Perhitungan Penciptaan Nilai (1) .Fix-2

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN

PERHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Manajemen Keuangan Lanjutan

Disusun Oleh:
1. Aisa Rahma Syarif

2016281121

2. Fitri Ramdayana

2016281122

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

PERHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI


Untuk memaksimalkan nilai perusahaan perlu dilaksanakan pengukuran nilai oleh
manajer . Menurut Fama (1987) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006) mengoptimalkan nilai
perusahaan merupakan tujuan perusahaan dalam waktu jangka panjang karena semakin
sejahtera pemilik perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan, dimana dari harga pasar
sahamnya akan tercermin nilai perusahaan. Menurut Fama dan French (1998) tujuan
perusahaan untuk mengoptimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan
mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.
Penting dari perspektif dua kelompok mengetahui tentang pengaruh utama pada harga
saham. Kelompok pertama yaitu manajer yang bertanggungjawab untuk memaksimalkan
kekayaan pemegang saham, dan kelompok kedua yaitu investor yang mempertaruhkan
tabungan mereka untuk membeli saham. Selain itu ada dua keterampilan yang diperlukan
untuk dapat menilai saham. Yang pertama untuk dapat memahami dan menggunakan model
penilaian matematika maka dibutuhkan kemampuan analitis, kedua faktor-faktor penentu
nilai yang akan terjadi dimasa depan seperti arus kas, deviden atau laba .
Sjahrial (2014) bahwa para manajer harus berjuang untuk membuat perusahaanperusahaan mereka lebih bernilai, dan bahwa nilai sebuah perusahaan ditentukan oleh
besarnya, pemilihan waktu, dan resiko dari arus kas bebasnya (FCF).
A. Pengukuran Nilai Dengan Menggunakan Arus Kas
Dengan menggunakan arus kas nilai sekarang (net present value) maka dapat
diketahui nilai suatu investasi . Menurut Khamainy (2014) dengan menggunakan arus
kas para konsultan keuangan sepakat bahwa itu merupakan cara terbaik dalam
perhitungan nilai. Prinsip ini diaplikasikan pada penilaian proyek baru, jika investasi
yang dihasilkan tingkat pengembaliannya lebih besar dari biaya kesempatan penyediaan
keuangan untuk modal itu kekayaan meningkatkan. Logika yang sama dapat diterapkan
untuk berbagai kategori yang berbeda dari keputusan bisnis, termasuk:
i.

Alokasi sumber daya


Dalam hal efektivitas dan efisiensi cara mengolah pemakaian sumber daya ini akan
memberikan akibat biaya dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Proyek menginginkan

agar sumber daya tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada waktunya,
digunakan secara optimal dan dimobilisasi secepat mungkin setelah tidak diperlukan .
ii.

Strategi unit bisnis


Dalam suatu perusahaan dapat memiliki beberapa Strategic business unit (SBU)
karena pada umumnya SBU merupakan suatu unit yang mandiri .

iii.

Tingkatan Strategi Perusahaan


Menurut Buryadi (2011) ada 3 tingkatan strategi perusahaan yatu tingkat korporasi,
tingkat bisnis, dan tingkat fungsional.

iv.

Motivasi, penghargaan dan insentif


Menurut Gorda dan IGN (2004) pemberian motivasi, penghargaan, dan insentif
harus diterapkan secara adil sehingga dapat mendorong meningkatkan lebih banyak
kelauran (output) kerja dan meningkatkan keinginan kuat untuk mencapai tambahan
penghasilan serta dapat menguntungkan semua pihak.
Pada gambar 1 menggambarkan kegiatan perusahaan untuk mempertimbankan angka

pada unit bisnis didasarkan pada asumsi tertentu terhadap strategi yang digunakan.

