Portofolio CKD
Portofolio CKD
Portofolio CKD
Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Tempat Presentasi
Obyektif presentasi
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Lansia
Deskripsi
No. RM :
Nama Pendamping : dr. Yeni Purwati
Keterampilan
Penyegaran
Manajemen
Masalah
Bayi
Anak
Bumil
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan lemas
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja
Tujuan :
Bahan bahasan :
Cara membahas :
Data Pasien :
Nama Klinik :
Nama : Ny. Y
Usia : 40 tahun
No Registrasi :
RSU Berkah Pandeglang
Telepon :
Terdaftar Sejak :
- Eosinofil : 0
- Neutrofil Segmen : 86
- Limfosit : 8
- Monosit 6
Kimia klinik
- Protein total : 5.0 g/dL
- Albumin 2.7 g/dL
- Globulin 2.3 g/dL
- Ureum : 296.0 mg/dl
- Kreatinin : 20.00 mg/dL
Hasil foto Rontgen Thorax: Cardiomegaly
Daftar Pustaka:
1. Brenner BM, Lazarus JM. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3 Edisi
13. Jakarta: EGC, 2000.1435-1443.
2. Mansjoer A, et al.Gagal ginjal Kronik. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2002.
3. Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar
Hasil Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
meminum obat. Pasien juga mengaku mempunyai penyakit maag. Tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung dan kencing manis sebelumnya
Obyektif:
Tanda Vital (IGD RSU Berkah 12/03/2016 pk : 15.30)
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 80x/ menit
RR : 24x/ menit
Suhu : 36,4 C
Saturasi Oksigen 98%
Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/ Paru : Vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/ Abdomen : Cembung, Shifting dullness (+), Hepar dan lien tidak teraba, Bising usus
(+).
Ekstremitas : CRT > 2 detik, Pitting Oedem di tangan dan kaki +/+, akral hangat
Dari tanda vital dapat dilihat bahwa pasien mengalami tekanan darah yang tinggi,
merupakan penyakit bawaan yang sering terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal dan
hipertensi, pasien mempunyai riwayat darah tinggi sejak 5 tahun yll dan tidak meminum
obat secara teratur. Frekuensi napas pasien juga sedikit meningkat, sesuai dengan keluhan
pasien yang mengeluh sesak namun saturasi O2 pasien masih dalam batas nrmal, pasien
tidak mengalami sesak yang berat.
Pada mata, konjunctiva anemis + tandanya pasien anemia. Pasien dengan gagal ginjal
kronis memang khas mengalami gangguan hemostasis. Didukung juga dengan
pemeriksaan Capillary Refill Time > 2 detik pada ekstremitas
Tanda tanda kelebihan volume cairan (volume overload) pada pasien karena kerusakan
ginjalnya juga dapat dibuktikan dengan pengakuan pasien sesak dari anamnesis dan
pemeriksaan paru yang digambarkan dengan adanya rhonki, pemeriksaan abdomen yang
cembung pada inspeksi dan shifting dullness pada perkusi yang menandakan adanya
ascites pada pasien, juga pitting oedem pada tangan dan kaki pasien.
Hasil laboratorium :
Hb : 6,9 g/dl
Ht : 20%
Eritrosit : 2.5 juta/uL
Leukosit : 22.800/ uL
Ureum : 296.0 mg/dl
Kreatinin : 20.00 mg/dL
Pada pemeriksaan hemostasis pasien menunjukan Hb, Ht dan Eritrosit yang kurang,
menandakan adanya anemia pada pasien. Anemia terjadi pada 80-90% penyakit ginjal
kronik, terutamanya disebabkan oleh defisiensi eritropoitin.
Leukosit yang meningkat menandakan terjadinya proses infeksi yang kemungkinan
disebabkan oleh bakteri.
