Presentasi 1 Masalah Syarat Batas
Presentasi 1 Masalah Syarat Batas
Presentasi 1 Masalah Syarat Batas
DEFINISI MSB
Persamaan diferensial (PD) dikatakan berdimensi 1 jika domainnya berupa
himpunan bagian pada R1 . Domain adalah himpunan di mana PD terdenisi.
Biasanya domain berupa himpunan (interval) terbuka (a, b), a dan b disebut
titik batas.
Masalah syarat batas (MSB) dimensi 1 adalah sebuah persamaan diferensial
dengan tambahan syarat penyelesaian di kedua ujung interval/domainnya.
Contoh:
du
d 2u
+ k (t )
+ p (t )u = f (t ), t (a, b )
dt 2
dt
u (a) = ,
u (b) = .
Persamaan dasar (underlying): PD linear takhomogen orde 2.
Domain: (a, b)
Unsur yang diberikan: fungsi k (t ), p (t ) dan f (t ), konstanta dan .
Syarat batas: u (a) = , u (b) =
Penyelesaian adalah fungsi u = u (x ) yang memenuhi (1) dan (2).
Dr. Julan HERNADI
(1)
(2)
JENIS-JENIS MSB
Berdasarkan jenis persamaan yang mendasari
PD biasa dan PD Parsial
domain dimensi 2 dan dimensi lebih tinggi
Berdasarkan order derivatif
tingkat dua dan tingkat tinggi
Khusus tingkat satu (rst order) hanya muncul masalah nilai awal (MNA)
Jenis syarat batas
syarat batas Dirichlet: spesikasi nilai penyelesaian pada batas
domain, e.g. u (a) = , u (b) = .
syarat batas Neumann: spesikasi nilai derivatif pada batas domain,
e.g. u 0 (a) = , u 0 (b) = .
syarat batas Robin (campuran): spesikasi nilai penyelesaian dan
derivatifnya pada batas domain, e.g. u (a) = , u 0 (b) = .
Bila domain pada ruang berdimensi 2, misal R2 maka persamaannya
berupa PD parsial dan batasnya berupa kurva lengkung := .
Dr. Julan HERNADI
: batas domain
X2
X2
1
2
: domain
X1
X1
f (x , y ), (x , y )
Notasi u | := u (x , y ) = 0 pada (x , y ) .
1 2u
, (x , y ) , t > 0
c 2 t2
= 0, (x , y ) , t > 0
u (x , y , 0) = f (x , y ), (x , y )
u (x , y , 0)
t
g (x , y ), (x , y )
(3)
(4)
(5)
Relasi (3) disebut syarat batas krn ia mensyaratkan nilai solusi pada batas
domain. Relasi (4) dan (5) adalah syarat awal, yaitu kondisi solusi ketika t = 0
di mana f dan g diberikan dimuka.
MNASB dimensi dua atau lebih sangat sulit ditangani. Kita hanya
membatasi MSB dimensi 1 khususnya pada aspek pemodelannya.
Y
tiang 1
kabel
h1
y = u(x)
ketinggian 1
h0
0
Figure:
x+x
ketinggian 2
Asumsi: Gaya yang bekerja pada kabel berupa tegangan dan arahnya pada
setiap titik adalah mengikuti arah garis singgung di titik tsb.
Pemodelan (lanjutan)
Misalkan u (x ) posisi garis tengah kabel terhadap sumbu X, diukur ke atas,
yaitu tinggi kabel terhadap standar permukaan. Perhatikan segmen [x , x + x ].
Hukum Newton kedua, jumlah (total) gaya pada komponen horizontal pada
segmen tersebut adalah 0, begitu juga komponen vertikalnya.
Fy
Gx
Fx
f(x)x
x
x+x
Figure: Modeling
(6)
di mana T (x + x ) := F dan T (x ) := G .
Di sini f (x ) itensitas beban terdistribusi shg f (x )x beban yang
diberikan oleh kabel pada segmen kecil [x , x ]. Karena itu kuantitas ini
terakumulasi pada komponen gaya arah vertikal. Dengan argumen yang
sama, yaitu menggunakan aturan perbandingan trigonometri diperoleh
gaya arah vertikal sbb:
(7)
Dari (6), diperoleh komponen horizontal di kedua titik ujung sama, yaitu
Fx = Gx := T maka diperoleh
T (x + x ) =
cos((x + x ))
, T (x ) =
cos((x ))
cos((x + x ))
yaitu
sin ((x + x ))
cos((x ))
du
dx (x )
maka diperoleh
T u 0 (x + x ) u 0 (x = f (x )x .
d 2u
= f (x ), 0 < x < a.
dx 2
(8)
(9)
T
Syarat batas
Persamaan (8) dengan syarat (9) berupa MSB untuk model gantungan
kabel.
(x )
du
1+
dx
2
.
d 2u w
=
dx 2 T
1+
du
dx
2
, 0 < x < a,
(10)
(11)
f (x )x = w x , yakni kabel menopang beban yang terdistribusi secara
seragam. Keadaan ini cocok pada kabel unruk suspensi sebuah jembatan.
Jadi MSB yang bersesuaian adalah
d 2u w
= , 0 < x < a.
dx 2 T
(12)
(13)
u (x ) = w x 2 + c1 x + c2 ,
2T
u (x ) = w (x 2 ax ) + h1 h0 x + h0 .
2T
a
(14)