Gambar 1
Gold Pic Forecast Cash Flows

Pada gambar 1 dijelaskan bahwa angka laba diperkirakan dan kemudian membuat
sejumlah penyesuaian untuk sampai pada angka arus kas. Metode ini digunakan karena dapat
mencerminkan realisasi perusahaan diwaktu yang akan datang, dan nantinya manajer perlu
untuk memikirkan bagaimana angka-angka mempengaruhi arus kas dari awal untuk
mendapatkan proyeksi araus kas yang dapat diandalkan.
Pihak manajemen perusahaan juga dapat menghitung nilai sekarang dari nilai arus kas
masa depan dengan rumus di bawah ini:
Gambar II
Perhitungan Nilai Sekarang dari Arus Kas

Dalam analisis semacam ini tidak bisa untuk menentukan bahwa sebagian besar nilai
muncul setelah perencanaan horison. Namun, ingatlah bahwa itu adalah tindakan (posisi,
strategis, dll) dan investasi yang dilakukan dalam horison perencanaan yang menciptakan
platform untuk ini tinggi pasca-planning- horizon arus kas bebas.
Nilai Perusahaan
Jika SBU perusahaan memiliki aset lain yang tidak digunakan dalam kegiatan
operasional arus kas dan aset tersebut memiliki nilai pasar maka kita menambhakan ini ke

total diskon arus kas operasional untuk tiba di total nilai perusahaan. hal ini dijelaskan seperti
rumus di bawah ini:
Gambar III
Perhitungan Nilai Perusahaan

Nilai Pemegang Saham Dari Kegiatan Operasional


Jika nilai utang dikurangi dari total nilai sekarang dari operasi kita memperoleh nilai
milik pemegang saham dari kegiatan operasi. Hal ini dijelaskan seperti rumus di bawah ini:
Gambar IV
Nilai Pemegang Saham dari Kegiatan Operasi

Istilah Hutang disini melampaui utang berbunga untuk membiayai kewajiban sewa,
kekurangan dana program pensium dan kewajiban kontinjensi. Jika sekarang kita berasumsi
bahwa SBU ini memiliki 800 dari obligasi pemerintah yang dimiliki sebagai investasi yang
terpisah dari operasi dan 600 dari investasi ekuitas jumlah total nilai pemegang saham
untuk 6.127.
Gambar V

B. Analisis Nilai Pemegang Saham


Alfred Rappaport (1998) telah mengembangkan analisis yang lebih sederhana
dari konsep dasar arus kas diskonto. Analisis nilai pemegang saham oleh Rappaport
mengasumsikan bahwa perubahan dalam berbagai elemen dalam arus kas saling
berkaitan dengan tingkat penjualan dalam satu tahun ke tahun berikutnya. Tujuh faktor
yang mempengaruhi nilai menurut Rappaport adalah:

Gambar VI
Tujuh Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Menurut Rappaport

Untuk memperkirakan arus kas masa datang Rappaport mengasumsikan tingkat


persentase pertumbuhan penjualan yang konstan. Margin laba operasional adalah
persentase konstan dari penjualan. Laba sini didefinisikan sebagai laba sebelum
dikurangi bunga dan pajak. Tarif pajak adalah persentase konstan dari laba usaha. Modal
tetap dan investasi modal kerja terkait dengan peningkatan penjualan. Contoh
perhitungan cash flow ditunjukkan pada gambar VII sebagai berikut:

Gambar VII
Perhitungan Cash Flow

Menggunakan Analisa Nilai Pemegang Saham Untuk Menilai Seluruh Perusahaan


Nilai perusahaan adalah nilai gabungan dari utang dan ekuitas dari struktur modal
keseluruhan:
DEBT

SHAREHOLDER
VALUE

CORPORATE VALUE

Dalam praktiknya analisis nilai pemegang saham dalam nilai buku dalam laporan
posisi keuangan sering digunakan sebagai dasar perhitungan nilai pasar. Persamaan
diatas dapat juga disumpulkan sebagai berikut:
SHAREHOLDER
VALUE

CORPORATE VALUE

DEBT

Penilaian perusahaan menurut Rappaport memiliki 3 elemen, berdasarkan


pemisahan dalam nilai arus kas sekarang dari penjulan surat berharga yang merupakan
aset yang tidak digunakan dalam operasi yang menggerakan arus kas dalam suatu bisnis.
Nilai dari surat berharga tersebut di nilai dari harga pasar sementara. Nilai perusahaan
menurut Rappaport adalah sebagai berikut:
Gambar VIII
Nilai perusahaan menurut Rappaport

