Teknik Dasar Instrumentasi X 2 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 543

i

PENULIS

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI
i

Sampul Muka

ii

Halaman Francis
Kata Pengantar

iii

iv
v

Daftar Isi

Peta Kedudukan Bahan Ajar

vi

vi
i

Glosarium

Bab 1 Pendahuluan
2

A. Deskripsi
B. Prasyarat

3
3

C. Petunjuk Penggunaan
D. Tujuan Akhir

E. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar


F. Cek Kemampuan Awal

Bab 2 Pekerjaan Dasar Mekanik Pada Instrumentasi Industri


11

Deskripsi

Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep

12

Rencana Belajar Siswa


Uraian Materi

12

13

15

A. Penyambungan Logam

15

B. Pekerjaan Fabrikasi Logam

20

C. Mengelas Dengan Las Oksi-Asetilina


D. Sambungan Patri
Renungan dan Refleksi
Rangkuman
Evaluasi

111

207

250

251

253

Bab 3 Pekerjaan Dasar Pemipaan Pada Instrumentasi Industri

iv

264

Deskripsi

Tujuan Pembelajaran

265

265

Peta Konsep

266

Rencana Belajar Siswa


267

Uraian Materi

267

A. Pemipaan dan Kekengkapanya


B. Pemipaan pada Sistem Refrijerasi
297

C.

Peralatan Pemipaan

D.

Pengerjaan Pemipaan

309

358

Renungan dan Refleksi


359

Rangkuman
Evaluasi

281

360

Bab 4 Kelistrikan Pada Sistem Instrumentasi


367

Deskripsi

Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep

368

368

Rencana Belajar Siswa

369

370

Uraian Materi

370

A. Dasar Kelistrikkan
B. Pemanfaatan Listrik

383

C. Keamanan Penggunaan Listrik

394

D. Komponen Kelengkapan Kelistrikan


E. Perkakas Kerja Kelistrikan

452

F. Pekerjaan Instalasi Dasar Kelistrikkan


Renungan dan Refleksi
Rangkuman
Evaluasi

538

539

541

Daftar Pustaka

548

411

458

Peta Kedudukan Bahan Ajar


Peta

kedudukan

menunjukan
yangdiajarkan

tahapan
dan

bahan
atau

dilatihkan

ajar
tata

ini

merupakan

urutan

kepada

diagram,yang

pencapaian

siswa,

dalam

kompetensi
kurun

waktu

yangdibutuhkan.
Dengan membaca peta kedudukan bahan ajar ini, dapat dilihat
urutan logis pembelajaran Bidang Keahlian Teknologi Dan RekayasaProgram
KeahlianTeknik

Instrumentasi

Industri.

Guru

dan

siswa

dapat

menggunakanBuku Teks Bahan Ajar Siswa ini, sesuai dengan urutan pada
diagram ini.

Teknik
Instrumentasi
Logam

Kontrol
Proses

Kontrol
Mekanik

C.3 Paket Keahlian

Simulasi
Digital

Teknik
Kelistrikan dan
Elektronika

Teknik Dasar
Instrumentasi

C.2 Dasar Program Keahlian

Fisika

Kimia

Gambar Teknik

C.1 Dasar Bidang Keahlian

vi

Glosarium
Bentangan
Distorsi
Fabrikasi logam

Kampuh las

Las oksi-asetilena

Penyambungan logam
Pengelasan

Solder

Tegangan

Gambar pola bagan susunan permukaan lengkap


suatu objek.
Perubahan bentuk hasil pengelasan sebagai akibat
dari penerimaan panas yang tidak merata pada
benda kerja yang di las
: Pengerjaan
plat
melalui
membentuk
dan
menyambung logam lembaran (plat) sehingga
sesuai dengan bentuk dan ukuranyang sudah
direncanakan.
Sambungan pengelasan yang dibuat pada tahapan
persiaapan pengelasan. Terdapat banyak jenis
kampuh, pada dasarnya pemilihan kampuh
berdasar
ketebalan plat/logam
yang
akan
disambung, jenis logam, posisi pengelasan, serta
jenis las yang dipergunakan
Disebut juga OAW (Oxy Acetylene Welding) adalah
salah
satu
cara
pengelasan
yang
panas
pengelasan itu diperoleh dari nyala api sebagai
hasil pembakaran bahan bakar gas asetilin (C2H2)
dengan zat asam atau oksigen (O2).
: Proses yang dilakukan untuk menyambung 2 (dua)
bagian logam atau lebih.
Proses penyambungan logam yang dilakukan
dengan memanaskan material (proses metalurgi),
dimana pada saat pemanasan ada yang diberikan
tekanan pada benda kerja ataupun tanpa
menggunakan tekanan, dengan menggunakan
bahan pengisi atau tanpa menggunakan bahan
pengisi.
: Suatu proses penyambungan logam dimana cairan
bahan tambah mengalir pada celah kapiler diantara
dua permukaan yang akan disambung yang saling
berhubungan.
Usaha yang dibutuhkan untuk membawa muatan
satu coulomb dari satu titik ke titik lainnya.

vii

BAB

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Buku Teks Bahan Ajar Siswa Teknik Dasar Instrumentasi ini
digunakan sebagai buku sumber pada kegiatan belajar untuk pencapaian
kompetensi siswa pada Mata Pelajaran Teknik Dasar Instrumentasi,
Sebagai

Dasar Program Keahlian pada Kelompok Kejuruan Program

Keahlian Teknik Instrumentasi Indutri Bidang Keahlian Teknologi dan


Rekayasa.
Buku Teks Bahan Ajar Siswa Teknik Dasar Instrumentasi terdiri
atas 2 jilid buku. Buku Teknik Dasar Instrumentasi 2 digunakan untuk
pembelajaran Kelas X

semester 2. Pada buku jilid 2 ini dibahas materi

belajar yang meliputi;


1. Menerapkan pekerjaan dasar mekanik pada instrumentasi industri
sesuai SOP
2. Memilih komponen dan bahan instalasi pemipaan pada sistem
instrumentasi industri sesuai prosedur,
3. Menganalisis

instalasi

pemipaan

sesuai

fungsi

dan

standar

pada

sistem

oprasional prosedur
4. Memilih

macam-macam

komponen

kelistrikan

instrumentasi industri
5. Mengidentifikasi sambungan kabel instalasi listrik
6. Menganalisis instalasi listrik sederhana pada instrumentasi industri
sesuai PUIL.
Buku Teks Bahan Ajar Siswa Teknik Dasar Instrumentasi disusun
berdasarkan penguasaan konsep dan prinsip serta keterampilan teknis
keahlian

sehingga

setelah

mempelajari

buku

ini,

siswa

memiliki

penguasaan pelaksanaan pekerjaan Dasar Instrumentasi Industri.

B. Prasyarat
Kemampuan awal Siswa sebelum mempelajari Buku Teks Bahan Ajar
Siswa Teknik Dasar Instrumentasi yaitu siswa telah memahami :
Gambar Teknik
Dasar Metrologi Industri
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bahan logam dan Non Logam
Menggunakan alat ukur mekanik dasar
Menggunakan perkakas tangan

C. Petunjuk Penggunaan
1. Petunjuk penggunaan bagi Siswa :
a. Siswa diharapkan telah memahami mata pelajaran atau materi yang
menjadi prasarat pemelajaran modul ini, yaitu Gambar Teknik.
b. Lakukan kegiatan pemelajaran secara berurutan dari Bab 1 ke Bab
berikutnya.
c. Rencanakan kegiatan belajar bersama guru, dan isikan pada kolom
yang disiapkan pada tabel rencana pembelajaran.
d. Pelajari dan pahami setiap uraian materi dengan seksama.
e. Lakukan kegiatan yang diberikan pada uraian materi pembelajaran.
Kegiatan

tersebut

dirancang

dalam

bentuk;

eksplorasi,

diskusi,asosiasi, dan evaluasi hasil belajar pada setiap akhir bab.

f. Kegiatan

praktik

kejuruan

dilaksanakan

dalam

bentuk

latihan

keterampilan. Kerjakan latihan tersebut dibawah pengawasan guru.


g. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap pembelajaran
untuk menyelesaikan tugas dan evaluasi hasil belajar
h. Lakukan setiap kegiatan dengan tekun, teliti dan hati-hati dengan
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja.
i.

Jawablah soal evaluasi pada bagian review, penerapan

dan tugas

sesuai perintah yang diberikan.


j. Uji kompetensi kejuruan adalah tugas proyek untuk mengevaluasi
capaian keterampilan siswa, kerjakan uji kompetensi sesuai petunjuk.
k. Siswa dinyatakan tuntas menyelesaikan materi pada bab terkait, jika
siswa menyelesaikan kegiatan yang ditugaskan dan menyelesaikan
kegiatan evaluasi dengan nilai minimal sama dengan KKM (Kriteria
Kelulusan Minimal).

2. Peran Guru:
a. Merencanakan kegiatan pembelajaran siswa sesuai silabus.
b. Mengarahkan siswa dalam merencanakan proses belajar
c. Memfasilitasi siswa dalam memahami konsep dan praktik.
d. Memberikan motivasi, membimbing dan mengarahkan siswa dalam
melakukan kegiatan yang diberikan pada uraian materi pembelajaran.
Kegiatan tersebut dirancang dalam bentuk; eksplorasi, asosiasi dan
evaluasi.
e. Menekankan, selalu mengecek dan memfasilitasi penggunaan K3 sesuai
kegiatan yang dilaksanakan.
f. Mengembangkan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi
siswa dan lingkungan sekolah.
g. Memberikan contoh, memandu dan melakukan pengawasan pelaksanaan
tugas siswa yang berkaitan dengan pembelajaran praktik di laboratorium
atau bengkel kerja.
h. Membantu Siswa untuk menetukan dan mengakses sumber belajar lain
yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.

i.

Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja/industri


untuk membantu jika diperlukan

j. Menyusun

variasi

kegiatan

siswa,

soal,

latihan

praktik

dan

uji

kompetensi yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungan


sekolah.
k. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya
l.

Memeriksa seluruh hasil pekerjaan siswa baik berupa hasil pelaksanaan


kegiatan maupun jawaban dari evaluasi belajar dan uji kompetensi.

m. Mencatat dan melaporkan pencapaian kemajuan Siswa kepada yang


berwenang.

D. Tujuan Akhir
Hasil akhir dari seluruh kegiatan belajar dalam buku teks bahan ajar siswa
ini adalah;

1.

Mampu menerapkan

pekerjaan dasar mekanik pada instrumentasi

industri sesuai SOP

2.

Mampu membuat benda kerja mekanik instrumentasi industri sesuai


SOP

3.

Mampu memilih komponen dan bahan

instalasi pemipaan pada

sistem instrumentasi industri sesuai prosedur

4.

Mampu menggunakan komponen dan bahan instalasi pemipaan pada


sistem instrumentasi industri sesuai prosedur

5.

Mampu menganalisis instalasi pemipaan sesuai fungsi dan standar


operasional prosedur

6.

Mampu merakit instalasi pemipaan sesuai fungsi dan prosedur

7.

Mampu memilih macam-macam komponen kelistrikan pada sistem


instrumentasi industri

8.

Mampu menggunakan macam-macam komponen kelistrikan pada


sistem instrumentasi industri

9.

Mampu mengidentifikasi sambungan kabel instalasi listrik

10. Mampu membuat sambungan kabel instalasi listrik


11. Mampu menganalisis instalasi listrik sederhana pada instrumentasi
industri sesuai PUIL

12. Mampu merakit

instalasi listrik sederhana pada instrumentasi

industri sesuai PUIL

E. Kompetensi Inti Dan


Kompetensi Dasar
BIDANG KEAHLIAN

: TEKNOLOGI DAN REKAYASA

PROGRAM KEAHLIAN

: TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI

MATA PELAJARAN

: TEKNIK DASAR INSTRUMENTASI

KOMPETENSI INTI (KELAS X)


KI-1
Menghayati
dan
mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
KI-2
Menghayati
dan
mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab,
peduli
(gotong-royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif
dan
proaktif,
dan
menunjukkan sikap sebagai bagian
dari
solusi
atas
berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial
dan
alam
serta dalam

KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama
dalam melaksanakan pekerjaan di bidang
teknik dasar instrumentasi
2.1. Memiliki motivasi internal, kemampuan
bekerjasama, konsisten, rasa percaya
diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan
konsep
berpikir,
dan
strategi
menyelesaikan
masalah
dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang teknik
dasar instrumentasi
2.2. Mampu mentransformasi diri dalam
berperilaku: teliti, kritis, disiplin, dan
tangguh mengadapi masalah dalam
melakukan tugas di bidang teknik dasar
instrumentasi

KOMPETENSI INTI (KELAS X)

KOMPETENSI DASAR

menempatkan diri sebagai cerminan


bangsa dalam pergaulan dunia

2.3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


rasa ingin tahu, santun, jujur, dan
perilaku
peduli
lingkungan
dalam
melakukan tugas di bidang teknik dasar
instrumentasi

KI-3

3.1 Memilih jenis dan karakteristik


logam

bahan

3.2 Memilih jenis dan karakteristik


non logam

bahan

Memahami,
menerapkan
dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,
dan
prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang
ilmu
pengetahuan,
teknologi,
seni,
budaya,
dan
humaniora
dalam
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidangkerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.

3.3 Memilih perkakas tangan dan mekanik


instrumentasi industri sesuai fungsi
3.4 Menerapkan prinsip dasar metrologi
industri pada pekerjaan mekanik
3.5 Memilih alat ukur mekanik instrumentasi
industri sesuai fungsi dan prosedur
3.6 Menerapkan
pekerjaan dasar mekanik
pada instrumentasi industri sesuai SOP
3.7 Memilih
macam-macam
komponen
kelistrikan pada sistem instrumentasi
industri
3.8 Mengidentifikasi
sambungan
kabel
instalasi listrik
3.9 Menganalisis instalasi listrik sederhana
pada instrumentasi industri sesuai PUIL
3.10Memilih komponen dan bahan instalasi
pemipaan pada sistem instrumentasi
industri sesuai prosedur
3.11Menganalisis instalasi pemipaan sesuai
fungsi dan standar operasional prosedur
3.12Menerapkan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada sistem
instrumentasi industri

KI-4
Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkait
dengan
pengembangan
dari
yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

4.1 Mengidentifikasikan
bahan
logam
berdasarkan jenis dan karakteristik
4.2 Mengidentifikasikan
bahan non logam
berdasarkan jenis dan karakteristik
4.3 Menggunakan
perkakas
tangan dan
mekanik instrumentasi sesuai SOP
4.4 Mengoperasikan
peralatan
metrologi
industri pada pekerjaan mekanik
4.5 Menggunakan
alat
ukur
mekanik
instrumentasi industri sesuai fungsi dan
prosedur
4.6 Membuat
benda
kerja
mekanik
instrumentasi industri sesuai SOP
4.7 Menggunakan macam-macam komponen
kelistrikan pada sistem instrumentasi
industri

KOMPETENSI INTI (KELAS X)

KOMPETENSI DASAR
4.8 Membuat sambungan kabel instalasi
listrik
4.9 Merakit instalasi listrik sederhana pada
instrumentasi industri sesuai PUIL
4.10Menggunakan komponen dan bahan
instalasi
pemipaan
pada
sistem
instrumentasi industri sesuai prosedur
4.11Merakit instalasi pemipaan sesuai fungsi
dan prosedur
4.12Melaksanakan
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3) sesuai standar yang
berlaku
pada
sistem
instrumentasi
industri

F. Cek Kemampuan Awal

Berilah tanda silang (x) pada tabel dibawah ini, dengan pilihan ya atau
tidak dengan sikap jujur dan dapat di pertanggungjawabkan untuk
mengetahui kemampuan awal yang telah Kamu (siswa) miliki.

No

Kompetensi
Dasar

Pernyataan

Dapat Melakukan
Pekerjaan
Dengan
Kompeten
Ya

Menerapkan
pekerjaan dasar
mekanik pada
instrumentasi
industri sesuai
SOP,

Mampu menerapkan
pekerjaan dasar mekanik
pada instrumentasi industri
sesuai SOP
Mampu membuat benda
kerja mekanik
instrumentasi industri
sesuai SOP

Jika
Ya
Kerjakan

Tidak

Evaluasi
Belajar
Bab 2

No

Kompetensi
Dasar

Pernyataan

Dapat Melakukan
Pekerjaan
Dengan
Kompeten
Ya

Memilih
komponen dan
bahan instalasi
pemipaan pada
sistem
instrumentasi
industri sesuai
prosedur,

Menganalisis
instalasi
pemipaan
sesuai fungsi
dan standar
oprasional
prosedur,

Tidak

Mampu memilih komponen


dan bahan instalasi
pemipaan pada sistem
instrumentasi industri sesuai
prosedur
Mampu menggunakan
komponen dan bahan
instalasi pemipaan pada
sistem instrumentasi
industri sesuai prosedur

Evaluasi
Belajar
Bab 3

Mampu menganalisis
instalasi pemipaan sesuai
fungsi dan standar
operasional prosedur
Mampu merakit instalasi
pemipaan sesuai fungsi dan
prosedur

Memilih
macam-macam
komponen
kelistrikan
pada sistem
instrumentasi
industri,

Mampu memilih macammacam komponen


kelistrikan pada sistem
instrumentasi industri

Mengidentifikas
i sambungan
kabel instalasi
listrik,

Mampu mengidentifikasi
sambungan kabel instalasi
listrik

Mampu menggunakan
macam-macam komponen
kelistrikan pada sistem
instrumentasi industri

Mampu membuat
sambungan kabel instalasi
listrik
Menganalisis
instalasi listrik
sederhana
pada
instrumentasi
industri sesuai
PUIL.

Jika
Ya
Kerjakan

Mampu menganalisis
instalasi listrik sederhana
pada instrumentasi industri
sesuai PUIL
Mampu merakit instalasi
listrik sederhana pada
instrumentasi industri
sesuai PUIL

Evaluasi
Belajar
Bab 4

Bab 2

Bab
Kata Kunci :
Fabrikasi Logam, Kerja Plat
Las Oksi Asitelin, Brazing
Efek Kapileritas

Kata Kunci :

Fabrikasi Logam, Kerj


Las Oksi Asitelin, Bra
Efek Kapileritas

10

P
embelajaran Pekerjaan Dasar Mekanik merupakan
pembelajaran teori dan praktik dasar Keahlian
Instrumentasi, meliputi materi kerja plat,pengelasan
dengan las oksi asitelin dan pekerjaan patri keras
kuningan (Brazing).
Pada pembelajaran Pekerjaan Dasar Mekanik
ini, siswa dapat menerapkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya, yaitu: Gambar Teknik, Dasar
Metrologi Industri, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, Bahan logam dan Non Logam, Menggunakan
alat

ukur

mekanik

perkakas tangan.

11

dasar

dan

Menggunakan

S
etelah melaksanakan kegiatan belajar Pekerjaan Dasar
Mekanik

Instrumentasi

industri.

Kamu

diharapkan

mampu;
13. Menerapkan

pekerjaan dasar mekanik pada

instrumentasi industri sesuai SOP


14. Membuat benda kerja mekanik instrumentasi
industri sesuai SOP

Pekerjaan Dasar
Mekanik

Kerja Plat
Pengelasan Dengan Las
Oksi Asitelin
Patri Keras Kuningan
(Brazing)

Gambar 2.1 Peta Konsep Pembelajaran


Pekerjaan Dasar Mekanik Instrumentasi Industri

12

Pada hari ini, ........................... tanggal .........................tahun ............ Guru


beserta siswa merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar sebagaimana tabel di
bawah ini
No

Jenis kegiatan

Memahami
penyambungan logam

Memahami pekerjaan
Fabrikasi Logam

Latihan 1Menggambar
dan memotong pola

Latihan 2 Membuat
sambungan plat

Latihan 3 Membuat
kotak persegi

8
9

10

Tanggal

Memahami mengelas
Dengan Las OksiAsetilena
Latihan 4
Melakukan Instalasi
Peralatan Las Oksi
Asetilin
Latihan 5
Menyalakan Api
Brander
Latihan 6
Membuat Jalur Las
Tanpa Bahan Tambah
Latihan 7
Membuat Rigi Las
Dengan Bahan
Tambah

11

Latihan 8
Sambungan Tumpang

12

Latihan 9
Sambungan Pinggir

13

Latihan 10
Sambungan Sudut
Luar

13

Waktu

Tempat
belajar

Catatan
Perubahan

No

Jenis kegiatan

14

Latihan 11
Sambungan Sudut
Dalam

15

Memahami
Sambungan Patri

Tanggal

Waktu

Tempat
belajar

Catatan
Perubahan

Latihan 12: Membuat


16

Sambungan Las
Tumpang
Latihan 13: Membuat

17

Sambungan Plat dan


Pipa

18

Menjawab review
evaluasi

19

Melaksanakan
kegiatan
penerapan/tugas
proyek
............................., ........................
Guru

..............................

Orangtua/Wali Siswa

..................................

14

Siswa

..............................

A. Penyambungan Logam

Mengidentifikasi Macam-Macam
Sambungan Logam
Perhatikan

gambar

2.2

disamping,

yang

menunjukkan

beragam pengunaan sambungan logam dari peralatan rumah tangga sederhana,


komponen kendaraan, sampai pada jembatan.

Berdasar

pada

gambar

serta

berbagai

sumber

informasi

lainnya,

diskusikan dengan teman sekelas kamu, tulislah beragam jenis sambungan


logam.

15

Tabel 2.1
Identifikasi Bermacam Sambungan Logam
Benda Kerja
Yang
Di Sambung

No
1

Plat kopling

Konstruksi baja
jembatan

Cetakan kue

Dandang

Knalpot motor

...

Jenis Sambungan
Digunakan

Cara Penyambungan
Dengan Pemanasan
Ya

Tidak

Keling

...

Berdasar Tabel di atas, buatlah pengelompokkan jenis sambungan logam baik


berdasar benda yang disambung, proses penyambungan, alat/bahan
penyambung atau berdasar pengelompokan lainnya.

Penyambungan

logam

adalah

suatu

proses

yang

dilakukan

untuk

menyambung dua bagian logam atau lebih. Penyambungan bagianbagian logam


ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan
bahan

yang

digunakan.Setiap

metoda

penyambungan

yang

digunakan

mempunyai keuntungan tersendiri dari metoda lainnya. Metoda penyambungan


yang digunakan pada suatu konstruksi sambungan harus disesuaikan dengan
kondisi yang ada, diantaranya :
1. Proses Pengerjaan Sambungan
Proses

pengerjaan

sambungan

yang

dimaksud

adalah

bagaimana

pengerjaan konstruksi sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk


konstruksi

tangki

dari

bahan

pelat

lembaran.

Untuk

menentukan

sambungan yang cocok dengan kondisi tangki ini ada beberapa alternatif
persyaratan.Persyaratan
bolehbocor.

Tangki

yang

paling

harus

tahan

utama

adalah

terhadap

tangki

ini

tekanan.

tidak
Proses

penyambungannya hanya dapat dilakukan dari sisi luar dan sebagainya.


Jika dipilih sambungan baut dan mur kurang sesuai, sebab
ini

kecenderungan untuk bocor

16

sambungan

besar terjadi. Sambungan lipat akan

sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup besar dan bahannya
juga cukup tebal,sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan
yang

paling

sesuai

las.Sambungan

las

untuk

kondisi

mempunyai

tangki

tingkat

ini

kerapatan

adalah
yang

sambungan
baik

serta

mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Di samping itusegi


operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan
relatif murah, maka yang paling mendekati sesuai untuk konstruksi tangki
ini adalah sambungan las.
2. Kekuatan Sambungan
Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan
tangki. Dengan persyaratan seperti pada uraian diatas, maka pemilihan
metoda penyambungan yang cocok untuktangki jika ditinjau dari sisi
kekuatannnya adalah sambungan las.Sambungan las ini mempunyai tingkat
efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan
dengan sambungan yang lainnya.
3. Kerapatan Sambungan
Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka
pemilihan sambungan yang tahan terhadap kebocoran ini diantaranya
adalah sambungan las. Kriteria sambungan las ini merupakan pencairan
kedua bagian bahan logam yang akan disambung ditambah dengan bahan
tambah untuk mengisi celah sambungan. Pencairan bahan dasar dan bahan
tambah ini menjadikan sambungan las lebih rapat dan tahan terhadap
kebocoran.
4. Penggunaan Konstruksi Sambungan
Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan digunakan juga
merupakan

pertimbangan

yang

tidak

dapat

diabaikan

apalagi

jika

konstruksi tersebut bersentuhan dengan bahan makanan. Kemungkinan lain


jika konstruksi sambungan tersebut digunakan untuk penyimpanan bahan
kimia yang mudah bereaksi dengan bahan logam.Untuk konstruksi tangki

17

yang

digunakan

sebagai

bahan

tempat

penyaluran

minyak,

maka

sambungan las masih sesuai dengan penggunaan konstruksi tangki ini.


5. Faktor Ekonomis
Faktor

ekonomis

yang

dimaksud

dalam

pemilihan

untuk

konstruksi

sambungan ini adalah dipertimbangkan berdasarkan biaya ke-seluruhan


dari setiap proses penyambungan. Biaya ini sejalan dengan ketersediaan
bahan-bahan, mesin yang digunakan juga transportasi dimana konstruksi
tersebut akan diinstal. Besar kecilnya konstruksi sambungan dan volume
kerja sambungan juga menjadi bahan pertimbangan secara keseluruhan
Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu konstruksi sambungan
dapat dilihat pada perakitan file cabinet. Metoda perakitan file cabinet yang
digunakan adalah metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan
pemilihan ini mengingat proses penyambungan dengan las titik ini
sedehana,mempunyai

kekuatan

sambungan

yang

baik

dan

hasil

penyambungannya tidak menimbulkan cacat pada plat.Metoda-metoda


penyambungan yang umum digunakan untuk kostruksi sambungan plat-plat
tipis ini diantaranya :
a. Metoda penyambungan dengan lipatan
b. Metoda penyambumgan dengan keling
c. Metoda penyambungan dengan patri
d. Metoda penyanmbungan dengan las titik
e. Metoda las busur
f. Metoda las oksi-asetilen
g. Metoda penyambungan baut dan mur
Dari identifiasi yang telah kamu lakukan di atas, proses penyambungan
logam dapat dilakukan dengan cara memanaskan benda kerja dan tanpa
pemanasan, tabel 2.2 berikut merupakan klarifikasi penyambungan.

18

Tabel 2.2
Pengelompokkan Metode Penyambungan Logam

Las Titik
(Spot Welding)

19

Pada pembelajaran Bab 2 Buku Teks Bahan


Ajar Siswa Teknik Dasar Instrumentasi ini, kamu akan
mempelajari

beberapa

jenis

penyambungan.

Yaitu

sambungan tanpa pemanasan (sambungan lipat) dan


sambungan dengan pemanasan (las oksi asitilin dan
patri keras)

B. Pekerjaan Fabrikasi Logam

Pada pembelajaran berikut, kamu akan pelajari salah satu jenis pekerjaan
penyambungan dengan tidak menggunakan panas, yaitu sambungan lipat yang
biasanya dikenal dengan pekerjaan fabrikasi logam. Pada industri fabrikasi
logam, baik pekerjaan fabrikasi ringan ataupun pekerjaan fabrikasi berat (light
and heavy fabrication) secara umum adalah sama, di mana jenis bahan, alat-alat
tangan dan mesin-mesin yang digunakan relatif sama. Namun demikian,
perbedaan

yang

spesifik

dapat

dilihat

dari

penggunaan

bahan

dan

kapasitas/kemampuan mesin.Industri yang melakukan pekerjaan fabrikasi ringan


menggunakan bahan dengan ketebalan sampai 3mm, sedang pada pekerjaan
fabrikasi berat menggunakan tebal bahan di atas 3mm. Adapun penggunaan
mesin-mesin pada keduanya sepintas adalah sama, tetapi kapasitas dan teknikteknik pengaturannya berbeda.
Pekerjaan fabrikasi logam biasanya sebagian besar berupa pengerjaan
plat melalui membentuk dan menyambung logam lembaran (pelat) sehingga
sesuai dengan bentuk dan ukuranyang sudah direncanakan. Karena hal
tersebut pekerjaan ini sering disebut kerja plat, baik dikerjakan dengan
keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi

20

pengerjaan

melukis,

menggunting,

melipat,

melubangi,

meregang,

pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.


Pada pekerjaan fabrikasi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang
umumnya meliputi:
1) Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
2) Membaca gambar kerja
3) Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong
4) Mengatur penggunaan perlengkapan kerja, alat-alat tangan dan bahan
5) Menentukan urutan pekerjaan
6) Membuat gambar kerja atau model
7) Membuat mal atau pola

1. Membaca Gambar Kerja


Semua pekerjaan teknik, diawali dengan merencanakan yang dituangkan
dalam

gambar kerja. Gambar tersebut dapat berupa gambar kerja lengkap

ataupun hanya gambar sket saja yang menginformasikan segala sesuatu tentang
pekerjaan yang akan dikerjakan, antara lain; Dimensi ukuran, Jenis dan ukuran
bahan

serta

bagian-bagian,

penyelesaian. Teknik dan

Spesifikasi

dan

toleransi,

serta

pekerjaan

kompetensi membaca gambar telah dipelajari pada

mata pelajaran Gambar teknik.

2. Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong


Ada tiga metode yang dipakai dalam menghitung penggunaan bahan yang
akan dipotong :
a. Ukuran keseluruhan atau ukuran luar
b. Ukuran dalam
c. Ukuran nominal

Dengan dasar, bahwa semua pekerjaan fabrikasi harus dibuat dengan mengacu
pada spesifikasi dan sesuai dengan toleransi yang ditentukan, maka harus
diyakinkan hal-hal berikut ini :
a. Kesesuaian dengan disaian/gambar kerja

21

b. Tiap-tiap bagian yang dikerjakan cocok satu sama lainnya secara

akurat.
c. Kemudahan dalam memasang dan merakit.

Sedangkan pada spesifikasi pekerjaan, perlu dijelaskan tentang apa yang


harus dikerjakan, antara lain :
a. Kualitas hasil pekerjaan yang dibutuhkan.
b. Kualitas pengecatan (jika perlu)
c. Kualitas pengelasan yang diperlukan
d. Pengujian yang diperlukan.

Adapun penerapan toleransi pada pekerjaan fabrikasi sangat beragam,


sehingga harus mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan. Sebagai
contoh : jika ukuran akhir sebuah komponen 1850 mm dan toleransinya
adalah 1mm, maka ukuran yang diperbolehkan pada komponen tersebut
adalah antara 1849 1851 mm.

3. Menerapkan Teknik Melukis/Menandai


Semua alat ukur yang digunakan dalam melukis atau menandai pada
bahan harus alat-alat ukur yang mempunyai akurasi tinggi dan sesuai dengan
spesifikasi yang diminta. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil
pengukuran itu sendiri dan hasil benda kerja secara keseluruhan.
Pengaruh yang sama juga dapat terjadi karena penyimpangan/ketepatan
(keakurasian) dalam melukis garis sumbu, penggunaan siku pada sudut bahan
atau dalam menentukan garis dasar pengukuran, penempatan bahan atau
komponen, penyimpangan pemotongan dan lain-lain.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menerapkan teknikteknik melukis/menandai, maka dapat diterapkan metode-metode pengukuran,
antara lain adalah pengukuran dengan satu patokandan penerapan teknik-teknik
konstruksi geometris.

22

Gambar 2.3 : Contoh Aplikasi Pengukuran

4. Membuat Pola
Pembuatan pola/mal pada pekerjaan fabrikasi sangat diperlukan untuk
membuat

berbagai

bentuk

komponen.Penerapan

teknik-teknik

gambar

bentangan digunakan, baik pada fabrikasi ringan maupun pada fabrikasi berat.
Pola merupakan bagan susunan permukaan lengkap suatu objek biasa
dinamakan gambar bentangan. Pembentangan obyek dapat didapat dari
memutar obyek dengan menggambar permukaan secara berturut-turutdengan
ukuran penuh dan dengan menyambungkan rusuk yang dimilikinya bersama.
Contoh gambar bentangan dapat kita lihat pada gambar 2.4 berikut dengan
objek sebuah kubus.

Gambar 2.4 Kubus dan gambar bentangannya

Gambar 2.4(a). menunjukkan sebuah kubus yang tertutup dan terbuat dari
pelat. Sedangkan Gambar 2.4(b) menunjukkan suatu kubus yang belum

23

disambung pada pertemuan sisi-sisinya.Gambar ini akan tampak dengan jelas


bahwa Kubus tersebut dapat dibentangkan dengan mudah. Gambar 2.4(c)
adalah bukaan atau bentangan dari kubus Gambar 2.4(a).
Teknik menggambar bentangan biasanya dilakukan dengan dua cara yakni secara
grafis dan secara matematis. Kedua teknik ini mempunyai keuntungan yang berbeda-beda.
Untuk proses penggambaran bentangan profil tertentu biasanya digunakan lukisan secara
grafis.

Tetapi untuk profil-profil yang

beraturan

lebih

menguntungkan dilakukan

perhitungan-perhitungan secara matematis.


a. Secara Matematis
Lukisan bentangan dari sebuah tabung seperti ditunjukkan pada gambar
2.5lebih

mudah

dilakukan

secara

matematis.

Caranya

adalah

dengan

menghitung keliling lingkaran tersebut. Yakni kelilinglingkaran= . D, dimana D


merupakan diameter

lingkaran yang

dilukis.

Lukislah bentangan secara

matematis ini lebih teliti jika dibandingkan dengan cara grafis tetapi hal ini
terbatas pada profil-profil bentuk yang beraturan.

Gambar 2.5 Gambar bentangan


cara matematis sebuah tabung

24

Gambar 2.6 Bentangan kerucut tegak secara matematis

b. Teknik Bentangan Secara grafis


Teknik secara grafis ini dilakukan dengan membagi lingkaran dalam 12
bagian yang sama besar, dimana angka 1 dan 12 saling berimpit. Selanjutnya
tariklah garis lurus di sebelah lingkaran. Ukurlah jarak 1 ke 2 dengan
menggunakan jangka. Lalu jarak ini dipindahkan pada garis lurus yang
disediakan yakni 1 ke 2, begitulah seterusnya sampai menuju angka 12. Hasil
pengukuran dengan pamindahan jangka ini dari 1 ke 12 merupakan keliling
lingkaran yang terbentuk. Semakin banyak pembagi jumlah lingkaran ini maka
hasi yang diperoleh juga semakin teliti.
Gambar. 2.7 adalah sebuah contoh untuk gambar bentangan yang dibuat
secara grafis, dari sebuah tabung dengan bentuk terpotong miring pada bagian
atas.

Gambar. 2.7. Gambar bentangan dibuat secara grafis

Banyak sekali bentuk bangun benda yang ada di dunia teknik, mulai dari
bentuk yang sederhana sampai ke bentuk yang kompleks dibuat, karenanya

25

untuk membuka sebuah benda disesusaikan dengan bangun benda yang akan
dibuka ataupun bentuk benda yang akan dibuat dirancang dengan berbagai
metode. metode yang banyak terpakai dalam memnggambar bukaan adalah;
Metode garis sejajar/paralel. Metode radial/putar, Metode segitiga, trianggulasi,
dan Metode kombinasi.
1) Pemakaian metode garis sejajar
Contoh 1: Bentangan prisma tertutup
Selanjutnya Gambar 2.8a. menunjukkan sebuah prisma yang
pada ujung kanan kirinya tertutup. Prisma tersebut juga terbuat
dari pelat. Sebelum membentuk sebuah prisma harus diketahui
Iebih dahulu bahan yang diperlukan dan juga bagaimana cara
pemotongan

dan

suatu

bahan.

Hal

ini

tergantung

dari

permintaan atau kebutuhan perencana.


Gambar 2.8b. menunjukkan suatu bentangan sebuah prisma.
Bukaan tersebut merupakan empat persegi panjang. Panjang
bukaan

tersebut

sama

dengan

keliling

segi

enam,dengan

menggunakan metode garis sejajar/paralel. Sedangkan lebar


dari segi empat sama dengan tinggi prisma.

Gambar 2.8. Bentangan prisma tertutup

Contoh 2: Bentangan prisma terbuka


Gambar 2.9a menunjukkan gambar prisma seperti Gambar
empat persegi panjang yang merupakan bukaan atau bentangan
dari prisma. Panjang segi empat sama dengan 6x a dan lebar
adalah L.

26

Gambar 2.9. Bentangan prisma terbuka

Contoh 2: Bentangan prisma terbuka

Gambar 2.10. Bentangan prisma terpancung


(dipotong miring)

Gambar 2.11 menunjukkan suatu prisma yang dipotong miring


menurut bidang CP. Untuk merggambar bukaan atau bentangan
dari prisma tersebut dapat dibayangkan bahwa prisma dibuka
dari garis C1.
Langkah selanjutnya, buat garis mendatar yang panjangnya
sama dengan keliling prisma segi enam tersebut. Kemudian
empat persegi panjang tersebut dibagi menjadi enam bagian

27

yang sama besar. Selanjutnya ukurkan tiap-tiap garis tinggi


pada prisma, setelah itu dipindahkan ke dalam segi empat
Contoh 3: Bentangan prisma terbuka

Dalam Gambar 2.11. Bentangan prisma

Dalam Gambar 2.11. ditunjukkan sebuah prisma yang dipotong


menurut garis AA1 P1. Prisma ini juga digambarkan pandangan
atasnya

agar

mempermudah

dalam

membuat

gambar

bukaan.Cara membuat bukaan prisma tersebut adalah sebagai


berikut.
Buat sebuah segi empat pembantu yang lebarnya sama dengan
tinggi prisma, sedangkan sisi panjang sama dengan keliling segi
enam. Empat persegi panjang itu dibagi menjadi enam bagian
sama besar. Anggap saja prisma tersebut dibukapada garis P1.
Langkah selanjutnya, ukurkan tinggi P1 dalam prisma kemudian
pindahkan ke empat persegi panjangya, demikian juga untuk
sisi-sisi yang lain. Setelah itu, hubungkan titik P ke titik 2',
darititik 2' ke titik A'1, dari titik Al ke titik 3', dari 3' ke titik A,
demikian seterusnya.

28

Profil Persegi
Permukaan baling dan permukaan lengkung berganda tidak
dapat dibentangkan dengan cermat, tetapi permukaan ini dapat
dibentangkan

dengan

sesuatu

metode

pendekatan.

Biasanya,pola pendekatan akan cukup cermat untuk tujuan


praktis, apabila bahan yang dipakai untuk membuat benda itu
agak fleksibel.
Bidang dan permukaan lengkung tunggal (prisma, piramida,
silinder dan kerucut) yang dapat dibentangkan dengan cermat,
dikatakan

mampu

dibentangkan.

Permukaan

baling

dan

permukaan lengkung berganda yang dapat dibentangkan hanya


dengan pendekatan, dikatakan tak mampu dibentangkan.

29

Pembentangan praktis
Dalam banyak gambar industri, gambar bentangan harus
diperlihatkan untuk meyediakan informasi yang perlu guna membuat
pola untuk memudahkan memotong bentuk yang diinginkan dari
logam lembaran. Disebabkan oleh kemajuan cepat dalam keahlian
mengolah benda kerja dengan melipat,menggilas atau menfreis
bentuk logam yang dipotong dalam jumlah yang terus menerus
meningkat, maka harus ada pengetahuan luas tentang metoda
konstruksi banyak macamtipe pembentangan. Pola juga dipakai
dalam pemotongan batu sebagai pedoman untuk membentuk muka
yang tak teratur.
Gambar bentangan permukaan hendaknya digambar dengan muka
dalam menengadah, sebagaimana menurut teori hal itu akan terjadi
apabila permukaan dibuka gulungannya (unrolled)atau dibuka
lipatannya (unfold), seperti dilukiskan dalam gambar 2.12. kebiasaan
ini selanjutnya dibenarkan, sebab para pekarja logam lembaran
harus membuat tanda pons untuk melipat pada permukaan dalam.

Gambar 2.12. Pembentangan prisma

Sekalipun dalam pengolahannya nyata logam lembaran, ekstra


logam harus disediakan untuk tumpangan (lap) pada kampuh,namun
dalam bab ini tidak akan diperlihatkan tenggang(allowance) pada
gambar bentangan. Juga banyak dipertimbangkan praktis lainnya
telah diabaikan dengan sengaja,guna menghindari bingungnya
mereka yang baru mulai.

30

Contoh 4: Membentang prisma lurus terpancung


Sebelum gambar bentangan permukaan samping prisma dapat digambar,
panjang sejati rusuk dan ukuran sejati suatu penampang lurus harus
ditentukan. Pada prisma terpancung lurus yang terlihat dalam gambar 2.13,
panjang sejati rusuk prisma diperlihatkan dalam tampang muka dan tampang
sejati penampang lurus diperlihatkan dalam tampang di atas.
Permukaan samping dibuka lipatannya dengan lebih dahulu menggambar
garis yang direntangkan dan mengukurkan lebar mukanya (jarak 1-2, 2-3, 34 dan seterusnya dari tampang atas)sepanjang garis rentang itu secara
berturut-turut. Setelah itu ditarik garis konstruksi tipis melalui titik-titik ini, tegak
lurus padagaris 1 D 1 D, dan panjang rusuk yang bersangkutan diukirkan
pada masing-masing garis konstruksi itu dengan memproyeksikan dai
tampang muka. Ketika memproyeksikan panjang rusuk pada gambar
bentangan, titik-titik hendaknya diambil dalam urutan menurut arah jarum jam
sekeliling perimeter, seperti yang ditunjukkan oleh urutan nomor dalam
tampang atas.

Gam bar 2.13. Metode baku unuk membentangkan


permukaan samping prisma lurus

Garis bentuk gambar bentangan dilengkapi dengan menyambungkan titik-titik


ini. Sebegitu jauh, dasar bawah atau muka atas yang dilandai belum
disinggung sama sekali. Apabila dikehendaki, dasar bawah dan muka atas
landai

itu

dapat

disambungkan

pada

gambar

bentangan

samping

permukaan.Dalam pekerjaan logam lembaran, kebiasaannya adalah untuk

31

membuat kampuh pada elemen yang terpendek, agar dapat menghemat


waktu serta untuk sara (conserve) soldir atau sara paku keling.

Gambar 2.14. Pembentangan prisma segi enam lurus dan miring

Contoh 5: Bukaan dua buah tabung yang disambung


Gambar 2.15a menunjukkan sebuah sambungan siku-siku dari dua
buah tabung. Bentuk lingkaran pada pandangan atas dibagi menjadi
12 bagian yang sama besar, kemudian dari titik-titik tersebut ditarik
garis-garis vertikal dan horizontal. Selanjutnya tarik garis vertikal ke
bidang pandangan depan sehingga berpotongan dengan garis
pertemuan kedua tabung. Karena kedua tabung mempunyai garis
tengah yang sama maka garis pertemuan tersebut merupakan garis
lurus. Bukaan dari salah satu tabung ditunjukkan pada Gambar
2.15b, misalkan tabung tersebut dibelah dari titik 1 memanjang.
Dengan menggunakan jangka ukurkan panjang garis-garis a,1 sama
panjang dengana21, garis b,12 sama dengan b22, garis c1, 11
sama

panjang

tergambar.

c23,demikian

Kemudian

seterusnya

titik-titik

a1,

b1,

hingga
c1,

dihubungkan sehingga merupakan garis lengkung

32

semua

sampai

garis

titik

a2

Gambar 2.15. Bukaan dua buah tabung yang disambung

Gambar 2.16. adalah sebuah sambungan berbentuk T dari dua buah


tabung yang garis tengahnya sama. Lingkaran tersebut dibagi
menjadi 12 bagian yang sama besar. Dari titik tersebut ditarik garisgaris ke bidang depan. Karena kedua tabung tersebut mempunyai
garis tengah yang sama maka garis pertemuan kedua tabung
adalah garis lurus. Pada penyambungan ini, garis sambungan
berbentuk V. Guna menggambar bukaan dari bagian A, buat sebuah
empat persegi panjang, bagi menjadi 12 bagian yang sama. Tabung
dibuka dari titik 3 memanjang. Tarik garis-garis a, b, c, d, e,f, dan
g ke empat persegi panjang sehingga memperoleh titik-titik a1, b1,
c1, d1, e1, f1, dan g1. Hubungkan titik-titik tersebut. Untuk
menggambar bukaan bagian B, buat sebuah empat persegi panjang
pembantu dan bagi menjadi 12bagian yang sama. Bila dibuka dari
titik 1 memanjang, makagaris 1a sama dengan garis 1a2, garis 2b

33

sama dengan garis2b2, garis 3c sama panjang dengan garis 3c2,


garis 4dsama panjang dengan garis 4d2, garis 5e sama panjang
dengan garis 5e2, garis 6f sama panjang dengan garis 6f2,dan garis
7g sama panjang dengan garis 7g2. Kemudian titiktitika2, b2, c2,
d2, e2, f2, dan g2, dihubungkan.

Gambar 2.16. Bentangan sambungan T


dua buahtabung/silinder
Gambar 2.17. menunjukkan sebuah sambungan tabung.Tabungtabung tersebut garis tengahnya tidak sama. Tabung yang kecil
disambung

miring

terhadap

tabung

yang

besar.Cara

menggambarnya, buat lingkaran pada ujung tabung yang kecil,


kemudian bagi menjadi 12 bagian yang sama.Tarik garis-garis lurus
terhadap garis x-x sehingga diperoleh titik-titik potong 1', 2', 3', 4',
5', dan 6'.Tarik garis-garis dari titik-titik a1, b1, c1, d1, e1, f1, dan
g1 kebidang pandangan depan sehingga memperoleh titik-titik a,b,
c, d, e, f, dan g. Titik-titik tersebut dihubungkan, garis iniadalah
garis pertemuan kedua tabung yang disambungkan.Gambar 2.16 b

34

adalah bukaan dari tabung A, sedang Gambar 2.16 c adalah bukaan


dari tabung B.

Gambar 2.17. Bentangan sambungan dua buah tabung


dengandiameter yang berbeda

Gambar 2.17. adalah sambungan dari dua tabung, tetapi kedudukan tabung
yang kecil digeser sehingga tidak simetris.Buat lingkaran pada ujung tabung
yang kecil, lingkaran tersebut dibagi dalam 12 bagian yang sama besar. Tarik
garis-garis mendatar dan vertikal sehingga memperoleh titiktitik potong a, b, c,
d, e, f, dan g.Bukaan tabung bagian A tampak pada Gambar 2.17b. Sedang
Gambar 2.17c menunjukkan bukaan tabung B,namun hanya ditunjukkan
separonya.

35

Gambar 2.18. Sambungan dua buah tabung


yang tidak simetris

36

Menentukan panjang sejati garis (true length)


Guna membuat pembentangan permukaan samping obyek, seringkali
diperlukan penentuan panjang sejati garis miring yang menggambarkan
rusuknya. Metode umum untuk menentukan panjang sejati garis landai pada
semua koordinat bidang proyeksi telah dijelaskan teperinci sebelumnya.

Diagram panjang sejati (True Length)


Apabila perlu membentangkan permukaan untuk menemukan panjang sejati
sejumlah rusuk atau sejumlah elemen, sesuatu kekacauan dapat dihindarkan
dengan membuat diagram panjang sejati, berbatasan dengan panjang
ortografik seperti yang terlihat dalam gambar 2.19. elemen digulingkan dalam
kedudukan sejajar dengan bidang F (depan) sehingga panjang sejatinya
terlihat dalam diagram. Pelaksanaan ini mencegah tampang muka dalam
ilustrasi menjadi kusut oleh garis, beberapa diantaranya menggambarkan
elemen dan yang lain akan menggambarkan panjang sejatinya. Gambar 2.20.
memperlihatkan diagram yang memberikan panjang sejati rusuk piramida.
Setiap garis yangmenggambarkan panjang sejati rusuk merupakan
hipotenusa segitiga lurus, yang tingginya adalah tinggi rusuk dalam tampang
muka dan yang dasarnya sama dengan panjangproyeksi rusuk dalam
tampang atas. Panjang proyeksi atas rusuk piramida diukurkan mendatar dari
garis vertikal, yang sebenarnya dapat ditarik dalam sembarang jarak dari
tampang muka. Karena semua rusuk yang mempunyai tinggi yanng sama,
maka garis ini merupakan kaki vertikal bersama
bagi semua segitiga siku dalam diagram. Diagram sejati yang terlihat dalam
gambar 4.46. sebenarnya dapat dibuat dengan sangat baiknya dengan
memakai metode ini

Gambar 2.19. Diagram panjang sejati (metode putar)

37

Contoh 6: Bukaan bentuk benda berbeda ujungnya.


Gambar 2.21b adalah sebuah bukaan dan suatu corong dengan alas
segi empat dan ujungnya berbentuk lingkaran. Lingkaran pada
Gambar 2.21a dibagi menjadi 12 bagian yang sama besar.Dengan
pusat lingkaran di titik B, buat lingkaran di titik 3 dan titik4,
kemudian tarik garis tegak lurus, maka diperoleh titik 3' dantitik 4'.
Panjang garis B3 dan B4, adalah panjang yang sebenarnya. Buat
garis sumbu x-x dan buat CD tegak lurus x-x.Buat garis D171 dan
C171, garis tersebut sama panjang dengan garis B4'. Buat lingkaran
di titik 7, dengan jari-jari 1-2, dan buat lingkaran di titik D1, dengan
jari-jari B3, hingga diperoleh titik 61.
Buat lingkaran di titik 61. dengan jari-jari 1-2 dan buat lingkaran
dititik D1, jari-jari B3, hingga diperoleh titik 51. Dengan pusat di
titikD1 buat lingkaran dengan jari-jari B4, dan di titik 51 dibuat
lingkaran

dengan

jari-jari

1-2

diperoleh

titik

41.

Demikian

seterusnya sehingga garis 11-11 sama dengan keliling lingkaran.

Gambar 2.21. Bukaan dan suatu corong dengan alas segi


empat dan ujungnya berbentuk lingkaran

Gambar 2.21a adalah sebuah piramida yang disambung dengan


silinder. Dengan pusat di titik b1, lingkarkan titik T1 dan tarik garis

38

mendatar sehingga diperoleh titik T2. Garis b2T2 adalah panjang


sisi yang sebenarnya. Bukaan dari piramida ditujukan pada gambar
2.21b yang hanya ditunjukkan separo. Sedangkan Gambar 4.21c
adalah bukaan dari sebuah silinder yang disambungkan.

Gambar 4.21. Bukaan dan sebuah piramida yang


disambung dengan silinder

Gambar 2.22. adalah bukaan sebuah corong segi empat.Gambarlah


beberapa contoh pandangan dalam proyeksi daricorong tersebut,
kemudian cari panjang sisi yang sebenarnya.Caranya, buat busur

39

lingkaran di titik g dengan jari-jari sehingga diperoleh titik b'. Dari


titik b' tersebut ditarik garis mendatar ke sumbu tegak sehingga
diperoleh titik b". Hubungkan titik b" dengan titik g maka panjang
garis tersebut adalah panjang sisi yang sebenarnya.
Cara menggambar bukaan corong tersebut adalah dengan membuat
garis tegak maupun mendatar. Dengan menggunakan jangka
ukurkan panjang garis gh ke garis tersebut. Buat garis tegak lurus
melalui pertengahan garis gh, kemudian ukurkan garis tinggi corong
tersebut sehingga diperoleh titik b' pada garis tinggi. Hubungkan
titik b' dengan titik g dan h, segi tiga tersebut adalah salah satu
bidang dari corong. Dengan menggunakan jangka, ukurkan panjang
ab. Buat busur lingkaran di titik b'dengan jarijari ab, kemudian buat
busur lingkaran di titik hdengan jari-jari hb", maka diperoleh titik a'.
Buat busur lingkaran di titik h dan a' dengan jari-jari hb" hingga
diperoleh titik e'.Lakukan dengan cara yang sama hingga diperoleh
bentuk bukaan corong tersebut.

Gambar 2.23. Bukaan sebuah corong segi empat

Gambar 2.23. menunjukkan bukaan corong segi empat daribahan


pelat dengan proyeksi Eropa (first angle projection).Sebagai dasar
adalah segi empat yang mendatar. Corongtersebut kemudian
digambar pada bidang proyeksi masing-masing.Untuk memperoleh
sisi yang sebenarnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

40

Buat garis e-a' dengan cara membuat busur lingkaran dengan pusat
di titik e dengan jari-jari e-a. Kemudian tarik garis tegak lurus dari
sumbu x-x.
Perpanjangan garis d-a akan berpotongan dengan garis tersebutdi
titik a'.

Gambar 2.24. Bukaan corong segi empat dari bahan pelat

Selain itu perpanjangan garis c-b berpotongan dengan garis


tersebut di titik b'. Hubungkan titik a' dengan a serta b' dengan
bmaka segi empat ea'b'f adalah bidang A yang sebenarnya.
Carayang sama dapat dilakukan untuk memperoleh bidang B yang
sebenarnya. Buat busur lingkaran dengan jari-jari g-c dengan pusat
lingkaran di titik g.

41

Busur tersebut berpotongan dengan x-x. Dari titik ini tariklah garis
dengan sudut 450 dengan sumbu mendatar sehingga berpotongan
dengan sumbu tegak. Kemudian tarik garis mendatar dari titik
tersebut sehingga berpotongan dengan garisdc di titik c'. Selain itu
juga berpotongan dengan perpanjangan garis a-b' di titik b'. Tarik
garis dari titik c' ke c dan dari titik b' iceb sehingga segi empat b'c'gf
adalah bidang B yang sebenarnya.
Gambar 2.24. adalah kerucut yang miring dan dipotong miring.Cara
menggambarnya, buat lingkaran perpotongan pada pandangan atas,
kemudian bagi dalam 12 bagian yang sama besar. Dengan pusat di
titik 0, buat busur lingkaran di titik-titik bagi tersebut ke sumbu x-x,
dan tarik garis-garis ke titik A.Maka garis-garis 71A, 61A, 51A, 41A,
31A, 21A, dan garis 11A adalah panjang yang sebenarnya. Bukaan
dari kerucut tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.34. Dengan pusat
di titik A, buat lingkaran 1 dengan jari-jari 11A, lingkaran 2 dengan
jari-jari 21A , lingkaran 3 dengan jari-jari 31A, hingga lingkaran 7
dengan jari-jari71A. Dari titik 1, 2, 3, 4, 5, 6 dibuat lingkaran
dengan jari-jari122'. Ukurkan panjang sisi yang sebenarnya pada
garisgaris 71,6b, 5c, hingga 1g. Titik-titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
dihubungkan,demikianjuga
dihubungkan.

42

titik-titik

a,

b,

c,

dan

seterusnya

Gambar 2.24. Bukaan kerucut miring dan dipotong Miring

Gambar 2.25a. menunjukkan gambar sebuah piramida dengan alas


berbentuk segi enam. Piramida tersebut dipotong oleh sebuah
bidang yang miring terhadap sumbu x-x. Untuk menggambar
bukaan dari piramida tersebut, kita harus tahu panjang sisi yang
sebenarnya. Panjang sisi 11T dan 41T adalah panjang yang
sebenarnya, tetapi belum mengetahui panjang 2Tdan 3T yang
sebenarnya. Untuk menggambar diperlukan juga panjang 21T dan
31T yang sebenarnya. Untuk memperoleh panjang sebenarnya,
caranya adalah sebagai berikut.
Lingkarkan titik-titik 1, 2, 3, dan 4 dengan pusat lingkaran di titiko
ke sumbu x-x. Diperoleh titik 11, 21, 31, dan 41 Titik 41, 31,
21,dan 11 dihubungkan dengan titik T maka panjang 41T, 31T,
21Tdan 11T adalah panjang yang sebenarnya

43

Gambar 2.25. Bukaan sebuah piramida dengan alas


berbentuk segi enam

Gambar 2.26. Bukaan sebuah piramida dengan alas berbentuk segi


enam menggambarnya adalah sebagai berikut. Buat garis 12T2
sepanjang 11T, kemudian buat lingkaran di titik 12 dengan panjang
jari-jari sama dengan panjang dari salah satu sisi segi enam.Buat
lingkaran di titik T2 dengan jari-jari 21T sehingga berpotongan di
titik 22.Buat lingkaran di titik 22 dengan jari-jari 1-2, kemudian
buat lingkaran dengan jari-jari 31T dengan pusat lingkaran di titik T
dan berpotongan di titik 32. Buat lingkaran di titik 32 dengan jarijari1-2, kemudian buat lingkaran di titik T dengan jari-jari 41T
sehingga

berpotongan

di

titik

42.

