Survey Persepsi Publik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Survey Persepsi Publik

Dalam memulai proses rencana strategis, Anda perlu melihat pada masa depan atau
memprediksi masa depan. Perencanaan selalu terkait dengan masa depan. Memprediksi
halangan yang mungkin akan terjadi pada masa datang adalah pekerjaan yang jauh lebih sulit
dari sekedar mengevaluasi situasi yang ada, namun prediksi tersebut diperlukan untuk
menentukan dampak dari keadaan masa depan terhadap program yang direncanakan. Tujuan
dari melihat masa depan ini adalah untuk lebih memahami lingkungan tempat publik Anda
akan membentuk opini mereka.
Usaha seperti itu dirancang untuk membantu mengidentifikasi dan mengategorikan kelompok
stakeholder sehingga sikap, opini, perilaku mereka dapat dinilai dan diprediksikan secara
akurat. Selain itu, usaha ini dapat membantu mengidentifikasi audiensi target, memahami
gaya hidup mereka, dan mengidentifikasi daya tarik yang mungkin berhasil diterapkan.
Sebagian teknik yang biasa digunakan untuk analisis seperti itu dibahas pada bab berikutnya.
Teknik tersebut berkisar dari yang kompleks dan kuantitatif sampai yang bersifat intuitif,
namun masing-masing memiliki potensi untuk berkontribusi pada perkembangan rencana
yang berhasil.
Survei opini publik meramal reaksi publik terhadap inisiatif atau tindakan yang dilakukan
oleh para politisi, pejabat pemerintah, dan manajer. Sebagai contoh, presiden sering
menggunakan survei opini publik dalam menentukan apakah akan mendukung usulan
legislatif, menominasikan sebuah posisi dalam kabinet, atau mengambil tindakan militer;
Presiden George W.Bush sangat memperhatikan survei opini publik dalam mengambil
kebijakan War on Terorism. Prediksi juga perlu dibuat terkait pengaruh dari aktivitas public
relations yang direncanakan terhadap berbagai publik dan program yang direncanakan.
Penilaian ini sering dibuat dengan alat kualitatif daripada kuantitatif. Dalam penilaian ini,
sering dilibatkan para juri opini eksekutif, gabungan penjual, dan ekspektasi konsumen.
Survei atau jajak pendapat adalah salah satu cara bagi warga negara untuk menyampaikan
pendapatnya. Beragam macam survey ini tergantung pada tujuannya. Survei pemilu misalnya,
bisa jadi merupakan survei yang paling menarik dibandingkan survei opini publik lainnya.
Hal ini dikarenakan intensitas survey yang cukup sering dalam waktu yang relatif singkat,
dan juga tingkat perhatian public terhadap hasil survei ini. Sebuah survei pemilu memiliki
beberapa kegunaan :
-

Akan dapat melihat sejauh mana dukungan terhadap sebuah partai politik maupun
kandidat,
Alat untuk memahami demografi dan perilaku dan pemilih.
Survei pemilu juga dapat memberikan gambaran terkait dengan pandangan pemilih
isu-isu tertentu ketika masa kampanye.

Lalu ada Survei sikap yang menentukan persepsi publik terhadap sebuah organisasi akan
dapat menolong manajer public relations dalam memperoleh pandangan secara menyeluruh
tentang gambaran organisasi. Secara umum, riset seperti itu berusaha untuk mengukur
keakraban publik dengan organisasi, pegawainya, produknya, kebijakannya, dan segi lainnya;
- tingkat persepsi positif atau negatif publik tentang organisasi; serta
- karakteristik berbagai publik yang mengacu pada organisasi tersebut.