C. Laba Ekonomi
keuntungan ekonomi, EP (juga disebut sisa pendapatan), memiliki keuntungan
lebih analisis nilai pemegang saham karena menggunakan akuntansi dan pelaporan
sistem yang ada perusahaan dengan berfokus pada keuntungan daripada informasi arus
kas. Hal ini tidak hanya mengurangi kebutuhan untuk melaksanakan perbaikan dari Datamengumpulkan dan melaporkan prosedur tetapi juga menyediakan evaluatory dan
pengukuran kinerja alat yang menggunakan konsep akrab keuntungan. Dengan demikian,
manajer digunakan untuk angka 'bottom line' yang lebih mungkin untuk memahami dan
menerima metrik ini dari satu berdasarkan informasi arus kas.berikut ada 2 versi dari
laba ekonomi yaitu:
1. Laba Ekonomi Berdasarkan Entitas
Versi ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum dikurangi dengan
bunga. Ada dua cara untuk menghitung jenis laba ekonomi ini :
The profit less capital charge method
Di sini biaya untuk penggunaan modal sama dengan modal yang diinvestasikan
dikalikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham dan
utang dikurangi dari laba operasi setelah pajak.
Gambar IX

The performance spread method


Perbedaan antara nilai pengembalian dalam investasi modal dan WACC adalah
tingkat pengembalian merupakan penyebarannya. Presentasi ini dapat dihitung dengan
menggunakan jumlah investasi modal dalam laba ekonomi.

Gambar X

2. Laba Ekonomi Berdasarkan Ekuitas


Laba ekonomi ini didasarkan pada laba operasi sebelum dikurangi dengan bunga,
memperhitungkan kelebihan pengembalian dari semua sumber keuangan kepada suatu
usaha termasuk pemegang saham. dalam alternatif ini yang didasarkan pada pendekatan
ekuitas, dengan bunga dikurangi dari laba yang kita sendirikan dari laba untuk pemegang
saham. dan juga jumlah pengembalian adalah pengembalian dalam model ekuitas saja.
Jadi, laba ekonomi adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham setelah
dikurangi dengan biaya yang terjadi dari modal pemegang saham.
Gambar XI

Manfaat Laba Ekonomi


Fokus kepada laba ekonomi bukan kepada laba yang dihasilkan oleh sistem
akuntansi memiliki keunggulan karena manajemen harus benar-benar mengamati nilai
investasi perusahaan secara hati-hati. Laba akuntansi yang besar tidak selalu
menghasilkan laba ekonomi yang positif apabila perusahaan berinvestasi pada aset yang
tidak meningkatkan penjualan perusahaan.
Fokus kepada laba ekonomi telah membantu manajemen dalam mengurangi asetaset yang tidak produktif seperti nilai bahan baku terlalu tinggu atau aset tetap yang
menganggur.
a. Laba ekonomi dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi strategik yang menghasilkan
tingkat pengembalian untuk sejumlah periode tertentu.

b. Laba ekonomi memiliki kelebihan dibandingkan dengan analiss nilai pemegang


saham karena laba ekonomi dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan relatif
terhadap aset yang digunakan setaip tahunnya.
Kesulitan Dengan Laba Ekonomi
1. Laporan posisi keuangan tidak mencerminkan modal yang diinvestasikan perusahaan
(invested capital)
a. Laporan posisi keuangan yang tidak melaporkan aset pada nilai sekarang dari
arus kas yang dihasilkan oleh aset tersebut di masa depan.
b. Aset dalam posisi keuangan dilaporkan pada harga perolehannya dikurangi
dengan penyusutan dan amortisasi.
c. Laporan posisi keuangan biasanya menilai aset lebih rendah dibandingkan
dengan nilai wajarnya sehingga laba ekonomi menjadi lebih tinggi dari kondisi
yang sebenarnya.
2. Adanya tindakan manipulasi
Laporan keuangan berisikan angka-angka yang sudah dimanipulasi untuk mencapai
target keuntungan yang lebih ditetapkan sebelumnya (earning management and
creative accounting). Perusahaan dapat saja memperoleh angka laba ekonomi yang
positif dan angka NPV negatif secara bersamaan. Laba ekonomi yang digunakan
sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen dapat membuat manajemen
terfokus kepala laba ekonomi yang tinggi pada jangka pendek meskipun dalam jangka
panjang proyek-proyek yang dijalankan perusahaan memiliki angka NPV yang
negatif.
3. kesulitan dalam mengalokasikan pendapatan, biaya, dan modal ke unit bisnis, produk,
atau pelanggan.
D. Economic Value Added (EVA)

