Muka Air Tanah
Muka Air Tanah
Muka Air Tanah
com
Penurunan Muka Air Tanah
A. Pendahuluan
Tak banyak yang menyadari barangkali bahwa tanah yang kita pijak makin lama makin turun. Salah satu
penyebabnya adalah penyedotan air tanah secara berlebihan. Tingginya laju pembangunan Kota Metropolitan
serta banyaknya sumur bor menjadi salah satu penyebab mempercepat penurunan permukaan tanah yang
tingkat kekerasannya masih rendah. Sebenarnya banyak sekali faktor yang mempengaruhi ketersedian air tanah,
namun sebagian kalangan ataupun media masa hanya memandang dari satu sisi saja.
Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor rumah tangga, industri dan jasa masih
mengandalkan air tanah secara berlebih dan hal ini menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya air
tanah maupun lingkungan, salah satunya adalah penurunan muka air tanah. Hasil rekaman muka air tanah pada
sumur-sumur pantau di daerah pengambilan air tanah intensif seperti: Cekungan Jakarta, Bandung, Semarang,
Pasuruan, Mojokerto menunjukkan kecenderungan muka air tanahnya yang terus menurun. Demikian juga di
daerah D.I Yogyakarta.
Kita mengambil contoh di Cekungan Jakarta. Pengambilan air tanah di Cekungan Jakarta, khususnya air tanah
dalam (deep groundwater) dari sumur bor yang terdaftar menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat
yaitu :
1993 pengambilannya tercatat 32,6 juta m3/tahun dari sekitar 2800 sumur,
Pengaruh tektonik juga menjadi faktor penurunan muka air tanah. Pengaruh tektonik disini adalah pengaruh dari
suatu gempa yaitu gempa tektonik. Gempa akan membentuk crack atau rekahan-rekahan. Pada saat gempa
terjadi goyangan-goyangan yang dibeberapa tempat justru terlihat air yang menyembur. Namun setelah goyangan
gempa reda banyak dilaporkan sumur-sumur kering, dan mata air yang sudah tidak mengeluarkan air lagi.
Mata-air (sumur) banyak yang menjadi kering. Hal ini disebabkan karena ada crack atau rekahan yang membuat
air tanah dangkal jatuh ke lapisan dibawahnya, terjadi equilibrium dimana ada air yang masuk ke zona lain yang
bertekanan lebih rendah (tinggi muka airnya lebih rendah). Untuk lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini :
Contoh hubungan keterdapatan air tanah dengan struktur geologi adalah :
Potensi air tanah di daerah sedimen terlipat umumnya kecil hal ini mengingat batuan penyusunnya
berupa serpih, napal, atau lempung yang bersifat kedap air. Batu pasir jika ada umumnya berupa sisipan
dan sangat kompak karena berumur tua dan telah mengalami proses tektonik kuat sehingga sedikit
kemungkinannya laipasan batu pasir tua dapat bertindak sebagai akifer yang baik.
Potensi air tanah pada daerah gunung api dijumpai akifer-akifer dengan sistem rekahan yang banyak
dijumpai pada lava. Rekahan tersebut terbentuk oleh kekar-kekar yang terjadi akibat proses pada
pembekuan ataupun akibat tektonik/vulkanik.
Terbentuknya mata air rekahan (fracture artesian spring) adalah mata air yang dihasilkan oleh akifer
tertekan yang terpotong oleh struktur impermeable.
E. Penutup
Sebagai penutup, dapat dikemukakan beberapa hal berikut yaitu :
Penurunan muka air tanah akibat pemompaan dalam skala besar, sehingga mengakibatkan penurunan
yang drastis pada water level tersebut.
Penurunan muka air tanah yang dapat dipengaruhi akibat gempa yang mengakibatkan rekahan
rekahan pada permukaan tanah sehinggan air tanah tersebut turun atau meresap ke lapisan tanah di
bawahnya.
Penurunan muka air tanah akibat eksploitasi lahan. Dengan maraknya pembukaan lahan perumahan
serta gedung-gedung perkantoran, mempersempit area infiltrasi air hujan yang turun sehingga debit air
tanah yang diambil dalam skala besar tidak seimbang antara air yang diambil dengan debit infiltrasi hujan
ke dalam tanah.
Penurunan muka air tanah sangat erat hubungannya dengan intrusi air laut sehingga bila dibiarkan
berkelanjutan akan terjadi land subsdance (amblesan tanah).
Untuk masalah penurunan muka air tanah ini, telah banyak metoda yang di terapkan,seperti pembuatan Sumur
resapan dan lobang biopori. Tetapi dapat kita lihat di kota-kota besar masing kurangnya sosialisasi pada warga
kota.