Metode Harga Pokok Pesanan
Metode Harga Pokok Pesanan
Metode Harga Pokok Pesanan
Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmat, petunjuk, dan selalu menyertai penulis sehingga makalah yang berjudul Metode Harga
Pokok Pesanan
dapat kami selesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang
Penulis
DAFTAR ISI
Metode Harga Pokok Pesanan
Page 1
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI ...2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah ...3
C. TujuanPenulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Harga Pokok Pesanan 4
B. Aliran Kegiatan Perusahaan Manufaktur dan
Aliran Harga Pokok Produk ...5
C. Kartu Harga Pokok Pesanan (Job order cost sheet) 7
D. Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga
Pokok Pesanan ...14
DAFTAR PUSTAKA 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Harga Pokok Pesanan
Page 2
Informasi mengenai harga pokok produksi sangat penting bagi perusahaan yaitu
sebagai pedoman bagi pihak manajemen dalam rangka menentukan harga jual yang akan
ditawarkan kepada pembeli, agar mampu bersaing di pasar. Pengumpulan biaya produksi
dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan
tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menganalisa setiap kebijakan yang
akan diambilnya. Dan menyesuaikan metode-metode yang mereka pilih dengan jurnaljurnal dan aturan-aturan per metode tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Metode Harga Pokok Pesanan?
2. Bagaimana cara membuat jurnal dalam Metode Harga Pokok Pesanan?
3. Bagaimana cara membuat Kartu Biaya Pesanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
2. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan
3. Membuat ayat jurnal akuntansi biaya berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan
4. Membuat Kartu Biaya Pesanan
BAB II
PEMBAHASAN
Page 3
Page 4
activity) perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan baku menjadi produk selesai dan
menjualnya.
1.
Pengadaan (Procurement)
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa
Produksi (Production)
Produksi adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada
kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa
lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.
3.
gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan.
4.
dikirim kepada pembeli, dan perusahaan dapat membebani rekening langganan atau
pembeli. Dalam rangka pengadaan bahan baku akan membentuk harga perolehan
persediaan bahan baku, pengadaan jasa karyawan menimbulkan biaya gaji dan upah,
konsumsi bahan penolong dan barang lain serta jasa yang dikelompokkan dalam
overhead pabrik menimbulkan biaya overhead pabrik.
Dalam rangka pengolahan produk, bahan baku yang dikonsumsi membentuk
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku, tenaga kerja yang dikonsumsi membentuk
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung, biaya overhead yang dikonsumsi
Page 5
Biaya Pemasaran
Page 6
Page 7
CONTOH SOAL:
PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi
dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan
yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah full costing. Dalam
bulan november 2009, PT Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1500
lembar dari PT Rimedi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp 3000,- per
lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet
iklan sebesar Rp 1000,- per lembar.pesanan dari PT Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan PT
Oki diberi nomor 102.
Berikut adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut:
1. Pembelian bahan baku dan ba han penolong.
Pembelian Pada tgl 3 November perusahaan membeli bahan baku dan penolong:
Bahan baku:
Page 8
Kertas jenis X
85 ream @ Rp 10.000
Kertas jenis Y
10 roll@ Rp 350.000
Tinta jenis A
5 kg @ Rp 100.000
Tinta jenis B
25 kg @ Rp 25.000
Jumlah bahan baku yang dibeli
Bahan penolong:
Bahan penolong P
17kg @ Rp 10.000
Bahan penolong Q
60 L @ Rp 5.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli
Jumlah total
Rp 850.000
Rp 3.500.000
Rp 500.000
Rp 625.000
Rp 5.475.000
Rp 170.000
Rp 300.000
Rp 470.000
Rp 5.945.000
Jurnal 1
Persediaan bahan baku
Rp 5.475.000
Utang dagang
Rp 5.475.000
Jurnal 2
Persediaan bahan penolong
Rp 470.000
Rp 470.000
Utang dagang
85 ream @ Rp 10.000
Rp 850.000
Tinta jenis A
5 kg @ Rp 100.000
Rp 500.000
Rp 1.350.000
10 roll@ Rp 350.000
Rp 3.500.000
Tinta jenis B
25 kg @ Rp 25.000
Rp 625.000
Rp 4.125.000
10 kg @ Rp 10.000
Rp 100.000
Bahan penolong Q
40 L @ Rp 5.000
Rp 200.000
Rp 300.000
Masukkan data tersebut dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan
Metode Harga Pokok Pesanan
Page 9
Jurnal 3
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku:
Biaya dalam proses Bahan langsung
Persediaan Bahan baku
Rp 5.475.000
Rp 5.475.000
Jurnal 4
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong:
BOP Sesungguhnya
Rp 300.000
Rp 300.000
225jam
@Rp4000
Rp 900.000
1.250jam@Rp4000 Rp 5.000.000
Rp 3.000.000
Rp 8.900.000
Rp 4.000.000
Rp 7.500.000
Rp 11.500.000
Rp 20.400.000
Rp 5.900.000
BOP Sesungguhnya
Rp 3.000.000
Rp 4.000.000
Biaya Pemasaran
Rp 7.500.000
Rp 20.400.000
Page 10
Rp 8.850.000
Rp 8.850.000
Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan
BTKL:
Biaya depresiasi mesin
Rp 1.500.000
Rp 2.000.000
Rp 700.000
Rp 1.000.000
Rp 500.000
Jumlah
Rp 5.700.000
Rp 5.700.000
Rp 1.500.000
Rp 2.000.000
Rp 700.000
Rp 1.000.000
Rp 500.000
Page 11
Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif menyimpang dari
BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP
sesungguhnya.