Sering kali, organisasi menggunakan survei seperti ini sebagai alat perencanaan dalam
membandingkan gambaran yang sudah ada dengan gambaran yang diinginkan. Segera setelah
perbedaannya bisa diketahui, tujuan gambaran yang ingin diciptakan dapat ditetapkan dan
rencana strategis dapat dibuat untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi. Sebagai contoh,
kota-kota yang berusaha menarik konvensi dan turis bisnis untuk berkunjung ke kotanya.
Kota-kota tersebut secara periodik memeriksa gambaran mereka yang dipersepsi oleh
kelompok utama dan kemudian menggunakan data ini untuk mengevaluasi teknik menarik
turis yang telah mereka lakukan.
Walaupun beberapa organisasi melakukan sendiri penelitian gambaran mereka, banyak
organisasi yang menggunakan konsultan luar atau organisasi riset untuk memberi mereka
data terkait gambaran ini. Beberapa organisasi besar yang menyediakan data seperti ini
adalah
Opinion
Research
Centre,Inc.;Louis
Harris
and
Associates;
dan
Yankolovich,Skelly,and White.
Audit Komunikasi, seperti audit public relations, diaplikasikan dengan banyak cara berbeda.
Sebuah audit komunikasi yang efektif mengawalinya dengan berorientasi kepada penerima
(receiver-oriented), sebagai lawan dari model yang berfokus kepada pengirim (senderfocused). Takaran ini digunakan untuk mengukur kepuasan individu dengan jumlah informasi
yang diterima pekerja atau publik lainnya tentang topik yang berhubungan dengan kebutuhan
mereka atau terkait tentang kepahaman dan kegunaan informasi tersebut untuk mereka, serta
tentang preferensi mereka secara umum terkait dengan mode komunikasi, seperti melalui
tatap muka atau surat.
Umumnya audit komunikasi berusaha memantau dan mengevaluasi saluran, pesan, serta
iklim komunikasi dari sebuah organisasi. Audit kadang hanya diberlakukan untuk sistem
komunikasi internal organisasi; namun teknik yang sama dapat pula digunakan untuk
mengevaluasi sistem eksternal. Hasil dari audit komuniksai sering kali mengungkap masalah
distorsi informasi atau masalah kurangnya komunikasi.
Audit komunikasi mengemas beberapa metode riset untuk aplikasi spesifik. Metode riset
berikut digunakan dalam kombinasi yang sesuai untuk mengaudit komunikasi organisasi dan
menginvestigasi bidang masalah spesifik.
Survei iklim komunikasi. Pengukuran yang bergantung pada sikap seseorang terhadap sebuah
isu secara keseluruhan, dirancang untuk mengungkap seberapa cukup dan terbukanya publik
memersepsi saluran komunikasi.
Analisis jaringan. Analisis ini umumnya dilakukan dengan bantuan komputer. Metode riset
ini mengobservasi frekuensi dan pentingnya sebuah jaringan interaksi berdasarkan koneksi
yang paling sering digunakan. Pola ini dapat dibandingkan dengan grafik resmi organisasi
serta kebijakan komunikasi untuk menentukan kesenjangan antara teori dan praktik.
Survei pembaca. Metode ini berusaha mengidentifikasi artikel yang mana atau bagian
publikasi yang mana yang paling banyak dan paling sering dibaca. Walaupun model ini
bersifat kuantitatif, cara ini adalah cara yang sangat bagus untuk menentukan pola membaca
dari beragam publik.

