Makalah Marine

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GEOMORFOLOGI

MARINE / COUNT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

AULIA RAHMAN P (15045


AGHNEST HANDIKA (15045
FAIZ ZAINDRA (15045005)
KRISNA DEWITA (15045
NIA DESWITA (15045
WIDIA LOLINA (15045
YOGI

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atau kelompok panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
MARINE / COUNT ini dengan baik meskipun masih jauh dari sempurna. Sholawat
beserta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan kita nabi agung nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam kejahilan ke alam yang terang
benderang yang disinari oleh ilmu pengetahuan iman dan islam.
Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul MARINE / COUNT ini. Makalah ini bertujuan agar pembaca lebih
memahami tentang marine / count dari pengertian hingga sampai proses pembentukan.
Penulis sadar dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Padang, Maret 2016


Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian Marine ..............................................................................................


Proses Terjadinya Marine ..................................................................................
Karakteristik Lahan Marine .............................................................................
Hasil Bentukan Lahan ......................................................................................
Keterkaitan bentuk lahan marine terhadap manusia .........................................

2
2
3
4
7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .. 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA ..... 9

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada
tebing curam, pantai berpasir, pantai berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine
sering dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio marine. Proses
marine mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan
terumbu karang. Bentu lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir
yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer
kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas
proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi
pesisirnya.
Jadi pada makalah ini penulis bertujuan untuk menerangkan marine yang berada di
wilayah pantai dan berdekatan dengan laut. Penulis akan menerangkannya dari pengertian
marine hingga hasil bentuk lahan marine.

2. RUMUSAN MASALAH
a.
b.
c.
d.
e.

Apa yang dimaksud dengan marine ?


Bagaimana proses terjadinya marine ?
Bagaimana dengan ciri-ciri atau karakteristik lahan marine tersebut ?
Apa saja hasil dari bentukan marine ?
Bagaimana Keterkaitan bentuk lahan marine terhadap manusia ?

3. TUJUAN
a.
b.
c.
d.
e.

Mengetahui pengertian dari marine


Mengetahui proses terjadinya marine
Mengetahui ciri-ciri atau karakteristik lahan marine
Mengetahui hasil bentukan dari marine
Mengetahui keterkaitan bentuk lahan marine terhadap manusia

BAB II
ISI

PENGERTIAN MARINE
Marine geomorfologi terdiri dari 2 kata, yaitu Marine dan Geomorfologi. Secara
harfiah marine adalah laut dan geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk muka
bumi. Jadi dapat disimpulkan bahwa marine geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari
bentuk muka bumi yang ada dilaut. Marine geomorfologi merupakan perpaduan dari 2 ilmu
bumi yaitu geologi dan oseanografi yang lebih dikenal dengan oseanografi geologi. Dengan
bahasa sederhana dapat diterjemahkan bahwa marine geomorfologi adalah cabang ilmu dari
oseanografi geologi.

PROSES TERJADINYA MARINE


Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada
tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut
meliputi :
Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval
naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi
pantai apalagi kalu bersama sama dengan gelombang / ombak.
Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai (abrasi).
Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:
Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar
pantai tersebut.
Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh
tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus
laut.
Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang
alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme,
pelipatan, patahan, dan sebagainya.

Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan
organisme yang ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata
yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat
mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiranpemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami
perubahan.

KARAKTERISTIK LAHAN MARINE

Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan


menjadi beberapa pengertian, yaitu:
1.Pantai (Shore)
Pantai (shore) adalah daerah yang terletak antara air pasang dan surut, garis batas darat-laut
disebut Shore line
2. Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis batas ini
selalu beruba-rubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai tertinggi terjadi pada saat
terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat
terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
3. Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis pasang
naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
4. Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore) dengan
garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi
gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak terjadi
gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada
daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan
coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir. Daerah pesisir ini mempunyai
kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai
yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat
terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang
terdapat di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan
gelombang dan arus litoral.
b. Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai
yang terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil
kegiatan gelombang.
c. Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang
terdapat pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari
hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik setinggitingginya, angin, serta aliran sungai yang membawa material batuan ke pantai belakang
tersebut.

7. Lepas pantai (Off shore)

Lepas pantai adalah daerah yang meluas dari garis pasang surut terendah ke arah laut,
dibedakan:
a. Inshore, meluas dari garis pasang-surut sampai gosong pasir(bar) atau daerah
empasan(breakers).
b. Off shore, meluas di sebelah luar, araeh ke laut.

