Tonometri

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN TONOMETRI

Tonometri
Tujuan pemeriksaan dengan tonometri adalah untuk mengetahui tekanan
bola mata seseorang. Tonometer yang ditaruh pada permukaan kornea akan
menekan bola mata

kedalam. Tekanan kedalam ini akan mendapatkan

perlawanan tekanan dari bola mata melalui kornea. Keseimbangan tekanan


tergantung dari beban yang digunakan untuk menekan permukaan kornea.
Dikenal empat bentuk tonometri atau pengukur tekanan bola mata:
a. Digital (palpasi)
Dasar:
Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan jari pemeriksa.
Alat:
Jari telunjuk kedua tangan
Teknik:

Mata ditutup

Pandangan kedua mata menghadap kebawah

Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi pasien

Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea
bergantian

Satu telunjuk menyeimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan


bola mata

Nilai:
Didapat kesan berapa ringannya bola mata dapat ditekan. Penilaian
dilakukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat dicatat, N : normal,
N+1 : agak tinggi, N+2 : untuk tekanan lebih tinggi, N+3 : untuk tekanan
yang sangat tinggi, N-1 : tekanan lebih rendah dari normal, N-2 : lebih
rendah lagi dan seterusnya.

Sangat baik bila tonometer tidak dapat dipakai atau sulit dinilai, seperti pada
sikatrik kornea, kornea ireguler dan infeksi kornea. Tetapi pemeriksaan ini
memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor subjektif.
b. Tonometri Schiotz
Dasar:
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan
permukaan kornea dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya.
Benda yang ditaruh pada kornea akan menekan bola mata kedalam dan
mendapat perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea. Keseimbangan
tekanan tergantung pada beban tonometer.
Tujuan:
Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan tonometer.
Alat:

Obat tetes anestesi lokal (tetrakain atau pantokain)

Tonometer Schiotz

Alat Tonometer Schiotz


Teknik:

Pasien diminta melonggarkan pakaian termasuk dasi yang dipakai

Pasien diminta tidur telentang ditempat tidur

Mata ditetes dengan tetrakain/pantokain

Ditunggu sampai pasien tidak merasa perih

Kelopak mata pasien dibuka dengan telunjuk dan ibu jari (jangan
tertekan bola mata pasien)

Pasien diminta meletakkan ibu jari tangannya di depan matanya atau


pasien melihat kelangit-langit ruangan pemeriksaan

Telapak tonometer Schiotz diletakkan pada permukaan kornea

Setelah telapak tonometer menunjukkan angka yang tetap, dibaca


nilai tekanan pada skala busur Schiotz.

Nilai:
Pembacaan skala dikonfersi pada tabel untuk mengetahui bola mata
dalam mmHg. Tekanan bola mata normal 15-20 mmHg.
Tonometer Schiotz tidak dapat dipercaya pada miopia dan penyakit
tiroid karena terdapat pengaruh kekakuan sklera pada pemeriksaan.
c. Tonometri Aplanasi
Tujuan:
Pemeriksaan ini untuk mendapatkan tekanan intra okuler dengan
menghilangkan pengaruh kekakuan sklera dengan mendatarkan permukaan
kornea.
Dasar:
Tekanan sama besar dengan tenaga dibagi dengan luas yang ditekan
(P=F/A). Untuk mengukur tekanan mata harus diketahui luas penampang
yang ditekan alat sampai kornea rata dan jumlah tenaga yang diberikan.
Pada tonometer aplanasi Goldmann jumlah tekanan dibagi penampang dikali
sepuluh dikonfirmasi langsung kedalam mmHg tekanan bola mata.
Dengan tonometer aplanasi tidak diperhatikan kekakuan sklera (scleral
rigidity) karena pad atonometer aplanasi pengembangan mata dalam 0,5
mm3 sehingga tidak terjadi pengembangan sklera yang berarti.

Alat:
1. Slitlamp dengan sinar biru.
2. Tonometer aplanasi
3. Flouresein strip/tetes
4. Obat tetes anestesi lokal (tetrakai/pantokain)

Pemeriksaan tonometri Aplanasi9


Teknik:

Mata yang akan diperiksa diberi anestesi topikal

Pada mata tersebut ditempelkan kertas fluoresein. Sinar oblik warna


biru dari slitlamp disinarkan pada dasar telapak prisma tonometer
aplanasi Goldmann

Pasien diminta duduk dan meletakkan dagunya pada slitlamp dan


dahi tepat pada penyangganya.

Pada skala tonometer aplanasi dipasang tombol tekanan 10 mm

Telapak prisma aplanasi di dekatkan pada kornea perlahan-lahan

Tekanan ditambah sehingga gambar kedua setengah lingkaran pada


kornea yang sudah diberi fluoresein terlihat berimpit antara bagian
luar dengan bagian dalam.

Dibaca tekanan pada tombol putaran tonometer. Tekanan tersebut


merupakan tekanan intra okuler dalam mmHg.

Nilai:
Dengan tonometer aplanasi tekanan bola mata lebih dari 20 mmHg
dianggap menderita glaukoma.

d. Tonometri Non Kontak


Tonometri non kontak tidak seteliti tonometer aplanasi. Dihembuskan
sedikit udara pada kornea. Udara terpantul dari permukaan kornea mengenai
membran penerima tekanan pada alat ini.metoda ini tidak memerlukan
anastesi, karena tidak ada bagian alat yang mengenai mata. Jadi dengan
mudah di pakai oleh teknisi dan berguna dalam program penyaringan.

Pemeriksaan dengan Tonometri Non Kontak

Anda mungkin juga menyukai