Analisis kandungan teks. Alat kuantitatif ini, seperti yang telah didiskusikan sebelumnya, bisa
menganalisis kandungan semua pesan. Cara ini sering digunakan untuk mendeskripsikan
jumlah liputan berita atau layanan organisasi yang disukai dan tidak disukai publik.
Ranah Politik
Di ranah politik misalnya, Bersama Kita Bisa adalah kalimat kampanye yang populer di
tahun 2004. Ketika itu, Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai salah satu kandidat
presiden RI. Hasilnya sangat dahsyat, bisa meraup suara yang mampu memenangkan
kompetisi tersebut, padahal hanya diusung oleh partai baru dan kecil. Kalimat itu bukan
sekedar kumpulan kata belaka, tetapi ada makna yang bisa membius publik. Yang perlu
dicatat bahwa kalimat itu memang lahir dari data-data opini publik, analisis dan sebuah
rancangan komunikasi yang terkonsep rapi serta terukur. Dengan demikian memang basis
utama praltik kampanye, termasuk pilihan pesan/ kalimat itu juga dengan data-data yang
sahih. Data tersebut diambil melalui berbagai cara, utamanya riset.
Menurut Johnson (2001), dalam sistem Pemilu yang demokratis, riset politik merupakan alat
yang vital. Kandidat akan sulit memenangkan persaingan jika tidak mengetahui kekuatan dan
kelemahan pesaing, perilaku pemilu pemilih, segmentasi pemilih, peta wilayah dan faktor
lainnya. Kampanye dan propaganda menurut kandidat semata, akan menyebabkan
berpalingnya pemilih ke kontestan lain karena, apa yang disampaikan tidak sesuai dengan
aspirasi pemilih. Atau kalaupun kandidat mengetahui apa aspirasi pemilih, namun jika tidak
mengetahui cara-cara yang tepat untuk penempatan substansi yang diinginkan, sangat
mungkin akan menimbulkan mispersepsi atau pengaburan makna dari pesan yang
disampaikan. Atau boleh jadi juga pesaing melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda
namun lebih efektif, bisa juga dengan cara yang sama pesaing dapat menggagalkan
kemenangan kita karena mereka melakukannya dengan lebih baik.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kemungkinan itu kontestan perlu melakukan riset
untuk mengetahui kekuatan dan strategi pesaing. Beberapa kegunaan utama dari riset politik
antara lain:
Untuk menyusun strategi dan taktik. Strategi kampanye politik tanpa riset bagaikan orang
buta yang berjalan tanpa tongkat. Sebaliknya riset tanpa sumber daya strategis seperti desain
strategi, orang, dana dan sumber daya lainnya ibarat orang lumpuh yang memahami jalan dan
peta akan tetapi tidak memiliki kendaraan untuk menuju tempat yang diinginkannya.
Riset untuk memonitor hasil penerapan strategi. Implementasi sebuah strategi, akan
menimbulkan respon dari pesaing. Reaksi para pemilih perlu diketahui untuk menerapkan
strategi berikutnya. Riset monitor politik berorientasi pada tindakan dan reaksi terhadap
kondisi saat ini. Jika hasil riset adalah begini, maka apa tindakan yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, tim sukses harus mengandalkan survai untuk menentukan strategi
pemenangan kandidat dan juga untuk :
-

Mengetahui bagaimana peta/sebaran dukungan dan preferensi pemilih terhadap


kandidat berdasarkan aspek: wilayah, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, afiliasi
keagaamaan dan organisasi sosial, serta tingkat sosio-ekonomi.
Mengetahui bagaimana tingkat popularitas kandidat di masyarakat, baik pada masa
pra-kampanye maupun pada masa kampanye menjelang pemilihan.

Melalui survai tim sukses akan dapat memperkirakan seberapa besar dana yang
diperlukan untuk membiayai kampanye
Melalui survai tim sukses dapat mengemas pencitraan kandidat sesuai dengan ideal
yang diharapkan pemilih dan dapat menggunakan media kampanye yang tepat
Mengidentifikasi isu-isu strategis yang berkembang di masyarakat sebagai bahan
kampanye kandidat dan dapat menyusun program kampanye sesuai kehendak pemilih
Untuk mengetahui besaran peluang atau probabilitas menang kandidat dalam pilkada.
Sarana sosialisasi kandidat kepada masyarakat.