HASIL BENTUKAN LAHAN MARINE


Berbicara mengenai bentuk lahan hasil proses geomorfik (erosi marine), akan terikat
pada pantai. Indonesia yang memiliki garis pantai yang jumlahnya puluhan ribu kilometer
(60.000 km), yang mengelilingi belasan ribu pulau atau sekitar 15.700 pulau (Suprapto, 1997:
75). Berdasarkan kenyataan yang ada, maka jelaslah bahwa pantai di Indonesia harus sudah
mendapat perhatian serta menegemen pengelolaan yang baik, jika tidak ingin pantai yang ada
dalam kondisi yang memperihatinkan. Daerah pantai berdasarkan morfologinya, daerah
pantai di kelompokkan ke dalam 4 macam, yaitu:
a. Pantai bertebing terjal (cliff)
b. Pantai bergisik
c. Pantai berawa payau
d. Pantai berterumbu karang.
1. Pantai bertebing terjal (cliff)
Pantai bertebing terjal merupakan bentuklahan hasil bentukan erosi marin yang paling
banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainnya, karena
dipengaruhi oleh struktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada batuan beku
akan lain dengan cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda
dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar. Sebatas daerah di atas ombak,
umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya berupa singkapan
batuan.
Aktivitas pasang surut dan gelombang mengikis bagian tebing, sehingga membentuk
bekas-bekas abrasi seperti:
a. Tebing (cliff),
b. Tebing bergantung (notch),
c. Rataan gelombang pasang surut

Pada daerah bertebing terjal, pantai biasanya berbatu (rocky beach) berkelok-kelok
dengan banyak terdapat gerak massa batuan (mass movement rockfall type). Proses ini
mnyebabkan tebing bergerak mundur (slope retreat) khususnya pada pantai yang proses
abrasinya aktif. Apabila batuan penyusun daerah ini berupa batuan gamping atau batuan lain
yang banyak memiliki retakan (joints) air dari daerah pedalaman mengalir melalui sistem
retakan tersebut dan muncul di daerah pesisir dan daerah pantai. Di Indonesia pantai
bertebing terjal ini banyak terdapat di bagian Barat Pulau Sumatera, pantai Selatan Pulau
Jawa, Sulawesi, dan pantai Selatan pulau-pulau Nusa Tenggara.Tebing bergantung (nocth)
juga merupakan cliff, hanya saja pada bagian tebing yang dekat dengan permukaan air laut
melengkung ke arah darat, sehinggi pada tebing tersebut terdapat relung.
Relung terjadi sebagai akibat dari benturan gelombang yang secara terus menerus ke
dinding tebing. Manakala atap relung tersebut tidak kuat, maka tebing tersebut akan
runtuhdan tebing menjadi rata kembali dan di depan pantai terdapat banyak material berupa
blok-blok atau bongkah-bongkah dengan berbagai ukuran.Rataan gelombang pasang surut
pada pantai bertebing terjal ini merupakan suatu zona yang tekadang terendam air laut pada
saat pasang naik dan terkadang kering pada saat air laut surut. Rataan gelombang pasang
surut ini sering juga merupakan beach dengan meterial yang bisa berupa material halus
sampai kasar yang tergangtung pada kekuatan gelombang yang bekerja pada tebing pantai. Di
bawah rataan pasang surut ini ada yang berupa bidang yang lebih keras terkadang terdapat
material beach yang disebut dengan Plat form.
2. Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat
endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupa material halus dan juga bisa berupa
material yang kasar. Seperti dalam gambar dibahwah ini terlukis adanya gisik pada pantai
cliff dengan material kasar sebagai hasil dari abrasi tebing. Namun pantai bergisik tidak saja
terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai. Pada
pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa pasir, dan sebagaian kecil berupa
meterial dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu
gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut, kemudian
diendapkan oleh arus laut sepanjang patai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar muara
sungai.