Bila

titik-titik

tersebut

dihubungkan satu sama lain merupakan bukaan dari alasnya.


Sekarang ukurkan panjang sisi-sisi 42d2 sama dengan 41d1, 32c2
sama dengan 31c1,22b2 sama dengan 21b1, dan panjang 12a2
sama dengan i1a1 . Kemudian titik-titik a2, b2, c2, dan seterusnya
dihubungkan.

44

b) Pemakaian Metode Segitiga


Contoh 1 : Pembentangan piramida

Gambar 2.26. Pembentangan piramida

Contoh 2: Membentangkan piramida lurus


Untuk membentangkan permukaan (membuka lipatan) permukaan
samping piramida lurus, perlulah untuk lebih dahulu menentukan
panjang sejati rusuk dan ukuran sejatidasar. Dengan informasi ini,
pembentangan dapat dibuat dengan menampakkan muka dalam
urutan berturut-berturutdengan rusuk bersama disambungkan.
Apabila

permukaan

dibayangkan

dibuka

lipatannya

dengan

memutar piramida, seperti terlihat dalam gambar 2.27. maka tiaptiap muka segitiga digulingkan kedalaman bidang sekeliling rusuk
yang

menjadi

miliknya

sebelumnya.

45

bersama

dengan

sekeliling

muka

Gambar 2.27. Pembentangan piramida segitiga

Karena semua rusuk piramida yang terlihat dalam gambar2.28.


sama panjangnya, maka hanyalah perlu untukmenemukan panjang
satu rusuk A1 dengan mengulingkannya dalam kedudukan af.
Rusuk dasar, 1-2, 2-3dan seterusnya adalah sejajar dengan bidang
proyeksi mendatar dan sebagai akibatnya kelihatan dalam panjang
sejatinya dalam tampang atas. Dengan informasi ini, gambar
bentangan dapat dibuat lengkap dengan mudah dengan membuat
keempat permukaan segitiga.

Gambar 2.28. Pembentangan prisma segi empat miring

46

Gambar 2.29. Pembentangan triangulasi segi tiga dan segi empat

c) Pemakaian metode trianggulasi

Gambar 2.30. Triangulasi permukaan.

47

Metoda trianggulasi pembentangan dengan pendekatan permukaan


yang mampu dibentangkan.
Permukaan yang tak mampu dibentangkan dapat dibentangkan dengan
pendekatan

apabila

permukaannya

dimisalkan

tersusun

dari

sejumlah

permukaan kecil yangdapat dibentangkan. Metode khusus yang biasanya


dipakai untuk permukaan baling (warped surface) dan permukaan kerucut
miring dikenal dengan metode triangulasi.
Prosedurnya terdiri dari sama sekali menutupi permukaan samping
dengan segitiga kecil dengan jumlah banyak, yangakan terletak degan
pendekatan pada permukaan. Segitigaini, apabila disusun dalam uluran sejati
dengan rusuk milik bersama disambungkan, menghasilkan gambar bentangan
dengan pendekatan yang cukup cermat untuk kebanyakan
tujuan praktis. Gambar 2.31

Gambar 2.31. Bagian peralihan pipa yang menyambung


pipa bulat dan pipa bujur sangkar

48

Gambar 2.32. Bagian peralihan pipa bulat dan pipapipa bujur sangkar

49

Gambar 2.33. Bagian peralihan pipa bulat dan pipa lonjong

Membentangkan bagian peralihan pipa yang mempunyai permukaan


mampu dibentangkan dengan pendekatan lewat metode tringulasi.
Gambar 2.34. memperlihatkan separoh gambar bentangansuatu bagian
peralihan pipa yang bukan mempunyai permukaan berbentuk kerucut sebagian,
melainkan

mempunyai

permukaan

baling.

Metode

membangun

gambar

bentangan agak serupa, tetapi gambar bentangan ituterbentuk oleh sejumlah


segitiga kecil, dengan ukuran sejati,yang disusun untuk mendekati permukaan.
Ukuran sejati perpotongan berbentuk lingkaran dapat dilihat dalam tampang
atas, dan ukuran sejati perpotongan berbentuk elips diperlihatkan dalam
tampang bantu yang dibangun untuk keperluan itu.
Paroh muka lingkaran dalam tampang atas hendaknnya dibagi dalam
bagian sama dalm jumlah yang sama seperti parohan tampang bantu. Dengan
menyambung titik bagi, permukaan dapat dibagi pada awalnya dalam bentuk
bersisi empat. Sebaiknya bentuk bersisi empat (quadrilaterals) ini dapat dibagi
lagi dalam segitiga dengan menarik diagonal yang sekalipun menurut teori

50

berupa garis melengkung, dianggap sebagai garis lurus. Panjang sejati elemen
dan panjang sejati diagonal diketemukan dengan membuat dua diagram
panjang sejati secara terpisah dengan memakai metode yang dilukiskan dalam
gambar 2.34.

Gambar 2.34 Pembentangan Bagian peralihan pipa


lewat triangulasi

Profil Bola/Membentangkan bola


Permukaan bola merupakan permukaan lengkung berganda yangdapat
dibentangkan hanya lewat waktu metode pendekatan. Metode pendekatan yang
lazim dipakai dilukiskan dalam gambar 2.35.Di (a) penampang dibagi dalam
dua

bagian

meridian

silinder

yang

sama

dalam

jumlah

yang

sama.

Permukaannya yang dibentangkan merupakan gambar bentangan pendekatan


untuk

bola.

Ketika

membuat

gambar

bentangan

perlulah

untuk

membentangkan permukaan satu bagian (seksi) saja, sebab satu bagian ini
dapat dipakai sebagai pola untuk permukaan bentangan untuk masing masing
bagian lainnya.

51

Di (b) bola dipotong oleh bidang sejajar yang membaginya dalam


sejumlah bagian mendatar; permukaannya mendekati permukaan bola. Masingmasing bagian ini dapat dianggap sebagai kerucut lurus terpancung yang
puncaknya bertempat pada perpotongan tali busur yang dipanjangkan.

Gambar 2.35. Pembentangan bola dengan pendekatan

52

Gambar 2.36. Pembentangan bola dengan sambunganpipa tegak

53

Gambar 2.37. Pembentangan bola dengan sambunganpipa datar

Perpotongan : Garis perpotongan permukaan geometric


Garis perpotongan dua permukaan adalah garis yang dimiliki bersama
oleh kedua bidang itu. Garis ini dapat dianggap sebagai garis yang akan
ditempati oleh titik-titik dimana elemen suatu permukaan akan menembus
permukaan lainnya.
Hampir semua garis pada gambaran ortografik praktis merupakan garis
perpotongan; karena itu, pembicaraan berikut ini dapat dianggap studi yang
diperluas menganai subjek itu juga. Metode yang disajikan dalam bab ini adalah
prosedur yang dikenali dengan mudah untuk menemukan garis perpotongan
yang lebih rumit, yang diciptakan oleh perpotongan permukaan giometrik.
Guna membuat lengkap suatu tampang gambar kerja atau suatu
tampang yang perlu untuk membentangkan permukaan bentuk geometrik yang
berpotongan,
permukaan.

serengkali
Pada

harus

gambar

diketemukan

kerja

biasa,

garis
garis

perpotongan

antara

permotongan

dapat

dipalsukan(faked in) melalui beberapa titik kritis. Tetapi pada gambar logam
lembaran harus ditempatkan titik dalam jumlah yang cukup untuk memperoleh

54

garis perpotongan yang cermat dan gambar bentangan yang pada akhirnya
harus cermat.
Garis perpotongan dua permukaan diketemukan dengan menentukan
sejumlah titik yang dimilliki bersama oleh kedua permukaan itu melalui titik ini
menarik garis atau garis-garisdalam urutan yang tepat. Garis perpotongan yang
dihasilkan

dapat

lurus,

melengkung

atau

lurus

dan

melengkung.

Soal

menemukan garis yang serupa itu dapat dipecahkan dengan salah satu metode
umum, tergantung dari tipe permukaan yang bersangkutan. Dengan maksud
menyederhanakan pembicaraan tentang perpotongan ini hendaknya dimisalkan
bahwa semua soal dibagi dalam dua kelompok umum ini:
Kelompok 1: soal yang melibatkan dua bentuk geometri, yang keduaduanya tersusun dari permukaan bidang.
Kelompok 2: soal yang melibatkan bentuk geometrik yang atau mempunyai
permukaan lengkung tunggal atau mempunyai permukaan
lengkung berganda.
Menentukan titik tembus lewat pemeriksaan (Gambar 2.37) adalah mudah
untuk menentukan di mana garis yang diketahui menembus permukaan,
apabila permukaan itu tampak sebagai tampang tepi (garis) dalam salah satu
tampang

yang

diketahui.

Misalnya,

apabila

garis

AB

yang

diketahui

diperpanjang seperti diperlihatkan di (a) tampang F untuk titik tembus C


didapati CF, dimana tampang depan garis AB yag diperpanjang itu berpotongan
dengan tampang garis permukaan. Kalau kedudukan CF dikenal, tampang H
untuk titik C dapat diketemukan dengan cepat dengan meproyeksikan ke atas
pada tampang H untuk AB yang diperpanjang. Di (b) tampang H (fH) untuk titik
tembus F diketemukan lebih dahulu dengan memperpanjang dHeH samapai
berpotongan dengan tampang tepi untuk permukaan yang ditembus olehgaris.
Dengan memproyeksikan ke bawah, f Fditempatkan padad Fe F yang
diperpanjang. Di (c) tampang untuk titik tembus K diketemukan dengan cara
yang sama seperti di (b), yang membedakan adalah bahwa tampang tepi untuk
bidang yangditembus oleh garis tampak sebagai busur lingkaran dalam
tampang H dan bukan sebagi garis lurus. Harus diperhatikan bahwa sebagian

55

dari garis dapat dilihat pada tampang F,sebab titik tembusnya berada pada sisi
belakang silinder.
Tampang F dan tampang H untuk titik R di (d) dapatdiketemukan dengan
mudah dengan memproyeksikan setelah tampang P di (r P) untuk R sekali
ditetapkan dengan memperpanjang pPqP untuk perpotongan dengan tampang
garis permukaan.

Gambar 2.38. Menentukan titik tembus lewat pemeriksaan

56

Menentukan titik tembus dengan memakai bidang proyektor


garis (line proyekting plane )
Apabila garis menembus bidang miring yang diketahui dan tampang tepi tidak
diketahui, seperti dalam gambar 2.39, bidang proyektor garis (bidang potong)
dapat dipakai untuk menetapkan garis perpotongan yang akan ditempati garis
tembus. Dalam lukisan, dipilih bidang proyeksi vertikal yang akan ditempati
garis RS yang diketahui dan yang memotong bidang ABC yang diketahui
sepanjang garis DE, seperti yang dilukiskan oleh gambar pelukisan.

Gambar 2.39. Pemakaian bidang yang memproyeksikan garis

Menemukan tempat dimana garis menembus benda Padat


geometrik-silinder-kerucut-bola dengan memakai bidang
proyeksi (gambar 2.37).
Titik

dimana

garis

menembus

silinder,

kerucut

atau

bola

dapat

diketemukan dengan mudah melalui pemakaian bidang proyektor (proyektor


plane) (bidang potong) yang ditempati oleh garis yang diketahui seperti
dilukiskan di (a), (b) dan (c).

57

Gambar 2.40. Menentukan tempat dimana garis


menembusbenda pada geometrik

Menentukan titik di mana garis menembus kerucut-halumum.


Titik tembus untuk garis dan kerucut merupakan titik perpotongan antara
garis dan kedua elemen spsifik pada kerucut yang terletak dalam bidang
proyektor

yang ditempati oleh garisdan oleh titik puncak kerucut.

Ini

menyingung suatu kondisi istimewa yang untuk keperluan itu dapat dipakai
bidang proyektor garis. Untuk hal ini, berlaku pernyataan sebagi berikut: titik
tembus antara garis dan sembarang permukaan harus terletak pada garis
perpotongan antara permukaan yang diketahui dan
bidang potong yang ditempati oleh garis. Teranglah bahwa bidang potong yang
tak terhingga banyaknya dapat diambil untuk dapat ditempati oleh gari AB
dalam

gambar

2.38,

tetapi

kesemuanya

itu

akan

menghasilkan

garis

perpotongan melengkung, kecuali dalam hal satu bidang yang dipilih untuk
lewat melalui titik puncak O kerucut

58

Gambar 2.41 Menentukan titik dimana garis menembus


kerucut hal umum.

59

5. Peralatan Kerja
Berikut peralatan tangan yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam
adalah alat melukis, alat ukur, alat potong dan alat penyambung.
Penggores
pe

pe

Penggunaan
yang salah

Penggunaan
yang benar

Gambar 2.42 Penggores dan penggunaannya

Penggores adalah salah satu alat lukis garis untuk benda kerja/pelat yang
hasil goresannya bersifat permanen.Keterbatasan penggunaan penggores
diantaranya adalah sulit terlihat, bila untuk pekerjaan pemotongan
dengan gas.Perlu pengecatan ulang pada permukaan benda kerja, bila
terjadi kesalahan garis.Dapat menimbul karat, walaupun pada bahan
berlapis stainless steel.Hanya disarankan untuk digunakan pada bahan
ferro
Kapur Teknik
(Engineers Chalk )

bagian
runcing
kapur

mistar baja

Penggunaan kapur teknik yangbenar

Gambar 2.43 Kapur teknik dan penggunaannya

Kapur teknik adalah jenis kapur yang relatif keras dan dapat diruncing
ulang serta hasil goresannya bersifat non-permanen (dapat dihapus ).
Hampir
termasuk

semua jenis bahan dapat dilukis dengan kapur teknik ini,


untuk

garis

potong

pada

pemotongan

dengan

gas.

Keterbatasan penggunaan kapur teknik adalah tidak permanen (dapat


terhapus sewaktu-waktu), terhapus oleh air, sulit terlihat pada beberapa
bahan non-ferro.

60

Penitik

Gambar 2.44 Penitik teknik dan penggunaannya

Penitik terbuat dari bahan baja perkakas yang sebelum dilakukan


perlakuan panas dibentuk/dibuat dengan mesin perkakas (seperti
mesin bubut atau frais) dengan ukuran berkisar antara 5 13 mm dan
bentuk penampang yang beragam, seperti : bulat, segi empat atau segi
enam.Pada pekerjaan fabrikasi, penitik dipakai untuk : menandai dan
membuat titik pusat
Garis Kapur

Gambar 2.45 Garis kapur teknik dan penggunaannya

Garis kapur untuk membuat garis lurus yang panjang pada bahan yang
tidak

dicat

(berlapis)

atau

pada

lantai.

Caranya

adalah

dengan

mengikat/klem salah satu ujung benang yang telah diberi kapur kemudian
diangkat benang tersebut secara vertikal sebelum dilepas secara kejut.
Hasil garis akan terlihat pada bekat benturan benang. Keterbatasan
penggunaan garis kapur

adalah; Tidak permanen (dapat terhapus

sewaktu-waktu), garis yang terbentuk bisa lebar atau ganda, Kurang


akurat, jika kurang terlatih atau terlalu panjang, Hanya dapat diterapkan
pada bahan yang rata, Sulit terlihat pada beberapa bahan non-ferro.

61

Mistar Lipat
Untuk mungukur dan
memindahkan sudut

Mistar baja
Umtuk mengukur dan menarik garis

Mistar Gulung
Untuk mengukur benda kerja yang panjang
dan radius/lingkaran

Jangka sorong (verniercaliper)


Untuk mengukur benda kerja
denganpanjang terbatas tetapi
dibutuhkan ketelitian

Gambar 2.46 Macam-macam alat ukur

Jangka Tongkat
Untuk mnggaris konstruksi dan lingkaran
yang besar, memindahkan ukuran dan sudut
dan melukis konstruksi geometrik

- Jangka Kaki
Untuk melukis garis lengkung dan
lingkaran, memindahkan ukuran
dan sudut, melukis konstruksi
geometrik

Gambar 2.47 Macam-macam Jangka

Keselamatan kerja
1.
2.
3.
4.
5.

Perhatikan penggunaan alat-alat untuk mempola :


Jaga agar alat-alat selalu dalam keadaan tajam
Buang bagian yang rusak pada kepala penitik dan pahat
Jangan menyimpan penggores di dalam kantong
Jangan meletakkan alat di atas kursi/bangku tempat duduk
Jaga agar tangkai paku selalu terpasang secara kuat.

62

Siku Blok:
Untuk menyikukan benda
kerja dan memeriksa
kerataan benda kerja serta
menarik garis siku.

sudut bilah
lurus dan
sejajar

Siku Pelat
Untuk menyikukan benda
kerja dan menarik garis siku.

sudut bilah
lurus dan
sejajar

Siku Bevel
Untuk memindahkan sudut

baut
pengatur

protractor

Siku kombinasi
Untk melukis berbagai
ukuran sudut dan
menentukan titik pusat suatu
benda kerja yang
berpenampang
bulat/linkaran.

Gambar 2.48 Macam-macam Penyiku

Palu Konde

Palu Konde
Untuk membentuk paku
keling, memukul (secara
umum)

Palu Pen

Palu Pen
Untuk memukul (secara
umum), peregangan

Gambar 2.49Macam Palu besi

63

Palu Tembaga

Palu Karet

Palu Plastik

Palu Kayu

Gambar 2.50 MacamPalu lunak

Landasan

64

Gambar 2.51 MacamLandasan

Gambar 2.52 MacamLandasan dan dudukannya

Gergaji
Gengaji Tangan(Hacksaw) Gergaji tangan
digunakan untuk memotong bendabenda konstruksi logam kecil seperti besi
profil, pipa bulat atau segi empat dan
besi plat.
Pemilihan daun gergaji :
Daun gergaji dibuat dalam berbagai
ukuran dan jumlah rigi/ gigi. Khusus
untuk gergaji tangan, ukuran gergaji
ditentukan oleh berapa banyak gigi per
inchi (25,4 mm). Untuk pemakaian
umum digunakan daun gergaji dengan
jumlah 18 gigi per inchi.
Adapun penggunaan daun gergaji untuk bermacam-macam bahan adalah
sebagai berikut:

Besi/profil baja lunak :


Digunakan : 14 gigi/inchi

Tembaga, kuningan, pipa


medium :
Digunakan : 24 gigi/inchi

Baja perkakas pipa baja,


besi siku:
Diguinakan : 18
gigi/inchi
Tembaga, kuningan,
pipa medium :
Digunakan : 32
gigi/inchi

Gambar 2.53 Gergaji Besi dan Penguunaannya

65

Keselamatan kerja
Perhatikan penggunaan gergaji tangan :
1. Jangan menekan dan mendorong terlalu kuat karena akan
menyebabkan patahnya mata gergaji dan berbahaya.
2. Gunakan kaca mata untuk melindungi kalau mata gergaji patah
3. Ganjal bahan yang dipotong supaya mata gergaji tidak terjepit.
4. Hati-hati sisi bekas gergaji yang tajam
5. Jangan menggosokkan tangan ke mata gergaji

Gunting
Untuk memotong pelat, terutama pelat baja lunak, seng, pelat lapis
timah, dan pelat tembaga.
Gunting Lurus
Gunting
lurus
digunakan
untuk
menggunting
lurus.
Gunting
ini
mempunyai rahang lurus, panjangnya
antara 2 sampai 4",
sedangkan
panjang seluruhnya adalah antara 7
sampai 15 3/4".Gunting lurus dalam
penggunaannya dapat digunakan dengan
tangan kanan dan tangan kiri.
Gunting
Kombinasi/Universal

Gunting kombinasi mempunyai ukuran


yang sama dengan gunting lurus. Beda
antara gunting kombinasi dan gunting
lurus
adalah
pada
penampang
potongnya; kalau pada gunting lurus
berpenampang lurus, maka pada gunting
kombinasi
berpenampang
sedikit
lengkung (curva). Disamping itu juga
bisa digunakan untuk memotong bentukbentuk yang tidak teratur.

Gunting
Lingkaran/Lengkung

Gunting lingkaran/lengkung digunakan


untuk pemotong lengkung, karena sisi
potongnya berbentuk lengkung. Dalam
pemakaiannya dapat digunakan dengan
tangan ataupun tangan kiri. Ukuran dari
gunting lingkaran ini adalah sama
dengan gunting lurus, yaitu panjang
seluruhnya adalah 7 sampai 15" dan
rahang 2 sampai 4 ".

Gunting Dirgantara

Gunting dirgantara (aviation atau

66

airplane snip)
Terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
digunakan dengan tangan kiri dan kanan
serta lurus dengan panjangnya sekitar
10 inchi (250 mm) dengan panjang
rahang 2 inchi. Sisi potong agak
bergerigi dan dikeraskan, sehingga dapat
memotong pelat yang relatif tebal ( 0,8
mm ).

Gambar 2.54Gunting plat dan Penguunaannya

Membedakan antara gunting kanan dan kiri adalah dengan melihat


sisi potong dan warna tangkainya. Sisi potong atas dari gunting
kanan terletak sebelah kanan, demikian pula sebaliknya; sisi potong
atas gunting kiri terletak sebelah kiri..Penggunaan gunting kanan
adalah untuk pemotongan arah kiri, sedang gunting kiri adalah untuk
pemotongan arah kanan.

Keselamatan kerja
Perhatikan penggunaan gunting :
1. Gunakan gunting sesuai kemampuan gunting. Jangan memotong
bukan pelat.
2. Jaga agar hasil potongan (yang tajam) jauh dari tubuh
3. Jangan menggunakan mata potong gunting yang rusak, karena
akan menyebabkan hasil potong juga rusak.
4. Jaga tangkai gunting (handle) tidak menjepit tangan.

67

Kikir
Kikir terdapat beberapa jenis yang sesuai
dengan hasil kekasaran permukaan yang
dihasilkan.
Kikir
kasar
(bastard)
digunakan untuk pengasaran,
hasil
pengikiran adalah kasar. Kikir sedang
(secound cut) ini digunakan untuk
pengiriman
secara
umum
dan
menghasilkan permukaan cukup bagus.
Sedangkan kikir halus (smooth atau
dead) untuk mendapat permukaan yang
halus.
Kikir dibersihkan dengan menggunakan
sikat baja (wire brush). Dengan cara
pembersihan harus searah dengan alur
kikir.
Gambar 2.55 Kikir dan Penguunaannya

Keselamatan kerja
Perhatikan penggunaan kikir :
1. Jangan menggunakan kikir yang tidak mempunyai tangkai
2. Lakukan pengikiran dengan cara yang benar
3. Hati-hati tangan jangan sampai terjepit dan tidak menyentuh
bendah kerja
4. Berdirilah dengan sempurna
5. Jangan mengikir secara terburu-buru

Pahat
Pahat Rata/Lebar ( Flat )
Pahat rata/lebar ini digunakan untuk
membersihkan gerigi las, memahat alur
dangkal, membersihkan sisa pengerjaan
dan memotong paku keling serta baut.

68

Pahat Rata Pendek ( Crosscut )


Pahat rata pendek digunakan untuk
memahat alur tegak lurus atau segi
empat dan membersihkan bahan pada
bagian yang sempit.
Pahat Radius.
Pahat radius digunakan untuk memahat
alur radius, memperbesar lubang dan
mensenterkan kembali lubang bor yang
telah terlanjur tidak senter.

Pahat Berujung Runcing


(Diamond Point Chisel )
Pahat ini digunakan untuk pemahatan
pengerjaan akhir sudut bagian dalam,
membuat alur V pada retak rigi las yang
perlu perbaikan dan membuat celah pada
pelat
dan
pipa
supaya
mudah
dipatahkan.
Gambar 2.56 Pahat dan Pengunaannya

Keselamatan kerja
Perhatikan penggunaan Keselamatan kerja pada penggunaan pahat:
1.
2.
3.
4.

Jangan gunakan pahat dengan kepala yang telah kembang/rusak


Pakai kaca mata bila sedang memahat.
Pastikan bahwa pahat diasah dengan benar.
Gunakan pahat yang sesuai dengan jenis pekerjaan

Bor Tangan ( Portable Drill )


Bor ini digunakan untuk membuat lubang yang relatif kecil ( maks.
13mm ), mengebor arah samping, reamer lubang untuk konstruksi baja dan
pengerjaan pelat ringan. Bor tangan ini dapat digerakkan dengan listrik atau

69

udara bertekanan dan juga terdapat tingkatan kecepatan, kejut dan putar
balik.Bor dengan penggerak listrik dapat dipasangkan dudukan magnit untuk
menetapkan mesin bor pada permukaan logam yang datar.Pemakanan bor
tangan ini diatur secara manual.

Gambar 2.57 Bor Tangan

Mesin Bor Bangku


Mesin bor bangku digunakan untuk mengebor lubang-lubang pada benda
kerja kecil misalnya pada profil sudut, pipa bulat dan segi empat serta pelat
dengan ukuran yang sesuai.

Gambar 2.58 Mesin Bor Bangku

Kelemahan mesin bor bangku :

Besar benda kerja sangat terbatas

Besar lubang yang dibor terbatas oleh ukuran cekam bor dan batasan
kecepatan

Pemakanan pengeboran harus dilakukan secara manual satu arah dan


putaran juga satu arah.

70

Mesin Bor Radial


Mesin bor ini digunakan untuk mengebor benda kerja yang lebih besar
dari benda kerja yang tidak dapat dibor pada mesin bor bangku.Panjang
langkah dapat dilakukan antara 600 mm sampai 3600 mm. Kepala bor dapat
diturunkan dan dinaikkan sepanjang tiang penyangga dan dapat diputar
360o.Posisi bor dapat terkunci dengan baik disegala posisi disepanjang tiang
penyangga dan bila diperlukan benda kerja dapat diikatkan dilantai.Ukuran
mata bor dan batasan kecepatan tersedia lebih banyak.Mesin ini dapat
dimakankan secara manual atau atomatis serta dapat bergerak mundur
sehingga memungkin untuk melaksanakan mengetap ulir pada lubang yang
baru selesai di bor.

Gambar 2.59 Mesin Bor Radial

Keselamatan kerja
Perhatikan penggunaan Keselamatan Kerja Penggunaan Mesin Bor :
1. Jangan memakai pakaian yang longgar pada saat mengebor.
2. Pakailah sepatu kerja dan kaca mata pengaman selama bekerja.
3. Lindungi rambut dari putaran bor; jika berambut panjang, maka
ikat rambut kebelakang dan/atau pakailah topi pengaman.
4. Pasang mata bor dengan cukup kuat
5. Sesuaikan kecepatan potong bor dengan ukuran mata bor.
6. Gunakan sikat untuk membersihkan tatal dari meja bor.

71

6. Bahan-Bahan Fabrikasi
Baik fabrikasi ringan ataupun fabrikasi berat, secara umum menggunakan
bahan yang sama; hanya berbeda bentuk dan ukurannya saja. Bahan-bahan
fabrikasi dibagi atas dua jenis, yaitu bahan metalik dan non-metalik. Bahan
metalik terdiri dari dua kelompok, yakni : logam ferro dan non-ferro. Logamlogam ferro mengandung besidan biasanya bersifat magnetik dan logam nonferro tidak mengandung besi.Sedangkan bahan non-metalik atau plastik secara
umum adalah polyvinilchloride (PVC ).Berikut ini adalah bahan-bahan yang biasa
dipakai pada pekerjaan fabrikasi dan spesifikasinya :
a.

Logam Ferro :

Pelat baja hitam ( hot rolled steel )

Pelat baja putih ( cold rolled steel )

Bahan galvanis

Pelat seng

Verisclad

Pelat timah

Bahan tahan karat ( Stainless steel ), dll

b. Logam Non-Ferro :

Aluminium

Tembaga

Kuningan

Suasa ( bronze )

Timah hitam, dll

Dalam perdagangan, bahan-bahan fabrikasi tersedia dalam beberapa spesifikasi


(ukuran dan profil/bentuk ) bahan untuk kerja fabrikasi logam, yaitu :
a. Pelat Tipis ( Sheetmetal )
Pelat tipis biasanya tersedia dalam bentuk lembaran dan gulungan (rol)
dengan ketebalan antara 0,25 3,0 mm dan lebar antara 150 1500 mm.
Untuk pasar Indonesia yang umum tersedia adalah dengan lebar

900,

1000 dan 1220 mm.Pelat tipis yang diperdagangkan terdiri dari beberapa
pilihan, di mana tersedia pelat tipis tanpa lapis tahan karat dan berlapis
tahan karat, yaitu :
-

Lapis organik (PVC film) yang biasa disebut verisclad

72

Lapis metalik ( metallic coatings ), antara lain : galvanis (galvabon ),


zincaform dan Zinc-Hi-Ten ( ZHT).

Lapis seng/aluminium, disebut : Zincalume

Lapis seng/besi, disebut : Zincanneal

Lapis timah hitam/putih, disebut : Terne

Electro-Zinc, disebut : Zincseal

Rol dingin ( cold rolled )

Rol panas (hot rolled )

b. Pelat Strip/Batangan
Pelat strip tidak selebar pelat tipis/tebal, tetapi tersedia dengan sudut/sisi
yang siku dan ridius dengan lebar antara 10 300 mm serta tebal antara 3
12 mm.

Gambar 2.60Spesifikasi besi plat strip

c. Pelat Tebal
Pelat tebal tersedia dengan ketebalan antara 3,0 180 mm dengan lebar
yang bervariasi, yaitu antara 900 mm 3000 mm.
d. Besi Siku
Besi siku adalah baja profil yang dibentuk melalui proses pengerolan. Dalam
perdagangan tersedia besi siku dengan lebar kedua sisi siku yang sama dan
ada yang tidak sama.

73

Gambar 2.61Spesifikasi besi siku

e. Besi Beton ( Round Bar )


Besi beton dalam perdagangan dapat berupa kawat sampai dengan
batangan yang berdiameter besar.
f. Pipa/Baja Profil
Pipa/baja profil dibuat melalui proses rol dan tarik untuk dibentuk menjadi
berpenampang segi empat, segi panjang dan pipa bulat dengan panjang
yang beragam, diantaranya 4 meter dan 6 meter.
7. Metode-Metode Penyambungan
Hampir

semua

pekerjaan/produk fabrikasi membutuhkan penerapan

berbagai metode penyambungan atau pengikatan/pengancingan. Pemilihan


metode penyambungan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

Kualitas atau hasil akhir produk yang akan disambung

Kekuatan, fleksibelitas, kemudahan bongkar-pasang, ketahanan terhadap


panas, dll

Nilai ekonomi pruduk itu sendiri, dampak lingkungan.

Kemungkinan penerapan penggunaan jenis-jenis sambungan, seperti las


dan baut-mur.

Jenis-jenis sambungan dan pengikatan yang banyak diterapkan pada pekerjaan


fabrikasi adalah :
a. Sambungan Keling
Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling (sambungan keling)
masih banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan
dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.Jenis paku keling
cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara ataualat yang beragam pula,
namun yang banyak dipakai pada pekerjaan fabrikasi adalah sbb :

74

Paku Keling Pejal


Digunakan rivet set untuk
membuat
sambungan
keling. Paku keling pejal
yang terbuat dari bahan
aluminium, duraluminium,
baja lunak

Gambar 2.62 Alat dan penggunaan paku keling pejal

Paku keling pejal adalah salah satu metode penyambunganyang sederhana.


Sambungan ini diterapkan seperti pada jembatan dan pesawat terbang.
Penggunaan metode penyambungan dengan pakukeling
digunakan

untuk

penggunaan rivet

penyambungan

pelat-pelat

ini sangat baik

alumunium.

Pengembangan

dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang

sukardilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiapbentuk kepala
rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri,masing masing jenis mempunyai
kekhususan dalam penggunaannya.

Cara pemasangan paku keling adalah sebagai berikut:


1) Tidak terlalu berdekatan dan berjauhan jaraknya.
2) Jika jarak antar paku terlalu besar dapat terjadi buckling.
3) Jarak maksimum biasanya adalah 16 x tebal plat.
4) Jarak dan pusat paku keling dengan sisi plat tidak bolehterlalu kecil,
sebab dapat terjadi kegagalan.

Gambar 2.63 Jarak pemasangan paku keling

75

Gambar 2.64Jenis-jenis rivet dibagi menurut bentuk kepalanya

Pengeling Pop
( Blint Riveter)

Gambar 2.65 Alat dan penggunaan keling pop

76

Blint Riveter adalah rivet yang pemasangan kepala bawahnya tidak

memungkinkan

menggunakan

bucking

bar.

Penggunaan

rivet

jenis

ini

dikarnakan terlalu sulit kondisi tempat pemasangan bucking bar pada sisi shop
headnya,

sehingga

sewaktu

pembentukan

kepala

shopnya

tidak

dapat

menggunakan bucking bar. Dari kenyataannya inilah diperlukan rivet spesial


yang pemasangan hanya dilakukan pada salah satu sisi saja. Kekuatan rivet
spesial ini tidak sepenuhnya diperlukan dan rivet tipe ini lebih ringan beratnya
dari

rivet-rivet

karakteristik

yang

lain.

tersendiri.

Rivetspesial
Demikian

diproduksi

pula

untuk

oleh

pabrik

pemasangan

dengan
dan

pembongkarannya memerlukan perlatan yang khusus atau spesial. Komposisi


rivet spesial ini mengandung 99,45 % aluminium murni, sehingga kekuatannya
tidak menjadi faktor utama. Dimensi rivet spesial ini dapat dilihat pada tabel
berikut menurut standar diamond brand.
Cara menggunakan keling pop:
1 Tempatkan/masukkan paku
keling
pop
ke
lubang
sambungan
keling
dan
pasangkan pengeling pop
sampai
rapat
dengan
permukaan paku keling.

Tekan tuas pengeling pop


beberapa
kali
sambil
pengeling ditekan sampai
paku penariknya putus.

Tarik tuas pengeling dan


keluarkan paku penarik yang
telah putus.

Gambar 2.66 Cara menggunakan pengeling pop

77

b. Sambungan Sekrup
Sambungan sekrup pada pengerjaan fabrikasi digunakan secara luas, karena
mudah digunakan, dan dapat dibongkar-pasang serta dapat diganti jika
rusak.Sesuai dengan kebutuhan konstruksi maka sekrup telah dibuat dengan
berbagai ukuran dan bentuk. Berikut ini adalah macam-macam bentuk kepala
sekrup yang dapat diperoleh dipasaran/dalam perdagangan :

Gambar 2.67 Bentuk-bentukKepala Sekrup

c. Self Tapping dan Self Drilling


Sekrup self tapping adalah salah satu jenis sekrup yang dapat mengulir
sendiri sehingga dapat mengikat secara cepat tanpa perlu ada persiapan ulir
pada benda kerja yang akan disambung, tapi cukup berupa lubang yang
ukurannya maksimum sama dengan diameter dalam ulir sekrup.Sedang sekrup
self drilling mempunyai ujung yang memungkinkan untuk membuat lubang
sebagai awal penguliran dan kemudian dengan cara yang sama dengan self
tapping dapat mengulir sendiri.

Gambar 2.68 Self Tapping dan Self Drilling

d. Sambungan Baut-Mur
Sambungan baut-mur digunakan secara luas untuk menyambung/mengikat
pelat pada pekerjaan fabrikasi logam dan lebih banyak dipakai pada konstruksi
pelat tebal.Adapun bentuk-bentuk baut yang tersedia dalam perdagangan
untuk pekerjaan fabrikasi adalah sbb :

78

Gambar 2.69 Bentuk-bentuk Baut

Gambar 2.70 Gambar kepala dan ujung sekrup

Sekrup atau baut adalah suatu batang atau tabung denganalur heliks
pada permukaannya. Penggunaan utamanyaadalah sebagai pengikat (fastener)
untuk menahan duaobyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk

79

mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan
sebagai bidang miring yang membungkus suatubatang. Sambungan skrup/baut
dan

mur

merupakan

sambungan

yang

tidak

tetap

artinya

sewaktu-

waktusambungan ini dapat dibuka. Baut, mur dan screw mempunyai ulir
sebagai pengikat. Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya
diantaranya: ulir segitiga, persegi, trapesium, gigi gergaji danbulat. Baut, mur
dan screw digolongkan menurut bentuk kepalanya yakni segi enam, socket segi
enam dan kepalapersegi.

Gambar 2.71nama bagian mur dan baut

Baut dan mur dapat digunakan untuk proses penyambungan antara dua
bagian pelat. Proses penyambungan ini dapat dilakukan dengan mengebor
bagian plat yang akan disambung sesuai dengan diameter baut dan mur yang
akan digunakan. Sambungan baur, mur dan screwini merupakan sambungan
yang tidak tetap artinya sewaktu-waktu sambungan ini dapat dibuka. Baut, mur
dan screw mempunyai ulir sebagai pengikat. Ulir digolongkan menurut bentuk
profil penampangnya diantaranya: ulir segitiga,persegi, trapesium, gigi gergaji
dan bulat. Bentuk bentuk ulir ini digunakan untuk berbagai keperluan. Bentuk
ulir yang paling banyak digunakan adalah bentuk segitiga.

Gambar. 2.72 Klasifikasi Ulir Segi Tiga

80

Jenis Baut, Mur dan Screw


Baut, Mur dan Screw digolongkan menurut bentuk kepalanya yakni segi enam,
socket segi enam dan kepala persegi. Bautdan Mur ini dapat dikelompokkan
sesuai dengan fungsinya diantaranya: baut penjepit, baut untuk pemakaian
khusus,sekrup mesin, sekrup penetap, dan mur .Beberapa contoh-contoh baur,
Mur dan Screw diperlihatkan pada gambar di bawah. Gambar-gambar ini
disesuaikan dengan bentuk kepala baut dan bentuk-bentuk mur dan bentuk
screw.

Gambar 2.73 Baut Tembus, Tap dan Tanam

Gambar 2. 74 Jenis-jenis baut

e. Sambungan Lipat
Sambungan lipat digunakan pada pelat, dengan lipatan ini sangat baik
digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan
melingkar. Sambungan lipat hanya diterapkan pada konstruksi pelat yang relatif
tipisketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab

81

untuk penyambungan pelat yang mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan


menyulitkan untuk proses pelipatannya. Sambungan lipat pada plat dapat
dikerjakan secara manual, di mana hanya dengan menggunakan alat-alat tangan,
seperti palu, perapat ( hand groover ) serta landasan atau dengan menggunakan
mesin-mesin khusus untuk sambungan lipat, misalnya untuk sambungan lipat
pitttsburgh.Ada beberapa macam sambungan lipat, antara lain :

Gambar 2.75Bentuk-bentuk sambungan lipat

1) Sambungan berimpit (lap seam)


2) Sambungan berimpit dengan patri (soldered seam)
3) Sambungan lipat (grooved seam)
4) Sambungan bilah (cap strip seam)
5) Sambungan tegak (standing seam)
6) Sambungan alas luar (lap bottom seam)

82

7) Sambungan alas dalam (insert bottom seam)


8) Sambungan alas tunggal (sigle bottom seam)
9) Sambungan alas ganda (double bottom seam)
10) Sambungan sudut ganda (corner double seam)
11) Sambungan siku (elbow seam)
12) Sambungan siku timbal balik (reversible elbow seam)
13) Sambungan sudut tepi (flange dovetail seam)

Gambar 2.76Stemp pembentuk sambungan lipat

Lebarnya lipat sambungan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan


pelat dan jenis pelat yang digunakan. Untuk konstruksi sambungan lipat ini
dengan ketebalan pelat di bawah 1 mm,lebar lipatan yang digunakan berkisar
antara 3 5 mm.Untuk mendapatkan hasil sambungan lipatan yang baik
dibutuhkan ketelitian dan ketekunan serta memperhitungkan radius lipatan.
Permukaan pelat pada daerah sambungan juga sangat berpengaruh terhadap
kualitas sambungan.Apabila sambungan lipatan pelat dipukul tidak merata atau
menimbulkan cacat bekas pukulan maka kualitas sambungan akan buruk.

83

Contoh Pembuatan sambungan Lipat:


1) sambungan alas ganda

Gambar 2.77 Langkah pengerjaan sambungan alas ganda

Pelat ditekuk menjadi siku

Pelat ditekuk kembali dengan jarak tekuk setebal pelat

Sambungkan pelat tegak dengan pelat alas

Kedua pelat bersamaan ditekuk

2) Sambungan berimpit

Gambar 2.78 Langkah pengerjaan sambungan berimpit

84

Proses pengerjaan sambungan berimpit ini dilakukan dengan tahapan


berikut:

Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung sampai membentuk seperti
lipatan

Sambungkan kedua pelat menjadi rapat

Kuatkan sambungan dengan alat pembentuk sambungan

Gambar 2.79 Penguatan sambungan berimpit

3) Sambungan sudut
Proses pengerjaan sambungan sudut :

Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung atau seperti pada gambar

proses penyambungan lipat yang sudah diberi penguatan

Setelah sambungan terbentuk tekuk bagian yang berlebih padasisi atas


pelat lihat gambar 2.80

Rapikan dan ratakan pemukulan pada sambungan pelat yangterbentuk.

Gambar 2.80 Sambungan sudut alas

85

4) Sambungan untuk bodi


Proses pengerjaan sambungan bodi atau kotak saluran segiempat:

Tekuk keempat sisi saluran dari kedua saluran yang akandisambungkan

Buat bilah sambungan sesuai dengan panjang dan besarnya lipatan yang
direncanakan.

Rapatkan kedua saluran dan sorong dari tepi bilah yang sudahterbentuk
sampai sambungan saluran tersebut tertutup.

Lakukan penyambungan untuk sisi-sisi pelat yang lainnya.

Setelah terbentuk sambungan lakukan pemukulan penguatansambungan


sampai merata.

Gambar 2.81 Sambungan bilah

5) Sambungan untuk tutup melengkung.


Sambungan lengkung pada prinsipnya hampir sama dengansambungan
siku. Tetapi yang menjadi kendala biasanya pada prosespenekukan
bidang lengkungan. Pemukulan bidang lengkung inisebaiknya dilakukan
secara bertahap.

Gambar 2.82 Sambungan Tutup melengkung

86

6) Sambungan alas silinder

Gambar 2.83 Langkah pembentukansambungan alas silinder

f. Teknik Pemukulan
Pemukulan pelat di atas landasan dengan berbagai jenis palumempunyai
teknik-teknik tersendiri. Teknik pemukulan ini biasanyasangat sulit dilakukan
dengan pekerja yang tidak terbiasa dengan kerja pembentukan ini. Teknik
pemukulan ini dapat dipelajari dari kebiasaan atau pengalaman yang dilakukan
secara terus menerus. Pemukulan dengan palu untuk proses pembentukan ini
harus dilakukan dengan teknik dan prosedur yang benar. Apabila proses
pemukulan ini tidak dilakukan mengikuti teknik dan prosedur yang benar maka
akan menghasilkan pemukulan yang menyebabkan pelat menjadi rusak atau
cacat. Teknik memegang palu harus dilakukan secara benar yakni memegang
palu harus berada di ujung tangkai palu. Jika dipengang berada diujung tangkai
palu maka akan menghasilkan gaya pemukulan yang maksimal. Momen impak
yang dihasilkan palu sebanding dengan masa palu dikali dengan jarak
pemegang. Artinya semakin jauh jarak pemegang dengan kepala palu maka
akan menghasilkan impak yang lebih besar. Teknik-teknik pemukulan ini dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1) Pemukulan Peregangan
Pemukulan regang pada dasarnya adalah pemukulan yang dilakukan
untuk meregang pelat menjadi lebih besar. Pelat hasil pemukulan regang
ini menghasilkan bentuk pelat menjadi lebih panjang kearah bagian yang
mengalami pemukulan. Teknik pemukulan regang ini menggunakan palu
kepala pipih di atas landasan rata. Pada saat proses pemukulan pelat

87

akan mengalami menurunan ketebalan akibat dari proses pemukulan


regang.
2) Pemukulan Pengkerutan
Proses

pemukulan

kerut

menghasilkan

pelat

menjadi

terkompres.Pemukulan ini merupakan kebalikan dari proses pemukulan


regang. Dimensi ketebalan pelatnyapun menjadi bertambah.Terjadinya
proses pemukulan kerut ini dilakukan di atas landasan lengkung dengan
palu

kepala

bulat.

Pemukulan

kerut

ini

digunakan

untuk

proses

pembentukan pelat menjadi bentuk mangkuk.


3) Pemukulan Perataan
Pemukulan datar merupakan proses pemukulan yang berfungsi untuk
mendatar bagain pelat yang mengalami peleng-kungan. Pemukulan datar
ini juga dapat diterapkan untuk proses pemukulan pembentukan di atas
landasan. Seperti untuk mem-bengkok pelat di atas landasan persegi.
Teknik pemukulan ini juga dilakukan untuk meratakan hasil pemukulan
regang. Pada saat proses pemukulan regang pelat mengalami cekungan
dan tidak merata.Pemukulan datar ini sangat banyak digunakan untuk
semua proses pembentukan pelat.
4) Pemukulan Keseimbangan
Pemukulan keseimbangan berguna untuk menyeimbangkan kondisi pelat
yang mengalami penyimpangan akibat proses pengerolan.Hasil proses
pengerolan

pelat

biasanya

masih

belum

mengalami

bentuk

bulat

sempurna, maka dengan teknik pemukulankeseimbangan ini akan dapat


menghasilkan bulatan silindermenjadi lebih baik. Proses pemukulan ini
dilakukan dengan memukul bagian pelat yang melonjong pemukulan
pelat ini akan menekan pelat yang melonjong dan menjadi lebih datar
sampai mendekati keseimbangan dari kebulatan silinder yang diinginkan.
5) Pemukulan Pembentukan
Pemukulan membentuk merupakan penggabungan dari beberapateknik
pemukulan yang ada. Proses pemukulan membentuk iniberguna untuk
melakukan pembentukan di atas landasan. `Pelat diletakan di atas
landasan dan dipegang oleh salah satu tangan dan tangan yang satunya
melakukan pemukulan pembentukan sesuai dengan bentuk pelat yang

88

inginkan. Apabila seseorang sudah dapat mensinergikan antara apa yang


ada dalam pikirannya di salurkan melalui tangan dan palu maka akan
menghasilkan bentuk pelat yang seperti apa yang diinginkan dalam
pikiran tersebut.

89

BERLATIH MELAKUKAN PEKERJAAN


KERJA PLAT

Informasi
Setelah mempelajari materi
kerja

plat

di

atas,

Kamu

akan

berlatih

melakukan

pekerjaan

penyambungan tidak dengan panas, yaitu membuat berbagai macam


sambungan pada plat. Pada kegiatan latihan ini, perhatikan hal-hal
berikut ini:

1. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui


penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan ramburambu

peringatan

K3

dan

melaksanakan

pekerjaan

atas

ijin/pengawasan guru.

2. Materi latihan keterampilan disusun secara berurutan, dan setiap


siswa harus secara bertahap menyelesaikan pekerjaan, dan
berpindah/memulai pekerjaan berikutnya atas ijin/pengawasan
guru. Materi latihan terdiri dari:

Latihan 1: Menggambar dan memotong pola


Latihan 2:Membuat sambungan plat
Latihan 3: Membuat kotak persegi

3. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan

90

Rubrik Penilaian
1. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 4
2. KKM : Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

: > 2.66 (Baik)


: > 2.66 (Baik)
: > 2.66(Baik)

3. Skor Siswa =
4. Konversi klasifikasi nilai kualitatif :
Konversi nilai akhir

Predikat

Klasifikasi

86 -100

3.66

81- 85

A-

Sangat
Terampil/
Sangat
Baik

3.33

76 80

B+

3.00

71-75

2.66

66-70

B-

2.33

61-65

C+

56-60

1.66

51-55

C-

1.33

46-50

D+

0-45

Skala 1- 4

Skala 0100

91

Terampil/
Baik
Cukup
Terampil/
Cukup
Baik
Kurang
Terampil/
Kurang
Baik

Latihan 1
Menggambar Dan Memotong Pola

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 1, siswa mampu menggambar pola dan
memotong plat, dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Lukisan pada plat sesuai gambar
2) Hasil pemotongan sesuai gambar
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan menggambar dan memotongsesuai gambar kerja!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

92

sesuai

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Perkakas kerja plat
b. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Bahan
a. Plat Bjls 300 mm x 250 mm, tebal mak 1 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Gunakan penggores, gunting plat yang tajam
3. Baca gambar dengan seksama
4. Kumpulkan dan buang serpihan plat ditempat khusus
5. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja

93

F. Langkah Kerja
1. Potong plat sesuai ukuran kebutuhan bahan
2. Gambar/lukis bentuk benda seperti pada gambar
3. Bentuk benda kerja seperti pada gambar
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat yang digunakan untuk membuat sambungan plat pada
pekerjaan di atas!
2. Jelaskan kondisi dan hal yang membahayakan pada pekerjaan di atas!
3. Sebutkan langkah yang harus di ambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada kerja plat!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

94

Penilaian Latihan 1
Menggambar Dan Memotong Pola
Nama Siswa : .................................
1. PenilaianSikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Sangat
Baik
(4)

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Sangat
Baik
(4)

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

95

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai

No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria
4

Penilaian
Benar
3
2

Salah

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Mengumpulkan
dan membuang
serpihan plat di
tempat khusus
disediakan

Dilakukan

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )
2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 1 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria
4

Penilaian Hasil Pekerjaan

Melukis

2
3

Membentuk
benda kerja
Waktu
penyelesaian

Tuntas diselesaikan
sesuai gambar
Tuntas diselesaikan
sesuai gambar
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3 )

96

Penilaian
Benar
3
2

Salah

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan 1
No
1

Nilai*

Aspek Evaluasi

Angka

Predikat

Penilaian Sikap
Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja
Penilaian Pengetahuan
Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasanalasan mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

Tanda Tangan Siswa:

.....................................
*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

97

.....................................

Latihan 2
Membuat Sambungan Plat
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 2, siswa mampu membuat sambungan
plat, dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Lukisan pada plat sesuai gambar
2) Hasil pemotongan sesuai gambar
3) Hasil sambungan rapih dan kokoh
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat sambungan plat sesuai gambar kerja!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

98

sesuai

B. Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
c. Perkakas kerja plat
d. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e. Rivet set
2. Bahan
a. Plat Bjls 200 mm x 200 mm, tebal 2 mm
b. Paku keling
C. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Gunakan penggores, gunting plat yang tajam
3. Baca gambar dengan seksama
4. Kumpulkan dan buang serpihan plat ditempat khusus
5. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja

Tebal bahan =

tekuk arah
bawah 90
6 x 3,5
5 x 32
6 x 3,5
tekuk arah atas

99

F. Langkah Kerja
1. Potong plat sesuai ukuran kebutuhan bahan
2. Gambar/lukis bentuk benda seperti pada gambar
3. Sambungan benda kerja sesuai gambar
4. Bentuk benda kerja seperti pada gambar dengan menekuknya
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat yang digunakan untuk membuat sambungan plat pada
pekerjaan di atas!
2. Jelaskan keuntungan keling rivet dan keling pop!
3. Jelaskan kelemahan keling rivet dan keling pop!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

100

Penilaian Latihan 2
Membuat Sambungan Plat
Nama Siswa : .................................
1. PenilaianSikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

101

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Mengumpulkan
dan membuang
serpihan plat di
tempat khusus
disediakan

Dilakukan

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 2 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria
4

Penilaian Hasil Pekerjaan

Melukis

Membentuk
benda kerja

Tuntas diselesaikan
sesuai gambar
Tuntas diselesaikan
sesuai gambar

Hasil
sambungan
rapih dan kokoh
Waktu
penyelesaian

6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai / 4 )

102

Penilaian
Benar
3
2

Salah

D. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan 2
No

Nilai Perolehan*

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.
Umpan Balik Siswa:

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.
Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

103

Latihan 3
Membuat Kotak Persegi
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 3, siswa mampu menerapkan kerja plat
untuk membuat benda kerja kotak persegi, dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Lukisan pada plat sesuai gambar
2) Hasil pemotongan sesuai gambar
3) Hasil lipatan sesuai gambar
4) Solderan rapih
5) Benda kerja kuat dan kokoh
6) Dilakukan penyelesaian (ampelas dan cat)
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat kotakpersegi sesuai gambar kerja!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

104

sesuai

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1.

Alat
a. Perkakas kerja plat
b. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Alat patri

2.

Bahan
a. Bahan patri
b. Plat Bjls 300 mm x 250 mm, tebal mak 1 mm

D.

Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Gunakan penggores, gunting plat yang tajam
3. Baca gambar dengan seksama
4. Kumpulkan dan buang serpihan plat ditempat khusus
5. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru

E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja

105

F. Langkah Kerja
1. Menandai bagian sisi pelat yang akan ditekuk
2. Menekuk setiap sisi pelat sesuai dengan tanda
3. Menekuk sisi pelat menjadi persegi.
4. Menyambung lipatan bodi dengan patri
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk menyambung plat
pada pekerjaan di atas!
2. Jelaskan kondisi dan hal yang membahayakan pada pekerjaan di atas!
3. Jelaskan fungsi fluks pada penyolderan!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

106

Penilaian Latihan 3
Membuat Kotak Persegi
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

107

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria
4

Penilaian
Benar
3
2

Salah

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Mengumpulkan
dan membuang
serpihan plat di
tempat khusus
disediakan

Dilakukan

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 3 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria
4

Penilaian Hasil Pekerjaan

Melukis

2
3
4
5

Memotong benda
kerja
Melipat benda
kerja
Mematri benda
kerja
Waktu
penyelesaian

Tuntas diselesaikan
sesuai gambar
Rapih sesuai
gambar
Rapih sesuai
gambar
Rapih diselesaikan
sesuai gambar
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

108

Penilaian
Benar
3
2

Salah

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan 3
No
1

Nilai*
Angka
Predikat

Aspek Evaluasi
Penilaian Sikap
Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja
Penilaian Pengetahuan

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

Tanda Tangan Siswa:


.....................................
*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

109

....................................

C. Mengelas Dengan
Las Oksi-Asetilina
1. Sambungan Las
Dari berbagai jenis sambungan yang ada, terdapat jenis penyambungan
logam

yang

diantaranya

memanfaatkan
adalah

mendefinisikan

tempa,

pengelasan

proses
patri

pemanasan

dan

sebagai

las.

proses

untuk

American

menyambung,

Welding

penyambungan

Society

logam

yang

dilakukan dengan memanaskan material (proses metalurgi), dimana pada saat


pemanasan ada yang diberikan tekanan pada benda kerja ataupun tanpa
menggunakan tekanan, dengan menggunakan bahan pengisi atau tanpa
menggunakan logam pengisi.
British Standards Institution mendefinisikan pengelasan sebagai proses
penyambungan antara dua atau lebih material dalam keadaan plastis atau cair
dengan menggunakan panas
pengisi

atau dengan tekanan

atau keduanya. Logam

dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur dari logam

induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut.


Sedangkan Deutsche Industrie Normen (DIN) mendefinisikan pengelasan
sebagai ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan
dan material tambahan (filler material)
Pada saat sekarang ini teknik las telah dipergunakan secara luas yang
dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Luasnya penggunaan teknologi las
disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan
teknik

pengelasan

ini

menjadi

lebih

murah.

Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas meliputi


perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran,
kendaraan

rel

dan

sebagainya.

Disamping

itu

proses

las

dapat

juga

dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang coran,

110

membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah


aus dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari
konstruksi

tetapi

hanya

merupakan

sarana

untuk

mencapai

ekonomi

pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan dan cara pengelasan harus
betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan
konstruksi serta keadaan sekitarnya.
2. Pengertian Lasoksi-asetilena

Gambar 2.84 Las oksi-asetilena

Las oksi-asetilena atau dalam istilah lain disebut OAW (Oxy Acetylene
Welding) adalah salah satu cara pengelasan yang panas pengelasan itu
diperoleh dari nyala api sebagai hasil pembakaran bahan bakar gas asetilena (
C2H2) dengan zat asam atau oksigen (O2).Bahan bakar gas selain gas
asetilena dapat digunakan gas propan (C3H8), dan hydrogen (H2). Di antara
ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilena
karena asetilena mudah dibuat melalui generator asetilena atau membeli gas
asetilena yang telah dimanfatkan ke dalam silinder dari pabrik gas dan
temperatur nyala api pembakaran lebih tinggi, sebagai perbandingan lihat
table2.3 berikut.

