercampur dengan impuritis.

j.

False Set

Proses yang terjadi bila adonan mengeras dalam waktu singkat. False Set dapat
dihindari dengan melindungi semen dari pengaruh udara luar, sehingga alkali
karbonat tidak terbentuk didalam semen.
D. Pembuatan Semen
Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:
a. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen:
Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung
kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah
liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk
atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
b. Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi
c.

material yang digali.


Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan

komposisi tumpukan bahan.


d. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap
awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan
jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang
diinginkan.
e. Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater,
yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana
terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas
panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada preheater
ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair
dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400C, bahan
berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan

klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan


menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 C.
f. Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan
timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan
terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan
diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk
semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P
dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan
kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo
semen.
E. Dampak dari Industri Semen
a.

Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu

keseimbangan lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air tanah.


b. Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon dioksida
(CO2) dalam jumlah yang banyak sehingga sangat mempengaruhi kondisi
atmosfer dan mempercepat terjadinya pemanasan global. Misalnya:
Meningkatnya suhu udara perkotaan. Menurut International Energy Authority:
World Energy Outlook, produksi semen ortland menyumbang tujuh persen dari
c.

keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan berbagai sumber.


produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara bebas
sehingga mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan. Studi kesehatan
lingkungan menyebutkan, bahwa debu semen merupakan debu yang sangat

berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis.


d. Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat
e. Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak
dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang

mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai,


yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan
f. Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada
suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu
menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi menipis, akibatnya
persediaan ait tanah menjadi makin sedikit. Akibat lanjutan adalah sungai
menjadi kering pada musim kemarau dan sebaliknya sungai akan banjir (debit air
menjadi sangat tinggi) karena tanah tidak mampu lagi menyerap air yang
mengalir terlalu cepat
g. Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :

Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,

Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu pengambilan bahan baku,

Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur


h. Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis
i.

endemik, berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa


Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan
langka). Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan
tersebut

F. Penanggulangan
a.

Menerapkan pola produksi blended cement yang bisa menurunkan separuh

emisi CO2
b. Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan bahan
yang lebih ramah lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
http://economy.okezone.com/read/2010/09/21/320/374357/2011-konsumsisemen-diproyeksi-naik-10
http://industri.kontan.co.id/news/produksi-semen-diprediksi-44-juta-ton-di2011-1

Warta Semen dan Beton Indonesia Vol. 09 No. 4 - 2011

Warta Semen dan Beton Indonesia Vol. 10 No. 1 - 2012

http://www.semenindonesia.com/page/get/jenis-produk-23
hidayat, Syarif. 2009. Semen, Jenis & Aplikasinya. Kawan Pustaka. ISBN
9789797573041

Anda mungkin juga menyukai