Pada pemeriksaan kimia klinik menunjukkan nilai yang tinggi pada ureum dan kreatinin
yang memastikan diagnosis Gagal Ginjal Kronis karena telah terjadi penurunan fungsi
ginjal
Laju Filtrasi Glomerular (Kockcroft-Gault)
LFG (ml/menit/1,73m) = (140-umur)x berat badan / 72x kreatinin plasma (mg/dl)*)
*pada perempuan dikalikan 0,85
(140 40) x 60 / 72 x 20 = 6000 / 1440 = 4.166 x 0.85 = 3.54 mg/dl (<15)
Assessment :
Penyakit ginjal kronik atau CKD adalah kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelaian struktur
atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan kelainan
patologik, petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelaianan pada pemeriksaan
pencitraan dan laju filtrasi glomerulus <60 ml/menit/1,73m2 selama >3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.1,2
Pada CKD, anemia terjadi karena berkurangnya produksi hormon eritropoietin (EPO)
akibat berkurangnya massa sel-sel tubulus ginjal. Hormon ini diperlukan oleh sumsum tulang
untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah dalam jumlah yang cukup untuk
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika eritropoietin berkurang, maka sel-sel darah merah
yang terbentuk pun akan berkurang, sehingga timbullah anemia
Mual bisa merupakan gejala awal gangguan pada ulu hati. Mual bisa terjadi kerana
penyakit sistemik misal kerana kadar ureum yang tinggi,seperti yang terdapat pada pasien ini.
Mual yang dirasakan juga menyebabkan nafsu makan pasien menurun. Pada pemeriksaan
laboratorium, didapatkan kadar ureum darah yang sangat tinggi iaitu 296.0 mg/dl. Maka dapat
disimpulkan mual yang terjadi adalah akibat penyakit sistemik yaitu urisemia.
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium di tentukan oleh nilai laju
filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih menunjukan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih
rendah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium 1
adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2 kerusakan ginjal
dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium3 kerusakan ginjal dengan penurunan yang
sedang fungsi ginjal, stadium 4 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan
stadium 5 adalah gagal ginjal. 2
Tabel 2 klasifikasi penyakit ginjal kronik atas dasar derajat penyakit. 1,2
Derajat
1
2
3
4
5
Penjelasan
Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
Kerusakan ginjal dengan LFG ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG sedang
Kerusakan ginjal dengan LFG berat
Gagal ginjal
Gambaran yang paling tepat dalam menegakkan diagnostik pada CKD adalah dari pemeriksaan
laboratorium terutama Laju Filtrasi Ginjal (GFR)
Pada pasien ini didapatkan GFR nya adalah 3.54 mg/dl yaitu kurang dari 60 menurut rumus KockcroftGault, maka dapat ditegakkan diagnosa CKD ke atas pasien.
Planning :
Tidakan:
Hemodialisis Cito
Untuk mencegah keadaan uremia yang lebih parah. Namun fasiitas HD
tidak dapat difasilitasi oleh RSU Berkah Pandeglang masa pasien harus
dirujuk ke RS Provonsi Banten
Terapi Medikamentosa
Venflon
Ceftriaxon 1x2 gr IV
Prosogan 2x1 amp IV
Candesartan 1x16 mg PO
Furosemid 1x60 mg PO
Vip Albumin 3x1 tab PO
CaCo3 3x1 tab PO
BicNat 3x1 tab PO
As folat 1x3 tab PO
Edukasi
Mencegah terjadinya hipertensi (salah satu penyebab gagal ginjal kronis) yaitu
dengan mengurangi konsumsi garam dan mengamalkan gaya hidup sehat dengan
berolahraga sekurang-kurangnya 30 menit per-hari
Pasien harus mengkonsumsi obat-obatan secara teratur seumur hidup dan harus
rajin untuk kontrok ke dokter spesialis penyakit dalam secara teratur
Pasien harus membatasi cairan yang masuk ke dalam tubuhnya karena pada
pasien ini, jumlah cairan dalam tubuh tidak dapat diregulasi dengan baik sehingga output
urin berkurang. Penambahan cairan yang lebih lagi dapat menyebabkan overloading
cairan sehingga dapat menyebabkan komplikasi seperti udem paru dan bengkak-bengkak
pada ekstremitas terutamanya.
Pasien harus melakukan Hemodialisa atau cuci darah secara berkala karena ginjal
sudah tidak dapat berfungsi dengan baik untuk memfiltrasi darah. Darah yang tidak
difiltrasi dengan baik dapat memperburuk keadaan ginjal dan menyebabkan gejala mual
muntah yang berat