111

Tabel 2.3
Temperatur Nyala Api Pembakaran
Bahan Bakar Gas Dan Zat Asam

Bahan bakar
gas

Reaksi dengan zat asam

Temperatur

Asetilena (C2H2)

C2H2 + 2 O2

2CO2 + H2O

31000 C

Hydrogen (H2)

H2 + 1O2

H2O

26500 C

Prophan (C3H8)

C3H8 + 5O2

3CO2 + 4H2O

25370 C

Zat asam atau oksigen adalah gas yang sangat penting dan kehadirannya
merupakan salah satu syarat terjadinya pembakaran. Oksigen diperoleh dengan
memisahkan dari gas-gas lain yang terdapat dalam udara proses yang
digunakan dari gas-gas lain, yang terdapat dalam udara. Proses yang
digunakan ialah dengan cara mencairkan udara, kemudian disuling kembali.
Oksigen terdapat di dalam udara luar sekitar 20 % dan mencair pada suhu
138oC.Sifat-sifat oksigen tidak berwarna dan tidak berbau. Oksigen dapat
disimpan dengan aman dalam silinder sampai tekanan 150 Bar.
Lebih dari separuh pekerjaan pengelasan dihabiskan untuk membuat
persiapan, terutama dalam hal membuat kampuh las atau seting benda kerja
sebelum pengelasan dimulai. Hal ini dikarenakan pekerjaan persiapan ini akan
sangat mempengaruhi hasil akhir pengelasan. Jika seting mengalami kesalahan,
maka sebagus apapun hasil las, maka benda kerja tersebut tidak akan
digunakan (gagal).Seting dan persiapan material, merupakan salah satu
tanggung jawab juru las. Persiapan

metrial

tersebut

meliputi;

persiapan

sambungan las, peralatan utama dan alat-alat bantu las, jenis bahan yang akan
dilas, dan perapian benda kerja serta cara penempatan benda kerja atau posisi
kerja las teoritis atau praktis.

3.

Kampuh las
Tahapan persiapan pengelasan dilaksanakan dengan cara memilih

dan membuat/seting sambungan atau dikenal dengan kampuh las. Pemilihan


kampuh pada pengelasan pada dasarnya berdasar pada ketebalan plat atau
logam yang akan disambung, jenis logam, posisi pengelasan, serta jenis las

112

yang dipergunakan. Pada pekerjaan las oksi-asetilena , kampuh las yang biasa
digunakan adalah:
a. Sambungan Tumpul (Butt Weld)
Sambungan tumpul ialah bentuk sambungan yang kedua bidang yang
bersambungan itu akan disambung berhadapan satu sama lain. Antara
kedua bidang yang akan disambung biasanya diberi celah atau jarak
antara, ialah untuk mendapatkan pengelasan yang baik pada saat
pengelasan. Selain diberi celah, bidang sambungan harus dikerjakan
terlebih

dahulu

baik

lurus

maupun

miring.

Untuk

selanjutnya

pengerjaan sambungan disebut kampuh las. Pemilihan bentuk kampuh


tergantung pada tebal bahan yang akan dilas. Tabel 2.4 menunjukkan
hubungan antara tebal bahan, bentuk kampuh dan teknik pengelasan.
Tabel 2.4
Sambungan Tumpul Posisi Bawah Tangan

113

b. Sambungan Sudut (Fillet Weld)


Pengelasan sambungan sudut dapat dilaksanakan pada dua sisi atau
hanya pada satu sisi, tergantung kekuatan las yang diharapkan. Pada
pelat yang

tebal

diperlukan pengerjaan-pengerjaan kampuh tepi

sambungan, yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Macammacam

kampuh sambungan T adalah I, 1/2V, K, 1/2U atau J, bentuk kampuh


bergantung atas tebal bahan yang akan dilas. Permukaan kampuh dan
benda kerja harus bersih, celah sambungan harus sama agar diperoleh
sambungan las yang baik.Macam-macam sambungan sudut ditunjukan
pada tabel 2.5.
Tabel 2.5
Macam-Macam Sambungan Sudut

Nama Sambungan

Perspektif

Penampang
Sambungan

Samb. Tumpang
(Lap Joint)
Sambungan T
(Tee Fillet Joint)

Samb.Sudut Luar
(Open Corner
Joint)

Samb.Sudut Dalam
(Closed Corner
Joint)

4.

Peralatan Las Oksi-Asetilena


Peralatan utama pada pekerjaan pengelasan dengan las oksi-asetilena

terdiri dari :
a. Generator asetilena
b. Tabung asetilena (bila tanpa generator)

114

c. Tabung Oksigen
d. Regulator asetilena dan oksigen
e. Pembakar las
f. Selang las asetilena dan oksigen
g. Kaca mata las
h. Korek api las

Gambar 2.85 Peralatan las Oksi-Asetilena

1) Generator asetilena
Generator asetilena merupakan tabung yang dibuat tahan tekanan
tinggi dan dilengkapi berbagai alat agar dapat dibuat gas asetilena dengan cara
mencampur karbit (calcium-carbide) dengan air pada tabung tersebut.
Proses kimia perubahan calcium-carbide yang bereaksi dengan air,
secar kimia terjadi sebagai berikut:
Ca2C2 + 2H2O2

C2H2 + Ca(OH) 2 + kalor

Kalor yang terjadi pada penguraian 1 kg karbit dapat memanaskan 5 kg


air dari 0oC - 95oC.Jadi, air di dalam generator berfungsi juga sebagai
pendingin.Syarat keamanan yang harus dipenuhi oleh sebuah generator yaitu
Selama dalam pemakaian, suhu air tidak boleh lebih dari 60 oC, dan suhu gas
asitilen yang terjadi, tidak boleh mencapai 100oC.Generator ini memliki dua
jenis, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.86 dan 2.87.

115

Bagian-bagian utama sebuah generator asetilena


(1)
(2)

Ruang karbit dan dapur gas atau retor


Ruang air

(3)
(4)
(5)
(6)

Ruang gas asetilena


Kunci air
Alat pembersih atau penyaring gas
Pengukur tekanan gas atau manometer yang
biasanya hanya ada padagenerator tekanan
tinggi
Alat pengaman bila terjadi tekanan gas melebihi
tekanan yang diizinkan
Gambar 2.86 Bagian-bagian utama

(7)

Generatorsistem tetes lasOksi-Asetilena

Gambar 2.87Bagian-bagian utama


Generatorsistem celup lasOksi-Asetilena

Untuk

menjaga

generator

dari

kebocoran,

tempatkan

kemanan

ledakan

atau

generator

asetilena jauh dari tempat pengelasan atau tempat sumber api. Hindarkan
nyala

api,

percikan

las,

benda-benda

panas

dan

terik

matahari

dari

generator.Periksalah secara berkala tinggi air dalam kunci air. Segera periksa
kebocoran jika tercium bau karbit.

116

2)

Tabung asetilena
Gas asetilena dimampatkan ke dalam
silinder baja dengan volume 40 liter dan
tekanan 15 bar.Silinder asetilena diisi
dengan

bahan

berpori-pori,

seperti

kapas, sutra tiruan, atau asbes yang


berfungsi sebagai penyerap aseton.
Gambar 2.88Tabung asetilena

Isi bahan berpori dalam silinder 25 %, yang

dapat menyerap aseton

sebanyak 40% isi silinder.Tiap 1 liter aseton pada tekanan 15 kg/cm 2 dapat
melarutkan 360 liter gas asetilena.

3)

Zat asam
Zat asam/Oksigen

adalah gas yang sangat

penting dan merupakan salah satu syarat


terjadinya

pembakaran.Zat

asam

dimanfaatkan dalam silinder baja dengan


tekanan sampai 150 kg/cm2
Gambar 2.89Tabung Oksigen

4)

Regulator

Regulator atau alat pengatur tekanan berfungsi untuk :


a) Mengetahui tekanan isi silinder,
b) Menurunkan tekanan isi menjadi tekanan kerja,
c)

Mengetahui tekanan kerja,

d) Menjaga tekanan kerja agar tetap (konstan) meskipun isi berubah-ubah

117

Gambar 2.90Regulator

Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan atau biasa
disebut manometer seperti ditunjukkan pada gambar 2.90. Manometer tekanan
isi silinder dan manometer tekanan kerja.Manometer tekanan isi mempunyai
skala

lebih

besar

jika

dibandingkan

dengan

manometer

tekanan

kerja.Perbedaan antara regulator asetilena dan oksigen yang paling utama


adalah tentang, baut dan mur pengikat, regulator asetilena berulir kiri,
sedangkan regulator oksigen berulir kanan.
5)

Pembakar las
Fungsi pembakar las atau Brander adalah untuk

mencampur

gasasetilena dan gas oksigen, mengatur pengeluaran gas dengan memutar


katup, serta untuk mengadakan nyala api.
ditunjukkan pada gambar 1.91

118

Macam-macam

pembakaran

las

Gambar 2.91Pembakar las

Pada pembakaran tipe Tekanan Rendah (Injector), tekanan


oksigen lebih dari pada tekanan kerja asetilena, misalnya tekanan kerja
asetilena 0,3 kg/cm2 s.d 0,5 kg/cm2. Sementara tekanan kerja oksigen adalah
2,5

kg/cm2

untuk

tekanan

kerja

oksigen

biasa

tertera

pada

mulut

pembakar.Pada pembakaran tipeTekanan Rata (Mixer), tekanan kerja asetilena


dan oksigen sama besarnya, misalnya mulut

pembakar nomor 8; tekanan

kerja oksigen maupun asetilena antara 5 - 7 psi(pound square inch).


Prinsip Kerja Pembakaran Las, adalah mencampurkan gas oksigen dan
gas asetilena dapat bercampur secara homogen dalam pembakar bila katup
oksigen dan katup asetilena dibuka. Pada keadaan ini gas campuran akan
keluar melalui pembakaran dan dapat dinyalakan untuk keperluan pengelasan.
Pada umumnya sebuah pembakar dilengkapi dengan satu set tip/mulut
pembakar. Mulut pembakar masing-masing itu digunakan untuk mengelas
bahan yang tebalnya berbeda. Untuk memilih ukuran mulut pembakar perlu
dipertimbangkan hal hal sebagai berikut:
a)

tebal bahan yang dilas,

b)

jenis bahan yang dilas,

c)

proses pengelasan.
Tabel 2.6
Tipe pembakar, ukuran tip dan tebal bahan

Tipe Injektor
Ukuran Tip
1
2
3
4
5

Tipe Mixer

Tebal Bahan
(mm)
0,5 1
12
24
46
69

119

Ukuran Tip
8
10
12
15
20

Tebal Bahan
(mm)
0,5 2,0
24
46
69
9 15

6)

Selang Las
Fungsi selang las adalah untuk
mengalirkan gas dari silinder ke
dalam pembakar.Bahan selang las
dibuat dari karet yang berlapislapis dan diperkuat dengan seratserat bahan tahan panas.

Selang las harus mempunyai sifat


a) kuat; selang asetilena harus
tahan tekanan 10 kg/cm2, selang oksigen harus tahan terhadap tekanan
20 kg/cm2.
b) tahan api/panas.
c) lemas/tidak kaku/fleksibel.
d) berwarna.
Besar diameter dalam selang las bermacam-macam dan ukuran yang paling
banyak digunakan ialah "-

16".Di dalam penggunaannya selang las tidak

boleh dipertukarkan.Untuk menyalurkan gas oksigen pakailah selang las


berwarna hijau.Dengan perbedaan warna ini dapat dihindarkan kekeliruan pada
waktu pemasangan selang las.
7) Kaca Mata Las
Kaca

mata

las

sangat

penting

digunakan pada waktu mengelas,


untuk melindungi mata
cahaya

yang

menyilaukan,

agar

terhadap

tajam

dan

kita

dapat

melihat benda kerjayang baik.

Gambar 2.93Kacmata pengaman

120

Kaca

mata

las

melindungi

mata

tehadap

bahaya

percikan

bunga

api,

diperlengkapi dengan dua macam kaca, yaitu:


a) Kaca penyaring yang berwarna hijau atau cokelat ; untuk memotong
dan mengelas dengan gas, nomor warna kaca, adalah nomor 4 dan 8.
b) Kaca biasa yang berwarna bening, sebagai pelindung, agar kaca las
tidak cepat rusak bila kena percikan api.
8) Pemantik Api
Fungsi

pemantik

api

adalah

untuk

menyalakan campuran oksigen dan asetilena


yang keluar dari mulut pembakar. Hal ini
dapat dilakukan dengan satu tangan saja.

Gambar 2.94Pemantik Api

9)

Tip cleaner

Tip

cleaner

digunakan

untukmembersihkan

lubang mulut pembakar.


Gambar 2.95 Tip cleaner

10) Peralatan bantu bantu kerja las


Yang dimaksud dengan peralatan bantu adalah alat-alat yang
digunakan untuk membantu mempercepat, memudahkan, dan memperlancar
kegiatan pengelasan. Dengan demikian, tanpa alat bantu kegiatan pengelasan
masih bisa dilaksanakan.Peralatan bantu, yang banyak digunakan dalam
kegiatan mengelas adalah adalah sebagai berikut:

121

No

Nama Alat

Mistar baja

Rol meter

Kikir

Penggores

Penitik

Gergaji tangan

Gambar

122

No

Nama Alat

Gerinda tangan

Palu

Pahat

10

Paron/landasan

11

Sikat kawat baja

Gambar

123

No

Nama Alat

12

Ragum

13

Tang jepit

Gambar

Gambar 2.96 Peralatan bantu las

11) Alat-alat keselamatan kerja


No

Nama Alat

Kacamata pengaman

Gambar

Apron kulit
Sarung tangan kulit

124

No

Nama Alat

Sepatu safety

Topi las

Gambar

Pakaian kerja

Gambar 2.97 Peralatan K3

5. Bahan Pengisi Las


Bermacam-macam

jenis

bahan

yang

dipergunakan

untuk

mengelas.Bahan las ini umumnya dikatagorikan sebagai logam pengisi. Logam


pengisi didefinisikan sebagai logam tambah dalam pembuatan sambungan las
cair, las patri (braze welding), dan patri keras (brazing). Logam pengisi
digunakan atau dikonsumsi menjadi bagian dari sambungan las.
Dalam istilah logam pengisi tidak termasuk elektroda yang digunakan
untuk las tahanan/resistan (resistance welding) dan juga tidak termasuk stud
dalam stud welding.
Jenis logam pengisi untuk proses las oksi-asetilin yang telah distandarisasi oleh
AWS (Amerikan Welding Society) :
a) Kawat las baja karbon rendah dan baja karbon tinggi .
b) Kawat las tembaga dan tembaga campuran.
c) Kawat aluminium dan aluminium paduan.
d) Kawat las untuk pelapisan permukaan.
e) Kawat las nikel dan nikel paduan.

125

f) Kawat las untuk besi tuang.


g) Kawat las magnesium
Logam untuk proses las oksi-asetilin, klasifikasi didahului oleh
huruf R yang berarti rod (kawat las), kemudian diikuti oleh huruf G yang berarti
gas,

terakhir

dua

angka

dibelakang, misalnya

65 ,

angka

tersebut

menunjukkan kuat tarik maksimum x 1000 = 65000 dalam satuan psi (pound
square inch) atau 1 Kg/Cm2 = 14,2 psi.
Contoh pemakaian kawat las RG 65 dan kawat las RG 60
a) Kawat las RG 65
Kawat las RG 65 digunakan untuk mengelas baja karbon dan baja
paduan

rendah , dengan kekuatan tarik maksimum 65000 psi.

Umumnya digunakan untuk mengelas pelat dan pipa tipis,


b) Kawat las RG 60
Kawat las RG 60 digunakan untuk mengelas baja karbon dengan
kekuatan tarik maksimum 60000 psi, mempunyai keliatan (ductility)
yang baik.Umumnya digunakan untuk mengelas pipa baja karbon.
Untuk memilih ukuran diameter kawat las yang akan digunakan pilihan
itu bergantung pada tebal bahan benda kerja. Misalnya: tebal bahan yang akan
dilas (T) = 3 mm, diameter kawat las adalah T/2 + 1 atau 3/2 + 1 = 1,5 + 1 =
2,5 mm.
Penggunaan dan Penyimpanan Kawat Las
a) Pilihlah kawat las yang sesuai dengan jenis bahan dasar
b) Gunakan rumus T/2+1 untuk menentukan diameter kawat las
c) Kawat las harus bersih dari minyak,karat dan kotoran lain
d) Hematlah pemakaian kawat las dengan jalan menyambung sisa-sisa
kawat las yang sudah pendek
e) Simpan kawat las ditempat yang kering,untuk mencegah karat.
f) Dalam penyimpanan kawat las jangan dicampuradukkan, masukan pada
pembungkus agar mudah mengetahui komposisi dan kegunaannya

126

6. Prosedur Pengelasan
a) Persiapan Penyambungan
Di dalam persiapan-persiapan penyambungan dengan las, harus
dilakukan persiapan yang benar. Dengan persiapan-persiapan yang
benar dan baik membuat pekerjaan juru las menjadi ringan. Persiapan
meliputi pekerjaan penyambungan, misalnya meratakan permukaan
bagian

atas

penyetelan

dan
celah,

bagian
sudut

bawah
atau

sambungan.Dalam

jarak

adalah

suatu

pengelasan
hal

yang

diperlukan.Maka mulailah dengan persiapan-persiapan yang benar pada


sudut-sudutnya dan meluruskan sebelum pengelasan dimulai. Kelurusan
dan kerataan permukaan harus dijaga selama proses pengelasan
berlangsung.
Benda kerja harus diikat untuk mencegah pemuaian akibat panas,
terjadinya perubahan bentuk (distorsi).

Alat penjepit harus terpasang

kuat agar tidak bergerak maupun berubah posisi, karena bila demikan
dapat mengubah posisi benda las akibat pemuaian sewaktu mengelas;
hal ini akan serius bila terjadi pada benda baja tahan karat. Jadi kalau
perlu dalam penyambungan dua benda, bagian bawah benda tersebut
diberikan alat bantu untuk menjaga kerataan benda las tersebut. Alat
bantu ini bisa dari pelat tembaga setebal " yang diikat kuat pada
bagian bawah sambungan pengelasan. Hal ini sangat membantu sekali
karena pelat tembaga ini dapat menerima dan menahan panas atau
percikan percikan las seperti terlihat pada gambar 2.98.

Tembaga

Gambar 2.98 Pengesetan sambungan tumpul

Cara lain untuk menghindari perubahan bentuk, dipakai alat pengikat


benda kerja dengan satu sistem, yaitu yang disebut sistem las catat
(tack weld)

127

b) Las Catat (Tack Weld)


Las catat adalah las kecil atau pendek yang digunakan
sebagai pengikat bagian-bagian yang akan disambungkan atau
dilas.Las catat sangat penting untuk mempertahankan kedudukan
bagian-bagian

sambungan,

agar

pada

saat

pengelasan

dapat

mengurangi perubahan bentuk.


1)

Ukuran las catat

(a) Las catat pada ujung sambungan, panjangnya 3 s.d 4


kalitebal bahan, maksimum 35 cm.
(b) Las

catat

yang

berada

ditengah-tengah

sambungan

panjangnya 2 s.d 3 kali tebal bahan, maksimum 35 mm.


(c) Las catat pada pelat-pelat tipis dibuat lebih kecil tetapi
jumlahnya agak banyak.
2) Jarak las catat
Jarak las catat yang satu terhadap yang lain harus sama seperti
ditunjukkan pada gambar 3.2 , panjang jarak tersebut adalah :
(a) Tebal bahan di atas 3 mm, jaraknya 150 mm, dengan
ketentuan

setiap

penambahan

tebal

mm,

jaraknya

ditambah 25 mm dengan jarak maksimum tidak boleh lebih


dari 600 mm.
(b) Tebal pelat sampai 1,5 mm, jaraknya 40 mm.
(c) Tebal pelat 1,5 s.d 3 mm, jaraknya 50 mm.
(d) Untuk sambungan las sudut, jaraknya dapat dibuat dua kali
ketentuan di atas.

Jarak las catat diusahakan


sama

Gambar 2.99 Jarak las catat

128

c. Posisi Pengelasan
1) Posisi Bawah Tangan
Posisi bawah tangan adalah benda kerja terletak di atas
bidang datar dan proses pengelasan berlangsung di bawah tangan.
Untuk mengelas baja lunak besar sudut posisi arah memanjang
(searah sambungan ) untuk pembakar 60o 70o dan kawat las 30o
40o

terhadap

permukaan

benda

kerja,

untuk

arah

melintang

pembakar dan kawat las 90 terhadap permukaan benda kerja (lihat


gambar 1.20 dan 1. 21).

600-700
60 0 -700

300-400

300-400

(b)
(a)

Gambar 2.100 a. Kampuhtumpul posisi bawah tangan


b. Sudutposisi bawah tangan

2) Posisi Mendatar (Horizontal)


Posisi mendatar;
mendatar

benda kerja berdiri tegak, posisi sambungan

(horizontal)pengelasan berjalan

mengelas baja lunak besar sudut pembakar

arah

mendatar.

Untuk

600 700 terhadap garis

horizontal dan sudut samping pembakar antara 800 900 terhadap


bidang bawah (lihat gambar 1.101(a) dan 1.101 (b).

129

600

600

80

300

30

(a)

(b)

Gambar 2.101
(a) Mengelas sambungan tumpul posisi mendatar
(b) Mengelas sambungan sudut posisi mendatar

3) Posisi Tegak (Vertikal)


Benda kerja berdiri tegak, posisi sambungan tegak (vertikal),
pengelasan berjalan tegak arah naik atau turun. Untuk mengelas baja lunak
besar sudut pembakar 0 10o terhadap garis horizontal dan sudut samping
pembakar 90o (sambungan tumpul), sudut samping pembakar
sambungan sudut 45o,

sudut kawat las

untuk

sambungan sudut maupun

sambungan tumpul 30o 40o terhadap permukaan benda kerja. Gerakan


pembakar dan bahan pengisi ke arah atas atau ke arah bawah lihat gambar
1.24.

Gambar 2.102 Mengelas posisi tegak

4) Posisi Atas Kepala (Over head)


Posisi atas kepala; benda kerja/bagian yang akan dilas menghadap ke
bawah, pengelasan dilakukan dari bawah. Besar sudut pembakar 0 10o
terhadap garis tegak dan segaris dengan garis sambungan pengelasan
(sambungan tumpul), untuk sambungan sudut ; sudut samping pembakar
45o, sudut kawat las sambungan tumpul maupun sambungan sudut 30 o
40o terhadap permukaan benda kerja seperti pada gambar 2.102.

130

Gambar 2.102Mengelas posisi di atas kepala

d.Teknik Pengelasan

1) Teknik Las Arah Kiri (Left ward Welding)


Teknik pengelasan arah kiri, pembakar bergerak dari kanan
ke kiri apabila pembakar dipegang

oleh

tangan kanan.

Teknik

mengelas arah kiri terutama dipergunakan untuk mengelas bahan


baja yang tebalnya sampai 4,5 mm. Cara ini dipergunakan untuk
mengelas besi tuang dan bahan bahan non ferro. Ayunan las
melingkar atau setengah lingkaran.Sudut pembakaran las 60 70
derajat, sudut kawat las 30 40 derajat terhadap garis sambungan
seperti pada gambar2.103.

Gambar 2.103Mengelas arah kiri (maju)

131

2). Teknik Las Arah Kanan (Rightward Welding)


Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, bila pembakar
dipegang oleh tangan kanan.Cara ini dianjurkan untuk mengelas
baja yang tebalnya 5 mm ke atas.Posisi sudut pembakar las 40 0
500, sudut kawat las 300 400 terhadap garis sambungan.Sudut
pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan
yang mengalir supaya tidak mendahului pengelasan.Pengelasan
arah kanan biasanya hanya dilakukan pada logam baja dan
dianjurkan untuk mengelas posisi tegak dan atas kepala.

Gambar 2.104Mengelas arah kanan (mundur)

6. Nyala Api

Nyala api pada las oksi-asetilin dihasilkan pembakar dengan


mengatur katup oksigen dan katup asetilin. Suhu pembakaran pada las
asetilin dapat dilihat pada gambar berikut.

132

Gambar 2.105Temperatur pembakaran

Berdasar campuran oksigen dan asetilin pada proses pembakaran, terdapat


tiga jenis pembakaran/api las oksi asetilin, yaitu nyala oksidasi yang dihasilkan
oleh pembakaran yang kaya akan oksigen. Nyala netral, yaitu nyala api
pengelasan yang dihasilkan oleh perbandingan campuran oksigen dan asetilin
yang seimbang/sesuai. Serta nyala karburasi, yaitu nyala

yang dhasilkan oleh

pembakaran yang kaya akan asetilin. Karakteristik api las ini digambarkan pada
gambar 2.106. Sedangkan penggunaan jenis nyala api ini dapat dilihat pada
tabel 2.7

Gambar 2.106Nyala api las oksi-asetilin

133

Tabel 2.7
Pengelasan logam dengan Las Oksi-Asetilin
Proses Las

Logam Induk
Baja Karbon

Baja karbon rendah(sampai


0,30% C)

Baja karbon sedang


(0,30% 0,50%)

Baja karbon tinggi


(0,50% - 0,90%)

Baja perkakas
(0,80% 1,5%)
Besi Tuang
Besi cor abu-abu

Las
Las
Las
Las
Las
Las
Las
Las

cair
patri
cair
patri
cair
patri
cair
patri

Nyala Api
Netral
Sedikit
Netral
Sedikit
Netral
Sedikit
Netral
Sedikit

oksidasi
oksidasi
oksidasi
oksidasi

Las cair
Las patri
Las patri

Netral
Sedikit oksidasi
Sedikit oksidasi

Baja Tahan Karat


Baja tahan karat (12% - 28%)
Baja tahan karat (18% - 8%)

Las cair
Las cair

Netral
Netral

Nikel & Paduan Nikel


Nikel
Monel
Inconel

Las cair
Las cair
Las cair

Netral sedikit karburasi


Netral sedikit karburasi
Netral sedikit karburasi

Las
Las
Las
Las
Las

cair
patri
cair
cair
cair

Netral
Sedikit oksidasi
Sedikit oksidasi
Sedikit oksidasi
Netral

Las
Las
Las
Las

cair
cair
cair
cair

Netral
Netral
Netral
Netral

Besi cor Maribel

Tembaga & Paduan Tembaga


Tembaga
Perunggu dan kuningan
Perunggu Aluminium
Perak dan nikel
Aluminium & Paduan Aluminium
Aluminium murni
Aluminium Mangan
Aluminium Silikon Magnesium
Aluminium Magnesium

7.

Pencegahan Distorsi
Pada waktu pengelasan benda kerja akan mengalami pemanasan yang

tidak sama rata. Panas yang terbesar terjadi pada daerah las dan panas makin
menurun pada bagian yang makin jauh dari daerah las. Sebagai akibat dari

134

penerimaan panas yang tidak merata ini, maka benda kerja akan mengalami
perubahan bentuk atau distorsi Sebagai contoh distorsi lihat gambar 2.107.

Gambar 2.107 Distorsi pada sambungan tumpul

Gambar 2.108 Distorsi pada sambungan sudut

Untuk menghindari atau memperkecil terjadinya distorsi pada benda


kerja, waktu merakit benda kerja harus menggunakan alat bantu yang dapat
menahan muainya benda kerja waktu dipanaskan dan mengkerut waktu
pendinginan, peralatan tersebut seperti klem/penjepit, jig atau alat untuk
merakit. Bagian-bagian yang diklem harus dipertahankan posisinya agar tetap
kokoh sampai proses pendinginan.
Las catat (tack weld) dapat juga dipakai untuk menahan agar bagian
yang sedang dirakit tidak bergeser selama pengelasan dan sebagai sarana
untuk memperkecil distorsi khususnya distorsi melintang.

135

Gambar 2.109 Cara mengurangi distorsi

Cara

pencegahan

distorsi

dilakukan

juga

dengan

variabel

pengelasan, yaitu pengelasan terputus-putus (intermittent weld), dimaksudkan


untuk menyalurkan tegangan supaya daya susut yang satu dengan yang lain
setimbang dengan menggunakan urutan pengelasan yang benar. Contoh dari
teknik ini adalah pengelasan bergantian yang dilakukan pada setiap sisi untuk
sambungan tumpul dan sambungan sudut seperti pada gambar 2.110

Gambar 2.110 Pengelasan terputus-putus

Pengelasan dengan arah pembakar yang berbeda-beda atau dalam


teknik pengelasan disebut pengelasan arah maju dan arah mundur hal ini
dilakukan untuk mengurangi distorsi pada waktu penempatan jalur las yang
panjang dan terus menerus. Metoda ini menyalurkan panas lebih merata
disepanjang sambungan. Cara pengelasan ini ditunjukkan gambar 2.111
berikut.

136

(a)

(b)

Gambar 2.111
a. Jalur pertama dikerjakanke belakang menuju ke bagian akhir
b. Jalur yang kedua lebih jauh dari yang pertama dan las mundur ke
belakang menuju jalur yang pertama

Bila setiap jalur pengelasan telah sesuai urutannya, maka tegangan yang
timbul akibat ekspansi dan kontraksi akan dikontrol oleh pengelasan pada jalur
sebelumnya. Untuk mengelas sambungan yang panjang , pengelasan dimulai
dari tengah-tengah sambungan, dua jalur pertama dengan cara yang sama
dengan urutan sebelumnya, kemudian buat jalur berikutnya bergantian dikedua
sisi garis tengah, sehingga pengelasan sambungan berlangsung dari tengah
menuju ke arah luar.

137

BERLATIH MELAKUKAN PENGELASAN


DENGAN PROSES LAS OKSI ASITELIN

Informasi
Setelah mempelajari materi
pengelasan dengan las oksi asitelin, Kamu akan berlatih melakukan
pekerjaan pengelasan dengan proses las oksi asitelin. Pada kegiatan
latihan ini, perhatikan hal-hal berikut:

1. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui


penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan ramburambu

peringatan

K3

dan

melaksanakan

pekerjaan

atas

ijin/pengawasan guru.

2. Materi latihan keterampilan disusun secara berurutan, dan


setiap siswa harus secara bertahap menyelesaikan pekerjaan,
dan

berpindah/memulai

pekerjaan

berikutnya

atas

ijin/pengawasan guru. Materi latihan terdiri dari:


Latihan 4: Melakukan instalasi peralatan Las Oksi Asitelin
Latihan 5: Menyalakan api brander
Latihan 6: Membuat jalur las tanpa bahan tambah
Latihan 7: Membuat Jalur Las Dengan Bahan Tambah
Latihan 8: Membuat Sambungan Las Tumpang
Latihan 9: Membuat Sambungan Pinggir
Latihan 10: Membuat Sambungan Sudut Luar
Latihan 11: Membuat Sambungan Sudut Dalam

3. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan


evaluasi. Hanya jika Kamu (siswa) telah dinyatakan kompeten,
dapat melanjutkan ke latihan berikutnya.

138

Rubrik Penilaian
1. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 4
2. KKM : Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

: > 2.66 (Baik)


: > 2.66 (Baik)
: > 2.66(Baik)

3. Skor Siswa =
4. Konversi klasifikasi nilai kualitatif :
Konversi nilai akhir
Predikat

Klasifikasi

86 -100

3.66

81- 85

A-

Sangat
Terampil/Sangat
Baik

3.33

76 80

B+

3.00

71-75

2.66

66-70

B-

2.33

61-65

C+

56-60

1.66

51-55

C-

1.33

46-50

D+

0-45

Skala 1- 4

Skala 0
100

139

Terampil/Baik

Cukup
Terampil/Cukup
Baik
Kurang
Terampil/Kurang
Baik

Latihan 4
Melakukan Instalasi Peralatan Las Oksi Asetilin
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah

melaksanakan

latihan

4,

siswa

mampumelakukan

instalasi/merakit peralatan las OAW, dengan kriteria sebagai berikut:


1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Dilakukan pemeriksaan kebocoran gas
2) Tidak ada sambungan bocor/kebocoran diperbaiki
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan merakit peralatan las OAW
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1) Alat
a. Seperangkat Las oksi-asetilena
b. Perkakas tangan (obeng, gergaji besi, kunci inggeris, kunci pas, pisau)
c. Kuas atau busa spon
d. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

140

2) Bahan
a. Sealtip
b. Air sabun
c. Clam Ring
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan
3. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja
No

Gambar

Langkah Kerja

Menyiapkan Alat dan Bahan


Menyiapkan
silinder
oksigen
dan
asetilena, tempatkan silinder oksigen dan
asetilena terikat pada dinding atau pada
kereta dorong di tempat yang aman.
Siapkan bahan
digunakan

dan

alat

yang

akan

Pemasangan regulator
Sebelum memasang regulator pada tiap
silinder, katup silinder dibuka sebentar
dan tutup kembali agar lubang dan ulir
bebas dari debu.Pasang regulator pada
masing-masing silinder.
2

Tekanan isi silinder 150 Bar, Tekanan


kerja 2,5 Bar (tertera pada mulut
pembakar). Untuk pembakar jenis mixer
tekanan kerja zat asam dan asetilena 1 :
1, misalnya mulut pembakar nomor 4,
tekanan kerja zat asam dan oksigen
sama, yaitu 5 7
dalam satuan psi
(1kg/cm2 = 14,2 psi).

Penyambungan Selang
Sambungkan selang ke regulator dan
brander dengan kencang, gunakan clam
ring dan kencangkan dengan obeng

141

No

Gambar

Langkah Kerja
Perhatikan warna selang; merah untuk
asitelin dan biru atau hijau untuk oksigen

Pemeriksaan Sambungan
Secara keseluruhan pemasangan bagian
bagian utama las oksi-asetilena telah
selesai, namun demikian instalasi las
tersebut masih belum dapat digunakan
karena belum dijamin keamanannya,
mungkin masih ada kebocoran pada
sambungan.

Instalasi las harus diperiksa sambungan


sambungannya
dari
kemungkinan
bocor.Sambungansambungan yang perlu
diperiksa adalah
a)
Silinder dengan regulator
b)
Regulator dengan slang las
c)
Slang las dengan pembakar
d)
Pembakar
dengan
tip/mulut
pembakar
Oleskan air sabun pada setiap sambungan
dengan menggunakan kuas. Bocoran gas
dapat diketahui dari adanya gelembung
gelembung air sabun pada sambungan,
bahkan kalau bocoran cuckup besar akan
ditemui bunyi berdesis.
Apabila tejadi kebocoran hendaknya mur
penghubung
atau
klem
slang
dikencangkan lagi dengan menggunakan
alat yang sesuai dan periksalah kembali.
Pemasangan bagianbagian utama las
oksi asetilin dapat dikatakan selesai
apabila pada instalasi las oksi-asetilena
tidak ada kebocoran, yang artinya
instalasi las oksi asetilin aman.

142

F. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan nama dan fungsi peralatan las OAW!
2. Apa yang menjadi dasar pemilihan tip brander?
3. Sebutkan bahaya yang dapat terjadi saat melakukan pekerjaan instalasi
alat las OAW, dan jelaskan cara pencegahannya!
G. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan.
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

143

Penilaian Latihan 4
Melakukan Instalasi Mesin Las Oksi Asitelin

Nama Siswa : .................................


1. PenilaianSikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )
2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

144

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

1
2

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 4 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Perakitan

Tuntas diselesaikan

Kebocoran gas

Tidak ada

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3 )

145

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3.Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 4
No

Nilai Perolehan*

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.
Umpan Balik Siswa:

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.
Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

146

Latihan 5
Menyalakan Api Brander
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah

melaksanakan

latihan

5,

siswa

mampumenyalakan

api

pengelasan Oksi-asetilena,dengan kriteria sebagai berikut:


1.

Sikap
a. Menggunakkan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Membuka/menutup dan mengatur tekanan gas sesuai
prosedur
2) Menyalakan/mematikan api sesuai prosedur
3) Menyalakan/mengatur api karburasi, oksidasi dan netral
sesuai prosedur
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan menyalakan api las OAW!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

147

laporan

praktik

sesuai

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Seperangkat Las oksi-asetilena
b. Alat Bantu pengelasan
c. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Bahan
(

Tidak menggunakan bahan khusus)

D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan
3. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan
4. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar dan Langkah Kerja
No

Gambar

Langkah Kerja
Pakailah alat pelindung mata (kacamata)
dan kemudian bukalah katup asetilena
pembakar dan goreskan korek api las di
muka mulut pembakar. Awas nyala api
jangan ditujukan pada orang atau benda
yang mudah terbakar.

Aturlah nyala api asetilena dengan udara


yang terjadi, agar tidak berasap tebal
atau menyala jauh dari mulut pembakar
dengan
mem-perbesar
atau
memperkecil pengeluaran asetilena.

148

No

Gambar

Langkah Kerja
Bukalah
katup
zat
asam/oksigen
pembakar perlahan-lahan hingga warna
api akan berubah dari warna kuning
menjadi berwarna biru.

Nyala api netral, Nyala api


netral adalah nyala api
yang sering diguanakan
untuk mengelas baja, baja
tahan karat, tembaga dan
almunium.
Nyala api karburasi, Nyala
api karburasi digunakan
untuk
melapisi
keras
permukaan dan las patri
keras (brazing).
Nyala api oksidasi, Nyala
oksidasi
dipergunakan
untuk mengelas kuningan
atau
mengelas
patri
dengan bahan kuningan
(braze welding).

Melalui kaca mata las akan terlihat tiga


macam nyala, inti, nyala luar dan nyala
ekor
Perbesar pengeluaran zat asam hingga
nyala ekor menghilang itu tandanya
nyala api sudah netral
Bila pengeluaran zat asam dilanjutkan,
inti nyala berubah menjadi memendek
dan agak runcing. Nyala ini dinamakan
nyala okidasi atau nyala kebihan zat
asam.
Bila pengeluaran asetilena diperbesar
setelah nyala netral, maka nyala ekor
akan terlihat. Nyala ini dinamakan nyala
karburasi atau nyala kelebihan asetilena.
Untuk
memperoleh
pengalaman
mengenai nyala api netral, oksidasi dan
karburasi, cobalah pada benda kerja
dan
membandingkan hasilnya.

Mematikan api las


Tutuplah katup asetilena pembakar,
nyala api sekaligus akan mati.
Setelah nyala api mati tutuplah katup
zat asam pembakar

149

F. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.

Jelaskan 3 jenis nyala api las OAW dan fungsinya!

2.

Uraikan bagaimana cara mengatur api untuk mendapat 3 jenis nyala api
las OAW!

3.

Berapa besar tekanan kerja gas oksigen dan asitelin digunakan pada
saat latihan 5 ini?

G. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

150

Penilaian Latihan 5
Menyalakan Api Brander
Nama Siswa : .................................
1. PenilaianSikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )
2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

151

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )
2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 5 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3
4
5

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Membuka katup dan
menyalakan api
Menyalakan api
Karburasi
Menyalakan api
netral
Menyalakan api
oksidasi
Mematikan api
Brander
Waktu penyelesaian

Sesuai prosedur
Pengaturan
sesuai rosedur
Pengaturan
sesuai rosedur
Pengaturan
sesuai rosedur
Sesuai rosedur
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

152

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

(b)Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 5

No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4

**)Coret yang tidak perlu

153

Latihan 6
Membuat Jalur Las Tanpa Bahan Tambah

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 6, siswa harus kompeten membuat jalur
las tanpa bahan tambah dengan menggunakan proses pengelasan Oksiasetilena , pada pelat baja karbon posisi di bawah tangan dengan kriteria
sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1. Lebar jalur las 51 mm
2. Bagian yang tidak mencair maksimum 5%
3. Penyimpangan kelurusan jalur maksimum 50
4. Penetrasi tidak melampaui permukaan bawah
5. Terak dan percikan logam 0
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B. Tugas
1. Lakukan latihan membuat jalur las tanpa bahan tambah dengan
menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena !
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

154

C. Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Seperangkat Las oksi-asetilena
b. Alat Bantu pengelasan
c. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Bahan
Pelat baja karbon 120 x 100 x 2 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan
3. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan
4. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E.

Gambar Kerja

F.

Langkah Kerja
1.

Siapkan benda kerja, ukuran sesuai dengan gambar kerja.

2.

Beri tanda pada bagian yang akan dilas.

3.

Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja

155

4.

Pilih ukuran mulut pembakar dan atur tekanan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pengelasan.

5.

Atur

posisi benda

kerja

pada meja

kerja,

kemudian nyalakan

pembakar dan atur apinya hingga netral.


6.

Mulailah pengelasan dengan mencairkan bahan dasar selanjutnya


cairan didorong dengan teknik las arah maju.

7.

Sudut pembakar 60o70o arah kebelakang dan 90

arah ke kiri dan

kekanan, panaskan terus hingga bahan dasar mencair. Jika sudah


terjadi kawah mencapai lebar 2,5 mm x tebal bahan, tarik kembali
mulut pembakar ke tepi hingga kawah mencapai 2,5 x tebal bahan.
Setelah itu, dorong kawah ke depan dengan jalan menggerakkan
pembakar arah maju.
Selama

proses

pengelasan

terjadi,

Anda

diharapkan

tetap

mempertahankan hal-hal sebagai berikut


a) Gerakan pembakar harus tetap lurus, tanpa diayun.
b) Sudut pembakar arah memanjang antara 60o 70o
c) Jarak inti nyala 2 3 mm
d) Lebar kawah las tetap 2,5 x tebal bahan.
e) Jalur tetap sejajar dengan tepi.
8.

Menjelang akhir jalur kira kira 15 mm turunkan perlahanlahan


sudut pembakar untuk menghindari terjadinya undercut (takik las
pada pinggir).

9.

Apabila satu jalur sudah selesai, matikan api las. Bersihkan benda
kerja dan konsultasikan dengan pembimbing praktik.

10.

Jika

Anda

telah

mendapat

instruksi

dari

pembimbing

praktik,

lanjutkan kegiatan Anda pada jalur berikutnya hingga baris yang


dibuat itu selesai semua.
11.

Pada akhir pengelasan matikan api las, tutup semua katup, buang gas
sisa pada selang.

12.

Bersihkan benda kerja yang sudah selesai dan periksakan kepada


pembimbing praktik.

156

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Berdasar tebal bahan, berapa nomor tip brander yang digunakan?
2. Berapa tekanan kerja gas asitelin dan Oksigen digunakan?
3. Pada

saat

melaksanakan

pengelasan

timbul

ledakan,

apa

penyebabnya?, bagaimana mencegahnya?


H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

157

Penilaian Latihan 6
Membuat Jalur Las Tanpa Bahan Tambah
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2.Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

158

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

1
2

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )


2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 6 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Lebar jalur las

2
3
4
5
6

Bagian yang tidak


mencair
Penyimpangan
kelurusan jalur
Penetrasi
Terak dan
percikan logam
Waktu
penyelesaian

51 mm
maksimum 5%
maksimum 50
tidak melampaui
permukaan bawah
0
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/6 )

159

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )

Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 6


No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4

**)Coret yang tidak perlu

160

Latihan 7
Membuat Rigi Las Dengan Bahan Tambah
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 7, siswa mampu membuat rigi las dengan
bahan tambah dengan menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena, pada
pelat baja karbon posisi di bawah tangan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Lebar jalur las 61 mm
2) Tinggi jalur 20,5 mm
3) Beda permukaan jalur maksimum 1 mm
4) Penyimpangan kelurusan jalur maksimum 50
5) Perpaduan minimum 80%
6) Terak dan percikan logam 0
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan

161

laporan

praktik

sesuai

B.Tugas
1.

Lakukan

latihan

membuat

rigi

jalur

las

dengan

tambahmenggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena!


2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Pelat baja lunak Seperangkat peralatan las oksi asetilena
b. Alat bantu pengelasan
c. Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
d. Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan:
a. ukuran 120 100 3 mm
b. Kawat las 3 mm
D.Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat alat keselamatan dan kesehatan kerja
2. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan
3. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan
4. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar Kerja

300 - 40 0
300 - 500

162

bahan

F. Langkah Kerja
1. Siapkan benda kerja, ukuran sesuai dengan gambar kerja.
2. Lukislah garis dengan penggores pada bagianbagian yang akan dilas.
3. Pilihlah tip yang sesuai dan atur tekanan kerja hingga sesuai dengan
kebutuhan pengelasan.
4. Peganglah pembakar pada posisi 600 700 dan kawat las pada posisi 300
400 terhadap permukaan benda kerja.
5. Atur nyala api hingga menjadi nyala netral.
6. Panaskan bagian yang akan dilas mulai dari pinggir kanan hingga timbul
kawah las.
7. Setelah kawah las cukup besar, masukkan kawat las hingga mencair
dan berpadu dengan cairan bahan dasar.
8. Angkatlah kawat las, atur kawah las dengan nyala api sambil bergerak
maju.
9. Masukkan dan angkat lagi, kemudian gerakkan kawat las naik-turun
secara teratur sesuai dengan kecepatan mencairnya bahan dasar.
10.Saat menjelang akhir jalur kira-kira 15 mm turunkan perlahan-lahan
sudut pembakar atau percepatan gerakan dengan tujuan menghindari
terjadinya undercut pada akhir jalur.
11.Setelah akhir jalur selesai matikan api las kemudian bersihkan jalur dari
terak dan serahkan kepada guru untuk diperiksa. Apabila telah ada
instruksi untuk melanjutkan, lanjutkan pengerjaan jalur berikutnya
seperti pada langkah 7, 8, dan 9
12.Setelah selesai mengerjakan jalur terakhir matikan api las, bersihkan
benda kerja dengan sikat baja untuk selanjutnya serahkan kepada guru
praktek.
13.Apabila Anda sudah menggunakan peralatan, tutuplah semua katup
kemudian buanglah gas sisa yang ada pada selang dan bersihkan
tempat kerja kemudian kembalikan alat-alat pada tempat yang telah
disediakan.

163

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Berapakah diameter kawat bahan tambah

yang digunakan pada

pengelasan OAW jika tebal plat yang di las 4 mm?


2. Apa akibatnya jika panas pengelasan OAW terlalu kecil saat membuat
rigi las dengan bahan tambah?
3. Pada saat membuat rigi las, bahan tambah membentuk rigi las yang
lebar dan kurang tinggi, apa penyebabnya?
H.Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

164

Penilaian Latihan 7
Membuat Rigi Las Dengan Bahan Tambah

Nama Siswa : .................................


1.Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2.Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

165

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai

No.

Aspek
Penilaian

Hasil Pengamatan
Kriteria

Benar
4

B
1
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

166

Salah

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 7 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Penilaian Hasil Pekerjaan

Lebar jalur las

61 mm

Tinggi jalur

20,5 mm

Beda permukaan
jalur
Penyimpangan
kelurusan jalur
Perpaduan
minimum
Terak dan
percikan logam
Waktu
penyelesaian

3
4
5
6
7

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Kriteria

maksimum 1 mm
maksimum 50
minimum 80%
0 (tidak ada)
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/7 )

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )

167

Nilai Perolehan

Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 7


No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

168

Latihan 8
Sambungan Tumpang

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 8, siswa mampumembuat sambungan
tumpang dengan menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena , pada pelat
baja karbon posisi di bawah tangan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1. Lebar jalur las 51 mm
2. Tinggi jalur 2 mm
3. Bentuk jalur rata atau cembung
4. Sambungan jalur rata

0,5

5. Beda permukaan jalur maksimum 1 mm


6. Panjang overlap maksimum 5%
7. Perpaduan minimum 95%
8. Perubahan sudut maksimum 50
9. Terak dan percikan logam 0
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan
3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan

169

laporan

praktik

sesuai

B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat sambungan tumpang dengan menggunakan
proses pengelasan Oksi-asetilena !
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a) Seperangkat peralatan las oksi asetilena
b) Alat bantu pengelasan
c) Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
d) Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan
a) Pelat baja lunak ukuran
120 30 3 mm (1 buah) dan 120 x 60 x 3 mm (1 buah)
b) Kawat las,
Jenis : Bahan baja lunak
Ukuran 3 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat alat keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar
2. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
3. Jangan mengarahkan api las pada orang lain dan atau benda mudah terbakar.
4. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
5. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru.

170

E.Gambar Kerja

F. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan las oksi asetilena, baik alat utama, alat keselamatan dan
kesehatan kerja maupun alat bantu.
2. Mempersiapkan bahan
a. Pelat baja lunak, ukuran :
120 x 30 x 3 mm, jumlah 1 buah.
120 x 60 x 3 mm, jumlah 1 buah.
b. Bahan pengisi baja lunak 2,0 mm, jumlah secukupnya
3. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung yang tajam.
4. memilih ukuran tip/mulut pembakar yang sesuai kemudian memasangnya pada
pembakar
5. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai dan sesuai
tekanan yang tertulis dalam manometer.
6. Mengatur bahan untuk membuat las, pembuatan las catat dilakukan pada posisi di
bawah tangan
7. Menyalakan tip/mulut pembakar dan mengaturnya sehingga nyala netral.
selanjutnya membuat las catat sebanyak 2 buah di tengah dan disalah satu
ujung/tepinya.
8. Nyalakan tip/mulut pembakar dan atur nyalanya sehingga netral. Mulailah
pengelasan dengan mengarahkan inti nyala pada ujung sebelah kanan kedua
bahan yang akan disambung sampai keduanya mencair, kemudian masukkan
bahan pengisi. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang
disambung sudah berpadu. Selesaikan penyambungan pertama ini dengan
memperhatikan halhal sebagai berikut :

171

a. Gerakkan pembakar setengah melingkar.


b. Gerakkan bahan pengisi naik turun/keluar masuk, dari atas dan ke bawah
cairan.
c. Sudut pembakar adalah 60o 70 o dan sudut samping adalah 45o - 50o .
d. Sudut bahan pengisi adalah 30o 40o dan sudut samping atas adalah 45o
50o
e. Tambahan bahan pengisi setelah cairan kedua bahan terpadu dan lebar
jalur 4 mm 6 mm .
f.

Jarak ujung inti dengan permukaan yang disambung 2 mm 3 mm

9. Kira-kira 15 mm sebelum

mencapai akhir pengelasan, kurangi/perkecil sudut

pembakar secara berangsur angsur.


10.

Setelah penyambungan pertama selesai konsultasikan/diskusikan hasilnya


dengan guru.

11.

Lanjutkan penyambungan berikutnya hingga dapat mencapai minimal 90% dari


seluruh Kriteria yang diminta.

12.

Bersihkan benda kerja yang sudah dihasilkan, kemudian serahkan kepada guru.

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa penyebab terjadinya deformasi pada hasil las!
2. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah deformasi!
3. Bagaimana melaksanakan pengelasan benda tipis yang panjang agar
tidak terjadi deformasi?

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

172

Penilaian Latihan 8
Sambungan Tumpang
Nama Siswa : .................................
1.Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2.Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

173

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B
1
2

Aspek
Penilaian

Kriteria

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

174

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 8 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Lebar jalur las

51 mm

Tinggi jalur

20,5 mm

Bentuk jalur

rata atau cembung

Sambungan jalur

rata

5
6
7
8
9
10

Beda permukaan
jalur
Panjang overlap
maksimum
Perpaduan
minimum
Perubahan sudut
Terak dan
percikan logam
Waktu
penyelesaian

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

0,5

maksimum 1 mm
5%
minimum 95%
maksimum 50
0 (tidak ada)
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/10)

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )

175

Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan 8


No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

176

Latihan 9
Sambungan Pinggir

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 9, siswa mampumengelas sambungan
pinggir/sisidengan menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena, pada pelat
baja karbon posisi di bawah tangan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Lebar jalur las 61 mm
2) Tinggi jalur 20,5 mm
3) Beda permukaan jalur maksimum 1 mm
4) Perpaduan minimum 80%
5) Terak dan percikan logam 0
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
Lakukan latihan membuat sambungan pinggir/sisidengan menggunakan
proses pengelasan Oksi-asetilena!
1. Buatlah laporan hasil latihan!
2. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

177

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a) Seperangkat peralatan las oksi asetilena
b) Alat bantu pengelasan
c) Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
d) Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan
a. Pelat baja lunak ukuran 120 30 3 mm (2 buah)
b. Kawat las 3 mm
D.Keselamatan Kerja
1. Gunakan alatalat keselamatan dan kesehatan kerja
2. Gunakan tip/mulut pembakar yang sesuai dengan tebal bahan
3. Periksa kebocorankebocoran gas sebelum memulai penyalaan
4. Halhal yang meragukan tanyakan kepada guru.
E. Gambar Kerja

178

F. Langkah Kerja
1. Siapkan benda kerja, ukuran sesuai dengan gambar kerja.
2. Pilihlah tip/mulut pembakar yang sesuai dan atur tekanan kerja hingga
sesuai dengan kebutuhan pengelasan.
3. Perimpitkan bagian yang akan dilas dan kerjakan las catat pada ujung
sambungan dengan tengahnya.
4. Peganglah pembakar pada posisi 600 700 dan kawat las pada posisi 300
400 terhadap permukaan benda kerja.
5. Nyalakan pembakar las dan atur nyala api hingga menjadi nyala netral
6. Panaskan bagian yang akan dilas mulai dari pinggir kanan hingga timbul
kawah las.
7. Bila kawah las telah terjadi, masukkan kawat las

hingga mencair dan

berpadu dengan cairan bahan dasar.


8. Angkatlah kawat las, atur kawah las dengan nyala api sambil bergerak
maju.
9. Masukkan dan angkat lagi, dan gerakkan kawat las naik-turun secara
teratur sesuai dengan kecepatan mencairnya bahan dasar.
10.Saat menjelang akhir jalur kira-kira 15 mm turunkan perlahan-lahan sudut
pembakar atau percepatan gerakan dengan tujuan menghindari terjadinya
undercut pada akhir jalur.
11.Gerakkan pembakar dengan lurus.
12.Setelah selesai mengerjakan jalur terakhir, matikan api las, bersihkan
benda kerja dengan sikat baja selanjutnya serahkan kepada guru.
13.Apabila Anda sudah menggunakan peralatan, tutup semua katup kemudian
buang gas sisa yang ada pada selang dan bersihkan tempat kerja
kemudian kembalikan alat-alat pada tempat yang telah disediakan

179

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jekaskan apa yang menjadi pertimbangan dalam memilih kampuh las?
2. Sebutkan dan gambarkan 5 kampuh tumpul!
3. Sebutkan dan gambarkan 4 kampuh sudut!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

180

Penilaian Latihan 9
Sambungan Pinggir
Nama Siswa : .................................
1.Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2.Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/ Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

181

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai

No.

Aspek
Penilaian

Hasil Pengamatan
Kriteria

Benar
4

B
1
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

182

Salah

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 9 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Penilaian Hasil Pekerjaan

Lebar jalur las

61 mm

Tinggi jalur

20,5 mm

Beda permukaan
jalur
Perpaduan
minimum
Terak dan
percikan logam
Waktu
penyelesaian

3
4
5
6

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Kriteria

maksimum 1 mm
minimum 80%
0 (tidak ada)
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/6 )

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )

183

Nilai Perolehan

Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 9


No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

184

Latihan 10
Sambungan Sudut Luar

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 10, siswa mampumengelas sambungan
sudut luar dengan menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena, pada pelat
baja karbon posisi di bawah tangan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukkan kriteria hasil:
1) Lebar jalur las 61 mm
2) Tinggi jalur 20,5 mm
3) Beda permukaan jalur maksimum 1 mm
4) Perpaduan minimum 80%
5) Terak dan percikan logam 0
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat sambungan sudut luardengan menggunakan
proses pengelasan Oksi-asetilena!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

185

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat:
b.

Seperangkat peralatan las oksi asetilena

c.

Alat bantu pengelasan

d.

Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja

e.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan:
a. Pelat baja lunak ukuran 120 25 3 mm (2 buah)
b. Kawat las 2 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alatalat keselamatan dan kesehatan kerja
2. Gunakan tip /mulut pembakar yang sesuai dengan tebal bahan
3. Periksa kebocorankebocoran gas sebelum memulai penyalaan
4. Halhal yang meragukan tanyakan kepada guru.
E.Gambar Kerja

186

F. Langkah Kerja
1. Siapkan benda kerja, ukuran sesuai dengan gambar kerja.
2. Pilih tip/mulut pembakar yang sesuai dan atur tekanan kerja hingga
sesuai dengan kebutuhan pengelasan.
3. Rakitlah bahan yang akan dilas dengan menggunakan alat bantu untuk
membentuk sudut luar dan kerjakan las catat pada ujung sambungan
dengan tengahnya, jarak celah 1 2 mm.
4. Peganglah pembakar pada posisi 600 700 dan kawat las pada posisi 300
400 terhadap permukaan benda kerja.
5. Nyalakan pembakar las dan atur nyala api hingga menjadi nyala netral
6. Panaskan bagian yang akan dilas mulai dari pinggir kanan hingga timbul
kawah las.
7. Bila kawah las telah terjadi, masukkan kawat las hingga mencair dan
berpadu dengan cairan bahan dasar.
8. Angkatlah kawat las, atur kawah las dengan nyala api sambil bergerak
maju.
9. Masukkan dan angkat lagi, dan gerakkan kawat las naik-turun secara
teratur sesuai dengan kecepatan mencairnya bahan dasar.
10.Saat menjelang akhir jalur kira-kira 15 mm turunkan perlahan-lahan
sudut pembakar atau percepatan gerakan dengan tujuan menghindari
terjadinya undercut pada akhir jalur.
11.Gerakkan pembakar lurus
12.Setelah selesai mengerjakan jalur terakhir matikan api las, bersihkan
benda kerja dengan sikat baja selanjutnya serahkan kepada guru.
13.Apabila anda sudah menggunakan peralatan, tutup semua katup
kemudian buang gas sisa yang ada pada selang dan bersihkan tempat
kerja kemudian kembalikan alat-alat pada tempat yang telah disediakan

187

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan fungsi alat las berikut ini:
a. Generator las
b. Tip brander
c. Sikat baja
d. Masker
2. Jika mengelas baja lunak, berapa derajat

besar sudut pengelasan

untuk pembakar terhadap permukaan benda kerja?


H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

188

Penilaian Latihan 10
Sambungan Sudut Luar
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

189

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
Hasil Pengamatan
No.

Aspek
Penilaian

Benar

Kriteria
4

B
1
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

190

Salah

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 10 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Penilaian Hasil Pekerjaan

Lebar jalur las

61 mm

Tinggi jalur

20,5 mm

Beda permukaan
jalur
Perpaduan
minimum
Terak dan
percikan logam
Waktu
penyelesaian

3
4
5
6

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Kriteria

maksimum 1 mm
minimum 80%
0 (tidak ada)
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/6 )

4) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )

191

Nilai Perolehan

Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 10


No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

192

Latihan 11
Sambungan Sudut Dalam

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 11, siswamampu mengelas sambungan
sudut bentuk Tdengan menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena, pada
pelat baja karbon posisi di bawah tangan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukkan kriteria hasil:
1) Lebar jalur las 51 mm
2) Tinggi jalur 3 mm
3) Bentuk jalur rata atau cembung
4) Sambungan jalur rata

0,5

5) Beda permukaan jalur maksimum 1 mm


6) Panjang overlap maksimum 5%
7) Perpaduan minimum 95%
8) Perubahan sudut maksimum 50
9) Terak dan percikan logam 0
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan
3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan

193

laporan

praktik

sesuai

B.Tugas
1. Lakukan

latihan

membuat

sambungan

sudut

bentuk

Tdengan

menggunakan proses pengelasan Oksi-asetilena!


2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C. Kebutuhan Alat dan Bahan
1. Alat
a. Seperangkat peralatan las oksi asetilena
b. Alat bantu pengelasan
c. Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
2. Bahan
a. Pelat baja lunak ukuran
120 60 2 mm
120 x 30 x 2 mm
b. Kawat las,
Jenis : Bahan baja lunak
Ukuran 2 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat alat keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar.
2. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
3. Jangan mengarahkan api las pada orang lain dan atau benda mudah
terbakar.
4. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
5. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru.

194

E.Gambar Kerja

F. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan

las

oksi

asetilena,

baik

alat

utama,

alat

keselamatan dan kesehatan kerja, maupun alat bantu.


2. Mempersiapkan bahan
a. Pelat baja lunak, ukuran
120 x 60 x 2 mm, jumlah 1 buah.
120 x 30 x 2 mm, jumlah 1 buah.
b. Bahan pengisi baja lunak 2,0 mm, jumlah secukupnya
3. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung yang
tajam.
4. Memilih ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada pembakar
5.

Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai dan
sesuai dengan tekanan yang tertulis dalam manometer

195

6.

Mengatur bahan untuk membuat las, pembuatan las catat dilakukan pada
posisi di bawah tangan

7.

Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral.


Selanjutnya membuat las catat sebanyak 2 buah di tengah dan di salah
satu ujung/tepinya.

8.

Nyalakan tip dan atur nyalanya sehingga netral. Mulailah pengelasan


dengan mengarahkan inti nyala pada ujung sebelah kanan kedua bahan
yang akan disambung sampai keduanya mencair, kemudian masukkan
bahan pengisi. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan
yang disambung sudah berpadu. Selesaikan penyambungan pertama ini
dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Gerakkan pembakar setengah melingkar
b. Gerakkan bahan pengisi naik turun/keluar masuk dari dan
kebawah cairan
c. Sudut pembakar 60o 70 o dan sudut samping 45o - 50o
d. Sudut bahan pengisi 30o 40o dan sudut samping atas 45o 50o
e. Tambahan bahan pengisi

setelah cairan kedua bahan terpadu

dan lebar jalur 4 mm 6 mm


f. Jarak ujung inti dengan permukaan yang disambung 2 mm 3
mm
9.

Kira-kira 15 mm sebelum

mencapai akhir pengelasan, kurangi/perkecil

sudut pembakar secara berangsurangsur


10. Setelah penyambungan pertama selesai, konsultasikan/diskusikan hasilnya
dengan guru
11. Lanjutkan penyambungan berikutnya hingga dapat mencapai minimal 90%
dari seluruh Kriteria yang diminta
12. Bersihkan benda kerja dan dihasilkan, kemudian serahkan kepada guru.

196

F. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Mengapa hasil pengelasan pada jenis las sambungan sudut hanya
mengenai satu sisi benda kerja?
2. Apa yang menyebabkan benda kerja melenting setelah pengelasan?
3. Apa yang terjadi jika tip brander yang kita pilih terlalu kecil ukurannya?
G. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

197

Penilaian Latihan 11
Sambungan Sudut Dalam
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

198

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B
1
2

Aspek
Penilaian

Kriteria

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening
Alat bahan lengkap

Alat bantu yang


dipersiapkan

Alat tangan, air


sabun kuas, dll
disiapkan

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

199

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 11 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Lebar jalur las

51 mm

Tinggi jalur

30,5 mm

Bentuk jalur

rata atau cembung

Sambungan jalur

rata

Beda permukaan
jalur

maksimum 1 mm

Panjang overlap

maksimum 5%

Perpaduan

minimum 95%

Perubahan sudut

maksimum 50

9
10

Terak dan
percikan logam
Waktu
penyelesaian

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

0,5

0 (tidak ada)
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/7 )

5) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )

200

Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 11

No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

201

D. Sambungan Patri

1. Karakteristik Sambungan Patri


Selain

pengelasan,

penyambungan

logam

proses
dapat

dilakukan dengan proses pemanasan


dibawah titik lebur bahan dasar yang
akan

disambungkan

(dilekatkan),

sehingga bahan dasar atau benda


kerja

tidak

mengalami

proses

mencair/melebur.
Gambar 2. 112
Beberapa contoh sambungan patri,
menyambung logam sejenis maupun berbeda
jenisnya

Menyatunya dua benda

kerja baik sejenis maupun berbeda, merekat kuat dengan menggunakan


logam/bahanpengisi atau perekat, yang mencair pada saat pemanasan karena
titik leburnya(logam pengisi)dibawah titik lebur bahan dasar/benda kerja.
Bahan tambah atau bahan pengisi berupa logam non ferro atau paduan yang
mempunyai titik cair diatas 800 C, tetapi lebih rendah dari titik cair logam dasar
yang

disambung.

Gambar 2. 113
Logam pengisi masuk ke ronga/ celah logam induk
Akibat efek kapileritas celah

202

Perekatan bahan Patri terjadi pada bidang patri, yaitu permukaan logam
dasar yang akan disambungkan, antara dua bahan dasar. Pada permukaan
logam dasar disalurkan banyak energi panas sehingga logam isi mulai meleleh,
merambat masuk ke dalam celah pematrian dengan efek kapileritas celah,
mengeras di bidang

pematrian,

dan mengikat erat badan dasar

yang

disambungkan. Ikatan erat yang terjadi ditimbulkan oleh adanya Adhesi (gaya
tarik-menarik antara Patri dengan rongga atau pori-pori permukaan bahan
dasar) yang menimbulkan terbentuknya ikatan antara logam isi dan logam
dasar.

2.

Persyaratan Kerja Patri


Agar diperoleh hasil ikatan yang baik pada pematrian, syarat yang harus

dipenuhi dalam pekerjaan mematri, adalah :


a. Bidang Patri bersih. Pada bidang Patrian yang mengkilap, logam isi akan
merambat dengan baik. Apabila bidang Patrian kotor, misalnya ada cat,
karat, gemuk, kotoran, keringat tangan, dan lapisan oksid, maka akan
berakibat penggelembungan logam isi yang cair dan menghalangi ikatan.
b. Menggunakan bahan pelumer (fluks). Bahan pelumer disalurkan sebelum
dan selama proses pematrian. Gunanya untuk melarutkan lapisan oksid
yang selalu ada pada permukaan bahan dasar dan bahan logam isi
secara kimiawi, dan mengubahnya menjadi terak cair, juga mencegah
pembentukan oksid baru selama pematrian.
c. Suhu pemanasan harus tetap. Suhu pemanasan harus sesuai dengan
ketentuan jenis Patrinya. Jika suhu terlalu rendah, Logam pengisi cair
akan membentuk butiran bola dan akan merembes. Jika suhu terlalu
tinggi logam isi akan menguap. Suhu terendah pada bidang pematrian
yang masih memungkinkan perembesan dan pengikatan logam isi cair
disebut suhu izerja. Suhu kerja ini berada di bawah titik lebur bahan
dasar.
d. Jarak celah dua logam induk. Besar celah penyambungan sangat
menentukan kekuatan ikatan patri. Celah pematrian hendaknya dibuat
sempit, agar didapat efek isap yang baik oleh celah dan pori-pori bahan

203

dasar. Semakin encer Patri, harus semakin sempit pula celah. Patri dari
tembaga dan perak yang encer menuntut celah yang lebih sempit
dibanding yang dibutuhkan oleh kuningan dan logam pengisi lunak yang
kental.

3.

Jenis Pematrian
Jenis

pematrian

dibedakan

berdasar

jenis

bahan

tambah/logam

penyambung. Logam penyambung sendiri digunakan tergantung pada jenis


bahan induk yang akan disambung, proses patri keras yang dikehendaki dan
tebal bahan logam induknya.

Gambar 2.114
Macam bentuk logam pengisi
(Gulungan kawat, plat strip, batang, ring)
Secara umum pekerjaan pematrian dibedakan menjadi pematrian lunak
dan pematrian keras.
a. Patri lunak(braze welding).
Patri lunak adalah proses pematrian yang menggunakan bahan tambah dari
logam lunak, logam cair ini harus mencair pada suhu di bawah 450C.
Pematrian ini diterapkan apabila diperlukan jalur sambungan yang kedap,tidak terlalu pejal, dantidak untuk menerima suhu yang tinggi.Logam
penyambung pada patri lunakyang digunakan dikelompokkan menjadi
menjadi tiga yaitu :
A : Patri lunak timbel - timah dan timah - timbel

204

B : Patri lunak timah - timbel dengan tambahan tembaga atau perak.


C : Patri lunak istimewa.
Pada skema penyolderan di atas terlihat cairan timah sebagai bahan
tambah bereaksi dengan bahan dasar membentuk suatu ikatan. Pemanasan
pada daerah sambungan harus dilakukan secara merata,agar cairan patri dapat
rata masuk pada celah celah sambungan. Pada skema penyolderan di atas
terlihat cairan timah sebagai bahan tambah bereaksi dengan bahan dasar
membentuk suatu ikatan. Celahatau jarak antara bahan plat yang disambung
berkisar antara 0,08 0,13 mm. penyempitan celah ini bertujuan agar cairan
patri dapatditarik oleh gaya kapiler untuk membasahi sisisisi pelat yang
akandisambung.
Penggolongan patri lunak berdasarkan temperatur yang digunakan untuk
proses penyolderan. Temperatur yang

digunakan patrilunak ini berkisar di

bawah 450C.Penggunaan patri lunak biasanya untuk konstruksisambungan


yang tidak membutuhkan kekuatan tarik yangtinggi, tetapi dititik beratkan pada
kerapatan sambungan.Fluks yang digunakan dari berbagai macam jenis sesuai
dengan bahan atau material yang disambung. Pada tabel2.8 berikut ini dapat
dilihat berbagai macam jenis fluks dan penggunaannya.
Tabel 2.8
Jenis Fluks Dan Penggunaannya

205

Panas yang dibutuhkan untuk penyolderan dengan temperatur rendah ini


dapat diperoleh dari beberapa sistem pemanasan diantaranya:
a) Sistem pemanasan menggunakan arus listrik sebagai sumber panas
penyolderan.

Gambar 2.116 Sistem pemanasan

listrik

b) Sistem pemanas gas LPG

Gambar 2.117 Sistem pemanasan gas

c) Sistem pemanas arang kayu

Gambar 2.118 Sistem pemanas gas LPG

Kepala patri yang digunakan pada sistem pemanas LPG dan arang kayu
ini adalah sama, seperti terlihat pada gambar di bawah. Tetapi dewasa ini

206

penggunaan kedua sistem pemanas ini kurang digunakan. Penggunaan patri


listrik lebih banyak digunakan, sebab peralatan patri listrik yang digunakan
lebih praktis. Proses penyolderan dan komposisi patri lunak ini dapat dilihat
pada tabel 2.9 berikut :
Tabel 2.9
Komposisi PatriLunak

Proses penyolderan ini dilakukan dengan beberapa langkah pengerjaan sebagai


berikut :
1) Persiapkan peralatan patri serta membersihkan bahan yang akan
dipatri. Batang patri selanjutnya

dipanaskan pada tungku pemanas

atau dengan listrik.


2) Daerah bahan yang akan dipatri dibersihkan dengan mengoleskan
fluks.
3) Setelah kepala patri panas, letakkan di atas bahan yang akan dipatri,
agar panas merata seluruhnya.
4) Oleskanlah

fluks

dan

bahan

tambah

pada

daerah

yang

akan

disambung dengan menggunakan kepala patri yang panas. Sampai


merata pada seluruh daerah bahan yang disambung
5) Hasil penyolderan yang baik dapat dilihat pada gambar di sebelah.
Terlihat bahan tambah masuk kecelah celah sambungan.

b. Patri keras(Brazing).
Pada patri keras Logam penyambung patri mencair pada suhu di atas
450C. Patri keras diterapkan apabila diinginkan ikatan yang lebih kokoh
dan tahan terhadap suhu tinggi bila dibanding dengan ikatan Patri ringan.

207

Pada patri keras (brazing) dengan kuningan dan atau perak yang perlu
diperhatikan adalah adanya pemilihan bahan yang sesuai seperti pemilihan
fluks (bahan pelumer).
Tabel 2.10
Komposisi Patri Keras

Proses pematriankeras menggunakan bahan penyambung dari logam yang


lebih keras seperti perak, kuningan, tembaga.

Bahan penyambung dari

tembaga dan perak adalah yang lebih banyak pemakaiannya, beberapa


diantaranya:
1) Patri keras tembaga
Patri keras ini menggunakan tembaga yang terbuat dari tembaga
tungku lebur (FCu) dan (SF-Cu).Sifatnya sangat mudah dibentuk,
menghasilkan jalur sambungan yang kedap, tahan asam, karat, dan
suhu.Pemakaiannya: mematri celah sambungan antara baja dan baja.
Bahan pelumer (fluks) yang cocok adalah FSH3.
2) Patri keras tembaga - timah (Patri perunggu)
Terbuat dari tembaga dan timah dengan sedikit fospor, pemakaiannya
untuk pematrian keras pipa baja.Bahan pelumer yang cocok: FSH3.
3) Patri keras tembaga - seng (Patri kuningan)
Terbuat dari tembaga dan seng dengan sedikitcampuran silisium, timah,
mangan, dan besi. Untuk keperluan khusus, ada juga yang dicampur
perak dan nikel. Sifatnya memiliki daya regang tinggi, kekuatan

208

batasmenengah, kekerasan rendah, dan merupakan bahanPatri keras


yang paling banyak dipakai.Pemakaian patri ini untuk macam-macam
celah dan celah sambungan. Bahan pelumer yang cocok: FSH2, tapi
bahan pelumer initidak cocok untuk pematrian logam keras.
4) Patri keras tembaga - nikel seng
Terbuat

dari

silisium.Sifatnya

tembaga,

nikel,

menghasilkan

dan

seng

sambungan

dengan

sedikitsisipan

berkekuatan

panas,

kekuatan tarik tinggi hingga 800 N/mm. Pemakaian untuk pematrian


celah (0,5-0,3 mm) danpematrian celah sambungan baja, nikel, paduan
nikel,besi tuang.Bahan pelumer yang cocok adalah FSH2.
5) Bahan Patri keras perak
Patri keras perak distandarisasikan terdiri atastembaga (Cu), perak
(Ag), seng (Zn), mangan (Mn), nikel(Ni), dan lain-lain. Beberapa jenis
ada yang mengandungkadnium (Cd) untuk menurunkan titik lebur.
Makin tinggikandungan Cd, makin rendah suhu kerja Patri. Suhu
kerjapaling rendah 610C dimiliki jenis Patri L-Ag 40 Cd. Sifat dari Patri
perak ini adalahsangat encer dan mengalir dengan kecepatan tinggi
kedalam celah,jalur hasil penyambungan sangat kuat, liat, tahan
karat,dan putih,- dengan memperhatikan sifat jenis Patri ini, Patri
perakcocok untuk pematrian keras berbagai logam berat.

4. Bahan Pelumer (fluks)


Flux (Fluksi)berfungsi untuk membantu melancarkan aliran bahan tambah
masuk ke celah logam induk, membersihkan permukaan yang disambung
terutama lapisan oksida , dan mencegah terjadinya oksidasi dengan udara luar
selama proses patri keras berlangsung
Dalam proses pematrian bahan pelumer (fluks) dapat berbentuk cair,
tepung atau pasta, bahan ini sangat diperlukan dan digunakan dengan
diberikan/disalurkan sebelum dan selama proses pematrian. Gunanya untuk
melarutkan lapisan oksid yang selalu ada pada per mukaan bahan dasar dan
bahan Patri secara kimiawi, dan mengubahnya menjadi terak cair, juga
mencegah pembentukan oksid baru selama penvolderan. Suhu pemanasan dan

209

besar celah harus tetap, oleh sebab itu perlu dicek ketika proses pematrian
berlangsung. Penggunaan fluks yang tepat adalah :
a. Fluks harus dapat mengatasi oksid pada awal dan selama proses
pematrian.
b.

Fluks dapat ditambah air murni hingga berbentuk pasta dan dapat
dicatkan pada permukaan yang akan disambung. Pematrian dilakukan saat
fluks masih lembab. Pemakaian fluks dapat juga dilakukan dengan cara
mencelupkan bahan tambah yang masih panas pada fluks.

Gambar 2. 2.119 Bahan Pelumer (fluks)

Untuk menghasilkan sambungan yang baik, perlu diperhatikan


bahwa fluks-fluks untuk pengelasan satu logam tidak boleh digunakan
untuk logam lain. Jadi, dalam memilih fluks, yang perlu diperhatikan
jenis logam yang disambung, jenis proses penyambungan Patriing atau
brazing) dan suhu penyambungan. Beberapa perusahaan produsen fluks
telah memberikan kode singkat sebagai berikut:
F = bahan pembersih fluks
S = untuk logam berat
L = untuk logam ringan
W = untuk Patriing

210

H = untuk brazing

Gambar 2. 120
Fluks berbentuk pasta dan serbuk

PERHATIKAN

Bahan Pelumer (fluks) adalah bahan yang berbahaya


Borax boric acid, digunakan untuk temperatur
kerja diatas 750 C, terutama digunakan untuk
brazing

Tipe Flouborate, digunakan untuk temperatur


kerja antara 600 C 810 C, digunakan untuk
silver brazing.

Chloride dan alkali flouride, digunakan untuk


patri keras aluminium

211

5. Peralatan Patri
Dalam proses pematrian diperlukan beberapa peralatan yang dapat
digunakan untuk penyambungan suatu logam. Peralatan yang diperlukan
antara lain alat utama seperti pembakar,

sebagai sumber panas dapat

diperoleh dari bermacam alat pembakar diantaranya ditunjukkan gambar


berikut. Pemantik, Kaca mata pengaman, batu tahan api, pembersih tip dan
meja kerja.

Gambar 2. 121
Pembakar untuk patri lunak

Gambar 2. 122
Pembakar coil untuk patri
keras

Gambar 2. 123
Pembakar dengan alat las
OAW untuk patri keras

212

Gambar 2. 124
Pembakar dengan tabung
kecil untuk patri keras

Gambar 2.125
Brander/torch dengan ujung
pembakar tip berbagai bentuk

Gambar 2.126
Kaca mata , Pemantik dan
pembersih tip

Gambar 2.127Batu tahan api

213

Gambar 2.128
Meja kerja dengan penghisap
gas

Selain alat utama digunakan juga perlengkapan keselamatan kerja perlu


disiapkan ketika akan melakukan pematrian, antara lain baju praktik, masker,
helm

kacamata

pengaman,

Penyangga, digunakan

dan

sarung

tangan.

Alat

Pemegang

Atau

untuk melakukan seting benda kerja. Dengan alat

pemegang atau penyangga ini diusahakan benda kerja selalu disangga selama
proses pematrian atau menggunakan pemegang sehingga benda kerja tidak
bergeser dari posisinya selama bahan tambah belum membeku. Serta alat
perkakas tangan untuk membantu dalam proses pekerjaan.

6. Bentuk Kampuh/Sambunga
Kampuh yang dapat dipergunakan pada pematrian dapat berupa sambungan
tumpang, sambungan lurus, sambungan tumpul dan flens. Beberapa bentuk
kampuh ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 2. 129
Jenis kampuh pematrian

214

HAL YANG PERLU DIHINDARI


DALAM PEMATRIAN
1. Pemakaian komposisi atau takaran bahan yang tidak
sesuai, hal ini dapat mengakibatkan hasil patri tidak
sempurna.
2. Pemakain fluks secara sembarangan, tidak sesuai
dengan jenisnya, dimana dapat mengakibatkan
sambungan kurang baik.
3. Panas yang berlebihan, karena dapat menghambat
proses pematrian, dimana logam mengalir tidak lancar
dan akan menimbulkan bintik-bintik.
4. Membiarkan hasil patri tidak dibersihkan dalam waktu
lama, hal ini mengakibatkan kotoran yang menempel
pada benda yang habis dipatri akan tetap melekat, dan
susah dibersihkan jika terlalu lama didiamkan bahkan
bisa mengeras.

7. Prosedur Pematrian
1) Area Kerja.
Pada pekerjaan pematrian, tempat kerja harus memiliki sirkulasi udara
yang baik agar uap yang dihasilkan akibat pemanasan tidak terhirup.
2) Alat Pelindung diri
Gunakan alat pelindung diri yang mencukupi pekerjaan ini, seperti
penggunaan kaca mata pengaman, masker, sarung tangan kulit, apron,
pakaian kerja dan sepatu kerja.
3) Kampuh
Kampuh dibuat sesuai bentuk benda yang dipatri, diupayakan bidang
patri seluas mungkin agar hasil patri lebih kokoh.

215

Gambar 2.130
Pembuatan kampuh diupayakan
memperbesar bidang patri

4) Membersihkan Benda Kerja.


Sebelum

dilakukan

penyambungan,

pemakaian benda

kerja

harus

dibersihkan dan diberikan bahan pembersih(fluks) dengan merata.


Pemberian fluk yang

tidak rata dapat mengakibatkan hasil patri

jelek.Pembersihan sebelum dipatri keras dapat dilakukan dengan cara


mekanik (
dengan

misalnya digerinda, kikir, sikat kawat, pasir). Cara kimia

dicelupkan

dalam

larutan

sulpharic

atau

nitricacid,

untuk

membersihkan kotoran gemuk, dapat dibersihkan dengan larutan carbon


tetra chloride atau trisodium phosphate.

Gambar 2.131
Benda kerja kotor menghasilkan
patrian yang tidak beraturan

5) Pemakaian fluk
Pakailah flux dengan cara yang benar sesuai dengan petunjuk yang
terdapat pada bungkus flux.Cara pemakaian fluk Powder/tepung dengan
ditaburkan pada permukaan yang disambung atau Kawat las dipanaskan
kemudian dicelupkan dalam fluksi. Untuk fluk pasta dilakukan dengan

216

ditempel pada permukaan yang disambung, sedangkan yang cair


dipoleskan pada benda kerja dan kawat las kemudian dipanaskan
6) Pemakaian Bahan Pengisi/logam tambah.
Bahan pengisi jangan dimasukkan ke sisi-sisi sambungan. Jatuhkan
lelehan bahan pengisi ke atas sambungan yang telah diberi fluks. Bila
bahan pengisi setelah menempel pada sambungan berbentuk bola,
berarti suhunya masih rendah. Kalau terjadi seperti itu, teruskan
pemanasan sampai bahan tambah mengalir seperti air di atas kaca
bersih.Logam pengisi yang disisipkan, dibentuk sesuai dengan bentuk
bidang permukaan sambungan.
7) Pemanasan.
(a) Pemanasan dapat dilakukan dengan pembakar las oksi-asetilena
ataualat

pembakar

lainnya.Untuk

patri

keras

stainles

steel,

gunakan nyala api netral. Sedangkan untuk logam lainnya,


gunakan nyala api karburasi.

Gambar 2. 132 Pemansan awal

(b) Bila diperlukan pemanasan awal gunakan nyala luar, atur jarak inti
nyala ( 25 mm diatas permukaan benda kerja).
(c) Untuk menghasilkan pemaduan bahan pengisi yang baik, suhu
pemanasan/suhu brazing harus tercapai dengan benar. Cara
mengetahui

suhu

brazing

dilakukan

dengan

cara

memoleskan/taburkan flux pada benda kerja kemudian panaskan,


flux akan menguap dan yang tertinggal bentuk padat. Bila flux
yang berbentuk padat telah mencair dan menutup permukaan
yang akan disambung, maka benda telah mencapai suhu brazing.

217

(d) Pengisian bahan tambah (proses pematrian) Celupkan/poleskan


kawat las dengan flux dan gunakan kawat las pada tempat yang
telah

dipanaskan.Arahkan

penyambungan

dimana

langsung

bahan

nyala

tambah

api

akan

pada

lokasi

mengalir.Bahan

tambah akan mencair dan cairan akan ditarik kearah panas.


Gunakan lebih banyak bahan tambah sehingga bagian yang
disambung

terisi.Pengisian

bahan

tambah

(proses

pematrian).Pengisian bahan tambah menunggu bila bahan dasar


telah mencapai suhu mematri keras/suhu brazing.

Gambar 2. 133 Langkah mematri:


Penentuan kampuh,
Pemanasan awal,
Pemanasan diupayakan merata
Pemberian fluk merata
Posisi pematrian dikondisikan agar bahan tambah
mengalir
(6) Bahan tambah diratakan/rapihkan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Untuk patri lunak Ujung Brander atau tip digerakkan melingkarlingkar dan api bagian luarnya saja yang mengenai benda kerja.
Bila ketebalan pelat tidak sama, maka pelat yang tebal harus

218

diberikan panas yang lebih dibanding bahan yang tipisnya, ini


dimaksudkan agar suhu pemanasan kedua benda tersebut dapat
tercapai bersamaan. Hindarkan panas yang berlebihan, karena
akan berakibat logam bertambah tidak mengalir lancar dan akan
menimbulkan bintik bintik.
(e) Untuk patri keras, nyala api pemanasan harus dikenakan pada
logam induk, bukan langsung pada bagian sambungan . Bila
pemanasan

langsung

pada

sambungan

dan

bahan

tambah

sekaligus, maka bahan tambah akan meleleh sebelum sambungan


mencapai suhu pematrian. Kesalahan ini akan berakibat daya lekat
pematrian kurang kuat. Kedua bagian yang akan disambung harus
mencapai

suhu

pematrian

dalam

waktu

yang

bersamaan

karenanya bagian yang tebal harus diberikan panas yang lebih


daripada bagian yang tipis.
(f) Pemanasan dari luar selalu berakibat celah akan membesar, sebab
bagian luar mengembang lebih besar daripada yang di dalam.
Sebaliknya pemanasan dari dalam akan memperkecil celah, karena
bagian dalam memuai lebih besar daripada yang di luar. Dengan
cara ini, pemanasan akan merambat dengan baik ke sambungan.
8) Proses Penyambungan

Gambar 2. 134
Penyambungan patri dengan torch
dan pemanas coil

219

Dalam menyabung/mematri dengan kuningan dan atau perak yang


perlu diperhatikan antara lain :
(a) Sambungan mempunyai kampuh (celah) yang sesuai (cocok), hasil

pematrian atau brazing akan meningkat kekuatannya jika celah


sambungan kecil dan rata. Cairan logam pengisi harus mengisi celah
dengan kekuatan kapilernya.
(b) Sambungan mempunyai permukaan yang bersih. Permukaan yang

akan disambung harus bersih dan bebas dari lapisan oksid, oli,
gemuk dan lainnya harus dicuci atau dibersihkan dengan bahan
pelarut atau pembersih lainnya. Bersihkan permukaan dari oksid
dengan ampelas,sikat baja, benang baja, dan lain-lain. Pembersihan
harus dilakukan sebelum proses penyambungan dimulai.
(c) Pemasangan/Penyusunan benda kerja Susunlah bagian-bagian yang

akan disambung sedemikian rupa sehingga dalam pengerjaannya


kedudukan benda kerja tidak berubah (terutama untuk benda-benda
yang kecil), misal dengan diklem, diikat dengan kawat.
9) Pembersihan Hasil Patri.
Setelah penyambungan selesai, sisa bahan pembersih diluar daerah yang
dipatri atau dibrazing harus dibersihkan hindari bahan pembersih
mengenai kulit tubuh.Fluks yang tertinggal dapat dihilangkan dengan
mudah memakai air panas, celupkan benda kerja yang panas kedalam air
atau menyikatnya dengan sikat basah. Pada pematrian keras yang luas,
pembersihan sering dilakukan dengan digosok.

220

BERLATIH MELAKUKAN
PATRI KERAS

Informasi
Setelah mempelajari materi
pengelasan dengan las oksi asitelin, Kamu akan berlatih melakukan
pekerjaan pengelasan dengan proses las oksi asitelin. Pada kegiatan
latihan ini, perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui
penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan ramburambu

peringatan

K3

dan

melaksanakan

pekerjaan

atas

ijin/pengawasan guru.
2. Materi latihan keterampilan disusun secara berurutan, dan
setiap siswa harus secara bertahap menyelesaikan pekerjaan,

dan

berpindah/memulai

pekerjaan

berikutnya

atas

ijin/pengawasan guru. Materi latihan terdiri dari:


Latihan 12: Membuat Sambungan Las Tumpang
Latihan 13: Membuat Sambungan Pipa
Latihan 14: Membuat Sambungan Plat dan Pipa

3. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan


evaluasi. Hanya jika Kamu (siswa) telah dinyatakan kompeten,
dapat melanjutkan ke latihan berikutnya.

221

Latihan 12
Membuat Sambungan Las Tumpang Dengan
Patri Keras Kuningan

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 12, siswa mampumembuat sambungan
tumpang dua logam sejenis atau berlainan jenis logam dengan cara patri keras
kuningan, dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Benda kerja tidak mengalami deformasi
2) Bahan tambah/kuningan dipatrikan dengan rapih
3) Sambungan dua logam kokoh
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat sambungan tumpang dua logam sejenis atau
berlainan jenis logam dengan cara patri keras kuningan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

222

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Seperangkat Las oksi-asetilena
b. Perkakas tangan (obeng, gergaji besi, kunci ingeris, kunci pas,
pisau)
c. Kuas atau busa spon
d. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Bahan
a.

Pelat baja lunak ukuran 120 30 3 mm (1 buah)


dan ukuran 120 x 60 x 3 mm (1 buah)

b. Kawat patri,Jenis bahan kuningan Ukuran 3 mm


c. Fluks jenis borak
D.Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat alat keselamatan kerja dan kesehatan kerja dengan benar
2. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
3. Jangan mengarahkan api patri pada orang lain dan atau benda mudah terbakar.
4. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
5. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru.
E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja

223

F. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan las oksi asetilena; alat utama, alat keselamatan dan
kesehatan kerja dan alat bantu.
2. Mempersiapkan bahan
a. Pelat baja lunak, ukuran

120 x 30 x 3 mm, jumlah 1 buah.

dan 120 x 60 x 3 mm, jumlah 1 buah.


b. Bahan pengisi kawat kuningan 2,0 mm, jumlah secukupnya
c. Serbuk borak dalam wadah secukupnya
3. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung yang tajam.
4. memilih ukuran tip/mulut pembakar yang sesuai kemudian memasangnya pada
pembakar
5. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pemabakar yang dipakai dan sesuai
tekanan yang tertulis dalam manometer
6. Mengatur bahan untuk membuat patri, gunakan tang jepit atau clam dan posisikan
agar dapat dipatri pada posisi di bawah tangan
7. Menyiapkan kawat kuningan dan borak
8. Menyalakan tip/mulut pembakar dan mengaturnya sehingga nyala netral.
9. Mulailah pematrian dengan mengarahkan inti nyala pada ujung sebelah kanan
kedua bahan yang akan disambung sampai keduanya membara.
10. Masukkan bahan pengisi yang telah dimasukan ke fliks .
11. Selesaikan penyambungan pertama ini dengan memperhatikan halhal sebagai
berikut:
a. Gerakkan pembakar ke arah dalam bagian sambungan tumpang agar
cairan bahan tambah masuk ke pori/celah sambungan

b. Sudut pembakar adalah 60o 70 o dan sudut samping adalah 45o - 50o
c. Sudut bahan pengisi adalah 30o 40o dan sudut samping atas adalah 45o
50o
d. Tambahan bahan pengisi jika nampak kurang
e. Jarak ujung inti dengan permukaan yang disambung 2 mm 3 mm

224

12.

Kira-kira 15 mm sebelum

mencapai akhir pematrian, kurangi/perkecil sudut

pembakar secara berangsur angsur


13.

Setelah penyambungan selesai konsultasikan/diskusikan hasilnya dengan guru

14.

Bersihkan benda kerja yang sudah dihasilkan, kemudian serahkan kepada guru.

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.

Jenis nyala api apa yang digunakan pada saat mematri keras kuningan?

2.

Apa manfaat pemanasan awal pada benda kerja saat pematrian?

3.

Apa yang terjadi jika fluks tidak tersebar merata pada benda kerja?

4.

Jelaskan pengertian brazing!

5.

Sebutkan alat utama brazing!

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoeh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

225

Penilaian Latihan 12
Membuat Sambungan Las Tumpang Dengan
Patri Keras Kuningan
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No
A
1
2
3
4

Aspek Penilaian
Sikap Kerja
Menggunakan
APD/Menerapkan K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

226

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 12 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Benda kerja

2
3
4

Bahan
tambah/kuningan
Sambungan dua
logam
Waktu penyelesaian

Tidak mengalami
deformasi
Dipatrikan
dengan rapih
Kokoh
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

227

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan 12
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

228

Latihan 13
Membuat Sambungan Pipa Dengan Patri Keras
Kuningan

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 13, siswa mampumembuat sambungan
pipa dua logam sejenis atau berlainan jenis logam dengan cara patri keras
kuningan, dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1)

Benda kerja tidak mengalami deformasi

2)

Bahan tambah/kuningan dipatrikan dengan rapih

3)

Sambungan dua logam kokoh

c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan


3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat sambungan pipa dari dua logam sejenis atau
berlainan jenis logam dengan cara patri keras kuningan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!

229

3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!


C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1. Alat
a. Seperangkat Las oksi-asetilena
b. Perkakas tangan (obeng, gergaji besi, kunci Inggeris, kunci pas,
pisau)
c. Kuas atau busa spon
d. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e. Cekam, ragum
2. Bahan
a.

Pipa baja lunak ukuran diameter in panjang 10 cm

b. Sambungan L pipa diameter dalam in


c. Kawat patri,Jenis bahan kuningan Ukuran 3 mm
d. Fluks jenis borak
D.Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat alat keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar
2. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
3. Jangan mengarahkan api patri pada orang lain dan atau benda mudah terbakar.
4. Periksa kebocoran kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
5. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru.
E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja
1. Bersihkanlah kedua ujung bagian pipa yang
akan disambung dari kotoran baikitu oli dan
kotoran lainnya dengan menggunakan kertas
ampelas dan kain kering, seperti gambar
berikut ini.

230

2. Ujung pipa yang telah dibersihkan tadi taburlah dengan borak/fluks yang
sesuai dengan jenis bahan tambah/kawat las yang akan dipergunakan.

3. Masukanlah ujung pipa yang telah dilabur tadi ke


dalam lubang pipa yang satunya (socket) secara
tepat

dan

benar-benar

lurus

seperti

yang

diperlihatkan pada gambar berikut.


4. Lakukan pengelasan dengan nyala api yang sesuai.
Untuk penyambungan pipa digunakan nyala netral
(netral flame), adapun cara pemanasannya dimana nyala apinya jangan
terlalu dekat dengan benda yang akan di las kira-kira1 s.d. 2 cm dengan
sudut kemiringan kira-kira 30 s.d. 40 derajat dari benda kerja.
5. Lakukanlah

pemanasan

yang

merata

pada semua bidang. Jika pemanasannya


sudah merata (ditandai perubahan warna
pipa menjadi berpijar kemerah-merahan)
berilah bahan tambah pada salah satu
titik saja ditepi sambungan. Dimana jika
pemanasannya baik maka bahan tambah
tadiakan

mengalir

ke

seluruh

bidang

yang akan dilas.


6. Fluks

yang

telah

dilaburkan

pada

permukaan ujung pipa yang akan di las


tidak boleh terkena nyala api (flame) secara langsung, dan dipergunakan
nyala apidengan suhu yang rendah dengan menggunakan pipa hembus
yang kecil. Ataupembakarnya bisa diganti dengan menggunakan Brander
torch.
7. Setelah selesai pengelasan dinginkan pipa dengan menggunakan kain
basah danbersihkanlah dengan menggunakan kain lap

231

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.

Jelaskan prinsip penyambungan patri!

2.

Jelaskan perbedaan patri keras dan patri lunak!

3.

Sebutkan macam macam patri keras!

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

232

Penilaian Latihan 13
Membuat Sambungan Pipa
Dengan Patri Keras Kuningan
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No
A
1
2
3
4

Aspek Penilaian
Sikap Kerja
Menggunakan
APD/Menerapkan K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

233

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 13 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Benda kerja

2
3
4

Bahan
tambah/kuningan
Sambungan dua
logam
Waktu penyelesaian

Tidak mengalami
deformasi
Dipatrikan
dengan rapih
Kokoh
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

234

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 13
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.
Umpan Balik Siswa:
Tanda Tangan Siswa:

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.
Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

235

Latihan 14
Membuat Sambungan Plat dan Pipa
Dengan Patri Keras Kuningan

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 14, siswa mampumembuat sambungan
Plat dan Pipa dua logam dari logam sejenis atau berlainan jenis logam dengan
cara patri keras kuningan, dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukkan kriteria hasil:
1) Benda kerja tidak mengalami deformasi
2) Bahan tambah/kuningan dipatrikan dengan rapih
3) Sambungan dua logam kokoh
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan latihan membuat sambungan

Plat dan Pipa dari dua logam

sejenis atau berlainan jenis logam dengan cara patri keras kuningan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

236

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Seperangkat Las oksi-asetilena
b. Perkakas tangan (obeng, gergaji besi, kunci Inggeris, kunci pas,
pisau)
c. Kuas atau busa spon
d. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e. Cekam, ragum
2. Bahan
a. Pipa baja lunak ukuran diameter in panjang 10 cm
b. Plat baja ukuran 10 cm x 10 cm tebal minimal 1mm
c. Kawat patri,Jenis bahan kuningan Ukuran 3 mm
d. Fluks jenis borak
D.Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar
2. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
3. Jangan mengarahkan api patri pada orang lain dan atau benda mudah terbakar.
4. Periksa kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
5. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6. Hal yang meragukan tanyakan kepada guru.

E. Gambar dan Langkah Kerja Kerja

237

1. Bersihkanlah
disambung

permukaan plat
dari

kotoran

dan

baikitu

ujung

oli

dan

bagian
kotoran

pipa

yang

lainnya

akan

dengan

menggunakan kertas ampelas dan kainkering.


2. Ujung pipa yang telah dibersihkan tadi taburlah dengan borak/fluks yang
sesuai dengan jenis bahan tambah/kawat las yang akan dipergunakan.
3. Pasang ada bagian atas plat secara tepat dan benar-benar lurus .
4. Lakukan pengelasan cantum agar benda tidak bergerak, dengan nyala
api yang sesuai.
5. Untuk penyambungan plat dengan pipa digunakan nyala netral (netral
flame), adapun cara pemanasannya dimana nyala apinya jangan terlalu
dekat dengan benda yang akan di las kirakira 1 s.d. 2 cm dengan sudut
kemiringan kira-kira 30 s.d. 40 derajat dari benda kerja. Panaskan
terlebih dahulu benda kerja yang lebih tebal agar temperatur lat dan pipa
sama.
6. Lakukanlah

pemanasan

yang

merata

pada

semua

bidang.

Jika

pemanasannya sudah merata (ditandai perubahan warna pipa menjadi


berpijar kemerah-merahan) berilah bahan tambah pada salah satu titik
saja ditepi sambungan. Dimana jika pemanasannya baik maka bahan
tambah tadi akan mengalir ke seluruh bidang yang akan dilas.
7. Fluks yang telah dilaburkan pada permukaan ujung pipa yang akan di las
tidakboleh terkena nyala api (flame) secara langsung, dan dipergunakan
nyala apidengan suhu yang rendah dengan menggunakan pipa hembus
yang kecil. Atau pembakarnya bisa diganti dengan menggunakan Brander
torch.
8. Setelah selesai pengelasan dinginkan pipa dengan menggunakan kain
basah dan bersihkanlah dengan menggunakan kain lap
F. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.

Bagaimana mencegah agar pada saat pengelasan plat dan pipa, plat
tidak melenting/berubah bentuk?

2.

Apa penyebab bahan tambah tidak menempel pada logam yang di


brazing?

238

3.

Jelaskan perbedaan dan persamaan las oksi asitelin dengan brazing!

G. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

239

Penilaian Latihan 14
Membuat Sambungan Pipa
Dengan Patri Keras Kuningan
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No
A
1
2
3
4

Aspek Penilaian
Sikap Kerja
Menggunakan APD
/Menerapkan K3
Menunjukkan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukkan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

240

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2.

Penilaian Keterampilan

Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan


pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
pelindung
Alat bahan
disiapkan

Sarung tangan,
kacamata bening

Langkah kerja

Sesuai prosedur

Melakukan
pemeriksaan
kebocoran gas

Dilakukan dan
ditindak lanjuti jika
ada kebocoran

1
2

Alat bahan lengkap

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan 14 dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Benda kerja

2
3
4

Bahan
tambah/kuningan
Sambungan dua
logam
Waktu penyelesaian

Tidak mengalami
deformasi
Dipatrikan
dengan rapih
Kokoh
6 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/5 )

241

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil
pemeriksaan jawaban review dan laporan latihan yang
diserahkan
No.
Aspek Penilaian
Nilai Perolehan
1

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2 )
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan 14
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

242

Bab 2
jilid

Buku Teks Bahan Ajar Siswa Teknik Dasar Instrumentasi

yang

telah

kamu

pelajari,

membahas

materi

proses

penyambungan logam, baik dengan panas maupun tanpa panas.


Dari materi penyambungan logam ini kamu dapat mengambil
sebuah renungan akan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa berbagai
material yang dihasilkan dari tambang, tidaklah akan memberikan
manfaat lebih bagi manusia, kecuali manusia berinovasi dan berkreasi.
Mereka yang mampu berinovasi dan berkreasilah yang

bertahan

dan berhasil menghadapi perubahan dan tantangan jaman.


Bagai mana dengan kamu hari ini?
Kreasi apa yang telah kamu ciptakan?
Inovasi apa yang telah kamu lakukan?
Dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
Kamu pelajari sampai hari ini, latihlah kreativitas dan inovasi Kamu,
meski dari hal yang sederhana.

243

Penyambungan logam adalahproses menyambung dua bagian logam atau


lebih, metoda penyambungan harus disesuaikan dengan; proses pengerjaan
sambungan,

kekuatan

sambungan,

kerapatan

sambungan,

penggunaan

konstruksi sambungan, dan faktor ekonomis. penyambungan logam dapat


dilakukan dalam keadaan dingin seperti dikeling, dimur-baud, dan dilipat. Juga
dapat dilaksanakan dengan panas seperti patri, las, dan tempa.
Pekerjaan fabrikasi logam sebagian besar berupa pengerjaan plat melalui
membentuk danmenyambung logam lembaran (pelat), sesuai dengan bentuk
dan ukuranyang sudah direncanakan, sering juga disebut kerja plat. Pada
pekerjaan

fabrikasi

diperlukan

pengetahuan

dan

keterampilan

untuk

mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan, membaca gambar


kerja,

menghitung

penggunaan

penggunaan

perlengkapan

kerja,

bahan

yang

menyiapkan

akan
alat

dipotong,
tangan

mengatur

dan

bahan,

menentukan urutan pekerjaan, membuat model dan membuat mal atau pola,
kemudian melakukan pekerjaan kerja plat.
Pengelasan merupakan proses penyambungan logam yang dilakukan
dengan memanaskan material (proses metalurgi). Pada saat pemanasan ada
yang diberikan tekanan pada benda kerja ataupun tanpa menggunakan
tekanan, dengan menggunakan bahan pengisi atau tanpa menggunakan logam
pengisi.Las oksi-asetilena atau disebut OAW (Oxy Acetylene Welding) adalah
salah satu cara pengelasan yang panas pengelasan itu diperoleh dari nyala api
sebagai hasil pembakaran bahan bakar gas asetilena ( C2H2) dengan zat asam
atau oksigen (O2). Pada pengelasan OAW ini diperlukan kemampuan untuk;
menyeting

benda

kerja

melalui

pembuatan

kampuh

las,

penguasaan

mengunakan peralatan las oksi-asetilena, menyiapkan bahan pengisi las,


memahami prosedur pengelasan, memahami posisi dan teknik pengelasan,
nyala api dan melakukan pencegahanperubahan bentuk atau distorsi.

244

Proses penyambungan logam dapat dilakukan dengan pematrian, yaitu


proses pemanasan dibawah titik lebur bahan dasar yang akan disambungkan
(dilekatkan), sehingga bahan dasar atau benda kerja tidak mengalami proses
mencair/melebur. Menyatunya dua benda kerja baik sejenis maupun berbeda,
merekat kuat dengan menggunakan logam/bahanpengisi atau perekat, yang
mencair pada saat pemanasan karena titik leburnya(logam pengisi)dibawah titik
lebur bahan dasar/benda kerja. Bahan tambah atau bahan pengisi berupa logam
non ferro atau paduan yang mempunyai titik cair diatas 800 C, tetapi lebih
rendah dari titik cair logam dasar yang disambung.Agar diperoleh hasil ikatan
yang baik pada pematrian, dalam pekerjaan Patri bidang patri harus bersih,
menggunakan bahan pelumer (fluks), suhu pemanasan harus tetap, memiliki
jarak celah dua logam induk. Jenis pematrian dibedakan berdasar jenis bahan
tambah/logam penyambung, diantaranya Patri lunak (braze welding) dan Patri
keras(brazing). Jenis patri keras diantaranya;Patri keras tembaga, Patri keras
tembaga - timah (Patri perunggu), Patri keras tembaga - seng (Patri kuningan),
Patri keras tembaga - nikel seng dan Bahan Patri keras perak. Flux (fluksi)
pada pematrian berfungsi untuk membantu melancarkan aliran bahan tambah
masuk ke celah logam induk, membersihkan permukaan yang disambung
terutama lapisan oksida , dan mencegah terjadinya oksidasi dengan udara luar
selama proses patri keras berlangsung, berbentuk cair, tepung atau pasta,
Dalam proses pematrian diperlukan beberapa peralatan meliputi alat utama
seperti pembakar, alat bantu dan alat keselamatan kerja.

245

A.

Evaluasi Diri

Penilaian Diri
Evaluasi diri ini diisi oleh siswa, dengan memberikan tanda ceklis pada
pilihan penilaian diri sesuai kemampuan siswa bersangkutan.
Penilaian diri
No

Aspek Evaluasi

Sikap

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Pengetahuan

1
2
3

2
3

Saya
memahamimaterisambungan
logam dengan kerja plat
Saya memahami materi
sambungan logam dengan las
oksi asitilen
Saya memahami materi
sambungan logam dengan
patri keras/brazing.

Keterampilan
Saya mampu membuat benda
kerja dari plat dengan
menerapkan pekerjaan
bukaan, lipatan dan
sambungan.
Saya mampu membuat benda
kerja dengan menerapkan
pekerjaan las oksi asitilen.
Saya mampu membuat benda
kerja dengan menerapkan
pekerjaan patri keras/brazing.

246

Sangat
Baik (4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

B. Review
Jawab
pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)
salah satu pilihan jawaban (a, b, c, d, atau e) yang menurut kamu
merupakan jawaban yang paling tepat.
1. Salah satu ciri pekerjaan fabrikasi ringan adalah :
a. Menggunakan bahan dengan ketebalan sampai 3mm
b. Menggunakan alat perkakas tangan
c. Menggunakan bekel khusus
d. Menggunakan bahan besi
e. Menggunakan bahan plat
2. Peralatan yang dapat digunakan untuk membuat lukisan garis untuk benda
kerja/pelat yang hasil goresannya bersifat permanen.
a. Kapur Teknik
b. Kapur garis
c. Mistar baja
d. Penggores
e. Penitik
3. Alat yang dipergunakan untuk melukis garis lengkung dan lingkaran, Memindahkan ukuran dan sudut, Melukis konstruksi geometrik adalah :
a. Mistar Baja
b. Mistar Lipat
c. Mistar Gulung
d. Jangka Kaki
e. Jangka Tongkat
4. Gambar berikut ini adalah
a. Siku Pelat
b. Siku Bevel
c. Mistar Gulung
d. Jangka Kaki
e. Jangka Tongkat

alat :

5. Gambar berikut inii berfungsi :


a. Menggores ukuran
b. Memotong bahan
c. Mengukur sudut garis
d. Membuat benda kerja siku
e. Melukis berbagai ukuran sudut
dan menentukan titik pusat suatu
benda kerja yang berpenampang bulat/lingkaran.

247

6. Untuk gergaji tangan, ukuran gergaji ditentukan oleh berapa banyak gigi
per inchi (25,4 mm). Untuk pemakaian umum digunakan daun gergaji
dengan jumlah gigi per inchi sejumlah:
a. 18 gigi per inchi.
b. 25 gigi per inchi.
c. 30 gigi per inchi.
d. 35 gigi per inchi.
e. 40 gigi per inchi.
7. Untuk memotong bahan Besi/profil baja lunakmenggunakan gergaji
dengan jumlah gigi:
a. Digunakan : 8 gigi/inchi
b. Digunakan : 14 gigi/inchi
c. Diguinakan : 18 gigi/inchi
d. Digunakan : 24 gigi/inchi
e. Digunakan : 32 gigi/inchi
8. Gambar disamping adalah jenis
sambungan :
a. Keling
b. Rivet set
c. Pengeling Pop
d. Sambungan Sekrup
e. Sambungan Baut-Mur
9. Jenis sambungan plat yang ditunjukkan oleh
nomor 6 adalah :
a. Sambungan lipat tunggal (grooved seam )
b. Sambungan lipat pitttsburgh
c. Sambungan lipat tegak
d. Sambungan lipat tegak ganda
e. Sambungan lipat sudut tunggal
10.Dalam proses pengelasan flux akan turut mencair dan mengeluarkan gas
serta membentuk terak cair yang berfungsi:
a. Melindungi kawah las terhadap oksidasi udara luar agar hasil
pengelasan tidak terjadi keropos.
b. Menghilangkan kotoran pada besi yang di las
c. Mempercepat pengerasan cairan logam
d. Melindungi rigi las dari benturan
e. Mencegah rambatan panas
11.

Las oksi asetilena dalam istilah lain disebut


a. LOA
b. OAW
c. SAW
d. GTAW
e. SMAW

248

12.Bahan bakar dalam proses las gas yang paling banyak digunakan adalah
gas asetilena, karena;
a. Tidak berbau
b. Murah harganya
c. Tidak membahayakan
d. Temperatur panasnya tinggi
e. Sesuai dengan kondisi sekolah
13.

Alat utama las oksi asetilena, kecuali


a. Regulator gas
b. Korek api las
c. Brander las
d. Selang las
e. sikat las

14.
Logam pengisi atau kawat las dalam klasifikasinya dinyatakan
dengan simbol, misalnya RG 60, arti dari angka 60 adalah
a.
Angka ketetapan
b.
Pelengkap klasifikasi
c.
Kekuatan tarik
d.
Keliatan bahan
e.
Jenis bahan
15.
Diketahui tebal bahan 3 mm, akan dilas dengan las oksi
asetilena. Diameter kawat las yang harus disiapkan adalah
a.
diameter 1,0 mm
b.
diameter 1,5 mm
c.
diameter 2,0 mm
d.
diameter 2,5 mm
e.
diameter 3,0 mm
16. Gambar sambungan/kampuh gambar berikut adalah:
a. Kambungan pinggir
b. Kambungan tumpang
c. Kampuh I
0.8-3.2
d. Kampuh V
e. Kampuh X
17. Pada gambar generator las asitelin
bagian nomor (2) adalah komponen:
a. Ruang karbit dan dapur gas atau retor
b. Ruang gas asetilena
c. Manometer
d. Ruang air
e. Kunci air

249

berikut,

18. Untuk memilih ukuran


halsebagai berikut, kecuali:
a. Proses pengelasan
b. Tebal bahan dilas
c. Jenis bahan dilas
d. Jenis gas bakar
e. Kampuh las

mulut

pembakar

perlu

dipertimbangkan

19. Berikut yang tidak termasuk pencegahan deformasi adalah:


a. Mengelas dengan berlapis
b. Memasang backing plate
c. Mengelas dengan las catat/titik
d. Menghangatkan bahan sebelum di las
e. Pengelasan arah maju dan arah mundur
20. Temperatur terpanas las OAW dapat dicapai:
a. 3.500 0C
b. 4.000 0C
c. 4.500 0C
d. 5.000 0C
e. 5.500 0C
21. Syarat yang harus dipenuhi dalam pekerjaan mematri, adalah :
a. Menggunakan bahan pelumer
b. Suhu pemanasan harus tetap
c. Jarak celah dua logam induk
d. Logam indukharus sejenis
e. Bidang Patri bersih
22. Proses pematrian yang menggunakan bahan tambah yang mencair pada
suhu di bawah 450C.
a. Las
b. Brazing
c. Ikatan
d. Senyawa
e. Penyambungan
23. Celahatau jarak antara bahan plat yang disambung berkisar
a. 0,9 mm 0,13 mm
b. 0,.8 mm 0,13 mm
c. 0,7 mm 0,13 mm
d. 0,6 mm 0,13 mm
e. 0,5 mm -0,13 mm
24. Pada patri keras Logam (brazing) penyambung patri mencair pada suhu
:
a. Di atas 400C.
b. Di atas 450C.
c. Di atas 500C.
d. Di atas 550C.
e. Di atas 600C.