Salah satu metode riset yang paling populer adalah dengan poling atau survei.
Penyelenggaraan polling memberi input informasi yang relevan untuk membuat strategi
marketing politik, diantaranya adalah : membangun citra, menyusun kebijakan, tracking atau
memantau kelemahan dan kekuatannya dari waktu ke waktu dan menetapkan pemilih sasaran
yang berdasarkan karakter tertentu yang menjadi targetnya.
Menurut Shea dan Burton (2001), kita perlu melakukan riset terhadap profil data pesaing.
Riset mengenai data pesaing sangat bermanfaat dalam menyusun strategi marketing politik.
Riset yang dilakukan adalah untuk memperkirakan apa yang ditawarkan pesaing untuk masa
depan (evaluasi prospektif) dan bagaimana reputasinya dimasa silam (evaluasi introspektif).
Evaluasi prospektif kegunaannya adalah untuk memprediksi apa yang ditawarkan kandidat
pada pemilih untuk masa depan, sehingga kita bisa memberikan prospektif yang lebih unggul.
Sedangkan evaluasi introspektif berguna dengan asumsi perilaku masa lalu merupakan
cermin untuk menduga perilaku dimasa depan. Evaluasi introspektif ini juga mesti dilakukan
oleh kandidat pada dirinya untuk mengetahui kelemahan dirinya, sehingga ketika
kelemahannya diserang oleh pesaing dia dapat mempersiapkan langkah-langkah
antisipasinya.
Riset berikutnya yang penting dilakukan adalah riset untuk memantau perkembangan opini
publik. Untuk hal ini Johnson (2001) mengajukan 6 jenis riset :
-

focus group analysis, dilakukan beberapa bulan sebelum pemilihan. Idealnya 12 14


bulan sebelum pemilihan. Riset dilakukan dengan membentuk empat sampai lima
group diskusi yang masing-masing terdiri dari 8 sampai 12 orang.

benchmark survey, untuk mengetahui rincian kekuatan dan kelemahan kontestankontestan yang bersaing. Pada survey ini diketahui juga peluang-peluang yang dapat
dimanfaatkan dan tantangan atau ancaman yang mesti diantisipasi. Idealnya
benchmark survey ini dilakukan 10 hingga 12 bulan sebelum Pemilu/Pilkada dengan
melibatkan 500 sampai 1.200 responden.

focus group analysis after benchmark, dengan melibatkan beberapa group yang terdiri
dari 8 sampai 12 partisipan, untuk mendiskusikan secara mendalam hasil benchmark
survey.

trend survey yang dilakukan beberapa bulan setelah benchmark poll. Hal ini
dilakukan beberapa bulan setelah benchmark poll, ketika kampanye sedang berjalan
dimana masing-masing kontestan sudah menjalankan strateginya. Survei ini
melibatkan 500 sampai 1.200 pemilih.

Dial meter atau tes pasar tentang iklan kontestan dan iklan pesaing berdasarkan hipotesis
kandidat sebelum iklan disiarkan. Tes ini biasanya melibatkan 30 sampai 40 orang partisipan
untuk melihat bagaimana respon partisipan terhadap iklan yang akan disiarkan.
tracking polls, biasanya dilakukan pada minggu terakhir kampanye untuk mengetahui
kecenderungan terakhir publik. Biasanya dilakukan dengan melibatkan 400 responden
dengan menukar 100 responden setiap 2 malam. Tujuan tracking polls ini adalah untuk
mengeluarkan jurus terakhir dari kandidat untuk memperebutkan kursi politik.
Berdasarkan keterangan diatas, tinggal bagaimana kesiapan dan kemauan kandidat atau
kontestan untuk menerapkan hasil riset yang dilakukan. Berdasarkan ini, kandidat telah
melakukan cara-cara kampanye dan pemenangan dengan langkah-langkah yang cerdas, dan
bukan yang membodohi pemilih dengan cara-cara yang kurang mendidik seperti menyogok
pemilih dengan uang (money politics). Atau dengan politik yang kotor seperti melakukan
fitnah atau pembunuhnan karakter terhadap pesaingnya. Akan tetapi mengungkapkan track
record negatif/jelek pesaing dalam artian sebenarnya supaya menjadi bahan pertimbangan
publik boleh saja sebagai alat kontrol sosial.
Pengertian Opini Publik
Menurut James Bryces dalam Modern Democracy opini public merupakan kumpulan
pendapat dari sejumlah orang tentang masalah-masalah yang dapat mempengaruhi atau
menarik minatatau perhatian masyarakat didalam suatu daerah tertentu.
Secara sederhana opini public merupakan kegiatan untuk mengungkapkan atau
menyampaikan apa yang oleh masyarakat tertentu diyakini, dinilai dan diharapkan oleh
seseorang untuk kepentingan mereka dari situasi tertentu (issue diharapkan dapat
menguntungkan pribadi atau kelompok).
Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori: pengukuran
kuantitatif terhadap distribusi opini; penelitian terhadap hubungan internal antara opini
individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan; deskripsi tentang atau
analisis terhadap peran publik dari opini publik; kajian baik terhadap media komunikasi yang
memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh
pelaku propaganda dan manipulasi
Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang
dari objek dan situasi tertentu.
Opini memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi, yaitu :
Konstruksi personal. Opini berupa pengamatan dan interpretasi atas sesuatu secara sendirisendiri dan subjektif.
Konstruksi sosial. Konstruksi ini terdiri dari
Opini kelompok. Opini pribadi di atas kemudian diangkat dalam kelompok tertentu. Maka
jadilah opini kelompok.
Opini rakyat Opini yang tersistematiskan melalui jalur yang bebas seperti pemilihan umum
atau hasil polling.
Opini massa yaitu opini yang berserakan, ini bisa berbentuk budaya atau konsensus. Inilah
yang oleh para politikus disebut sebagai opini publik.