Jurnal 10
BOP yang dibebankan
Rp 8.850.000
BOP S
Rp 8.850.000
Debit :
Jurnal 4
Rp 300.000
Jurnal 6
Rp 3.000.000
Jurnal 9
Rp 5.700.000
Rp 9.000.000
Kredit :
Jurnal 10
Rp 8.850.000
Rp 150.000
Jurnal 11
Selisih BOP
Rp 150.000
BOP Sesungguhnya
Rp 150.000
Rp 1.350.000
BTKL
Rp 900.000
BOP
Rp 1.350.000
Rp 3.600.000
Page 12
Jurnal 12
Persediaan Produk Jadi
Rp 3.600.000
BDP-BBB
Rp 1.350.000
BDP-BTKL
Rp 900.000
BDP-BOP
Rp 1.350.000
Rp 16.625.000
Rp 4.125.000
Rp 5.000.000
Rp 7.500.000
Rp 3.600.000
Rp 3.600.000
Jurnal 15
Piutang dagang/Kas
Rp 3.600.000
Penjualan
D.
Rp 3.600.000
Page 13
Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies meliputi prosedur pembelian sampai
dengan pemakaian bahan dan suplies di dalam pabrik. Agar jumlah persediaan bahan
dapat diketahui setiap saat, umumnya perusahaan menggunakan metode persediaan
perpetual (perpetual inventory method). Tahapan-tahapan prosedur akuntansinya adalah
sebagai berikut.
a. Pembelian Bahan dan Suplies
Pembelian bahan dan suplies dimulai dari pembuatan pesanan pembelian
(purchases order) oleh bagian pembelian dan mengirimkannya kepada supplier. Apabila
bahan dan suplies yang dipesan datang, oleh Seksi Gudang Bahan dibuatkan dokumen
berupa bukti penerimaan barang setelah diperiksa kecocokan jumlah dan kualitas barang
yang dibeli. Faktur pembelian dari supplier bersama pesanan pembelian dan bukti
penerimaan barang diberikan pada Departemen Akuntansi untuk dibuat jurnal dan
memasukkan ke dalam rekening buku besar pembantu yaitu Kartu Persediaan.
Jurnal pembelian bahan dan suplies secara kredit sebagai berikut :
Persediaan Bahan Baku
Rp xx
xx
Persediaan Suplier
xx
Hutang Dagang
Rp xx
Apabila pembelian bahan dan suplies secara tunai rekening buku besar yang
dikredit adalah kas.
b. Pengembalian (Return) Bahan dan Suplies yang Dibeli kepada Suplier
Apabila bahan dan suplies yang dibeli tidak sesuai dengan yang dipesan, maka
perusahaan dapat mengembalikan kepada supplier dengan dibuatkan dokumen yang
disebut nota debet (debet memorandum) atau lapoean pengiriman pengembalian
pembelian. Dari nota debet oleh Departemen Akuntansi dibuatkan jurnal dan
dimasukkan ke dalam rekening buku besar pembantu persediaan sesuai dengan bahan
dan suplies yang dikembalikan kepada supplier.