250

25. Jenis patri yang terbuat dari tembaga dan timah dengan sedikit fospor,
pemakaiannya untuk pematrian keras pipa baja.Bahan pelumer yang
cocok: FSH3.
a. Patri keras tembaga - timah (Patri perunggu)
b. Patri keras tembaga - seng (Patri kuningan)
c. Patri keras tembaga - nikel seng
d. Bahan Patri keras perak
e. Patri keras tembaga
26. Beberapa perusahaan produsen fluks telah memberikan kode singkat,
untuk S adalah kode fluk untuk:
a. Bahan pembersih fluks
b. Untuk logam berat
c. Untuk logam ringan
d. Untuk patriing
e. Untuk brazing
27. Kampuh pematrian yang ditunjukan gambar berikut adalah jenis:
a. Lap
b. Cap
c. Butt
d. Sleeve
e. Corner
28. Pernyataan yang salah terkait dengan fluk pada proses patri adalah:
a. Membantu mencegah aliran bahan tambah masuk ke celah logam
induk
b. Membersihkan permukaan yang disambung terutama lapisan oksida
c. Mencegah terjadinya oksidasi dengan udara luar selama proses patri
keras berlangsung
d. Fluks berbentuk cair, tepung atau pasta
e. Fluks dapat ditambah air murni hingga berbentuk pasta dan dapat
dicatkan pada permukaan yang akan disambung.
29. Beberapa produsen fluks memberikan kode singkat untuk fluks, kode L
digunakan untuk:
a. Bahan pembersih fluks
b. Untuk logam berat
c. Untuk logam ringan
d. Untuk patriing
e. Untuk brazing
30. Berikut ini bukan merupakan karakteristik patri keras tembaga:
a. Sifatnya sangat mudah dibentuk
b. Tahan asam, karat, dan suhu
c. Menghasilkan jalur sambungan yang kedap
d. Bahan pelumer (fluks) yang cocok adalah FSH3
e. Terbuat dari tembaga dan timah dengan sedikit fospor

251

C. Tugas Proyek

Memanfaatkan Potensi Diri dan Lingkungan


Berdasar materi bab 2, Kamu telah mempelajari materi membuat
sambungan logam dengan beberapa metode, yaitu dengan metode tanpa
pemanasan (keling, lipat, mur-baud, sekrup,tapping) dan metode pemanasan
(las Oksi-asetilin dan brazing).
Dengan

bekal

kompetensi

di

atas,

Kamu

telah

memiliki

modal

keterampilan untuk berwirausaha. Pada tugas proyek ini, Kamu harus berlatih
Sikap dan keterampilan seorang wirausahawan, yaitu;
1. Memanfaatkan keterampilan kamu untuk membuat sebuah produk.
2. Produk

yang

dibuat

dianalisis,

merupakan

produk

yang

diperlukan/memiliki pangsa pasar jelas dan memiliki keuntungan, memilii


kelebihan (inovasi) dibanding produk yang telah ada.
3. Rencanakan produk tersebut dan tuangkan dalam proposal.
4. Presentasikan/jelaskan kepada guru proposal yang kamu buat untuk
memperoleh dukungan modal berupa bahan baku untuk membuat
produk tersebut.
5. Jika proposal yang kamu buat disetujui oleh guru, buatlah produk
tersebut sebaik-baiknya (layak jual)
6. Pasarkan hasil produk Kamu
7. Laporkan hasil kegiatan kepada guru.

Sukses Bagi Kamu Yang Kreatif dan Inovatif

252

Contoh Sistematika Proposal

I. Identitas Pelaksana Tugas


Nama Siswa :
Kelas

II. Nama Produk Dibuat:


(Nama produk dan gambar produk yang direncanakan untuk di buat)
III. Latar Belakang
(Uraian latar belakang pembuatan produk dipilih, karakteristik produk,
keunggulan, kualitas dan kuantitas produk yang ditawarkan)
IV. Pemasaran dan target pasar
(Uraian cara memasarkan produk dan sasaran/pangsa pasar produk)
V. Proses Produksi
(Uraikan kebutuhan bahan, alat dan cara membuat produk)
VI. Biaya dan Keuntungan
(Uraikan biaya produksi, harga jual dan keuntungan dari penjualan
produk)
VII. Jadwal Kegiatan
(Uraikan jadwal kegiatan perencanaan, presentasi proposal, produksi,
pemasaran dan laporan hasil kegiatan)

253

D. Penilaian
Penilaian akhir kegiatan pembelajaran bab 2 dilakukan terhadap 3 kriteria,
yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban tugas
evaluasi (Review) yang diberikan.
3. Nilai

keterampilan

diperoleh

dari

hasil

pelaksanaan

mandiri/kelompok tugas proyek yang dilaksanakan siswa.

Rubrik Penilaian
1. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 4
2. KKM : Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

: > 2.66 (Baik)


: > 2.66 (Baik)
: > 2.66(Baik)

3. Skor Siswa =
4. Konversi klasifikasi nilai kualitatif :
Konversi nilai akhir

Predikat

Klasifikasi

86 -100

3.66

81- 85

A-

Sangat
Terampil/
Sangat Baik

3.33

76 80

B+

3.00

71-75

2.66

66-70

B-

2.33

61-65

C+

56-60

1.66

51-55

C-

1.33

46-50

D+

0-45

Skala 1- 4

Skala 0100

254

Terampil/
Baik
Cukup
Terampil/
Cukup Baik

Kurang
Terampil/
Kurang Baik

tugas

Nama Siswa : .................................


KD

: Menerapkan pekerjaan dasar mekanik pada instrumentasi


industri sesuai SOP

1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Nilai
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4 )

2. PenilaianPengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar hasil pemeriksaan
jawaban evaluasi (review) yang diberikan
No.
1

Aspek Penilaian
Review

255

Nilai

3. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilaian berikut oleh Guru, berdasar hasil pemeriksaan
kegiatan tugas proyek
No.

Aspek Penilaian

Proposal

Presentasi

Produk yang dibuat

Laporan kegiatan

Nilai

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4 )
Kesimpulan Penilaian
No

Aspek Penilaian

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Nilai

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

256

BAB

Pekerjaan Dasar
Teknik Pemipaan
Kata Kunci :
Piping, flaring , bending, swaging,
cutting, fitting, elbow, reducer,
kopling, pipa kapiler, wing nut,
flare nut

257

Pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Pemipaan


merupakan

pembelajaran

teori

dan

praktik

Dasar

Keahlian Instrumentasi, materi meliputi bahan dan


berbagai

ukuran

pipa

yang

digunakan,

komponen

penunjang instalasi pemipaan, proses pengerjaan pada


pipa, serta bagaimana proses penyambungan dilakukan
pada instalasi pemipaan.
Pada

pembelajaran

Pekerjaan

Dasar

Teknik

Pemipaan ini, siswa dapat menerapkan materi yang telah


dipelajari sebelumnya, yaitu: Gambar Teknik, Dasar
Metrologi Industri, Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
Bahan logam dan Non Logam, Menggunakan alat ukur
mekanik dasar dan Menggunakan perkakas tangan.

258

Setelah mempelajari materi Pekerjaan Dasar Teknik Pemipaan, kamu


diharapkan mampu:
1. Memilih dan menggunakan komponen serta bahan

instalasi pemipaan

pada sistem instrumentasi industri sesuai prosedur


2. Menganalisis dan merakit instalasi pemipaan pada sistem instrumentasi
industri sesuai prosedur

Instalasi Pemipaan

Bahan pipa

- Logam
- Non logam

Dimensi pipa

Diameter nominal,
Inside diameter,
outside diameter

Komponen pemipaan

Fittings, Elbow, Stub


in, kopling, cap,
fitting make-up,
valves, nipel pipa

259

Pengerjaan pemipaan

Bending, flaring,
swaging, cutting

Penyambungan pipa

- Brasing
- Tanpa las
- Menggunakan ulir

Pada hari ini, ........................... tanggal .........................tahun ............ Guru


beserta siswa merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar sebagaimana tabel di
bawah ini
No
1
2
3
4
5
6
7

9
10

Jenis kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat
belajar

Catatan
Perubahan

Memahami Pemipaan dan


Kelengkapanya
Memahami Pemipaan
pada Sistem Refrijerasi
Memahami Peralatan
Pemipaan
Memahami Pengerjaan
Pemipaan
Latihan Melakkan
Pekerjaan Pipa
Latihan 1
Memotong Pipa
Latihan 2
Membengkokkan Pipa
dengan Pembengkok Pipa
Spiral
Latihan 3
Membengkokkan Pipa
dengan Type Lever Bender
Latihan 4
Membuat Sambungan Pipa
dengan Sistem Flaring dan
Swaging
Latihan 5
Mengelas Pipa

18

Menjawab review evaluasi

19

Melaksanakan kegiatan
penerapan/tugas proyek

............................., ........................
Guru

..............................

Orangtua/Wali Siswa

..................................

260

Siswa

..............................

A. Pemipaan dan Kekengkapanya


Di industri, pemipaan merupakan bagian penting, sistem pemipaan (piping
sistem) di ibaratkan laksana saluran darah bagi manusia, contoh

kegunaan

sistem pemipaan dapat kita temui pada sistem distribusi air minum, crude oil
pipeline, LNG pipeline. Pada plant petrochemical, sistem pemipaan yang begitu
kompleks sebagai media hantar antar equipment (point to point) dengan fluida
pada setting service bervariasi. Dalam skala kecil, pekerjaan pemipaan dapat
kita temukan pada sistem pendingin udara, baik pada kendaraan maupun
pendingin ruangan.
Sistem pemipaan harus dibuat sepraktis mungkin dengan minimum
bengkokan dan sambungan las atau brasing, sedapat mungkin dengan flens
atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa
harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus ditumpu
atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa
melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan
dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.
Model instalasi Sistem pemipaan pada dasarnya terdiri dari model terbuka
dan model tertutup. Model pemipaan sistem terbuka merupakan

sistem

pemipaan yang kedua ujung pipa (hilir dan hulu) tidak menyambung. Bila
jaringan pemipaannya terbuka, biasanya outlet (pipa keluaran) pada bagian
ujung pipa akan bertekanan rendah. Pemipaan sistem terbuka membutuhkan
jumlah pipa lebih sedikit dibanding pemipaan sistem tertutup. Keuntungan
pemipaan sistem terbuka ini adalah membutuhkan biaya lebih sedikit dibanding
sistem terbuka.

261

Gambar 3.1. Sistem pemipaan minyak

Pemipaan model tertutup maksudnya ujung pipa yang terakhir (hilir)


menyambung kembali ke ujung awal pipa (hulu). Sistem seperti ini bisa juga
disebut jaringan pemipaan memutar (loop). Sistem tertutup memungkinkan
tekanan di semua outlet (pipa keluaran) rata. Pemipaan sistem tertutup
membutuhkan jumlah pipa lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka.
Konsekuensinya, pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih besar.

Gambar 3.2 Sistem pemipaan AC Mobil

Dalam sistim pemipaan terdapat komponen instalasi pemipaan antara lain


pipa, fittings, stub in, kopling, cap, fitting make-up, valves dan nipel pipa.

1. Pipa (Pipe)
Sudah sejak lama manusia mengenal adanya sistem pemipaan, dimana
pada jaman dahulu kala untuk memenuhi kebutuhan akan pengairan (distribusi
air) di gunakan saluran melalui batang bambu (bahan alam). Pertama kali
sistem pemipaan menggunakan logam adalah di Greek dan Romawi yang

262

terbuat dari lead dan bronze, dimana saat itu teknologi pengecoran logam
mulai di kenal. Selanjutnya sistem pemipaan berkembang dengan material
logam yang bervariasi seiring dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
manusia, yang akhirnya saat ini dikenal berbagai logam hingga non logam yang
berkembang pesat dalam dunia industri termasuk juga pada sistem pemipaan.
Pipa di identifikasikan dengan kategori ukuran, yaitu : Nominal Pipe Size
(NPS) digunakan hanya untuk menyebutkan ukuran pipa komersial saja,
Outsside Diameter (OD), dan Inside Diameter (ID), sebagaimana yang di
tunjukan pada gambar dibawah :

Gambar 3.3 Pipa

Tebal pipa (Wall Thickness) adalah istilah untuk tebal dinding pipa, yang
mengacu pada pipe's weigth yaitu standar, extra strong, dan double extra
strong. saat ini juga di kenal sebagai schedule, yaitu S10, S20, S30, dst.

Gambar 3.4 Ukuran tebal pipa

263

Tabel 3.1 Tabel ukuran tebal pipa

Selain NPS dikenal juga DN (Diameter Nominal) berdasarkan metrik unit,


yang di kembangkan dari Internasional Standar Organisasi

(ISO). Dimensi

pipa ini mengacu pada kode ASME B36.10M Welded and Seamless Wrougth
Steel Pipe
Tabel 3.2 Ukuran pipa dalam NPS dan DN

264

Gambar 8.5 Pipa stainless Steel (Asme B36.19M)

Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan


teknik perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam
pembagian sebagai berikut
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
Pemilihan material pipa untuk berbagi keperluan industri tergantung dari
tekanan, temperatur, ketahanan, harga material dan ongkos pemasangannya.
Baja karbon yang dilapisi anti karat banyak digunakan pada jalur-jalur
pembuangan,

walau

pada

dasarnya

cukup

sulit

untuk

menspesifikasi

penggunaan material yang benar-benar efektif, tapi dari pengalaman pemilihan


material

merupakan

mengambil

suatu

keputusan

pertimbangan

akhir.

265

yang

Faktor-faktor

cukup
yang

penting
terpenting

sebelum
harus

diperhitungkan juga adalah faktor korosi .Jenis-jenis material yang umum


digunakan antara lain :
1. Pipa yang terbuat dari tanah liat (vertified clay), banyak digunakan untuk
aliran pembuangan dengan sistem pengankutan berdasarkan gaya berat,
misalnya

untuk kotoran-kotoran manusia

dan pembuangan kotoran

lainnya dengan aliran bertekanan dan temperatur rendah. Juga digunakan


jenis ini dibawah bangunan atau concrete yang cukup tebal.
2. Besi tuang untuk dalam tanah (cast iron soil pipe). Pipa ini kemampuan
kekuatannya diatas pipa tanah liat dan boleh dipasang dibawah bangunan
serta concrete yang tebal. Pipa ini dapat pula mengalirkan cairan yang
cukup panas.
3. Pipa baja karbon (carbon steel piping). Pipa ini banyak digunakan biasanya
dilapis dengan bahan anti karat. Bahan anti karat ini lebih baik
menggunakan pelapis plastik seperti scoth kote atau plicoflex, karena lebih
tahan lama dari plastik pelapis aspal residu.
4. Besi tulang pipa digunakan untuk pembuangan air dengan tekan tertentu.
5. Pipa beton digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24
inch atau lebih.
6. Pipa baja dilapis semen. Untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif
serta mempunyai kemampuan diatas pipa besi tuang.
7. Duriron pipe untuk pembuangan cairan dengan tingkat korosi tinggi.
8. Pipa Proses yaitu jenis bahan pipa yang digunakan tergantung dari
temperatur

tekanan,

tingkat

korosi

suatu

aliran

proses,

biasanya

menggunakan material besi metal, baja karbon, baja anti karat, baja
krom, aluminium
9. Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) dalam pekerjaan pipa dipergunakan untuk
instalasi air bersih maupun air kotor. Pipa PVC dibagi dalam 4 (empat)
kelas, yaitu :
a. Kelas AW (VP) dengan tekanan kerja 10 kg/cm2
b. Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 kg/cm2
c.

Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm2

d. Kelas C untuk saluran kabel listrik.

266

Panjang standar pipa PVC adalah 4 meter dan 6 meter per batang. Pipa
PVC kelas AW (VP) dan AZ digunakan utnuk instalasi air bersih, saluran
pembuangan, irigasi, pembuangan dan ventilasi pada gedung, saluran
bahan kimia dan sprinkler. Pipa PVC kelas AZ dan D (VU) digunakan
untuk pembuangan, irigasi, pembuangan pabrik, pembuangan pada jalan
raya, pembuangan pada bangunan. Pipa PVC kelas C digunakan utnuk
instalsi listrik dan penerangan

Tabel 3.3 Pipa PVC kelas AW


(VP saluran air bertekanan 10 kg/cm2)
Ukuran
Nominal
(inchi)

(mm)

1
1
1
2
2
3
4
5
6
8
10
12

16
20
25
30
40
50
65
75
100
125
150
200
250
300

Diameter
Luar
(mm)

Toleransi
diameter
luar
(mm)

22
26
32
38
48
60
76
89
114
140
165
216
267
318

0.20
0,20
0,20
0,30
0,30
0,40
0,50
0,50
0,60
0,80
1,00
1,30
1,60
1,90

Tebal
dinding
minimum
(mm)
2,7
2,7
3,1
3,1
3,6
4,1
4,1
5,5
6,6
7,0
8,9
10,3
12,7
15,1

Toleransi
tebal
dinding
(mm)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

0,6
0,6
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
1,0
1,0
1,4
1,4
1,8
2,2

Adapun sifat-sifat fisika dari pipa PVC adalah :


a. Tidak menghambat aliran air, permukaan yang licin mengurangi
hambatan dan penimbunan kotoran-kotoran seperti pipa lain
b. Anti

karat,

tahan

terhadap

zat-zat

kimia,

pipa PVC sifatnya anti karat, serta dapat tahan terhadap hampir
semua zat-zat kimia seperti larutan asam, alkali, minyak, garam
dan lain-lain.

267

Tabel 3.4 Pipa PVC kelas AZ


( saluran air bertekanan 8 kg/cm2)
Ukuran
Nominal
(inchi)

(mm)

Diameter
Luar
(mm)

1
1
1
2
2
3
4
5
6
8
10

16
20
25
30
40
50
65
75
100
125
150
200
250

22
26
32
38
48
60
76
89
114
140
165
216
267

Toleransi
diameter
luar (mm)

0.20
0,20
0,20
0,30
0,30
0,40
0,50
0,50
0,60
0,80
1,00
1,30
1,60

Tebal
dinding
minimum
(mm)
2,25
2,25
2,70
2,70
2,70
3,15
3,15
4,05
4,05
5,40
6,40
8,40
10,00

Toleransi
tebal
dinding
(mm)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

0,5
0,5
0,6
0,6
0,6
0,7
0,7
0,8
0,8
0,8
1,0
1,2
1,4

Tabel 3.5 Pipa PVC kelas D


(VU saluran pembuangan tekanan 5 kg/cm2)
Ukuran Nominal
(inchi)

(mm)

2
2
3
4
6
8
10

40
50
65
75
100
150
200
250

Diameter
Luar (mm)

48
60
76
89
114
165
216
267

Toleransi
diameter
luar (mm)

0.20
0,20
0,30
0,30
0,40
0,60
0,80
1,00

Tebal
dinding
minimum
(mm)
1,8
1,8
2,2
2,7
3,1
5,1
6,5
7,8

Toleransi
tebal dinding
(mm)

+
+
+
+
+
+
+
+

0,4
0,4
0,6
0,6
0,8
0,8
1,0
1,2

Tabel 3.6
Pipa PVC kelas C(saluran kabel)

(mm)

Diameter
Luar
(mm)

14
19
23
29
35
40

17
22
26
32
38
50

Ukuran Nominal
(inchi)
3

/8

1
1
1
2

Toleransi
diameter
luar (mm)

268

0.20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20

Tebal
dinding
minimum
(mm)
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,8

Toleransi
tebal dinding
(mm)

+
+
+
+
+
+

0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3

2. Komponen Pemipaan
a. Fittings
Fittings merupakan komponen pembentuk rangkaian berbagai komponen
pemipaan sebagai bagian dari suatu sistem pemipaan. Kompoenen fiiting ini
banyak sekali bentuk dan fungsinya diantaranya elbow, Tee dan reducer.

Gambar 3.6. Penyambungan pipa

b. Elbow
Elbow

berfungsi

untuk

merubah

arah

aliran

atau

pembelokkan,

komponen ini sangant diperlukan dalam berbagai jenis instalasi pemipaan.


Berbagai jenis elbow diantaranya :
1) Long radius, jenis ini banyak digunakan besar radiusnya adalah 1 kali
dari ukuran nominalnya.

Gambar 3.7Long Radius Elbow

2) Short radius, jenis ini sesuai dengan kebutuhan, karena khusus dan
jarang di pergunakan. Kekhususan penggunaannya di karenakan jenis
elbow ini memiliki penurunan tekanan (pressure drop) yang

lebih

besar dari pada yang long radius. Besar radius nya adalah 1 kali dari
ukuran nominalnya.

269

Gambar 3.8Short Radius Elbow

3) Mitter Elbow (weld), jenis ini terbuat dari potongan - potongan pipa.
Penggunaan nya juga tertentu di karenakan tidak sehalus aliran elbow
jenis lain.

Gambar 3.9 Mitter Elbow

4) 45o Elbow (weld), jenis ini adalah setengah dari elbow 90 derajat.
Pemilihannya selain untuk ruang yang sempit juga irit material cost.

Gambar 3.10

45o Elbow

5) Tee, merupakan komponen pemipaan yang membuat percabangan


dimana

ukuran

cabangnya

sama

dengan

ukuran

utamanya,

sedangkan bila ukuran percabangan nya lebih kecil di sebut dengan


Reducer Tee.

270

Gambar 3.11 Tee

6) Reducer, digunakan

bila dalam sistem pemipaan membutuhkan

adanya perubahan laju aliran atau perubahan ukuran, maka di


butuhkan reducer fittting ini. ada 2 jenis reducer yang dipergunakan
yaitu kosentris dan eksentris.

Gambar 3.12 Reducer

7) Stub in
Stub in jenis percabangan yang langsung pada pipa utamanya. Jenis
ini banyak di gunakan sebagai

alternatif penggunaan komponen

reducer tee, tetapi penggunaannya di sesuaikan dengan kalkulasi dan


dinyatakan

pada

class

piping

specification.

Bila

service

dan

temperaturnya cukup tinggi dan dari hasil perhitungan Stub-in tidak


mencukupi maka harus di beri penguatan (Reinforcment), bisa
berupa pad, sadkke ataupun o-let.

Gambar 3.13. Stub in

271

Gambar 3.14. jarak minimum pada pemasangan Stub-in

8) Kopling
Kopling merupakan jenis komponen
pemipaan

yang

diperlukan

pada

sambungan ukuran kecil seperti lassocket

(Socket

(threaded).

weld)

Kopling

dan

umumnya

ulir
di

gunakan untuk koneksi instrumentasi.


Gambar 3.15. Kopling

9) Cup
Cup atau penutup , komponen ini dipakai untuk mengakhiri suatu line
pemipaan (titik buntu), selain berbentuk cap (topi) dapat pula dipakai
plugs (penyumbat yang berulir)

Gambar .15. Penutup (cap)

272

Gambar .17. Penyumbat pipa ulir (plugs)

10)

Fitting make up, diperlukan pada


situasi

tertentu

pemipaan,
sempit

bisa
maka

penyambungan

dalam

desain

karena

ruang

yang

dilakuakan
antar

fitting

tanpa ada spool pipa, hal ini


dikenal dengan fitting make-up.
Gambar 3.18 . Fitting make up

11)

Katup (valves), adalah sebuah komponen yang digunakan untuk


pengaturan aliran fluida seperti membuka dan menutup laju aliran
yang terdapat pada instalasi pemipaan.

Gambar.19.Katup pipa

12)

Nipel pipa (pipe nipples), Untuk penyambungan dengan ulir dan

las socket ini tidak bisa dilakukan secara fiiting make-up,

273

karena dibutuhkan spool , spool pipa ini dikenal dengan nipple.


panjangnya nipple bervariasi tergantung dari kebutuhan

Gambar.20. Nipel pipa

B. Pemipaan pada Sistem Refrijerasi


1. Jenis Pipa
Sistem refrijerasi kompresi uap, adalah salah satu contoh pemipaan
tertutup yang menghubungkan empat komponen utama, yaitu kompresor,
kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Ke-empat komponen utama
tersebut saling dihubungkan dengan menggunakan pipa.

Gambar 3.21. Pemipaan sistem refrigerasi

274

Pekerjaan pemipaan refrijerasi adalah pekerjaan utama dalam perakitan


atau pemeliharaan peralatan refrijerasi. Ada empat prinsip yang harus dijadikan
acuan oleh setiap teknisi, yaitu
1. Mengetahui apa yang akan dilakukan
2. Memilih alat dan bahan dengan tepat
3. Menjaga alat dan bahan dalam kondisi bersih dan kering
4. Mengutamakan dan mengikuti prosedur keselamatan kerja
Pada bab ini kamu akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan pemipaan refijerasi dan tata
udara. Pekerjaan pemipaan yang dilakukan adalah menyambung pipa dengan
pengelasan. Agar penyembungan dapat dilakukan dengan baik dan tepat, maka
pengetahuan tentang pipa dan pengelasan pipa harus dikuasai dengan baik.
Pipa yang banyak digunakan dalam peralatan refrijerasi dan tata udara
adalah pipa tembaga. Pipa lain yang sering digunakan adalah pipa alumunium,
pipa baja, pipa baja tahan karat, dan pipa plastik. Pemilihan ukuran pipa yang
digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Drop tekanan harus sekecil mungkin
2. Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanan atau
kecepatan sirkulasi refrigerannya sesuai.
Kalau pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan kerugian gesekan,
bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang tidak sesuai. Kalau pipa
yang digunakan ukurannya terlalu besar akan mengakibatkan kegagalan
pengembalian minyak/oli kompresor dan pengeringan minyak/oli kompresor
yang akhirnya kompresor menjadi macet.
a. Pipa Tembaga
Pipa tembaga adalah pipa yang paling sering digunakan untuk keperluan
mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigeran jenis R.11, R.12,
R.22, dan R.502. Pipa tembaga yang dipergunakan pada mesin pendingin
adalah pipa tembaga khusus yang disebut ACR TUBING (Air Conditioning
and

Refrigeration

Tubing)

yang

telah

dirancang

dan

memenuhi

persyaratan/karakteristik khusus untuk mesin pendingin. Bagian dalam pipa

275

untuk keperluan mesin pendingin harus dijaga agar tetap kering dan
biasanya dibersihkan dengan menggunakan

nitrogen. Ujung-ujung pipa

jangan dibiarkan terbuka dan harus ditutup agar tidak terkontaminasi udara
luar (uap air) atau kotoran lainnya dengan cara digepengkan ataupun
ditutup dengan penutup khusus. Pipa tembaga pada umumnya dibagi
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pipa tembaga lunak (soft) dan pipa tembaga
keras (hard). Beda kedua jenis pipa tersebut terletak pada ketebalan
dindingnya. Untuk memudahkan identifikasinya, Pabrikan memberikan kode
dengan jenis K, L, dan M seperti tertera pada tabel 3.7 . berikut ini :

Tabel 3.7. Ukuran pipa tembaga

1) Pipa Tembaga Lunak


Pipa tembaga lunak biasanya digunakan pada mesin-mesin pendingin
jenis domestik dan komersial. Pipa tembaga ini memiliki sifat kekerasan

276

tertentu yang disebut Annealed Copper Tubing, yaitu, pipa dipanaskan


kemudian dibirkan mendingin sendiri. Hal ini membuat pipa tembaga
menjadi lunak dan mudah dibentuk. Pipa tembaga lunak mempunyai sifat
khusus. Jika pipa dibengkokan berulang kali maka pipa tersebut akan
menjadi keras dan kaku, sehingga mudah rusak, retak atau patah. Sifat
ini dapat diperbaiki dengan cara memanaskan pipa tersebut sampai
warnanya berubah menjadi merah atau ungu dan didinginkan secara
perlahan-lahan di udara, selanjutnya pipa dapat dengan mudah dibentuk
seperti semula. Pekerjaan ini dinamakan Proses ANNEALING.
Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
(1) pengelasan (brasing), (2) tanpa pengelasan, tetapi menggunakan
flare fitting yang disebut sebagai flare nut, yaitu baut khusus untuk
keperluan penyambungan secara cepat (flaring). Pipa tembaga lunak ini
biasanya diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk rol dengan panjang
yang bervariasi mulai dari 25 feet, 50 feet dan 100 feet dengan diameter
luar (OD) dalam satuan inchi. Ukuran yang tersedia di pasaran adalah
3/16, , 5/16, 3/8, 7/16, , 9/16, 5/8 dan inchi. Ketebalan pipa
tergantung pada diameter

luar

pipa. Misalnya,

pipa

memiliki

ketebalan 0,03 inchi. Pipa inchi, 0,35 inchi.

Gambar 3.22 Pipa Tembaga

2) Pipa Tembaga Keras


Pipa tembaga keras biasanya digunakan pada mesin pendingin untuk
keperluan komersial, dimana sifat pipa tembaga ini kaku dan keras, jadi
pada

saat pemasangan pipa

tersebut

harus

dipasang

klem

atau

penyangga sebagai tumpuan dan pengikatnya, apalagi jika ukuran


diameter pipa yang digunakan ukurannya besar. Pipa tembaga keras

277

tidak dapat dibengkokkan, jadi harus menggunakan elbow bila diperlukan


bengkokan. Penyambungan pipa hanya hanya dilakukan dengan sistem
pengelasan dengan las perak (silver brasing) atau menggunakan flare
fitting. Penyolderan hanya dilakukan untuk saluran tekanan rendah. Pipa
tembaga keras ini diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk batangan,
dimana setiap batangnya mempunyai panjang kurang lebih 7 meter.
b. Pipa Aluminium
Pipa aluminium banyak dipergunakan sebagai bahan evaporator. Daya
hantar panas pipa aluminium ini tidak begitu baik jika dibandingkan dengan
daya hantar panas pipa tembaga, dan harganyapun relatif lebih mahal.
Penyambungan

atau

pengelasan

pipa

aluminium

tidak

semudah

penyambungan pipa tembaga, dimana harus menggunakan las khusus yang


disebut las MIG, atau bisa juga dengan menggunakan kawat las Platinum
52 dengan campuran boraks atau fluks 52 dengan nyala api yang teratur,
dimana apinya tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan fluks 52
yang telah dioleskan, disinipun diperlukan keterampilan las secara khusus.
Kasus

kerusakan

atau

kebocoran

evaporator

pada

mesin

pendingin

seringkali terjadi. Untuk mengatasinya jika kebocorannya tidak terlampau


besar kebocorannya bisa di tutup dengan menggunakan lem APOXY atau
HARDEX.

Karena tekanan pada bagian evaporator adalah rendah, jadi

dengan sistem pengeleman saja sudah cukup tanpa perlu pengelasan.


Gambar berikut menunjukan bentuk evaporator yang ada di pasaran
dengan kapasitas bermacam-macam.

Gambar 3.23. Model evaporator yang ada di pasaran

c. Pipa Baja

278

Pipa baja juga banyak sekali dipergunakan pada mesin pendingin untuk
keperluan domestik, seperti halnya pada kondensor lemari es. Ada
beberapa

pipa

baja

dengan

ketebalan dinding

tertentu

yang

biasa

digunakan pada mesin pendingin, adapun ukuran diameter pipa baja


tersebut sama dengan ukuran diameter pipa tembaga, sedangkan cara
penyambungan dari pipa baja adalah dengan sistem brasing dan ada pula
yang menggunakan ulir. Pipa tembaga atau kuningan tidak dapat digunakan
pada sistem pendingin yang menggunakan bahan refrigeran amoniak
(R.717), dimana sifat pipa tembaga ini mudah bereaksi jika terkena
amoniak,

jadi

untuk

mesin

pendingin

yang

menggunakan

bahan

refrigerannya amoniak harus menggunakan pipa baja. Adapun ukuranukuran pipa baja yang ada di pasaran adalah sebagaimana tertera pada
tabel berikut :

Tabel 3.8 Ukuran pipa Baja

d. Pipa Baja Stainless


Pipa Baja stainless pada umumnya mempunyai fungsi yang sama dengan
pipa refrigeran lainnya, dimana pipa baja stainless ini sangat kuat terhadap
korosi dan sangat mudah dalam melakukan penyambungannya, dimana
bisa menggunakan brasing maupun menggunakan ulir. Pipa baja stainless
No.304

sering

sekali

digunakan

pada

mesin

pendingin

untuk

Food

Processing, Manufacture Ice Cream, Milk Cool Storage dan yang lainnya,
karena pipa baja stainless ini mempunyai kadar karbon (C), Nickel (Ni), dan
Chronium (Cr) yang sangat rendah sekali.

279

e. Pipa Fleksibel
Getaran-getaran

yang

diakibatkan oleh

bekerjanya

kompresor

dapat

mengakibatkan kerusakan pada sambungan pipa, khususnya sambungan


pipa ke kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada bagian
tersebut perlu dipasang pipa fleksibel yang dapat meredam getaran. Bahan
konstruksi dari pipa fleksibel terbuat dari selang perunggu fleksibel yang
dilapisi dengan anyaman pita rambut perunggu dan disambungkan dengan
pipa tembaga sebagai ujung-ujungnya. Pipa fleksibel ini dapat digunakan
pada mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigerant R12, R13, R22,
R24, R114, R502 atau yang sejenisnya kecuali untuk NH3 (Amoniak). Pipa
fleksibel ini di desain untuk nominal tekanan 25 atg, dan temperature pada
kisaran -700C sampai dengan +2000C. Ukuran pipa fleksibel yang ada
dipasaran bermacam-macam seperti yang tertera pada tabel.
Tabel 3.9. Data teknik pipa fleksibel

280

Gambar 3.24 . Pemasangan pipa fleksibel

Tabel 3.10. Data teknik pipa fleksibel

f. Pipa Kapiler
Sistem pengontrol laju refrijeran yang paling sederhana adalah pipa kapiler.
Seperti namanya pipa kapiler terdiri dari pipa panjang dengan diameter
yang sangat kecil. Diameter pipa kapiler antara 0,26 sampai 0,4 inci.
Gambar 3.25 memperlihatkan sistem refrijerasi dengan pipa kapiler.

Gambar 3.25. Sistem Pipa Kapiler

281

Pada ukuran panjang dan diameter tertentu, pipa kapiler memiliki tehanan
gesek yang cukup tinggi sehingga dapat menurunkan tekanan kondensasi
yang tinggi ke tekanan evaporasi yang rendah. Pipa kapiler berfungsi
menakar jumlah refrijeran cair ke evaporator dan untuk menjaga beda
tekanan anatara tekanan kondensasi dan tekanan evaporasi tetap konstan.
Karena pemasangan pipa kapiler terhubung seri di dalam sistem refrijerasi,
maka ukuran kapasitas penyaluran refrijeran cair yang dihasilkan oleh pipa
kapiler harus sesuai dengan kapasitas kompresi dari kompresor. Oleh
karena itu untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi, maka kapasitas pipa
kapiler harus sama dengan kapasitas kompresi kompresor. Bila hambatan
gesek pipa kapiler terlalu besar, karena pipa kapilernya terlalu panjang atau
terlalu kecil, maka kapasitas pipa untuk menyalurkan refrijeran cair dari
kondenser ke evaporator

menjadi lebih kecil dibandingkan dengan

kapasitas kompresi.
Akibatnya evaporator kekurangan refrijeran cair, tekananya turun. Di lain
pihak refrijeran cair di kondensor naik, sehingga tekanan kondensasinya
naik. Efek pendingian kurang. Sebaliknya, jika hambatan gesek pipa kapiler
terlalu kecil, karena pipa kapilernya terlalu pendek atau terlalu besar, maka
kapasitas pipa untuk
evaporator menjadi
Akibatnya

menyalurkan refrijeran cair dari kondenser ke

lebih besar ibandingkan dengan kapasitas kompresi.

evaporator kelebihan refrijeran cair, tekanannya naik. Tidak

semua refrijeran cair dapat menguap di evaporator. Kompresor menghisap


liquid refrijeran. Untuk meningkatkan unjuk kerja sistem dengan pipa
kapiler, maka
sebagian

sebagian pipa kapiler direkatkan pada pipa suction, atau

pipa kapiler dimasukkan ke dalam pipa suction, seperti yang

dilakukan pabrikan lemari es untuk keperluan rumah tangga.


Pipa kapiler (capilary tube)Juga disebut : Impedance tube, Restrictor tube
atau choke tube. Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang
dalam yang sangat kecil. Panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol
jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator. Pipa kapiler memiliki
fungsi sebagai berikut:
1) Menurunkan tekanan refrigerant cair yang mengalir didalamnya
2) Mengatur jumlah refrigerant cair yang mengalir melaluinya

282

3) Membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor


Pipa kapiler terdiri dari berbagai macam ukuran. Yang diukur bagian
diameter dalam (Inside Diameter/ID) dari pipa, lain halnya dengan pipa
tembaga yang diukur adalah diameter luar (outside diameter/OD)

Pipa

kapiler tidak boleh dibengkok terlalu tajam, karena dapat menyebabkan


tersumbatnya lubang pipa. Pipa kapiler menghubungkan saringan (filter
dryer) dan evaporator, merupakan batas antara sisi tekanan tinggi dan
tekanan rendah dari sistem. Pada bagian tengahnya sepanjang mungkin
dilekatkan dengan saluran hisap dan disolder. Bagian yang disolder ini
dinamakan Penukar Kalor (heat exchanger). Jika kita tidak mempunyai
ukuran panjang dan ID pipa kapiler yang tepat untuk lemari es yang hendak
diperbaiki, kita dapat memakai daftar pemakaian pipa kapiler pada tabel
3.11.
Table 3.11 Daftar pemakaian pipa kapiler

* S Statis F- Fan
S Statis untuk kondensor tanpa fan motor, dan
F Fan untuk kondensor yang memakai fan motor

283

Semua ukuran ID (Inside Diameter) x panjang pipa kapiler di atas, hanya


dipakai sebagai perkiraan saja, apabila kita tidak mengetahui ukuran dan
panjang pipa kapiler yang harus dipakai. Pada pelaksanaannya dapat
diadakan perubahan, untuk disesuaikan dengan keperluannya.
Semua ukuran ID (Inside Diameter) x panjang pipa kapiler di atas, hanya
dipakai sebagai perkiraan saja, apabila kita tidak mengetahui ukuran dan
panjang pipa kapiler yang harus dipakai. Pada pelaksanaannya dapat
diadakan perubahan, untuk disesuaikan dengan keperluannya. Panjang dan
ID dari setiap pipa kapiler di atas dapat diubah dan disesuaikan dengan ID
pipa kapiler yang telah kita miliki, dengan memakai daftar perbandingan
panjang pipa kapiler pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Daftar Perbandingan Panjang Pipa Kapiler

Cara pembacaan tabel 3.12. :


1) Letakan ukuran ID (Inside Diameter) pipa kapiler yang telah dikatahui
pada lajur paling kiri

284

2) Tarik garis mendatar ke kanan sampai memotong lajur ukuran ID pipa


kapiler di atas yang hendak kita pakai. Kita mendapatkan faktor pengali.
Pilihlah beberapa faktor pengali yang berada dalam kurung.
3) Kalikan panjang pipa kapiler baru yang diketahui dengan faktor yang
diperoleh pada langkah 2. Untuk lemari es pilihlah lemari es dengan
panjang minimum 1,5 meter dan maksimum 4,5 meter.
4) Hasilnya kita mendapatkan pipa kapiler dengan ID yang baru dan panjang
yang tertentu, dengan tahanan dan sifat yang sama dengan pipa kapiler
sebelumnya.
Contoh 1
Lemari es dengan kompresor 1/6 PK, kondensor statis, direncanakan untuk
dipakai pada suhu rendah -200C. Berapa ukuran pipa kapiler yang
diperlukan?
Dengan melihat 3.12 (Daftar pemakaian pipa kapiler), kompresor 1/6 PK
dengan kondensor statis untuk suhu evaporator 200C, harus memakai pipa
kapiler 0.031 ID dengan panjang 3.62 meter.
Contoh 2
Pipa kapiler 0.040 ID panjang 3 meter, hendak ditukar dengan pipa kapiler
lain ID yang dapat memberikan karakteristik yang sama. Dengan melihat
3.12(Daftar perbandingan panjang pipa kapiler), pada lajur paring kiri dari
0.040 tarik garis mendatar ke kanan, akan mendapatkan beberapa faktor :
Di bawah 0.036 ID didapat faktor 0.62
Di bawah 0.042 ID didapat faktor 1.25
Kalikan panjang pipa kapiler yang telah diketahui 3 meter dengan faktor
yang diperoleh. Dengan pipa kapiler 0.036 ID 0.62 x 3 m = 1.86 meter
Pipa kapiler pengganti (0.036 ID, panjang 1.86 m) dapat memberikan
tahanan yang sama seperti kapiler 0.040 ID panjang 3 meter.

285

2. Soldering Fitting
Soldering fitting adalah aksesoris pemipaan yang berguna untuk membantu
melakukan sambungan dan pencabangan dengan cara pengelasan. Beberapa
jenis soldering fitting yang sering digunakan adalah :
a. Socket (Coupling)
Socket adalah salah satu jenis aksesoris pemipaan, dimana fungsi dari
socket ini adalah untuk membantu melakukan penyambungan 2 buah pipa
yang berdiameter sama. Ukuran socket mengikuti ukuran pipa tembaga
lunak tetapi dinyatakan dengan ukuran diameter dalam atau ID.

Gambar 3.26.

b. Reducing Socket
Reducing socket adalah salah satu jenis aksesoris pemipaan, dimana fungsi
dari reducing socket ini untuk membantu melakukan penyambungan dua
buah pipa yang diameternya berbeda. Ukuran reducing socket sama seperti
ukuran pipa tembaga.

Gambar 3.27 Reducing socket

286

c. Bengkokan pipa (Elbows)


Di pasaran elbow tersedia dengan berbagai jenis, diantaranya ada elbow
450, 900, dan ada pula yang radius bengkokannya 180 derajat .

Gambar 3.28 Elbows

d. Socket Cabang T
Untuk membuat pencabangan pipa saluran mesin pendingin baik itu untuk
menempatkan alat ukur tekanan rendah maupun tekanan tinggi atau
pemasangan pentil atau komponen lainnya, maka disini diperlukan suatu
alat aksesoris yang disebut dengan socket cabang T.

Gambar 3.29 Cabang T

e. Flare Fitting
Flare fitting adalah salah satu aksesoris pemipaan yang berfungsi untuk
membantu melakukan penyambungan pipa yang tidak permanen, baik itu
sambungan pipa dengan pipa, maupun pipa dengan komponen yang lainnya
seperti halnya dengan filter dryer, sight glases, solenoid, atau stop kran.

287

Perbedaan flare fitting dan soldering fitting adalah terletak pada proses
pengerjaannya saja, dimana soldering fitting proses pengerjaannya dengan
alat Bantu las (brasing) sedang flare fitting tanpa pengelasan.

Gambar 3.30Flare fitting

f. Flare nuts
Flare nuts adalah salah atu aksesoris pemipaan yang merupakan Pasangan
dari double flare dan mempunyai bentuk menyerupai Mur (nuts), dimana
fungsinya sama seperti flare fitting. Adapun jenis-jenis dari flare nuts yang
ada di pasaran adalah sebagai berikut :
1) flare nuts Plain
2) flare nuts Short Barrel
3) flare nuts Frost Proof
4) flare nuts Frost Proof Grooved
5) flare nuts Plain Reducing
6) flare nuts Frost Proof Reducing
7) flare nuts Frost Proof Grooved Reducing

Gambar 3.30 Flare nuts

288

g. Double Fitting
Double Fitting adalah salah satu bagian dari flare fitting, double fitting ini
tidak selamanya berbentuk double fitting khusus akan tetapi bisa berupa
stop kran, filter dryer, dan sebagainya. Adapun bentuk-bentuk atau jenisjenis dari double fitting yang khusus adalah sebagai berikut :
Double fitting berbentuk lurus, double fitting jenis ini adalah sebagai
berikut :
1. Double fitting
2. Double fitting reducing
3. Male flare to male flare
4. Male flare to Female Flare
5. Male flare to Paralel male BSP
6. Male flare to female BSP
7. Female flare to female BSP
8. Female flare to female flare
9. Female BSP to Female flare
10. Female Flare to Female BSP
11. Male BSP to solder
12. Female BSP to solder
13. Male flare to solder

Gambar 3.30 Double Fitting

Double flare bentuk elbows ini berfungsi untuk membantu melakukan


pembuatan sambungan pada belokan dengan menggunakan jenis
sambungan flaring

fitting. Dimana jenis-jenis dari pada double flare

bentuk elbows ini adalah sebagai berikut:

289

1. Double flare
2. Male BSP to Male BSP
3. Male flare to solder
4. Male flare to female flare
5. Female BSP to male BSP
6. Male Flare to female BSP
7. Female BSP to Female BSP
8. Double flare reducing
9. Male flare to female BSP
10. Male BSP to solder

C. Peralatan Pemipaan

Gambar 3.31 Peralatan pemipaan

1. Pemotong pipa (Tubing cutter)


Alat pemotong pipa ada 2 macam yaitu tubing cutter dan gergaji
(hacksaw). Yang perlu diperhatikan pada saat memotong pipa adalah jangan
sampai kotoran-kotoran masuk dalam sistem waktu memotong pipa. Untuk
memotong pipa dengan tubing cutter, pipa dimasukan antara roller dan cutting
wheel. Tightening knob berfungsi untuk menyesuaikan dengan diameter pipa
yang dipotong.

290

Cutting, merupakan proses pemotongan pipa tembaga atau material pipa


lunak lainnya dengan menggunakanpemotong pipa (tubing cutter).Pemotong
pipa tembaga (tubing cutter) digunakan agar potongan menjadi rata dan pipa
tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini penting agar pada saat pipa di flare
atau di swage pipa tidak pecah dan hasilnya baik.

Gambar 3.31 Tubing Cutter

Bila roda pemotong ditukar dengan roda penekan yang tumpul, maka
fungsi tubing cutter akan berubah menjadi memperkecil ujung diameter pipa,
sehingga dapat disambung dengan pipa yang lebih kecil.

291

Gambar 3.32 Cara memotong pipa

2. Penguliran,
Penguliran merupakan proses pembuatan ulir bagian luar pada ujung
pipa yang relative besar sedangkan untuk pipa berukuran kecil menggunakan
fitting ulir untuk penyambungan pipa. Proses membuat ulir dilakukan melalui
tahapan-tahapan, yaitu persiapan penguliran, memasang alat pembuat ulir
(sney), dan penguliran itu sendiri. Bagian ujung pipa yang akan diulir dikikir
miring (chamfer) untuk memudahkan masuknya alat pembuat ulir (sney), alat
pengulir ini mempunyai gigi pengulir yang dapat dilepas dan diganti sesuai
dengan besar kecilnya diameter pipa yang akan diulir.
Gigi pengulir ini tiap-tiap ukuran merupakan satu rangkaian yang terdiri
dari 4 buah, yang masing-masing diberi nomor urut 1, 2, 3, dan 4. Memasang
gigi pengulir harus tepat pada lubangnya dengan cara mencocokkan nomor
yang ada pada gigi pengulir dengan nomor yang ada pada rumah pengulir,
kemudian dikunci hingga terpasang kokoh.Pipa yang akan diulir dijepit pada
ragum pipa dengan kuat agar pipa tidak berputar. Ketika dibuat ulir dan ujung
pipa ditonjolkan kira-kira 13 15 cm. Ujung pipa dimasukkan ke mulut rumah
gigi pengulir dengan hati-hati dan diusahakan jangan sampai miring. Bidang
muka

alat

pengulir

harus tegak lurus pada

pipa,

dikencangkan hingga menjepit pipa.

Gambar 3.33 Pengulir pipa

292

kemudian pengarah

Alat pengulir diputar searah jarum jam sambil ditekan. Pemutaran alat
pengulir dilakukan secara perlahan-lahan dengan gerakan yang teratur. Oli
pemotong yang memadai harus diberikan untuk meningkatkan efisiensi
pemotongan. Pemutaran alat pengulir dihentikan ketika sisi bagian dalam dari
gigi pengulir telah sampai batas penguliran. Pengarah putaran dibalik dan alat
pengulir diputar berlawanan arah putaran semula untuk mematahkan beram
(chip), kemudian alat pengulir disetel kembali untuk pemakanan kedua dan
selanjutnya hingga garis indeks segaris dengan tanda dari besar diameter pipa
yang diulir pada permukaan alat pengulir.
3. Reamer dan Deburrer
Pipa tembaga setelah dipotong ujungnya tidak rata pada bagian dalam
maupun

bagian

luarnya.

Harus

diratakan

dengan

reamer.

Pengerjaan

membersihkan ujung pipa setelah dipotong sangat penting sebelum pipa


dikembangkan (flare) atau dibesarkan (swage). Pisau pada reamer dan
deburrer dibuat dari baja yang dikeraskan. Dipakai untuk meratakan ujung pipa
yang telah dipotong. Dapat untuk meratakan ujung pipa dari 3/16 s.d. 1.1/2
pada bagian dalam dan bagian luarnya. Pemotong pipa ada juga yang
dilengkapi dengan pisau reamer (reamer blade) dan kikir.

Gambar 3.34 Reamer (A), Deburrer (B)

4. Flaring/Swaging Tool
a. Flaring Tool
Alat ini berfungsi untuk mengembangkan diameter ujung pipa agar dapat
disambungkan dengan sambungan berulir (flare fitting). Flaring

tooll terdiri

dari 2 buah block yang disatukan dengan baut dan mur kupu-kupu (wing nut).

293

Kedua penjepit ini diberi lubang dari beberapa ukuran pipa 3/16 s.d. 5/8.
Sebuah joke ujungnya bercabang dapat diselipkan pada penjepit tersebut. Pada
bagian atas yoke mempunyai sebuah baut yang panjang. Pada bagian atas baut
diberi batang pemutar dan pada bagian bawah diberi sebuah flare cone
(spinner). Flare cone tersebut berbentuk kerucut dengan sudut 45 derajat
untuk menekan dan mengembangkan ujung pipa.

Gambar 3.35 Flaring Tool

Flaring , adalah proses untuk membuat ulir bagian dalam pada ujung
pipa tembaga denganmenggunakan flaring

tools agar pipa dapat disambung

dengan sambungan pipa dari kuninganyang berulir (flare fitting). Sebelum


ujung pipa dilakukan penguliran, terlebih dahulu memasukkan flare nut (mur
dari kuningan). Selanjutnya baru ujung pipa tersebut di masukkan pada flaring
block, dengan ujung pipa dibuat 3 mm di atas flaring block.
b. Swaging
Swaging, merupakan proses untuk membesarkan ujung pipa tembaga
dengan

menggunakan

Swaging

tool,

agar

dua

buah

pipa

yang

sama

diameternya dapat disambungdengan las perak (silver brasing). Panjang


sambungan untuk tiap ukuran pipa berbeda, pada umumnya diambil sepanjang
diameter dari pipa yang akan disambung.

294

Gambar 3.36 Screw Jenis Swaging Tool

Untuk membesarkan ujung pipa, agar dua buah pipa yang sama diameternya
dapat disambung dengan solder timah atau las perak. Panjang sambungan
untuk tiap pipa berbeda, pada umumnya diambil sepanjang diameter dari pipa
yang akan disambung. Swagging tool ada 2 macam :
1. Model dipukul (Punch jenis)
2. Model diputar (Screw jenis)
Pemakaiannya hampir sama dengan flaring tool. Di sini flare cone ditukar
dengan swaging punch (swaging dies atau swage adaptor).

Gambar 3.37 Punch Jenis Swaging Tool

295

4. Pembengkok pipa (Tube Bender)


Untuk membengkok pipa tembaga lunak. Pipa 3/16 dan dapat
dibengkok dengan tangan tanpa memakai alat, tetapi dengan mempergunakan
alat pembengkok pipa akan diperoleh hasil bengkokan yang tepat dan rapi. Alat
pembengkok pipa juga dapat menghindarkan pipa menjadi gepeng dan rusak.

Gambar 3.38 Pembengkokan pipa

Pembengkokan pipa (tube bending), merupakan proses untuk membengkokkan


pipa tembaga atau material pipa lunak lainnya denganmenggunakan alat tube
bender dan spring bender agar diperoleh hasil bengkokkan yang tepat dan rapi.
Pemakaian tube bender dapat menghindarkan pipa menjadi gepeng atau rusak
pada saat pipa dibengkokkan. Alat pembengkok pipa ada 2 macam :
a. Dengan rol dan tuas (Lever jenis tube bender)
Pembengkok pipa tersebut ada 2 macam : Lilitan pegas di luar (Outside
spring) dan lilitan pegas di dalam (Inside spring). Yang pertama pipa
dimasukan ke dalam pegas dan untuk yang kedua pegas dimasukan ke
dalam pipa. Inside spring hanya dapat dipakai untuk membengkokan ujung
pipa, sedangkan Outside spring dapat dipakai untuk membengkokan semua
bagian dari pipa.

296

Gambar 3.39 Lever jenis bender (A), Spring jenis bender (B)

Spring

bender,

merupakan

alat

pembengkok

pipa

baik

itu

untuk

pembengkokan luar (eksternal spring bender) dan pembengkokan dalam

(internal spring bender) untuk pipa dengan material seperti tembaga,


aluminum, dan bahan pipa metalik lunak lainnya. Ukuran diameter luar pada
external spring benders terdiri dari 1/4", 5/16", 3/8", 7/16", 1/2", dan 5/8",
sedangkan ukuran diameter dalam pada internal spring benders 3/8", 1/2",
dan

5/8 inchi.

Pada

pembengkokan

luar,

pipa

dimasukkan kedalam

selongsong eksternal spring bender kemudian dilakukan pembengkokan


sesuai kebutuhan, sebaliknya proses pembengkokan dalam dilakukan dengan
cara

internal

spring

bender

dimasukkan

kedalam

pipa

yang

akan

dibengkokan.

Gambar 3.40. internal bender

2. Dengan pegas (Spring jenis tube bender)


Alat pembengkok jenis ini dapat membuat bengkokan pipa dengan radius
tertentu sesuai dengan diameter dari rol, dapat sudut bengkokan dengan
akurat dengan hasil bengkokan sangat baik. Dapat membengkokan pipa dari
0 180 derajat.

Alat pembengkok pipa pada gambar 4.8 A hanya dapat

membengkok satu macam ukuran pipa saja, sedangkan alat pembengkok


pipa kecil pada gambar 4.9 memiliki 3 atau 4 rol yang disatukan. Dapat

297

untuk membengkok pipa untuk berbagai ukuran diameter pipa, untuk pipa
3/16,1/4,5/16 dan 3/8 inchi.

Gambar 3.41. Multi Lever Bender

5. Alat Pembantu pipa (Pinch-Off tool)


Alat ini dipakai untuk membuntukan ujung pipa. Pembuntu pipa dibuat
oleh beberapa pabrik dengan bermacam-macam model, bentuk, dan sifat.

Gambar 3.42. Pinch-Off tool

298

1. Vise-Grip
Bentuknya

seperti

tang

penjepit

setengah bulatan memanjang.

yang

berbentuk

Sangat praktis dan

mudah dipakai untuk membuntukan pipa kapiler dan


pipa tembaga sampai inchi. Setelah pipa dijepit
sampai tidak bocor, pembuntu pipa tersebut akan terus
menjepit dan melekat pada pipa. Setelah pekerjaan
selesai, barulah vise-grip tersebut dilepas dari pipa
Gambar 3.42. Vise-Grip

2. Imperial
Direncanakan

untuk

membuntukan

sementara,

setelah itu pipa dapat dibulatkan kembali. Pipa


dijepit seperti pada flaring tool. Alat tersebut juga
dilengkapi

lubang-lubang

untuk

membuka

dan

membulatkan kembali pipa yang gepeng. Dapat


dipakai untuk pipa ukuran : , 5/16, 3/8, dan
inchi.
Gambar 3.42. Imperial

3. Robinair
Pipa ditekan sampai menjadisatu. Dari bawah berbentuk dua garis melintang
dan dariatas diantara kedua garis tersebut terdapat bulatan. Hasil jepitannya
sangat kuat. Setelah dibuntukan pipa tidak dapatdibulatkan kembali. Dapat
dipakai untuk membuntukan pipa kapiler dan pipa tembaga sampai dengan
3/8 inchi.

Gambar 3.42. Robinair

299

6. Dental Mirror
Dental mirror biasanya digunakan oleh dokter gigi, berguna untuk melihat
dan memeriksa bagian-bagian yang terlindung atau sukar dilihat, demikian
halnya

pada

komponen

pemeriksaan
mesin

bagian-bagian

pendingin.

Untuk

memeriksa hasil pengelasan atau mencari


kebocoran pada tempat yang sukar dilihat.
Alat ini ada yang dilengkapi lampu baterai
sehingga

bisa

memeriksa

bagian

yang

gelap.
Gambar 3.42. Dental Mirror

7. Tubing Piercing Valve (Line Tap Valve)


Alat ini berfungsi untuk membuat lubang saluran pada pipa. Alat ini
dipasang pada pipa dengan mur dan dilengkapi lubang yang dipakai untuk
membuat lubang ke pipa. Lubang ini berguna untuk pengisian, pemeriksaan,
dan pembersihan sistem pendingin.

Gambar 3.43 Piercing Valve

8. Pembakar (Torch) atau Brander


Perlengkapan ini berfungsi untuk membakar (memanaskan) pada saat
melepas atau menyambung sambungan pipa dengan solder timah atau las
perak. Brander atau kompor tersebut ada yang memakai bahan bakar dari :
elpiji, minyak tanah, juga ada yang memakai oksigen dengan karbit (acetylene)
atau gas elpiji.