3. Pantai Berawa Payau


Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi (accretion).
Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya majunya pantai ke arah laut. Material
penyusun umumnya berbutir halus dan medan ini berkembang pada lokasi yang
gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena
airnya payau, maka daerah ini kemungkinan untuk pengemabangannya sangat terbatas. Rawa
payau ini pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan
tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan bakau ini dapat
berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalang pengikisan di pantai,
sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai mengalami akresi. Peranan bakau
di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika bakaunya hilang/mati, ditebang
habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi. Pada pantai yang
mengalami akresi, umumnya terdapat urutan (squence) tumbuhaan yang ada yaitu bakau yang
paling depan, dibelakangnya nipah, tumbuhan rawa air tawar/lahan basah. Batas teratas dari
bakau adalah setinggi permukaan air pasang maksimum. Permukaan air pasang tertinggi
terjadi pada saat pasang purnama (pada saat bulan purnama) dan pasang perbani (pada saat
bulan gelap/bulan mati).
4. Pantai berterumbu karang.
Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad renik
lainnya. Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas. Bird (1970: 190-193) pada
intinya menyatakan bahwa binatang karang dapat hidup dengan beberapa persyaratan kondisi
yaitu:
a. Air jernih
b. Suhu tidak lebih dari 18 oC
c. Kadar garam antara 27 38 ppm
d. Arus laut tidak deras
Terumbu karang yang banyak muncul ke permukaan banyak terdapat di kepulaua
Indonesia. Pada pulau-pulau karang yang terangkat umumnya banyak terdapat endapan
puing-puing dan pasir koral di lepas pantainya. Ukuran butiran puing dan pasir lebih kasar ke
arah datanganya ombak/gelombang jika gelombang tanpa penghalang. Proses tektonik sering
berpengaruh pula terhadap terumbu karang. Atol adalah hasil kombinasi proses binatang
karang dengan proses tektonik yang berupa subsiden.

KETERKAITAN BENTUK LAHAN MARINE TERHADAP MANUSIA


Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa bentuk lahan asal proses marine terdiri
dari berbagai macam bentuk lahan. Bentuk lahan tersebut sering kali dimanfaatkan oleh
manuasia diantaranya:
1. Di daerah laut yang dangkal sering kali dimanfaatkan sebagai tambak ikan, selain itu di
wilayah laguna juga dapat diamfaatkan sebagai tambak ikan.
2. Di wilayah gisik dan benting gisik sering dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan tempat
bersantai, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat perahu-perahu tradisional milik
para nelayan.
3. Bentuk lahan tombolo yang sudah terbentuk secara penuh dan sudah terhubung dengan
pulau utama seringkali dimanfaatkan sebagai wilayah permukiman dan lain-lain, seperti yang
terjadi di bali, antara pulau bali dan nusa dua dihubungkan oleh tombolo yang sekarang sudah
terdapat permukiman bahkan bandara di tombolo tersebut.
4. Di wilayah pasang surut, dapat dimanfaatkan sebagai tempat mencari ikan dengan
memasang jarring saat air pasang.

BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Marine geomorfologi terdiri dari 2 kata, yaitu Marine dan Geomorfologi. Secara harfiah
marine adalah laut dan geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi. Jadi
dapat disimpulkan bahwa marine geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk muka
bumi yang ada dilaut.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada
tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut
meliputi :
Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval
naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi
pantai apalagi kalu bersama sama dengan gelombang / ombak.
Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai (abrasi).
Karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu: pantai
(shore), garis pantai (shoreline), pantai depan (foreshore), pantai belakang (backshore),
pesisir (coast) dan garis pesisir (coastline), endapan pantai (beaches), dan lepas pantai (off
shore).
Daerah pantai berdasarkan morfologinya, daerah pantai di kelompokkan ke dalam 4
macam, yaitu:
a. Pantai bertebing terjal (cliff)
b. Pantai bergisik
c. Pantai berawa payau
d. Pantai berterumbu karang.

SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dipergunakan dengan baik,
penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis meminta
kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun agar kedepannya penulis lebih baik lagi
dalam penulisan.

DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/bentuklahan-asal-marine-makalah.html
https://adventurepanra.wordpress.com/oseanografimetodenumerikalgoritma/marinegeology/marine-geomorphology/
http://kuliahgeomorphology.blogspot.co.id/2014/03/makalah-geomorfologibentuklahan-marine.html
http://habib-geo.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-bentukan-lahan-asal-prose.html
http://kataloggeografi.blogspot.co.id/2014/07/bentuklahan-asal-proses-marin.html
http://wenyra.blogspot.co.id/2012/04/bentuk-lahan-asal-prose-marine.html

Anda mungkin juga menyukai