I. Protein Unsur-Unsur
I. Protein Unsur-Unsur
I. Protein Unsur-Unsur
Oleh:
DEWI FIRDAUSI NUZULAH
Nim. (133204005)
PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Protein
Protein merupakan komponen penting dalam sel tubuh. Oleh karena itu
protein berfungsi sebagai zat utama pambentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein
disusun oleh unsur yang penting seperti nitrogen, karbon, hidrogen, dan oksigen.
Kadang-kadang protein juga mengandung besi (Fe) dan tembaga (Cu). Secara
struktur, molekul protein merupakan suatu rantai panjang yang terdiri dari rantai asam
amino yang terangkai melalui adanya ikatan peptida dan pada ujungnya memiliki satu
atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amina (-NH2).
Protein sebagai komponen penting memiliki beberapa ciri-ciri penting seperti :
a. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu
b.
makromolekul.
Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino. Asam amino berikatan (secara
kovalen) satu dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam,
membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan antara
gugus -karboksil dari asam amino yang satu dengan gugus -smino dari asam
c.
d.
e.
berasal dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari tumbuhan disebut
protein nabati, sedangkan protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani.
Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan beras,
kacang dan buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan
dipecah menjadi asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu oleh
enzim seperti pepsin dan tripsin. Asam-asam amino yang dihasilkan kemudian diserap
oleh usus dan dibawa darah ke hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan. Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat
dan lemak (Sirajuddin, 2012).
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan
asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam amino terikat satu sama lain
melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino
yang satu dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan
satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida.
Sebaliknya, peptida yang terdiri atas tiga, empat atau lebih asam amino masingmasing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya (Sirajuddin, 2012).
2.2 Unsur-unsur dalam protein
Protein adalah suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsur-unsur
oksigen, carbon, hydrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur
lain seperti sulfur dan fosfor. Adanya unsur nitrogen ditandai dengan adanya bau
rambut terbakar. Adanya unsur karbon ditandai dengan adanya endapan berwarna
hitam di dasar tabung reaksi. Adanya unsur hidrogen ditandai dengan adanya titik-titik
uap air pada dinding tabung reaksi.
Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap
olehusus dalam bentuk asam amino. Kadang kadang beberapa asam
amino yangmerupakan peptida dan molekul protein kecil dapat juga diserap melalui
dinding usus, masuk ke dalam pembuluh darah. Hal semacam inilah yang akan
menimbulkan reaksi reaksi alergik dalam tubuh yang sering kali timbul padaorang
yang makan bahan makanan mengandung protein seperti susu, ikan laut,udang, telur,
dan sebagainya. Di dalam tubuh pun terjadi sistensis protein baruuntuk mengganti
yang lama. Semuanya akan dipecahkan dan diganti dengan yang baru dengan laju
yang berbeda beda tergantung jenis dan keperluannya dalam tubuh.
2.3 Tahu
Tahu adalah salah satu jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok kedelai
dengan jalan memekatkan protein kedelai dan mencetaknya melalui
proses
pengendapan protein dengan atau tanpa penambahan unsur-unsur lain yang diijinkan,
sehingga dihasilkan produk tahu berbentuk kotak, kenyal dalam keadaan basah.
Biasanya tahu diproduksi dalam jumlah banyak, akan tetapi dalam penjualan tersebut
belum tentu habis dibeli konsumen. Oleh sebab itu untuk menghindari kerugian
dengan penambahan pengawet kedalam tahu. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
produsen untuk menghindari kerugian akibat kerusakan tekstur tahu antara lain
berjamur, berlendir, sehingga menimbulkan bentuk, warna, rasa dan bau berubah
adalah dengan menambahkan pengawet, hal ini dilakukan untuk mendapatkan masa
simpan tahu menjadi lebih panjang dan tidak menutup kemungkinan menambahkan
zat kimia boraks sebagai pengawet, karena boraks harganya murah dan boraks
berfungsi sebagai pengenyal (Winarno.F.G,1994).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan bahan
a) Alat:
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Rak Tabung Reaksi
- Penjepit Tabung Reaksi
- Gelas Ukur
b) Bahan:
- Larutan Albumin
- NaOH pekat
- Larutan protein
- Lakmus merah dan biru
- Aquades
B. Langkah percobaan
1. Di Masukkan sedikit albumin ke dalam tabung reaksi yang kering, panaskan
langsung di atas lampu spiritus. Perhatikan gejala yang nampak bau, warna yang
terbentuk, uap air.