300

Gambar 3.44. Kelengkapan las/brasing

9. Kunci kunci
Fungsinya untuk melepas atau mengeraskan mur, baut dan lainlain.
Untuk mereparasi sistem komersial biasanya menggunakan kunci inggris
(adjustable wrench) dan rachet wrench.

Gambar 3.45. Rachet Wrench

Gambar 3.46. Adjustable Wrench

301

Gambar 3.47. Kunci Pas dan Kunci ring

C. Pengerjaan Pemipaan

Dalam pekerjaan pemipaan seorang teknisi selain diharuskan

memiliki

peralatan yang lengkap juga harus memiliki keterampilan dan menguasai teknik
pemipaan, dari mulai memotong pipa, membengkok, menyambung, hingga ke
perakitan sistem. Karena mesin pendingin kalu kita amati secara langsung
terdiri

dari

susunan

pipa-pipa

yang

menghubungkan

komponen

mesin

pendingin.
Seperti telah diterangkan dalam bahan sebelumnya, bahwa mesin
pendingin kalau kita lihat secara langsung, maka yang kita lihat hanya
merupakan susunan atau instalasi pipa-pipa yang menghubungkan setiap
komponen mesin pendingin. Sudah barang tentu di dalam penginstalasian pipapipa tersebut seorang teknisi

dihadapkan ke berbagai permasalahan, seperti

halnya :
Bagaimana cara memotong pipa yang baik dan benar?
Bagaimana cara membengkok pipa?
Bagaimana cara menyambung pipa?
Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, maka pada bagian ini akan
dibahas mengenai cara-cara atau teknik pengerjaan pipa.

302

1. Pemotong pipa
Karena di dalam pekerjaan yang kita hadapi adalah pipa-pipa yang lunak,
maka dalam mengerjakannya harus ekstra hati-hati, dimana waktu kita
memotong pipa harus teliti dan tidak boleh sembarangan, karena dengan
pekerjaan yang ceroboh bukannya
malahan

sebaliknya

akan

memperoleh hasil pekerjaan yang baik

menambah

kerusakan

pada

sistem

Untuk

mendapatkan hasil potongan pipa yang baik, kit harusmenggunakan alat yang
sesuai, dalam hal ini alat pemotong pipa khusus yaitu tubing cutter, seperti
yang terlihat pada gambar berikut ini :
Walaupun sudah ada alat khusus untuk memotong pipa ini, kalau cara
penggunaannya kurang tepat maka hasil pemotongannya akan jelek dan rusak.
.

Prosedur pemotongan pipa:


1) Ukurlah panjang pipa yang akan dipotong dan beri tanda yang jelas.
2) Letakan pipa yang akan dipotong tersebut pada rol beralur yang ada pada
tubing cutter seperti pada gambar 3.48 a, putarlah knob pengatur tekanan
pisau sehingga pisau pemotong menyentuh pipa dan tepat pada tanda
ukuran yang telah dibuat diperlihatkan pada gambar 3.48 b.

Gambar 3.48. cara menempatkan pipa pada rol

303

3) Putarlah pemotong pipa ini secara mengelilingi pipa sampai putaran terasa
ringan, setelah itu putarlah knob pengatur tekanan pisau atau putaran
seperti diperlihatkan pada gambar 3.48. a, setelah itu putarkanlah pemotong
pipaseperti diperlihatkan pada gambar 3.48. b.

Gambar 3.49. cara mengatur posisi pisau

4) Ulangi langkah 4 tadi sampai pipa tadi selesai dipotong, setelah pipa terpotong
selanjutnya bersihkanlah kedua ujung pipa tadi dari serbuk-serbuk pipa atau
permukaannya tidak rata atau tajam dengan menggunakan reamer atau
dengan kikir

Gambar 3.50 Cara Membersihkan Ujung Pipa

2. Pembengkok Pipa
Untuk mendapatkan efek bengkokan, dapat digunakan dua cara yaitu
menggunakan elbow atau dengan cara membengkokkan pipa. Cara untuk
mendapatkan bengkokan yang baik, kita bisa menggunakan elbow, akan tetapi
harga elbow yang sudah jadi relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kita

304

membuat sendiri, dimana untuk membuat bengkokan pipa tersebut kita


menggunakan alat pembengkok pipa. Alat pembengkok yang ada di pasaran
untuk sementara ini hanya ada 2 (dua) jenis yaitu :
1. Jenis bending spring
2. Jenis lever bender
a. Bending spring (Pembengkok pipa spiral)
Bending spring ini adalah alat pembengkok pipa yang konvensional,
dimana hasil bengkokannya tidak dapat serapih mungkin dibanding dengan
pembengkok jenis lever bender. Pembengkok pipa jenis ini banyak dijual
dipasaran dengan

bermacam-macam ukuran, disesuaikan dengan ukuran pipa

yang ada. Diameter luar dan diameter dalam dari pembengkok pipa jenis spiral
ini dapat dipergunakan untuk membengkokan dua macam ukuran pipa yang
berdiameter tertentu, sebagai contoh :
Pembengkok pipa spiral untuk ukuran diameter pipa dapat juga digunakan
untuk membengkok pipa yang berukuran inchi. Caranya adalah kalau pipa
yang dibengkokan berukuran maka pipa yangakan dibengkok dimasukan ke
dalam pembengkoknya, tetapi jika pipa yang akan dibengkokan berukuran
maka pembengkoknya dimasukan ke dalam lubang pipanya. Dan biasanya
pembengkok pipa spiral ini digunakan hanya untuk membuat bengkokan yang
dekat dengan ujung pipa yang dibuat flaring .

Gambar 3.51 Pembengkok pipa spiral

Cara untuk membuat bengkokan dengan menggunakan pembengkok


spiral adalah seperti ditunjukan pada gambar 3.52.
Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
2. Berilah tanda ukuran pipa yang akan dibengkokan
3. Masukan pipa yang akan dibengkokan ke lubang pembengkok spiral

305

2. Letakan pembengkok spiral itu, sehingga tengah-tengah pembengkok itu


kira-kira berada pada tanda ukuran pipa yang akan dibengkokan
3. Peganglah kedua ujung pembengkok itu seperti gambar di atas
4. Lakukanlah penekanan secara perlahan-lahan kearah bagian dalam,
sampai membentuk bengkokan yang diharapkan. Dengan catatan radius
bengkokan tidak boleh kurang dari 5 kali diameter pipa
5. Perbaikilah hasil bengkokan itu dengan cara memijit-mijitnya dengan ibu
jari secara perlahan
6. Jika pekerjaan pembengkokan pipa telah selesai cabutlah pembengkok
spiralnya

.
Gambar 3.52 Membengkok pipa

b. Lever Bender
Pembengkok pipa jenis ini adalah alat pembengkok pipa yang akurat,
dimana pembengkok ini dapat membengkokan pipa dengan radius bengkokan
yang relative kecil dan membuat sudut bengkokan sesuai dengan yang
diharapkan, karena dilengkapi dengan ukuran sudut bengkokan. Dengan
demikian hasil bengkokan akan lebih baik dan rapi Pembengkok pipa jenis ini
banyak sekali macamnya, diantaranya ada yang bentuk single dan triple,
seperti diperlihatkan pada gambar di
bawah ini :

306

Gambar 3.53 Membengkok pipa dengan lever bender

Pembengkok pipa ini dapat digunakan untuk membengkokan pipa tembaga,


aluminium, baja dan baja stainless. Kedua jenis pembengkok ini banyak sekali
di pasaran dengan ukuran sebagai berikut (tabel 3.13 )

Prosedur menggunakan alat lever bender :


1. Berilah tanda ukuran pipa yang akan dibengkokan
2. Pilihlah pembengkok pipa yang sesuai dengan ukuran pipa yang akan
dibengkokan
3. Letakan pipa yang akan dibengkokan pada alur yang telah tersedia pada
pembengkok pipa, seperti gambar berikut :
4. Aturlah posisi pipa sehingga tanda tadi benar-benar tepat pada tanda
penyidik (skala), dimana jika ukuran yang ditentukan anda tempatkan di

307

sebelah kiri maka tanda ukuran tadi harus anda tempatkan tepat garis
bertanda L pada tuas pembengkok tersebut, jika sebaliknya maka ukuran
tadi harus anda tempatkan tepat tanda garis R pada tuas pembengkok atau
seperti diperlihatkan pada gambar Berikut:

Gambar 3.54 Pipa Dibengkok

5. Putarlah tuas pembengkok secara perlahan-lahan sambil memperhatikan


skala tanda sudut bengkokan
6. Jika skala tanda sudut bengkokan telah mencapai sudut bengkokan yang
diminta, maka berhentilah menekan tuas, lalu dengan perlahan angkatlah
tuas tadi.
7. Ambilah pipa yang telah dibengkokan tadi dari pembengkok pipa tersebut
8. Proses pembengkokan pipa telah selesai

c. Penyambunan pipa sistem flaring


Sambungan dengan sistem flaring
penyambungan pipa

dengan

sistem

adalah salah satu cara sistem

penjepitan bibir

pipa

yang

telah

dikembangkan dengan fitting dengan menggunakan flare nuts. Seperti halnya


diperlihatkan pada gambar berikut ini

308

Gambar 3.55 Penyambunan pipa sistim flaring

Untuk melakukan penyambungan pipa dengan sistem flaring terlebih dahulu


ujung pipa harus dibuat mengembang dengan menggunakan flaring tool.

Gambar 3.56 flaring tool

Prosedur penggunaan flaring tool, untuk mendapatkan hasil flaring yang baik
ada beberapa langkah yang harus diikuti, sebagai berikut :
1. Masukan flare nuts terlebih dahulu pada ujung pipa yang akan di flaring ,
dan diperiksa kembali apakah ujung pipa yang akan di flaring

sudah

dibersihkan atau belum, jika belum bersihkan terlebih dahulu dengan


menggunakan reamer atau kikir. Seperti diperlihatkan pada gambar berikut
2. Letakan pipa pada blok penjepit. Sebelum dikerakan aturlah ujung pipa
tersebut sehingga ujung pipa tadi menonjol keluar kira-kira 1/3 dari
kedalaman lubang miring dari lubang block flaring atau sekitar 3 mm di atas
block, seperti gambar berikut :

Gambar 3.57 Memasang flaring nuts

309

3. Keraskanlah mur kupu-kupu (wing nuts) yang ada pada block flaring ,
secukupnya sehingga dapat memegang pipa dengan kokoh.
4. Sebelum yoke (kaki) flaring

dipasangkan di atas block flaring

terlebih

dahulu berilah sedikit minyak kompresor pada kerucutnya (cone), dengan


demikian akan mengurangi gesekan kerucut dengan dinding pipa, setelah itu
masukan yokenya, seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3.58cMembuat flare yang baik

Gambar 3.59 Memasukan cone

5.

Putarlah

tuas

pemutar

batang

cone

secara

perlahan-lahan

sampai

menyentuh ujung pipa, setelah itu putarlah kira-kira atau putaran lalu
kendorkan lagi, lakukanlah cara tersebut berulang-ulang hingga proses
pembuatan flaring selesai
6. Periksalah hasil dari pembuatan flaring tersebut, jika hasilnya kurang baik
akan mengakibatkan terjadinya kebocoran pada sistem. Berikut ini diberikan
contoh hasil pembuatan flaring
gambar berikut :

310

yang biasa terjadi, diperlihatkan pada

Gambar 3.60Hasil pengerjaan flaring

3. Sistim Brasing (Penyolderan)


Penyambungan

pipa

dengan

sistim

brasing

dilakukan

dengan

menggunakan aksesoris pipa yang disebut socket atau coupling, dan dengan
membuat fungsi socket sendiri melalui pekerjaan yang disebut swage dengan
alat swagging tool, sebenarnya alat ini masih merupakan kesatuan dengan
flaring

tool hanya mengganti cone (kerucut) dengan Punch (plug). Cara

penggunaannya sama seperti flaring

tool, akan tetapi yang berbeda hanya

pada langkah nomor 2, dimana ujung pipa harus dikeluarkan di atas blok
penjepit sekitar 1 (satu) kali diameter pipa yang akan di swagging, seperti
halnya diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambar 3.61 Teknik swaging

a. Brasing dan Perlengkapan Las Asetilin


Brasing adalah penyambungan dua buah logam atau lebih, baik itu logam
sejenis maupun tidak sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang titik
cairnya jauh lebih rendah dibanding dengan titik cair logam yang akan
disambung dengan menggunakan temperature yang rendah. Brasing dapat pula
disebut soldering. Welding adalah penyambungan dua buah logam atau lebih
baik itu logam sejenis maupun yang tidak sejenis dengan menggunakan alat

311

pemanas yang temperaturnya sangat tinggi sehingga dapat mencairkan kedua


logam tersebut dan dapat menyatukan kedua logam tersebut.
Perlengkapan untuk brasing maupun untuk welding pada dasarnya sama,
hanya berbeda pada proses pengerjaannya saja, karena yang banyak dihadapi
dalam pekerjaan mesin pendingin adalah pekerjaan brasing maka untuk
kesempatan ini kita mencoba membahas bagaimana cara-cara melakukan
proses brasing tersebut. Dimana cara penyambungan pipa dengan sistem
brasing ini akan relatif lebih murah jika dibandingkan dengan istem flaring ,
terlebih jika pipa yang akan dikerjakan/disambung berdiameter di atas inchi,
dimana untuk ukuran ini sistem flaring

sudah tidak praktis lagi untuk

digunakan.

Gambar 3.62Perlengkapan las Oksiasetilin

Pada umumnya sumber panas yang digunakan untuk brasing maupun


welding adalah sama yang berasal dari hasil pembakaran bahan campuran
Oksigen Asetilin (Oxigen-acetylene)

yang

dikemas dalam tabung

yang

berbeda. Hal yang harus diperhatikan/dipahami adalah mengetahui fungsi dan


langkah pengoperasian dari alat-alat tersebut di atas. Perlengkapan Las
oksiasetilin terdiri telah dibahas pada bab sebelumnya.
b. Cara Pengelasan (Brasing)
Brasing (penyolderan) adalah salah satu cara penyambungan dua buah
logam atau banyak yang sejenis maupun tidak sejenis dengan menggunakan
bahan tambah yang titik cairnya jauh lebih rendah dibanding logam yang akan
disambungnya, jadi brasing dapat juga disebut pengelasan dengan alat
pemanas dengan temperatur rendah. Untuk pengelasan pipa tembaga bahan

312

tambah yang digunakan adalah kawat las silver, untuk penyambungan besi
atau baja misalnya untuk kondensor digunakan kawat las kuningan, sedangkan
untuk menyambung bahan aluminium digunakan kawat las platinum 52.
Cara pengelasan pipa:
1. Bersihkanlah kedua ujung bagian pipa yang akan disambung dari kotoran
baik itu oli dan kotoran lainnya dengan menggunakan kertas ampelas dan
kain kering, seperti gambar berikut ini.
2. Ujung pipa yang telah dibersihkan tadi taburlah dengan borak/fluks yang
sesuai dengan jenis bahan tambah/kawat las yang akan dipergunakan.
3. Masukanlah ujung pipa yang telah dilabur tadi ke dalam lubang pipa yang
satunya

(socket)

secara

tepat

dan

benarbenar

lurus

seperti

yang

diperlihatkan pada gambar berikut.

(1)

(2)

(3)

Gambar 3.6 3pengelasan pipa

4. Lakukan pengelasan dengan nyala api yang sesuai. Untuk penyambungan


pipa

tembaga

digunakan

nyala

netral

(netral

flame),

adapun

cara

pemanasannya dimana nyala apinya jangan terlalu dekat dengan benda yang
akan di las kira-kira 1 sampai dengan 2 cm dengan sudut kemiringan kirakira 30 sampai dengan 40 derajat dari benda kerja. Lakukanlah pemanasan
yang merata pada semua bidang. Jika pemanasannya sudah merata
(ditandai perubahan warna

pipa

tembaga

menjadi berpijar

kemerah-

merahan) berilah bahan tambah pada salah satu titik saja

di tepi

sambungan. Dimana jika pemanasannya baik maka bahan tambah tadi akan
mengalir ke seluruh bidang yang akan dilas. Khusus untuk penyambungan
aluminium dengan bahan tambah platinum 52, fluks yang telah dilaburkan
pada permukaan ujung pipa yang akan di las tidak boleh terkena nyala api

313

(flame) secara langsung, dan dipergunakan nyala api dengan suhu yang
rendah dengan menggunakan pipa hembus yang kecil. Atau pembakarnya
bisa diganti dengan menggunakan brander torch.
5. Setelah selesai pengelasan dinginkan pipa dengan menggunakan kain basah
dan bersihkanlah dengan menggunakan kain lap seperti halnya diperlihatkan
dibawah ini.

Gambar 3.64 Pengelasan pipa

c. Keselamatan dalam Pekerjaan pengelasan


Pekerjaan pengelasan pipa melibatkan gas yang mudah terbakar, logam
yang

sangat

panas,

dan

faktor

lain

yang

mana

diperlukan

pengkajian/pemahaman aturan dasar keselamatan dan karenanya hal yang


berbahaya bagi seseorang harus kita hindari yang dapat menimbulkan kerugian
dan kerusakan pada peralatan. Ketika suatu kecelakaan terjadi saat melakukan
pengelasan peralatan, berkaitan dengan operator yang teledor/kurang hati-hati
dalam menangani suatu pekerjaan.
Prosedur yang harus dilakukan saat mengelas adalah :
a. Gunakan kacamata las
b. Nyalakan mulut brander menggunakan penyulut api/batu api secara hatihati dengan tidak bersentuhan langsung.
c. Jangan meneteskan minyak pelumas di atas silinder atau regulator, ini
dapat menimbulkan ledakan.

314

d. Selalu memelihara peralatan dalam keadaan baik. Gantilah pipa karet yang
sudah rusak, memakai peralatan yang dalam keadaan rusak sangat
berbahaya.
e. Meyakinkan semua komponen adalah baik dan melihat kemungkinan
kebocoran gas. Jangan menggunakan nyala api untuk menguji kebocoran.
f. Tidak menggunakan tekanan gas oksigen untuk membersihkan debu yang
menempel pada pakaian atau benda kerja.
g. Memastikan bahwa daerah kerja cukup berventilasi, meskipun demikian
tidak diperlukan sirkulasi udara berlebihan
h. Jika mungkin, lindungilah material lain di sekitarnya dengan menggunakan
asbes atau kain basah.
Dikarenakan temperature tinggi diperlukan pada saat pengelasan dengan
perak (silver), nyala api harus diarahkan jauh dari solenoida, shutt-off valves,
driers dan peralatan lainnya yang dapat menimbulkan kerusakan pada
peralatan tersebut akibat pemanasan berlebih. Lepaskan terlebih dahulu
komponen-komponen yang sensitif/mudah rusak akibat pemanasan tersebut.

315

BERLATIH MELAKUKAN
PEKERJAAN PIPA

Informasi
Setelah mempelajari materi memilih dan menggunakan alat
perkakas tangan, Kamu akan berlatih melakukan pekerjaan membuat
benda kerja dengan perkakas tangan. Perhatikan hal-hal berikut ini:

1. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui


penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan ramburambu

peringatan

K3

dan

melaksanakan

pekerjaan

atas

ijin/pengawasan guru.

2. Materi latihan keterampilan meliputi dua benda kerja.


3. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan evaluasi.
Hanya jika Kamu

(siswa) telah

melanjutkan ke latihan berikutnya.

316

dinyatakan

kompeten, dapat

Rubrik Penilaian
5. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 4
6. KKM : Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

: > 2.66 (Baik)


: > 2.66 (Baik)
: > 2.66(Baik)

7. Skor Siswa =
8. Konversi klasifikasi nilai kualitatif :
Konversi nilai akhir

Predikat

Skala 1- 4

Skala 0100

86 -100

3.66

81- 85

A-

3.33

76 80

B+

3.00

71-75

2.66

66-70

B-

2.33

61-65

C+

56-60

1.66

51-55

C-

1.33

46-50

D+

0-45

317

Klasifikasi
Sangat
Terampil/
Sangat
Baik
Terampil/
Baik
Cukup
Terampil/
Cukup
Baik
Kurang
Terampil/
Kurang
Baik

Latihan 1
Memotong Pipa
Di dalam pekerjaan memotong pipa, pipa yang digunakan adalah pipapipa yang lunak, maka dalam pengerjaannya harus ekstra hati-hati, teliti dan
tidak boleh sembarangan. Untuk mendapatkan hasil potongan pipa yang baik,
digunakan alat yang sesuai yaitu alat pemotong pipa khusus yaitu tubing
cutter.
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 1, siswa mampu

memotong pipa dengan

menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria sebagai berikut:


4.

Sikap
e. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
f. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
g. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
h. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

5.

Keterampilan
d. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
e. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
3) Ukuran potongan sesuai gambar kerja
4) Hasil pemotongan rata dan rapih
f. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

6.

Pengetahuan
c. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
d. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan pemotongan pipa sesuai gambar kerja dengan menggunakan
perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

318

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


6) Alat
e. Peralatan perkakas tangan
f. Tubing cutter
g. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7) Bahan
a. Spidol
b. Pipa tembaga
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses memotong pipa sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

319

F. Langkah Kerja Kerja


1. Siapkan

alat

dan

bahan

yang

akan

digunakan,

tubing

cutter

diperlihatkan pada gambar 1.


2. Luruskanlah pipa yang masih dalam bentuk rol/gulungan seperti
diperlihatkan pada gambar 2.
3. Ukurlah panjang pipa yang akan dipotong dan beri tanda yang jelas.
4. Letakkan pipa yang akan dipotong tersebut pada rol beralur yang ada
pada tubing cutter seperti pada gambar 3a, putarlah knob pengatur
tekanan pisau sehingga pisau pemotong menyentuh pipa dan tepat
pada tanda ukuran yang telah dibuat (gambar 3b).
5. Putarlah pemotong pipa ini secara mengelilingi pipa sampai putaran
terasa ringan, setelah itu putarlah knob pengatur tekanan pisau
atau putaran seperti diperlihatkan pada gambar 4a, kemudian
putarlah pemotong pipa seperti gambar 4b.
6. Ulangi langkah 5 sampai pipa terpotong, selanjutnya bersihkanlah
kedua ujung pipa dari serbuk-serbuk pipa atau permukaannya tidak
rata atau tajam dengan menggunakan reamer atau dengan kikir.
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
4. Sebutkan alat utama dan alat bantu yang digunakan pada pemotongan
pipa !
5. Uraikan cara melakukan pemotongan pipa dengan tubing cutter?
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
4. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
5. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
6. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

320

Penilaian Latihan 1
Memotong Pipa
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/ Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

321

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan
Langkah kerja

1
2
3

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Ukuran pipa

2
3

Penampang
potongan
Waktu
penyelesaian

Sesuai ukuran
diminta
rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /6)

322

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /2)
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan Benda Kerja 1
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
d. Sikap Kerja
e. Proses
f. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

323

Latihan 2
Membengkokkan Pipa dengan Pembengkok Pipa Spiral

Bending spring (pembengkok pipa spiral) adalah alat pembengkok pipa


berbentuk spiral, namun bengkokkan yang dihasilkan tidak serapih jika
dibandingkan dengan pembengkok lever bender.Diameter luar dan dalam dari
pembengkok pipa spiral dapat digunakan untuk membengkokkan 2 macam
ukuran pipa yang berdiameter tertentu, sebagai contoh : Untuk diameter pipa
inchi pipa yang akan dibengkokkan dimasukkan ke dalam pembengkoknya,
sedangkan untuk diameter pipa inchi pembengkok pipa dimasukkan ke
dalam lubang pipa.
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 2, siswa mampu

membengkokkan pipa

dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria sebagai berikut:


1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran bengkokan sesuai gambar kerja
2) Hasil bengkokan rata dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan

324

laporan

praktik

sesuai

B.Tugas
1. Lakukan pembengkokan pipa sesuai gambar kerja dengan menggunakan
perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1) Alat
a. Peralatan perkakas tangan
b. Pembengkok pipa spiral
c. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Bahan
a. Spidol
b. Pipa tembaga
D. Keselamatan Kerja
4. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
5. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
6. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
7. Lakukan proses membengkok pipa sesuai dengan langkah kerja.
8. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
9. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

325

F. Langkah Kerja Kerja


1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, pembengkok pipa
diperlihatkan pada gambar 1.
2. Berilah tanda ukuran pipa yang akan dibengkokkan.
3. Masukkan pipa yang akn dibengkokkan ke lubang pembengkok pipa
spiral.
4. Peganglah kedua ujung pembengkok itu seperti gambar 2.
5. Lakukanlah penekanan secara perlahan-lahan ke arah bagian dalam,
sampai membentuk bengkokkan yang diharapkan. Dengan catatan
radius bengkokkan tidak boleh kurang dari 5 kali diameter pipa.
6. Perbaikilah hasil bengkokkan itu dengan cara memijit-mijitnya dengan
ibu jari secara perlahan.
7. Jika pekerjaan pembengkokkan pipa telah selesai cabutlah pembengkok
spiralnya.
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat yang digunakan pada pekerjaan membengkokkan pipa!
2. Uraikan cara melakukan pembengkokan pipa dengan pembengkok pipa
spiral!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoeh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

326

Penilaian Latihan 2
Membengkokkan Pipa dengan Pembengkok Pipa Spiral
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

327

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan
Langkah kerja

1
2
3

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Ukuran

Sesuai tugas

Bentuk

Sesuai tugas

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /3)

328

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /2)
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan Benda Kerja 2
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

329

Latihan 3
Membengkokkan Pipa dengan Type Lever Bender

Pembengkokkan pipa jenis lever bender adalah alat pembengkok pipa


yang akurat, dimana pembengkok ini dapat membengkokkan pipa dengan
radius bengkokkan yang relative kecil dan membuat sudut bengkokkan sesuai
dengan yang diharapkan, sehingga hasilnya lebih baik dan rapi.
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 3, siswa mampu

membengkokkan pipa

dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria sebagai berikut:


1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran bengkokan sesuai gambar kerja
2) Hasil bengkokan rata dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
c. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
d. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan pembengkokan pipa sesuai gambar kerja dengan menggunakan
perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

330

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


4) Alat
a. Peralatan perkakas tangan
b. Pembengkok pipa jenis lever bender
c. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5) Bahan
a. Spidol
b. Pipa tembaga
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Lakukan proses membengkok pipa sesuai dengan langkah kerja.
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

331

F. Langkah Kerja Kerja


1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, pembengkok pipa
jenis lever bender diperlihatkan pada gambar 1.
2. Berilah tanda ukuran pipa yang akan dibengkokkan.
3. Pilihlah pembengkok pipa yang sesuai dengan ukuran pipa yang akan
dibengkokkan.
4. Letakkan pipa yang akan dibengkokkan pada alur yang telah tersedia
pada pembengkok pipa, seperti gambar 2.
5. Aturlah posisi pipa sehingga tanda benar-benar tepat pada tanda
penyidik (skala), dimana jika ukuran yang ditentukan anda tempatkan
di sebelah kiri maka tanda ukuran harus anda tempatkan tepat di garis
bertanda L pada tuas pembengkok tersebut, jika sebaliknya maka
ukuran harus anda tempatkan tepat di tanda garis R pada tuas
pembengkok atau seperti diperlihatkan pada gambar 3.
6. Putarlah

tuas

pembengkok

secara

perlahan-lahan

sambil

memperhatikan skala tanda sudut bengkokkan.


7. Jika skala tanda sudut bengkokkan telah mencapai sudut bengkokkan
yang diminta, maka berhentilah menekan tuas, lalu dengan perlahan
angkatlah tuas tersebut.
8. Keluarkanlah pipa yang telah dibengkokkan dari pembengkok pipa.

332

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat yang digunakan pada pekerjaan membengkokkan pipa!
2. Uraikan cara melakukan pembengkokan pipa dengan pembengkok
lever bender!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoeh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

333

Penilaian Latihan 3
Membengkokkan Pipa dengan Type Lever Bender
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

334

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan
Langkah kerja

1
2
3

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Ukuran

Sesuai tugas

Bentuk

Sesuai tugas

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

335

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

6) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4

336

**)Coret yang tidak perlu

Latihan 4
Membuat Sambungan Pipa
dengan Sistem Flaring dan Swaging

Sambungan dengan sistem flaring

adalah dengan cara menjepit ujung

pipa yang telah dikembangkan dengan menggunakan flare nuts. Sambungan


dengan sistem swaging hampir sama dengan flaring

hanya mengganti cone

(kerucut) dengan punch (plug). Untuk flaring , ujung pipa menonjol keluar kirakira 3 mm di atas block. Untuk swaging, ujung pipa menonjol keluar kira-kira
satu kali diameter pipa
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 4, siswa mampu

menyambung pipa

dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria sebagai berikut:


1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil sambungan kedap dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan penyambungan pipa sesuai gambar kerja dengan menggunakan
perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

337

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1) Alat
a. Peralatan perkakas tangan
b. Flaring and swaging tools
c. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Bahan
a. Spidol
b. Pipa tembaga
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Lakukan proses menyambung pipa sesuai dengan langkah kerja.
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

338

F. Langkah Kerja Kerja


1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, sistem flaring
diperlihatkan pada gambar 1.
2. Masukkan flare nuts terlebih dahulu pada ujung pipa yang akan
diflaring seperti gambar 2.
3. Letakkan pipa pada blok penjepit, aturlah ujung pipa sehingga
menonjol keluar kira-kira 3 mm di atas block seperti gambar 3.
4. Keraskanlah mur kupu-kupu (wing nuts) yang ada pada block flaring
sehingga benar-benar keras, karena jika kurang keras pada saat

339

melakukan proses flaring

pipanya akan ikut terdorong ke bawah

mengakibatkan pipa menjadi rusak.


5. Masukkan yoke (kaki) flaring di atas block seperti gambar 4.
6. Putarlah tuas pemutar batang cone secara perlahan-lahan sampai
menyentuh ujung pipa, setelah itu putarlah kira-kira atau putaran
lalu kendorkan lagi, lakukan cara tersebut berulang-ulang hingga
proses flaring selesai.
7. Periksalah hasil flaring tersebut seperti pada gambar 5, jika hasilnya
kurang baik perlu diulangi karena akan mengakibatkan terjadinya
kebocoran pada sistem.
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat yang digunakan pada pekerjaan sambungan dengan
sistem flaring dan swaging!
2. Uraikan cara melakukan sambungan dengan sistem flaring

dan

swaging!
G. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoeh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

340

Penilaian Latihan 4
Membuat Sambungan Pipa
dengan Sistem Flaring dan Swaging
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

341

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan
Langkah kerja

1
2
3

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Bentuk Hasil
sambungan

Sesuai penugasan

Kebocoran

Tidak ada

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

342

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan
jawaban review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

343

Latihan 5
Mengelas Pipa

Pengelasan pada dasarnya adalah proses penyambungan dua logam,


sehingga kedua logam akan melunak dan mudah bergabung. Proses ini dibantu
dengan pemberian bahan tambah yang sama dengan jenis logam yang akan
dilas untuk pipa tembaga menggunakan kawat las silver. Setelah proses
selesai,

diberi

pendinginan

mendadak sehingga

struktur

logam

kembali

mengeras.
Metode pengelasan yang paling sering digunakan ada dua cara yaitu las
gas Oksi-Asetilena dan las listrik. Las Oksi-Asetilena diterapkan pada bahanbahan lunak seperti pipa tembaga, sedangkan las listrik diterapkan hanya pada
besi
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 5, siswa mampu

mengelas pipa dengan

menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria sebagai berikut:


1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan las sesuai gambar kerja
2) Hasil sambungan las kedap dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan

344

laporan

praktik

sesuai

B.Tugas
1. Lakukan

penyambungan

las

pipa

sesuai

gambar

kerja

dengan

menggunakan perkakas tangan!


2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
4) Alat
a. Peralatan perkakas tangan
b. Peralatan las oksi asetilin
c. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5) Bahan
a. Spidol
b. Pipa tembaga
c. Flus
d. Bahan tambah
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Lakukan proses menyambung pipa sesuai dengan langkah kerja.
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
6. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

F. Langkah Kerja Kerja


1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan. Perlengkapan las
Oksi-Asetilena diperlihatkan pada gambar 1.

345

2. Bersihkanlah kedua ujung bagian pipa yang akan disambung dari


kotoran dengan menggunakan kain kering.
3. Masukkan ujung pipa kedalam pipa yang telah di swaging secara tepat
dan benar-benar lurus seperti gambar 2.
4. Lakukan pengelasan dengan nyala api yang sesuai, nyala api jangan
terlalu dekat dengan benda yang akan di las kira-kira 1 2 cm dengan
sudut kemiringan kira-kira 300 40o dari benda kerja. Cara mengelas
diperlihatkan pada gambar 3.
5. Lakukanlah

pemanasan

yang

merata

pada

semua

bidang,

jika

pemanasannya sudah merata (ditandai perubahan warna pipa tembaga


menjadi berpijar kemerah-merahan).
6. Berilah kawat las pada salah satu titik saja di tepi sambungan. Jika
pemanasannya baik maka kawat las akan mengalir ke seluruh bidang
yang akan dilas.
7. Setelah selesai pengelasan dinginkan pipa dengan menggunakan kain
basah.
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan alat yang digunakan pada pekerjaan penyambungan pipa!
2. Uraikan cara melakukan penyambungan pipa!
3. Jelaskan upaya encegahan kecelakaan saat penyambungan pipa!
G. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoeh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

346

Penilaian Latihan 5
Mengelas Pipa
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

347

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Kriteria

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan
Langkah kerja

1
2
3

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)


2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Hasil sambungan

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)

6) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan
jawaban review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)

348

Nilai Perolehan

Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan


No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

349

Ketelitian dan kecermatan diperlukan dalam proses perancangan


instalasi

pemipaan;

mulai

dari

pemilihan

bahan

pipa,

komponen

penunjang yang diperlukan, metode pengerjaan yang sesuai, selanjutnya


proses penyambungan pipa yang dibutuhkan.
Demikian

halnya

dalam

kehidupan

kamu

sehari-hari,

untuk

memperoleh keberhasilan diperlukan kecermatan dan ketelitian. Dengan


pembelajaran pekerjaan dasar teknik pemipaan ini kamu diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan dalam
komponen serta bahan

memilih dan menggunakan

instalasi pemipaan pada sistem instrumentasi

industri, pada akhirnya sampai pada tahap menganalisis

dan merakit

instalasi

Alam

pemipaan

sesuai

prosedur.

Tuhan

Semesta

telah

menciptakan manusia dengan sempurna sehingga mampu membuat


suatu karya yang bermanfaat bagi sesama.

350

Sistem instrumentasi industri menuntut agar siswa mampu memilih


dan menggunakan komponen dan bahan

instalasi pemipaan meliputi

komponen instalasi pemipaan, pemilihan material pipa, proses instalasi


pemipaan, serta penyambungan pemipaan.
Pada sistim pemipaan terdapat komponen instalasi pemipaan antara
lain pipa, fittings, stub in, kopling, penutup (cap), fitting make-up, valves
dan nipel pipa.
Pemilihan

material

pipa

untuk

berbagai

keperluan

industri

tergantung dari tekanan, temperatur, ketahanan, harga material dan


ongkos pemasangannya.
Dalam melakukan kegiatan instalasi pemipaan diperlukan proses
cutting, flaring , swaging,

dan bending yang menggunakan berbagai

peralatan pemipaan.
Sistem pemipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan
minimum bengkokan dan sambungan las atau brasing, bila perlu gunakan
flens pada sambungan pipa dengan diameter relatif besar agar mudah
dilepaskan dan dipisahkan.
Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis, sistem
perpipaan

ini

harus

ditumpu

atau

dijepit

sedemikian

rupa

untuk

menghindari getaran. Sambungan dengan diameter pipa yang relatif besar


melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang
diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.

351

A. Review
1. Apa yang dimaksud sistem pemipaan tertutup dan terbuka?
2. Berikan contoh sistem pemipaan tertutup dan terbuka!
3. Sebutkan komponen komponen pemipaan!
4. Apa yang dimaksud dengan fitting ?
5. Sebutkan macam-macam elbow?
6. Bagaimana cara menentukan penggunaan pipa yang sesuai dengan
kebutuhan?
7. Sebutkan peralatan yang digunakan membengkokkan pipa?
8. Sebutkan jenis bahan pipa yang sering digunakan pada sistem pendingin!
9. Jika kamu merencanakan pipa untuk dialiri fluida gas dan bertemperatur
rendah, jenis pipa apa yang sesuai/tepat digunakan, jelaskan alasanmu!
10. Sebutkan jenis-jenis cara penyambungan pipa!
C.

Tugas Proyek

8. Tujuan Kegiatan
Setelah melaksanakan kegiatan tugas proyek diharapkan siswa mampu
melakukan pekerjaan pemipaan, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sikap
1) Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
2) Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
3) Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
4) Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru
b. Keterampilan
1) Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
2) Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
a) Benda kerja sesuai bentuk dan ukurannya
b) Pemotongan rapih

352

c) Sambungan kedap dan rapih


d) Ukuran sesuai gambar
3) Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan
c. Pengetahuan
Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan

ditetapkan
Menyelesaikan tugas Review yang diberikan

2.Tugas
a.

Lakukan

pembuatan

benda

kerja

sesuai

gambar

kerja

menggunakan perkakas kerja pipa!


b. Buatlah laporan hasil latihan!
3.Kebutuhan Alat dan Bahan
a. Alat
1) Peralatan perkakas pemipaan
2) Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Bahan
1) Pipa tembaga
4. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses memotong pipa sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru

353

dengan

5. Gambar

C. Penilaian Kegiatan Evaluasi


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoeh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan tugas proyek
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja tugas proyek
yang dilaksanakan siswa.

354

Penilaian
Evaluasi Belajar
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas ijin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

355

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan

Bentuk benda

Sesuai penugasan

Ukuran benda

Sesuai penugasan

Hasil pemotongan

Rapih

Hasil sambungan

Kedap dan rapih

Waktu
penyelesaian

18 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/8)

356

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

2. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan
jawaban review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/ Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil PenilaianLatihan Benda Kerja 2
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil


keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian


dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

357

BAB

Kata Kunci :

Tegangan Listrik, Arus Listrik, Penghantar,


Instalasi Listrik, Perkakas Listrik,
Komponen Listrik, Sambungan Kabel

358

Listrik sangat penting dalam kehidupan kita. Hampir semua


orang membutuhkan listrik dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
untuk penerangan dan peralatan rumah tangga. Penggunaan listrik
pada keahlian instrumentasi industri sangat penting, karena itu
diperlukan pemahaman dan keterampilan mengenai listrik bagi siswa
agar mampu memanfaatkannya dengan efisien dan aman.
Pemahaman alat dan kerja listrik merupakan dasar keahlian
yang harus dikuasai siswa bidang instrumentasi industri. Salah
memilih atau salah menggunakan alat listrik, selain dapat merusak
bahan yang dikerjakan dapat juga membahayakan keselamatan
pemakainya.
Pada pembelajaran dasar teknik listrik instrumentasi ini, dibahas
keselamatan kerja pada pekerjaan kelistrikan, alat perkakas kerja
listrik, peralatan dan bahan kelistrikan serta dasar pekerjaan instalasi
listrik.

359

Setelah mempelajari kegiatan belajar pada bab ini diharapkan siswa


dapat :
1. Menjelaskan fungsi dari masing-masing perkakas tangan dan dapat
menggunakannya dalam instalasi listrik.
2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen listrik dandapat
menggunakan dalam instalasi listrik.
3. Menjelaskan fungsi dari masing-masing jenis kabel dan dapat
menggunakan dalam instalasi listrik.
4. Menjelaskan cara menyambung kabel dalam instalasi listrik.
5. Memahami gambar bagan dan gambar pengawatan dalam instalasi
listrik penerangan.

Pekerjaan Dasar
Teknik Listrik Instrumentasi

Dasar
Kelistrikan

Komponen
Kelistrikan

Perkakas Kerja
Kelistrikan

360

Pekerjaan
Instalasi Dasar Kelistrikan

Pada hari ini, ........................... tanggal .........................tahun ............ Guru


beserta siswa merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar sebagaimana tabel di
bawah ini
No
1
2
3
4
5
6

Jenis kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat
belajar

Catatan
Perubahan

Memahami dasar
kelistrikan
Memahami
pemanfaatan listrik
Memahami keamanan
penggunaan listrik
Memahami komponen
kelengkapan
kelistrikan
Memahami perkakas
kerja kelistrikan
Memahami pekerjaan
instalasi dasar
kelistrikan
Menyelesaikan latihan
membuat macammacam sambungan
kabel dan instalasi
dasar kelistrikan
Menyelesaikan
evaluasi belajar

Guru

............................., ........................
Orangtua/Wali Siswa
Siswa

........................

...........................

361

.........................

A. Dasar Kelistrikkan
1. Listrik Elektrostatis

Coba kamu lakukan uji coba berikut ini;


Sebatang plastikdigosokkan pada kain beberapa
saat. Dekatkan batang plastik pada potongan
kertas kecil, Gambar 4.1.
Apa yang terjadi?
Gambar 4.1 Fenomena elektrostatis

Batang plastik digantung bebas dengan benang,


batang plastik lainnya digosokkan dengan bulu
binatang dan dekatkan ke batang plastik
tergantung Gambar 4.2. Apa yang terjadi?
Gambar 4.2 Batang plastik

Batang plastik digantung bebas dengan benang.


Batang kaca digosokkan dengan kain sutra dan
dekatkan ke batang plastik tergantung Gambar
4.3. Apa yang terjadi?

Gambar 4.3 Batang kaca dan batang plastik

Uji coba di atas akan membuktikan bahwa Setiap benda memiliki


muatan, dua benda yang muatannya berbeda akan saling tarik menarik
satu dengan lainnya, sementara dua benda yang muatannya sama saling
tolak menolak.

362

Salah satu sifat dasar dari partikel elementer tertentu adalah muatan
listrik.Terdapat dua jenis muatan, muatan positif dan muatan negatif. Muatan
positifpada bahan dibawa oleh proton, sedangkan muatan negatif oleh elektron.
Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan dengan tandaberbeda
saling tarik menarik Gambar 4.4

.
Gambar 4.4 Sifat muatan listrik

Satuan muatan Coulomb (C), muatan proton adalah +1,6 x 10-19C,


sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C. Prinsip kekekalan menjadikan muatan
selalukonstan.
Persamaan muatan listrik :
Q = n.e
Q = Muatan listrik (Coulomb)
n = Jumlah elektron
Satu Coulomb adalah total muatan yang mengandung 6,25. 1018 elektron

Fenomena elektrostatis ada disekitar kita, muatan listrik memiliki


muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh
proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan
coulomb (C), muatan proton +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan
elektron -1,6x 10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak
menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik.

363

2.Tegangan Listrik
Tegangan atau beda potensial antara dua titik, adalah usaha yang
dibutuhkan untuk membawa muatan satu coulomb dari satu titik ke titik lainnya.

Gambar 4.5 Model visual tegangan


1. Dua bola yang bermuatan positif dan bermuatan negatif, karena muatan
keduanya sangat lemah dimana beda potensial antara keduanya mendekati
nol, maka kedua bola tidak terjadi interaksi, kedua bola hanya diam saja
Gambar 4.5a.
2. Dua buah bola yang masing-masing bermuatan positif, dan negatif. Dengan
muatan berbeda kedua bola akan saling tarik menarik. Untuk memisahkan
kedua bola, diperlukan usaha F1 Gambar 4.5b.
3. Kejadian dua buah bola bermuatan positif dan negatif, dipisahkan jaraknya
dua kali jarak pada contoh 2), untuk itu diperlukan usaha F2 sebesar 2.F1
Gambar 4.5c.
4. Ada empat bola, satu bola bermuatan positif dan satu bola bermuatan negatif,
dua bola lainnya tidak bermuatan. Jika dipisahkan seperti contoh 3),
diperlukan usaha F2 sebesar 2.F1 Gambar 4.5d.
Persamaan tegangan :
Satu Volt adalah beda potensial antara
dua titik jika diperlukan usaha. satu
joule untuk memindahkan muatan listrik
satu coulomb.

364

3. Sumber Tegangan
Sumber tegangan yang sering dipakai sehari-hari seperti stop kontak PLN
(220V) adaptor (0-12V), accumulator (6V, 12V).

Ada lima jenis sumber

tegangan yang dipakai, alat ini merupakan pembangkit listrik, yaitu:


a. Prinsip Elektromagnet :
Belitan kawat yang didalamnya terdapat magnet permanen, magnet
digerakkan keluar masuk, diujung belitan timbul tegangan listrik. Dipakai
prinsip generator listrik

.
Gambar 4.6 Prinsip Elektromagnet

b. Prinsip Elektrokimia :
Dua elektrode bahan pelat tembagakutub positif, dan pelat seng kutub
negatif. Direndam dalam elektrolit asam sulfurik. Diantara kedua ujung
kutubterjadi beda tegangan. Dipakai sebagai akumulator, baterai kering.

Gambar 4.7 Prinsip Elektrokimia

c. Prinsip Thermo-elemen:
Dua logam berbeda panas jenisnya, dipanaskan pada titik sambungan
logamnya. Diujung lainnya akan timbul tegangan listrik.

Gambar 4.8 Prinsip Thermo-elemen

365

d. Prinsip Foto-elemen:
Bahan semikonduktor bila terkena cahaya, maka dikedua terminal yang
berbeda timbul tegangan listrik. Dipakai sebagai sel surya.

Gambar 4.9 Prinsip Foto-elemen

e. Prinsip Piezo-Kristal:
Bahan piezo-kristal yang diapit bahan aluminium. Piezo diberikan tekanan
pada ujung berbeda timbul tegangan listrik.

Gambar 4.10 Prinsip Piezo-Kristal

Tegangan listrik satuannya Volt, alat ukur tegangan disebut Voltmeter. Bentuk
fisik dan simbol Voltmeter dan digabungkan untuk berbagai fungsi pengukuran
listrik lainnya disebut Multimeter Gambar4.11.

Gambar 4.11 Simbol dan fisikVoltmeter

366

4. Arus Listrik
Aliran muatan dari satu tempat ketempat yang lain menyebabkan
terjadinya arus listrik. Arus listrik bergerak dari terminal positif ke terminal
negatif Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Arus listrikmengalir ke beban

Aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron, arus listrik
dianggap berlawanan arah gerakan elektron. Jika sejumlah muatan Q melewati
suatu titik dalam penghantar dalam selang waktu t, maka arus dalam
penghantar sesuai persamaan arus listrik :

Satu Amper (1 A) adalah


sejumlah aliran arus yang
memuat elektron satu
coulomb (1 C) dimana
muatan bergerak kesuatu
titik dalam satu detik.

367

Perhatian!
Pengukuran dengan Voltmeter harus diperhatikan, apakah
listrik DC atau listrik AC. Disamping itu batas ukur tegangan harus
diperhatikan, untuk mengukur tegangan DC 12 V harus
menggunakan batas ukur diatasnya. Pengukuran tegangan AC 220
V, harus menggunakan batas ukur diatasnya, misalnya 500 V. Jika
hal ini dilanggar, menyebabkan voltmeter terbakar dan rusak
secara permanen.
Cara mengukur tegangan DC sebuah baterai, perhatikan
meter switch selektor pada posisi sebagai Voltmeter, kedua
perhatikan batas ukurnya (Gambar 4.13.a).

Gambar 4.13.a Mengukur tegangan

Terminal positif meter terhubung ke kutub positif baterai.


Terminal negatif meter ke kutub negatif baterai. Mengukur
tegangan lampu yang diberikan tegangan baterai, perhatikan
terminal positif meter ke positif baterai. Kabel negatif meter ke
negatif baterai Gambar 4.13.b, perhatikan batas ukur skala
Voltmeter harus selalu diperhatikan

.
Gambar 4.13.b Mengukur tegangan baterai
dan mengukur tegangan di masing-masing lampu

Mengukur tegangan baterai dan mengukur tegangan di masingmasing lampu dilakukan dengan Voltmeter, perhatikan tanda
positif dan negatif meter tidak boleh terbalik Gambar4.13 .c.

Gambar 4.13.c Mengukur tegangan

368

Arus listrik bergerak dari terminal positip ke terminal negatif dalam


looptertutup, aliran arus listrik terjadi karena terdapat beda potensial antara
kutubpositip dan kutub negatifnya.Arus listrik memiliki satuan Amper, dan alat
ukurnya disebut Ampermeter. Bentuk fisik dan secara simbol Ampermeter dan
digabungkan untuk berbagai fungsi pengu- kuran listrik lainnya, disebut
Multimeter Gambar4.14.

Gambar 4.14 Ampermeter

Berbagai macam jenis Ampermeter, ada yang menggunakan jarum


penunjuk

(meter

analog)

ada

yang

menggunakan

penunjukan

digital.

Pengukuran dengan Ampermeter harus diperhatikan, apakah listrik DC atau


listrik AC. Disamping itu batas ukur arus harus diperhatikan, arus 10A harus
menggunakan batas ukur diatasnya. Jika hal ini dilanggar, Ampermeter terbakar
dan rusak secara permanen.

Cara mengukur arus listrik DC sebuah baterai perhatikan


Ampermeter dipasang seri dengan beban, yang kedua perhatikan
batas
ukurnya
Gambar4.15.Terminal positif
Ampermeter
terhubung ke positif baterai. Terminal negatif meter ke beban
dan negatif baterai.

Gambar 4.15 Mengukur arus dengan Ampermeter

Alat ukur arus listrik adalah Ampermeter, ada Ampermeter


analog dan Ampermeter digital. Saat melakukan pengukuran
batas ukur harus disesuaikan.

369

5. Arus Listrik pada Penghantar Logam


Logam

merupakan penghantar

listrik yang

baik,

seperti

tembaga,

aluminium, besi dsb. Dalam logam terdiri dari kumpulan atom, tiap atom terdiri
atas proton bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif Gambar4.16.

Gambar 4.16 Atom terdiri atasproton dan elektron

Aliran listrik merupakan aliran elektron, artinya elektron bergerak dari yang
beda potensialnya tinggi menuju yang lebih rendah, atau dari terminal positif ke
terminal negatif Gambar4.17. Setiap logam memiliki jumlah atom yang berbeda,
sehingga ada logam yang mudah mengalirkan arus listrik karena konduktivitas
yang baik. Ada logam yang konduktivitas arus listriknya lebih kecil.

Gambar 4.17 Aliran listrik merupakan aliran elektron

6. Kerapatan Arus Listrik


Kerapatan arus adalah besarnya arus yang mengalir tiap satuan luas
penghantar mm2. Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata
menurut

luas

penampangnya.

Arus

listrik

12

mengalir

dalam

kawat

berpenampang 4mm2, maka kerapatan arusnya 3A/mm2 (12A/4 mm2), ketika


penampang penghantar mengecil

1,5mm2 maka kerapatan arusnya menjadi

8A/mm2 (12A/1,5 mm2) Gambar 4.18.

370

Gambar 4.18 Kerapatan aruspada penghantar

Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar


dipertahankan sekitar 300C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah
ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Tabel 4.1 Kemampuan Hantar Arus

Persamaan kerapatan arus:

7. Tahanan Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga
dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari
kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Kumpulanatom membentuk material

371

Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir
ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi
gesekan elektron dengan atom dan ini menyebabkan penghantar

panas.

Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap


bahan. Persamaan tahanan penghantar:

Tahanan konduktor dipengaruhi oleh empat faktor:


1. Berbanding lurus panjang penghantar
2. Berbanding terbalik penampang penghantar
3. Jenis bahan penghantar
4. Temperatur penghantar
Besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm

Tabel 4.2 Resistansi Konduktor

372

Tabel 4.3 Tahanan jenis bahan

Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur


meningkatikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat.
Dengandemikian

kenaikan

temperatur

menyebabkan

kenaikan

penghantar.
Tabel 4.4 Koefisien temperatur bahan pada 200C

373

tahanan

B. Pemanfaatan Listrik
1. Penyediaan dan Instalasi Listrik
Pemanfaatan energi listrik oleh manusia mada saat ini

telah menjadi

kebutuhan primer. Penggunaan listrik pada skala rumah tinggal, perkantoran,


sekolah, industri bahkan jalan raya tidak dapat dipungkiri lagi. Matinya tenaga
listrik dapat menjadi kendala bagi berbagai kehidupan aktivitas manusia, bahkan
dapat mengakibatkan kerugian materi yang tidak sedikit jika satu industri
mengalami gangguan mati tenaga listrik dalam hitungan jam saja.
Penyedia energi listrik di Indonesia dikelola perusahaan ketenagalistrikan
(PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir. Energi listrik
dari pembangkit sampai ke pemakai/konsumen, disalurkan melalui saluran
transmisi dan distribusi yang disebut instalasi penyedia listrik. Sedangkan
saluran dari alat pembatas dan pengukur (APP) sampai ke beban disebut
instalasi pemanfaatan tenaga listrik. Agar konsumen listrik dapat memanfaatkan
energi listrik dengan aman, nyaman dan kontinyu,

diperlukan instalasi listrik

yang perencanaan maupun pelaksanaannya memenuhi standar berdasarkan


peraturan yang berlaku.

Gambar 4.20 Saluran energi listrik dari pembangkit ke pemakai


Keterangan :
G : Generator
GH : Gardu Hubung
TT : Jaringan tegangan tinggi
TR : Jaringan tegangan rendah

GI : Gardu Induk
GD : Gardu Distribusi
TM : Jaringan tegangan menengah
APP : Alat pembatas dan pengukur

Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakan oleh turbin dari


bentuk energi lainnya antara lain : dari Air - PLTA; Gas - PLTG; Uap - PLTU;
Diesel - PLTD; Panas Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN. Energi listrik dari pusat

374

pembangkitnya disalurkan melalui jaringan transmisi yang jaraknya relatif jauh


ke pemakai listrik/konsumen.

Gambar 4.21 Pembangkit tenaga listrik

Gambar 4.22 Gardu Induk

375

Gambar 4.23 Gardu Distribusi

Gambar 4.24 Jaringan tegangan tinggi

Gambar 4.25 Jaringan tegangan menengah

376

Gambar 4.26 Jaringan tegangan rendah

Gambar 4.27 Alat pembatas dan pengukur

Instalasi dari pembangkitan sampai dengan alat pembatas/pengukur


(APP) disebut Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik. Dari mulai APP sampai titik
akhir beban disebut Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik. PT. PLN membedakan
konsumen listrik di Indonesia sebagai berikut :
1. Konsumen Rumah Tangga
Kebutuhan daya listrik untuk rumah tangga antara 450VA s.d 4400VA, secara
umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220V/380V dan
jumlahnya sangat banyak.
2. Penerangan Jalan Umum (PJU)
Pada kota-kota besar penerangan jalan umum sangat diperlukan oleh karena
bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara

377

50VA

s.d 250VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem

yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220V/380V.


3. Konsumen Pabrik
Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing
pabrik dayanya dalam orde kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil
masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), namun
untuk pabrik-pabrik yang besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran
masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20kV.
4. Konsumen Komersial
Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL
(Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion
olahraga,

mall, hypermarket, apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3

fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang
berkapasitas besar dengan tegangan menengah.
Standarisasi daya tersambung yang disediakan oleh PT. PLN berupa daftar
penyeragaman pembatasan dan pengukuran dengan daya tersedia untuk tarif S2, S-3, R-1, R-2, R-4, U-1, U-2, G-1, I-1, I-2, I-3, H-1 dan H-2 pada jaringan
distribusi tegangan rendah. Sedangkan daya tersambung pada tegangan
menengah, dengan pembatas untuk tarif S-4, SS-4, I-4, U-3, H-3 dan G-2
seperti dimuat dalam tabel 4.5.

378

Tabel 4.5 Daya Tersambung Pada Tegangan Menengah

Keterangan :
*) Secara bertahap disesuaikan menjadi 20 kV
**) Pengukuran tegangan menengah tetapi dengan pembatasan pada sisi tegangan
rendah dengan pembatas arus 3 x 355 Ampere tegangan 220/380 Volt.
***) Pengukuran tegangan menengah tetapi dengan pembatasan pada sisi tegangan
rendah dengan pembatas arus 3 x 630 Ampere tegangan 127/220 Volt.