Jurnal pengembalian bahan dan suplies kepada supplier adalah sebagai berikut :
Metode Harga Pokok Pesanan
Page 14
Hutang Dagang
Rp xx
Rp xx
xx
xx
Apabila harga bahan dan suplies yang dikembalikan sudah dibayar akan
didebet kasatau piutang dagang.
c. Potongan Pembelian (Tunai) atas Pembelian Bahan dan Suplies
Seringkali dalam pembelian bahan dan suplies diperoleh potongan pembelian,
apabila praktis potongan tunai mengurangi harga perolehan bahan dan suplies, oleh
karena itu dari Bukti Kas ke Luar akan dibuat jurnal dan dimasukkan ke dalam kartu
persediaan.
Jurnalnya adalah sebagai berikut.
Hutang Dagang
Rp xx
Rp xx
xx
xx
Kas
xx
Page 15
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Page 16
Dapat pula timbul pengembalian bahan baku dari parik ke udang bahan.
Misalnya, terjadi kelebihan bahan baku yang diminta dengan bahan baku yang dipakai
sesungguhnya oleh pesanan tertentu, agar bahan baku tidak rusak di pabrik maka bahan
baku tersebut dibuatkan dokumen yang disebut Laporan Pengembalian Bahan oleh
Departemen Produksi dikirimkan ke Seksi Gudang Bahan dan tembusannya di
Departemen Akuntansi untuk membuat jurnal dan memasukkan ke Kartu Persediaan
Bahan Baku dan Kartu Harga Pokok Pesanan yang bersangkutan.
Jurnal yang dibuat sebagai berikut.
Persediaan Bahan Baku
Rp xx
Rp xx
Page 17
Page 18
Page 19
pesanan. Untuk pengawasan tenaga kerja, jumlah jam dalam Daftar Hadir relative
harus sama dengan jumlah jam pada Kartu Jam Kerja Karyawan. Dari Daftar Hadir
akan disusun Daftar Upah Karyawan yang menunjukkan data jumlah gaji dan upah
kotor, potongan atas gaji dan upah misalnya pajak pendapatan dan dana pensiun serta
gaji dan upah bersih yang akan dibayarkan kepada karyawan.
2. Gaji dan Upah karyawan tetap per bulan
Untuk karyawan tetap per bulan fungsi Daftar Hadir untuk mengetahui
kedisiplinan karyawan apakah sering dating terlambat dan pulang lebih cepat atau
datang dan pulang pada waktu yang tepat. Umumnya sistem ini dipakai untuk
pimpinan, staf, karyawan perusahaan yang tidak termasuk tenaga kerja langsung
dalam produksi. Setiap menjelan akhir bulan akan disusun Daftar Gajian Karyawan
yang menunjukkan data jumlah gaji kotor yaitu gaji pokok ditambah tunjangantunjangan, potongan-potongan atas gaji, serta gaji bersih yang akan dibayarkan
kepada karyawan.
Jurnal untuk mencatat terjadinya gaji dan upah, baik untuk karyawan tetap
maupun karyawan berdasar lamanya waktu kerja, adalah sebagai berikut :
Biaya Gaji dan upah
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Piutang Karyawan
Rp xx
Rp xx
Keterangan :
Perusahaan bertindak sebagai wajib pungut atau wajib potong atas pajak
pendapatan, dana pension hari tua, asuransi tenaga kerja yang nantinya akan
disetorkan kepada badan-badan yang berhak.
Page 20
Sebagai ilustrasi, biaya tenaga kerja untuk bulan januari sebesar Rp 22.000.000,
terdiri tenaga kerja langsung Rp 16.000.000 dan sisanya Rp 6.000.000 adalah
untuk tenaga kerja tidak langsung. Pajak penghasilan karyawan 15% dari
penghasilan bruto. Jurnal yang akan dibuat adalah:
Gaji dan upah
Rp
22.000.000
3.300.000
18.700.000
18.700.000
Kas
18.700.000
16.000.000
BOP
6.000.000
Gaji an upah
22.000.000
Rp xx
Kas
Rp xx
Page 21
Rp xx
Rp xx
Biaya Pemasaran
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Biaya Pemasaran
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Page 22
e. Penyetoran Potongan dan beban atas Gaji dan upah kepada badan-badan yang
Berhak
Dokumen Bukti Kas Keluar digunakan untuk menyetorkan potongan dan
beban atas gaji dan upah pada badan-badan yang berhak. Jurnal untuk mencatat
transaksi tersebut adalah sebagai berikut.