Menurut oByrne (2001) dalam Alie dan Maghfiroh (2016) untuk penciptaan nilai
yag dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perushaan dan
untuk menghubungkan dengan pasar modal EVA merupakan alat komunikasi yang
efektif. Pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapat dipercaya dan prinsip
keuangan yang ada adalah ide dasar dari EVA. Menurut Rousana (1997) dalam Alie dan
Maghfiroh (2016) langkah-langkah untuk menentukan EVA adalah sebagai berikut:
a. Menghitung cost of debt
b. Menghitung cost of common stock
c. Menghitung struktur permodalan dari neraca
d. Menghitung NOPAT

e. Menghitung tingkat pengembalian


f. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
g. Menghitung EVA
Cara menghitung EVA antara lain:
EVA = Laba Operasi x (1 Tarif Pajak) (WACC x (Total Aset liabilitas lancer)
E. Tingkat Imbal Hasil Arus Kas Atas Investasi/Cash Flow Return on Investment

(CFROI)
CFROI adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari investasi yang didasarkan
pada arus kas sebenarnya. CFROI digunakan untuk proyek yang berskala besar, bahkan
meliputi seluruh perusahaan. Untuk melakukan penghitungan CFROI untuk strategi unit
bisnis diperlukan untuk mengetahui jumlah modal dan mengestimasikan arus kas dari
aktivitas operasi. Setelah melakukan penyesuaian dan melakukan penghitungan tingkat
pengembalian, akan menyebabkan arus kas masuk sama dengan arus kas keluar.
Aset dalam posisi keuangan akan disajikan kembali dengan nilai saat ini untuk
mencapai estimasi biaya yang dikorbankan. Misalnya, akumulasi penyusutan akan
ditambahkan kembali ke posisi keuangan aset tetap. Nilai persediaan dan aset tetap akan
meningkat dihitung dengan inflasi. Kemudian goodwill dari perusahaan yang telah
dihapus, ditambahkan kembali. Nilai kewajiban sewa di masa depan juga ditambahkan
kembali. Metode ini relatif sulit untuk digunakan.
Cara menghitung CFROI adalah sebagai berikut:
Laba Operasi x (1 tariff pajak) + Beban penyusutan + Beban noncash lainnya
Modal yang diinvestasikan
DAFTAR PUSTAKA
Alie, A., dan A. Maghfiroh. 2016. "Perhitungan Penciptaan Nilai". [diakses pada 08
September 2016].
Arnold, G. 2013. Corporate Financial Management. F. Edition. England: Pearson Education
Limitied.
Buryadi, M. 2011. All Abaout Managemen. Bandung.
Fama, F. E., dan R. K. French. 1998. "Taxes, Financing Decision, and Firm Value,". The
Journal of Finance, Vol. LIII, No. 3, hlm.

Gorda, dan IGN. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bali: STIE Satya Dharma
Singaraja.
Khamainy, A. H. 2014. "Perhitungan Penciptaan Nilai". [diakses pada 10 September 2016].
Lukas, S., dan M. Faisal. 2015. "Perhitungan Penciptaan Modal". [diakses pada 10 September
2016].
Orcullo, N. A. 2007. Fundamentals of Strategic Management. In Wikipedia.
Sjahrial, D. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Wahyudi, U., dan H. P. Pawestri. 2006. "Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening". Vol., No.,
hlm.
Zacoeb, A. 2016. "Alokasi Sumber Daya (Resources Allocation)". [diakses pada 10
September 2016].

Anda mungkin juga menyukai