Konstruksi politik. Ketiga opini hasil konstruksi sosial diatas dihubungkan dengan kegiatan
pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum. Inilah opini publik yang dikaji
dalam komunikasi politik.
Di bidang politik, dalam pemilihan presiden, banyak pemberi suara yang membawa kepada
kampanye pemilihan konsepsi tentang sifat-sifat yang paling diinginkan kepada pemegang
jabatan pemerintah. Citra tentang pemegang jabatan yang ideal ini memberikan garis besar,
atau standar, yang digunakan oleh pemberi suara untuk dibandingkan dan menilai sifat-sifat
yang dipersepsinya pada kandidat yang benar-benar mencalonkan diri untuk jabatan.
Beberapa studi melaporkan, para pemilih mencari sifat abstrak seperti kedewasaan, kejujuran,
kesungguhan, kekuatan, kegiatan dan energi. Gabungan ini sebenarnya merupakan gabungan
sifat hero, dengan dimensi kepribadian yang kuat (Nimmo dan Savage, dalam Nimmo, 1989 :
210). Kepribadian ini menjadi faktor utama tumbuhnya kedibilitas seorang calon presiden.
Dalam kaitannya dengan kredibilitas ini, studi lain, yakni studi Miller dan Jackson (1976)
menemukan, pertama, struktur citra rakyat tentang pemegang jabatan sangat stabil, dan
memiliki dimensi-dimensi yang jelas, termasuk bagaimana orang membayangkan sifat
pribadi. Latar belakang profesional, afiliasi partai, dan pendirian ideologis kandidat yang
ideal; kedua, perbandingan citra ideal pemberi suara dengan persepsi mereka tentang
kandidat pada dimensi-dimensi sifat personal dan latar belakang profesional menyajikan
perkiraan yang akurat tentang hasil pemilihan umum (dalam Nimmo, 1989 : 210)
Faktor ketiga adalah konsonansi (kesesuaian). Anda mungkin pernah merasakan, bahwa ada
tokoh yang anda sukai disamping yang tidak disukai. Untuk tokoh yang tidak anda sukai,
begitu muncul di televisi, misalnya, setiap pesan yang disampaikan tidak pernah sampai ke
memori anda. Anda memiliki predisposisi untuk menolaknya, karena tidak adanya
ketidaksesuaian antara pesan yang datang dengan informasi yang ada dalam memori anda.
Sebaliknya, pada tokoh yang anda sukai, pesan darinya akan mudah anda terima, karena
sudah ada kesesuaian antara pesan yang datang dengan simpanan informasi di memori anda.
Faktor inilah yang menjadi salah satu alasan banyak artis terkenal (penyanyi, pemain sinetron
dll) tertarik untuk terjun ke dunia politik dan banyak partai politik yang tergoda mengambil
jalan pintas dengan merekrut artis sebagai calon anggota legislative.
Faktor keempat, adalah signifikansi. Dalam media massa, ada informasi yang penting dan
sangat berarti bagi anda, tetapi ada yang tidak. Informasi yang signifikansinya bisa berlaku
lebih luas, dan bisa pada khalayak.
Faktor lain yang juga penting adalah dukungan komunikasi antarpribadi. Dalam teori
komunikasi dua tahap (two step flow), dikatakan bahwa komunikasi massa sering tidak
efektif. Dalam berbagai penelitian terbukti, komunikasi massa akan lebih efektif bila disertai
dan didukung komunikasi antarpersona.
Publik adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu oragnisasi, baik
secara internal maupun eksternal.(Jefkin, 2006:80) atau diartikan sebagai unit sosial aktif
yang terdiri dari semua pihak yang terlibat yang mengenali problem bersama yang akan
mereka cari solusinya secara bersama-sama(Dewey, 1927:15)