Hutang Pajak Pendapatan
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Kas
Transaksi dari
Dokumen Dasar
Penentuan Gaji dan
Upah
Daftar Hadir
Kartu
jam
kerja
Daftar
gaji
dan upah
Pembayaran Gaji dan
Upah
Bukti Kas
Bukti Keluar
Distribusi Gaji dan
Upah
Perintah Jurnal
Rp xx
Jurnal Transaksi
Buku Besar
Pembantu
Page 23
Rp xxx
Rp xxx
Kartu
Harga
Pokok Pesanan
Kartu
Biaya
Overhead Pabrik
Kartu
Biaya
Pemasaran
Kartu
Biaya
Administrasi dan
Umum
Kartu Biaya:
Overhead Pabrik
Pemasaran
Administrasi dan
Umum
Page 24
di mana :
T = Tarif biaya overhead pabrik
B = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
K = Budget kapasitas pembebanan untuk periode bersangkutan
Apabila tarif biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi
biaya overhead pabrik selanjutnya sebagai berikut.
Berdasarkan taksiran jumlah jam tenaga kerja langsung sebanyak 60.000
jam dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 180.000.000 maka tarif
biaya
xxx
BOP
xxx
4.500.000
Kas
2.650.000
1.850.000
Page 25
750.000
350.000
Akumulasi penyusutan
400.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
Biaya BOP
18.000.000
Rp xx
Rp xx
Page 26
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Beban atas gaji dan upah yang ditanggung perusahaan dengan dokumen
Daftar Sumbangan Gaji dan Upah dijurnal.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp xx
Hutang P.Pd
Rp xx
Hutang D.Pn
Rp xx
Hutang Astek
Rp xx
Hutang AsHT
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Page 27
Rp xx
Saat dipakai :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp xx
Rp xx
Biaya reparasi dapat pula timbul dari pembelian jasa reparasi dan
pemeliharaan kepada pihak luar, dari dokumen Bukti Kas Keluar untuk yang
sudah dibayar atau dokumen Faktur Pembelian Jasa dan Perintah Jurnal yang
belum dibayar dibuatjurnal :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp xx
Kas
Rp xx
Hutang Biaya
Rp xx
Rp xx
Hutang Biaya
Rp xx
Rp xx
Kas
Rp xx
Page 28
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Hutang Biaya
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Page 29
Rp xx
Rp xx
3. Salah satu perlakuan selisih yaitu masuk ke rekening Rugi-Laba, jurnalnya sebagai
berikut.
Selisih tidak menguntungkan :
Rugi-Laba
Rp xx
Rp xx
Selisih menguntungkan :
Selisih Biaya Overhead Pabrik
Rp xx
Rugi-Laba
Rp xx
4. Prosedur Akuntansi Produk Selesai Dan Produk Dalam Proses Akhir Periode
Pada metode harga pokok pesaNan setiap ada pesanan yang selesai dipindahkan
dari Departemen Produksi ke Seksi Gudang Produk Selesai dan harus dihitung harga
pokoknya, jumlah harga pokok yang selesai dapat dihitung dengan merekam Kartu Harga
Pokok Pesanan dan selanjutnya memindahkan kartu tersebut dari fungsinya sebagai
rekening pembantu Barang Dalam Proses ke fungsi yang baru sebagai pembantu rekening
Persediaan Produk Selesai. Atas dasar dokumen Bukti Pemindahan Produk Selesai dan
Perintah Jurnal sebagai berikut.
Persediaan Produk Selesai
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Contoh:
Saldo akun barang dalam proses pada akhir periode sama dengan jumlah biaya bahan
langsung biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang di bebankan yang
Page 30
terdapat pada kartu harga pokok jurnal untuk mencatata pekerjaan seleesai adalah sebagai
berikut
Barang jadi
70.000.000
70.000.000
Apabila barang jadi dan faktur telah di serahka kepara pelanggan maka harga
pokok penjualan segera di catat. Dengan anggapan jumlah penjualanRp 90.000.000 dah
harga pokok Rp 72.000.000. maka Pencatatan dalam jurnal umum sebagai berikut
Piutang dagang
90.000.000
Penjualan
90.000.000
72.000.000
Barang jadi
72.000.000
Jika pekerjaan dilakukan dan dibuat untuk para pelanggan tertentu, maka penjualan
dapat di catat pada saat pekerjaan selesai. Jika suatu perusahaan menyelesaikan pekerjaan
dan jumlah biaya pada saat selesai adalah Rp 35.250.000 serta harga jual Rp 40.000.000
maka pencatatan dalam jurnal umum sebagai berikut.