2. Di Masukkan sedikit larutan albumin ke dalam tabung reaksi kering, ditambahkan
larutan NaOH pekat ( 2 kali jumlah albumin). Panaskan hati hati di atas api
lampu spiritus, Perhatikan gejala yang nampak bau, warna yang terbentuk, uap air
3. Di Masukkan sedikit larutan ekstrak protein ke dalam tabung reaksi kering,
ditambahkan larutan NaOH pekat ( 2 kali jumlah albumin). Panaskan hati hati
di atas api lampu spiritus, Perhatikan gejala yang nampak bau, warna yang
terbentuk, uap air.
4. Tuangkan kedalam kaca alroji yang telah diberi lakmus merah dan biru untuk
membuktikan pH pada protein.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No.
1.
Prosedur
Albumin
dipanaskan
Hasil pengamatan
Sebelum
Warna albumin :
putih keruh
2.
Albumin + NaOH
dipanaskan
Warna albumin:
putih keruh
Warna NaOH :
putih keruh
1.
Ekstrak tahu +
NaOH dipanaskan
-
Warna tahu :
putih keruh
Warna NaOH :
bening
Sesudah
Bau albumin dipanaskan : seperti
rambut terbakar
Warna albumin dipanaskan : putih
keruh
Karbon : tidak ada
Uap air pada albumin yang
dipanaskan : terdapat uap air
(+++)
Lakmus :
Merah Biru
Biru Biru
Bau albumin + NaOH dipanaskan :
seperti rambut terbakar
Warna albumin + NaOH dipanaskan
: jernih tidak berwarna
Uap air pada albumin + NaOH
yang dipanaskan : ada ++
Lakmus :
Merah Biru
Biru Biru
Bau ekstrak tahu + NaOH
dipanaskan : seperti rambut terbakar
++
Warna ekstrak tahu + NaOH
dipanaskan : jernih tidak berwarna
Karbon : tidak ada
Uap air pada ekstrak tahu + NaOH
yang dipanaskan : uap air (+)
Lakmus :
Merah Biru
Biru Biru
2.
Ekstrak ikan
tongkol + NaOH
dipanaskan
Warna ikan
tongkol : kuning
kecoklatan
Warna NaOH :
bening
3.
Ekstrak ikan
bandeng + NaOH
dipanaskan
Warna ikan
bandeng :
Oranye keruh
Warna NaOH :
putih jernih
4.
5.
6.
Ekstrak Lele +
NaOH dipanaskan
:
- Warna ekstrak
lele: kuning +
- Warna NaOH:
putih keruh
- Warna ekstrak
Lele + NaOH
pekat (sblm
dipanaskan) :
kuning +
Ekstrak Mujair + - Warna
ekstrak
NaOH dipanaskan
mujair:
putih
:
tulang
- Warna
NaOH:
putih tulang
- Warna
ekstrak
mujair + NaOH
pekat
(sblm
dipanaskan)
:
bening
putih
tulang
Ekstrak Ikan
- Warna ekstrak Ikan
Kakap merah +
kakap merah :
NaOH dipanaskan
Bening
:
- Warna NaOH:
- Tak berwarna
- Warna ekstrak
kakap merah +
NaOH (sblm
7.
Ekstrak Daging
sapi 1 ml + NaOH
2 ml
dipanaskan
8.
Ekstrak Daging
ayam + NaOH
dipanaskan :
9.
