Bentuk Dual Simpleks
Bentuk Dual Simpleks
Bentuk Dual Simpleks
Tabel 1.
Makanan tiruan
Kebutuhan
Kandungan Daging
Sayur
Mineral
Vitamin
Harga/unit
2
3
2
3
2,5
sekarang
pikirkan
suatu
masalah
yang
berbeda
yang
koefisien
1.
2.
Primal:
Maksimalkan
Z = c1 X1 + c2 X2 + . . + cn Xn
X2 > 0, . . . , Xn > 0.
Dual:
Minimumkan W = b1 Y1 + b2 Y2 + . . + bm Ym
Dgn syarat a11 Y1 + a21 Y2 + . . + am1 Ym < c1
a12 Y1 + a22 Y2 + . . + am2 Ym < c2
Maksimumkan Z = cX
Dual
Minimumkan W = Y b
Maks Z = cX
dan
Min W = Yb
Dengan syarat:
AX < b
YA > c
X>0
Y>0
Nilai fungsi tujuan masalah minimasi (dual) untuk setiap solusi yang layak
selalu lebih besar atau sama dengan masalah maksimasi (primal)-nya
Beberapa Hal yang diperoleh dari Weak Duality Theorem
(i) Nilai fungsi tujuan masalah maksimasi (primal) untuk setiap solusi layak
adalah batas bawah dari nilai minimum fungsi tujuan masalah dual.
(ii) Nilai fungsi tujuan masalah minimasi (dual) untuk setiap solusi layak
adalah batas atas dari nilai maksimum fungsi tujuan masalah primal.
(iii). Jika masalah primal adalah layak dan nilai tujuannya tak terbatas, maka
masalah dualnya tidak akan memiliki suatu solusi layak, atau
(iv). Jika masalah primal adalah layak dan dual tak layak, maka primal tak
terbatas
(v). Jika masalah dual adalah layak dan tak terbatas, maka masalah primal
adalah tak layak, atau
(vi). Jika masalah dual adalah layak dan primal tak layak, maka dual adalah
tak terbatas.
2) Optimality Criterion Theorem
Jika terdapat solusi layak Xo dan Yo pada bentuk primal dual simetrik
sedemikian rupa sehingga nlai-nilai fungsi tujuan yang berhubungan adalah
sama,maka solusi layak ini adalah solusi optimum terhadap
masalah
tersebut.
3) Main Duality Theorem
Jika baik masalah primal maupun dual adalah layak, maka keduanya
memiliki solusi sedemikian rupa sehingga nilai optimum fungsi tujuannya
adalah sama.
Jika suatu variabel primal X1 bernilai positif maka kendala dual yang
O
pada
keadaan optimum.
3.
Jika suatu variabel Y1 dual bernilai positif, maka kendala primal yang
O
X3 X4 < 5
-X1
X3 + X4 < -5
terakhir
pada
bentuk
dual
diganti
dengan
sebuah
Dual
Xj tak terbats
1.
Maksimisasi
Minimisasi
Xj > 0
Xj < 0
1.
Minimisasi Maksimisasi
Xj > 0
Xj < 0
Contoh
1.
Primal :
X2 + 6X3 > 1
X1 + X2 + X3 = 4
X1 > 0, X2 < 0, dan X3 tak terbatas.
Dual : Minimumkan W = 2Y1 + Y2 + 4Y3
Dgn syarat 2Y1 + 3Y2 + Y3 > 1
3Y1
Y2 +
Y3 < 4
-5Y1 + 6Y2 + Y3 = 3
Y1 > 0, Y2 < 0, dan Y3 tak terbatas.
2. Primal : Maksimumkan Z = 2X1 + X2 X3
Dgn syarat X1 + X2 X3 = 1
X1 X2 + X3 > 2
X2 + X3 < 3
X1 > 0, X2 < 0, X3 tak terbatas.
<2
Y2 + Y3 > 1
-Y1 + Y2 + Y3 = -1
Y1 tak terbatas, Y2 > 0, dan Y3 < 0.
X1 + 2X2 + X3 < 5
X2 + 3X3 = 2
X1
X2
X3
3/5
X2
-1/5
X1
7/5
29/5 -2/5 + M
2/5
1/5
-1/5
2/5
Solusi
28 1/5
8/5
9/5
Ingat bahwa variabel basis awal adalah variabel slack S dan artificial variabel
A, sementara kedua variabel basis optimum adalah variabel riil.
Sekarang kita akan pecahkan masalah dualnya!
Bentuk dualnya adalah:
Y2 > 12
Y1 + 3Y2 > 4
Y1 > 0 dan Y2 tak terbatas.