Pengguna listrik yang dilayani oleh PT. PLN dapat dibedakan menjadi
beberapagolongan yang ditunjukkan tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Golongan Pelanggan PT. PLN

379

2. Jaringan Listrik
Pusat tenaga listrik pada umumnya terletak jauh dari pusat bebannya.
Energi listrik disalurkan melalui jaringan transmisi. Karena tegangan generator
pembangkit umumnya relatif rendah (6kV-24kV). Maka tegangan ini dinaikan
dengan transformator daya ke tegangan yang lebih tinggi antara 30kV-500kV.
Tujuan peningkatan tegangan ini, selain memperbesar daya hantar dari saluran
(berbanding lurus dengan kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya
dan susut tegangan pada saluran.
Penurunan tegangan dari jaringan tegangan tinggi/ekstra tinggi sebelum
kekonsumen dilakukan dua kali. Yang pertama dilakukan di gardu induk (GI),
menurunkan tegangan dari 500kV ke 150kV atau dari 150kV ke 70kV. Yang
kedua dilakukan pada gardu distribusi dari 150 kV ke 20 kV, atau dari 70kV ke
20 kV.
Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai transformator
terakhir, sering disebut juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari
transformator terakhir sampai konsumen disebut saluran distribusi atau saluran
primer.
Ada dua macam saluran transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara
(overhedlines) dan saluran kabel bawah tanah (undergound cable). Kedua cara
penyaluran tersebut mesing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Dari
segi keindahan, saluran bawah tanah lebih disukai dan juga tidak mudah
terganggu oleh cuaca buruk : hujan, petir angin dan sebagainya. Namun saluran
bawah tanah jauh lebih mahal dibanding saluran udara, tidak cocok untuk
daerah banjir karena bila terjadi gangguan/kerusakan, perbaikannya lebih sulit.
Akhir/ujung dari saluran transmisi, adalah merupakan saluran masuk pelayanan
kedalam suatu gedung/bangunan, sebagai pengguna energi listrik. Adapun
komponen/peralatan

utama

kelistrikan

pada

gedung/bangunan.

Dari

pertimbangan diatas, bahwa saluran udara lebih cocok di gunakan pada :


1. saluran transmisi tegangan tinggi,
2. daerah

luar

kota,

misalnya

di

pegunungan

atau

jarangpenduduknya.
Sedangkan untuk saluran bawah tanah akan cocok digunakan pada :
1. saluran transmisi tegangan rendah,
2. kota-kota besar yang banyak penduduknya.
Sedangkan keuntungan pemasangan saluran bawah tanah antara lain :

380

daerah

1. Biaya pemeliharaan saluran kabel bawah tanah relatif murah.


2. Sambungan

bawah

tanah

relatif

tidak

terganggu

oleh

pengaruh-

pengaruhcuaca : hujan, angin, petir, salju, sabotase, pencurian kabel


lebih sulit,gangguan layang-layang.
3. Saluran

bawah

tanah

tidak

menggangu

keindahan

pandangan,

tidaksemerawut seperti saluran udara.


Secara rinci keuntunganpemasangan saluranudara antara lain :
1. Biaya investasi untukmembangun suatusaluran udara jauh lebih murah
dibandingkan untuk saluran dibawah tanah.
2. Untuk daerah-daerah

3. Gambar Instalasi Listrik


Pada saat konsumen akan memasang instalasi listrik, dibutuhkan Gambar
yang dapat menjelaskan pemasangan listrik pada satu area atau tempat.
Gambar yang dibutuhkan diantaranya adalah :
a. Gambar Situasi
Gambar situasi menunjukan Gambar posisi
gedung/bangunan

yang

akan

instalasilistriknya

terhadap

dipasang

saluran/jaringan

listrik terdekat. Data yang perlu ditulis pada


gambar situasi ini adalah alamat lengkap,
jarak terhadap sumber listrik terdekat (tiang
Gambar 4.28 Situasi
Keterangan :
A : Lokasi bangunan
B : Jarak
bangunan
ke tiang
Bila
belum
ada jaringan

listrik/bangunan yang sudah berlistrik) untuk


daerah yang sudah ada jaringan listriknya.
listriknya, perlu digambarkan rencana pemasangan

C : kode tiang/transformator
tiang-tiang
listrik. arah utara
U : menunjukkan

b. Gambar Instalasi
Gambar instalasi menunjukan gambar denah bangunan (pandangan atas)
dengan

rencana

tata

letak

perlengkapan

listrik

dan

rencana

hubungan

perlengkapan listriknya. Saluran masuk langsung ke APP yang biasanya terletak


di depan/bagian yang mudah dilihat dari luar. Dari APP ke PHB utama melalui
kabel toefoer, yang biasanya berjarak pendek, dan posisinya ada didalam
bangunan. Pada PHB ini energi listrik didistribusikan ke beban menjadi beberapa
group/kelompok :

381

1) Untuk konsumen domestik/bangunan kecil, dari PHB dibagi menjadi


beberapa group dan langsung ke beban. Biasanya dengan sistem satu
fasa.
2) Untuk konsumen industri karena areanya luas, sehingga jarak ke beban
jauh dari PHB utama dibagi menjadi beberapa group cabang/Sub
Distribution Panel baru disalurkan ke beban.
Dalam perencanaan instalasi listrik pada suatu gedung/bangunan, berkas
rancangan instalasi listrik terdiri dari :
1) Gambar Situasi
2) Gambar Instalasi
3) Diagram Garis Tunggal
4) Gambar Rinci

382

Gambar 4.29 Denah rumah

383

Gambar 4.30 Instalasi rumah

c.

Diagram Garis Tunggal


Diagram garis tunggal menunjukan gambar satu garis dari APP ke PHB

utama yang di distribusikan ke beberapa group langsung ke beban (untuk


bangunan berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun sub panel
cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian
group pada PHB utama/cabang/sub cabang juga menginformasikan jenis beban,
ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan jenis pengaman arusnya, dan sistem
pembumian/pertanahannya.

384

Gambar 4.31 Diagram satu garis instalasi listrik


pada bangunan/gedung Tegangan Rendah

Gambar
4.32 Diagram satu garis instalasi listrik pada
bangunan/gedung sistem Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah

385

C. Keamanan Penggunaan Listrik


Tidak dipungkiri lagi bahwa energi listrik sangat dibutuhkan dalam
kehidupan manusia,

namun penggunaan yang

tidak aman akan sangat

membahayakan bagi kehidupan manusia pula. Kecelakaan akibat listrik dapat


berupa kecelakaan langsung seperti tersengat listrik dan kebakaran, juga
kecelakaan tidak langsung seperti terjatuh dari tempat ketinggian, ledakan, dan
luka bakar.

1. Kondisi berbahaya
Banyak penyebab bahaya listrik yang ada dan terjadi di sekitar kita,
diantaranya adalah isolasi kabel rusak, bagian penghantar terbuka, sambungan
terminal yang tidak kencang. Isolasi kabel yang rusak merupakan akibat dari
sudah terlalu tuanya kabel dipakai atau karena sebab-sebab lain (teriris,
terpuntir, tergencet oleh benda berat dll), sehingga ada bagian yang terbuka
dan

kelihatan

penghantarnya

atau

bahkan

ada

serabut

hantaran

yang

menjuntai. Ini akan sangat berbahaya bagi yang secara tidak sengaja
menyentuhnya atau bila terkena ceceran air atau kotoran-kotoran lain bisa
menimbulkan kebakaran.

Gambar 4.33 Contoh-contoh penyebab bahaya listrik


(a) Kabel terkelupas
(b) Konduktor yang terbuka
(c) isolasi kabel yang sudah pecah

Penghantar yang terbuka biasa terjadi pada daerah titik-titik sambungan


terminal dan akan sangat membahayakan bagi yang bekerja pada daerah
tersebut, khususnya dari bahaya sentuhan langsung.

386

Sambungan listrik yang kendor atau tidak kencang, walaupun biasanya tidak
membahayakan terhadap sentuhan, namun akan menimbulkan efek pengelasan
bila terjadi gerakan atau goyangan sedikit. Ini kalau dibiarkan akan merusak
bagian sambungan dan sangat memungkinkan menimbulkan potensi kebakaran.

Gambar 4.34 Contoh penggunaan alat listrik

2. Prosedur Keselamatan Umum


a. Hanya

orang-orang

yang

berwenang,

dan

berkompeten

yang

diperbolehkan bekerja pada atau disekitar peralatan listrik.


b. Menggunakan peralatan listrik sesuai dengan prosedur (jangan merusak
atau membuat tidak berfungsinya alat pengaman).
c. Jangan

menggunakan tangga logam untuk bekerja di daerah instalasi

listrik
d. Pelihara alat dan sistem dengan baik

Gambar 4.35 Penggunaan tangga


di daerah instalasilistrik

387

Gambar 4.36 Rutinitas pemeriksaan kondisi peralatan

e. Menyiapkan langkah-langkah tindakan darurat ketika terjadi kecelakaan.


f. Prosedur shut-down, tombol pemutus aliran listrik (emergency off) harus
mudah diraih.
Pertolongan pertama pada orang yang tersengat listrik. Korban harus
dipisahkan dari aliran listrik dengancara yang aman sebelum dilakukan
pertolongan pertama. Hubungi bagian yang berwenang untuk melakukan
pertolongan pertama

pada

kecelakaan.

Pertolongan pertama

dilakukan oleh orang yang berkompeten

Gambar 4.37 Pemisahan si korban dari aliran listrik

Gambar 4.38 Tindakan pertolongan pertama

3. Prosedur Keselamatan Khusus


a. Prosedur Lockout/Tagout

388

harus

Prosedur ini merupakan prosedur keselamatan khusus yang diperlukan


ketika bekerja untuk melakukan pemeliharaan/perbaikan pada sistem
peralatan listrik secara aman. Tujuan prosedur locout/tagout adalah:
1) Mencegah adanya release baik secara elektrik maupun mekanik yang
tidak disengaja yang membahayakan orang yang sedang dan atau
perbaikan.
2) Memisahkan/ melakukan pekerjaan pemeliharaan memutuskan dari
aliran listrik.
Langkah-langkah prosedur ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Buat rencana lockout/tagout
2) Beritahu

operator

dan

penggunalainnya

rencana

pemutusan

aliranlistrik
3) Putuskan aliran pada titik yangtepat

Gambar 4.39 Titik pemutusan aliranlistrik

4) Periksa apakah tim/pekerja telah menggantungkan padlocksnya


pada titik lockout

Gambar 4.40 Penandaan alat yang diperbaik

389

5) Letakkan tulisan perhatian pada titik lockout

Gambar 4.41 Tanda pekerjaan selesai

6) Lepaskan energi sisa/tersimpan (baterai kapasitor, per)


7) Pastikan bahwa peralatan/sistem tidak beraliran listrik
8) Semua anggota tim/pekerja mengambil padlocknya kembali setelah
pekerjaan selesai.
b. Sengatan Listrik
Sengatan listrik dapat terjadi akibat sentuhan langsung atau sentuhan
tidak langsung terhadap jaringan instalasi listrik yang secara terbuka dialiri arus
listrik.

a. Sentuhan Langsung
b. Sentuhan Tak Langsung
Gambar 4.42 Sentuhan manusia pada jaringan listik

Sengatan listrik terjadi akibat Ada tiga faktor yang menentukan tingkat
bahaya listrik bagi manusia, yaitu tegangan (V), arus (I) dan tahanan (R).
Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya yang
ditunjukkan dalam hukum Ohm, yaitu:

390

Tegangan dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan


listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus

dalam satuan ampere (A)

atau mili amper (mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan
(R) dalam satuan Ohm, kilo

Ohm atau mega Ohm adalah nilai tahanan atau

resistansi total saluran yang tersambung pada sumber tegangan listrik. Pada
saat terjadi sengatan listrik, tubuh manusia merupakan tahanan bagian dari
rangkaian listrik, yang menerima arus listrik dan memberikan dampak bagi
tubuh manusia.

Gambar 4.43 Tubuh manusia bagian dari rangkaian listrik

Bahaya sengatan listrik berawal dari sistem tegangan yang digunakan untuk
mengoperasikan alat. Semakin tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin
tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik tegangan rendah di Indonesia
mempunyai tegangan

fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan

frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini


sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.

Dampak Sengatan Listrik Pada Manusia


1. Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya
denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah sehingga
tidak mampu mensirkulasikan darah dengan baik. Untuk
mengembalikannya perlu bantuan dari luar.
2. Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang
dialami oleh paru-paru
3. Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam
tubuh.
4. Terbakar akibat efek panas dari listrik.

391

Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh
manusia, yaitu: besar arus, lintasan aliran, dan lama sengatan pada tubuh.
Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan
dan

tahanan tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan,

sedangkan

tahanan

tubuh

manusia

bervariasi

tergantung

pada

jenis,

kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh, berat


badan, dan lain sebagainya. Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k (kulit
kering) sampai 100 (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri
antara 100 500.
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat
akibat sengatan listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang melewati
jantung, dan pusat saraf (otak). Untuk menghindari kemungkinan terburuk
adalah apabila kita bekerja pada sistem kelistrikan, khususnya yang bersifat
ONLINE adalah sebagai berikut:
a. gunakan topi isolasi untuk menghindari kepala dari sentuhan listrik,
b. gunakan sepatu yang berisolasi baik agar kalau terjadi hubungan listrik
dari anggota tubuh yang lain tidak mengalir ke kaki agar jantung tidak
dilalui arus listrik,
c. gunakan sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan untuk
menghindari lintasan aliran kejantung bila terjadi sentuhan listrik
melalui kedua tangan. Bila tidak, satu tangan untuk bekerja sedangkan
tangan yang satunya dimasukkan ke dalam saku.
Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat
sengatan listrik. Penemuan faktor ini menjadi petunjuk yang sangat berharga
bagi pengembangan teknologi proteksi dan keselamatan listrik. Semakin lama
waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang diakibatkannya. Oleh
karena itu, yang menjadi ekspektasi dalam pengembangan teknologi adalah
bagaimana bisa membatasi sengatan agar dalam waktu sependek mungkin.

392

Perlu Kamu Tahu


Semakin lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal
pengaruh yang diakibatkannya pada manusia. Pengaruh Arus
listrik pada manusia:

Arus 1mA hanya menimbulkan kejutan kecil dan tidak


membahayakan
Arus 5 mA akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi
pada otot dan menimbulkan rasa sakit
Arus 10 mA akan menyebabkan rasa sakit yang hebat.
Arus 20 mA akan menyebabkan terjadinya pengerutan pada
otot sehingga orang yang terkena tidak dapat melepaskan
diri tanpa bantuan orang-orang lain.
Arus 50 mA sudah sangat berbahaya.
Arus 100 mA akan mengakibatkan kematian.

393

4. Pengamanan Bahaya Listrik


Ada banyak cara/metoda pengamanan dari sentuhan langsung seperti
yang akan dijelaskan berikut ini.
a. Pastikan

bahwa

kualitas

isolasi

pengaman

baik,

dan

dilakukan

pemeriksaan dan pemeliharaan dengan baik. Memasang kabel sesuai


dengan peraturan dan standard yang berlaku.

Gambar 4.44 Pengamanan dengan isolasi pengaman

b. Menghalangi

akses

atau

kontak

langsung

menggunakan

enklosur,

pembatas, penghalang

Gambar 4.45 Pengamanan dengan Pemagaran

c. Menggunakan peralatan INTERLOCKING. Peralatan ini biasa dipasang pada


pintu-pintu.

Ruangan

yang

di

dalamnya

terdapat

peralatan

yang

berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik keperalatan terputus


(door switch)
d. Pentanahan (Grounding)Earthing)
Pentanahan merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi
bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan terjadi pada
bagian

peralatan

yang

terbuat

dari

logam.

Untuk

peralatan

yang

mempunyai selungkup/rumah tidak terbuat dari logam tidak memerlukan


sistem ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam

394

pembuatannya maupun hasil yang dicapai harus sesuai dengan standard.


Ada 2 hal yang dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu:
1) menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang
teraliri arus listrik liar ke tanah melalui saluran pentanahan
2) menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan
tanah sehingga tidak membahayakan bagi yang menyentuhnya.
Dengan saluran pentanahan peralatan jauh lebih aman. Karena itu,
saluran pentanahan ini juga disebut Saluran Pengaman. Walaupun begitu,
untuk menjamin keefektifan saluran pentanahan, perlu diperhatikan
bahwa sambungan-sambungan harus dilakukan secara sempurna.
1) Setiap sambungan harus disekrup secara kuat agar hubungan
kelistrikannya bagus guna memberikan proteksi yang baik;
2) Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan
sambungan tidak mudah bergerak. Dengan kondisi sambungan
yang baik menjamin koneksi pentanahan akan baik pula dan bisa
memberikan

jaminan

keselamatan

bagi

orang-orang

yang

mengoperasikan peralatan yang sudah ditanahkan.

(a) koneksi (b) hubungan alat dan pengguna


(c) aliran arus
Gambar 4.46 Pengawatan kabel pentanahan

e. Alat Proteksi Otomatis


Alat-alat proteksi otomatis terhadap tegangan sentuh. Peralatan ini tidak
terbatas

pada

pengamanan

manusia

dari

sengatan

listrik,

namun

berkembang lebih luas untuk pengamanan dari bahaya kebakaran. Jenisjenis alat proteksi yang banyak dipakai, antara lain adalah: Residual
Current Device (RCD), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) dan Ground
Fault Circuit Interruptor (GFCI). Walaupun berbeda-beda namun secara
prinsip adalah sama. Yakni, alat ini akan bekerja/aktif bila mendeteksi

395

adanya arus bocor ke tanah. Karena kemampuan itulah, arus bocor ini
dianalogikan dengan arus sengatan listrikyang mengalir pada tubuh
manusia.
1) Residual Current Device (RCD)
Gambar 4.47 menunjukkan gambaran fisik sebuah RCD untuk sistem
fasa tunggal dan diagram skemanya. Prinsip kerja RCD dapat
dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan gambar diagram skematik
Gambar 4.47 b.

(a) Gambaran fisik RCD

(b) diagram skematik RCD

Gambar 4.47 Contoh pengaman otomatis

Iin : arus masuk


Iout : arus keluar
IR1 : arus residual yang mengalir ke tubuh
IR2 : arus residual yang mengalir ke tanah
Min : medan magnet yang dibangkitkan oleh arus masuk
Mout : medan magnet yang dibangkitkan oleh arus keluar.
Dalam keadaan terjadi arus bocor :
- arus keluar lebih kecil dari arusmasuk, Iout < Iin;
- arus residu mengalir keluar setelah melalui tubuh manusia atau
tanah;
- karena Iin>Iout maka Min>Mout
- akibatnya, akan timbul ggl induksi pada koil yang dibelitkan pada
toroida;
- ggl induksi mengaktifkan peralatan pemutus rangkaian

396

(a) Diagram rangkaian

(b) Pemasangan pada beban (lokal)

(c) Pemasangan Terpusat


Gambar 4.48 RCD/ELCB Fasa-Tiga

Skema diagram untuk sistem fasa tiga ditunjukkan pada Gambar


4.48. Prinsip kerja pengaman otomatis untuk sistem fasa tiga
ditunjukkan pada Gambar 4.48 (a). Bila tidak ada arus bocor (ke
tanah atau tubuh manusia) maka jumlah resultant arus yang mengalir
dalam keempat penghantar sama dengan nol. Sehingga trafo arus(CT)
tidak mengalami induksi dan triggerelektromagnet tidak aktif. Dalam
hal initidak terjadi apa-apa dalam sistem.
Namun sebaliknya bila ada arus bocor, maka jumlah resultant arus
tidak

sama

mengaktifkan

dengan
trigger

nol,

CT

sehingga

menginduksikan
alat

pemutus

tegangan

daya

ini

dan

bekerja

memutuskan beban dari sumber (jaringan).Gambar 4.48 b dan c


memperlihatkan pemakaian CRD/ELCB. Bila pengamanan untuk satu
jenis beban saja maka RCD dipasang pada saluran masukan alat saja.
Sedangkan bila pengamanan untuk semua alat/beban dan saluran,

397

maka alat pengaman dipasang pada sisi masukan/sumber semua


beban. Mana yang terbaik, tergantung ari apa yang diinginkan. Kalau
keinginan pengamanan untuk semua rangkaian, Gambar 4.48 c yang
dipilih. Namun perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya, karena
semakin besar kapasitas arus yang harus dilayani maka harga alat
akan semakin mahal pula walaupun dengan batas arus keamanan
(bocor) yang sama. Untuk alat-alat yang dipasang di meja, cukup
dengan

arus

pengamanan

DIn=30

mA.

Untuk

alat-alat

yang

pemakaiannya menempel ke tubuh (bathtube, sauna, alat pemotong


jenggot, dll)digunakan alat pengaman dengan arus lebih rendah, yaitu
DIn = 10 mA. Untuk pengamanan terhadap kebakaran (pemasangan
terpusat) dipasang denganDIn= 500 mA.
d. Pengaman peralatan portabel
Metode pengamanan peralatan listrik portabel dibedakan menjadi 2 kelas,
yaitu Alat Kelas I dan Kelas II. Sedangkan untuk alat-alat mainan
dikategorikan Alat Kelas III. Alat Kelas I adalah alat listrik yang
pengamanan terhadap sengatan listrik menggunakan saluran pentanahan
(grounding). Alat ini mempunyai selungkup (casing) yang terbuat dari
logam. Alat Kelas II adalah alat listrik yang mempunyai isolasi ganda, di
mana selungkup atau bagian-bagian yang tersentuh dalam pemakaiannya
terbuat dari bahan isolasi. Pada alat kelas initidak diperlukan saluran
pentanahan. Berikut ini adalah contoh alat yang termasuk Kelas I dan
Kelas II.

Gambar 4.49 Contoh klasifikasi pengamananalat portabel

5. Bahaya Kebakaran dan Peledakan


Banyak peristiwa kebakaran dan peledakan sebagai akibat dari kesalahan
listrik. Peristiwa ini memberikan akibat yang jauh lebih fatal dari pada peristiwa
sengatan listrik karena akibat yang ditimbulkannya biasanya jauh lebih hebat.

398

Akibat ini tidak terbatas pada jiwa namun juga pada harta benda. Lebih-lebih
lagi bila melibatkan zat-zat berbahaya, maka tingkat bahayanya juga akan
merusak lingkungan. Oleh karena itu, peristiwa semacam ini harus dicegah.

Gambar 4.50 Bahaya Kebakaran dan Peledakan

Penyebab Kebakaran dan Pengamanan diantaranya adalah:


a. Ukuran kabel yang tidak memadai. Salah satu faktor yang menentukan
ukuran kabel atau penghantar adalah besar arus nominal yang akan
dialirkan melalui kabel/penghantar tersebut sesuai dengan lingkungan
pemasangannya, terbuka atau tertutup. Dasar pertimbangannya adalah efek
pemanasan yang dialami oleh penghantar tersebut jangan melampaui batas.
Bila kapasitas arus terlampaui maka akan menimbulkan efek panas yang
berkepanjangan yang akhirnya bisa merusak isolasi dan atau membakar
benda-benda sekitarnya. Agar terhindar dari peristiwa kapasitas lebih
semacam ini maka ukuran kabel harus disesuaikan dengan peraturan
instalasi listrik.

Gambar 4.51 Ukuran kabel

399

b. Penggunaan adaptor atau stop kontak yang salah, yang dimaksudkan di sini
adalah

penyambungan

beban

yang

berlebihan

sehingga

melampaui

kapasitas stop-kontak atau kabel yang mencatu dayanya.

Gambar 4.52 Pemakaian stop-kontak yang salah

c. Instalasi kontak yang jelek

Gambar 4.53 Koneksi yang kendor

d. Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke stop-kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya
di mana terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar.
e. Untuk daerah-daerah seperti ini harus digunakan peralatan anti percikan api.

Gambar 4.54 Lingkungan sangat Berbahaya

Kondisi abnormal sistem kelistrikan Gambar4.55 mengilustrasikan arus


kesalahan (abnormal) yang sangat ekstrim yang bisa jadi menimbulkan

400

kebakaran dan atau peledakan, yaitu: Terjadinya hubung singkat antar


saluran aktif L1, L2, dan L3;

Hubung singkat ke tanah (hubungtanah)

antara saluran aktif L1, L2,L3 dengan tanah; Bila ada kawat netral bisa
terjadi hubung singkat antara saluran aktif L1, L2, L3 dengan saluran netral.
Untuk mencegah potensi bahaya yang disebabkan oleh kondisi abnormal
semacam ini adalah pemasangan alat proteksi yang tepat, seperti sekering,
CB, MCB, ELCB, dll.

Gambar 4.55 Jenis Arus Kesalahan

401

D. Komponen Kelengkapan Kelistrikan


1. Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
Untuk

mengetahui

pemakai/pelanggan

besarnya

listrik

(untuk

tenaga

listrik

keperluan

yang
rumah

digunakan
tangga,

oleh
sosial,

usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi, maka perlu


dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik. APP merupakan bagian dari
pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenaga listrikan (PT. PLN), sebagai
dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik
tegangan rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.56 Diagram satu garis sambungan tenaga listrik tegangan menengah
Keterangan:
GD : Gardu Distribusi
TR : Jaringan tegangan Rendah
SLP : Sambungan Luar Pelayanan
SMP : Sambungan Masuk Pelayanan
SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah
APP : Alat Pengukur dan Pembatas
PHB : Papan Hubung Bagi
IP : Instalasi Pelanggan

SLTR yang menghubungkan antara listrik penyambungan pada GD/TR


merupakan penghantar di bawah atau di atas tanah. Seperti telah dijelaskan
dimuka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya
pemakaian daya dan energi listrik. Adapun alat ukur/instrumen yang digunakan
adalah alat pengukur : Kwh, KVARh, KVA maksimum ,arus listrik dan tegangan
listrik. Sistem pengukurannya ada dua macam, yaitu :

402

a. Pengukuran primer atau juga disebut pengukuran langsung, terdiri dari


pengukuran primer satu fasa untuk pelanggan dengan daya dibawah
6.600VA pada tegangan 220V/380V, dan pengukuran primer tiga fasa
untuk pelanggan dengan daya diatas 6.600V sampai dengan 33.000VA
pada tegangan 220V /380V.
b. Pengukuran sekunder tiga fasa atau disebut juga pengukuran tak
langsung (menggunakan trafo arus) digunakan pada pelanggan dengan
daya 53KVA sampai dengan 197 KVA. Sedangkan yang dimaksud dengan
pembatasan adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian
daya sesuai dengan daya tersambung.
c. Pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100A digunakan MCB dan
diatas 100A digunakan MCCB; pelebur tegangan rendah; NFB yang bisa
disetel.
d. Pada sistem tegangan menengah biasanya digunakan pelebur tegangan
menengah atau rele. Berikut ini adalah contoh gambar alat ukur Kwh dan
KVARh.

Gambar 4.57 Kwh meter satu fasa analog dan digital

403

Gambar 4.58 Kwh meter tiga fasa analog dan digital

Gambar 4.59 Kwh meter tiga fasa dan KVARh

Sesuai dengan DIN 43 856 cara penyambungan alat pengukur atau penghubung
daya dinotasikan dengan kode berupa angka 4 digit yang diikuti dengan angka
2, digit yang menunjukkan penomoran sambungan.

Digit pertama menunjukkan macam-macam penghitung

Digit kedua menunjukkan bagian tambahan

Digit ketiga menunjukkan sambungan luar

Digit keempat menunjukkan penyambungan bagian tambahan

Sedangkan 2 digit berikutnya menunjukkan penomoran sambungan untuk tarif


jam atau untuk pengendalian piringan. Berikut ini diuraikan arti dari masingmasing angka tersebut.
a. Digit pertama menunjukkan macam-macam penghitung
1 : Penghitung daya nyata arus bolak-balik satu fasa.
2 : Penghitung daya nyata arus bolak-balik dua fasa.
3 : Penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat
4 : Penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat
5 : Penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat

dengan

beda fasa 60o


6 : Penghitun daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda
fasa 90o
7 : Penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat dengan
beda fasa 90o

404

b. Digit kedua menunjukkan bagian tambahan


0 : tanpa bagian tambahan
1 : dengan bagian tambahan dobel tarif
2 : dengan bagian tambahan daya maksimum
3 : dengan bagian tambahan dobel tarif atau daya maksimum
4 : dengan bagian tambahan daya maksimum atau saklar reset
5 : dengan bagian tambahan dobel tarif dan daya maksimum dan saklar
reset
c. Digit ketiga menunjukkan sambungan luar
0 : untuk sambungan tetap
1 : untuk sambungan dengan trafo arus
2 : untuk sambungan dengan trafo arus dan tegangan
d. Digit keempat menunjukkan penyambungan bagian tambahan
0 : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum

dengan

piringan putar.
1 : satu kutub/jasa sambungan dalam
2 : sambungan luar
3 : satu kutub/fasa sambungan dalam dengan sambungan terbuka
4 : satu kutub/fasa sambungan dalam dengan sambungan hubung singkat
5 : sambungan luar dengan sambungan terbuka
6 : sambungan luar dengan sambungan hubung singkat
e. Penomoran sambungan untuk tarif jam
00 : Tanpa dengan sambungan
01 : dengan saklar harian
02 : dengan saklar maksimum
03 : dengan saklar harian dan maksimum
04 : dengan saklar harian dan mingguan
05 : dengan saklar harian, maksimum dan mingguan
06 : dengan saklar mingguan
f. Penomoran sambungan untuk pengendali piringan
11 : dengan sebuah saklar pemindah
12 : dengan dua saklar pemindah
13 : dengan tiga saklar pemindah
14 : dengan empat saklar pemindah

405

Berikut

ini

adalah

keterangan

dari

huruf/simbol

pada

gambar

cara

penyambungan alat pengukur daya.


Z : saklar/pemutus dobel tarif
d : saklar harian yang digerakkan oleh pemutus dobel tarif
w : saklar mingguan
M : pemutus maksimum
ML : putaran maksimum
MR : maksimum reset
mo : pemutus maksimum dengan sambungan terbuka
mk : pemutus maksimum dengan sambungan hubung singkat

Beberapa contoh kode dan cara penyambungan alat pengukur atau penghitung
sebagai berikut :
Penyambungan dengan Code 1010 atau 1010-00 berarti :
(1) : penghitung dengan daya nyata arus bolak-balik satu fasa
(2) : tanpa bagian tambahan
(3) : untuk sambungan dengan trafo arus
(4) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan
piringan putar

Gambar 4.60 Rangkaian Kwh satu fasa dengan trafo arus

Penyambungan dengan Code 2000 atau 2000-00 berarti :


(2) : penghitung daya nyata arus bolak-balik dua fasa
(0) : tanpa bagian tambahan
(0) : untuk sambungan tetap

406

(0) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan


piringan putar

Gambar 4.61 Rangkaian Kwh dua fasa dengan sambungan tetap

Gambar 4.62 Rangkaian Kwh tiga fasa


dengan trafo arus dan trafo tegangan

Penyambungan dengan Code 3020 atau 3020-00 berarti :


(3) : penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa
(0) : tanpa bagian tambahan
(2) : untuk sambungan dengan trafo arus dan trafo tegangan
(0) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan
piringanputar
Tabel 4.7 Standar Daya PLN

407

2. Panel Hubung Bagi (PHB)


PHB adalah panel hubung bagi/papan hubung bagi/panel berbentuk
lemari(cubicle), yang dapat dibedakan sebagai :
- Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel
- Panel Cabang/SDP : Sub Distribution Panel
- Panel Beban/SSDP : Sub-sub Distribution Panel
Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel
feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY. Di dalam panel biasanya busbar/rel
dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah,
yang satu mendapat saluran masuk dari APP (perusahaan ketenagalistrikan)

408

dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset).Dari kedua busbar
didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP danatau SSDP.
Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrikdari PLN
mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan, maka suplai kebeban tidak
akan

terganggu

dengan

adanya

sumber

sebagaicadangan.Peralatan pengaman arus listrik

listrik

sendiri

(genset)

untuk penghubung

dan

pemutus terdiri dari :


a. Circuit Breaker (CB)
MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
NFB (No Fuse Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker)
OCB (Oil Circuit Breaker)
VCB (Vacuum Circuit Breaker)
SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)
b. Sekering dan pemisah
Switch dan Disconnecting Switch (DS)
Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :
- Rele proteksi
- trafo tegangan, trafo arus
- alat-alat ukur besaran listrik : amperemeter, voltmeter, frekuensi
meter,
- lampu-lampu tanda
Untuk PHB sistem tegangan menengah, terdiri dari tiga cubicle yaitu satu cubicle
incoming dan cubicle outgoing. Hantaran masuk merupakan kabel tegangan
menengah dan biasanya dengan kabel XLPE atau NZXSBY. Saluran daya
tegangan menengah ditransfer melalui trafo distribusi ke LVMDP (Low Voltage
Main Distribution Panel). Pengaman arus listriknya terdiri dari sekering dan LBS
(Load Break Switch). Peralatan dan rangkaian dari busbar sampai ke beban
seperti pada PHB sistem tegangan rendah.

409

Gambar 4.63 Contoh cubicle

3. MCB (Miniatur Circuit Breaker)


MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen
thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay
elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk
pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :
a. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat
pada salah satu fasanya.
b. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung
singkat atau beban lebih.
c. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban
lebih.
Pada

MCB

terdapat

dua

jenis

pengaman

yaitu

secara

thermis

dan

elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban


lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang
sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang
digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini
bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman
elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah
angker dari besi lunak.

410

MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa,
sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas
yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka
kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Berdasarkan penggunaan dan
daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :
a. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil). Digunakan untuk pengaman
rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan.
b. Tipe

(rating

dan

breaking

capacity

kecil).

Digunakan

untuk

mengamankan alat-alat rumah tangga.


c. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
d. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
e. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan

4. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)


MCCB

merupakan

salah

satu

alat

pengaman

yang

dalam

proses

operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat
untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada
jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat
diatur sesuai dengan yang diinginkan.

(a) MCB 1 fasa


Gambar 4.64 MCB

Keterangan :
1. Bahan BMC untuk bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan untuk pemasangan ST dan UVT
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip

411

(b) MCB 3 fasa

5. ACB (Air Circuit Breaker)


ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana
pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah
dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan
sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun
gangguan.

Gambar 4.65 ACB (Air Circuit Breaker)

Air Circuit Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan
menengah. Rating standar Air Circuit Breaker (ACB) yang dapat dijumpai
dipasaran seperti ditunjukkan pada data diatas. Pengoperasian pada bagian
mekanik ACB

dapat dilakukan dengan bantuan solenoid

motor ataupun

pneumatik. Perlengkapan lain yang sering diintegrasikan dalam ACB adalah :


a. Over Current Relay (OCR)
b. Under Voltage Relay (UVR)
c. LV-ACB:
Ue = 250V dan 660V
Ie = 800A-6300A
Icn = 45kA-170kA
d. LV-ACB:
Ue = 7,2kV dan 24kV
Ie = 800A-7000A
Icn = 12,5kA-72kA

412

Gambar 4.66 Moulded Case

6. OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur
api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi
uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap
minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal
conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

Gambar 4.67 OCB (Oil Circuit Breaker)

413

7. VCB (Vacuum Circuit Breaker)


Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan
busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir
hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas.
Salah satu tipe dari circuit breaker adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat
untuk memutuskan dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian
secara otomatis. Pada saat melakukan pengesetan besaran waktu sebelumnya
atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang kesekian kalinya, maka
recloser akan terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada
posisi semula secara manual.

(a) tampak dalam (b) tampak luar


Gambar 4.68VCB (Vakum Circuit Breaker)

8. SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)


SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai
sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip
pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini
akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating
tegangan CB adalah antara 3.6 KV 760 KV.

414

Gambar 4.69 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)

9.Penghantar/Kabel Listrik
Ada banyak jenis kabel yang sering kita gunakan dalam kehidupan kita
sehari-hari untuk instalasi rumah dan lain-lainnya. Terutama untuk seorang
teknik, nama dan jenis kabel listrik wajib diketahui. Sebelum mengetahui lebih
jauh tentang macam-macam jenis kabel listrik ada beberapa pengertian huruf
yang digunakan pada kode kabel yang harus difahami, yaitu :
N : kabel standar dengan penghantar tembaga
Na : kabel standar dengan penghantar aluminium
Y

: isolasi atau selubung pvc

: perisai kawat baja pipih

R : perisai kawat baja bulat


Gb : spiral pita baja
Re : penghantar padat bulat
Rm: penghantar bulat kawat banyak
se : penghantar padat bentuk sektor
sm: penghantar kawat banyak bentuk sector
Macam-macam jenis kabel yang sering digunakan dalan instalasi listrik,
yaitu:
a. Kabel NYA
Kabel jenis ini di gunakan untuk instalasi rumah dan dalam instalasi
rumah yang sering di gunakan adalah NYA dengan ukuran 1,5 mm 2 dan 2,5
mm2, yang berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC. Kode warna isolasi ada
warna merah, kuning, biru dan hitam. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga
mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit
tikus.

415

Gambar 4.70 Kabel NYA

Agar aman jika menggunakan kabel tipe ini lebih baik kabel dipasang di
dalam pipa atau saluran penutup, karena selain tidak bisa diganggu oleh hewan
pengerat dan tidak terkena air, juga apabila ada isolasi yang terkelupas
(terbuka) tidak bisa tersentuh langsung oleh manusia.
Ketentuan Penggunaan kabel NYA :
a. Untuk pemakaian tetap dalam jangkauan tangan, NYA harus dimasukkan
dalam pipa pelindung.
b. NYA tidak boleh langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau
ditanam langsung pada plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi
dengan pipa instalasi (ayat 742 A1).
c. Kalau dipasang di luar jangkauan tangan, NYA boleh dipasang terbuka
dengan

menggunakan

instalasi

jepit

atau

isolator

rol;

cara

pemasangannya harus sedemikian rupa sehingga ada jarak bebas


minimum 1 cm terhadap dinding dan terhadap bagian lain dari bangunan
atau konstruksi (ayat 741 A2).
d. Pada ruang yang lembab, NYA harus dipasang dalam pipa PVC (ayat 742
A0).
e. NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung bagi dan
sebagainya.
f. NYA tidak boleh digunakan di ruang basah, di alam terbuka atau di
tempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
b. Kabel NYM
Kabel jenis ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di
dalam bangunan yang dimana penempatannya bisa di luar/di dalam tembok
ataupun di dalam pipa (conduit). Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan

416

isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya
lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat
dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
Ketentuan penggunaan kabel NYM adalah sebagai berikut (ayat 742 B1):
a. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu
atau ditanam langsung dalam plesteran, juga di ruang lembab atau
basah, di tempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran atau
ledakan.
b. NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari
bangunan,

konstruksi,

rangka

dan

sebagainya,

asalkan

cara

pemasangannya tidak merusak selubung luar kabelnya.


c. NYM tidak boleh ditanam dalam tanah.
Pemasangan NYM menggunakan klem dengan jarak antara yang cukup rapat
(kira-kira 25 cm), sehingga kabel terpasang rapi, lurus dan tidak menggelayut.

Gambar 4.71 Kabel NYM

C. Kabel NYY

Gambar 4.72 Kabel NYY

417

Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap di dalam tanah yang dimana
harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC atau pipa
besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan di dalam
dan di luar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering, memiliki lapisan
isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki
lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM).
Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
d. Kabel NYAF
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel
kotak distribusi pipa atau di dalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel
fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk
instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi. Kabel jenis ini
sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokanbelokan tajam. Digunakan
pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau
terkena pengaruh cuaca secara langsung.

Gambar 4.73 Kabel NYAF

418

e. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY

Gambar 4.74 Kabel NYFGBY

Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang
ditanam langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan (kecuali harus
menyeberang jalan). Pada kondisi normal kedalaman pemasangan di bawah
tanah adalah 0,8 meter.

f. Kabel NYCY

Gambar 4.75 kabel NYCY

Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris


dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam terbuka. Kabel protodur
dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel. Instalasi ini bisa di tempatkan di luar
atau di dalam bangunan, baik pada kondisi lembab maupun kering.

419

g. Kabel BC
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran/tegangan mak = 6 500
mm2/500

V.

Pemakaian

untuk

saluran

di

atas

tanah

dan

penghantar

pentanahan.

Gambar 4.76 Kabel BC

h. Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran
logam. Keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk
memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan
aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang
baik, sehingga daya hantarnya lebih baik.

Gambar 4.77 Kabel AAAC

i.

Kabel ACSR

Gambar 4.78 Kabel ACSR

420

Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium


berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran transmisi
tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai
ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu
digunakan kawat penghantar ACSR.

j. Kabel ACAR
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan
logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.

Gambar 4.79 Kabel ACAR

k. Kabel NYMHYO
Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua serabut. Kabel ini
biasanya digunakan untuk sound system, loudspeaker, virtual video. Gunakan
kabel jenis NYA/NYM untuk jembatan / hantaran listrik yang bersifat permanen.
Untuk pemakaian daya yang besar seperti televisi, magicom, sanyo, kulkas, AC,
gunakan jenis kabel ini secara langsung.

Gambar 4.80 Kabel NYMHYO

421

Jenis kabel ini mampu menghantar hingga 700 VA sehingga aman dan
menjadikan pembayaran rekening listrik menjadi murah.Untuk jenis kabel
NYMHYO biasanya digunakan pada model Roll. Jika digunakan pada pemakaian
daya yang besar seperti tersebut di atas hanya bersifat temporary/sementara
karena jenis kabel ini hanya mamapu menghantarkan listrik 20VA-50VA.
Kurang/hilangkan pemakaian jenis kabel ini karena mudah sekali menimbulkan
bahaya listrik serta menjadikan pembayaran listrik membengkak. Spin control
berputar berdasarkan panas yang dikeluarkan oleh energi listrik. Untuk jenis
kabel NYMHYO biasanya digunakan pada lampu taman.

l. Kabel NYMHY
Kabel jenis ini khusus direkomendasikan untuk digunakan sebagai
penghubung alat-alat rumah tangga yang sering dipindah-pindah dan harus di
tempat kering. Kabel ini mempunyai isolasi plastic tahan panas. Bilamana
digunakan untuk penghubung alat pemanas, maka temperaturnya tidak boleh
lebih dari 85 derajat Celcius, karena hal tersebut dapat membahayakan kabel itu
sendiri.

Gambar 4.81 Kabel NYMHY

10. Kontak tusuk


Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan alat pemakai listrik yang
dapat dipindah-pindahkan dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap.

422

Sebuah kontak tusuk selalu terdiri dari bagian yang member aliran, dan bagian
yang menerima aliran.
a. Kotak-kontak (Stop Kontak)
Stop kotak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik
yang diperlukan untuk pesawat atau alat listrik. Tegangan/Sumber listrik ini
diperoleh dari hantaran fasa dan netaral yang berasal dari PLN. Simbol dan
jenis kotak-kontak dapat dilihat pada Gambar 4.82. Untuk rumah-rumah
mewah umumnya dikehendaki kotak-kontak dinding dan sakelar yang dapat
ditanam di dalam dinding. Kotak-kontak dinding dapat juga disatukan dengan
sakelar menjadi sebuah kombinasi.
b. Kontak Tusuk
Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan pesawat atau alat listrik yang
dipasang tetap ataupun dapat dipindah-pindahkan. Jenis kontak tusuk dapat
dilihat pada Gambar 4.83.

Gambar 4.82
Lambang dan bentuk Kontak Tusuk

Gambar 4.83
Jenis-jenis Kontak Tusuk

Penggunaan dan pemasangan kontak listrik

ada beberapa ketentuan

antara lain :
a. Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada
disebelah kanan (ayat 206 B4).
b. Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas lantai
harus dilengkapi dengan tutup (ayat 840 C5).

423

c. Kotak-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup (ayat 511 B4)


d. Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran pengaman
(ayat 321 B1 sub b4).
e. Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak pengaman, tidak
boleh dipasang

kotak-kontak tanpa pengaman, kecuali kotak-kontak

tegangan rendah dan untuk pemisahan pengaman (ayat 321 B1 sub b4).
f.

Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat
dipindah pindah (ayat 511 A9 sub c).

g. Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya


yang dihubungkan

padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840

C6).
5. Kontak hubung bagi
Kotak PHB harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan
lembab dan kukuh (ayat 610 A1). Pada setiap hantaran fasa keluar suatu
perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman arus (ayat 602 D1). Pada
hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman arus, kecuali bila potensial
hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial tanah. Setiap peralatan
listrik, kecuali kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus nominal 16 A atau
lebih, harus merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatan tersebut
bagian yang tidak terpisahkan dari suatu unit instalasi (ayat 602 N1). Gambar
4.84a memperlihatkan diagram rangkaian akhir sederhana untuk satu fasa, dan
Gambar 4.84b menunjukkan bentuknya.

(a)

(b)
Gambar 4.84 Perlengkapan hubung
bagi dan diagramnya

424

Kontak hubung bagi juga harus memenuhi persyaratan antara lain:


-

Kontak hubung bagi harus kokoh, terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tahan lembab.

Pada kontak hubung bagi yang berdiri sendiri sekurang-kurangnya harus


mempunyai satu saklar dengan kemampuan sakelar sekurang-kurangnya
sama dengan kemampuan arus nominal pengaman tetapi tidak kurang
dari 10A.

Sakelar masuk boleh ditiadakan kalau kontak hubung bagi merupakan


suplai dari hubung bagi lainnya.

Setiap hantaran fasa keluar harus dipasang pengaman arus.

Komponen-komponen penting dari kontak hubung bagi adalah :


a. Kontak rel, berfungsi sebagai terminal untuk menyambungkan pada
beberapa saluran ke beban.
b. Kotak pengaman
c. Kotak Sakelar yang merupakan satu kesatuan dari kontak hubung bagi.

11. Fitting
Fitting adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut
penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga jenis : fitting langit-langit, fitting
gantung, dan fitting kedap air.
a. Fitting langit-langit
Pemasangan fitting langit-langit ditempelkan pada langit-langit (eternit)
dan dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk meletakan/penyekerupan
fitting supaya kokoh kedudukannya pada langit-langit. Cara pemasangan fitting
ini dapat dilihat pada Gambar 4.85.

425

Gambar 4.85 Pemasangan fitting langit-langit

b. Fitting gantung
Pada fitting gantung dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi sebagai
penahan beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk menahan konduktor dari
tarikan beban tersebut. Konstruksi dari fitting gantung dapat dilihat pada
Gambar 4.86.

Gambar 4.86 Konstruksi fitting gantung

c. Fitting kedap air


Fitting

kedap

air

merupakan

fitting

yang

tahan

terhadap

resapan/rembesan air. Fitting jenis ini dipasang di tempat lembab atau tempat
yang mungkin bisa terkena air misalnya fitting untuk di kamar mandi. Konstruksi
fitting ini terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya terbuat dari logam
kuningan atau tembaga dan bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang

426

berbentuk cincin sebagai penahan air. Konstruksi fitting kedap air dapat dilihat
apada Gambar 4.87.

Gambar 4.87 Konstruksi fitting kedap air

12. Sakelar
Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus
listrik dari sumber ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis
tergantung dari cara pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya. Berdasarkan
sistem kerjanya, sakelar dibagi menjadi tujuh.
a) Sakelar tunggal
Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran
fasa dengan lampu atau alat yang lain.

(a) Sakelar bulat

(b) Sakelar persegi

Gambar 4.88 Bentuk Sakelar

427

b) Sakelar kutub ganda (dwi kutub)


Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan untuk memutus atau
menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama-sama. Sakelar ini
biasanya digunakan pada boks sekering satu fasa.
c) Sakelar kutub tiga (tri kutub)
Sakelar

mempunyai

enam

titik

hubung

untuk

menghubungkan

atau

memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber


listrik 3 fasa.
d) Sakelar kelompok
Kegunaan

sakelar

kelompok

adalah

untuk

menghubungkan

atau

memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi
kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan. Umumnya sakelar ini
dipakai sebagai penghubung yang hemat pada kamarkamar hotel, asrama,
dan tempat-tempat yang memerlukan.
e) Sakelar seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan
memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian
maupun bersama-sama. Sakelar seri sering disebut pula sakelar deret.
f) Sakelar tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai
dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau
dua golongan lampu secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula
digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu atau satu
golongan lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.
g) Sakelar silang
Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan
dan

dimatikan

lebih

dari

dua

tempat

dapat

dilakukan

dengan

mengkombinasikan antara sakelar tunggal dan sakelar silang.


Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir adalah sakelar tukar
sedangkan sakelar diantaranya adalah sakelar silang.
Berdasarkan cara pemasangannya, sakelar dibedakan atas dua jenis,
yaitu sakelar yang dipasang di luar tembok dan sakelar yang dipasang di dalam
tembok. Pemasangan sakelar di luar tembok (out bow) dilengkapi denga roset
sebagai tempat dudukan. Pemasangan sakelar di dalam tembok (inbow)

428

memerlukan mangkuk sakelar (dos tanam) baik yang terbuat dari plat besi
maupun plastik (PVC), sebagai dudukan sakelar.
Berdasarkan cara bekerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan menjadi:
a)

Sakelar

tarik;

biasanya

terdapat

pada

fitting

lampu

dan

untuk

mengoperasikan digunakan seutas tali.


b) Tombol tekan; bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas maka
kontak akan terputus kembali. Tombol biasannya dipakai untuk bel listrik,
tetapi ada pula tombol yang dalam keadaan normal terhubung dan saat
ditekan terputus. Misalnya tombol yang terpasang pada pintu almari es
untuk penyalaan lampunya.
c) Sakelar jungkit; saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan
sakelar putar karen pengoperasiannya mudah.
d) Sakelar putar, sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya
yaitu sakelar jungkit.

Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu,

misalnya: box sekering.

429

Gambar 4.89 Macam-macam Sakelar, Lambang,


Konstruksi, dan Pengawatannya

13. Pengaman
Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi sistem
instalasi dari beban arus yang melebihi kemampuannya. Biasanya arus yang
mengalir pada suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran
penghantar maupun pada alat listriknya sendiri. Untuk mencegahnya digunakan
pengaman lebur dan pengaman otomat. Alat ini digunakan untuk :

430

Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan


alat/ pesawat yang menggunakan listrik)

Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban


yang berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa
dengan netral atau fasa dengan badan (body).

Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan


lainnya.
Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan kalau

arusnya menjadi terlalu besar. Bagian pengaman yang memutuskan rangkaian


disebut patronlebur. Untuk arus nominal sampai dengan 25 A, menurut ayat 630
B15 harus digunakan patron lebur jenis D, yaitu berupa patron ulir dan biasanya
digunakan maksimum 63 A.
a. Pengaman ulir
Pengaman ulir ini terdiri dari rumah sekering, pengepas patron, dan
patron lebur. Gambaran mengenai rumah sekering, tudung sekering dan
pengepas patron dapat dilihat pada Gambar4.90.

(a) Rumah sekering

(b) Tudung sekering


(c) Pengepas patron
Gambar 4.90 Pengaman ulir

Pengaman jenis ini bekerja dengan cara memutuskan kawat leburnya


apabila pada sistem terjadi kenaikan arus diluar batas nominalnya. Kenaikan
arus ini disebabkan oleh beban lebih atau hubung singkat. Berkaitan dengan
patron lebur memiliki kawat lebur dari jenis bahan perak dengan campuran
beberapa logam lain, seperti timbel, seng, dan tembaga. Untuk kawat lebur
digunakan perak, karena logam ini hampir tidak berkarat dan daya hantar
listriknya tinggi. Jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil mungkin untuk
menghidari timbulnya uap bila kawatnya melebur. Diameter luar ujung patron

431

lebur berbeda-beda tergantung arus nominalnya, yaitu makin tinggi arus


nominal makin besar diameter ujung patronnya. Warna patron yang digunakan
untuk menandai patron lebur dan pengepas patron, berasal dari warna-warna
perangko Jerman, antara lain :

2A : merah muda
4A : cokelat
6A : hijau
10A : merah
16A : kelabu

E 16 dan E 27

20A : biru
25A : kunig
35A : hitam
60A : putih
65A : warna tembaga
b. Patron pisau
Untuk mengamankan sistem instalasi diatas 65 A dapat menggunakan
pengaman lebur jenis patron pisau. Konstruksi patron pisau dapat dilihat pada
Gambar 4.91.

Gambar 4.91 Konstruksi patron pisau

Gambar4.91 memperlihatkan sebuah kotak pengaman untuk enam patron


pisau. Supaya patronnya bisa masuk tepat pada tempatnya, di antara tempat

432

patronnya dipasang sekat-sekat dari bahan isolasi. Arus patron pisau ini mulai
dari 15 A hingga 100 A. Patron pisau jenis ini tahan hubungan singkat, dapat
memutuskan arus hubung singkat yang sangat besar tanpa meledak. Karena
konstruksinya yang tertutup, maka uap perak yang terbentuk kalau elemen
leburnya putus tidak bisa keluar. Jadi di dalam patron akan timbul tekanan yang
sangat tinggi, sehingga konstruksi patron untuk arus nominal yang besar harus
kuat. Kadang-kadang nilai sesaat arus hubung singkat dapat mencapai 100 kA,
sehingga dapat merusak instalasinya. Oleh karena itu arus hubung singkat ini
harus

diputuskan

sebelum

mencapai

nilai

maksimumnya

dan

sebelum

membahayakan instalasi. Nilai sesaat ini sangat tergantung kepada :


-

Nilai sesaat dari tegangan bolak-baliknya,

Impedansi seluruh rangkaian yang dihubungkan singkat pada saat


terjadinya hubungan singkat.

c. Pengaman otomatis
Pengaman

otomatis

adalah

pengaman

yang

digunakan

untuk

memutuskan hubungan rangkaian listrik secara otomatis apabila arus melebihi


nilai tertentu, dan merupakan sebagai pengganti pengaman lebur. Cara kerjanya
ada dua macam yaitu secara thermis dan secara elektromagnetik. Keuntungan
pengaman otomatis adalah dapat digunakan kembali dengan segera setelah
terjadi pemutusan.
Secara thermis pemutus menggunakan dwi logam, bila arus yang
melewati batas kemampuan pengaman, dwilogam akan mengalami panas
kemudian merenggang dan akhirnya memutuskan rangkaian. Pemutus bekerja
secara magnetic, apabila arus yang melewati pengaman melebihi kapasitasnya,
maka kelebihan arus tersebut akan mengalir pada kumparan dan kumparan
membentuk magnet dan menarik tuas penghubung, kemudian memutuskan
rangkaian. Contoh bentuk sebuah otomat ulir dapat dilihat paga Gambar 4.92.
Berdasarakan waktu pemutusannya pengaman otomatis dibagi menjadi otomatL, otomat-H, dan otomat-G.
(1) otomat-L (untuk hantaran)
Jenis pengaman ini menggunakan jenis pengaman dwilogam, bila terjadi
pemanasan pada penghantar akibat beban tertentu maka otomat-L akan
memutuskan rangkaian, tetapi bila terjadi hubung singkat maka pengaman

433

elektomagnetik yang bekerja. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 Ln


6 Ln, dan arus yang sama dengan 8 Ln, pemutusan arusnya berlangsung dalam
waktu 0,2 sekon.

Gambar 4.92 Pengaman otomat ulir

Gambar 4.93 Penampang pengaman otomat G

(2) Otomat-H (untuk instalsi rumah)


Pengaman

ini

sama

dengan

otomat-L,

tetapi

pengaman

elektromagnetiknya memutuskan rangkaian dalam waktu 0,2 sekon kalau


arusnya sama dengan 2,5 Ln 3 Ln untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4
Ln untuk arus searah. Jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah, dimana
arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat.
(3) Otomat-G
Jenis otomat ini mengamankan otomat-otomat rangkaian listrik arus
bolakbalik atau arus searah dan rangkaian akhir, misalnya untuk penerangan
bangsal pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 Ln 11 Ln
untuk arus ac dan 14 Ln untuk arus dc. Kecepatan pemutusannya sangat besar,

434

karena konstruksi khusus mekanik pemutusan elektromagnetiknya, dan waktu


antara terjadinya hubungan singkat dan pemutusan pendek sekali. Untuk arus
hubung singkat 1200 A, waktu pemutusan hanya 0,0003 sekon. Pemutusan
cepat ini dicapai dengan menggunakan sebuah elektromagnet dengan angker
pemukul.