Piutang dagang
40.000.000
Penjualan
40.000.000
35.250.000
35.250.000
Rp xx
Kas
Rp xx
Penjualan
Rp xx
Page 31
Piutang dagang didebet sebesar harga jual yang belum dibayar, kas didebet
sebesar harga jual yang sudah dibayar. Penjualan dikredit sebesar harga jual pesanan yang
diserahkan. Setiap pesanan diserahkan, maka Kartu harga Pokok Pesanan yang semula
berfungsi sebagai rekening pembantu Persediaan Produk Selesai dipindahkan fungsinya
sebagai rekening pembantu Harga Pokok Penjualan. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
Harga Pokok Penjualan sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan
Rp xx
Rp xx
15.000.000
Persediaan bahan
6.000.000
4.000.000
5.000.000
Anggaplah terjadi kerusakaan 200 unit dan di perkiraakan masih dapat di jual dan
harga 100/ unit maka pencatatanya sebagai berikut,
Barang rusak
BOP
20.000
280.000
300.000
Page 32
Jika harga jual dari barang rusak berbeda dengan taksiran harga persediaan yang
telah di tatap maka selisihnya di tambah atau di kurangkan ke akun BOP sebagai contoh
barangrusak di jual dengan harga Rp 22.000 pencatatan dalam jurnal sebagai berikut,
Kas
22.000
BOP
2.000
Barang rusak
20.000
Dari biaya produksi yang terjadi sebesar Rp 15.000.000 produk yang selesai
sebanyak 9.800 unit sebagai akibat adanya barang rusak 200 unit. Dengan demikian harga
pokok produk menjadi Rp 14.700.000 percatatan atas barang yang selesai sebagai berikut.
Barang jadi
14.700.000
14.700.000
b. Biaya kerusakan setelah di kurangi nilai bersih yang dapat direalisir di bebankan secara
langsung kepada pekerjaan. Sebagai contoh PT. RESTU menerima pesanana 800 unit
produk biaya bahan per unit produk adalah lebih mahal dari pada produksi yang biasa
yaitu Rp. 750 tarif BOP 112,5% dari biaya tenaga kerja langsung ataw 450 berdasarkan
uji coba yang dilakukan dari 10 unit produk hanya bisa di peroleh 8 unit yang sesuai
Untuk memenuhi pesanan 800 unit bharus di keluarkan biaya untuk memproduksi 1000
unit.
Pencatatan jurnal sebagai berikut,
Barang dalam proses
1.600.000
Persediaan bahan
7.500.000
400.000
450.000
Untuk 200 yang tidak memenuhi sepesifikasi pesanana di jual dengan harga Rp
400 /unit pencatatan dalam jurnal
Page 33
Barang rusak
80.000
80.000
Pekerjaan yang telah selesai 800 unit langsung dikirim ke pelanggan. Pencatatan
dalam urnal sebagai berikut.
Beban pokok penjualan
1.520.000
1.520.000
575.000
Persediaan bahan
200.000
150.000
225.000
Page 34
40.000
Persediaan bahan
10.000
12.000
18.000
575.000
575.000
560.000
Persediaan bahan
200.000
150.000
BOP
210.000
38.800
Persediaan bahan
10.000
12.000
16.800
Page 35
598.000
598.000
Page 36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Harga Pokok Pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas
dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan harga pokok pesanan adalah untuk menentukan
harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap
pesanan maupun untuk per satuan.
B. Saran
Kita sebagai Mahasiswa Ekonomi yang sangat berkaitan dengan Akuntansi harus
mengetahui lagi hal-hal yang berkaitan dengan Akuntansi Biaya, agar kita memang benarbenar menjadi seorang Akuntan yang bisa digunakan oleh orang banyak terutama di
lembaga-lembaga yang membutuhkan kemampuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://maradana.files.wordpress.com/2011/12/akuntansi-biaya-5.pdf
http://ryan-alvero.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-zh-cn.html
http://anggaaryaandi.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-konsep-metode-harga.html?m=1
Metode Harga Pokok Pesanan
Page 37
http://greatariana.blogspot.com/2013/07/akuntansi-biaya-metode-harga-pokok-bab.html?
m=1
Page 38