Ekstrak Putih
Telur + NaOH
dipanaskan :
dipanaskan) :
Bening
- Warna Daging
sapi : Kuning
kecokelatan
- Warna NaOH
pekat : Putih
keruh
- Warna Daging
sapi + NaOH
pekat (sebelum
dipanaskan) :
Kuning keruh
- Warna ekstrak
daging ayam:
Hijau keruh
- Warna NaOH:
- Tak berwarna
- Warna ekstrak
Daging ayam +
NaOH (sblm
dipanaskan) :
- Hijau keruh
- Warna
ekstrak
putih telur : kuning
bening
- Warna NaOH :
putih bening
10.
Ekstrak tempe +
NaOH dipanaskan
:
- Warna ekstrak
tempe : Putih
keruh (++++)
- Warna NaOH:
putih
- Warna ekstrak
Tempe + NaOH
sblm
dipanaskan :
kuning (+)
B. Analisis
a) Indikator:
1. Pada Albumin, warna Albumin: Putih Keruh, Bau albumin setelah dipanaskan seperti
rambut terbakar, Warna albumin setelah dipanaskan : putih keruh, Karbon : tidak ada,
2.
terdapat uap air (+++), dan perubahan Lakmus Merah Biru dan Biru Biru.
Pada Albumin warna Albumin: Putih Keruh dan warna NaOH: Putih Keruh, Bau
albumin + NaOH setelah dipanaskan seperti rambut terbakar, Warna albumin + NaOH
dipanaskan: Jernih Tidak Berwana, Karbon : tidak ada, terdapat uap air (++), dan
Lakmus Merah Biru dan Biru Biru.
b) Ekstrak protein
1. Pada Ekstrak Tahu, warna Ekstrak Tahu : Putih Keruh dan warna NaOH: putih keruh,
setelah Ekstrak Tahu + NaOH dipanaskan terbentuk bau seperti rambut terbakar (++),
Warna Ekstrak Tahu + NaOH dipanaskan: Jernih Tidak Berwana, Karbonnya tidak
ada, terdapat uap air (+), dan perubahan lakmus Merah Biru dan Biru Biru.
bersifat basa.
2. Pada Ekstrak Ikan Tongkol, warna Ekstrak Ikan Tongkol: kuning kecoklatan dan warna
NaOH: putih keruh, Ekstrak Ikan Tongkol + NaOH setelah dipanaskan terbentuk bau
seperti rambut terbakar, Warna Ekstrak Ikan Tongkol + NaOH dipanaskan: Kuning
kecoklatan, Karbon : tidak ada, terdapat uap air (++), dan perubahan Lakmus Merah
Biru dan Biru Biru. Bersifat basa.
3. Pada Ekstrak ikan Bandeng, warna Ekstrak ikan Bandeng: Oranye keruh dan warna
NaOH: putih keruh, Ekstrak ikan Bandeng + NaOH dipanaskan terbentuk bau seperti
rambut terbakar , Warna Ekstrak ikan Bandeng + NaOH dipanaskan: Kuning, Karbon:
tidak ada, terdapat uap air (++), dan perubahan Lakmus Merah Biru dan Biru
Biru.
4. Pada Ekstrak Lele, warna Ekstrak Lele: kuning (+) dan warna NaOH: putih keruh, dan
Ekstrak Lele + NaOH
setelah dipanaskan
dipanaskan: Kuning Keruh, Karbon : tidak ada, terdapat uap air, dan perubahan
Lakmus Merah Biru dan Biru Biru.
5. Pada Ekstrak mujair, warna Ekstrak Mujair: putih tulang dan warna NaOH: putih
keruh, dan Ekstrak mujair + NaOH sebelum dipanaskan: bening putih tulang. Ekstrak
mujair + NaOH setelah dipanaskan bau seperti rambut terbakar , Warna Ekstrak
mujair + NaOH dipanaskan: Kuning Keruh, Karbon : tidak ada, terdapat uap air, dan
Lakmus Merah Biru dan Biru Biru
6. Pada hasil Ekstrak kakap merah, warna Ekstrak kakap merah: Bening dan warna
NaOH: putih keruh, dan warna Ekstrak kakap merah + NaOH sebelum dipanaskan
bening. Ekstrak kakap merah + NaOH setelah dipanaskan terbentuk bau amis/anyir,
Warna Ekstrak kakap merah + NaOH setelah dipanaskan: bening , Karbon : tidak ada,
terdapat uap air. Bersifat basa.