14. Peralatan Pelindung dan Hantaran Listrik


a. Pipa Instalasi
Pipa

instalasi

digunakan

untuk

pemasangan

kabel

listrik

yang

dihubungkan dengan sakelar, kotak-kontak, kotak hubung bagi dan sambungan


listrik lainya, serta untuk melindungi bahaya listrik terhadap sentuhan langsung
dengan manusia. Pipa ini terbuat dari pelat dan PVC (pipa union). Pipa ini dibuat
beberapa macam ukuran agar lebih ekonomis pemakaiannya berdasarkan garis
tengah (inchi), sedangkan panjang pipa pada umumnya sama yaitu 400 cm.
Jenis kabel yang dimasukan dalam pipa adalah NYA atau NGA, tetapi
untuk jenis kabel NYM tidak perlu dimasukkan dalam pipa, karena sudah aman
terhadap bahaya sentuhan langsung dengan manusia.
Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
1. Daya isolasinya baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
gangguan tanah;
2. Tahan terhadap hampir semua bahan kimia, jadi tidak perlu dicat;
3. Tidak menjalarkan nyala api;
4. Mudah penggunaannya.
Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja
normal di atas 60OC. Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC
harus dilindungi

dari

kerusakan

mekanis,

misalnya

pada

tempat-tempat

penembusan lantai.
b. Rol isolator
Rol isolator fungsinya tempat menempelkan/meletakan kabel instalasi
jenis NYA atau NGA, dan rol ini dipasang di dalam flafon (langit-langit) bangunan
rumah tinggal, gedung dan sejenisnya. Bentuk rol isolator dapat dilihat pada
Gambar 4.94, dan contoh penyaluran daya listrik dari tiang distribusi menuju ke

435

rumah-rumah dapat lihat pada Gambar 4.45. Sedangkan cara pemasangan


hantaran (kabel listrik) pada isolator dapat dilihat pada Gambar 4.96.

Gambar 4.94 Bentuk beberapa isolator

Gambar 4.95 Contoh penggunaan isolator dalam penyaluran listrik

Gambar4.96 Beberapa cara pengikatan hantaran pada isolator

436

c. Sengkang (Klem)
Sengkang atau klem adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan
pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Sengkang dibuat dari
pelat besi, serupa dengan bahan pipa. Besar atau ukurannya disesuaikan
dengan ukuran pipanya. Sengkang dipasang dengan disekerupkan pada tempat
menggunakan

sekrup

kayu.

Sengkang

dipasang

sebagai

penahan

kotak

penyambung atau pencabangan, potongan penyambung, sakelar, kotak-kontak,


dan sebagainya dengan jarak maksimum 10 cm dari benda tersebut. Untuk
meninggikan pemasangan pipa dipakai pelana, misalnya dekat kotak sekering,
terkadang pada kotak penyambungan atau pencabangan dan tempat lain yang
diperlukan. Bentuk sengkang ada beberapa macam, yaitu : sengkang setengah,
sengkang ganda, sengkang majemuk, dan sebagainya. Pembuatan berbagai
macam sengkang disesuaikan dengan keperluan pemakaiannya, seperti :
-

Sengkang setengah, dipakai pada tempat yang sempit

Sengkang ganda , untuk dua pipa sejajar, dan

Sengkang majemuk, untuk pemasangan beberapa pipa yang sejajar

Contoh bentuk sengkang dan pelana ditunjukan pada Gambar 4.97.

Gambar 4.97 Bentuk sengkang dan pelana

14. Kotak Sambung


Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan
pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang
membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak
sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan
ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Selain itu, pada hantaran lurus
memanjang perlu dipasang kotak sambung lurus (kotak tarik) setiap panjang
tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak tarik

437

ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung
lagi.

Gambar 4.98 Macam-macam kotak sambung

Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada Gambar 4.98.
a) Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai
tempat sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak
kontak,
b) Kotak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20
m) yang fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun
tempat penyambungan,
c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda
yaitu dipasang pada sudut-sudut ruang,
d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,
e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,
j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat
cabang sejajar.

438

15. KWH Meter


Peralatan ini milik PLN dan disegel, gunanya untuk mengukur beban yang
dipakai. Berada di luar rumah agar memudahkan petugas pencatat setiap
bulannya melakukan pencatatan meter Kwh. Alat ini dilengkapi pembatas arus
(current limiter) berupa MCB yang juga disegel. Tujuan dipasang MCB ini adalah
membatasi pemakaian sesuai dengan batas beban saat pertama registrasi atau
pemasangan listrik misal 2A untuk daya 450VA, 4A untuk daya 900VA, 6A untuk
daya 1300VA, dan sebagainya.

Gambar 4.99 KWH Meter

E. Perkakas Kerja Kelistrikan


Pengenalan dan pengertian cara menggunakan alat pertukangan listrik
merupakan dasar pengetahuan dalam bidang teknik listrik. Salah memilih atau
salah menggunakan alat kerja selain dapat merusak bahan yang dikerjakan
dapat

juga

membahayakan

keselamatan

pemakainya.

Oleh

karena

itu

pengenalan alat kerja instalasi listrik mutlak dikuasai oleh orang yg akan
memasang instalasi listrik. Adapun alat kerja instalasi listrik yang biasa
digunakan adalah sebagai berikut :

439

1. Tang
Tang adalah alat yg digunakan untuk memegang benda kerja. Tang
terbuat dari baja dan pemegangnya dilapisi dengan karet keras.
Jenis-jenis Tang :
a. Tang kombinasi.
Tang kombinasi digunakan untuk memegang, memuntir dan memotong
benda kerja, misal kawat penghantar (kabel). Penggunaan tang kombinasi tidak
boleh memotong kabel dengan cara tang dipukul dengan palu, karena akan
merusak tang tersebut.

Gambar 4.100 Tang kombinasi

b. Tang pemotong
Tang pemotong khusus dipakai untuk memotong kawat/kabel.

Gambar 4.101 Tang pemotong

c. Tang lancip
Tang lancip digunakan untuk memegang benda kerja yag kecil, bisa
juga digunakan untuk membuat mata sambungan. Biasanya tang lancip juga
dilengkapi dengan pemotong kabel.

Gambar 4.102 Tang lancip

440

d. Tang pembulat

Gambar 4.103 Tang pembulat

Tang bulat khusus digunakan untuk membuat mata sambungan (mata itik)
pada ujung kabel. Kepala tang berbentuk silinder (bulat).
e. Tang pemegang
Tang ini dirancang khusus untuk memegang benda kerja. Tidak
dilengkapi dengan bagian pemotong.

Gambar 4.104 Tang pemegang

f. Tang Kakatua
Tang kakatua khusus digunakan untuk memegang atau mencabut
paku.

Gambar 4.105 Tang kakatua

441

2. Obeng
Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memutar sekrup.
Batang obeng dibuat dari baja, sedang pemegangnya dibuat dari bahan
penyekat seperti kayu, plastik, atau karet keras. Mata obeng dibedakan menjadi
2 macan, yaitu obeng pipih (minus) dan obeng bintang (plus).

Gambar 4.106 Macam-macam obeng

3. Test Pen
Test Pen adalah obeng yg dilengkapi dengan lampu sinyal. Test Pen
hanya sekedar untuk mengetahui adanya tegangan pada suatu penghantar
listrik, tidak untuk mengetahui besar tegangan listrik.

Gambar 4.107 Test Pen

442

4. Palu
Palu atau martil adalah alat yg digunakan untuk memukul benda kerja,
misalnya paku. Palu terdiri dari 2 bagian yaitu kepala dan tangkai. Kepala dibuat
dari baja, plastik, karet, kayu, tembaga. Tangkai umumnya dibuat dari kayu.
Macam-macam palu yaitu :
a. Palu paku (Nail Hammer)
Palu ini terdiri dari 2 bagian, bagian muka yg rata digunakan untuk memukul
paku, sedang bagian cakar digunakan untuk mencabut paku.

Gambar 4.108 Palu paku

b. Palu bulat
Kepala palu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yg rata digunakan untuk
memukul benda kerja, sedang bagian yg bulat digunakan untuk membuat
cekungan pada benda kerja.

Gambar 4.109 Palu bulat


c. Palu puncak lurus dan puncak melintang.
Salah satu sisi kepala palu berbentuk pisau yg tajam, berguna untuk
memotong atau membuat sudut. Pekerjaan ini khusus untuk pekerjaan plat.

Gambar 4.110 Palu puncak lurus

443

d. Palu karet.

Palu ini digunakan untuk pekerjaan plat, misalnya untuk meratakan


permukaan plat tanpa meninggalkan goresan.

Gambar 4.111Palu karet

e. Palu Plastik
Palu ini digunakan untuk mengetok atau memukul benda-benda yang
sifatnya tidak kera satau lunak atau untuk memukul benda yang bahannya
mudah pecah, misalnya benda-benda dari besi tuang yang agak tipis. Tujuan
penggunaan palu ini agar benda kerja tidak pecah atau tidak tergores.

Gambar 4.112 Palu plastik

5. Pengupas kabel
Pekerjaan mengupas isolasi ujung kabel dapat dilakukan menggunakan
tang pengupas kabel atau pisau.

Gambar 4.113 Pengupas kabel

444

6. Solder listrik
Pada pekerjaan instalasi, solder listrik digunakan untuk menyolder
sambungan kawat dan mata itik, agar sambungannya sempurna.

Gambar 4.114 Solder listrik

F. Pekerjaan Instalasi Dasar Kelistrikkan

1. Menyambung dan Mencabangkan Kabel


Untuk pekerjaan menyambung dan mencabang kabel, kita selalu harus
mengupas bagian isolasi kabel yang akan disambung dan dicabangkan. Untuk
mempermudah dan agar mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka kabel
yang dikupas perlu dibersihkan terlebih dahulu.
Cara penyambungan dan pencabangan ini bermacam-macam, baik karena
perbedaan keperluan maupun perbedaan macam kabel yang dikerjakan. Oleh
karena

itu,

pada

uraian berikut

akan diberikan

beberapa

macam

cara

penyambungan dan pencabangan kabel yang sering dipakai. Syarat penting


yang wajib diperhatiakan ialah bahwa sambungan harus kuat baik mekanis
maupun kelistrikannya.
Macam-macam Sambungan Kabel
a.

Sambungan Ekor Babi (Pig Tail)


Ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk ekor babi.

Sambungan ini digunakan

untuk menyambung atau mencabangkan satu atau

beberapa kabel pada satu titik. Sambungan ekor babi sering dijumpai pada

445

kotak sambung dan umumnya dipasang lasdop sebagai pengikat, dan sekaligus
sebagai isolasi. Bentuk sambungan ekor babi ditunjukkan pada Gambar 4.115.

Gambar 4.115 Sambungan Ekor Babi

b. Sambungan Puntir
Adalah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus. Ada dua
macam cara sambungan puntir yaitu; sambungaan puntir Bell hangers dan sambungan
puntir Western union. Perbedaan dari kedua bentuk sambungan puntir tersebut terletak
pada jumlah puntirannya, sedangkan
Sambungan

ini

digunakan

cara

menyambungnya

adalah

sama.

untuk menyambung kabel yang kurang panjang.

Penyambungan cara ini sering dijumpai pada pekerjaan instalasi penerangan dalam
rumah. Bentuk sambungan ditunjukkan pada Gambar 4.116.

(a) Sambungan Bell hangers.

(b) Sambungan Western union.

Gambar 4.116 Sambungan Puntir


c.

Sambungan Bolak-Balik (Turn Back)


Ialah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis

lurus, dimana kabel ditekuk balik, sehingga sering disebut sebagai sambungan

446

bolak-balik. Menyambung cara bolak balik ini dimaksudkan untuk mendapatkan


sambungan yang lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan. Umumnya kabel yang
digunakan untuk sambungan ini adalah kabel dengan penampang 4 mm karena mudah
ditekuk dan dipuntir dengan tangan. Untuk kabel yang ukuran lebih besar
dilakukan dengan cara sambungan bolak balik Britannia atau dengan model
sambungan Scarf.Bentuk sambungan ditunjukkan pada Gambar 4.117.

a.Sambungan bolak balik

b.Sambungan Britannia

c. Bentuk sambungan Scarf.


Gambar 4.117 Sambungan bolak-balik

d.

Sambungan Kabel Bernadi Banyak (Single Wrapped Cable Spice)


Cara menyambung yang telah diterangkan di atas tidak dapat dilaksanakan untuk

penyambungan kabel bernadi banyak, sebab hasilnya tidak akan memuaskan. Untuk
menyambung kabel bernadi banyak dapat dilakukan dengan cara Single Wrapped Cable
Splice. Cara penyambungan ini dilukiskan pada Gambar 4.118.

Gambar 4.118 Sambungan kabel bernadi banyak

447

e. Sambungan Datar (Plain joint)


Ialah cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang
datar.

Pada hantaran yang panjang, misalnya antara rol-rol sekat dapat dilakukan

pencabangan tanpa harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas


kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk
cabang tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda
(Cross Plain Joint). Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan pada Gambar 4.119.

a.bentuk cabang tunggal


b. bentuk cabang silang empat
Gambar 4.119 Sambungan datar

f. Sambungan Simpul (Knotted tap joint)


Ialah cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang datar
dengan memberi suatu simpul agar sambungan lebih kuat. Pencabangan kabel dengan cara
ini akan menghasilkan jenis pencabangan kabel datar yang lebih kuat. Untuk itu bentuknya
hampir menyerupai pencabangan datar. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang
simpul tunggal atau bisa juga dalam bentuk cabang simpul ganda. Bentuk
pencabangan kabel ditunjukkan pada Gambar 4.120.

a. Bentuk cabang simpul tunggal

b. bentuk cabang simpul ganda


Gambar 4.120 Sambungan simpul

448

BERLATIH MELAKUKAN
PENYAMBUNGAN KABEL

Informasi
Setelah mempelajari materi Pekerjaan Dasar Teknik Listrik
Instrumentasi, Kamu akan berlatih melakukan pekerjaan membuat
sambungan kabel dengan perkakas tangan kerja listrik. Perhatikan
hal-hal berikut ini:

1. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui


penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan ramburambu

peringatan

K3

dan

melaksanakan

pekerjaan

atas

izin/pengawasan guru.

2. Materi latihan keterampilan meliputi :


Latihan 1 Membuat sambungan kabel bentuk ekor babi
Latijan 2 Membuat sambungan kabel bentuk puntir

Latihan 3 Membuat sambungan kabel bentuk turn back


Latihan 4 Membuat sambungan kabel bentuk bernadi banyak
Latihan 5 Membuat sambungan kabel bentuk sambungan datar
Latijan 6 Membuat sambungan kabel bentuk sambungan simpul

3. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan


evaluasi. Hanya jika Kamu (siswa) telah dinyatakan kompeten,
dapat melanjutkan ke latihan berikutnya.

449

Rubrik Penilaian
9. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 4
10.KKM : Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

: > 2.66 (Baik)


: > 2.66 (Baik)
: > 2.66(Baik)

11. Skor Siswa =


12. Konversi klasifikasi nilai kualitatif :
Konversi nilai akhir

Predikat

Skala 1- 4

Skala 0100

86 -100

3.66

81- 85

A-

3.33

76 80

B+

3.00

71-75

2.66

66-70

B-

2.33

61-65

C+

56-60

1.66

51-55

C-

1.33

46-50

D+

0-45

Latihan 1
Menyambung Kabel Ekor Babi

450

Klasifikasi
Sangat
Terampil/
Sangat
Baik
Terampil/
Baik
Cukup
Terampil/
Cukup
Baik
Kurang
Terampil/
Kurang
Baik

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 1, siswa mampu

membuat sambungan

kabel ekor babi, dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria sebagai
berikut:
7.

Sikap
i.

Menggunakan Alat Pelindung Diri/ Menerapkan K3

j. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja


k. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
l.
8.

Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

Keterampilan
g. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
h. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
5) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
6) Hasil penyambungan kokoh dan rapih
i.

9.

Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

Pengetahuan
e. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

kerja

dengan

ketentuan ditetapkan
f. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan

penyambungan

kabel

sesuai

menggunakan perkakas tangan!


2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
8) Alat
a. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
b. Tang kombinasi 2 buah
c. Tang pengupas 1 buah
d. Tang potong 1 buah
e. Scaper/Kertas gosok 1 buah
f. Busur 1 buah
g. Pisau 1 buah
h. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

451

gambar

9) Bahan
c. Kabel NYA 20 Cm 2 buah
D. Keselamatan Kerja
9. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
10.Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
11.Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
12.Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
13.Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
14.Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
15.Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
16.Halhal yang meragukan tanyakan kepada guru.
E. Gambar

F. Langkah Kerja Kerja


1. Kupas masing-masing kabel

NYA

sepanjang 5Cm dari salah satu ujungnya

dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.


2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap
bagian nadi kabel yang terkupas.
3. Tempelkan menjadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian diputar
dengan tang kombinasi dengan rapi dan kuat.
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan
ukuran lasdop
5. Tutup hasil samabungan dengan lasdop.

452

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
2.

Apa yang dimaksud sambungan ekor babi?

3.

Di mana kamu sering lihat sambungan ekor babi?

4.

Jenis kebel apa yang digunakan pada sambungan ekor babi?

5.

Uraikan langkah kerja menyambung kabel ekor babi!

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
7. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
8. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
9. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

453

Penilaian Latihan 1
Menyambung Kabel Ekor Babi
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

454

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penyambungan
Waktu
penyelesaian

sesuai gambar
kerja
kokoh dan rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

455

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

10) Penilaian Pengetahuan


Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/ Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 1
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
g. Sikap Kerja
h. Proses
i. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

456

Latihan 2
Menyambung Kabel Bentuk Puntir
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 2, siswa mampu

membuat sambungan

kabel bentuk puntir, dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria


sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penyambungan kokoh dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

kerja

dengan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B. Tugas
1.

Lakukan

penyambungan

kabel

sesuai

menggunakan perkakas tangan!


2.

Buatlah laporan hasil latihan!

3.

Jawab pertanyaan pada bagian Review!

C. Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
b. Tang kombinasi 2 buah
c. Tang pengupas 1 buah
d. Tang potong 1 buah

457

gambar

e. Scaper /Kertas gosok 1 buah


f. Busur 1 buah
g. Pisau 1 buah
h. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Bahan
d. Kabel NYA 30 cm 2 buah
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

F. Langkah Kerja Kerja


1.

Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu


ujungnya dengan

2.

menggunakan pisau atau tang pengupas.

Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian
kabel yang terkupas.

458

3.

Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai
tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat.

4.

Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan


kebutuhan.

5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.


G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sambungan puntir?
2. Sebutkan dua macam sambungan puntir!
3. Apa perbedaan dari kedua sambungan tersebut!
4. Uraikan langkan kerja menyambung kabel cara puntir!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

459

Penilaian Latihan 2
Menyambung Kabel Bentuk Puntir

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

460

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penyambungan
Waktu
penyelesaian

sesuai gambar
kerja
kokoh dan rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

461

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 2
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

462

Latihan 3
Menyambung Kabel Bentuk Turn Back
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 3, siswa mampu

membuat sambungan

kabel Bentuk Turn Back, dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria
sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penyambungan kokoh dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1.

Lakukan penyambungan kabel sesuai gambar kerja dengan menggunakan


perkakas tangan!

2.

Buatlah laporan hasil latihan!

3.

Jawab pertanyaan pada bagian Review!

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1) Alat
a. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
b. Tang kombinasi 2 buah
c. Tang pengupas 1 buah
d. Tang potong 1 buah

463

e. Scaper/Kertas gosok 1 buah


f. Busur 1 buah
g. Pisau 1 buah
h. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Bahan
a. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

F. Langkah Kerja Kerja


1. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya
dengan menggunakan pisau atau tang pengupas
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian
kabel yang terkupas.

464

3.

Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir


pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan
dengan kuat

4.

Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan


kebutuhan

5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.


G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
2.

Apa yang dimaksud dengan sambungan bolak-balik (Turn Back)?

3.

Uraikan langkah kerja membuat sambungan bolak-balik (Turn Back)!

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

465

Penilaian Latihan 3
Menyambung Kabel Bentuk Turn Back

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

466

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penyambungan
Waktu
penyelesaian

sesuai gambar
kerja
kokoh dan rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /3)

467

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/ Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 3
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

468

Latihan 4
Menyambung Kabel Bernadi Banyak
A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah melaksanakan latihan 4, siswa mampu

membuat sambungan

kabel Bernadi Banyak, dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria


sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penyambungan kokoh dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1.

Lakukan penyambungan kabel sesuai gambar kerja dengan menggunakan


perkakas tangan!

2.

Buatlah laporan hasil latihan!

3.

Jawab pertanyaan pada bagian Review!

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1) Alat
a. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
b. Tang kombinasi 2 buah
c. Tang pengupas 1 buah
d. Tang potong 1 buah

469

e. Scaper/Kertas gosok 1 buah


f. Busur 1 buah
g. Pisau 1 buah
h. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Bahan
a. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

F. Langkah Kerja Kerja


1. Kupas masing-masing kabel NYF sepanjang 10 Cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2. Uraikan dan beri tanda untuk memudahkan penyambungan.

470

3.

Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian
nadi kabel yang terkupas.

4.

Tempelkan

jadi

satu

bagian-bagian

kabel

yang

terkupas

kemudian

dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan ke kiri


dan ke kanan dengan kuat.
5.

Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan


kebutuhan

6. Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.


G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sambungan kabel bernadi banyak?
2. Uraikan langkah kerja meyambung kabel bernadi banyak!

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

471

Penilaian Latihan 4
Menyambung Kabel Bernadi Banyak

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai /4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

472

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penyambungan
Waktu
penyelesaian

sesuai gambar
kerja
kokoh dan rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

473

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 4
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

474

Latihan 5
Menyambung kabel Sambungan Datar

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 5, siswa mampu

membuat sambungan

kabel Sambungan Datar,dengan menggunakan perkakas tangan, dengan kriteria


sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penyambungan kokoh dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan penyambungan kabel sesuai gambar kerja dengan menggunakan
perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1) Alat
a. Penggaris baja /Mistar ukur 1 buah
b. Tang kombinasi 2 buah
c. Tang pengupas 1 buah

475

d. Tang potong 1 buah


e. Scaper/Kertas gosok 1 buah
f. Busur 1 buah
g. Pisau 1 buah
h. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Bahan
a. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
D.

Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru

E. Gambar

F. Langkah Kerja Kerja


1. Kupas masing-masing kabel NYAsepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya dengan
menggunakanpisau atau tang pengupas
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian
nadi kabel yang terkupas.

476

3.Tempelkan

jadi

satu

bagian-bagian

kabel

yang

terkupaskemudian

dipuntir/dililit pakaitang kombinasi dengan arahyang berlawanan kekiri


dankekanan dengan kuat
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuaidengan
kebutuhan
5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sambungan datar?
2. Sebutkan dua macam bentuk sambungan datar!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

477

Penilaian Latihan 5
Menyambung kabel Sambungan Datar

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

478

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penyambungan
Waktu
penyelesaian

sesuai gambar
kerja
kokoh dan rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

479

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 5
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

480

Latihan 6
Menyambung Kabel Sambungan Simpul

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 6, siswa mampu

membuat sambungan

kabel Sambungan Simpul, dengan menggunakan perkakas tangan, dengan


kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penyambungan kokoh dan rapih
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

kerja

dengan

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan

penyambungan

kabel

sesuai

menggunakan perkakas tangan!


2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1) Alat
a. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
b. Tang kombinasi 2 buah
c. Tang pengupas 1 buah

481

gambar

d. Tang potong 1 buah


e. Scaper/Kertas gosok 1 buah
f. Busur 1 buah
g. Pisau 1 buah
h. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Bahan
a. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar

F. Langkah Kerja
1.

Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya


dengan menggunakan

pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan

Gambar dibawah ini.

482

2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan

kertas gosok pada setiap

bagian nadi kabel yang terkupas.


3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian
dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri
dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan Gambar di atas.
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan
kebutuhan seperti ditunjukkan Gambar di atas.
5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sambungan simpul?
2. Sebutkan dua macam bentuk sambungan simpul?
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1.

Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar

2.

Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review dan


laporan praktikum/latihan

3.

Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang


dilaksanakan siswa.

483

Penilaian Latihan 6
Menyambung Kabel Sambungan Simpul

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

484

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2
3

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penyambungan
Waktu
penyelesaian

sesuai gambar
kerja
kokoh dan rapih
3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

485

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3) Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/ Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 6
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

486

2.

Instalasi Dasar Listrik Penerangan

a.

Dasar-dasar Peraturan Umum


Pemasangan instalasi listrik tidak dapat dilakukan senbarangan. Jika tidak

hati-hati dapat membawa akibat yang fatal, baik bagi pemasang instalasi
maupun

bagi

pemakainya.

Peraturan-peraturan

ini

bertujuan

melindungi

manusia dan mengamankan barang dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
listrik, serta menyediakan tenaga listrik yang aman dan efisien.
Peraturan untuk instalasi listrik terdapat pada buku Peraturan Umum
Instalasi Listrik 1987, yang disingkat PUIL 1987. Buku peraturan instalasi ini
diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). PUIL 1987 ini
berlaku untuk semua instalasi listrik arus kuat (ayat 102.A1), kecuali instalasiinstalasi atau bagian-bagian instalasi yang disebut dalam ayat 102.A2.
Di samping PUIL 1987, kita juga harus memperhatikan peraturanperaturan lain yang ada hubungannya dengan instalasi listrik, yaitu ;
1. Undang-undang dan Peraturan mengenai keselamatan kerja yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970.
2. Peraturan Bangunan Nasional, contoh: pemotongan

ujung kabel

menggunakan tang potong. Jangan sampai sissa potongan kabel


tersebut berserakan di sembarang tempat karena sisa potongan ini
cukup tajam yang mungkin dapat melukai orang lain yang melewati
tempat tersebut.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1B tahun 1972 tentang
perusahaan Umum Listrik Negara, dan
4. Peraturan-peraturan lain yang berlaku untuk kelistrikan yang tidak
bertentangan dengan PUIL 1987.
b.

Instalasi Dasar Listrik Penerangan


1) Instalasi satu lampu pijar dengan satu sakelar tunggal
Instalasi seperti Gambar 4.127 dibawah ini adalah instalasi paling
sederhana.

Macam instalasi seperti ini adalah instalasi yang sering

dipasang di rumah-rumah maupun gedung. Instalasi ini terdiri dari


komponen-komponen seperti satu sakelar tunggal, satu lampu, satu T
dos, dan penghantar. Lampu pijar sebanyak satu buah dilayani oleh satu

487

sakelar. Saat sakelar mati maka lampu pijar akan mati. Begitu pula jika
sakelar menyala maka lampu pijar juga akan menyala.

(a) Gambar bagan

(b) Gambar pengawatan


Gambar 4.127 Bagan dan Pengawatan
Instalasi Satu Lampu Satu Sakelar Tunggal

2) Instalasi dua lampu pijar dengan satu sakelar seri (Deret)


Instalasi ini terdiri dari dua buah lampu yang dapat dihidupkan maupun
dimatikan dari satu sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar seri atau
deret. Pada sakelar tersebut terdapat dua tuas sakelar yang dapat
dikendalikan sendiri-sendiri. Instalasi seperti Gambar 4.128 penggunaanya
sering di jumpai di bagian rumah atau gedung yang terdiri dari dua ruangan
yang dikendalikan dari satu tempat. Dua buah lampu yang terpasang, satu
lampu dilayani sakelar seri tuas A dan satu lampu lainnya dilayani sakelar
seri tuas B.

488

(a)

Gambar bagan

(b) Gambar pengawatan


Gambar 4.128 Bagan dan Pengawatan Instalasi Dua Lampu
Satu Sakelar Seri (Deret)

3) Instalasi satu lampu pijar dengan dua sakelar tukar


Instalasi ini terdiri dari satu lampu pijar yang dapat dihidupkan dan
dimatikan dari dua sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar tukar
atau sering disebut sakelar hotel. Rangkaian instalasi ini sering dijumpai
pada lorong yang terdapat dua pintu. Ditengah-tengah ruangan terdapat
lampu. Lampu tersebut dapat dihidupkan dan dimatikan dari dua sakelar
yang berada di dua pintu.

(a) Gambar bagan

(b) Gambar pengawatan


Gambar4.129 Bagan dan Pengawatan Instalasi
Satu Lampu Pijar dengan Dua Sakelar Tukar

4) Instalasi satu lampu pijar dengan satu sakelar tunggal dan satu stop kontak
dilengkapi dengan kotak sekering satu fasa
Instalasi ini terdiri dari gabungan instalasi satu lampu dan satu sakelar
tunggal dengan instalasi satu stop kontak. Pada instalasi ini diawali dengan
sebuah kotak sekering satu fasa yang berfungsi sebagai pengaman instalasi

489

dari bahaya hubung pendek (konslet). Pemasangan stop kontak tidak


tergantung

kepada

sakelar

tapi

berdiri sendiri.

Jika

sakelar

tunggal

dinyalakan maka lampu akan menyala. Sebaliknya jika sakelar dimatikan


maka lampu akan mati.

(a) Gambar bagan

(b) Gambar pengawatan


Gambar 4.130 Bagan dan Pengawatan Instalasi satu lampu pijar dengan satu
sakelar tunggal dan satu stop kontak dilengkapi dengan kotak sekering satu
fasa

490

3. Simbol-simbol listrik

491

492

493

Gambar 4.132 Simbol-simbol Listrik

494

BERLATIH MELAKUKAN PEKERJAAN


INSTALASI DASAR KELISTRIKAN
INSTRUMENTASI

Informasi
Setelah mempelajari materi Pekerjaan Dasar Teknik Listrik
Instrumentasi, Kamu akan berlatih melakukan pekerjaan membuat
instalasi dasar kelistrikan.Perhatikan hal-hal berikut ini:

4. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui


penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan rambu-

rambu

peringatan

K3

dan

melaksanakan

pekerjaan

atas

ijin/pengawasan guru.

5. Materi latihan keterampilan meliputi:


Latihan 7 Instalasi Satu lampu Pijar dengan Satu Sakelar Tunggal pada
Papan Kerja
Latijan 8 Instalasi Dua lampu Pijar dengan Satu Sakelar Seri pada Papan
Kerja
Latihan 9 Instalasi Satu lampu Pijar, Satu Sakelar Tunggal dan Satu Stop
Kontak pada Papan Kerja
Latihan 10 Instalasi Satu lampu Pijar, Satu Sakelar Seri dan Satu Stop
Kontak pada Papan Kerja

6. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan


evaluasi. Hanya jika Kamu (siswa) telah dinyatakan kompeten,
dapat melanjutkan ke latihan berikutnya.

495

Rubrik Penilaian
1. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 4
2. KKM : Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

: > 2.66 (Baik)


: > 2.66 (Baik)
: > 2.66(Baik)

3. Skor Siswa =
4. Konversi klasifikasi nilai kualitatif :
Konversi nilai akhir

Predikat

Skala 1- 4

Skala 0100

86 -100

3.66

81- 85

A-

3.33

76 80

B+

3.00

71-75

2.66

66-70

B-

2.33

61-65

C+

56-60

1.66

51-55

C-

1.33

46-50

D+

0-45

Klasifikasi
Sangat
Terampil/
Sangat
Baik
Terampil/
Baik
Cukup
Terampil/
Cukup
Baik
Kurang
Terampil/
Kurang
Baik

Latihan 7
Instalasi Satu lampu Pijar
dengan Satu Sakelar Tunggal pada Papan Kerja

496

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 7, siswa mampu

membuat Instalasi Satu

lampu Pijar dengan Satu Sakelar Tunggal pada Papan Kerja, dengan kriteria
sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penginstalasian sesuai gambar
3) Hasil instalasi bekerja dengan baik
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah menyusun/menyampaikan laporan praktik sesuai ketentuan
ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan

B.Tugas
1. Lakukan instalasi satu lampu pijardengan satu sakelar tunggal pada
papan kerja sesuai gambar kerja!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!
C.Kebutuhan Alat dan Bahan
1. Alat
a. Testpen
b. Avometer
c. Tang pemotong
d. Tang kombinasi
e. Palu

497

2. Bahan
a. Kawat penghantar
b. Papan kerja
c. Box Sikring
d. Lampu pijar
e. Sakelar tunggal
f. Klem kabel
g. Isolasi PVC
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Halhal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar
1. Bagan

2. Pengawatan

498

F. Langkah Kerja Kerja


1. Tentukan

peralatan-peralatan

dan

komponen-komponen

yang

akan

dibutuhkan!
2. Tentukan tempat kedudukan komponen-komponen pada papan kerja!
3. Pasang box sikring, kotak sambung, fitting duduk, sakelar tunggal sesuai
gambar!
4. Pasang kabel NYM sesuai kebutuhan!
5. Kupas dan sambungkan kabel NYM dalam kotak sambung dan komponen!
6. Periksa hasil pekerjaan ini dengan avometer!
7. Periksakan hasil pekerjaan tersebut kepada instruktur!
8. Setelah diperiksa instruktur, sambungkan ke sumber tegangan untuk uji
nyala!
9. Selesai pengujian bongkar kembali instalasi dan kembalikan semua bahan
dan alat ke tempatnya!
10. Buatkan laporan hasil pekerjaan!
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.

Jelaskan fungsi sakelar!

2.

Gambarkan lambang/simbol dari sakelar tunggal!

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.

499

1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar


2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

500

Penilaian Latihan 7
Instalasi Satu lampu Pijar
dengan Satu Sakelar Tunggal pada Papan Kerja

Nama Siswa : .................................


3. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

4. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

501

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penginstalasian

sesuai gambar
kerja
sesuai gambar

Hasil instalasi

Kokoh,
rapihdanbekerja
dengan baik

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4)

502

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

3. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 7
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

503

Latihan 8
Instalasi Dua lampu Pijar
dengan Satu Sakelar Seri pada Papan Kerja

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 8, siswa mampu

Instalasi Dua lampu

Pijardengan Satu Sakelar Seri pada Papan Kerja, dengan kriteria sebagai
berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penginstalasian sesuai gambar
3) Hasil instalasi bekerja dengan baik
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. lakukan instalasi dua lampu pijardengan satu sakelar seri pada papan
kerja sesuai gambar kerja dengan menggunakan perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

504

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Testpen
b. Avometer
c. Tang pemotong
d. Tang kombinasi
e. Palu
2. Bahan
a. Kawat penghantar
b. Papan kerja
c.

Box Sikring

d. Lampu pijar
e. Sakelar seri
f.

Klem kabel

g. Isolasi PVC
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar
Bagan

505

Pengawatan

F. Langkah Kerja Kerja


1.

Tentukan peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang akan


dibutuhkan!

2.

Tentukan tempat kedudukan komponen-komponen pada papan kerja!

3.

Pasang box sikring, kotak sambung, fitting duduk, sakelar seri sesuai
gambar!

4.

Pasang kabel NYM sesuai kebutuhan!

5.

Kupas dan sambungkan kabel NYM dalam kotak sambung dan


komponen!

6.

Periksa hasil pekerjaan ini dengan avometer!

7.

Periksakan hasil pekerjaan tersebut kepada instruktur!

8.

Setelah diperiksa instruktur, sambungkan ke sumber tegangan untuk


uji nyala!

9.

Selesai pengujian bongkar kembali instalasi dan kembalikan semua


bahan dan alat ke tempatnya!

10. Buatkan laporan hasil pekerjaan!


G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan macam-macam sakelar berdasarkan sistem kerjanya!
2. Gambarkan lambang/simbol dari sakelar seri!
H. Penilaian Kegiatan Latihan

506

Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan


pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

507

Penilaian Latihan 8
Instalasi Dua lampu Pijar
dengan Satu Sakelar Seri pada Papan Kerja
Nama Siswa : .................................
1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

508

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penginstalasian

sesuai gambar
kerja
sesuai gambar

Hasil instalasi

Kokoh,
rapihdanbekerja
dengan baik

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4)

509

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

4. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 8
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
d. Sikap Kerja
e. Proses
f. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

510

Latihan 9
Instalasi Satu lampu Pijar, Satu Sakelar Tunggal
dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 9, siswa mampu

membuat InstalasiSatu

lampu Pijar, Satu Sakelar Tunggal dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja,
dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Sikap
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
b. Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
d. Melaksanakan pekerjaan atas izin guru

2.

Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
1) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
2) Hasil penginstalasian sesuai gambar
3) Hasil instalasi bekerja dengan baik
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan

3.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. LakukanInstalasiSatu lampu Pijar, Satu Sakelar Tunggal dan Satu Stop
Kontak pada Papan Kerja sesuai gambar kerja!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

511

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
a. Testpen
b. Avometer
c. Tang pemotong
d. Tang kombinasi
e. Palu
2. Bahan
a. Kawat penghantar
b. Papan kerja
c. Box Sikring
d. Lampu pijar
e. Sakelar tunggal
f. Stop kontak
g. Klem kabel
h. Isolasi PVC
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8. Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
E. Gambar
1.Bagan

512

2. Pengawatan

F. Langkah Kerja Kerja


1. Tentukan peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang akan
dibutuhkan!
2. Tentukan tempat kedudukan komponen-komponen pada papan kerja!
3. Pasang box sikring, kotak sambung, fitting duduk, sakelar tunggal, dan
stop kontak sesuai gambar!
4. Pasang kabel NYM sesuai kebutuhan!
5. Kupas dan sambungkan kabel NYM dalam kotak sambung dan
komponen!
6. Periksa hasil pekerjaan ini dengan avometer!
7. Periksakan hasil pekerjaan tersebut kepada instruktur!
8. Setelah diperiksa instruktur, sambungkan ke sumber tegangan untuk
uji nyala!
9. Selesai pengujian bongkar kembali instalasi dan kembalikan semua
bahan dan alat ke tempatnya!
10.Buatkan laporan hasil pekerjaan!
G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan fungsi stop kontak!
2. Gambarkan lambang/simbol dari stop kontak!

513

H. Penilaian Kegiatan Latihan


Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

514

Penilaian Latihan 9
Instalasi Satu lampu Pijar, Satu Sakelar Tunggal
dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

515

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penginstalasian

sesuai gambar
kerja
sesuai gambar

Hasil instalasi

Kokoh,
rapihdanbekerja
dengan baik

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4)

516

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

5. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/ Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 9
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
g. Sikap Kerja
h. Proses
i. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

517

Latihan 10
Instalasi Satu lampu Pijar, Satu Sakelar Seri
dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah melaksanakan latihan 10, siswa mampu

membuat Instalasi Satu

lampu Pijar, Satu Sakelar Seri dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja, dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Sikap
1) Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3
2) Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
3) Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
4) Melaksanakan pekerjaan atas izin guru
b. Keterampilan
a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
a) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
b) Hasil penginstalasian sesuai gambar
c) Hasil instalasi bekerja dengan baik
c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan
c.

Pengetahuan
a. Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
b. Menyelesaikan tugas yang diberikan
B.Tugas
1. Lakukan instalasi satu lampu pijar, satu sakelar seri dan satu stop
kontak pada papan kerja sesuai gambar kerja dengan menggunakan
perkakas tangan!
2. Buatlah laporan hasil latihan!
3. Jawab pertanyaan pada bagian Review!

518

C.Kebutuhan Alat dan Bahan


1. Alat
1) Testpen
2) Avometer
3) Tang pemotong
4) Tang kombinasi
5) Palu
2. Bahan
a. Kawat penghantar
b. Papan kerja
c. Box Sikring
d. Lampu pijar
e. Sakelar seri
f. Stop kontak
g. Klem kabel
h. Isolasi PVC
D. Keselamatan Kerja
1. Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2. Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4. Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5. Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Jangan bertindak di luar prosedur yang telah ditetapkan
8. Halhal yang meragukan tanyakan kepada guru

519

E. Gambar
1. Bagan

2. Pengawatan

F. Langkah Kerja Kerja


1. Tentukan peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang akan
dibutuhkan!
2. Tentukan tempat kedudukan komponen-komponen pada papan kerja!
3. Pasang box sikring, kotak sambung, fitting duduk, sakelar seri, dan
stop kontak sesuai gambar!
4. Pasang kabel NYM sesuai kebutuhan!
5. Kupas dan sambungkan kabel NYM dalam kotak sambung dan
komponen!
6. Periksa hasil pekerjaan ini dengan avometer!
7. Periksakan hasil pekerjaan tersebut kepada instruktur!
8. Setelah diperiksa instruktur, sambungkan ke sumber tegangan untuk
uji nyala!
9. Selesai pengujian bongkar kembali instalasi dan kembalikan semua
bahan dan alat ke tempatnya!
10. Buatkan laporan hasil pekerjaan!

520

G. Review
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa fungsi fitting?
2. Sebutkan 3 jenis fitting menurut penggunaannya!
H. Penilaian Kegiatan Latihan
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum/latihan
3. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

521

Penilaian Latihan 10
Instalasi Satu lampu Pijar, Satu Sakelar Seri
dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja

Nama Siswa : .................................


1. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/ Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

522

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penginstalasian

sesuai gambar
kerja
sesuai gambar

Hasil instalasi

Kokoh,
rapihdanbekerja
dengan baik

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4)

523

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

6. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/ Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian Latihan 10
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
j. Sikap Kerja
k. Proses
l. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

524

Kita lihat di dalam rumah kita di bergabgai sudut banyak alat yang
menggunakan listrik, karena listrik itu sangat berguna bagi manusia. Listrik
mempunyai manfaat

yang

sangat besar,

kita

bisa

menggunakan untuk

memasak,untuk menyalakan lampu,menghidupkan radio dan berbagai macam


yang lain, jadi dengan demikian listrik sudah menjadi sebuah yang harus ada.
Di abad modern ini, listrik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pentingnya hampir tidak ada teknologi tanpa menggunakan listrik,
dengan kata lain listrik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Di Pusat Pembangkit Listrik, energi primer (seperti minyak,
batubara, gas, panas bumi dan lain-lain) di ubah menjadi energi listrik, alat
pengubah energi tersebut adalah generator/alternator.Generator mengubah
energi mekanisk (gerak) menjadi energi listrik. Adanya perpindahan energi
dalam suatu rangkaian akan membangkitkan medan listrik (elektro magnetik)
sehingga timbullah apa yang disebut dengan arus listrik.
Hukum Kekekalan Energi menyatakan : Energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan. Kita harus sadar bahwa pada dasarnya energy listrik
yang kita gunakan sehari-hari itu merupakan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa.
Manusia hanya bisa merubah-rubah saja energi tersebut ke dalam bentuk energi
yang lain sesuai dengan keperluannya. Sungguh ironis manusia kalau tidak mau
bersyukur atau tidak bisa memanfaatkan energy ini dengan sebaik-baiknya. Apa
yang akan terjadi kalau seandainya energy
hilangkan/musnahkan.

525

yang ada di muka bumi ini Allah

Listrik elektrostatik terdapat disekitar kita, memiliki dua muatan, yaitu


elektrostatis bermuatan positif dan yang bermuatan negatif. Muatan positif
mengandung proton dan muatan negatif dibawa oleh elektron. Satuan muatan
dinyatakan dengan Coulomb. Elektrostatis yang muatannya bertanda sama
akan saling tolak menolak, sedangkan yang muatan nya bertanda berlainan
saling tarik menarik. Tegangan atau beda potensial antara dua titik adalah usaha
yang dibutuhkan untuk membawa muatan satu Coulomb dari satu titik ke titik
lainnya. Satuan tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt (V), alat ukur
tegangan listrik disebut Voltmeter. Prinsip pembangkitan tegangan listrik,
dikenal prinsip elektromagnetis,prinsip elektrokimia, prinsip thermo elemen,
prinsip photo-elemen dan prinsip piezo-kristal. Arus listrik bergerak dari terminal
positif ke terminal negatif dalam looptertutup.Aliran listrik terjadi karena adanya
beda potensial antaraterminal positip dan terminal negatif.Satu Amper adalah
sejumlah aliran arus yang memuat electron satu coulomb dimana muatan
bergerak kesuatu titik dalam satu detik. Logam adalah penghantar listrik yang
baik, tiap logam memiliki jumlah atom yang berbeda, sehingga ada logam yang
mudah mengalirkan arus listrik atau memiliki sifat konduktivitas yang tinggi.Arus
listrik diukur dengan satuan Amper, alat ukur untuk mengukur arus listrik
disebut Ampermeter. Ampermeter dihubungkan secara seri dengan beban listrik,
saat pengukuran harus memperhatikan batas ukur dan skala pengukuran.
Kerapatan

arus

adalah

kerapatan

arus

yang

melalui

suatu

penampang

penghantar dalam satuan amper per mm2. Kerapatan arus berpengaruh pada
pemanasan kabel.
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok
dalam suatu rangkaian instalasi listrik. Komponen tersebut banyak macamnya,
oleh karena itu untuk memudahkan bagi siswa / instalatir komponen tersebut
dikelompokan sebagai berikut : Kabel listrik, Kontak Tusuk, Kontak Hubung
Bagi, Fitting, Sakelar, Pengaman, Peralatan Pelindung dan Hantaran Listrik,
Kotak Sambung , dan KWH Meter.Kabel listrik banyak macamnya, yaitu : NYA,

526

NYM, NYY, NYAF, NYFGbY/NYRGbY/NYBY, NYCY, BC, AAAC, ACSR, ACAR,


NYMHYO, dan NYMHYO.
Perkembangan teknologi di bidang kelistrikan ini sangat pesat, dibuktikan
dengan

banyaknya

industri-industri

yang

memproduksi

berbagai

macam

komponen instalasi listrik dalam berbagai jenis dan merk. Namun dengan
banyaknya berbagai macam jenis dan bentuk hasil produksi tersebut, pada
prinsipnya dasar dari sistem kerja komponen-komponen peralatan untuk tipe
dan jenis yang sama adalah sama. Peraturan Umum Instalasi Listrik yang sering
disingkat dengan PUIL mempunyai peranan yang sangat penting dalam instalasi
listrik, baik sebagai pengetahuan dasar maupun untuk tingkat mahir bagi
seorang instalatir. Dalam peraturan ini tentunyamembahas mengenai faktor
keselamatan kerja, peraturan-peraturan yang akan digunakan agar sesuai
dengan ketentuan PUIL atau standar yang berlaku seperti Standar Nasional
Indonesia (SNI), Standar Industri Indonesia (SII), dan lain-lain. Dalam kaitan
dengan peraturan yang ada, maka tidak lepas pula dari faktor pengujian
terhadap peralatan listrik. Dalam pengujian ini tentunya diserahkan kepada
lembagayang

berwenang,

dimana

mengeluarkan sebuahsertifikasi.

527

lembaga

ini

yang

nantinya

akan

B. Review
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1.

Apa yang dimaksud dengan tegangan listrik ?

2.

Sebutkan 5 macam jenis sumber tegangan listrik !

3.

Apa yang dimaksud dengan arus listrik?

4.

Apa yang dimaksud dengan kerapatan arus listrik?

5.

Sebutkan 4 macam dampak dari sengatan listrik pada manusia!

6.

Sebutkan 6 macam jenis kabel dan jelaskan penggunaanya!

7.

Sebutkan dan jelaskan ketentuan penggunaan kabel NYA!

8.

Sebutkan dan jelaskan ketentuan penggunaan kabel NYY!

9.

Apa pengertian huruf Y pada kode suatu kabel?

10.

Apa pengertian huruf N pada kode suatu kabel?

11.

Apa gunanya alat pengaman pada instalasi listrik?

12.

Jelaskan perbedaan kotak-kontak dengan tusuk kontak!

13.

Sebutkan ketentuan-ketentuan dalam penggunaan dan

pemasangan

kontak listrik!
14.

Sebutkan macam-macam fiting yang saudara ketahui?

15.

Sebutkan macam-macam sakelar berdasarkan penyambungannya?

16.

Apa gunanya pipa instalasi pada pemasangan instalasi listrik?

17.

Sebutkan 4 ketentuan dalam penggunaan pipa PVC!

18.

Sebutkan macam-macam bentuk sengkang yang ada?

19.

Mengapa kotak sambung diperlukan dalam instalasi listrik?

20.

Sebutkan macam-macam sambungan kabel yang kamu ketahui!

528

C. Tugas Proyek
1. Tujuan Kegiatan
Setelah melaksanakan kegiatan

tugas proyek diharapkan siswa mampu

melakukan Instalasi Tiga lampu Pijar, Satu Sakelar Seri, Satu Sakelar Tunggal
dan Satu Stop Kontak pada Papan Kerja, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sikap
1) Menggunakan Alat Pelindung Diri/ Menerapkan K3
2) Menunjukan sikap kerja yang benar saat bekerja
3) Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan
4) Melaksanakan pekerjaan atas izin guru
b. Keterampilan
1) Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi
2) Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil:
a) Ukuran sambungan sesuai gambar kerja
b) Hasil penginstalasian sesuai gambar
c) Hasil instalasi bekerja dengan baik
3) Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan
c.

Pengetahuan
1) Telah

menyusun/menyampaikan

laporan

praktik

sesuai

ketentuan ditetapkan
2) Menyelesaikan tugas yang diberikan
2.Tugas
a. Lakukan instalasi tiga lampu pijar, satu sakelar seri, satu sakelar
tunggal dan satu stop kontak pada papan kerja sesuai gambar kerja!
b. Buatlah laporan hasil latihan!
3.Kebutuhan Alat dan Bahan
a. Alat
1) Testpen
2) Avometer
3) Tang pemotong
4) Tang kombinasi
5) Palu

529

b. Bahan
1) Kawat penghantar
2) Papan kerja
3) Box Sikring
4) Lampu pijar
5) Sakelar tunggal
6) Sakelar seri
7) Stop kontak
8) Klem kabel
9) Isolasi PVC
4. Keselamatan Kerja
1) Patuhi peraturan tata tertib bengkel.
2) Alat-alat dan bahan diletakkan pada tempat yang aman.
3) Gunakan alat dan bahan sesuai dengan penggunaannya.
4) Gunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja
5) Lakukan proses penyambungan kabel sesuai dengan langkah kerja.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7) Jangan bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan
8) Hal hal yang meragukan tanyakan kepada guru
5. Gambar
1. Bagan

530

2. Pengawatan

6. Langkah Kerja Kerja


1)

Tentukan peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang akan


dibutuhkan!

2)

Tentukan tempat kedudukan komponen-komponen pada papan kerja!

3)

Pasang box sikring, kotak sambung, fitting duduk, sakelar seri, sakelar
tunggal dan stop kontak sesuai gambar!

4)

Pasang kabel NYM sesuai kebutuhan!

5)

Kupas dan sambungkan kabel NYM

dalam

kotak sambung dan

komponen!
6)

Periksa hasil pekerjaan ini dengan avometer!

7)

Periksakan hasil pekerjaan tersebut kepada instruktur!

8)

Setelah diperiksa instruktur, sambungkan ke sumber tegangan untuk


uji nyala!

9)

Selesai pengujian bongkar kembali instalasi dan kembalikan semua


bahan dan alat ke tempatnya!

10) Buatkan laporan hasil pekerjaan!


7. Penilaian Kegiatan Evaluasi
Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
a. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
b. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban review
dan laporan praktikum
c. Nilai keterampilan dilaksanakan melalui hasil unjuk kerja latihan yang
dilaksanakan siswa.

531

Penilaian
Evaluasi Belajar

Nama Siswa : .................................


21. Penilaian Sikap
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar teori dan praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang
sesuai
Penilaian
No

Aspek Penilaian

Disiplin

Kerjasama dalam kelompok

Kreatifitas

Demokratis

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

22. Penilaian Keterampilan


Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil observasi selama kegiatan
belajar praktik, dengan memberikan ceklis pada kolom yang sesuai
Penilaian
No

A
1
2
3
4

Aspek Penilaian

Sikap Kerja
Menggunakan Alat
Pelindung Diri/Menerapkan
K3
Menunjukan sikap kerja
yang benar saat bekerja
Menunjukan kerjasama
yang baik dengan kawan
Melaksanakan pekerjaan
atas izin guru
Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai
(Jumlah Nilai/4)

532

Sangat
Baik
(4)

Baik
(3)

Kurang
(2)

Tidak
Mampu
(1)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan. Berikan ceklis pada hasil pengamatan
(Benar/Salah), jika benar ceklis pada salah satu kolom nilai
No.
B

Aspek
Penilaian

Kriteria

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

Proses (Langkah Kerja)


Pemakaian alat
K3
Alat bahan
disiapkan

1
2
3

Langkah kerja

Sesuai pekerjaan
Alat bahan lengkap
Sesuai prosedur
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai /3)

2. Penilaian Keterampilan
Isilah kolom penilain berikut oleh Guru, berdasar observasi/pengamatan
pada saat latihan dilaksanakan.
Berikan ceklis pada hasil pengamatan (Benar/Salah), jika benar ceklis
pada salah satu kolom nilai
No.
C
1
2

Aspek Penilaian

Kriteria

Penilaian Hasil Pekerjaan


Ukuran
sambungan
Hasil
penginstalasian

sesuai gambar
kerja
sesuai gambar

Hasil instalasi

Kokoh,
rapihdanbekerja
dengan baik

Waktu
penyelesaian

3 x 45 menit
Jumlah Nilai

Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/4)

533

Hasil Pengamatan
Benar
Salah
4
3
2

7. Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilain berikut berdasar hasil pemeriksaan jawaban
review dan laporan latihan yang diserahkan
No.

Aspek Penilaian

Review

Laporan Praktik/Latihan

Nilai Perolehan

Jumlah Nilai
Rata Rata Nilai (Jumlah Nilai/2)
Kesimpulan Hasil Penilaian
No

Aspek Evaluasi

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan
Rata-rata dari nilai :
a. Sikap Kerja
b. Proses
c. Hasil Kerja

Penilaian Pengetahuan

Nilai Perolehan*
Angka

Predikat

Kesimpulan :
Siswa dinyatakan Kompeten/Belum Kompeten*
dan Dapat/Tidak Dapat** Melanjutkan Ke Materi Berikutnya
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
.........................., ................
Penilai
....................................

Saya sudah diberitahu tentang


hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan
tersebut.

Saya sudah diberitahu tentang hasil


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Umpan Balik Siswa:

Umpan Balik Orangtua/Wali siswa:

Tanda Tangan Siswa:

Tanda Tangan
Orangtua/Wali Siswa:

.....................................

.....................................

*) Skala 4
**)Coret yang tidak perlu

534

Daftar Pustaka
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003, Ilmu Bahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Beumer, B. J.M dan B. S Anwir. 1985, Ilmu Bahan Logam, Jilid I. Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Darsono dan Agus Ponidjo. 1979. Petunjuk Praktek Listrik 1. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Daryanto. 2000, Teknik Pengerjaan Listrik, Jakarta : Bumi Aksara
Daryanto.1987, Mesin Perkakas Bengkel, Jakarta: PT Rineka Cipta
Djumadi, Martin Bukit, dan Bambang Asmoroadi, 1997. Instalasi Listrik
Bangunan. Bandung : Angkasa.
HTB. Marihot Goklas.1984, Mengelas Logam dan Pemilihan Kawat Las,
PT.Gramedia, Jakarta
Hantoro, Sirod dan Parjono. 2005, Menggambar Mesin. Jakarta: Adicita.
Harsono,W & Toshie Okumura. 1981, Teknologi Pengelasan Logam.
Jakarta: Pradnya Paramitha
John Brobertson. 1993, Ketrampilan Teknik Listrik Praktis, Bandung:
YramaWidya
John Ridley, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar, Jakarta:
Penerbit Erlangga
Juhana, Ohan dan M. Suratman. 2000, Menggambar Teknik Mesin.
Bandung: Pustaka Grafika.
Lawrence H. Van Vlack, 1995. Ilmu dan Teknologi Bahan, (terjemahan),
Erlangga,
LA Heij,L dan L.A.De BruiJn. 1995. Ilmu Menggambar Bangunan Mesin.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Priyo Handoko. 1999. Pemasangan Instalasi Listrik Dasar. Yogyakarta :
Kanisius.
Purwantono. 1991. Dasar-dasar Kerja Plat. Padang:UPT Pusat Media
Pendidikan FPTK IKIP Padang
P Van Harten dan E Setiawan. 1980. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Jakarta :
Binacipta.
Rohyana, Solih, 2004. Mengelas Dengan Proses Las Busur Metal Manual.
Bandung: Armico.
SamamurPK. 1987, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,
Jakarta:PT Saksama
Subekty

BM-Barus Kasman-Pinem Djoli, 1984. Keterampilan


Mengelas Busur, CV Sinar Harapan, Madiun.

Sularso, 1995. Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramitha


Sumantri, 1989. Teori Kerja Bangku. Jakarta: Depdikbud.

535

Dasar

Tata Surdia dan Shinroku Saito, 1995. Pengetahuan Bahan, , Pradnya


Paramita,
Widharto Sri, 2004. Inspeksi Teknik,PT.Pradya Paramitha,Jakarta
Van Bergeyk, K dan A. J. Liedekerken, 1981. Teknologi Proses. Jilid II.
Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

536

Anda mungkin juga menyukai