Opini Publik adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang
berhubngan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional dan
dukungan sosial (Cutlip, 2007:239)
Tipe publik
Empat tipe publik menurut Grunig & Repper (1992:139) dalam bukunya Strategic
Management, public and issues

All issue publics bersikap aktif dalam berbagai isu.


Apathetic publics - tidak memperhatikan atau tidak aktif terhadap semua isu
Single issue publics - aktif pada satu atau sejumlah isu terbatas
Hot issue publics - baru aktif setelah semua media mengekspos hampir semua orang dan isu
menjadi topic sosial yang diperbincangkan secara luas.
Sikap individu terhadap opini.
1.Orientasi
Orientasi individual mencakup persepsi terhadap isu atau objek dalam lingkungan dan
persepsi orang lain yang signifikan terhadap isu atau objek yang sama sedang. Model
orientasi menyangkut masalah penilaian terhadap objek berdasarkan pengalaman dengan
sumber nilai : a). Kemenonjolan (salience) yaitu perasaan tentang suatu objek yang berasal
dari pengalaman individu dari situasi sebelumnya. b) relevansi (pertinence) yaitu nilai
relative dari sebuah objek berdasarkan perbandingan objek dengan objek berdasarkan atribut
yang sama. C). sikap adalah predisposisi atau preferensi lintas situasional berkenaan dengan
sebuah objek yang berhubngan dengan empat komponen : kerangka referensi evaluatif (nilai
dan kepentingan), kognisi (pengetahuan dan keyakinan), apektif (perasaan) dan
kecenderungan, niat prilaku (conation)
2.Koorientasi
ketika dua atau lebih orientasi individu mengarah pada isu atau objek yang sama, maka
individu itu berada dalam keadaan koorientasi. Model koorientasi mencakup tahapan
Konstruk intrapersonal : a). Congruention ( sejauhmana pandangan anda sesaui dengan
perkiraan anda tentang pnadangan orang lain mengenai isu yang sama) b). kesepakatan
(agreement) (sejauhmana dua orang atau lebih memberikan evaluasi yang sama terhadap
sebuah isu yang menjadi perhatian bersama. c). Pemahaman (understanding) (mengukur
kemiripan dalam definisi dari dua orang atau lebih)
Konsensus koorientasi
1.Konsensus monolitik
Merupakan tingkat kesepakatan actual yang tinggi yang secara akurat dikenali oleh mereka
yang terlibat.

2. Konsensus semu
Ketidaksepakatan actual tetapi mayoritas meeka yang terlibat didalamnya beranggapan
bahwa mereka semua sepakat
3. Konsensus penuh
Serangkaian pemahaman timbal balik yang terus menerus antar anggota dari kelompok yang
membahas isu tersebut
Alasan kenapa perlu adanya penetapan khalayak
v Untuk mengidentifikasi segmen khalayak atau kelompok orang yang paling tepat
v untuk dijadikan sasaran suatu program PR.
v Untuk menciptakan skala prioritas, berkaitan dengan adanya keterbatasan anggaran dan
sumber daya lainnya.
v memilih media dan teknik PR yang sekiranya paling sesuai.
v untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar efektif dan mudah diterima.

Anda mungkin juga menyukai