7. Pada Ekstrak Daging sapi, warna Ekstrak Daging sapi: kuning kecoklatan dan warna
NaOH: putih keruh, dan Ekstrak Daging sapi + NaOH sebelum dipanaskan: kuning
keruh. Ekstrak Daging sapi + NaOH setelah dipanaskan terbentuk bau seperti rambut
terbakar, Warna Ekstrak Daging sapi + NaOH dipanaskan: Putih Keruh, Karbon :
tidak ada, terdapat uap air, dan Lakmus Merah Biru dan Biru Biru.
8. Pada Ekstrak Daging ayam, warna Ekstrak ayam: Hijau keruh dan warna NaOH: putih
keruh, dan Ekstrak Daging ayam + NaOH sebelum dipanaskan: Hijau keruh.Ekstrak
Daging ayam + NaOH setelah dipanaskan terbentuk bau seperti rambut terbakar ,
Warna Ekstrak Daging ayam + NaOH dipanaskan:Putih keruh kehijauan, Karbon :
tidak ada, terdapat uap air, dan Lakmus Merah Biru dan Biru Biru
9. Pada Ekstrak Putih Telur, warna Ekstrak Putih Telur: Kuning Bening dan warna
NaOH: putih keruh, Ekstrak Putih Telur + NaOH setelah dipanaskan terbentuk bau
seperti rambut terbakar, Warna Ekstrak Putih Telur + NaOH dipanaskan: Kuning
Bening, Karbon: tidak ada, terdapat uap air, dan perubahan Lakmus Merah Biru
dan Biru Biru.
10. Ekstrak Tempe, warna Ekstrak Tempe: Putih keruh (++++) dan warna NaOH: putih
keruh, Ekstrak Tempe + NaOH setelah dipanaskan terbentuk bau seperti rambut
terbakar , Warna Ekstrak Tempe + NaOH dipanaskan: Kuning (++++), Karbon : tidak
ada, terdapat uap air , dan perubahan lakmus Merah Biru dan Biru Biru.
C. Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk membuktikan unsur-unsur yang
terkandung dalam protein, larutan protein yang akan diuji diantaranya: tahu, ikan
tongkol, ikan bandeng, ikan mujair, ikan lele, ikan kakap merah, daging sapi, daging
ayam, putih telur dan tempe.
Berdasarkan teori, unsur-unsur yang terkandung dalam protein yaitu Nitrogen,
Karbon, Hidrogen, Oksigen. Albumin bila dipanaskan secara terus menerus di atas
api, maka akan tercium seperti bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas dari
senyawa nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi
adanya unsur karbon. Pada bagian dinding tabung reaksi terdapat titik-titik uap air.
Adanya uap air menandakan terdapat unsur hidrogen.
Pada ekstrak tahu adanya bau seperti rambut terbakar menandakan adanya
kandungan nitrogen pada uji albumin dan ekstrak tahu. Diperoleh uap air pada uji
albumin dan ekstrak tahu. Hal ini menunjukkan adanya unsur oksigen dan hidrogen
pada kedua bahan yang diuji. Ketika diuji dengan kertas lakmus menghasilkan warna
biru pada lakmus merah dan lakmus biru. Demikian menunjukkan bahwa adanya
unsur basa pada bahan protein yang diuji. Dan pada uji terhadap kedua bahan
(albumin dan ekstrak tahu) tidak dihasilkan arang. Hal itu menunjukkan bahwa
larutan protein tersebut tidak mengandung karbon.
Pada ikan tongkol, Uji terhadap albumin dan ekstrak ikan tongkol
menimbulkan bau seperti rambut terbakar. Hal ini mengindikasikan adanya senyawa
nitrogen pada kedua bahan. Pada uji adanya uap air pada kedua bahan tersebut
diperoleh ada uap air. Hal ini mengindikasikan adanya unsur oksigen dan hydrogen
pada kedua bahan yang diuji. Larutan hasil uji ketika diuji dengan kertas lakmus
menghasilkan warna biru pada lakmus merah dan lakmus biru. Hal ini menunjukkan
adanya unsure basa pada bahan protein yang diuji. Dan pada uji terhadap kedua bahan
di atas tidak dihasilkan arang. Hal itu menunjukkan bahwa larutan protein tersebut
tidak mengandung karbon.