Karena Y2 tak terbatas untuk itu kita harus ganti Y2 dengan Y2 Y dimana
baik Y2 maupun Y kedua-duanya > 0. Jika variabel surplus S1, S2, dan S3
dikurangkan dari ketiga kendala dan menambahkan artificial variabel A1, A2,
dan A3, maka variabel basis awal adalah A1 = 5, A2 = 12, dan A3 = 4. Untuk
itu tabel simpleks optimumnya menjadi:
Basis Y1 Y2 Y S1 S2 S3
A1
A2
A3
Sol
S3
-7/5 1/5 1
Y 0 -1
Y1
1
0
2/5 -1/5 0
0
-1/5 -2/5 0
7/5
-2/5
1/5
-1/5
1/5
2/5
-1
3/5
2/5
0
29/5
Variabel basis pada solusi awal bentuk primal adalah S dan A. Variabel dual
yang berhubungan dengan persamaan kendala primal yang mengandung S
dan A adalah Y1 dan Y2.
Sekarang perhatikan koefisien persamaan Z pada tabel optimum primal.
Hasilnya adalah:
Variabel basis awal bentuk primal
Koefisien persamaan Z
pada optimum primal
29/5
-2/5 + M
Y1
Y2
Jika M diabaikan, koefisien persamaan Z adalah 29/5 dan -2/5 yang langsung
memberikan solusi optimum pada masalah dual, yaitu nilai optimum Y1 =
29/5 dan Y2 = -2/5 (= Y2 Y = 0 2/5) yang sama dengan hasil
pemecahan bentuk dual dengan metode simpleks. Ini bukanlah suatu
kebetulan, tetapi berlaku umum. Suatu pengamatan terhadap variabel basis
pada solusi awal (A1, A2, dan A3) memberi informasi sbb.
Var basis awal bentuk dual
A1
A2
A3
Koefisien persamaan Z
pada optimum dual
9/5 M 8/5 M 0 M
X1
X2
X3
dan Maksimumkan W = Yb
Dengan syarat AX = b
X>0
Y>0
Maka solusi optimum masalah primal dan dual yang dioeroleh melalui
penerapan revised simplex-method adalah:
Z
= cB b
B
-1
bentuk primal.
optimum
-1
X1 + 2X2 + X3 < 5
X2 + 3X3 = 2
W = 5Y1 + 2Y2
Dengan syarat
2Y1
Y1 + 2Y2
>5
Y2 > 12
Y1 + 3Y2 > 4
Y1 > 0 dan Y2 tak terbatas.
Menggunakan metode simpleks, solusi terhadap masalah primal telah
diperoleh yaitu X1 = 9/5, X2 = 8/5, dan Z = 28 1/5. Karena X1 dan X2
merupakan variabel basis oprtimum bentuk primal, maka matriks basis
optimumnya adalah:
Terlihat bahwa Y1 = 29/5 dan Y2 = -2/5 memenuhi kendala dual dan nilai
fungsi tujuan dual adalah
W = 5(29/5) + 2(-2/5) = 28 1/5
1.
Metode ini sering disebut juga dual simplex algorithm adalah suatu prosedur
perhitungan yang memberikan suatu solusi layak optimum, meskipun solusi
awalnya tidak layak. Pertama kali disusun oleh LEMKE. Banyak digunakan
dalam post optimally analysis.
Contoh:
Minimumkan
Z = 4X1 + 2X2
+ S2
-X1 2X2
= -27
= -21
+ S3 = -30
S1
-4
-2
S2
S3
Solusi
S1
-3
-1
-27
S2
-1
-1
-21
S3
-1 (-2)
-30
Seperti dalam metode simpleks, metode ini didasakan pada optimally and
feasibility condition.
Setelah memilih entering and leaving variable, metode Gauss Jordan
(operasi baris) diterapkan seperti biasa untuk memperoleh solusi berikutnya.
S3 = -30 sebagai leaving kemudian untuk entering variabel, diambil rasionya
pada tabel berikut:
Basis
X1
-4
-2
S3
-1
-2
Rasio
X2
S1
S2
0
0
S3
Untuk itu sebagai entering variabel adalah X2 karena rasionya terkecil yaitu
1. Dengan Operasi baris seperti biasa akan didapat:
Tabel
Basis
X1
-3
S1
(-2,5)
S2
-1/2
X2
1/2
X2
0
S1
0
S2
S3
Solusi
-1
30
1
0
-1/2
-1/2
-1/2
-12
-6
15
Solusi baru masih optimum tetapi tidak layak (S1 = -12 dan S2 = -6).
Kemudian S1 dipilih sebagai leaving variable dan X1 sebagai entering
variable. Ini memberikan iterasi sbb.
Tabel
Basis
X1
X2
X1
S2
S1
-1,2
-0,4
-0,2
S2
0
S3
-0,4
2
1
(-0,4)
Solusi
44,4
4,8
-3,6
X2
-0,2
-0,6
12,6
Pada iterasi kedua belum diperoleh solusi layak (S2 = -3,6). Karena S2
adalah satu-satunya yang bernilai negatif, dengan ssendirinya ia menjadi
leaving variabel dan S3 sebagai entering variabel. Didapat tabel berikut:
Tabel
Basis
Z
X1
0
X2
0
X1
S3
X2
S1
-1
-1/2
1/2
1/2
S2
-1
1/2
-2,5
-1,5
S3
0
Solusi
48
18