Pada Ikan bandeng larutan albumin terdapat bau rambut terbakar yang
menunjukkan adanya senyawa nitrogen, tidak terbentuk arang yang menunjukkan
adanya unsure karbon, terdapat uap air yang menunjukkan adanya hydrogen.
Albumin+NaOH mengandung senyawa nitrogen, tidak terdapat unsure karbon,
terdapat hydrogen. Pada ekstrak ikan bandeng mengandung senyawa nitrogen, tidak
ada unsure karbon, terdapat unsue hydrogen.
Pada ikan lele, unsur yang terkandung didalamnya diindikasikan sebagai
senyawa nitrogen dan hydrogen, terbukti dengan ditandai adanya bau seperti rambut
terbakar menunjukkan kandungan unsur nitrogen, dan terbentuknya uap air pada
dinding tabung reaksi yang menunjukkan kandungan unsur hydrogen. Tidak terdapat
unsur karbon karena tidak terbentuknya arang.
Pada Ikan mujair Albumin (dipanaskan) terdapat bau (seperti rambut terbakar,
sangit menunjukkan adanya senyawa nitrogen, tidak terbentuk arang yang
menunjukkan adanya unsure karbon, terdapat uap air yang menunjukkan adanya
hydrogen. Hasil uji dengan kertas lakmus menunjukkan bersifat basa. Bau albumin +
NaOH pekat (Dipanaskan) menghasilkan bau seperti rambut terbakar, sangit yang
praktikum tidak dituliskan bau , uap air, dan arang yang terbentuk.
Pada tempe, Albumin dan albumin + NaOH yang dipanaskan terbentuk uap air
yang mengindikasikan adanya kandungan unsur hydrogen pada kedua larutan
tersebut, juga terdapat bau seperti rambut terbakar yang mengindikasikan adanya
unsur nitrogen. Begitu pula dengan ekstrak tempe + NaOH, adanya kandungan unsur
hydrogen tetapi untuk kandungan nitrogen tidak dapat diindikasikan apakah terdapat
karena tidak dituliskan apakah ada bau seperti rambut terbakar.
D. Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus? Bagaimana pendapat
saudara?
Jawab: ada, yaitu perubahan lakmus merah menjadi biru dan biru menjadi biru. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut mengindikasikan
adanya unsur apa? Alasan?
Jawab: kandungan basa pada protein terdapat digugus amina yang terdapat di struktur
asam amino. Hal ini menunjukkan adanya unsur O, H, N.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan unsur-unsur yang terkandung
dalam protein, larutan protein yang akan diuji diantaranya: tahu, ikan tongkol, ikan
bandeng, ikan mujair, ikan lele, ikan kakap merah, daging sapi, daging ayam, putih
telur dan tempe. Beberapa unsur-unsur yang menjadi penyusun protein adalah
nitrogen (N), karbon (C), dan hidrogen (H). Adanya unsur nitrogen ditandai dengan
adanya bau rambut terbakar. Adanya unsur karbon ditandai dengan adanya endapan
berwarna hitam di dasar tabung reaksi. Adanya unsur hidrogen ditandai dengan
adanya titik-titik uap air pada dinding tabung reaksi. Sebagian besar dari keseluruhan
larutan protein yang diuji mengandung unsur nitrogen dan hydrogen. Dan dari semua
larutan yang diuji tidak dijumpai larutan yang mengadung unsur karbon
B. Saran
Hendaknya percobaan selanjutnya dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti,
baik dalam menuangkan larutan pereaksi, maupun dalam hal mereaksikan larutanlarutan penguji sehingga dapat meminimalisir kesalahan data yang diperoleh dan
diperoleh data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA