Kompresor Sorrr

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 245

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 201

1. RIKO KURNIA
2. WIDODO TIRTANA
3. BOY MARTA KURNIA
4. RAHMAD EFFENDI
5. M. TAUFIK ESMAN
6. TOMMY APRINALDO

LABORATORIUM MOTOR BAKAR & OTOMOTIF
LABORATORIUM TEKNIK PENDINGIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2012/201
Oleh :
KELOMPOK 15
Anggota kelompok
( 07171024 )
WIDODO TIRTANA ( 0810911015)
BOY MARTA KURNIA ( 0810912018 )
RAHMAD EFFENDI ( 0810913123 )
M. TAUFIK ESMAN ( 0910912039 )
TOMMY APRINALDO ( 0910912071 )

LABORATORIUM MOTOR BAKAR & OTOMOTIF
LABORATORIUM TEKNIK PENDINGIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2012
/2013
LABORATORIUM MOTOR BAKAR & OTOMOTIF
UNIVERSITAS ANDALAS
Abstrak
Sebagai calon sarjana teknik mesin, pengetahuan yang umum dan
mendasar seperti itu sangat penting kiranya dipahami dan dikuasai dengan baik.
Penggunaan mesin di dunia industri sangat luas sekali cakupannya. Oleh karena
itu, seorang sarjana teknik mesin harus menguasai tentang karakteristik tentang
keteknikan secara mendetail sesuai dengan kapasitas seorang sarjana. Jangan
sampai seorang sarjana teknik mesin dikalahkan oleh para mekanik yang hanya
latar belakang ilmunya dari tamatan sekolah menengah kejuruan. Untuk itu,
sangat perlu kiranya dilaksanakan suatu praktikum tentang sistim prestasi mesin
ini untuk mengetahui dan membandingkannya dengan teori yang diperoleh dari
perkuliahan.
Dengan adanya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
proses-proses yang terjadi didalam mesin. Dengan mengetahui masing-masing
fungsi komponen yang terdapat didalamnya, apabila suatu saat terjadi
permasalahan pada mesin dapat ditemukan solusinya dengan cepat dan tepat.
Selain itu, mahasiswa dapat melakukan perekayasaan untuk mendapatkan kerja
mesin yang optimal. Apabila nantinya di dunia kerja diperlukan sebuah motor
bakar pada sistem operasinya, ia mampu memilih motor bakar yang cocok sesuai
dengan kondisi yang diinginkan.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
nikmatnya-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Kami
bersyukur dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Prestasi Mesin bidang
Konversi Energi di Laboratorium Motor bakar & Otomotif Dan Laboratorium
Tekik Pendingin Semester Ganjil 2012/2013.
Penyelesaian Laporan Akhir Praktikum Prestasi Mesin ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. H. Adly Havendri, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Teknik Pendingin
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.
2. Adek Tasri Ph.D selaku Kepala Laboratorium Motor Bakar & Otomotif
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.
3. Muhammad Ifzan selaku Koordinator Asisten Praktikum Prestasi Mesin
Jurusan Teknik Mesin.
4. Edo Gusti Ramanda selaku Koordinator Pratikum Prestasi Mesin bidang
Konversi Energi di Laboratorium Motor bakar & Otomotif Dan
Laboratorium Teknik Pendingin Semester Ganjil 2011/2012.
5. Tim Asisten Laboratorium Motor bakar & Otomotif Dan Laboratorium
Tekik Pendingin Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Andalas.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril ataupun materil
sehingga Laporan Akhir Pratikum Prestasi Mesin.
Semoga Laporan Akhir Pratikum Prestasi Mesin ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Padang, Desember 2012
Penulis
KOMPRESOR TORAK
LABORATORIUM
KOMPRESOR TORAK
LABORATORIUM
KONVERSI
ENERGI
i
DAFTAR ISI
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan.............................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kompresor ...................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Kompresor ..................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Kompresor ..................................................................... 14
2.4 Prinsip Kerja Kompresor Secara Umum ........................................ 16
2.5 Cara Kerja Kompresor ..................................................................... 17
2.6 Teori Kompresi ................................................................................. 20
2.7 Proses Kompresi Gas ........................................................................ 21
2.8 Efisiensi Volumetrik dan Adiabatik.................................................. 23
2.9 Tekanan Udara .................................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan (Gambar Peralatan) .......................................................... 29
3.2 Alat Ukur ......................................................................................... 30
3.3 Prosedur Percobaan.......................................................................... 30
BAB IV DATA
4.1 Data Percobaan ................................................................................ 32
4.2 Contoh Perhitungan ......................................................................... 33
4.3 Tabel Hasil Perhitungan................................................................... 43
4.4 Grafik hasil Percobaan..................................................................... 49
ii
4.5 Analisa dan Pembahasan ................................................................. 54
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram pembagian jenis-jenis kompresor....................................... 3
Gambar 2.2 Kompresor dinamik........................................................................... 4
Gambar 2.3 Skema kerja dari kompresor sentrifugal............................................ 5
Gambar 2.4 Skema kerja kompresor axial ............................................................ 6
Gambar 2.5 Kompresor perpindahan positif......................................................... 7
Gambar 2.6 Skema Kerja Kompresor Torak......................................................... 7
Gambar 2.7 Single Acting Compressors ............................................................... 8
Gambar 2.8 Double Acting Compressors ............................................................. 9
Gambar 2.9 Kompresor diafragma........................................................................ 9
Gambar 2.10 Skema Kerja Kompresor Rotary ..................................................... 10
Gambar 2.11Liquid ring compressor .................................................................... 11
Gambar 2.12Kompresor helical screw.................................................................. 12
Gambar 2.13 Kompresor scroll............................................................................. 13
Gambar 2.14Kompresor sliding vane ................................................................... 13
Gambar 2.15Langkah Kerja Kompresor ............................................................... 14
Gambar 2.16 Susunan Silinder Torak.................................................................. 15
Gambar 2.17 Prinsip Kerja Kompresor Sentrifugal .............................................. 18
Gambar 2.18 Proses Pemampatan Udara Pada Kompresor Torak........................ 19
Gambar 2.19 Diagram P V dari kompresor torak .............................................. 24
Gambar 2.20 Diagram p v yang menggambarkan proses suatu pemampatan
. banyak tingkat dengan pendinginan antara, dan kerja yang
. dihemat........................................................................................... 27
Gambar 2.21 Diagram Tekanan Udara ................................................................. 27
Gambar 3.1 Peralatan percobaan........................................................................... 29
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data praktikum.................................................................................................................. 32
Tabel 4.3 Hasilperhitungan................................................................................................................ 43

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 1
Kelompok 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi menuntut kerja manusia untuk menghasilkan produk
dan inovasi inovasi yang bisa mempermudah kerja manusia. Suatu kerja manusia
yang berat memakan waktu lama dapat digantikan dengan tenaga pembantu seperti
robot, begitu juga bekerja dengan tingkat keadaaan kerja suatu sistem. Dapat
dipermudah dengan menggunakan komponen pembantu. Disini kompresor
merupakan salah satu komponen pembantu dalam suatu sistem.
Dari praktikum yang akan dilakukan praktikan akan mengerti bagaimana prinsip
kerja dari kompresor, sehingga akan menjadi dasar pengetahuan dalam menganalisa
permasalahan yang berhubungan dengan kompresor.
Aplikasi kompresor yang sangat menunjang suatu operasional industri menjadi
suatu hal yang penting bagi praktikan yang berlatar belakang teknik mesin, karena
kompresor digunakan untuk menyuplai udara yang bertekanan tinggi untuk tujuan
tertentu. Dengan banyaknya macam dan jenisnya maka perlulah dilakukan praktikum
tentang kompresor ini
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kompresor torak ini, adalah :
1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis kompresor
2. Dapat menentukan berbagai karakteristik dari kompresor torak pada beberapa
putaran.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 2
Kelompok 15
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat setelah dilakukan praktikum kompresor torak ini,
adalah dapat mengetahui jenis-jenis kompresor, pemilihan dan pemakaiannya,
mengetahui cara-cara pengujian kompresor torak serta dapat menentukan
karakteristik kompresor torak pada beberapa putaran dan mampu mengetahui
prestasi dari sebuah kompresor torak.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 3
Kelompok 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian kompresor
Kompresor merupakan mesin fluida yang menambahkan energi ke fluida
kompresibel yang berfungsi untuk menaikkan tekanan. Kompresor biasanya bekerja
dengan perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan didalam kompresor dimana
tekanan didalam kompresor lebih rendah dari tekanan atmosfir. Jika kompresor
bekerja pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir maka kompresor disebut
sebagai penguat (booster), dan jika kompresor bekerja dibawah tekanan atmosfir
maka disebut pompa vakum.
Gas mempunyai kemampuan besar untuk menyimpan energi persatuan
volume dengan menaikkan tekanannya, namun ada hal-hal yang harus diperhatikan
yaitu : kenaikan temperatur pada pemampatan, pendinginan pada pemuaian, dan
kebocoran yang mudah terjadi. (Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso
Sriyono:1990)
2.2 Jenis-jenis Kompresor
Kompresor dibagi atas 2 tipe dasar yaitu kompresor perpindahan positif dan
dinamik. Kompresor perpindahan positif dibagi atas kompresor torak dan kompresor
rotary. kompresor dinamik juga dibagi atas kompresor sentrifugal dan axial.
Gambar 2.1 Diagram pembagian klasifikasi kompresor
(Sumber: Panduan Praktikum Prestasi Mesin 2012/2013 )

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 4
Kelompok 15
1) Kompresor Dinamik
Kompresor Dinamik merupakan mesin alir udara yang berputar secara kontinu,
dengan menggunakan suatu elemen yang berputar dengan cepat sehingga
mengahsilkan gaya sentrifugal yang arahnya keluar, membuat udara tersebut akan
termampatkan sehingga tekanannya akan naik. Kompresor Dinamik terbagi atas 2
tipe yaitu : Kompresor Sentrifugal dan Kompresor Axial. [www.thermalfluids.net].
Contoh aplikasi dari kompresor dinamik ini adalah kompresor yang digunakan
pada mesin jet pesawat.
Gambar 2.2 Kompresor dinamik
(Sumber: en.wikipedia.com)
a. Kompresor Sentrifugal
Kompresor Sentrifugal mengahasilkan tekanan yang tinggi melalui perputaran
impeller dengan kecepatan tinggi, ekspansi udara yang masuk menyebabkan
pertambahan massa yang nantinya menimbulkan gaya sentrifugal yang
mementalkan udara tersebut ke luar, ditambah dengan adanya pembesaran
penampang pada diffuser yang menyebabkan tekanan menjadi tinggi.
Kompresor sentrifugal sering juga disebut orang dengan Kompresor Radial,
artinya arah masukan udara tegak lurus terhadap hasil udara keluarannya.
Aksial
Sentrifugal

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 5
Kelompok 15
Agar lebih efisien Kompresor Sentrifugal berputar sangat cepat bila
dibandingkan dengan tipe kompresor lainnya. Kompresor ini juga dirancang
untuk kapasitas yang lebih besar karena aliran udara yang melewati
kompresor kontinu. Contoh aplikasinya adalah pada kompresor untuk chiller
pada gedung atau bangunan [www.thermalfluids.net].
Step 1 Step 2
Step 3 Step 4
Gambar 2.3 Skema kerja dari kompresor sentifugal
(Sumber: www.thermalfluids.net)
Pada skema kerja diatas dapat kita lihat bahwa :
Step 1 : Udara luar masuk diputar oleh impeller dengan kecepatan tinggi.
Step 2 : Udara masuk diekspansikan sehingga terjadinya pertambahan
massa dari udara tersebut.
Step 3 : Udara masuk dipentalkan oleh impeller ke dinding silinder
kompresor.
Step 4 : Difuser pada kompresor akan menambah tekanan dari udara yang

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 6
Kelompok 15
dipentalkan, sehingga didapatkan udara yang bertekanan tinggi.
b. Kompresor Axial
Pada kompresor axial, aliran udara parallel terhadap sumbu putar. Kompresor
ini tersusun atas beberapa tingkat impeller . Beberapa tingkat tersebut disebut
rotor yang dihubungkan dengan poros sentral yang berputar dengan kecepatan
tinggi. Dengan kata lain, arah aliran udara yang masuk searah dengan udara
yang dimampatkan oleh kompresor. Kompresor ini biasanya banyak
digunakan pada industri pesawat terbang.
Step 1 Step 2
Step 3 Step 4
Gambar 2.4 Skema kerja kompresor axial
(Sumber: www.thermalfluids.net)
Pada skema kerja diatas dapat kita lihat bahwa :
Step 1 : Udara masih berada di luar kompresor.
Step 2 : Udara mulai terhisap masuk ke dalam kompresor

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 7
Kelompok 15
Step 3 : Udara masuk dipentalkan oleh impler ke dinding silinder
kompresor.
Step 4 : Udara bertekanan tinggi setelah dimampatkan mulai meninggalkan
kompresor
2) Kompresor Perpindahan Positif (Possitive displacement):
Kompresor torak dan rotary merupakan 2 jenis dari kompresor
perpindahan positif. Pada kompresor perpindahan positif ini menaikan tekanan
udara dengan cara mengkompres udara tersebut pada ruang tertutup sehingga
menyebabkan penaikan tekanan. [www.thermalfluids.net].
Gambar 2.5 Kompresor perpindahan positif
Sumber: www.thermalfluids.net
a) Kompresor Torak (Reciprocating Compresor)
Step 1 Step 2

Step 3 Step 4
Gambar 2. 6 Skema Kerja Kompresor Torak
(sumber : [www.thermalfluids.net] )

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 8
Kelompok 15
Pada skema kerja diatas dapat kita lihat bahwa :
Step 1 : Udara dari lingkungan dihisap ke dalam silinder kompresor
Step 2 : Udara terhisap memenuhi silinder dan piston mencapai posisi terbawah
Step 3 : Udara masuk dimampatkan atau ditekan sehingga tekanannya naik
Step 4 : Udara bertekanan tinggi setelah dimampatkan didorong keluar dari silinder
Aplikasi dari kompresor yaitu sering digunakan di kehidupan sehari- hari yang
digunakan di bengkel- bengkel sepeda motor dan mobil dan pencucian mobil untuk
menghasilkan air yang bertekanan
- Single Acting Compressor
Pada kompresor ini satu kali putaran poros kompressor menghasilkan satu kali
udara bertekanan. Aplikasinya terdapat pada kompresor untuk menekan air pada
pencucian mobil.
Gambar 2. 7 Single Acting Compressors
(sumber : Maritim.org)
- Double Acting Compressor
Pada kompresor ini tekanan dihasilkan pada kedua sisi compressor, tekanan
dihasilkan silih berganti antara kedua sisinya dalam satu putaran poros
kompresor. kompresor yang kedua bertindak sebagai boster kompresor pertama.
Aplikasi dari kompresor torak satu silinder dan dua silinder banyak digunakan

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 9
Kelompok 15
dalam kehidupan sehari- hari seperti kompresor yang digunakan pada pencucian
mobil agar menghasilkan air bertekanan.
Gambar 2. 8 Double Acting Compressors
(sumber: continuousairsystems.com)
- Diaphragm Compressors
Gambar 2. 9 Kompresor diafragma
(Sumber: sinelectronic.blogspot.com)
Diapraghm kompresor juga dikenal dengan nama membrane compressor.
Kompresor ini merupakan varian konvesional dari reciprocating compressor.
Kompresor ini mlakukan kompresi udara dengan menggunakan membrane yang
bergerak berputar, untuk manrik udara masuk ke daerah kompresi dan
memberinya tekanan untuk selanjutnya disimpan pada bagian tabung penyimpan.
Kompresor diafragma terdiri dari 2 sistem hidrolik dan sistem tekanan udara.
Metal diafragma adalah komponen pelindung diantara sistem itu. Sistem tekanan

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 10
Kelompok 15
udara terdiri dari 3 piringan metal diafragma yang mana diapit diantara dua
rongga alat, proses masukan dan keluaran udara. Sistem hidrolik pengendali
motor poros engkol yang memindahkan piston dalam tekanan rendah. Cairan
hidrolik berlawanan untuk merendahkan bagian dari samping dari diafragma.
Ayunan rongga menyebabkan pergantian proses udara. Aplikasi dari kompresor
diafragma sering digunakan pada industri kimia, farmasi dan obat- obatan.
b) Kompresor Putar (Rotary)
Pembagian kompresor rotary
1. Lobe Compressors
Udara masuk dimampatkan melalui Blade (Mata Pisau) yang berputar cepat.
Blade tersebut digerakkan untuk memampatkan udara yang masuk.
Step 1 Step 2
Step 3 Step 4
Gambar 2.10 Skema Kerja Kompresor Rotary
[www.thermalfluids.net]
Pada skema kerja di atas terlihat bahwa :
Step 1 : Udara luar masuk melalui perbedaan tekanan antara
kompresor dengan tekanan udara lingkungan.
Step 2 : Udara masuk, mulai mengembang/ di ekspansikan oleh

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 11
Kelompok 15
Blade.
Step 3 : Udara dimampatkan ke dinding silinder oleh Blade.
Step 4 : Udara bertekanan tinggi keluar melalui katup keluar.
Tekanan dihasilkan melalui pergerakan roda gigi dalam sebuah rumah yang
dirancang memiliki clearance yang sangat kecil sehingga tidak ada kontak antara
roda gigi dan chasing kompresor. Udara masuk ketika terbentuk rongga antara
dua roda gigi dan udara yang terjebak didalam rongga akan terkompres melalui
perputaran roda gigi. Aplikasi dari kompresor jenis ini yaitu kompresor yang
digunakan pada industri makanan karena memiliki kualitas udara terkompresi
yang tinggi.
2. Liquid Ring Compressors
Ketika impeller berputar, gaya sentrifugal menyebabkan berkumpulnya liquid
menjauhi impeller dan terbentuk lubang pada bagian casing yang dekat dengan
ujung impeller . Inlet diletakkan pada bagian lobang yang terbentuk akibat gaya
sentrifugal dan outlet pada bagian tengah impeller . Udara bertekanan dihasilkan
dari putaran dan liquid membuat kebocoran sangat kecil dan menghindari
terjadinya kontak antara dan chasing. Liquid berperan dalam pemampatan udara
yang terhisap kedalamnya sehingga menghasilkan udara bertekanan dan untuk
mencegah kebocoran fluida yang dimampatkan. Contoh aplikasi jenis kompresor
ini yaitu industri kimia dan petrokimia. Jenis liquid yang sering digunakan adalah
air dan oli.
Gambar 2.11 Liquid ring compressor
[thermofluid.net]
Liquid

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 12
Kelompok 15
3. Helical Screw Compressors
Kompresor ini memiliki sudu helix untuk memampatkan udara. Pada
kompresor ini digunakan screw sebagai pemampat udara dengan putaran dan
ukuranya yang mengerucut sehingga udara termampatkan. Aplikasinya
terdapat pada mesin kontruksi untuk memasok udara.
Gambar 2.12 Kompresor helical screw
(sumber: www.Hydrocarbon-technology.com)
4. Scroll Compressors
Elemen scroll kompresor terdiri dari sepasang spiral yang ditempatkan dalam
rumah kompresor, dimana spiral digerakkan oleh sebuah motor. Intake diletakkan
diatas dari casingnya, ketika spiral berputar searah jarum jam, udara dihisap dan
dikompres secara kontinu kepusat spiral yang telah dirancang dengan memberi
katub searah agar udara tidak balik kebelakang. Aplikasi dari kompresor scroll ini
yaitu pada pabrik es untuk menyirkulasikan refrigeran.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 13
Kelompok 15
Gambar 2.13 Kompresor scroll
(Sumber : jbarrownews.blogspot.com)
5. Sliding Vane Compressors
Kompresor jenis ini terbagi dua, yaitu jenis lembab dan jenis kering. Dimana
terdiri dari sebuah slinder, sebuah slot rotor dan beberapa bilah vanes yang
dipasang pada slot rotor. Bilah vane bebas untuk menyisip kedalam dan keluar
(slide in and out) pada slot karena terdapat jarak diantara rotor dan dinding
silinder. Aplikasi dari kompresor sliding vane. Aplikasi kompresor ini dapat
ditemukan pada proses pengkompresian udara untuk menyemprotkan oksidan
inlet pada sebuah sistem sel bahan bakar.
Gambar 2.14 Kompresor sliding vane
(www.china-aircon.com)

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 14
Kelompok 15
2.3 Klasifikasi Kompresor
Berdasarkan alat rasio tekanan :
1. Kompresor (pemampat) dipakai untuk jenis yang bertekanan tinggi, kompresor
mempunyai rasio tekanan > 3.
2. Blower ( peniup ) untuk yang bertekanan agak rendah, blower mempunyai rasio
tekanan 1-3.
3. Fan ( kipas ) untuk yang bertekanan sangat rendah, fan mempunyai rasio
tekanan < 1.
Berdasarkan cara pemampatan :
1. Jenis turbo, menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh impeler, atau dengan gaya angkat (lift) yang ditimbulkan oleh
sudu yang dibedakan dalam arah aliran udara : kompresor aksial dan dan
kompresor sentifugal.
2. Jenis perpindahan, menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan
volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh torak atau sudu.
Kompresor jenis perpindahan dibagi menjadi : jenis putar dan bolak-balik.
Kompresor putar dibagi : jenis roots, sudu luncur, dan sekrup.
Berdasarkan konstruksinya :
1. Berdasarkan jumlah tingkat kompresi : 1 tingkat, 2 tingkat, dan banyak tingkat.
Gambar 2.15 Kompresor berdasarkan tingkatnya
( Sumber : Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono)

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 15
Kelompok 15
2. Berdasarkan langkah kerja (pada torak) : kerja tunggal, dan kerja ganda.
Tunggal Ganda
Gambar 2.16 Langkah Kerja Kompresor
( Sumber : Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono)
Perbedaannya adalah pada proses pemampatannya, dimana pada kerja tunggal
udara dimampatkan pada 1 langkah saja, sedangkan pada kerja ganda, udara
dimampatkan untuk 2 langkah.
3. Berdasarkan susunan silinder (pada torak) : mendatar, tegak, bentuk L, bentuk V,
bentuk W, bentuk bintang, lawan berimbang (balance oposed).
Gambar 2.17 Susunan Silinder Torak
( Sumber : Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono)

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 16
Kelompok 15
4. Berdasarkan cara pendinginan : pendinginan air, dan udara.
5. Berdasarkan transimisi penggerak : langsung, sabuk V, dan roda gigi.
6. Berdasarkan penempatannya : permanen, dan portable.
7. Berdasarkan cara pelumasan : dengan minyak, dan tanpa minyak.
2.4 Prinsip Kerja Kompresor Secara Umum
Mesin kompresor udara memiliki prinsip kerja yang sudah terorganisir dengan
baik. Prinsip kerja kompresor merupakan satu kesatuan yang saling mendukung,
sehingga kompresor dapat bekerja dengan maksimal. Prinsip kerja dari sebuah
kompresor biasanya terbagi menjadi empat prinsip utama, yaitu:
Staging
Selama proses kerja kompresor, suhu dari mesin kompresor menjadi tinggi dan
meningkat sesuai dengan tekanan yang terdapat dalam kompresor tersebut. Sistem ini
lebih dikenal dengan nama polytopic compression. Jumlah tekanan yang terdapat
pada kompresor juga meningkat seiring dengan peningkatan dari suhu kompresor itu
sendiri.
Kompresor mempunyai kemampuan untuk menurunkan suhu tekanan udara
dan meningkatkan efisiensi tekanan udara. Tekanan udara yang dihasilkan oleh
kompresor mampu mengendalikan suhu dari kompresor untuk melanjutkan proses
berikutnya.
Intercooling
Pengendali panas, atau yang lebih dikenal dengan intercooler merupakan salah
satu langkah penting dalam proses kompresi udara. Intercooler mempunyai fungsi
untuk mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung kompresor, sehingga
mampu digunakan untuk keperluan lainnya. Suhu yang dimiliki oleh tekanan udara
dalam kompresor ini biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu ruangan,

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 17
Kelompok 15
dengan perbedaan suhu berkisar antara 10Fahrenheit (sekitar -12Celcius) sampai
dengan 15Fahrenheit (sekitar -9Celcius).
Compressor Displacement
Secara teori, kapasitas kompresor adalah sama dengan jumlah tekanan udara
yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Kapasitas sesungguhnya
dari kompresor dapat mengalami penurunan kapasitas. Penurunan ini dapat
diakibatkan oleh penurunan tekanan pada intake, pemanasan dini pada udara yang
masuk ke kompresor, kebocoran, dan ekspansi volume udara.
Specific Energy Consumption
Yang dimaksud dengan specific energy consumption pada kompresor adalah
tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara dalam
setiap unit kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption pada
kompresor ini dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm.
2.5 Cara Kerja Kompresor
a. Kompresor Sentrifugal (Dinamik)
Sebuah kompresor sentrifugal menghasilkan tekanan dengan meningkatkan
kecepatan gas yang melewati impeler, dan selanjutnya pengaturan kecepatan dengan
peralatan pengontrol sehingga diperoleh aliran dan tekanan yang diinginkan.
Kompresor sentrifugal ini konstruksi dan cara kerjanya sangat mirip dengan
pompa sentrifugal. Fluida yang dialirkan udara dan gas dengan kerapatan
) (kg/m
3
yang cukup kecil, dan sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur
gas. Agar kompresor bisa bekerja, kompresor membutuhkan atau memperoleh daya
dari mesin penggerak kompresor di dalam roda jalan fluida kerja mendapat
percepatan sedemikian rupa sehingga fluida itu mempunyai kecepatan mengalir
keluar dari sudu-sudu roda jalan. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 18
Kelompok 15
berkurang dan berubah menjadi head ketinggian H di sudu-sudu pengarah atau di
rumah keong.
Diagram skematis kompresor sentrifugal diberikan pada gambar dibawah.
Impeler berputar bersama poros sementara sudu pengarah difuser dipasang tetap pada
rumah kompresor. Gas yang dimampatkan harus dibuang melalui rumah keong
(volut), yang mengelilingi diffuser. Untuk pemampatan tiap tingkat, buangan dari
diffuser tingkat pertama disalurkan kembali ke pusat perputaran untuk memasuki
impeler tingkat yang berikutnya yang dipasang pada poros yang sama. dengan cara
ini, perbandingan tekanan yang agak tinggi dapat dicapai pada mesin-mesin
sentrifugal, yang biasanya adalah kompak dan dalam kesetimbangan yang baik.
keseluruhan kerja pemampatan dilakukan pada impeler, sementara ada penurunan
kecepatan dan dengan demikian kenaikan tekanan statik dalam difuser stasioner, tidak
akan terdapat perubahan entalpi stagnasi di sana.
Pada jalan masuk ke impeler, sudu-sudu dilengkungkan ke depan untuk
memberikan, sedekat mungkin, kecepatan relatif tangensial antara gas yang masuk ke
permukaan yang berputar. Contour sudu dibelakangnya dapat berupa radial,
bengkok ke belakang, atau bengkok ke depan, seperti yang ditunjukkan pada gambar
di bawah. . [Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono]
Gambar 2.17 Prinsip Kerja Kompresor Sentrifugal
( Sumber: Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono)

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 19
Kelompok 15
b. Kompresor Positive Displacement
Untuk kompresor jenis positif displacement yaitu kompresor torak, cara
kerjanya adalah sebagai berikut, jika torak ditarik ke atas, tekanan dalam silinder
dibawah torak akan menjadi negatif (lebih kecil dari tekanan atmosfir) sehingga udara
akan masuk melalui celah katup isap. Katup ini dipasang pada torak yang sekaligus
berfungsi juga sebagai perapat torak. kemudian jika torak ditekan kebawah, volume
udara yang terkurung dibawah torak akan mengecil sehingga tekanan akan naik.
Katup isap akan menutup dengan merapatkan celah antara torak dan dinding silinder.
Jika torak ditekan terus volume akan semakin kecil dan tekanan didalam silinder akan
naik. katup isap akan menutup dengan merapatkan celah antara torak dan dinding
silinder.
Gambar 2.18 Proses Pemampatan Udara Pada Kompresor Torak
( Sumber:Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono)
Sebagai penggerak kompresor digunakan motor listrik jenis sangkar bajing
(squirrel cage). Transmisi daya adalah transmisi sabuk. Besar kerja mekanik yang
dilakukan oleh motor dapat ditentukan dengan mengukur torsi. Sedangkan putaran
motor diukur dengan tachometer.
Kondisi-kondisi udara pada stasion-stasion yang penting dapat diketahui dengan
mengukur tekanan dan temperaturnya (bola basah dan bola kering). Laju aliran udara

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 20
Kelompok 15
diukur dengan menggunakan orifis dan manometer. Massa jenis () cairan
manometer adalah 787 kg/m
3
2.6 Teori Kompresi
1. Hubungan tekanan dan volume.
Jika gas dikompresikan (atau diexpansikan) pada temperatur tetap maka
tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya (Hukum Boyle).
P
1
V
1
= P
2
V
2
= Konstan
2. Hubungan temperatur dan volume.
Seperti halnya zat padat dan cair, gas akan mengembang jika dipanaskan pada
tekanan tetap dan pengembangannya jauh lebih besar karena gas mempunyai
koefisien muai yang jauh lebih besar. Hukum charles menyatakan : semua gas
apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1
o
C pada tekanan tetap, akan
mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0
o
C dan
sebaliknya.
2
1
2
1
2
1 2
1
0 1
t 273
t 273
V
V
273
t
1 V V
273
t
1 V V
+
+
=
|
.
|

\
|
+ =
|
.
|

\
|
+ =
dimana : V
o
= Volume gas pada temperatur 0
o
C
V
1
= Volume gas pada temperatur t
1
pada tekanan yang sama
dengan V
0
(0
o
C)
V
2
= Volume gas pada temperatur t
2
pada tekanan yang sama
dengan V
0
(0
o
C)
t
1
dan t
2
= Temperatur (
o
C)
3. Persamaan keadaan.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 21
Kelompok 15
Gabungan dari hukum Charles dan hukum Boyle yang digunakan untuk gas ideal
yang dinyatakan dengan :
PV = m R T
2.7 Proses Kompresi Gas
1. Cara Kompresi
Kompresi dapat dilakukan dengan : Isotermal, Isentropik (adiabatik), dan
politropik.
a. Kompresi Isotermal.
Bila gas dikompresi, maka ada energi mekanik yang diberikan dari luar ke gas.
Energi ini dirubah menjadi energi panas sehingga temperatur gas naik jika
tekanan semakin tinggi. Namun jika proses kompresi dibarengi dengan
pendinginan untuk mengeluarkan panas, temperatur dapat dijaaga tetap disebut
dengan kompresi isotermal.
P v = Konstan
Kompresi ini sangat berguna dalam analisa teoritis, namun secara praktek jauh
sekali perbedaannya.
b. Kompresi Isentropik
Jika silinder diisolasi secara sempurna, maka kompresi akan berlangsung tanpa
ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke gas. Proses ini disebut adiabatik.
Dalam praktek proses ini tidak pernah terjadi secara sempurna, namun sering
dipakai dalam kajian teoritis.
P v
k
= Konstan
Dimana :
v
p
C
C
k =
Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat dilihat
bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik akan

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 22
Kelompok 15
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal dengan
demikian kerja yang diperlukan pada kompresi adiabatik juga lebih besar.
c. Kompresi politropik
Karena sesungguhnya kompresi bukan isotermal karena ada kenaikan temperatur,
dan juga bukan adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses
kompresi yang sesungguhnya ada diantara keduanya dan disebut kompresi
politropik.
P v
n
= Konstan
dimana : n = Indeks politropik (1 < n < k)
2. Perubahan Temperatur
Pada waktu kompresi, temperatur gas dapat berubah tergantung pada jenis proses
yang dialami. Hubungan temperatur dan tekanan untuk masing-masing proses :
a. Proses Isotermal, dimana proses ini temperatur dijaga tetap.
b. Proses Isentropik.
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar atau
dimasukkan ke silinder sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan
dalam proses ini akan dipakai untuk menaikkan temperatur gas.
( ) k 1 k
s
d
s d
P
P
T T

|
|
.
|

\
|
=
dimana : T
d
= Temperatur keluar (K)
T
s
= Temperatur masuk (K)
P
d
= Tekanan keluar (Pa)
P
s
= Tekanan masuk (Pa)
c. Proses Politropik.
Jika selama proses kompresi udara didinginkan, misalnya dengan memakai
air pendingin untuk silinder, maka sebagian panas yang timbul akan
dikeluarkan.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 23
Kelompok 15
( ) n 1 n
s
d
s d
P
P
T T

|
|
.
|

\
|
=
2.8 Efisiensi Volumetrik dan Adiabatik
a. Efisiensi Volumetrik.
Efisiensi volumetrik merupakan fungsi dari kecepatan udara yang
terisap, dimana maksimum terjadi pada suatu putaran poros tertentu. Dengan
demikian merupakan fungsi dari faktor kelebihan udara, yaitu turun dengan
turunnya kerapatan udara. Efisiensi volumetrik (Volumetric Efficiency, VE)
sebuah mesin (dalam hal ini mesin piston) dapat dikatakan sebagai ukuran
seberapa banyak udara yang masuk ke dalam silinder/ruang bakar. Ukurannya
adalah massa/berat udara bukan volumenya. Jika ukurannya volume, tentu
saja jumlah udara selalu tetap yaitu sama dengan volume silinder. Sebagai
contoh, untuk mesin berkapasitas 100cc, jumlah udaranya 100cc. Jumlah
udara dengan volume sama dan massa yang berbeda artinya massa jenisnya
berbeda. Namun, ukuran yang paling sering digunakan bukan massa atau
massa jenis melainkan tekanan karena tekanan dapat langsung diukur oleh
sensor tekanan. Tekanan tinggi artinya massa jenisnya besar dan tekanan
rendah artinya massa jenisnya kecil. VE dinyatakan dalam persen. VE 100%
artinya silinder terisi dengan udara yang mempunyai tekanan sama dengan
tekanan luar (tekanan atmosfer, 1 atm).

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 24
Kelompok 15
Gambar 2.19 Diagram P V dari kopresor torak
(Sumber : maintenance-group.blogspot.com)
Keterangan :
1-2 : Isotermal / Kompresi
Pada posisi ini piston bergerak ke kiri dan menekan udara sampai
volumenya menjadi kecil (V2) dan tekanan meningkat.
2-3 : Isobarik / Langkah Buang
Setelah mencapai tekanan tertentu (P2 P3) maka katup keluar
akan terbuka sehingga terjadi percampuran udara dalam silinder
dengan reservoir meskipun volume diperkecil lagi (sampai V3)
namun tekanan tetap konstan.
3-4 : Expansi Adiabatik
Disini piston mulai bergerak ke kanan sehingga volume membesar
dan tekanan menjadi turun.
4-1 : Langkah Buang
Katup masuk terbuka dan terjadi percampuran udara luar dengan
udara dalam silinder sehingga meskipun diperbesar tekanan akan
tetap konstan.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 25
Kelompok 15
relatif sisa Volume
V
V
1
P
P
1
Q
Q
s
c
n 1
s
d
v
th
s
v
= = c

|
|
.
|

\
|
c ~ q
= q
dimana :
Q
s
= Volume gas yang dihasilkan pada kondisi tekanan dan temperatur isap
(m
3
/min)
Q
th
= Perpindahan torak (m
3
/min)
n = Koefisien ekspansi gas yang tertinggal di dalam volume sisa, untuk
udara n =1,2
b. Efisiensi adiabatik keseluruhan.
Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang
diperlukan untuk memampatkan gas siklus adiabatik, dibagi dengan daya
yang sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada porosnya.
( )
(
(

|
|
.
|

\
|

=
= q

1
P
P
60000
Q P
1 k
mk
) kW ( L
) kW ( L
) kW ( L
mk 1 k
s
d s s
ad
s
ad
ad
dimana : L
ad
= Daya adiabatik teoritis
L
s
= Daya yang masuk pada poros kompresor
P
s
= Tekanan isap tingkat pertama (Pa)
P
d
= Tekanan keluar tingkat terakhir (Pa)
Q
s
= Debit yang masuk (m
3
/min)
m = Jumlah tingkat kompresi

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 26
Kelompok 15
Semakin tinggi efisiensi adiabatik keseluruhan, berarti semakin kecil
daya poros yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan debit yag
sama.
Yang sangat penting untuk menunjukkan prestasi dan ekonomi sebuah
kompresor. Efisiensi volumetris hanya koefisien yang diperlukan oleh
perencana kompresor dan tidak penting untuk pemakainya.
Secara umum daya yang dibutuhkan suatu kompresor adalah :
P = g Q H
Dimana : H = p/( g) = tinggi tekan (m (kolom udara))
P = Daya kompresor (kW)
= kerapatan gas (kg/m
3
)
g = percepatan grafitasi (m/s
2
)
Q = debit aliran (m
3
/s)
Pada kompresor sentrifugal tinggi tekan H bisa menentukan konstruksi dari
roda jalan (impeler) kompresor yaitu dengan menggunakan rumus-rumus
perancangan pada pompa sentrifugal. Untuk menghasilkan tekanan yang besar dan
juga untuk menaikkan efisiensi kompresor harus dibuat dengan bahan yang
berkualitas tinggi dan dibuat bayak tingkat (jumlah tingkat = i), dimana tinggi tekan
H masing-masing tingkat : AH = H/i
Pada kompresor bertingkat volume udara karena pemampatan akan mengecil,
maka debit udara akan menurun yang menyebabkan roda jalan kompresor bertingkat
akan bertambah kecil dari tigkat yang pertama ke tingkat berikutnya.
Gambar di bawah menunjukkan kerja yang dihemat kompresor bertingkat jika
dibandingkan dengan tidak bertingkat.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 27
Kelompok 15
Gambar 2.20 Diagram p v yang menggambarkan proses suatu pemampatan banyak
tingkat dengan pendinginan antara, dan kerja yang dihemat
[Sumber:Turbin, Pompa, dan Kompresor, Fritz Distzel, Dakso Sriyono]
2.9 Tekanan Udara.
Gambar 2.21 Diagram Tekanan Udara
(sumber : Fluid Mechanics )
1. Tekanan gas.
Menurut teori ilmu fisika, gas terdiri dari molekul-molekul yang
bergerak terus menurus secara seimbang. Karena gerakan ini, dinding
bejana yang ditempati akan mendapatkan tumbukan terus menerus dan
inilah yang dirasakan sebagai tekanan pada dinding. Jika temperatur gas

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 28
Kelompok 15
dinaikkan, maka gerakan molekul akan semakin cepat dan tumbukan
akan semakin sering dan dengan impuls yang semakin besar. Jadi jika
volume bejana tetap tekanan akan semakin besar.
2. Tekanan mutlak dan tekanan lebih.
a. Tekanan lebih (gage pressure) adalah tekanan ukur dimana harga nol
diambil sama dengan tekanan atmosfir (tekanan yang terbaca pada alat
ukur tekanan)
b. Tekanan mutlak adalah tekanan ukur dimana harga nol diambil sama
dengan tekanan vakum mutlak (0 atm)
Dalam spesifikasi kompresor, angka yang terpenting adalah laju volume gas
yang dikeluarkan serta tekanan kerjanya. Dengan demikian bisa dihitung keperluan
daya untuk kompresor.
Persyaratan dalam pemilihan kompresor :
1. Tekanan isap dan keluar
2. Jenis dan sifat-sifat gas yang ditangani
3. Temperatur dan kelembaban gas dan kondisi lingkungan tempat instalasi
4. Kapasitas aliran yang diperlukan dan peralatan pengaturnya
5. Cara pendinginan
6. Sumber tenaga dan jenis penggerak mula
7. Jenis kompresor, pelumasannya, tingkat kompresi. Permanen atau portable
8. Bahan kompresor dan instalasi
Hal lain yang harus diperhitungkan dalam pemilihan kompresor :
1. Biaya investasi
2. Biaya operasi
3. Biaya maintenance

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 29
Kelompok 15
BAB III
METODOLOGI
3.1 Gambar Peralatan Percobaan
Gambar 3.1 Peralatan percobaan

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 30
Kelompok 15
Spesifikasi Kompresor
Kompresor yang digunakan pada pengujian ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
- Volume langkah : V
L
= 2,54 10
-5
m
3
- Volume clearance : V
C
= 2,83 10
-5
m
3
- Tekanan Maksimum = 800 bar
- Jumlah silinder = 2 buah
- N
motor
/N
kompresor
, i = 1,47
3.2 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam pengujian, yakni :
a. Tachometer : mengukur putaran
b. Termometer : mengukur temperatur
c. Pressure gauge : mengukur tekanan
d. Neraca pegas
e. Rotameter
3.3 Prosedur Percobaan
A. Pemekriksaan sebelum pengujian
1. Periksalah kondisi peralatan, apakah seluruhnya dalam keadaan baik.
2. Periksa ketinggian cairan termometer.
3. Periksa kondisi air pembasah pada termometer bola basah.
4. Periksa keadaan minyak pelumas kompresor, pelumas yang dipakai adalah
oli SAE 30 atau yang sejenis.
5. Periksa tegangan listrik yang diminta, apakah sesuai dengan tegangan
motor yang digunakan.

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 31
Kelompok 15
B. Menjalankan kompresor
1. Buka katub pengontrol aliran udara pada penampung . Periksa apakah tekanan
udara pada penampung menunjukkan angka nol.
2. Tutup katub udara aliran keluar penampung jika tekanan uji menunjukkan
angka nol.
3. Masukkan tombol listrik untuk menghidupkan motor.
4. Seimbangkan kedudukan motor dengan menggunakan pemberat.
5. Pada saat tekanan keluar kompresor (P2) mencapai harga yang dikehendaki,
buka katub pengatur perlahan hingga tekanannya konstan.
6. Sesuaikan kembali keseimbangan motor dengan menambahkan pemberat
kemudian hitung berat beban pada saat setimbang.
7. Ukur tekanan dan temperatur pada tiap satuan.
8. Untuk menghentikan motor tombol dari sumber listrik dilepas.
9. Jika telah selesai percobaan , buang udara penampung dengan membuka katub
pada bagian bawah tangki.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum
No P
1
(atm) P
2
(bar) P
3
(bar) Q (L/min) T
1
(
0
C) T
db1
(
0
C) T
wb1
(
0
C) T
db2
(
0
C) T
wb2
(
0
C) T
db3
(
0
C) T
wb3
(
0
C) F (kg) N (rpm) P2(Pa) P3(Pa)
1 1 0,5 0,2 20 27 27 27 32 17 29 28 4 980 50000 20000
2 1 0,7 0,5 30 27 27 27 33 15 29 28 4 970 70000 50000
3 1 1 0,75 32 27 27 27 35 14 29 28 4 970 100000 75000
4 1 1,3 1 35 27 27 27 37 13 29 28 4 955 130000 100000
5 1 1,8 1,25 38 27 27 27 38 12 29 28 4 955 180000 125000
6 1 1,9 1,5 41 27 27 27 39 11 29 28 4 970 190000 150000
7 1 2 1,75 44 27 27 27 40 10 30 29 4 965 200000 175000
8 1 2,1 2 50 27 27 27 42 9 30 29 4 960 210000 200000


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 35
Kelompok 11
4.2 Contoh Perhitungan
Penentuan indeks politropik (n)
( ) n 1 n
1
2
1
2
P
P
T
T

|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
1
2
i
T
T
ln Y ,
2
1
ln
abs
i
P
X
P
| |
=
|
\ .
Yi = ln (286/300) = 0,0477
Xi = ln (221325/ 101325)= 0,781299
Y
i
= a X
I
( )
( )
2
i
2
i i i i
X X N
Y X Y X N
a
i


=
2
8 0, 22 (4, 7 0,17)
8(6.1) (4, 7)
x x
a

=

a =
= 0,9780108
a= (0,9780108 1) / 8
n = - 0, 022484
1. Pembuatan Diagram P vs V
a. Isotermal
n = 1
A = P
1
V
1
n
V1 = 2,543.10
-4
m
3
= 101325. (2,543.10
-4
m
3
)
1
= 25.7669
P3 = P2abs = 291325 Pa
V3 = 2.63.10
-5
m
3
B = P
3
V
3
n
B = 101325.(2,63.10
-5
m
3
)
1


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 36
Kelompok 11
=
6,62634
n
1
2
2
P
A
V
|
|
.
|

\
|
=
n
1
4
4
P
B
V
|
|
.
|

\
|
=
1
1
2
25.7669
261325
V
| |
=
|
\ .
1
1
4
7, 395498
101325
V
| |
=
|
\ .
V
2 =
0.00011642 m
3
V4 = 0,0006182 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 1-2
Untuk tekanan : dimana
P1 =101325 Pa
P2 = 261325 Pa
Pa = P1 + P/4
= 101.325+ (261.325-101.325)/4
= 131.325 Pa
Untuk Volome ;
Va
1
n
A
Pa
| |
=
|
\ .
=
1
1
25.7669
121325
| |
|
\ .
= 0,001,96 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 3-4
Untuk tekanan :
P4 =101.325 Pa
P3 = 261.325 Pa
Pa = P4 - P/4
= 101325 - (261325-101325)/4
= 131,325 Pa
Untuk Volome ;


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 37
Kelompok 11
V3 = 0.0000131 m
3
V4 = 0.0000106 m
3
Va
1
n
B
Pa
| |
=
|
\ .
=
1
1
7, 395498
141325
| |
|
\ .
= 2,22 x 10
-4
m
b. Isentropis
n = 1.4
A = P
1
V
1
n
V1 = 2,543.10
-4
m
3
= 101325. (2,543.10
-4
m
3
)
1.4
= 0.94015
P3 = P2abs = 261.325 Pa
V3 = 2.83.10
-5
m
3
B = P
3
V
3
n
B = 261.325.(2.83.10
-5
m
3
)
1.4
=
0,09495
n
1
2
2
P
A
V
|
|
.
|

\
|
=
n
1
4
4
P
B
V
|
|
.
|

\
|
=
1
1.4
2
0.940159
261325
0.00012925
V
| |
=
|
\ .
=
1
1.4
4
3
0.11212
101325
0.00005568
V
m
| |
=
|
\ .
=
Menentukan titik-titik sepanjang garis 1-2
Untuk tekanan :
P1 =101.325 Pa
P2 = 261.325 Pa
Pa = P1 + P/4
= 101.325+ (291.325-101.325)/4
= 131.325 Pa


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 38
Kelompok 11
Untuk Volome ;
Va
1
n
A
Pa
| |
=
|
\ .
=
1 1.4
0.94016
121.325
| |
|
\ .
= 0.0000334 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 3-4
Untuk tekanan :
P4 =101325 Pa
P3 = 291325 Pa
Pa = P3 - P/4
= 261325- (261325-101325)/4
= 281325 Pa
Untuk Volome ;
V3 = 0.0000283 m
3
V4 = 0.0000886 m
3
Va
1
n
B
Pa
| |
=
|
\ .
=
1
1,4
0.11212
121325
| |
|
\ .
= 4,94.10
-5
m
3
c. Politropik
n = 1.047
A = P
1
V
1
n
V1 = 2,543.10
-4
m
3
= 101325. (2,543.10
-4
m
3
)
1.04
= 18,3917
P3 = P2abs = 261325 Pa
V3 = 2.83.10
-5
m
3
B = P
3
V
3
n
B = 501325.(2.83.10
-5
m
3
)
1.0


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 39
Kelompok 11
=
4,827012
n
1
2
2
P
A
V
|
|
.
|

\
|
=
n
1
4
4
P
B
V
|
|
.
|

\
|
=
1
1.047
2
18.3917
261325
0.00010233
V
| |
=
|
\ .
=
1
1.04
4
3
4,827012
101325
0.00007033
V
m
| |
=
|
\ .
=
Menentukan titik-titik sepanjang garis 1-2
Untuk tekanan :
P1 =101325 Pa
P2 = 261325 Pa
Pa = P1 + P/4
= 101325+ (261325-101325)/4
= 121325 Pa
Untuk Volome ;
V1 = 0.00010233 m
3
V2 = 0.000078 m
3
Va
1
n
A
Pa
| |
=
|
\ .
=
1
1.04
18, 3917
121325
| |
|
\ .
= 0.00021388 m
3
Menentukan titik-titik sepanjang garis 3-4
Untuk tekanan :
P4 =101325 Pa
P3 = 261325 Pa
Pa = P3 - P/4
= 261325- (261325-101325)/4
= 221325 Pa


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 40
Kelompok 11
Untuk Volome ;
V3 = 0.00010233 m
3
V4 = 0.00007033 m
3
Va
1
n
B
Pa
| |
=
|
\ .
=
1
1.047
9.66
401325
| |
|
\ .
= 3.32 x 10
-5
m
3
1. Laju aliran massa udara
u = 1.204 kg/s
3 3
50 / min 10 / 60.1.204 /
0.00076 /
a
m l x kg m
kg s

=
=
(kg/s)
- Rasio kompresi ( rp )
1
2
P
P
rp =
261325
101325
2,5790772
rp =
=

2. Kerja politropik
( ) | | 1 r T R m
1 n
n
W
n / ) 1 n (
p 1 a pol

=

(kW)
0.0449 1, 04
0.00076.0, 2871 300[( 2.58 1)]
1, 04 1
pol
W x x =

pol
W = 0,0747 kW
3. Kerja isothermal
) r ( ln T R m W
p 1 a iso
= (kW)


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 41
Kelompok 11
261325
0.00076 0, 2871 300 ln( )
101325
iso
W x x x =
= 0,06222459 kW
4. kerja Mekanis
F N 10 39 , 3 W
komp
5
mek
=

(kW)
5
3, 39 10 975.4 19.62
mek
W x

=
= 1,2836777 kW
5. Efisiensi politropik
% 100
W
W
mek
pol
pol
= q (%)
0, 06222459
100%
1, 2836777
pol
=
= 6,570 %
6. Efisiensi isothermal
% 100
W
W
mek
iso
iso
= q (%)
0, 0730
100%
0.4722
iso
=
= 6,67 %
7. Efisiensi volumetris
6
100%
4, 43 10
vol
komp
m
N

(%)
6
0.000803
100%
4, 43 10 910
vol
x



UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 42
Kelompok 11
= 30,16 %
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 43
Kelompok 11
4.3 Tabel Hasil Perhitungan
4.3 Tabel Data Hasil Perhitungan
No P
1
(Pa) P2 (Pa) P
2 abs
(Pa) P
3
(Pa)
Q (m
3
/s)
T
1
(K) T
db1
(K) T
wb1
(K) T
db2
(K) T
wb2
(K) T
db3
(K) T
wb3
(K) F (N) N (rpm)
1 101325 120000 221325 100000 0.0010833 300 300 298 286 294 302 301 39.24 976
2 101325 160000 261325 140000 0.00125 300 300 298 286 293 302 301 39.24 973
3 101325 200000 301325 301325 0.0014167 300 300 298 286 292 302 301 39.24 969
4 101325 240000 341325 341325 0.0015833 300 300 298 285 290 302 301 39.24 965
5 101325 280000 381325 381325 0.0016667 300 300 298 283 288 302 301 39.24 964
6 101325 320000 421325 421325 0.0018333 300 300 298 282 287 302 301 39.24 964

Indeks Politropik
No X
i
Y
i
X
i
Y
i
X
i
2
a n r
p
1 0.781299 -0.04779 -0.03734 0.6104282 2.1843079
2 0.947432 -0.04779 -0.04528 0.8976268 2.5790772
3 1.089856 -0.04779 -0.05208 1.1877866 2.9738465
4 1.214502 -0.05129 -0.0623 1.4750149 3.3686158
5 1.325319 -0.05834 -0.07731 1.7564701 3.7633851
6 1.425071 -0.06188 -0.08818 2.0308283 4.1581545
= 6.783479 -0.31488 -0.0131 7.9581549
-1.47E-01 0.8719114
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 44
Kelompok 11
N m
a(kg/s)
W
pol(kW)
W
iso(kW)
W
me(KW)

pol(%)

iso(%)

vol(%)
1 0.001304 0.082923 0.087773 1.2983103 6.3870086 6.7605602 30.167264
2 0.001505 0.114648 0.122812 1.2943196 8.8577919 9.4885134 34.915704
3 0.001706 0.14795 0.16011 1.2889987 11.477926 12.421276 39.734479
4 0.001906 0.182636 0.199412 1.2836777 14.227528 15.534467 44.593203
5 0.002007 0.208142 0.229061 1.2823475 16.231292 17.862622 46.988907
6 0.002207 0.244451 0.270932 1.2823475 19.062811 21.127792 51.687798
1. Isothermal
No A B V
2
V
4
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
1 2.58E+01 2.83 0.000116 2.793E-05 0.0002543 0.0001962 0.0001597 0.0001347 0.000116421 0.0000283 2.82E-05 2.81137E-05 2.8E-05 2.793E-05
2 25.76695 3.962 9.86E-05 3.91E-05 0.0002543 0.0001823 0.0001421 0.0001164 9.86012E-05 0.0000283 3.04E-05 3.28354E-05 3.57E-05 3.9102E-05
3 25.76695 8.527498 8.55E-05 8.416E-05 0.0002543 0.0001703 0.000128 0.0001025 8.55121E-05 0.0000283 3.39E-05 4.23569E-05 5.64E-05 8.416E-05
4 25.76695 9.659498 7.55E-05 9.533E-05 0.0002543 0.0001597 0.0001164 9.159E-05 7.54909E-05 0.0000283 3.43E-05 4.3644E-05 5.99E-05 9.5332E-05
5 25.76695 10.7915 6.76E-05 0.0001065 0.0002543 0.0001504 0.0001068 8.277E-05 6.75721E-05 0.0000283 3.47E-05 4.47177E-05 6.3E-05 0.0001065
6 25.76695 11.9235 6.12E-05 0.0001177 0.0002543 0.0001421 9.86E-05 7.549E-05 6.11569E-05 0.0000283 3.49E-05 4.56271E-05 6.58E-05 0.00011768
Garis 1-2 Garis 3-4
Garis 1-2 Garis 3-4
n V1 V3 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5
1 2.54E-04 2.83E-05 30000 101325 131325 161325 191325 221325 -331.25 100000 100331.3 100662.5 100993.8 101325
1 2.54E-04 2.83E-05 40000 101325 141325 181325 221325 261325 9668.75 140000 130331.3 120662.5 110993.8 101325
1 2.54E-04 2.83E-05 50000 101325 151325 201325 251325 301325 50000 301325 251325 201325 151325 101325
1 2.54E-04 2.83E-05 60000 101325 161325 221325 281325 341325 60000 341325 281325 221325 161325 101325
1 2.54E-04 2.83E-05 70000 101325 171325 241325 311325 381325 70000 381325 311325 241325 171325 101325
1 2.54E-04 2.83E-05 80000 101325 181325 261325 341325 421325 80000 421325 341325 261325 181325 101325
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 45
Kelompok 11
2. Isentropis
No A B V
2
V
4
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
1 0.940159 0.042904 0.000146 2.804E-05 0.0002543 0.0002113 0.0001824 0.0001615 0.000145539 0.0000283 2.82E-05 2.81668E-05 2.81E-05 2.8035E-05
2 0.940159 0.060066 0.000129 3.565E-05 0.0002543 0.0002005 0.0001678 0.0001455 0.000129254 0.0000283 2.98E-05 3.14701E-05 3.34E-05 3.5652E-05
3 0.940159 0.129281 0.000117 6.164E-05 0.0002543 0.000191 0.0001557 0.0001329 0.000116751 0.0000283 3.22E-05 3.77472E-05 4.63E-05 6.1641E-05
4 0.940159 0.146443 0.000107 6.738E-05 0.0002543 0.0001824 0.0001455 0.0001226 0.000106806 0.0000283 3.25E-05 3.8563E-05 4.83E-05 6.7381E-05
5 0.940159 0.163605 9.87E-05 7.293E-05 0.0002543 0.0001747 0.0001368 0.0001141 9.86776E-05 0.0000283 3.27E-05 3.92383E-05 5.01E-05 7.2931E-05
6 0.940159 0.180767 9.19E-05 7.832E-05 0.0002543 0.0001678 0.0001293 0.0001068 9.18913E-05 0.0000283 3.29E-05 3.98066E-05 5.17E-05 7.8317E-05
Garis 1-2 Garis 3-4
n V1 V3 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5
1.4 2.54E-04 2.83E-05 30000 101325 131325 161325 191325 221325 -331.25 100000 100331.3 100662.5 100993.8 101325
1.4 2.54E-04 2.83E-05 40000 101325 141325 181325 221325 261325 9668.75 140000 130331.3 120662.5 110993.8 101325
1.4 2.54E-04 2.83E-05 50000 101325 151325 201325 251325 301325 50000 301325 251325 201325 151325 101325
1.4 2.54E-04 2.83E-05 60000 101325 161325 221325 281325 341325 60000 341325 281325 221325 161325 101325
1.4 2.54E-04 2.83E-05 70000 101325 171325 241325 311325 381325 70000 381325 311325 241325 171325 101325
1.4 2.54E-04 2.83E-05 80000 101325 181325 261325 341325 421325 80000 421325 341325 261325 181325 101325
3.Politropis
Garis 1-2 Garis 3-4
No A B V
2
V
4
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
1 74.38702 10.82333 0.000104 2.788E-05 0.0002543 0.0001889 0.0001492 0.0001227 0.000103797 0.0000283 2.82E-05 2.80865E-05 2.8E-05 2.7876E-05
2 74.38702 15.15266 8.58E-05 4.1E-05 0.0002543 0.0001736 0.0001305 0.0001038 8.57898E-05 0.0000283 3.07E-05 3.35603E-05 3.69E-05 4.1004E-05
3 74.38702 32.61339 7.29E-05 9.877E-05 0.0002543 0.0001605 0.0001157 8.972E-05 7.28609E-05 0.0000283 3.48E-05 4.4942E-05 6.24E-05 9.8773E-05
4 74.38702 36.94272 6.32E-05 0.000114 0.0002543 0.0001492 0.0001038 7.883E-05 6.31552E-05 0.0000283 3.53E-05 4.65117E-05 6.68E-05 0.00011395
5 7.44E+01 41.27205 5.56E-05 0.0001294 0.0002543 0.0001392 9.399E-05 7.018E-05 5.56176E-05 0.0000283 3.57E-05 4.78265E-05 7.08E-05 0.0001294
6 74.38702 45.60138 4.96E-05 0.0001451 0.0002543 0.0001305 8.579E-05 6.316E-05 4.9605E-05 0.0000283 3.6E-05 4.89436E-05 7.44E-05 0.00014508
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 46
Kelompok 11
Garis 1-2 Garis 3-4
n V1 V3 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5
0.871911 2.54E-04 2.83E-05 30000 101325 131325 161325 191325 221325 -331.25 100000 100331.3 100662.5 100993.8 101325
0.871911 2.54E-04 2.83E-05 40000 101325 141325 181325 221325 261325 9668.75 140000 130331.3 120662.5 110993.8 101325
0.871911 2.54E-04 2.83E-05 50000 101325 151325 201325 251325 301325 50000 301325 251325 201325 151325 101325
0.871911 2.54E-04 2.83E-05 60000 101325 161325 221325 281325 341325 60000 341325 281325 221325 161325 101325
0.871911 2.54E-04 2.83E-05 70000 101325 171325 241325 311325 381325 70000 381325 311325 241325 171325 101325
0.871911 2.54E-04 2.83E-05 80000 101325 181325 261325 341325 421325 80000 421325 341325 261325 181325 101325
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 47
Kelompok 11
2. Isentropis
No A B V
2
V
4
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
1 0,940159 0,008581 0,000191 8,881E-06 0,0002543 0,000234 0,0002172 0,0002031 0,000190951 0,0000283 1,71E-05 1,28109E-05 1,04E-05 8,8805E-06
2 0,940159 0,021452 0,000175 1,709E-05 0,0002543 0,0002269 0,0002057 0,0001887 0,000174749 0,0000283 2,4E-05 2,10513E-05 1,88E-05 1,7088E-05
3 0,940159 0,086377 0,000156 4,621E-05 0,0002543 0,0002172 0,000191 0,0001712 0,000155726 0,0000283 3,11E-05 3,47015E-05 3,95E-05 4,6214E-05
4 0,940159 0,099248 0,000141 5,103E-05 0,0002543 0,0002085 0,0001785 0,0001571 0,000141017 0,0000283 3,15E-05 3,58194E-05 4,18E-05 5,1034E-05
5 0,940159 0,120701 0,000123 5,869E-05 0,0002543 0,0001956 0,0001615 0,0001389 0,000122621 0,0000283 3,21E-05 3,72721E-05 4,51E-05 5,869E-05
6 0,940159 0,124991 0,00012 6,017E-05 0,0002543 0,0001932 0,0001585 0,0001358 0,0001196 0,0000283 3,21E-05 3,7516E-05 4,57E-05 6,0173E-05
7 0,940159 0,129281 0,000117 6,164E-05 0,0002543 0,000191 0,0001557 0,0001329 0,000116751 0,0000283 3,22E-05 3,77472E-05 4,63E-05 6,1641E-05
8 0,940159 0,133572 0,000114 6,31E-05 0,0002543 0,0001887 0,000153 0,0001301 0,00011406 0,0000283 3,23E-05 3,79666E-05 4,68E-05 6,3096E-05
3.Politropis
Garis 1-2 Garis 3-4
No A B V
2
V
4
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
Vx
1
Vx
2
Vx
3
Vx
4
Vx
5
1 11,52754 0,204561 0,000176 6,449E-06 0,0002543 0,0002287 0,000208 0,0001909 0,000176433 0,0000283 1,49E-05 1,02939E-05 7,91E-06 6,4493E-06
2 11,52754 0,511404 0,000158 1,487E-05 0,0002543 0,0002199 0,000194 0,0001738 0,00015756 0,0000283 2,3E-05 1,94004E-05 1,68E-05 1,4867E-05
3 11,52754 2,059166 0,000136 5,291E-05 0,0002543 0,000208 0,0001764 0,0001535 0,000136012 0,0000283 3,19E-05 3,67106E-05 4,33E-05 5,2912E-05
4 11,52754 2,366008 0,00012 6,005E-05 0,0002543 0,0001973 0,0001619 0,0001376 0,000119838 0,0000283 3,25E-05 3,82263E-05 4,66E-05 6,0054E-05
5 1,15E+01 2,877412 0,0001 7,178E-05 0,0002543 0,0001819 0,0001425 0,0001175 0,000100262 0,0000283 3,32E-05 4,02154E-05 5,13E-05 7,1779E-05
6 11,52754 2,979693 9,71E-05 7,41E-05 0,0002543 0,0001791 0,0001392 0,0001142 9,71202E-05 0,0000283 3,33E-05 4,05515E-05 5,22E-05 7,4101E-05
7 1,15E+01 3,081973 9,42E-05 7,642E-05 0,0002543 0,0001764 0,000136 0,0001111 9,41782E-05 0,0000283 3,34E-05 4,08707E-05 5,3E-05 7,6416E-05
8 1,15E+01 3,184254 9,14E-05 7,872E-05 0,0002543 0,0001738 0,000133 0,0001082 9,14171E-05 0,0000283 3,35E-05 4,11741E-05 5,38E-05 7,8724E-05
Garis 1-2 Garis 3-4
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 48
Kelompok 11
Garis 1-2 Garis 3-4
n V1 V3 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5
1 2,54E-04 2,83E-05 12500 101325 113825 126325 138825 151325 -20331,3 20000 40331,25 60662,5 80993,75 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 17500 101325 118825 136325 153825 171325 -12831,3 50000 62831,25 75662,5 88493,75 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 25000 101325 126325 151325 176325 201325 25000 201325 176325 151325 126325 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 32500 101325 133825 166325 198825 231325 32500 231325 198825 166325 133825 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 45000 101325 146325 191325 236325 281325 45000 281325 236325 191325 146325 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 47500 101325 148825 196325 243825 291325 47500 291325 243825 196325 148825 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 50000 101325 151325 201325 251325 301325 50000 301325 251325 201325 151325 101325
1 2,54E-04 2,83E-05 52500 101325 153825 206325 258825 311325 52500 311325 258825 206325 153825 101325
Garis 1-2 Garis 3-4
n V1 V3 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5
1,4 2,54E-04 2,83E-05 12500 101325 113825 126325 138825 151325 -20331,3 20000 40331,25 60662,5 80993,75 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 17500 101325 118825 136325 153825 171325 -12831,3 50000 62831,25 75662,5 88493,75 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 25000 101325 126325 151325 176325 201325 25000 201325 176325 151325 126325 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 32500 101325 133825 166325 198825 231325 32500 231325 198825 166325 133825 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 45000 101325 146325 191325 236325 281325 45000 281325 236325 191325 146325 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 47500 101325 148825 196325 243825 291325 47500 291325 243825 196325 148825 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 50000 101325 151325 201325 251325 301325 50000 301325 251325 201325 151325 101325
1,4 2,54E-04 2,83E-05 52500 101325 153825 206325 258825 311325 52500 311325 258825 206325 153825 101325
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 49
Kelompok 11
Garis 1-2 Garis 3-4
n V1 V3 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Range Px1 Px2 Px3 Px4 Px5
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 12500 101325 113825 126325 138825 151325 -20331,3 20000 40331,25 60662,5 80993,75 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 17500 101325 118825 136325 153825 171325 -12831,3 50000 62831,25 75662,5 88493,75 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 25000 101325 126325 151325 176325 201325 25000 201325 176325 151325 126325 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 32500 101325 133825 166325 198825 231325 32500 231325 198825 166325 133825 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 45000 101325 146325 191325 236325 281325 45000 281325 236325 191325 146325 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 47500 101325 148825 196325 243825 291325 47500 291325 243825 196325 148825 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 50000 101325 151325 201325 251325 301325 50000 301325 251325 201325 151325 101325
1,097179 2,54E-04 2,83E-05 52500 101325 153825 206325 258825 311325 52500 311325 258825 206325 153825 101325
isothermal
garis 1-2 garis 2-3 garis 3-4 garis 4-1
Pi Vi Pi Vi Pi Vi Pi Vi
1 101325 0,0002543 231325 0,000111389 231325 0,0000283 101325 6,46089E-05
2 133825 0,000192542 231325 2,83E-05 198825 3,29259E-05 101325 2,54E-04
3 166325 0,000154919 281325 166325 3,93597E-05
4 198825 0,000129596 291325 133825 4,89183E-05
5 236325 0,000111389 301325 101325 6,46089E-05
6 243825 9,15914E-05 311325
7 251325 8,84474E-05 0
8 258825 8,55121E-05 0
UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 50
Kelompok 11
isemtropis
garis 1-2 garis 2-3 garis 3-4 garis 4-1
Pi Vi Pi Vi Pi Vi Pi Vi
1 101325 0,0002543 231325 0,000141017 231325 0,0000283 101325 5,10343E-05
2 133825 0,000208471 231325 2,83E-05 198825 3,1532E-05 101325 2,54E-04
3 166325 0,000178485 166325 3,58194E-05
4 198825 0,000157122 133825 4,18371E-05
5 231325 0,000141017 101325 5,10343E-05
politropis
garis 1-2 garis 2-3 garis 3-4 garis 4-1
Pi Vi Pi Vi Pi Vi Pi Vi
1 101325 0,0002543 231325 0,000119838 231325 0,0000283 101325 6,00536E-05
2 133825 0,000197345 231325 2,83E-05 198825 3,24873E-05 101325 2,54E-04
3 166325 0,000161871 166325 3,82263E-05
4 198825 0,000137569 133825 4,66036E-05
5 231325 0,000119838 101325 6,00536E-05


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 49
Kelompok 11
4.4 Grafik

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 50
Kelompok 11

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 51
Kelompok 11

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 52
Kelompok 11


UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 54
Kelompok 11
4.5. Analisa dan Pembahasan
Dalam percobaan kompresor torak ini menggunakan kompresor jenis
displacement (piston) , dengan menggunakan motor sebagai penggerak. Pengujian
ini dilakukan dengan memvariasikan tekanan keluaran dari kompresor.
Secara umum , semakin besar tekanan keluaran kompresor maka nilai
temperature keluaran kompresor yaitu T
db
cenderung meningkat. Begitu juga
dengan nilai penyeimbang pada motor (E), semakin besar tekanan keluaran, gaya
yang dibutuhkan juga semakin besar. Nilai putaran motor penggerak kompresor.
Pada data yang didapatkan menunjukkan kenaikan tekanan outlet dari
reservoir namun lebih tinggi dari inlet. Semakin tinggi tekanan didalam reservoir,
putran motor pada mesin pada umumnya menurun.
Dari percobaan yang dilakukan pada kompresor torak didapatkan beberapa
grafik yang menunjukkan hubungan, yaitu :
I. Grafik m
a
vs r
P
Grafik yang didapatkan memperlihatkan hubungan yang berbanding
lurus antara m
a
vs r
p
. Semakin besar harga m
a
maka nilai r
p
nya juga
semakin besar. Perbedaaan yang terjadi antara nilai teori dan
pengujian disebabkan oleh pengamatan yang kurang cermat dan
kurang teliti.
II. Grafik W
pol
vs r
p
Dari grafik didapatkan, menunjukkan kenaikan harga r
p
yang besar
juga akan nilai W
pol
adalah berbanding lurus dengan r
p
III. Grafik W
mek
vs r
p
Hubungan antara W
mek
vs r
p
dapat dilihat dari grafik, grafik
menunjukkan hubungan antara keduanya adalah berbanding lurus.
Walaupun grafik yang didapat tidak linear. Secara umum data W
mek
dan r
mek
adalah benar. Secara logika, jika rasio kompresi semakin
besar maka gaya yang dihasilkan adalah gaya penyeimbang pada
motor yang tinggi. Gaya ini nantinya akan menghasilkan kerja

UNIVERSITAS ANDALAS
Kompresor Torak 55
Kelompok 11
mekanik yang semakin tinggi pula, sehingga diperoleh hubungan
antara kerja mekanik dan rasio kumparan.
IV. Grafik n
rol
vs r
p
Dari grafik diperoleh perbandingan dimana hasil efisiensi volumetrik
akan semakin besar seiring dengan kenaikan r
p
. Hal ini disebabkan
oleh nilai efisiensi volumetrik yang berbanding terbalik dengan
putaran motor (n).
V. Grafik W
iso
vs r
p
Kenaikan nilai r
p
juga mengakibatkan kenaikan nilai W
iso
, Hal ini
menandakan hubungan linear antara keduanya.
W
iso
= m
a
. R . T
1
. ln (rp)


Kompresor Torak 56
Kelompok 11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada kompresor antara W
pol
, m
a
, W
mek
. efisiensi isotermal, efisiensi
politropis , isentropis , dengan r
p
yang didaparkan
2. Tekanan yang dihasilkan pada kompresor torak ini sama untuk isotermal ,
isentropis , dan politropis.
3. Semakin tinggi tekanan didalam reservoir maka semakin besar harga
torak, namun jika tekanannya turun maka kerja torakpun semakin
mengalami penurunan.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum kecermatan, ketelitian, dan keseriusan sangat
menentukan keakuratan data yang akan diperoleh. Oleh sebab itu perlu
dikembangkan dalam pelaksanaanya guna mengetahui dan memahami tujuan dari
praktikum yang dilakukan.


Kompresor Torak 1
Kelompok 11
DAFTAR PUSTAKA
Team Asisten.2009. Panduan Praktikum Sistem Energi. Laboratorium
Konversi Energi. FT Unand : Padang
Yunus A, Cengel. 1989. Thermodynamics an Engineering Approach, Mc
Grawhill Book and Cooporation
Fritz Dietzel, Dakso Sriyono. 1990. Turbin, Pompa, dan Kompresor. Penerbit
Erlangga : Jakarta
LABORATORIUM
MPKU
LABORATORIUM
KONVERSI
ENERGI
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
nikmatnya-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Kami
bersyukur dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Prestasi Mesin bidang
Konversi Energi di Laboratorium Motor bakar & Otomotif Dan Laboratorium
Tekik Pendingin Semester Ganjil 2012/2013.
Penyelesaian Laporan Akhir Praktikum Prestasi Mesin ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. H. Adly Havendri, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Teknik Pendingin
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.
2. Adek Tasri Ph.D selaku Kepala Laboratorium Motor Bakar & Otomotif
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.
3. Muhammad Ifzan selaku Koordinator Asisten Praktikum Prestasi Mesin
Jurusan Teknik Mesin.
4. Edo Gusti Ramanda selaku Koordinator Pratikum Prestasi Mesin bidang
Konversi Energi di Laboratorium Motor bakar & Otomotif Dan
Laboratorium Teknik Pendingin Semester Ganjil 2012/2013.
5. Tim Asisten Laboratorium Motor bakar & Otomotif Dan Laboratorium
Tekik Pendingin Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Andalas.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril ataupun materil
sehingga Laporan Akhir Pratikum Prestasi Mesin.
Semoga Laporan Akhir Pratikum Prestasi Mesin ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Padang, 7 Desember 2012
Penulis
i
Daftar Isi
Lembarasistensi
Daftarisi.. i
DaftarGambar iv
DaftarTabel.... vi
DaftarSimbol.... vii
Bab I Pendahuluan
1.1 LatarBelakang..1
1.2 Tujuan...1
1.3 Manfaat 1
Bab II TinjauanPustaka
2.1 Refrigerasi 2
2.1.1 Pengertian Sistim Refrigerasi dan Air Conditioning2
2.1.2 Refrigeran dan syaratnya2
2.1.3 Klasifikasi Refrigerant4
2.1.4 Metode Pendinginan.............................................................................. 12
2.1.5Sistim Refrigerasi..19
2.1.5.1 Refrigerator dan pompa kalor...19
2.1.5.2 Daur refrigerasi carnot...21
ii
2.1.5.3 Siklus refrigerasi Gas23
2.1.5.4 Sistim refrigerasi absorbsi. 25
2.1.5.5 SiklusKryogenik... 26
2.1.5.6 Water Chiller. 27
2.1.6DaurkompresiUap 28
2.1.6.1 Daur Kompresi Uap Ideal.. 28
2.1.6.2 Daur Kompresi Uap Nyata30
2.1.7 .Komponen Siklus Kompresi Uap ideal.30
2.1.8Dasar DasarPsikometri..34
2.1.8.1KelembapanRelatif... 34
2.1.8.2RasioKelembapan..... 35
2.1.8.3Entalpi 35
2.1.8.4 Volume spesifik. 35
2.1.8.5Temperatur bola basahdan bola kering. 36
2.1.8.6Garisjenuh................. 36
2.1.9Prestasi daur kompresi uap............................... 36
2.1.10Panas sensible danpanaslaten...............36
2.1.11Aplikasi MPKU... 37
2.2 TeoriDasaralatukur.. 38
iii
Bab III Metodologi
3.1 PeralatanPercobaan.40
3.2 Alatukur..40
3.3 Asumsi-asumsi.40
3.4 ProsedurPercobaan.41
Bab IV Data
4.1 Data Percobaan42
4.2 Contohperhitungan..43
4.3 Tabelhasilperhitungan...54
4.4 Grafik.. 55
4.5 Analisadanpembahasan.. 56
Bab V Kesimpulandan saran
5.1 Kesimpulan...58
5.2 Saran.58
Daftarpustaka
Lampiran
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1Sistem pendingin langsung menggunakan es sebagai refrigeran ............
Gambar 2.2Sistem pendingin tak langsung menggunakan es sebagai refrigeran .......
Gambar 2.3 Sistem pendingin Kompresi Uap .............................................................
Gambar 2.4 Sistem pendingin dengan penyemprotan cairan nitrogen.........................
Gambar 2.5 Sistem Pendingin Plat...............................................................................
Gambar 2.6 Pendinginandenganeskering...................................................................
Gambar 2.7 Pendinginan evaporativ untuk pembuatan saljubuatan..........................
Gambar 2.8 Sistem Pendingin absorpsi........................................................................
Gambar 2.9Sistem pendingin daur udara sederhana....................................................
Gambar 2.10 Sistempencairanudara............................................................................
Gambar 2.11 Sistem pendingin jet kukus...
Gambar 2.12 Skema refrigeratorHeat pump.............................................................
Gambar 2.13Aplikasi refrigerator (1)kulkas, (2) AC..................................................
Gambar2.14Aplikasipompakalorpadaheater.............................................................
Gambar 2.15 Diagram proses daur refrigerasi Carnot dan Diagram TS.......................
Gambar 2.16 Sistem daur refrigerasi gas dan diagram TS ...........................................
Gambar2.17Open cyclepadasistempendinginpesawatterbang.....................,.
Gambar 2.18 Siklus refrigerasi gas dengan regenerator dan diagram TS...........
Gambar 2.19 Aplikasi siklus refrigerasi gas.........................................
Gambar 2.20 Siklus refrigerasi absorbsi dengan amonia...........................
Gambar2.21 Walk in cold room.........................
v
Gambar2.22SiklusKryogenikdan Diagram T-s.........................................................
Gambar 2.23 Sistem AC central Wather Chiller...........................................................
Gambar 2.24 Skema daur kompresi uap dan diagram TS............................................
Gambar 2.25 Kondensor........................................................................................
Gambar 2.26 Evaporator.........................................................................................
Gambar2.27 Katup Ekspansi...................................................................................
Gambar2.28 Katup ekspansi siku dan blok.............................................................
Gambar2.29 Skema daur Kompresi uap dan diagram TS..........................................
Gambar 2.30 Diagram PV dan TS siklus ideal.........................................................
Gambar 2.31 Diagram PV dan TS siklus Aktual .....................................................
Gambar 2.32 Diagram Psikometrik...............................................................................
Gambar 3.1 Mesin Pendingin Kompresi Uap...............................................................
vi
DAFTAR TABEL
Tabel2.1 Refrigerants .................................................................................. 5
Tabel2.2 Refrigerant Blends ........................................................................ 8
Tabel2.3Aplikasi MPKU ............................................................................ 36
Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan MPKU ...................................................... 42
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan MPKU ................................................... 54
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 11 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dari beberapa banyak jenis dan prinsip pendinginan yang kita ketahui dan
pelajari dalam perkuliahan, salah satunya adalah mesin pendingin kompresi uap.
Pada praktikum kali ini kita akan membandingkan hasil teori yang telah
dipelajari dengan hasil actual yang akan didapatkan selama percobaan sehingga
kita bisa memahami lebih lanjut tentang mesin pendingin kompresi uap. Pada daur
kompresi uap dimana uap ditekan kemudian diembunkan menjadi cairan , lalu
tekanan diturunkan agar cairan tersebut menguap kembali.
Dalam kehidupan masyarakat saat ini, banyak contoh pemanfaatan dari
mesin kompresi uap. Dalam hal ini dijelaskan secara umum aplikasi dari mesin
pendingin kompresi uap yaitu alat penukar kalor.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakan praktikum mesin pendingin kompresi uap ini
adalah :
1. Mengetahui dan memperoleh karakteristik mesin pendingin kompresi
uap.
2. Mengetahui dan memahami tentang prinsip prinsip teknik pendingin.
1.3. Manfaat
Setelah dilakukannya pratikum dan pengolahan diharapkan agar Pratikan
lebih memahami prinsip dari mesin pendingin kompresi uap dan dapat
menerapkan serta mengetahui aplikasi alat ini di lapangan.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Refrigerasi dan Air Conditioning
Refrigerasi adalah metode pengkondisian temperatur ruangan agar tetap
berada di bawah temperatur lingkungan. Atau dengan kata lain refrigerasi
merupakan perpindahan panas dari temperatur rendah ke temperatur tinggi. Air
conditioning adalah mengatur temperatur udara suatu sistem senyaman mungkin
sesuai dengan yang kita inginkan.
Metode pendinginan (refrigerasi) ini biasanya menggunakan bantuan
refrigeran, dimana refrigeran bertindak sebagai media penyerap dan pemindah
panas dengan cara merubah fasanya. Refrigeran adalah suatu zat yang mudah
berubah fasanya dari cair menjadi uap dan sebaliknya apabila kondisi tekanan dan
temperaturnya diubah. Beda antara refrigerasi dengan pengkondisian udara yaitu
refrigerasi hanya bisa mendinginkan temperatur ruangan, sedangkan
pengkondisian udara bisa memanaskan atau mendinginkan temperatur ruangan.
2.2 Refrigeran
2.2.1 Pengertian Refrigerant
Refrigeran adalah suatu zat yang mudah berubah fasanya dari cair menjadi
uap dan sebaliknya apabila kondisi tekanan dan temperaturnya diubah.
Penggunaan refrigeran biasanya pada refrigerator atau freezer dan pengkondisian
udara (AC).
Dasar pemilihan refrigeran yaitu temperatur dari kedua media yang
mengalami perpindahan panas. Perpindahan panas yang layak pada proses
refrigerasi yaitu jika selisih temperatur antara refrigeran dengan media yang ingin
didinginkan berkisar antara 5C sampai 10C.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 3
2.2.2 Syarat-Syarat Refrigerant
Fluida yang akan dijadikan sebagai rerigeran harus memiliki syarat-syarat
berikut :
1. Tekanan Penguapan Harus Tinggi
Refrigeran harus memiliki tekanan penguapan yang tinggi sehingga dapat
dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan terjadinya
turunnya effisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan tidak terlalu tinggi
Apabila tekanan pengembunannya terlalu rendah maka perbandingan
kompresinya akan menjadi lebih rendah. Sehingga penurunan prestasi
kondensor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan tekanan kerja yang lebih
rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya
kebocoran , kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi
Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih
menguntungkan, karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah
refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4. Volume spesifik yang cukup kecil
Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik
gas yang kecil (berat jenis yang besar) akan memungkinkan penggunaan
kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil.
5. Konduktifitas termal yang tinggi
Konduktifitas termal sangat erat hubungannya dengan kemampuan suatu
zat untuk mengalirkan atau memindahkan panas. Sehingga bila terjadi
kenaikan temperatur yang tinggi maka bisa terdistribusi dengan baik
karena refrigeran memiliki sifat konduktivitas yang tinggi.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 4
6. Viskositas rendah baik dalam cair ataupun uap
Refrigeran harus memiliki viskositas yang rendah supaya pada saat di
kompresi refrigeran tidak tersumbat dalam pipa karena kekentalan yang
tinggi dan refrigeran dapat mengalir dengan lancar pada pipa.
7. Konstanta dielektrika yang kecil, hambatan listrik yang besar, tidak
menyebabkan korosi pada material isolator.
8. Stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai
Sehingga tidak terjadi korosi yang akan mengakibatkan kerugian.
9. Tidak beracun
Apabila terjadi kebocoran, diharapkan agar tidak membahayakan
kelangsungan hidup dari makhluk hidup disekitarnya .
10. Tidak mudah terbakar
Refrigeran akan bekerja pada tekanan yang tinggi, sehingga dibutuhkan
refrigeran yang memiliki titik nyala api yang tinggi.
11. Tidak merusak ozon
Apabila terjadi kebocoran diharapkan tidak mencemari lingkungan.
12. Tidak berwarna
Apabila berwarna maka akan mengakibatkan kerugian. Karena warna
terrsebut akan mengakibatkan reaksi kimia dengan material peralatan yang
dipakai.
Sifat termodinamika yang diinginkan adalah titik didihnya yang berada
dibawah temperatur targetnya, panas penyerapan yang tinggi, densitas yang
sedang dalam bentuk cair dan densitas yang cukup tinggi pada saat berbentuk gas.
Sifat korosif berhubungan dengan pengaruh yang diberikan kepada
komponen-komponen yang digunakan pada kompresor, pipa-pipa, evaporator dan
kondensor. Sifat korosif ini biasanya dapat merusak komponen tersebut.
Sementara itu, pertimbangan keamanan termasuk didalamnya adalah bahan racun
dan sifat mudah terbakar
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 5
2.2.3 Klasifikasi Refrigeran
Penomoran refrigerant yang umum dikena loleh R untuk refrigerant dan
nomor. Jumlah tersebut berkaitan dengan rumus kimia refrigeran. Angka di paling
kanan menunjukkan jumlah fluor (F) atom, angka kedua dari kanan jumlah
hidrogen (H) atom ditambah satu, angka ketiga dari kanan menunjukkan jumlah
karbon (C) atom minus satu dan menunjukkan angka terakhir jumlah karbon tak
jenuh dengan ikatan karbon dalam kompleks. Sebagai contoh, CHClF
2
disebut
R22 dan CCl2FCClF2 disebutR113.
Sebuah a, b, atau c kadang-kadang ditambah pada nomor tersebut. Ini
mengacu pada isomer yang berbeda (bentuk struktural) dari refrigerant yang sama.
Secara umum refrigeran dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :
a. Refrigeran primer, yaitu menggunakan cairan refrigeran, seperti freon.
b. Refrigeran sekunder, yaitu menggunakan air.
Secara khusus refrigeran diklasifikasikan berdasarkan keselamatan kelompok.
a. Toksisitas
Refrigerant dibagi menjadi dua kelompok menurut toksisitas:
1. A berarti berada di kelas toksikologi terendah (tidak beracun pada
konsentrasi yang lebih rendah dari 400 bagian per juta (ppm)).
2. B berarti berada dalam kelas yang lebih tinggi toksikologi (beracun
pada tingkat kurang dari 400 ppm).
b. Mudahterbakar
1. Kelas 1 refrigeran yang nonflammable di 21 derajat Celcius dan di
bawah tekanan atmosfer normal.
2. Kelas 2 yang mudah terbakar pada tekanan lebih dari 0,10 kg/m
3
.
3. Kelas 3 sangat mudah terbakar, pada tekanan lebih rendah dari 0,10 kg
/ m
3
.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 6
Tabel2.1Refrigerants
Number Chemical Name Chemical Formula
Methane Series
11 Trichlorofluoromethane CCl
3
F
12 dichlorodifluoromethane CCl
2
F
2
12B1 bromochlorodifluoromethane CBrClF
2
13 chlorotrifluoromethane CClF
3
13B1 bromotrifluoromethane CBrF
3
14 tetrafluoromethane (carbon tetrafluoride) CF
4
21 dichlorofluoromethane CHCl
2
F
22 chlorodifluoromethane CHClF
2
23 trifluoromethane CHF
3
30 dichloromethane (methylene chloride) CH
2
Cl
2
31 chlorofluoromethane CH
2
ClF
32 difluoromethane (methylene fluoride) CH
2
F
2
40 chloromethane (methyl chloride) CH
3
Cl
41 fluoromethane (methyl fluoride) CH
3
F
50 methane CH
4
Number Chemical Name Chemical Formula
Ethane Series
113 1,1,2-trichloro-1,2,2-trifluoroethane CCl
2
FCClF
2
114 1,2-dichloro-1,1,2,2-tetrafluoromethane CClF
2
CClF
2
115 chloropentafluoroethane CClF
2
CF
3
116 hexafluoroethane CF
3
CF
3
123 2,2-dichloro-1,1,1-trifluoroethane CHCl
2
CF
3
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 7
124 2-chloro-1,1,1,2-tetrafluoroethane CHClFCF
3
125 pentafluoroethane CHF
2
CF
3
134a 1,1,1,2-tetrafluoroethane CH
2
FCF
3
141b 1,1-dichloro-1-fluoroethane CH
3
CCl
2
F
142b 1-chloro-1,1-difluoroethane CH
3
CClF
2
143a 1,1,1-trifluoroethane CH
3
CF
3
152a 1,1-difluoroethane CH
3
CHF
2
170 ethane CH
3
CH
3
Number Chemical Name Chemical Formula
Ethers
E170 Dimethyl Ether CH
3
OCH
3
Number Chemical Name Chemical Formula
Propane
218 octafluoropropane CF
3
CF
2
CF
3
227ea 1,1,1,2,3,3,3-heptafluoropropane CF
3
CHFCF
3
236fa 1,1,1,3,3,3-hexafluoropropane CF
3
CH
2
CF
3
245fa 1,1,1,3,3-pentafluoropropane CHF
2
CH
2
CF
3
290 propane CH
3
CH
2
CH
3
Number Chemical Name Chemical Formula
Cyclic Organic Compounds
C318 octafluorocyclobutane -(CF
2
)
4
-
Miscellaneous Organic Compounds
Number Chemical
Name
Chemical Formula
hydrocarbons
600 Butane CH
3
CH
2
CH
2
CH
3
A3
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 8
600a isobutane CH(CH
3
)
2
CH
3
A3
601 Pentane CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
3
601a Isopentane CH(CH
3
)
2
CH
2
CH
3
oxygen compounds
610 ethyl ether CH
3
CH
2
OCH
2
CH
3
611 methyl formate HCOOCH
3
sulfur compounds
620 (Reserved for future assignment)
Number Chemical Name Chemical Formula
Nitrogen Compounds
630 methyl amine CH
3
NH
2
631 ethyl amine CH
3
CH
2
(NH
2
)
Number Chemical Name Chemical Formula
Inorganic Compounds
702 hydrogen H
2
704 helium He
717 ammonia NH
3
718 water H
2
O
720 neon Ne
728 nitrogen N
2
732 oxygen O
2
740 argon Ar
744 carbon dioxide CO
2
744A nitrous oxide N
2
O
764 sulfur dioxide SO
2
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 9
Number Chemical Name Chemical Formula
Unsaturated Organic Compounds
1150 ethene (ethylene) CH
2
=CH
2
1270 propene (propylene) CH
3
CH=CH
2
Tabel2.2Refrigerant Blends
Number Refrigerant Composition (Mass % )
Zeotropes
400 R-12/114 (must be specified)
(50.0/50.0)
(60.0/40.0)
401A R-22/152a/124 (53.0/13.0/34.0)
401B R-22/152a/124 (61.0/11.0/28.0
401C R-22/152a/124 (33.0/15.0/52.0)
402A R-125/290/22 (60.0/2.0/38.0)
402B R-125/290/22 (38.0/2.0/60.0)
403A R-290/22/218 (5.0/75.0/20.0)
403B R-290/22/218 (5.0/56.0/39.0)
404A R-125/143a/134a (44.0/52.0/4.0)
405A R-22/152a/142b/C318 (45.0/7.0/5.5/42.5)
406A R-22/600a/142b (55.0/4.0/41.0)
407A R-32/125/134a (20.0/40.0/40.0)
407B R-32/125/134a (10.0/70.0/20.0)
407C R-32/125/134a (23.0/25.0/52.0)
407D R-32/125/134a (15.0/15.0/70.0)
407E R-32/125/134a (25.0/15.0/60.0)
408A R-125/143a/22 (7.0/46.0/47.0)
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 10
409A R-22/124/142b (60.0/25.0/15.0)
409B R-22/124/142b (65.0/25.0/10.0)
410A R-32/125 (50.0/50.0)
410B R-32/125 (45.0/55.0)
411A R-1270/22/152a) (1.5/87.5/11.0)
411B R-1270/22/152a (3.0/94.0/3.0)
412A R-22/218/143b (70.0/5.0/25.0
k
413A R-218/134a/600a (9.0/88.0/3.0)
414A R-22/124/600a/142b (51.0/28.5/4.0/16.5)
414B R-22/124/600a/142b (50.0/39.0/1.5/9.5)
415A R-22/152a (82.0/18.0)
415B R-22/152a (25.0/75.0)
416A R-134a/124/600 (59.0/39.5/1.5)
417A R-125/134a/600 (46.6/50.0/3.4)
418A R-290/22/152a (1.5/96.0/2.5)
419A R-125/134a/E170 (77.0/19.0/4.0)
420A R-134a/142b (88.0/12.0)
421A R-125/134a (58.0/42.0)
421B R-125/134a (85.0/15.0)
422A R-125/134a/600a (85.1/11.5/3.4)
422B R-125/134a/600a (55.0/42.0/3.0)
422C R-125/134a/600a (82.0/15.0/3.0)
422D R-125/134a/600a (65.1/31.5/3.4)
423A 134a/227ea (52.5/47.5)
424A R-125/134a/600a/600/601a (50.5/47.0/0.9/1.0/0.6)
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 11
425A R-32/134a/227ea (18.5/69.5/12)
426A R-125/134a/600/601a (5.1/93.0/1.3/0.6)
427A R-32/125/143a/134a (15.0/25.0/10.0/50.0)
428A R-125/143a/290/600a (77.5/20.0/0.6/1.9)
429A R-E170/152a/600a (60.0/10.0/30.0)
430A R-152a/600a (76.0/24.0)
431A R-290/152a (71.0/29.0)
432A R-1270/E170 (80.0/20.0)
433A R-1270/290 (30.0/70.0)
433B R-1270/290 (5.0/95.0)
433C R-1270/290 (25.0/75.0)
434A R-125/143a/134a/600a
435A R-E170/152a (80.0/20.0)
436A R-290/600a (56.0/44.0)
436B R-290/600a (52.0/48.0)
437A R-125/134a/600/601 (19.5/78.5/1.4/0.6)
438A R-32/125/134a/600/601a (8.5/45.0/44.2/1.7/0.6)
Number Refrigerant Composition (Mass % )
Azeotropes
500 R-12/152a (73.8/26.2)
501 R-22/12 (75.0/25.0)
502 R-22/115 (48.8/51.2)
503 R-23/13 (40.1/59.9)
504 R-32/115 (48.2/51.8)
505 R-12/31 (78.0/22.0)
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 12
506 R-31/114 (55.1/44.9)
507A R-125/143a (50.0/50.0)
508A R-23/116 (39.0/61.0)
508B R-23/116 (46.0/54.0)
509A R-22/218 (44.0/56.0)
510A R-E170/600a (88.0/12.0)
Keterangan :
= Refrigeran yang sering digunakan pada sistem pendingin.
2.3 Metode Pendinginan
Metode pendinginn pada sistem refrigerasi ada beberapa cara, yaitu :
1. Pendinginan dengan es
Biasanya pendingin es terdiri dari satu lemari yang diperlengkapi dengan
tangki pada bagian atasnya, untuk menyimpan potongan-potongan balok es,
seperti terlihat pada gambar 2.1 Rak-rak untuk tempat meletakkan makanan
berada dibawah ruang es.
Udara dingin mengalir turun dari ruangan es dan mendinginkan makanan pada
rak dibawahnya. Udara yang telah menjadi panas kembali dari bawah lemari ke
atas lemari melalui samping dan bagian belakang lemari, udara panas tersebut
mengalir diatas es, dan kembali mengalir turun ke rak-rak untuk mendinginkan.
Pada metodependinginan dengan es ini ada dua cara, yaitu :
a. Pendinginan langsung, dapat menghasilkan kisaran temperatur
o
5 10 C .
Untuk mengatur temperatur didalam rak pendingin dilakukan dengan cara
mengontrol aliran udara diatas es dan juga udara dingin masuk lemari.
Aplikasi pada tempat pendinginan ikan.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 13
Gambar 2.1 Sistem pendingin langsung menggunakan es sebagai refrigeran
[sumber : laporan praktikum Prestasi Mesin 2011]
b. Pendinginan tidak langsung,
Pada sistem tak langsung es diisolasi dari tempat penyimpanan, sedangkan
yang mendinginkan dibawa oleh media air garam. Karena air garam memiliki titik
beku yang rendah sehingga temperatur rendah dari es yang dibawanya dapat
dipertahankan.
Gambar 2.2 Sistem pendingin tak langsung menggunakan es sebagai refrigeran
[sumber : laporan praktikum Prestasi Mesin 2011]
2. Pemampatan uap
Adapun prinsip kerja metode pendinginan pemampatan uap adalah sebagai
berikut : Fluida kerja mula-mula berada dalam tingkat keadaan jenuh atau sedikit
kering (superheated) dengan tekanan yang relatif rendah (tingkat keadaan 1),
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 14
kemudian dimampatkan hingga tekanannya meningkat (tingkat keadaan 2) dan
dikondensasi sehingga fluida kerja mencapai tingkat keadaan air jenuh atau
sedikit sub dingin (tingkat keadaan 3).
Proses kondensasi tersebut dapat dilakukan dengan kondensor ataupun
dengan menara pendingin. Cairan tersebut diekspansikan secara adiabatik melalui
katup (throttling) sehingga tekanannya turun (tingkat keadaan 4). Fluida kerja
yang rendah inilah yang digunakan sebagai penarik energi dari reservoar termal
bawah. Akibat perpindahan panas dari reservoar termal bawah ke fluida kerja
tersebut, fluida kerja kembali ke tingkat keadaan 1, dan selanjutnya mengikuti
proses di atas. Resiver berfungsi untuk menyaring refrigeran yang mengendap.
Pada siklus ini resiver bisa digunakan ataupun tidak digunakan.
Berbagai jenis fluida kerja (refrigeran) telah digunakan dalam sistem
pemampatan uap. Pada awalnya banyak digunakan amonia dan sulfur dioksida
sebagai refrigeran. Akhir akhir ini, khususnya untuk pengaturan kenyamanan
ruangan, refrigeran yang banyak dipakai adalah Chloro Flouro Carbon (CFC)
yang dipasarkan dengan nama dagang freon dan genetron. Untuk keperluan suhu
yang lebih rendah, biasanya digunakan amonia.
Gambar 2.3 Sistem pendingin Kompresi Uap
[sumber : laporan praktikum Prestasi Mesin 2011]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 15
3. Pendinginan dengan gas cair
Pemakaian cairan nitrogen dan cairan karbon dioksida untuk pendinginan
pada kendaraan-kendaraan transportasi meningkat dengan cepat. Pada dasarnya
sistem tersebut menggunakan suatu cairan refrigeran temperatur rendah non-
toksid sebagai suatu media pendingin dan pada dasarnya sama dengan sistem uap
tanpa memakai unit pengkondensasi.
Metode ini terbagi dua, yaitu :
a. Dengan cara semprot
Temperatur dari nitrogen cair yang disemprotkan dan nosel penyemprot
tergantung pada pengetesan thermostat, mungkin bisa mencapai dibawah
o
20 C .
Pemakaian sistem penyemprot ini tidak dapat digunakan pada binatang dan
manusia. Aplikasinya terdapat pada kontainer yang membawa makanan.
Gambar 2.4 Sistem pendingin dengan penyemprotan cairan nitrogen
[sumber : laporan praktikum Prestasi Mesin 2011]
b. Dengan cara plat
Pada sistem ini, cairan refrigeran dipompakan kedalam suatu kontainer yang
diisolasi dari bagian depan kendaraan barang. Masing-masing unit dapat
menghasilkan temperatur yang dapat dikontrol antara
o
30 C sampai
o
20 C,
kontrol tersebut dihubungkan dengan suatu sensor temperatur. Apabila temperatur
didalam kontainer meningkat maka katup kontrol akan terbuka dan cairan
refrigeran akan memasuki plat pendingin sehingga akan terjadi penurunan
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 16
temperatur seperti yang diinginkan. Aplikasi pada kontainer pembawa makanan
atau es kristal.
Gambar 2.5 Sistem Pendingin Plat
[sumber : laporan praktikum 20011]
4. Pendinginan dengan es kering
Es kering adalah Karbon dioksida dalam bentuk padatan. Es kering dapat
diproses dalam bentuk ukuran berbeda, misalnya bentuk balok dan slab. Es kering
berubah langsung dari bentuk padat kedalam bentuk uap, tanpa melalui keadaan
cair. Pada tekanan atmosfer, temperatur sublimasi adalah
o
78 C . Sublimasi
adalah perubahan fasa dari padat menjadi uap. Es kering biasanya dikemas
langsung didalam karton makanan dingin diletakkan diatas atau disamping
kemasan makanan. Carbon dioksida yang berubah jadi uap, akan menjaga
makanan tetap dingin.
Gambar 2.6 Pendinginan dengan es kering
[sumber : laporan praktikum 20011]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 17
5. Pendinginan evaporatif
Aliran air dari nosel dan aliran udara tekanan tinggi keluar bersama-sama air
menyebabkan air tersebut terpisah-pisah menjadi butiran-butiran yang kecil
(biasanya berbentuk kabut). Jika temperatur udara sekeliling dekat dengan titik
beku atau dibawah titik beku, tetesan/butiran-butiran air akan menguap melalui
permukaan masing-masing dan secara cepat akan dingin sehingga akan terbentuk
butira-butiran es. Metoda ini menghasilkan saljubuatan jika temperatur udara
sekeliling adalah
o
0 Catau lebih rendah.
Gambar 2.7 Pendinginan evaporativ untuk pembuatan salju buatan
[sumber : laporan praktikum Prestasi Mesin 2011]
6. Absorbsi
Pada daur absorpsi, pemampatan dilakukan dengan menyerap refrigeran
kedalam cairan fluida kerja kedua. jadi, fluida kerja kedua (absorben) tersebut
berperan sebagai pembawa refrigeran. Campuran yang berupa larutan ini
kemudian dipompa dari bagian bertekanan rendah ke bagian bertekanan tinggi.
Fluida kerja yang banyak digunakan pada daur absorpsi adalah campuran amonia
air.dan lithium bromida-air. Pada sistem amonia-air, pada air berperan sebagai
refrigeran. Sistem lithium bromida hanya dapat diterapkan jika suhu pendingin
diatas
o
0 C.
Pada aborber digunakan NH
3
dan H
2
O karena NH
3
larut dan bereaksi dengan
air menjadi NH
3
.H
2
O. ini adalah proses eksotermal dimana panas dilepaskan pada
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 18
proses ini. Jumlah NH
3
yang bisa dilarutkan dalam H
2
O berbanding terbalik
terhadap temperatur. Ini dibutuhkan untuk mendinginkan abosrber untuk
mempertahankan temperaturnya serendah mungkin. Karena itu untuk
memaksimalkan jumlah NH
3
, dilarutkan dalam air.
Gambar 2.8 Sistem Pendingin absorpsi
[sumber : google.com/images]
7. Pendinginan dengan gas atau udara
Sistem pendinginan ini menggunakan udara sebagai refrigeran. Daur udara
umumnya bekerja dengan daur brayton yang dibalik prosesnya. Sistem
pendinginan daur udara biasanya bekerja dengan sistem terbuka atau semi
tertutup.
Daur ini umumnya diterapkan untuk keperluan pendinginan ruangan
pesawat terbang. Udara yang disirkulasikan didalam ruang pesawat. Refrigeran
yang digunakan adalah udara.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 19
Gambar 2.9Sistem pendingin daur udara sederhana
[sumber : google.com/images]
8. Cryogenic
Pencairan gas yang umum adalah proses pencairan udara. Pencairan udara
atau gas-gas lain yang tidak dapat terkondensasi dilakukan dengan mendinginkan
gas-gas tersebut hingga dibawah suhu didihnya. Umumnya, sistem pendingin
untuk pencairan gas tersebut serupa dengan sistem pendingin mekanik,
pembuangan panas, throttling, ekspansi untuk mendapatkan suhu yang sangat
rendah sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 2.10 Sistem pencairan udara
[sumber : google.com/images]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 20
9. Pendinginan dengan jet kukus
Pendingin jet kukus atau vakum komersial sering digunakan untuk
menghasilkan air sejuk atau dalam pembuatan es kering. Pada sistem ini, nosel
penyedot digunakan untuk mempertahankan tekanan yang rendah dan sekaligus
mengganti peran kompresor. Pada proses ini, suatu ruang/tangki penguapan
hampa (flash chamber) dipertahankan pada tekanan rendah. Cairan yang
dimasukkan kedalam ruangan tersebut akan teruapkan sebagian dan sisanya akan
mengalami pendinginan hingga mencapai suhu jenuhnya pada tekanan ruang
penguapan hampa. Tekanan rendah ruang penguapan hampa tersebut diperoleh
dengan menghubungkan tangki hampa dengan sebuah nosel penyedot.
Sistem ini menggunakan prinsip bahwa air akan mendidih dibawah
o
100 C
jika tekanan diatas permukaan air sama dengan satu atmosfer. jika tekanan
dibawah satu atmosfer titik didih akan turun pula sampai dibawah tekanan.
Sebagai contoh air menguap pada
o
6 C jika tekanan permukaan 5 cm
2
H O dan
pada
o
10 C jika tekanan adalah 6,5 cm
2
H O. Tekanan yang sangat rendah atau
kevakuman yang tinggi pada permukaan dari air dapat dijaga oleh proses
throttling dari uap yang melalui suatu jet atau nosel.
Gambar 2.11Sistem pendingin jet kukus
[sumber : laporan praktikum prestasi mesin 2011]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 21
2.4 Sistim Refrigerasi
Sistem refrigerasi yaitu sistim dimana terjadi perpindahan panas
daritemperaturrendah ke temperatur tinggi. Jenis dari sistem refrigerasi tersebut
yaitu :
2.4.1Refrigerator dan Pompa kalor
Refrigerator dan pompa kalor adalah suatu alat yang mealakukan siklus
refrigerasi. Secara umum cara kerja dari kedua alat ini sama. Namun memiliki
perbedaan dalam tujuannya. Refrigerator bertujuan untuk menjaga temperatur
sistem yang didinginkan pada temperatur rendah dengan cara menyerap panas
sistem tersebut. Sedangkan pompa kalor bertujuan untuk menjaga temperatur
panas pada lingkungan dengan cara menyerap panas dari sistem yang
didinginkan.
Gambar 2.12 Skema refrigeratorHeat pump
[sumber : google.com/images]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 22
Performa dari alat tersebut dapat diekspresikan menggunakan coefficient of
performance ( COP ) :
Hubungan dari kedua persamaan diatas dapat diekspresikan sebagai :
COP
HP
= COP
R
+ 1
Aplikasi dari refrigerasi adalah pada pengkondisi udara (AC) dan kulkas. Aplikasi
dari pompa kalor adalah pada mesin pemanas ruangan
(1) (2)
Gambar 2.13 Aplikasi refrigerator (1) kulkas, (2) AC
[sumber : google.com/images]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 23
Gambar 2.14 Aplikasi pompa kalor pada heater
[sumber : google.com/images]
2.4.2 Daur Refrigerasi Carnot
Daur Carnot adalah daur reversible (dapat dibalik) yang didefenisikan
oleh dua proses isotermal dan dua proses isentropik. Proses isentropik reversible
adalah adiabatik, maka perpindahan energi sebagai panas ke atau dari zat yang
mengalami suatu daur Carnot berlangsung hanya selama proses isotermal dari
daur.
Gambar 2.15 Diagram proses daur refrigerasi Carnot dan Diagram TS
[sumber : google.com/images]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 24
Proses yang dapatmembentukdaurtersebutadalah:
1-2. Kompresi adiabatik
2-3. Pelepasan kalor isotermal
3-4. Ekspansi adiabatik
4-1. Pemasukan kalor isotermal
Suatu daur refrigerasi dinilai dengan menggunakan koefisien performansi (
coefficient of perfomance disingkat dengan COP):
COP
R
=
W
net
= Q
c
- Q
e
COP
r
=
= =
Koefisien prestasi =
2.4.3 Siklus Refrigerasi Gas
Siklus refrigerasi gas ( Gas refrigeration cycle ) ini merupakan siklus
Brayton reversible.
Gambar 2.16 Sistem daur refrigerasi gas dan diagram TS
[sumber : google.com/images]
net
W
e
Q
e
T
c
T
e
T
Qe Qc
e
Q

1
c
Q
e
Q
1
c
T
e
T



1
T
2
T
1
T
4
S
1
S
1
T
2
T
4
S
1
S
1
T



universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 25
COP dari sistem ini dapat ditentukan sebagai berikut :
Sistem ini sering ditemukan pada sistem pendinginan pesawat terbang
seperti terlihat pada skema 2.17 berikut :
Gambar 2.17Open cycle pada sistem pendingin pesawat terbang
[sumber : google.com/images]
Pada siklus refrigerasi gas ini juga ada yang menggunakan regenerator
yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensinya, seperti terlihat pada skema
berikut :
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 26
Gambar 2.18 Siklus refrigerasi gas dengan regenerator dan diagram TS
[sumber : google.com/images]
Gambar 2.19 Aplikasi siklus refrigerasi gas
2.4.4 Sistem Refrigerasi Absorbsi
Pada sistem refrigerasi ini biasanya digunakan untuk menurunkan suhu
suatu fluida cair. Contoh dari penggunaan sistem ini yaitu pada sistem pembuatan
es di pabrik es. Pada sistem ini dilakukan penggantian kompresor yang biasa
digunakan dalam suatu sistem refrigerasi dengan menggunakan pompa sebagai
komponen utamanya. Selain hal tersebut, juga digunakan suatu fluida amonia
(NH3) sebagai fluida kerjanya. Seperti terlihat pada skema berikut :
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 27
Gambar 2.20 Siklus refrigerasi absorbsi dengan amonia
[sumber : google.com/images]
COP dari proses refrigerasi ini dapat ditentukan sebagai :
Aplikasi dari siklus refrigerasi absorbsi :
1. Pembuatan es pada pabrik es
2. Pendinginan ruangan atau gedung dalam skala besar
3. Freezer Besar
4. Walk in cold room
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 28
Gambar 2.21 Walk in cold room
[sumber : google.com/images]
Kelebihan refrigerasi absorbsi dibandingkan dengan MPKU :
1. Dana yang dibutuhkan lebih kecil
Karena pada refrigerasi absorbsi tidak memakai kompresor tetapi memakai
pompa dan menggunakan solar energi sebagai energi tambahan.
2. Ramah lingkungan
Karena pada refrigerasi absorbsi tidak menimbulkan efek rumah kaca
sedangkan MPKU menimbulkan efek rumah kaca.
Kekurangan refrigerasi absorpsi dibandingkan dengan MPKU :
1. Sistem yang lebih rumit.
2. Memakan banyak tempat.
3. Kurang efisien karena butuh banyak menara pendingin untuk memproses
panas sisa.
4. Susah untuk merawatnya karena kurang umum digunakan.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 29
2.4.5 Siklus Kryogenik
Pada sistem refrigerasi ini,sistem menggunakan dua buah kompresor.
Sehingga untuk mencapai fluida bertekanan tinggi lebih mudah. Siklus Kryogenik
ini dipergunakan sebagai pembeku bahan-bahan organik untuk keperluan
penyimpanan dan ekstraksi bahan-bahan penelitian bidang biologi terapan.
Karbon dioksida cair pun telah sejak lama dipergunakan untuk pengisi tabung
pemadam kebakaran.
Gambar 2.22 Siklus Kryogenik dan Diagram T-s
[sumber : google.com/images]
2.4.6 Water chiller
Suatu system refrigerasi dengan fluida kerja air dengan cara mendinginkan
air dengan refrigerant melalui pertukaran panas. Biasanya digunakan pada AC
gedung bertingkat. Untuk lebih jelasnya, prinsip kerja AC central chiller water
system:
Panas ruangan diserap pada Cooling Coil dan kemudian diserap oleh
refrigerant sekunder (dalam hal ini adalah air) yang menyebabkan temperatur air
naik. Kemudian air hangat ini dibawa ke Thermal Strorage Tank. Di Thermal
Storage Tank, air hangat bercampur dengan air dingin, kemudian air campuran ini
kembali bersirkulasi ke Cooling Coil. Dari Thermal Storage Tank, air campuran
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 30
juga bersirkulasi ke Shell & Tube Evaporator untuk didinginkan, setelah itu, air
yang dingin tersebut kembali bersirkulasi ke Thermal Storage Tank untuk
bercampur dengan air campuran.
Pada Shell & Tube Evaporator, panas dari air campuran ini akan diserap
oleh refrigeran primer cair sehingga berubah fasa menjadi uap. Refrigerant uap ini
setelah dikompresi di compressor akan bersirkulasi ke Shell & Tube Condenser
dimana panas akan dibuang dan menyebabkan refrigerant uap mencair pada
tekanan tinggi. Selanjutnya, refrigerant cair bertekanan tinggi ini akan bersirkulasi
kembali menuju Shell & Tube Evaporator dengan terlebih dahulu mengalami
penurunan tekanan pada Throttling Valve.
Panas yang dibuang pada Shell & Tube Condenser akan diserap oleh air
sebagai media penukar kalor, dan kemudian bersirkulasi menuju Cooling Tower.
Air hangat ini kemudian didinginkan di Cooling Tower dan kemudian kembali
bersirkulasi kembali ke Shell & Tube Condenser.
Gambar 2.23 Sistem AC central Wather Chiller
2.5 MesinPendinginKompresiUap (MPKU)
2.5.1 Komponen MPKU
Mesin pendingin kompresi uap terdiri dari empat komponen utama, yaitu
kompresor, kondensor, evaporator, alat ekspansi.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 31
a. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan tekanan
suatu gas sehingga gas tersebut memiliki energi yang cukup untuk menggerakkan
sesuatu dengan memanfaatkan tekanannya
Gambar 2.24 Kompresor
[sumber : google.com/images]
b. Kondensor
Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk melepaskan energy
thermal yang terdapat didalam fluida ke luar (lingkungan), sehingga terjadi
penurunan tekanan dan juga perubahan fasa refrigerant menjadi cair pada alat ini
Gambar 2.25 Kondensor
[sumber : google.com/images]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 32
c. Evaporator
Merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan temperatur dan juga
tekanan pada refrigerant sehingga nantinya akan dapat di naikkan tekanannya
dengan menggunakan kompresor. Pada alat ini terjadi perubahan fasa cair menjadi
uap.
Gambar 2.26 Evaporator
[sumber : google.com/images]
d. Alat Ekspansi
Katup ekpansi berfungsi untuk mengatur refrigeran yang masuk ke
evaporator. Katup ekpansi dilengkapi pegas katup, bola thermal, dan diafragma.
Katup ditekan oleh pegas agar selalu menutup sedangkan bola thermal selalu
berusaha mendorong katup untuk membuka. Diafragma terletak di atas katup
ekpansi dan berhubungan dengan pena penggerak katup. Jika pena katup turun,
maka katup akan membuka dan sebaliknya apabila kompresor hidup, maka aliran
refrigerant cair yang bertekanan tinggi masuk dan katup jarum akan membuka
lebar.
Ketika kevakuman pada saluran masuk, besar tekanan dalam bola thermal
sangat tinggi ,kemudian tekanan ini diteruskan oleh diafragma lewat pipa kapiler.
Tekanan bola thermal dalam diafragma melawan tekanan pegas katup dan tekanan
pipa equalizer sampai diafragma melengkung. Lengkungan diafragma tersebut
diteruskan kekatup dengan perantaraan pena penggerak.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 33
Katup membuka dan refrigerant dalam evaporator naik karena dipanasi
oleh udara hangat yang melewati evaporator, akibatnya refrigerant mendidih dan
menjadi gas. Gas refrigerant tersebut mengalir menuju saluran pemasukan
pemasukan kekompresor. Walau sedang mendidih suhunya tetap dingin dan
membantu mendinginkan bola thermal sehingga akan mengurangi tekanan pada
diafragma.
Gambar 2.27 Katup ekspansi
[sumber : google.com/images]
Ketika refrigerant melewati evaporator, tekanan saluran hisap naik dan
tekanan ini mendorong diafragma. Jika tekanan dalam bola thermal turun sama
dengan kenaikan tekanan dalam saluran hisap, pegas akan menutup katup.
Apabila katup tertutup, refrigerant tidak mengalirke evaporator, tekanan saluran
masuk turun dan suhu naik. Turunnya tekanan mengurangi kenaikan equalizer
pada diafragma. Bersamaan dengan tekanan bola thermal naik karena suhu
saluran masuk naik. Hal ini membuat diafragma melengkung kebawah dan
membuka katup sehingga refrigerant lebih banyak masuk ke evaporator.
Bekerjanya katup ekpansi diatur sedemikian rupa agar membuka dan
menutupnya katup tersebut sesuai dengan temperatur evaporator atau tekanan di
dalam sistem.
Ada 2 tipe katup ekspansi yang sering digunakan:
1.Katup Ekspansi bentuk Siku/Kapiler
2.Katup Ekspansi bentuk Blok / Kotak
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 34
Gambar 2.28 a. Katup ekspansi siku dan b. katupekspansi blok
[sumber : google.com/images]
2.5.2 Daur T-s dan P-h Aktual Ideal
Daur kompresi uap merupakan daur yang paling banyak diterapkan untuk
mesin pendingin. Pada daur kompresi uap terjadi empat macam proses yaitu
proses kompresi, kondensasi (pengembunan), ekspansi dan evaporasi
(penguapan).
Gambar 2.29 Skema daur kompresi uap
[sumber : google.com/images]
a
b
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 35

P
h
1
2 3
4
W
in
Q
c
Qe
Diagram T-s ideal Diagram P-h ideal
Gambar 2.30 Diagram PV dan TS siklus ideal
[sumber : google.com/images]
Proses proses yang dapat membentuk daur kompresi uap standar adalah:
1-2 Proses isentropik ( dari uap jenuh menuju tekanan kondensor ).
2-3 Pelepasan kalor reversibel pada tekanan konstan, menyebabkan penurunan
panas lanjut (desuperheating) dan pengembunan refrigeran.
3-4. Ekspansi tidak reversibel pada entalpi konstan, dari cairan jenuh menuju
tekanan evaporator.
4-1. Penambahan kalor reversibel pada tekanan tetap, yang menyebabkan
penguapan menuju uap jenuh.
Pada daur kompresi uap nyata proses kompresi berlangsung tidak
isentropik, hal ini disebabkan oleh adanya kerugian mekanis dan pengaruh
temperatur lingkungan selama proses kompresi. Gesekan dan belokan pipa,
meyebabkan penurunan tekanan di dalam alat penukar kalor (heat exchanger).
Akibatnya kompresi dari titik 1 menuju titik 2 memerlukan lebih banyak kerja
dibandingkan dengan daur ideal.
Untuk menjamin seluruh refrigeran dalam keadaan cair sewaktu memasuki
alat ekspansi, diusahakan refrigeran meninggalkan kondensor dalam keadaan sub
dingin. Kondisi panas lanjut refrigeran yang meninggalkan evaporator disarankan
untuk mencegah kerusakan kompresor akibat terisapnya cairan.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 36
P
h
1
2
3
4
W
in
Q
c
Qe
Diagram T-s aktual Diagram P-h aktual
Gambar 2.31 Diagram PV dan TS siklus aktual
[sumber : google.com/images dan laporan prestasi mesin 2011]
2.6 Psikometrik
Psikrometrik merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap
air yang mempunyai peranan penting di dalam bidang teknik pengkondisian
udara. Diagram psikometrik merupakan sebuah grafik yang menunjukkan suatu
hubungan antara temperatur, kelembaban, entalpi dan kandungan uap air.
Gambar 2.32 Diagram Psikometrik
[sumber : google.com/images]
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 37
Variabel yang mempengaruhi pada diagram psikomterik :
1. Kelembaban relatif
Kelembaban relatif (relative humidity) didefenisikan sebagai perbandingan
fraksi molekul uap air di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air jenuh
pada temperatur dan tekanan yang sama sehingga :
sama yang suhu pada murni air jenuh tekanan
parsial air uap tekanan

2. Rasio kelembaban.
Rasio kelembaban (humidity ratio) adalah berat atau massa air yang
terkandung dalam setiap kilogram udara kering.
W =
ing ker udara kg
air uap kg
W=
s t
s
P P
P
622 , 0

Dimana:
P
s
= tekanan parsial uap air dalam keadaan jenuh
P
t
= tekanan atmosferik = P
a
+ P
s
, Pa
3. Entalpi.
Entalpi adalah energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur
tertentu. Entalpi (h) campuran udara kering dan uap air adalah jumlah dari entalpi
udara kering dan entalpi uap air.
4. Volume spesifik.
Volume spesifik adalah volume udara campuran dengan satuan meter-kubik
per kilogram udara kering. Untuk menghitung volume spesifik (v) campuran
udara-uap, digunakan persamaan gas ideal.
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 38
Dari persamaan gas ideal, volume spesifik v adalah:
v =
s t
a
a
a
P P
T R
P
T R

m
3
/kg udara kering
5. Temperatur bola basah dan bola kering.
Temperatur bola basah (T
wb
) adalah temperatur yang terbaca pada termometer
dengan sensor yang dibalut kain basah untuk menghilangkan pengaruh radiasi
panas. Temperatur bola kering (T
db
) adalah temperatur yang terbaca pada
termometer dalam kondisi udara terbuka.
6. Garis jenuh (saturation line).
Garis jenuh adalah garis yang menunjukkan batas uap air yang mulai
mengembun jika uap ini didinginkan dengan tekanan tetap
2.7 Prestasi Daur Kompresi Uap
Apabila operasi dimaksudkan untuk tujuan pendinginan, maka indeks
prestasi sistim sebanding dengan panas yang diserap evaporator dibanding dengan
kerja kompresor sebenarnya.
COP
R
=
Wa
Q
4 , 1
Apabila operasi dimaksudkan untuk tujuan pemanasan, maka indeks
prestasi sistim merupakan perbandingan antara panas yang dilepaskan kondensor
dengan kerja kompresor sebenarnya.
COP
HP
=
a
W
3 , 2
Q
a
W
Qc

universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15
2.8 Aplikasi MPKU
Tabel 2.3 Aplikasi MPKU
universitas andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Aplikasi MPKU
39
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 38
BAB III
METODOLOGI
3.1. Peralatan Percobaan
Gambar 3.2 Mesin Pendingin Kompresi Uap
3.2. Alat Ukur
1. Termokopel
Gambar 3.2 Termokopel
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 39
2. Termometer
Gambar 3.3 Termometer
3. Pressure Gauge
Gambar 3.4 Pressure Gauge
3.3. Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang dipakai pada percobaan kali ini adalah:
1. temperatur ruangan konstan
2. tekanan ruangan saat pengujian konstan
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 40
3.4. Prosedur Percobaan
1. Periksa komponen dan pastikan semua dalam keadaan terpasang
dengan baik.
2. Pastikan termometer bola basahtermometer bola basah dan bola kering
pada saluranudaraevaporator dan kondensor. Pastikan isi air pada
temperatur bola basah
3. Periksa Pressure gauge
4. Hubungkan kabel input kompresor dan fan ke sumber listrik.
5. Hidupkanfan kondesordan avaporator
6. Hidupkan mesin pendingin kompresi uap
7. Biarkan mesin hidup sampai mesin pendingin kompresi uap dianggap
stabil dengan memperhatikan jarum ukur pressure gauge menunjukan
angka tertentu.
8. Amati dan catat perubahan tekanan yang terjadi pada tingkat keadaan 1
sampai dengan tingkat keadaan 4.
9. Amati dan catat perubahan temperatur bola basah dan temperatur bola
kering pada saluran udara evaporator dan saluran udara kondensor.
10. Ulangi prosedur di atas, setiap 2 menit.
11. Lakukan prosedur diatas dengan sistematis.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA PERCOBAAN
Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan MPKU
No state 1 state 2 state 3 state 4
P (psi) T (C) P (psi) T (C) P (psi) T (C) P (psi) T (C)
1 45 24 225 55 215 24 65 13
2 50 24 230 62 225 22 68 13
3 55 23 250 67 235 20 71 13
4 55 23 260 72 245 18 75 13
5 57 22 270 76 250 17 78 13
6 59 22 275 79 255 16 79 13
saluran udara kondensor saluran udara evaporator
masuk keluar masuk keluar
Tdb
(C) Twb (C)
Tdb
(C) Twb (C)
Tdb
(C) Twb (C)
Tdb
(C) Twb (C)
27 25 28 26 23 25 25 24
27 25 30 27 23 25 25 24
27 25.5 32 28 22.5 25 25 23.5
27 23 33 29 22 25 25 23
27 23 35 31 22 25 25 23
27 23.5 36 31 21.5 25 25 23.5
Padang, Desember 2012
Asisten
( Ade Yohanda Fajri )
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 43
4.2 Contoh Perhitungan
Dilakukan 6 kali percobaan dengan waktu yang berbeda. Contoh perhitungan
diambil data ke satu.
Data dari percobaan:
1. Kondisi Ideal
Tingkat keadaan 1
Diketahui : [P
1
= 45 Psi = 310,26 kPa]
Dari tabel temperatur diperoleh :
P (kPa) T (
o
C) h (kJ/kg) s (kJ/kgK)
307,3 -14 399,6 1,772
310,26 T
1
H
1
S
1
318,7 -13 400 -1.771
Dilakukan Interpolasi :
307,3 310,26
307,3 318,7
=
16
14 (13)
1 = 13,74
307,3 310,26
307,3 318,7
=
1,1772 1
1,1772 (1,1771)
1 = 1,1771
307,3 310,26
307,3 318,7
=
3996,6 1
399,6 400
1 = 399,704
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 44
Tingkat keadaan 2
Diketahui :
P
2
= 1551,32 kPa T
2
= 55
o
C
s
2
= s
1
= 1,771 kJ/Kg.K
Dari tabel tekanan diperoleh :
P 1500 kPa 1551,32 kPa 1600 kPa P
T
(
o
C)
h
(kJ/kg)
s
(kJ/kgK)
h
(kJ/kg)
s
(kJ/kgK)
h
(kJ/kg)
s
(kJ/kgK)
T(
o
C)
60 435,4 1,759 b c 438,3 1,763 60
A ... ..... H
2
1,7712 ... 1,771 ...
65 439,7 1,722 f g 442,7 1,775 65
Interpolasi h @1551,32 Kpa batas atas
1551,32 1500
1600 1500
=
435,4
438,3 435,4
= 438,4573
Interpolasi h @1551,32 kPa batas bawah
1551,32 1500
1600 1500
=
439,7
442,7 439,7
= 439,79
Interpolasi s @2068,425kpa batas atas
1551,32 1500
1600 1500
=
1,759
1,763 1,759
= 1,7610
Interpolasi s @2068,425kPabatas bawah
1551,32 1500
1600 1500
=
1,772
1,776 1,772
= 1,771
Maka h2 :
430,35 2
438,35 439,79
=
1,7610 1,77
1,761 1,774
2 = 439,558
T2 = 63,11
o
C
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 45
Tingkat keadaan 3
P
3
= P
2
= 1551,32 kPa
S
3
= S
f
dan h
3
= h
f
1534 1551,32
1534 1571
=
40 3
40 41
3 = 40,46
1534 1551,32
1534 1571
=
1,166 3
1,166 1,171
3 = 1,168
Interpolasi Tingkat keadaan 4
P
4
= P
1
= 310,2641 kPa
T
4
= T
1
= -13,74
o
C
P h
f
h
g
s
f
T
307,3 183,8 215,8 0,94 -14
310,26 h
f
s
f
T4
318,7 185 215 0,944 -13
307,3 310,26
307,3 318,7
=
14 4
14 (13)
4 = 13,74
307,3 310,26
307,3 318,7
=
0,94
0,94 0,944
= 0,94104


.
P T Sf Hf
1534 40 1,166 249,6
1551,32 T
3
S
3
H
3
1571 41 1,171
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 46
Su7,S S1u,26
Su7,S S18,7
=
18S,8
18S,8 18S
= 184,11
Maka x = (h
3
- h
f
)/h
fg
= (250,25-184,12)/215,592 = 0,306
S
4
= s
f
+ x.s
fg
=00,94+(0306 x0,8307) kj/kg.K
= 1,195 kj/kgK
Hasil perhitungan data no 4 (ideal):
P
1
= 310,26 kPa T
1
= -13,74
o
C
H
1
= 399,704 kj/kg
S
1
= 1,1771 kj/kg.K
P
2
= 1551,32 kPa T
2
= 64,11
o
C
H
2s
= 439,558 kj/kg
S
2
= 1,1761 kj/kg.K
P
3
= 1551,32 kPa T
3
= 40,46
o
C
H
3
= 250,25 kj/kg
S
3
= 1,168kj/kg.K
P
4
= 310,2641 kPa T
1
= -13,74
o
C
H
4
= 250,25 kj/kg
S
4
= 1,195 kj/kg.K
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 47
Kemudian dapat dihitung :
a. Penghitungan daya aktual
Wa = 0,75 x V x I
= 0,75 x 220 x 3
= 495 Watt
b. Penghitungan daya isentropic
Ws =
s
x Wa
= 0,8 x 495 Watt
= 396 Watt
= 0,396 kj/s
c. Penghitungan laju aliran massa refrigerant ( m
ref
)
mref=


=
,
, ,
= 0,0099 /
d. Penghitungan pelepasan kalor oleh kondensor (Q
k
)
=

= (2 1) = 0,0099(399,704 250,25)
= 1,88095 /
e. Perhitungan Penyerapan kalor oleh evaporator (Q
e
)
= (1 4) = 0,009936(399,704 250,25) = 1,4849 /
f. Perhitungan COP
R
dan COP
HP
=


=
1,4849
0,396
= 3,74
=


=
1,88095
0,396
= 4,74
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 48
2. Kondisi Aktual
Tingkat keadaan 1
P1 = 310,26 kPa
T
1
= 24
o
C
P 310 310,26 320
T H S H S H S
20 423 1,87 ... ... 419,8 1,855
24 H
1
S
1
421,9 1,8622
20 426,8 1,087 ... ... 423,3 1,867
Maka :
P (kPa) H S
310 423 1,87
310,26 h
1
s
1
320 426,8 1,804
Interpolasi
310 310,26
310 320
=
423 1
423 426,8
1 = 426,11 /
310 310,26
310 320
=
1,87 1
1,87 1,864
1 = 1,87
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 49
Tingkat keadaan 2
P
2
= 1551,32 kPa T
2
= 55
o
C
P 1500 1551,32 1600
T H s H s h S
50 434,1 1,767 ... ... 444,7 1,76
55 434,1 1,807 h
2
s
2
458,8 1,799
60 435,1 1,759 ... ... 449,4 1,773
Maka :
P (kPa) H S
1500 434,1 1,767
1551,32 h
2
s
2
1600 16,34 1,697
1500 1551,32
1500 1600
=
434,1 2
434,1 416,3
= 428,93 /
1500 1551,32
1500 1600
=
1,767
1,767 1,697
= 1,751 /
Tingkat keadaan 3
P
3
= 1482,373 kPa S
4
= S
f
h
3
= h
f
P (kPa) h
f
s
f
1460 247 1,158
2137,375 h
3
s
3
2175 248,3 1,162
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 50
1460 1482,373
1460 1451
=
38 3
38 39
3 = 38,60
1460 1482,373
1460 1451
=
1,158
1,158 1,160
= 1,160 /
1460 1482,373
1460 1451
=
247
247 248,3
= 247,78 /
Tingkat Keadaan 4
P4 = 448,15 kPa
T
4
= -3,18
o
C
S
4
= S
f
h
4
= h
f
P (kPa) h
f
s
f
426,3 195,3 0,983
448,15 h
4
s
4
451,1 196,5 0,987
451,1 448,15
451,1 426,3
=
196,5 4
196,5 195,3
4 = 196,276 /
451,1 448,15
451,1 426,3
=
0,987 4
0,987 0,983
4 = 0,98
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 51
Hasil perhitungan data no 4 (aktual) :
P
1
= 310,26 kPa h
1
= 426,11 kj/kg
T
1
= 24
o
C s
1
= 1,87 kj/kg.K
P
2
= 1551,32 kPa h
2
= 428,93 kj/kg
T
2
= 55
o
C s
2
= 1,751 kj/kg.K
P
3
= 1482,375 kPa h
3
= 247,78 kj/kg
T
3
= 38,60
o
C s
3
= 1,160 kj/kg.K
P
4
= 448,15 kPa h
4
= 196,276 kj/kg
T
4
= -3,18
o
C s
4
= 0,98 kj/kg.K
Kemudian dapat dihitung :
a. Penghitungan daya aktual
Wa = 0,75 x V x I
= 0,75 x 220 x 3
= 495 Watt
b. Penghitungan daya isentropik
Ws =
s
x Wa
= 0,8 x 495 Watt
= 396 Watt=0,396 kj/s
c. Penghitungan laju aliran massa refrigerant ( m
ref
)
=

2 1
=
u,269
428,9S 426
= u,14u

d. Perhitungan Penyerapan kalor oleh evaporator (Q


k
)
= (2 S) = u,14 (428,9S 247,78) = 2S,446
e. Penghitungan pelepasan kalor oleh kondensor (Q
e
)
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 52
= (1 ) = u,14 (246 247,78) = 2S,uS
f. Perhitungan COP
R
dan COP
HP
=


=
2S,uS
u,246
= 6S.2S
=


=
2S,446
u,S96
= 64,2S6
3. Pengujian Pengkondisian Udara kondensor
a. Masuk b. Keluar
Tdb = 27
o
C Tdb = 28
o
C
Twb = 25
o
C Twb = 26
o
C
Dari diagram psikometri
h
in
= 76 kJ/Kg h
out
= 82 kJ/Kg
w
in
= 0,20 w
out
= 0,21
O
in
= 88 % O
in
= 86 %
= 0,878 m
3
/kg udara kering = 0,922 m
3
/kg udara kering
V
udara
= 2,032 m/s
Ak = 0,1139 m
2
a) m
udara
=
udara
x Ak Udara x Vudara
= 0,272 Kg/s
b) Q
udara
= m
udara
x (h
out
-h
in
)
= 11,92 kj/s
4. Pengujian pengkondisian Udara evaporator
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 53
a. Masuk b. Keluar
Tdb = 23
o
C Tdb = 25
o
C
Twb = 25
o
C Twb = 24
o
C
Dari diagram psikometri
h
in
= 75 kJ/Kg h
out
= 73 kJ/Kg
w
in
= 0.20 w
out
= 0,18
O
in
= 100 % O
out
= 93 %
= 0,872 m
3
/kg udara kering = 0,866 m
3
/kg udara kering
Vudara = 2,032 m/s
Ak = 2,21 m
2
a) m
udara
=
udara
x Ak x VUdara
= 5,28 Kg/s
b) Q
udara
= m
udara
x (h
out
-h
in
)
= -42,24 kj/s
Universitas Andalas
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 15 54
Wa Ws mref Qk Qe COPr COPh
0,495 0,396 0,005576 1,222825 0,826825 2,087943 3,087943
0,495 0,396 0,004359 1,015643 0,619643 1,564755 2,564755
0,495 0,396 0,007804 1,482419 1,086419 2,743482 3,743482
0,495 0,396 0,007453 1,373891 0,977891 2,469423 3,469423
4.3 Tabel hasil perhitungan
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan MPKU
Aktual
T3 p1 h1 s1 p2 h2 t2 s2
-30,7824 158,5794 392,3088 1,803565 1378,951 463,3323 72,40367 1,803565
-27,8582 179,2637 393,6567 1,797716 1585,794 484,5103 76,75495 1,797716
-21,1754 234,4217 396,5299 1,784351 1758,163 447,2702 70,37885 1,784351
-16,924 275,7903 398,3304 1,776924 2068,427 451,4601 85,52853 1,7769
p3 h3 s3 t3 p4 h4 s4 x T4
1378,951 244,0158 1,148818 35,70445 158,5794 244,0158 1,19121 0,347501 -30,7824
1585,794 251,4931 1,172517 41,37934 179,2637 251,4931 1,217995 0,369285 -27,8582
1758,163 257,3247 1,189845 45,71129 234,4217 257,3247 1,232093 0,369607 -21,1754
2068,427 267,1306 1,219769 52,75377 275,7903 267,1306 1,265216 0,397722 -16,924
Wa Ws mref Qk Qe COPr COPh
0,495 0,396 0,005906 0,885562 0,489562 1,236268 2,236268
0,495 0,396 0,015879 3,94783 3,55183 8,969269 9,969269
0,495 0,396 0,006512 1,182824 0,786824 1,986929 2,986929
0,495 0,396 0,009018 1,773272 1,377272 3,47796 4,47796
p1 h1 t1 s1 p2 h2 t2 s2
158,5794 330,6796 21 1,669163 1378,951 397,731 40 1,719315
179,2637 389,8227 20 1,551963 1585,794 414,7607 53 1,731877
234,4217 381,5357 19 1,559581 1758,163 442,3462 67 1,768208
275,7903 421,9287 18 1,863631 2068,427 465,8413 95 1,801526
p3 h3 t3 s3 p4 h4 t4 s4
1482,373 247,7861 36 1,160419 241,3165 247,7861 -11 1,193699
165,4742 166,1474 41 0,8699 275,7903 166,1474 -9 0,87136
1861,584 260,7095 45 1,200599 310,2641 260,7095 -6 1,236179
2137,375 269,2026 51 1,225865 372,3169 269,2026 -3 1,262752
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 11 55
4.4 Grafik
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4
C
O
P
R
jumlah pengujian
Grafik COPr VS jumlah pengujian
COPr ideal
COPr aktual
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4
C
O
P
H
jumlah pengujian
Grafik COPh VS jumlah pengujian
COPh ideal
COPh aktual
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 11 56
4.5 Analisa
Pada praktikum kali ini membahas tentang mesin pendingin kompresi uap
(MPKU) yang memanfaatkan uap fluida refrigerant (freon 22) yang terkompresi
sebagai media pendingin (media untuk menyerap panas). Pertama uap atau uap
jenuh dari refrigerant dikompresi dengan memamfaatkan kompresor sehingga
temperature dan tekanan meningkat, selanjutnya uap ini di kondensasi dengan
mamamfaatkan kondensor sehingga temperature dari uap turun dan fasanya
berubah menjadi cair jenuh. Cair jenuh hasil kompresi ini ekspansi debagai fluida
yang temperaturenya sangat rendah, sehingga dapat menyerap panas dari
lingkungan
Pada saat pengambilan data praktikan harus siap pada posisi pembacaan
skala, dimana dalam datu kali percobaan data yang akan diambil cukup banyak
dan secara serentak sehingga praktikan harus bekerja sama dengan baik. Pada
pengujian ini didapatkan data berupa temperatur dan tekanan pada masing-masing
tingkat keadaan, serta temperatur bola basah dan bola kering dari saluran masuk
dan keluar dari evaporator, serta kondensor. Dan melalui data tersebut dapat
dilakukan perhitungan.
Dari data yang diperolehmaka dapat dilakukan perhitungan, hasil
perhitungan tersebut didapatkan berupa grafik P-v dan T-s yaitu dalam kondisi
ideal dan aktual. Dapat dilihat pada diagram T-s, saat tingkat keadaan satu fasa
refrigerant berada pada fasa uap jenuh yaitu keluaran dari evaporator. Kemudian
pada tingkat keadaan dua yaitu keluaran dari kompresor diaman temperaturnya
naik. Pada keadaan satu dan dua ini dalam keadaan isentropic. Pada tingkat
keadaan tiga yaitu keluaran dari kondensor, temperaturnya menjadi menurun
sampai menuju katup ekspansi. Pada tingkat kedaan dua tadi kondisi fasa dari
refrigeran adalah fasa uap. Sedangkan pada keadaan tiga dan empat, fasa
refrigerant yaitu fasa cair jenuh. Begitu pula dengan diagram P-hnya, dapat dilihat
bahwa fasa dari refrigerant pada tingkat keadaan satu yaitu uap, pada tingkat
keadaan dua juga uap. Sedang kan yang ketiga dan keempat berada dalam
keadaan cair jenuh.
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 11 57
Pada kondisi aktual terdapat data data yang cukup berbeda dengan
kondisi ideal. Yaitu pada temperatur tingkat keadaan empat pada diagram T-s,
temperaturnya bernilai minus. Namun dilihat dari tingkat keadaannya sama
dengan kondisi ideal. Yaitu pada tingkat keadaan satu berada pada kondisi fasa
uap, tingkat keadaan dua pada fasa uap juga, tingkat keadaan tiga cair jenuh dan
keempat juga dalam keadaan cair jenuh.
Pada garfik COPr,COPhp Vs jumlah pengujian yang ideal, dapat dilihat
bahwa nilai COP pada pengujian satu sampai lima hampir sama umumnya tau
saling mendekati nilainya. Pada kondisi aktual terdapat nilai COP nya beragam.
Ini bias disebabkan oleh data dari percobaan yang kurang akurat, sehingga pada
saat melakukan perhitungan didapatkan hasil yang kurang akurat.
Banyak sekali terjadi perbedaan antara nilai toritik dengan nilai aktual. Hal
ini sangat banyak disebabkan oleh kondisi alat uji yang dalam kondisi yang tidak
berfungsi secara maksimal. Berikut adalah kondisi-kondisi lain yang
menyebabkan nilai yang berbada, antara lain;
1. Kondisi alat yang tiak berfungsi secara maksimal.
2. Refrigerant yang dipakai tidak memadai lagi untuk pengujian.
3. Alat ukur yang dipakai mempunyai nilai sensitifitas yang tidak besar.
4. Ketidak telitian dalam mengukur dan mencatat hasil pengukuran.
Selain itu perbedaan-perbedaan hasil yang didapatkan tersebut mungkin
disebabkan karena terjadi beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil
perhitungan, diantaranya karena kesalahan dalam pengamatan skala hasil
pengukuran dari termometer dan alat ukur tekanan,karena hasil pengukuran harus
diamati secara bersamaan pada beberapa titik. Bisa jadi temperatur dan
tekanannya berubah.
Mesin Pendingin Kompresi Uap
Kelompok 11 58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pratikum Mesin Pendingin Kompresi Uap dapat di peroleh
beberapa kesimpulan dimana:
1. Semakin besar m ref maka Qe dab Qh akan semakin Besar.
2. Semakin besar m ret COP hp COP r akan semakin besar.
3. Hubungan Qe degan COP dan Qh denganCOP h berbanding lurus.
4. Hubungan Qe dan Qh dengan m nd sebanding
5. Semakin besar m red maka W dan semakin besar.
6. Prinsip dari sistem pendingin adalah menjaga temperature ruangan yang
akan didinginkan berada dibawah temperature lingkungannya.
7. Prinsip dari mesin pendingin kompresi uap ini adalah memindahkan panas
dari temperature yang lebih rendah ketemperatur yang lebih tinggi.
5.2 Saran
Agar pada praktikum selanjutnya berjalan lebih baik dan hasil yang
didapatkan lebih valid diharapkan :
1. Teliti dalam pembacaan skala pada alat ukur, terutama termometer dan alat
ukur tekanan.
2. Hati-hati dalam melakukan interpolasi pada perhitungan.
3. Pengambilan data harus dilakukan secara serentak
4. Pastikan semua alat berfungsi dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Dietzel, Fritz. 1993.Turbin, Pompa dan Kompresor . Penerbit Erlangga. Jakarta.
M. White, Frank. 1986. Fluid Mechanic. McGraw Hill. Singapore.
Team Asisten Laboratorium Bahan Bakar dan Otomotif. 2011. Panduan Praktikum
Prestasi Mesin. JurusanTeknik Mesin FTUA. Padang.
LAMPIRAN
MOTOR BAKAR
LABORATORIUM
MOTOR BAKAR
LABORATORIUM
KONVERSI
ENERGI
i
DAFTAR ISI
LembarAsistensi
Daftar Isi ........................................................................................................ i
DaftarGambar ................................................................................................. iii
DaftarTabel..................................................................................................... v
DaftarSimbol .................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangPercobaan........................................................................... 1
1.2 TujuanPercobaan....................................................................................... 1
1.3 Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PengertianMachine, Engine, danHeat Engine............................................ 3
2.2 Klasifikasi Heat Engine ............................................................................ 3
2.3 PerbedaanInternal Combustion danExternal Combustion Engine .............. 8
2.4 Klasifikasi Motor Bakar ............................................................................ 8
2.5 Parameter Motor Bakar ............................................................................. 15
2.6 Siklus Ottodan siklus diesel....................................................................... 16
2.7 PrinsipKerja Motor BakarBensin............................................................... 18
2.8 Perbedaan Motor BakarBensindan Motor Bakar Diesel ............................ 23
2.9 Perbedaan 4 Langkahdan 2 Langkah ......................................................... 24
2.10 Pendinginanpada Motor Bakar ................................................................ 25
2.11 SistemKarburasiMotor Bakar Bensin ...................................................... 29
2.12 SistemDistribusi Bahan Bakar Pada Motor Bakar Diesel ......................... 30
2.13 Sistem Injeksi Motor Bakar Diesel .......................................................... 32
2.14Teknologipada Motor BakardanMotor Bakar Diesel................................. 38
2.15 SistemTurbochargerdanSupercharger..................................................... 45
2.16Fenomenapada Motor BakarBensin.......................................................... 48
ii
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan................................................................................................... 52
3.2 AlatUkur................................................................................................... 52
3.2.1 Tachometer ..................................................................................... 52
3.2.2 Stopwatch ....................................................................................... 52
3.2.3 Termometer digital.......................................................................... 53
3.2.4 Manometer ...................................................................................... 53
3.3 Asumsi Asumsi ...................................................................................... 53
3.4 ProsedurPercobaan.................................................................................... 54
BAB IV DATA
4.1 Data Percobaan ......................................................................................... 58
4.2 ContohPerhitungan ................................................................................... 59
4.3 Data HasilPerhitungan .............................................................................. 63
4.4 GrafikHasilPerhitungan............................................................................. 64
4.5 AnalisadanPembahasan............................................................................. 67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 69
5.2 Saran ........................................................................................................ 69
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan klasifikasi Heat Engine .................................................... 3
Gambar 2.2 Wankel Engine............................................................................. 4
Gambar 2.3Open Cycle Gas Turbine............................................................... 4
Gambar 2.4 Gasoline Engine .......................................................................... 5
Gambar 2.5 Diesel Engine .............................................................................. 5
Gambar 2.6 Close Cycle Gas Turbine ............................................................. 6
Gambar 2.7 Steam Turbin ............................................................................... 6
Gambar 2.8 Striling Engine............................................................................. 7
Gambar 2.9 Steam Engine............................................................................... 7
Gambar 2.10 Perbedaan ECE dengan ICE....................................................... 8
Gambar 2.11 Motor Bakar 2 Langkah pada Vespa .......................................... 9
Gambar 2.12 Motor Bakar 4 Langkah............................................................. 9
Gambar 2.13 Piston Tunggal pada Sepeda Motor............................................ 10
Gambar 2.14 Piston Ganda pada Motor Harley Davidson................................ 10
Gambar 2.15 Multi Piston Mobil Pigeout ........................................................ 10
Gambar 2.16 Letak Katup di Bagian Kepala Piston......................................... 11
Gambar 2.17 Letak Katup di Bagian Samping Piston...................................... 11
Gambar 2.18 Letak Katup di Bagian Bawah Piston......................................... 11
Gambar 2.19 Piston Torak .............................................................................. 12
Gambar 2.20 Piston Radial.............................................................................. 12
Gambar 2.21 Motor Bakar Bensin................................................................... 13
Gambar 2.22 Motor Bakar Diesel.................................................................... 14
Gambar 2.23 Jenis-Jenis Susunan Silinder ..................................................... 15
Gambar 2.24 Parameter Mesin Motor Bakar ................................................... 15
Gambar 2.25 Siklus Otto................................................................................. 16
Gambar 2.26 Diagram P-v dan T-s Motor Diesel ............................................ 17
Gambar 2.27 Prinsip Kerja Motor 4 Tak ......................................................... 19
Gambar 2.28 Prinsip Kerja Motor Bensin 2 Langkah ..................................... 20
Gambar 2.29Diesel 2-Tak ............................................................................... 21
Gambar 2.30Diesel 2 langkah ......................................................................... 22
iv
Gambar 2.31Konstruksi Pendingin Udara Stasioner ........................................ .26
Gambar 2.32Konstruksi Pendingin Udara Dinamis ......................................... .27
Gambar 2.33Konstruksi Pendingin Tipe Hopper............................................. .27
Gambar 2.34Konstruksi Pendingin Tipe Kondensor........................................ 28
Gambar 2.35Konstruksi Pendingin Tipe Radiator ........................................... 28
Gambar 2.36Konstruksi Karburator ................................................................ 29
Gambar 2.37SistemPompaPribadi................................................................... 30
Gambar2.38SistemDistribusi .......................................................................... .31
Gambar2.39Sistem Akumulator ...................................................................... .31
Gambar2.40 (A) NosselKatupJarum, (B) NosselPasak .................................... .33
Gambar2.41 Fuel Injector............................................................................... .34
Gambar2.42 Injection Pump ........................................................................... .36
Gambar2.43Feed pump................................................................................... 36
Gambar2.44Electrical Injection System........................................................... .37
Gambar2.45 K-Jetronic................................................................................... .37
Gambar2.46KE- Jetronic ................................................................................ .38
Gambar 2. 47LH- Jetronic .............................................................................. .38
Gambar 2. 48 Teknologi EFI pada mesin ........................................................ .40
Gambar 2. 49Konstruksi EFI padaMesin......................................................... .40
Gambar2.50Konstruksi VVT-i padaMesin Toyota .......................................... .41
Gambar2.51Common rail................................................................................ .43
Gambar2.52 Prinsip common rail.................................................................... .44
Gambar 2.53Produk common rail ................................................................... 44
Gambar 2.54Variable geometri turbocharger.................................................. 45
Gambar 2.55Skema instalasi motor torak dengan turbosupercharger.............. 46
Gambar 2.56Turbosupercharger..................................................................... 46
Gambar 2.57 Prinsip pembuangan turbosupercharger pada 1 ruang bakar ...... 46
Gambar 2.58 PrinsippembuanganturbosuperchargerpadaV-Engine................. 47
Gambar 2.59Kerusakan piston akibat Knocking .............................................. 48
Gambar 2.60Injector....................................................................................... 50
Gambar2.61 Kerak piston ............................................................................... 50
Gambar 3.1 Peralatan Praktikum Motor Bakar Bensin .................................... 51
v
Gambar3.2 Skema alat pengujian Motor Bakar Diesel .................................... 51
Gambar3.3 Tachometer................................................................................... 52
Gambar 3.4StopwatchDigital .......................................................................... 52
Gambar 3.5TermometerDigital ...................................................................... 53
Gambar 4.1 Grafik Daya Poros vs Efisiensi Thermal ..................................... 64
Gambar 4.2 Grafik Daya Poros vs Putaran ..................................................... 65
Gambar 4.3 Grafik Pemakaian Bahan Bakar vs Daya Poros ........................... 65
Gambar 4.4 Grafik Pemakaian Bahan Bakar vs Putaran ................................. 66
Gambar 4.5 Grafik Putaran vs Efisiensi Thermal............................................. 66
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Motor Bensin dan motor bakar diesel
....................................................................................................................... 23T
abel 2.2 Perbedaan motor bensin 4-langkah dengan 2-langkah ........................ 24
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan ..................................................................... 58
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan ................................................................... 63
vii
DAFTAR SIMBOL
Simbol ArtiSimbol Satuan
N jumlahputaran rpm
M massa kg
T waktu s
F gaya N
T torsi N.m
T temperatur K
Ne dayaporosefektif kW
Pe tekananefektif rata-rata Pa
m
bb
pemakaianbahanbakar kg/h
m
u
lajualiranudara kg/h

v
efisiensivolumetrik %

th
efisiensi thermal %
H
f
energibahanbakar kW
H
u
energiudaramasuk kW
H
gb
energi gas buang kW
H
ap
energi air pendingin kW

u
massajenisudara kg/m
3

oli
massajenisoli kg/m
3

bb
massajenisbahanbakar kg/m
3
H
ne
energiporosefektif kW
Q
loss
energi yang hilang kW
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Penggunaan motor
bakarsampaisaatinimerupakansalahsatupenggunaanterbesaryangdigunakanoleh
industriotomotifdunia. Banyakterobosan-terobosanteknologibaru yang
ditemukandalampeningkatanefisiensipenggunaan motor bakarini.
Seorangsarjanateknikmesinsangatmembutuhkanaplikasiberbagai
macamte
oritentangilmupengetahuanyangmerekadapatkandibangkuperkuliahan, agar
nantinyasaatdi
duniakerjaiamempunyaibekaldalammenghadapiberbagaimasalah yang
nantinyamerekatemui di lapangannantinya. Dan motor
bakarmenjadisalahsatualat yang
menerapkanilmupengetahuandasarteknikmesinmulaidarithermodinamika,
material teknik, proses
produksisertamasihbanyaklagiilmupengetahuanteknikmesin yang
terintegrasidalamsatubuah motor bakarini. Sehinggamenjadisuatuhalyang
sangatpentinguntukmengikutipraktikum motor bakarini,
danmahasiswasekaligusmengamatiberbagaifenomena-fenomena yang terjadi
yang akanmenjadibekalsaatmahasiswatersebut di hadapkanpadapersoalan yang
serupasaat di duniakerjanantinya.
1.2 TujuanPercobaan
1. Mengetahui proses yang terjadipada motor bakarbensindan diesel.
2. Mempelajarikarakteristikdan parameter prestasi motor bensindan motor
bakar diesel..
1.3 Manfaat
1. Mahasiswadapatmengetahuifenomena yang terjadipada motor
bakarbensindan motor bakar diesel.
2. Mahasiswadapatmempelajariaplikasidariberbagaimatakuliah yang
menjadi proses dasardari motor bakar.
[Type text] Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PengertianMachine,Engine danHeat Engine
Mesin(machine)adalah seperangkat alat yangterdiri dari beberapa
komponen yang berfungsi untuk memudahkanpekerjaan manusia.Engine
didefinisikan sebagai suatu alat atau komponen yang berfungsi merubah suatu
energi dari satu bentuk kebentuk lain. Heat engine adalah suatu mesin kalor
yang merubah energi kimia menjadi energi termal dan selanjutnyadiubah
menjadi energi mekanik yang dimanfaatkan untuk melakukan kerja.
2.2 Klasifikasi Heat Engine
Gambar 2.1 klasifikasi heat engine
4
Berikut ini penjelasan dari heat engine pada gambar di atas :
1. Internal combustion engine
a. Rotary
1) Wankel Engine
Wankel engine ini merupakan piston yang bergerak rotasi.Cara
kerjanyaadalah campuran bahan bakar dan udara masuk melalui saluran
masuk kemudian dikompresikan sehingga tekanan menjadi naik.
Selanjutnya dipercikan bunga api dari busi dan terjadi pembakaran di
ruang bakar. Setelah itu terjadi ekspansi karenaputaran dari crank shaft
gas buang keluar melalui saluran buang.Aplikasi pada mobil mazda.
Gambar2.2 Winkel engine
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
2) Open CycleGas Turbine
Prinsip kerjanya adalah udara dari lingkungan masuk ke kompresor
kemudian tekanan naik.Padacombustion chamberbahan bakar
dimasukkan sehingga udara bertekanan tinggi bercampur dengan bahan
bakar, setelah itu terjadi pembakaran. Gas hasil pembakaran
dimanfaatkan untuk memutar turbin. Pada turbin dihasilkan kerja yang
menyebabkan poros berputar. Poros dari turbin ini dihubungkan ke
kompresor sehingga kerja yang dihasilkan turbin bisa dimanfaatkan untuk
memutar kompresor.Memanfaatkan siklus brayton terbuka yaitu fluida
5
kerja diperbaharui setiap satu siklus selesai.Aplikasi : generator listrik.
Gambar2.3 Open CycleGas Turbin
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
b. Reciprocating
1) Gasoline Engine
Sistem tenaga dari gasoline enginebiasa ditemukan pada motor
bakar bensin. Sistem pengapian yang digunakan adalah spark ignition.
Pada sistem ini bensin difungsikan sebagai bahan bakarnya, konstruksi
mesinnya dapat dilihat pada gambar.Aplikasi pada mobil kijang inova.
Gambar 2.4 Motor Bakar Bensin (Mesin Toyota)
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
2) Diesel engine
Sistem tenaga dari diesel engine biasaditemukan pada motor bakar
diesel. Sistem pengapian yang digunakan adalahcompression ignition.
Pada system inisolaratauminyak diesel difungsikan sebagai bahan
6
bakarnya. Aplikasi pada truk Hino
Gambar 2.5 Motor Bakar Diesel
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
2. External combustion engine
a. Rotary
1) CloseCycleGas Turbine
Gambar2.6 Close CycleGas Turbine
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
Prinsip kerja dari jenis heat engine ini yaitu udara masuk ke
kompresor kemudian tekanan menjadi naik. Pada heat exchanger panas
dimasukkan selanjutnya diteruskan ke turbin dan menghasilkan kerja
berupa putaran poros. Poros dari turbin ini dihubungkan ke kompresor
sehingga kerja yang dihasilkan turbin bisa dimanfaatkan memutar
kompresor.Setelah keluar dari turbin, udara tersebut masuk ke heat
7
exchanger. Pada heat exchangerini panas dikeluarkan dan selanjutnya
masuk kembali ke kompresor.Memanfaatkan siklus brayton tertutup yaitu
fluida kerja kembali ke kondisi awal setiap 1 siklus.Aplikasi pada mesin
pendorong kapal.
2) Steam Turbine
Sistem tenaga pada steam turbine memanfaatkan tenaga uap dalam
operasinya. Uap tersebut dapat berasal dari pembakaran batu bara atau
pemanasan air. Uap ini dimanfaatkan untuk memutar turbin
kemudian memutar generator yang dapat menghasilkan listrik. Aplikasi
pada turbin uap
Gambar2.7 Steam Turbin pada numberg, Jerman
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
b. Reciprocating
1)
Stirling Engine
Prinsip kerja stirling engine ini adalah mengunakan dua torak yang
dihubungkan ke satu poros engkol. Udara dari ruang silinder bawah
berupa udara panas akibat adanya pemanas di dinding silinder.
Kemudian udara panas tersebut masuk ke ruang silinder atas sehingga
mendorong torak bergerak ke bawah dan memutar poros engkol.
8
Pada bagian dinding silinder atas terdapat pendingin sehingga udara
menjadi dingin dan torak kembali ke atas. Aplikasi : aircraft, pada
pembangkit listrik tenaga geothermal.
Gambar 2.8 Stirling engine
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
2) Steam Engine
Sistem tenaga pada steam engine termasuk salah satu sistem tenaga
tertua di dunia.Pada sistem tenaga ini memanfaatkan tenaga uap dalam
kinerjanya.Prinsip kerjanya adalah air dipanaskan sehingga menjadi
uap.Kemudian uap panas tersebut dialirkan melalui pipa-pipa menuju
ruang silinder sehingga torak bergerak secara translasi.Aplikasi pada
Kereta api uap
Gambar2.9Lokomotif uap
(sumber :www.google.com/prelovac.com)
9
2.3 Perbedaan
AntaraInternalCombustionEnginedenganExternalCombustionEngine
Sistem pembakaran pada mesin termal terbagi atas dua, yaitu :
1. Internal Combustion Engine (ICE)
Internal combustion engineadalah mesin dimana proses pembakarannya
terjadi di dalammesin itu sendiri, sehingga gas hasil pembakaran yang
terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Contohnya adalah motor
bakar torak.
2. External Combustion Engine (ECE)
External combustion engineadalah dimana proses pembakaran terjadi di
luar mesin, energi termal dari hasil pembakaran dipindahkan ke fluida
kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Contohnya adalah mesin
uap.
10
Setelah diamati maka internal combustion engine yang lebih irit karena
pembakaran terjadi dalam mesin itu sendiri sehingga menghemat ruang dan
biaya operasional.
2.4 Klasifikasi Motor Bakar
Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Berdasarkan pada jumlah langkah
a. 2 langkah
Motor bakar dua langkah dapat dilihat pada gambar 2.10.
11
Gambar 2.10 Motor bakar 2 langkah pada Vespa
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
b. 4 langkah
Motor bakar empat langkah dapat dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Motor bakar 4 langkah
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
2. Berdasarkan sistem pengapian
a. Spark Ignition Engine (percikan nyala api)
Dimana proses pembakaran antara campuran udara dan bahan bakar
yang menggunakan system pengapian dengan menggunakan busi.
12
Gambar 2.12 Proses pembakaran dengan Busi.
(sumber : www.google.com/automotivesservice.blogspot.com)
b. Compression Ignition Engine (penyalaan dengan kompresi)
Dimana proses pembakaran dengan memanfaatkan panas dari
kompresi untuk membakar bahan bakar.
Gambar 2.13 Proses pembakaran dengan cara kompresi
(sumber : www.google.com/automotivesservice.blogspot.com)
3. Berdasarkan jumlah silinder
Jumlah silinder pada motor bakar lebih diidentikkan dengan jumlah
piston yang digunakan. Pembagiannya adalah :
a.
Piston Tunggal
Motor bakar ini menggunakan satu piston. Motor bakar dengan
piston tunggal biasanya terdapat pada sepeda motor, contohnya
dapat dilihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12
b. Piston Ganda
Motor bakar ini menggunakan dua piston. Pada motor bakar piston
ganda pergerakan piston serentak.
ganda sudah dimiliki
Gambar 2.13
c. Multi Piston
Motor bakar ini menggunakan banyak piston. Pada motor bakar
multi piston,
piston yang digunakan. Pembagiannya adalah :
Piston Tunggal
Motor bakar ini menggunakan satu piston. Motor bakar dengan
piston tunggal biasanya terdapat pada sepeda motor, contohnya
dapat dilihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12 Piston tunggal pada sepeda motor
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Piston Ganda
Motor bakar ini menggunakan dua piston. Pada motor bakar piston
ganda pergerakan piston serentak. Motor bakar dengan piston
ganda sudah dimiliki oleh mesin kapasitas besar.
Gambar 2.13 Piston ganda pada motor Harley Davidson
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Multi Piston
Motor bakar ini menggunakan banyak piston. Pada motor bakar
multi piston, pergerakkan piston tidak serentak.
13
Motor bakar ini menggunakan satu piston. Motor bakar dengan
piston tunggal biasanya terdapat pada sepeda motor, contohnya
Motor bakar ini menggunakan dua piston. Pada motor bakar piston
dengan piston
Piston ganda pada motor Harley Davidson
Motor bakar ini menggunakan banyak piston. Pada motor bakar
14
Gambar 2.14 Multi Piston mobil Pigeout
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
4. Berdasarkan letak katup
a. Kepala
Model katup piston terletak di bagian kepala piston dapat
dilihat pada gambar 2.15.
Gambar 2.15 Letak Katup di Bagian Kepala Piston
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
b. Samping
Model katup piston terletak di bagian samping piston
ditunjukkan oleh gambar 2.16
Gambar 2.16 Letak Katup di Bagian Samping Piston
15
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
c. Bawah
Model katup piston terletak di bagian bawah piston ditunjukkan
oleh gambar 2.17
Gambar 2.17 Letak Katup di Bagian Bawah Piston
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
5. Berdasarkan pergerakan piston
a. Translasi
Pergerakan piston secara translasi dimiliki oleh piston torak
Gambar 2.18 Piston torak
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
b. Rotasi
Gambar 2.19 Piston Radial
16
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
6. Berdasarkan bahan bakar
a. Bensin
Motor bakar bensin umumnya memakai sistem pembakaran
menggunakan jenis spark ignition
Gambar 2.20 Motor Bakar Bensin
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
b. Diesel
Motor bakar diesel umumnya memakai sistem pembakaran
menggunakan jenis compression ignition
Gambar 2.21 Motor Bakar Diesel
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
7. Berdasarkan susunan silinder
a. Inline engine
17
Mesin inline merupakan mesin dengan susunan silinder lurus
b. V engine
Pada mesin V, susunan silinder terpasang pada 2 buah ruang bakar
yang tersusun dengan sudut tertentu sehingga membentuk sperti huruf
V.
c. Opposed cylinder engine
Opposite cylinder enggine tersusun dimana piston berakhir
pada ujung silinder dan tidak ada kepala silinder.
d.
Opposed piston engine
Pada opposite piston engine,silinder ganda berakhir dengan piston
pada langkah akhir dan tidak ada kepala silinde
e. Radial engine
Radial engine tersusun dumana piston bergerak keluar dari
titik pusat poros engkol
f.
X type engine
X tipe engineengine tersusun atas 2 buah blok mesin V yang
bertentangan satu sama lain
g. H type engine
H type engine terdiri dengan 2 buah silinder ganda yang
tersusun menyerupai huruf H
Gambar 2.22 Jenis-jenis susunan silinder
18
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
h.
U type
U type tersusun atas 2 buah mesin lurus dengan 2 cranksaft yang
terpisah
i. Delta type engine
Delta type terdiri atas 3 buah opposite piston yang tersusun
membentuk segitiga,
2.5 Parameter motor bakar
Parameter mesin merupakan kelengkapan dari suatu mesin. Dimana
parameter inilah yang digunakan untuk menentukan prestasi dari suatu mesin.
Parameter mesin tersebut dapat dilihat pada gambar 2.23
Gambar 2.23 Parameter Mesin Motor Bakar
(sumber :smkpraskabjambi.sch.id)
Keterangan:
a. TDC (Top Dead Center) adalah posisi teratas dari pergerakan piston.
b. BDC (Bottom Dead Center) adalah posisi paling bawah dari pergerakan
piston.
c. Vc (Volume Clearence) adalah volume yang tersisa pada saat piston
19
mencapai TMA.
d. B (bore) adalah diameter dari piston.
e. S (Swept) adalah panjang langkah dari piston atau jarak dari TMA keTMB.
f. Vd(Volume Displacement) adalah Volume dari perpindahan piston yaituDari
TMA sampai TMB.
g. r adalah panjang connecting rod.
h. a adalah diameter dari poros engkol.
i. adalah sudut kemiringan poros engkol dengan connecting rod.
2.6 Silkus otto dan siklus diesel
a. Siklus otto
Sistem pembakaran pada motor bakar bensin dinamakan dengan siklus Otto.
Sistem pembakaran tersebut denganmemasukkan panas pada volumekonstan.
Selengkapnya proses termal yang terjadi pada siklus daya motor bensin dapat
dilihat pada diagramP-vdan T-s
Beberapa idealisasi pada siklus otto :
a. Fluida kerja pada silinder adalah udara
b. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropic
c. Proses pembakaran dianggap sebagai proses pemanasan fluida kerja
d. Pada akhir proses ekspansi, fluida kerja didinginkan sehingga tekanan dan
temperature turun mencapai tekanan dan temperature atmosfer.
e. Tekanan fluida kerja pada silinder selama langkah buang dan langkah
hisap adalah konstan dan sama dengan tekanan atmosfer.
Diagram P-v Diagram T-s
20
Gambar 2.24 Gambar Siklus Otto
(sumber : wikipedia.id)
Dimana :
0-1 Langkah hisap (katup hisap terbuka)
1-2 Langkah kompresi (katup hisap dan katup buang tertutup)
2-3 Pembakaran bahan bakar udara
3-4 Langkah usaha (katup hisap dan katup buang tertutup)
4-5 Langkah pendinginan
5-0 Langkah buang
b.Siklus Diesel
Siklus diesel adalah idealisasi dari mesin dengan pengapian kompresi. Pada
motor bakar dengan pengapian busi, bahan bakar dinyalakan dengan energi
yang bersumber dari luar.
Siklus baku diesel pertama kali diciptakan oleh Rudolph Diesel pada awal
tahun 1980. Siklus baku diesel ini juga terdiri dari empat proses reversibel
seperti halnya pada siklus otto. Pada siklus diesel ialah pada cara pemasukan
panas berlangsung pada tekanan konstan. Jadi siklus baku diesel terdiri dari dua
proses adiabatis, satu proses isochoris dan satu proses isobaris.
Pada keadaan 1, piston yang berkedudukan pada TMB, mulai
mengkompresikan udara secara adiabatis sampai piston mencapai kedudukan di
TMA, pada keadaan 2, sehingga baik tekanan maupun udara naik. Kemudian
pada proses 2-3, terjadi pemasukan panas (pembakaran) secara isobaris dan
piston dari TMA hingga dicapai keadaan 3. Selanjutnya piston melakukan
proses ekspansi secara adiabatis hingga piston mencapai titik TMB kembali
pada keadaan 4. Kemudian pada proses 4-1, terjadi proses pengeluaran panas
secara isochoris sehingga udara kembali ke keadaan mula-mula yaitu keadaan 1.
Keterangan :
0-1 Langkah hisap (katup hisap terbuka)
1-2 Langkah kompresi (katup hisap dan katup buang tertutup)
2-3 Pembakaran bahan bakar udara
3-4 Langkah usaha (katup hisap dan katup buang tertutup)
4-1 Langkah buang
2.7 Prinsip kerja motor bensin dan diesel
1. Motor bakar bensin
a. Motor bakar bensin
1) Langkah hisap
Langkah ini diawali dengan pergerakan piston dari titik mati atas (TMA)
menuju titik mati bawah (TMB), katup isap terbuka dan katup buang
tertutup. Melalui katup isap, campuran bahan bakar bensin
dalam ruang bakar
2) Langkah kompresi
Poros engkolberputar
Gambar 4.2.38 Siklius Diesel
(sumber : wikipedia.id)
Langkah hisap (katup hisap terbuka)
Langkah kompresi (katup hisap dan katup buang tertutup)
Pembakaran bahan bakar udara
Langkah usaha (katup hisap dan katup buang tertutup)
Langkah buang
Prinsip kerja motor bensin dan diesel
Motor bakar bensin
Motor bakar bensin 4 langkah
Langkah hisap
Langkah ini diawali dengan pergerakan piston dari titik mati atas (TMA)
mati bawah (TMB), katup isap terbuka dan katup buang
tertutup. Melalui katup isap, campuran bahan bakar bensin-udara masuk ke
dalam ruang bakar
Langkah kompresi
Poros engkolberputar menggerakan torak ke TMA setelah mencapai
0
21
Langkah kompresi (katup hisap dan katup buang tertutup)
Langkah ini diawali dengan pergerakan piston dari titik mati atas (TMA)
mati bawah (TMB), katup isap terbuka dan katup buang
udara masuk ke
TMA setelah mencapai
22
TMB.Katup masuk dan katup buang tertutup.Campuranudarabahan-bakar
dikompresikan,tekanandan temperature didalamsilindermeningkat, sehingga
campuraninimudahterbakar.Proses pemampatan ini di sebut juga langkah
tekan, yaitu ketika torak bergerak dari TMBmenujuTMAdan keduakatup
tertutup
3) Langkah kerja
Saat berlangsungnya langkah kerja ini, kedua katup tertutup. Pada waktu
torak mencapai TMA, timbul loncatan bunga api listrik dari busi dan
membakar campuranudara-bahan bakar yang bertekanan danbertemperatur
tinggi sehingga timbul ledakan, akibatnya torak terdorong menuju TMB
sekaligus menggerakkan poros engkol sehingga diperoleh kerja mekanik
4) Langkah buang
Setelah mencapai TMB poros engkol menggerakkan torak keTMA,
volume silinder mengecil. Pada saat langkah buang katub masuk tertutup
dankatup buang terbuka. Torak menekan gas sisa pembakaran keluar
silinder. Beberapa saat sebelum torakmencapai TMA, katup isap mulai
terbuka dan beberapa saat setelah bergerak ke bawah, katup buang sudah
menutup.Gerakan ke bawah ini menyebabkan campuran udara-bahan bakar
masuk ke dalam silinder, sehingga siklus tersebutterjadisecara berulang
Gambar 2.26Prinsip kerja motor bakar bensin 4 langkah
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
23
b.Motor bakar bensin 2 langkah
Langkah pertama, terjadi proses isap dan kompresi, dimana pada langkah ini
torak bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas). Pada
keadaan ini lubang pemasukan dan pembuangan terbuka, gas baru masuk ke
dalam silinder dan mendorong sisa-sisa pembakarankeluar.Kemudian torak
bergerak dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan sehingga gas baru
dipadatkan (kompresi)
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Motor Bensin 2 Langkah
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Langkah kedua, terjadi proses kerja dan buang, dimana pada saat ini torak
bergerak dari TMA menuju TMB. Pada saat torak berada pada TMA
terjadi pembakaran sehingga tekanan gas naik dan mendorong torak
menuju TMB, menghasilkan kerja (ekspansi). Kemudian lubang pembuangan
terbuka, maka gas bekas keluar. Setelah itu lubang pemasukan terbuka dan gas
baru yang bertekanan lebih besar masuk, demikian proses ini berulang secara
terus-menerus.
24
2. Motor bakar Diesel
a. Motor Bakar Diesel 2 Langkah
Pada motor bakar diesel 2T, untuk melakukan satu proses siklus dibutuhkan
pergerakan piston satu kali naik dan satu kali turun sehingga poros akan
berputar satu kali. Pada saat piston bergerak dari TMB menuju TMA maka
katup masuk poros engkol akan terbuka dan saluran buang tertutup dan saluran
udara masuk ruang bakar terbuka sehingga tekanan di poros engkol lebih rendah
dari lingkungan sehingga udara akan terisap ke ruang poros engkol,saat
pergerakan piston tersebut dan setelah saluran udara masuk ruang bakar tertutup
pula maka terjadilah pengkompresian udara dengan perbandingan rasio
kompresi yang tinggi yang mengakibatkan temperaturnya tinggi mencapai
temperatur nyala bahan bakar. Ketika piston mencapai TMA maka
diinjeksikanlah bahan bakar dengan menggunakan nosel sehingga terjadilah
pembakaran yang mengakibatkan adanya gaya dorong pada piston oleh gas
hasil pembakaran sehingga piston bergerak dari TMA menuju TMB. Dalam
pergerakan tersebut saluran udara masuk ruang bakar terbuka sehingga udara
yang ada di poros engkol masuk ke ruang bakar dan mendesak sisa-sisa gas
pembakaran menuju saluran buang keluar dan ditambah lagi akibat tekanan di
ruang bakar lebih tinggi dari lingkungan, hal inilah yang disebut langkah buang.
a. Ketika posisi piston di TMA, silinder yang berisi udara bertekanan tinggi
bahan bakar dipercikan kedalam silinder oleh injektor dan terjadi
pembakaran seketika
b. Tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran mendorong piston ke TMB, yang
disebut langkah usaha
c. Ketika piston di TMB katup buang terbuka, gas buang keluar dari silinder
untuk menyamakan tekanan dengan tekanan luar
d. Pada saat piston dibawah saluran masuk udara terbuka, udara mengisi ruang
silinder, yang memaksa gas buang keluar
25
e. Katup buang tertutup dan piston mulai bergerak ke TMA, yang
menyebabkan saluran udara tertutupdan mengkompresi udara baru, yang
disebut dengan langkah kompresi
f. Pada saat piston diatas maka berulang kelangkah pertama
Gambar 2.28 Diesel 2-Tak
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Beberapa keuntungan dari mesin 2 langkah:
1. Mesin ini tidak memiliki katup seperti 4 tak sehingga memiliki
konstruksi yang lebih sederhana sehingga mempunyai berat yang lebih
ringan
2. 1 kali rotasi sudah menghasilkan tenaga
3. Mudah dalam perawatan mesin.
Kerugian Mesin 2 Langkah:
1. Kekurangan pelumas dapat menyebabkan mesin cepat rusak
2. Jika pada mobil akan dibutuhkan 1 liter oli setiap 1000 mil.
3. Boros bahan baker.
4. Menghasilkan polusi udara.
Langkah Isap
dan Kompresi
Langkah kerja
dan Buang
26
b. Motor Bakar Diesel 4 Langkah
Pada motor bakar diesel 4T, untuk melakukan satu proses siklus dibutuhkan
pergerakan piston dua kali naik dan dua kali turun sehingga poros engkol akan
berputar dua kali. Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB maka katup
hisap akan terbuka dan tekanan di dalam silinder lebih rendah dari tekanan
lingkungan akibatnya udara lingkungan akan terisap ke ruang bakar, langkah ini
disebut langkah hisap, kemudian piston bergerak lagi dari TMB ke TMA dan
semua katup tertutup akibatnya udara yang diruang bakar akan terkompresi
sehingga tekanan dan temperaturnya tinggi mencapai titik bakar/nyala bahan
bakar, inilah yang disebut langkah kompresi. Ketika piston di TMA maka
diinjeksikanlah bahan bakar dengan menggunakan nosel sehingga terjadilah
pembakaran bahan bakar akibat tekanan dan temperatur yang tinggi tadi.
Gambar 2.9 Diesel 4-Tak
Karena adanya pembakaran menyebabkan adanya gaya dorong oleh gas
pembakaran terhadap piston sehingga piston bergerak lagi dari TMA menuju
TMB, inilah yang disebut langkah kerja. Pada saat piston mencapai TMB maka
katup buang sudah mulai sedikit demi sedikit terbuka, dan karena tekanan
dalam ruang bakar lebih tinggi dari lingkungan maka gas sisa-sisa pembakaran
akan keluar, inilah yang disebut langkah buang atau pendinginan cepat.
Kemudian piston bergerak lagi dari TMB menuju TMA dan katup buang tetap
terbuka sehingga gas sisa-sisa pembakaran yang masih ada di ruang bakar akan
dibilas atau dibuang ke luar, hal ini disebut langkah bilas atau buang.
27
Idealisasi dari siklus udara tekanan konstan 4-Tak adalah :
1. Flluida kerja dianggap gas ideal.
2. Langkah isap merupakan proses tekanan konstant dimana, katup yang
terbuka adalah katup hisap dan katup buang tertutup.
3. Langkah kompresi merupakan proses isentropik, dimana katup hisap
dan katup buang tertutup.
4. Pemasukan kalor pada tekanan konstant
5. Langkah kerja proses isentropik, dimana katup hisap dan katup buang
masih tertutup .
6. Proses pembuangan dianggap proses pembuangan kalor pada volume
konstant, dimana katup hisap tertutup dan katup buang terbuka.
7. Langkah buang proses tekanan konstant, dimana sisa hasil pembakaran
dibuang melalui saluran keluar.
Gambar 2.30 Prinsip kerja motor bakar diesel
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Dalam motor bakar diesel yang diidealisasian udara dikompres hingga TMA,
pada saat bahan bakar diinjeksikan, dan diidealisasikan bahwa proses
pembakaran berlangsung pada tekanan konstan pada sebagian dari langkah
kerja. Sisa langkah kerja dan langkah kompresi diidealisasikan sebagai
isentropik
28
2.8 Perbedaan motor bakar bensin dengan motor bakar diesel
No. Deskripsi Mesin Bensin Mesin Diesel
1
Siklus
dasar
Bekerja pada siklus otto atau
pemasukan panas pada
volume konstan
Bekerja pada siklus diesel
atau siklus pemasukan panas
pada volume konstan
2
Bahan
bakar
Bensin, temperatur
pengapian tinggi
Minyak diesel, temperatur
pengapian rendah
3
Pemasukan
Bahan
bakar
Campuran udara-bahan
bakar dimasukkan selama
tahap isap
Bahan bakar diinjeksi secara
langsung ke ruang bakar
pada tekanan tinggi
pada akhir tahap kompresi
4 Kontrol
Katup mengatur jumlah
bahan bakar dan udara yang
masuk dan keluar
Jumlah bahan bakar diatur,
udara tidak diatur
5 Pengapian
Membutuhkan system
pengapian dgn busi diruang
bakar. Tegangan awal
diberikan oleh Aki atau
magnet
Pembakaran terjadi karena
adanya temperatur tinggi,
karena adanya kompresi
tinggi
6
Rasio
kompresi
6 sampai 10 16 sampai 20
7 Kecepatan
Mesin kecepatan tinggi
karena adanya
pembakaran homogen
Mesin kecepatan rendah
karena
pembakaran tidak homogen
8
Efisiensi
termal
Rendah Tinggi
9 Berat Lebih ringan Lebih Berat
2.9 Perbedaan motor bakar 2 langkah dengan 4 langkah
Deskripsi Mesin 4-tak Mesin 2-tak
Siklus
termodinamik
4 gerakan piston 2 gerakan piston
Momen putar Kurang seragam Lebih seragam
Daya yang
dihasilkan
Lebih kecil Lebih besar
29
Pendinginan
dan
pelumasan
Pendinginan
air/udara,sed
ikit
Pendinginan
gabungan,lebih
banyak
Katu
p
2
katup
satu katup
Biaya pembuatan Lebih mahal Lebih murah
Efisiensi volumetrik Lebih baik Lebih rendah
Efisiensi termal Lebih tinggi Lebih rendah
Aplikas
i
Alat-alat berat Alat-alat ringan
Konstruksi Lebih sederhana Lebih rumit
2.10 Sistim pendingin pada motor bakar
Pada motor bakar torak, energi kimia yang tersimpan dalam bahan bakar
diubah menjadi energi thermal pada saat pembakaran. Energi thermal ini
selanjutnya diubah menjadi energi mekanik berupa gerak translasi torak dan
gerak rotasi poros engkol. Adanya pendinginan akan menyebabkan
pengurangan besar energi thermal sehingga pendinginan akan menurunkan
efisiensi panas. Meskipun demikian, pendinginan harus ada karena dengan tidak
adanya pendinginan akan menyebabkan silinder dan torak menjadi terlalu panas
sehingga dapat mengakibatkan :
1. Campuran bahan bakar dan udara yang dihisap oleh torak pada motor
bensin dapat terbakar sendiri pada saat langkah kompresi (preignition),
2. Pelumasan akan terganggu karena minyak pelumas dapat ikut terbakar
sehingga torak macet yang dapat menimbulkan kerusakan pada silinder
dan torak.
Dengan demikian, meskipun sebetulnya pendinginan itu merugikan
(mengurangi efisiensi panas) pada motor bakar torak harus ada pendinginan.
Sistem pendinginan (cooling system) motor bakar torak (motor bensin dan
motor diesel) didesain terutama untuk:
1. Mengatur suhu operasi,
2. Mencegah panas berlebihan (overheating).
30
Dengan adanya pengaturan suhu operasi dalam sistem pendinginan maka:
1. Operasi engine akan terjaga pada tingkat panas terbaik,
2. Engine akan terlindungi dari operasi terlampau dingin yang dapat
mengakibatkan keausan dan pemborosan konsumsi bahan bakar, dan
3. Engine terlindung dari preignition, detonasi (peletusan), ketukan
(knock), dan kerusakan pada torak, katup-katup, dan pelumasan.
a. Pendinginan Lansung
Pendinginan lansung merupakan sistem pendinginan dengan langsung
mendinginkan bagian yang didinginkan, pada motor bakar lansung mendingin
mendinginkan motor tersebut . Pendinginan udara disebut juga pendinginan
langsung karena udara bersentuhan lansung dengan dinding luar motor.
Pendinginan motor bakar torak dengan media udara terdiri atas:
1. Pendingin Udara Stasioner
Proses pendinginan pada pendingin udara stasioner ditempuh dengan cara
menghadirkan udara melalui hembusan kipas (fan, atau blower) untuk
mendinginkan sirip-sirip pendingin di sekeliling dinding silinder. Bentuk
konstruksi sistem pendingin ini dapat dilihat pada gambar 2.41 .
Gambar 2.31 Konstruksi pendingin udara stasioner
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
31
2. Pendingin Udara Dinamis.
Proses pendinginan pada pendingin udara dinamis ditempuh dengan cara
menghadirkan udara melalui gerakan dinamis dari engine pada saat
dijalankan dengan kecepatan yang cukup tinggi, sehingga pada saat berhenti
atau diam di tempat tidak akan terjadi pendinginan. Bentuk konstruksi
sistem pendingin ini dapat dilihat pada gambar 2.42.
Gambar 2.32 Konstruksi pendingin udara dinamis
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
b. Pendinginan Tidak Langsung
Pendinginan tidak lansung merupakan sistem pendinginan dengan
memanfaatkan air sebagai media pendinginan.
Pendinginan motor bakar torak dengan media air ditempuh dengan cara:
1. Penguapan,
Pendinginan penguapan (tipe hopper) merupakan cara pendinginan dengan
air yang paling sederhana. Dinding silinder yang akan didinginkan berada di
dalam bak (hopper) yang dapat diisi dengan air dan terbuka bagian atasnya.
Bentuk konstruksi sistem pendingin ini dapat dilihat pada gambar 2.43.
32
Gambar 2.3 3 Konstruksi pendingin tipe hopper
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
2. Kondensasi.
Pendinginan secara kondensasi (tipe kondensor) mendinginkan silinder
dengan cara mendinginkan uap air yang bergerak ke atas masuk ke dalam
pipa-pipa kondensor. Bentuk konstruksi sistem pendingin ini dapat dilihat
pada gambar 2.44.
Gambar 2.34 Konstruksi pendingin tipe kondensor
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
3. Peredaran alami.
Pada sistem pendinginan air dengan sirkulasi alami,air pendingin akan
mengalir dengan sendirinya yangdiakibatkan oleh perbedaan massa jenis air
yang telah panas dan air yang masih dingin.
4. Peredaran paksa (
Pendinginan dengan peredaran paksa (tipe
dengan cara mendinginkan air panas yang mengalir secara paksa oleh
pompa air. Sepintas konstruksi pendingin tipe radiator ini hampir sama
dengan tipe thermosiphon, perbedaannya terl
pompa air, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.4
Gambar 2.
Gambar 2.38 Konstruksi pendingin tipe kondensor
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Peredaran paksa (radiator)
Pendinginan dengan peredaran paksa (tipe radiator) mendinginkan silinder
dengan cara mendinginkan air panas yang mengalir secara paksa oleh
pompa air. Sepintas konstruksi pendingin tipe radiator ini hampir sama
dengan tipe thermosiphon, perbedaannya terletak pada ada dan tidaknya
pompa air, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.46.
Gambar 2.39 Konstruksi pendingin tipe radiator
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
33
kondensor
) mendinginkan silinder
dengan cara mendinginkan air panas yang mengalir secara paksa oleh
pompa air. Sepintas konstruksi pendingin tipe radiator ini hampir sama
etak pada ada dan tidaknya
34
2.11 Karburasi pada motor bakar
Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli:
semakin cepat udara bergerak maka semakin kecil tekanan statisnya namun
makin tinggi tekanan dinamisnya
Mesin-mesin generasi awal menggunakan karburator aliran keatas
(updraft), dimana udara masuk melalui bagian bawah karburator lalu
keluar melalui bagian atas. Keuntungan desain ini adalah dapat menghindari
terjadinya mesin banjir, karena kelebihan bahan bakar cair akan langsung
tumpah keluar karburator dan tidak sampai masuk kedalam intake mainfold;
keuntungan lainnya adalah bagian bawah karburator dapat disambungkan
dengan saluran oli supaya ada sedikit oli yang ikut kedalam aliran udara dan
digunakan untuk membasuh filter udara; namun dengan menggunakan
filter udara berbahan kertas pembasuhan menggunakan oli ini sudah tidak
diperlukan lagi sekarang ini. Konstruksi karburator pada sistem karburasi
dapat dilihat pada gambar 2.36
Gambar 2.40 Konstruksi karburator
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
35
2.12.Sistem distribusi bahan bakar motor diesel
1. Sistem Pompa Pribadi
Sistem pompa pribadi menggunakan satu pompa tekanan tinggi untuk
setiap silindernya. Setiap penyemprot dilayani oleh satu pompa
tekanan tinggi. Pompa ini adalah pompa plunyer yang dilengkapi
dengan perlengkapan pengatur kapasitas. Daya yang diperlukan untuk
menggerakkan pompa diambil dari daya yang dihasilkan oleh mesin
itu sendiri.
Gambar 2.41 Sistem Pompa Pribadi
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
2. Sistem distribusi
Hanya menggunakan satu pompa tekanan tinggi untuk melayani semua
penyemprot yang ada disetiap silinder. Pompa mengalirkan bahan
bakar bertekanan tinggi masuk ke dalam distributor. Distributor adalah alat
untuk membagi bahan bakar ke dalam setiap penyemprot sesuai
dengan urutan yang telah ditentukan. Jadi, fungsinya ekivalen dengan
fungsi distributor pada motor bensin. Pompa tekanan tinggi pada
sistem distributor juga dilengkapi dengan alat pengatur kapasitas
36
Gambar 2.42 Sistem Distribusi
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
2.13 Sistem injector motor bakar diesel
Pada mesin bensin konvensional suplai bahan bakar didapatkan dari
hasil karburasi melalui karburator. Untuk mendapatkan tenaga yang
optimum, komposisi campuran (perbandingan berat) antara udara dan
bensin harus berkisar antara 14,7 : 1, dan ini harus diperoleh pada setiap
kondisi kerja mesin yang selalu berubah, namun pada kenyataannya hal
ini sulit sekali dicapai karburator, karena pada karburator percampuran
bensin dan udara sangat bergantung pada ukuran lubang-lubang spuyer
karburator. Keberhasilan sistem injeksi tak terlepas dari ketepatannya
mencampur bensin yang disalurkan ke mesin sesuai dengan putaran
dan bebannya. Karena bensin disemprotkan langsung kesaluran isap
(intake manifold) melalui injektor, maka ketepatan campuran dapat
dicapai, sehingga polusi gas buang dapat ditekan dan mesin pun dapat
bekerja lebih efisien
2.14 Teknologi pada motor bakar bensin dan motor bakar diesel
a. Teknologi EFI (Electric Fuel Injection)
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen
engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari
kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak
(BBM)
dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang
37
membuat
mobil bisa melaju. SME muncul seiring dengan menipisnya
persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin
efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya.
Gambar 2.43 Teknologi EFI pada mesin
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
b.VVT-i
Tinjauan dasar VVT-i adalah mengoptimalkan torsi mesin pada
setiap kecepatan dan kondisi pengemudian yang menghasilkan konsumsi
BBM yang efisien dan tingkat emisi bahan bakar yang sangat
rendah. Teknologi VVT-i merupakan teknologi yang mengatur sistem
kerja katup pemasukan bahan bakar (intake) secara elektronik baik
dalam hal waktu maupun tutup katup sesuai dengan besar putaran
mesin sehingga menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan
bakar dan ramah lingkungan.
Gambar 2.44 Konstruksi VVT-i pada mesin
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
38
c.i-VTEC
Untuk mengenalsystem i-VTEC,harus memahami cara kerja
VTEC. Dan cara kerja VTEC ini Sudah di bahas di topik
terdahulu. Teknologi yang dilahirkan Honda untuk memperoleh mesin
yang mampu bekerja pada putaran bawah dan pada putaran atas.
Gambar 2.45 :Penggunaan iV-tech pada Honda
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
2.15 SistemSuperchargerdan Turbocharger
Supercharger adalah sebuah kompresor yang digunakan dalam
mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga mesin dengan
meningkatkan massa oksigen yang memasuki mesin. Energi untuk memutar
sudut kompresor berasal dari putaran mesin.Adapun tipe-tipe dari
supercharger ini adalah sebagai berikut:
Positive Displacement Compressor
Supercharging jenis ini mengkompres udara secara sedikit
demi sedikit secara terus menerus melalui screw, yang kemudian
dialirkan ke ruang bakar, arah masuk dan keluarnya udara adalah
searah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.42
39
Gambar 2.46 Positive Displacement Compressor
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Dynamic Compressor
Supercharger jenis ini mengkompres udara dengan
menggunakan impeller, arah masuknya dan keluaran udara tegak lurus.
Konstruksi dari Dynamic Compressor dapat dilihat pada gambar 2.43
Gambar 2.47 Dynamic Compressor
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
2.16 Fenomena dalam motor bakar bensin dan motor bakar diesel
Knocking merupakan suatu keadaan dimana campuran bahan bakar
dan udara tidak terbakar pada saat pengapian oleh busi (spark plug). Angka
oktan menunjukkan kemampuan bahan bakar bensin mencegahterjadinya
detonasi/ketukan pada proses pembakaran dalam bensin. Memang bila angka
oktan tidak memadai, maka ketukan yang terjadi dapat merusak mesin atau
mengurangi kinerja dan efisiensi mesin. Tapi penyesuaian angka oktan tidak
bertujuan menambah kandungan energi bensin, melainkan untuk memanfaatkan
40
semaksimal mungkin energi yang dapat diperoleh pada proses pembakaran dan
melindungi mesin terhadap kerusakan akibat detonasi.
Bilangan oktan pada berbagai bahan bakar
87 Bensin standar di Amerika Serikat
88 Bensin tanpa timbalPremium
91 Bensin standar di Eropa, Pertamax
92 Bensin standar di Taiwan
[1]
91 Pertamax
[2]
95 Pertamax Plus
Bilangan Cetane pada diesel
Solardengan nilai Cetane 48, hanya ada di SPBU PERTAMINA
Solar DEX di SPBU PERTAMINA, atau Solar2 yang ada di SPBU Asing
seperti SHELL, TOTAL Cetane 51.
Akibat penggunaan Solar bernilai Cetane rendah yaitu
a. Penggunaan Solar akan lebih boros
b. Suara Mesin semakin hari akan semakin kasar
c. Akselerasi pun akan sangat jelek
Kondisi knocking dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada
beberapa komponen mesin :
1. Piston berlubang
2. Ring piston rusak
3. Gasket pada silinder aus
Kendala ini menjadi hal yang membatasi terhadap pencapaian daya
output mesin yang optimal. Salah satu contoh dapat kita lihat kerusakan piston
akibat knocking pada gambar 2.55 berikut ini.
41
Gambar 2.48 Kerusakan piston akibatknocking
(sumber : smkpraskabjambi.sch.id)
Cara mengatasi knocking:
1. Untuk mesin keluaran terbaru, coba mengganti atau bahan bakar
premium dengan pertamax
2. Memajukan tingkat pengapian
3. Memindahkan transmisi ke transmisi yang lebih rendah
4. Pada mesin yang talah mencapai waktu pemakaian 150.000 km,
lakukan pembersihan karbon yang ada pada silinder
5. Menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi
6. Memundurkan waktu pengapian
BAB III METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Gambar Peralatan
Gambar 3.1 Skema Alat Pengujian motor bakar bensin
Gambar 3.2 Skema Alat pengujian motor bakar diesel
2
1
4
6
5
3
7
8
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 46
3.2 AlatUkur
a. Tachometer
b. Stop Watch
c. Termometer digital
d. Dinamometer Brake
3.3 Asumsi-asumsi.
1. Siklusotto ideal.
2. Tekanan pada silinder di atas tekanan atmosfer.
3. Temperatur lingkungan konstan
3.4 Prosedur percobaan
Sebelum melakukan pengujian, perlu dilakukan beberapa tahap pengerjaan
sebagai berikut :
1. Periksa tangki bahan bakar, apakah telah diisi. Dan periksa air pendingin pada
radiator serta minyak pelumas motor.
2. Hidupkan blower pendingin rem.
3. Buka katup bahan bakar dan katup bahan bakar ke karburator.
4. Sebelum mesin dijalankan periksa sekali lagi kondisi motor dan komponen
lainnya agar pengujian dapat dilakukan dengan lancar.
Pengujian Motor Bensin
1. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON pada panel instrumen.
2. Buka katup gas secukupnya. (Prosedur menghidupkan dan mematikan motor
harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan dan kesalahan pada
komponen alat uji)
3. Selanjutnya pengujian dapat dilakukan pada berbagai kondisi seperti berikut :
a. Katup gas berubah, beban konstan.
b. Beban berubah, katup gas konstan.
c. Beban dan katup gas berubah, putaran konstan.
d. Pada setiap operasi, dilakukan pengamatan terhadap :
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 47
a. Momen puntir
b. Putaran poros
c. Pemakaian bahan bakar
d. Perbedaan tekanan pada manometer
e. Temperatur gas buang
f. Temperatur kamar (konstan)
g. Temperatur air masuk radiator
h. Temperatur air keluar radiator
i. Debit aliran air masuk radiator
Teknik pengujian dan pengukuran
Setelah motor dijalankan, pengujian dapat dilakukan dengan membuka
katup gas pada posisi yang diingini. Pada bukaan katup gas konstan prosedur
pengukuran prestasi mesin adalah :
1. Atur katup gas pada posisi tertentu maka putaran poros akan naik.
2. Motor mulai dibebani dengan mengatur beban pada dinamometer-brake sampai
pada putaran tertentu
3. Setelah keadaan alat uji dalam keadaan stabil, dilakukan pengamatan terhadap
parameter parameter sebagai berikut :
a. Putaran poros, n (rpm)
b. Pembebanan pada rem, F (kgf)
c. h manometer tabung-U (mm)
d. Waktu pemakaian bahan bakar (second)
e. Temperatur gas buang (C)
f. Temperatur air masuk radiator (C)
g. Temperatur air keluar radiator (C)
h. Volume aliran air masuk radiator setiap waktu 10 detik (liter)
4. Selanjutnya putaran motore dapat dinaikkan dengan mengurangi beban pada
Dinamometer-brake.
5. Data dapat diambil pada putaran motor yang berbeda-beda. Posisi katup
konstan.
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 48
6. Untuk posisi katup gas berubah, cara pengujian dan pengukuran sama dengan
diatas.
7. Setelah pengujian selesai. Catat tekanan dan temperatur udara sekeliling.
8. Matikan motor dengan menekan tombol OFF pada panel instrumen.
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 49
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
No
Putaran
(rpm)
Beban
(Kg)
BahanBakar
H
(mm)
Air Pendingin Gas
Buang
(C)
Volume
(ml)
t
(detik)
T
in
(C)
T
out
(C)
Volume
(m
3
)
t
(detik)
1 1400 1,5 10 19,4 1 67 60 0,005 19,4 197
2 1600 1,3 10 19,3 1 67 61 0,005 19,3 226
3 800 1,8 10 16,5 1 67 61 0,004 16,5 248
4 2000 2 10 15,9 1 68 56 0,005 15,9 265
5 2200 1,75 10 12,3 1 69 62 0,007 12,3 284
6 2400 1,8 10 11,5 1 70 63 0,007 11,5 334
7 2600 1,5 10 10,2 1 73 65 0,003 10,2 370
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 51
4.2 ContohPerhitungan.
Data ke-7
Data perhitungan :
n = 2600
rpm m = 1.8 kg
Volume bahanbakar = 10 ml
Waktu (t) = 11.5 s
T
in air
= 70 C = 343 K
T
out air
= 63 C = 336 K
t
gas buang
= 370
C
D = 80.5
S = 73 mm
a = 0.5
Z = 4
T
1
=27
o
C = 300 K
F = m.g
= 1.8 kg.9.81 m/s
= 17.64 Nm
A. Torsi Mesin( T )
T=F.L L=0.175m
T=14.715N.0.175m=3,09Nm
B. Dayaporosefektif (Ne)
Ne=T
2
xnx10
3
6
0
Ne=3.09 Nm
2x3.14x2600rpm
.10
3
= 7.416KW
60
s
C. Tekananefektif rata-rata.
D = 80.5 mm, S = 73 mm
V
L
= 0.785 (80.5)
2
.73 = 371350 mm
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 52
D. Pemakaianbahanbakar, mbh.
E. Lajualiranmasaudara (mu)
G. Perbandinganbahanbakarudara
H. Efesiensivolumetrik (
v
)
I. Efesiensitermal.
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 53
1 pu
J. Kesetimbangan energy
a. Energimasuk
Energibahanbakar
EnergiUdaraMasuk
b. EnergiKeluar
Energi gas buang
Energi Air pendingin.
Energiporosefektif
H
ne
= Ne = 0.378 kW
Energi yang Hilang
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 54
4.3 Data perhitungan
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 55
4.4 Grafik
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 56
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 57
4.5 Analisa dan pembahasan
Setelahdiakukan data tentang motor bakarbensin,
makadarisanaadabeberapahal yang perlu kami
lakukananalisadanpembalasannya.
Berdasarkan data yang diperolehdariasisten,
kemudiandilakukanperhitungan
dandiperolehgrafikmakadapatdianalisasebagaiberikut :
1. Dayaporosvsputaran
Semakinnaiknyaputaranmesinmakadayaporosjuganaik.Putaran motor
yang besarakanmenghasilkangerakanbolak-balik piston yang
cepatdanakibatnyaputaranporosengkoljugasemakinbesar.
Putarandariporosengkoliniakanditransmisikanmenjaditorsidan
nantinyaakanmenghasilkandaya.Torsi yang
besarakanmenghasilkandayamesin yang besarjuga.
Namunpadapraktikuminidayatertinggiterletakpada data kedua.Hal
inidisebabkanolehkesalahanmembacabebanpadasaatpengujiansehingga
berpengaruhpadaperhitungan torsi.
2. Dayaporosvslajupemakaianbahanbakar
Semakinbesardayaporosmakalajupemakaianbahanbakarmakinbesar.Un
tukmenghasilkansatuputaran, motor harusmelakukansatu kali
pembakaranbahanbakardanudara, jikaputaransemakinbanyakmaka
proses pembakaranjugasemakincepatterjadi.
Sehinggalajualiranmasabahanbakar yang dibutuhkanuntuk proses
pembakaranjugasemakinbesar. Hal inidapatdilihatpadapersamaan
Ne =
th
. m
f
. LHV
Namunpadagrafikterlihatkurva yang berfluktuasi. Hal
inidiakibatkankesalahansaatmenghitunglajupemakaianbahanbakar.
Motor bakar
Kelimpok 15 Page 58
3. Dayaporosvsefisiensi
Hubunganantaradayaporosdanefisiensitermaladalahberbandingluruskar
enasesuaidenganrumus yang adayaitu :
Untukmendapatkanefisiensi
yang tinggimakabutuhdaya yang besardan
butuhputarantinggiuntukmencapainya.
Semakinbesardayaporosmakaefisiensitermal motorjugamakinbesar
4. Putaranvspemakaianbahanbakar
Lajualiranmassabahanbakar yang besarmenghasilkanputaran motor
yang besardandayaporos yang besarjuga. Namunpadapraktikum kali
inidiperoleh data yang berfluktuasi. Hal
inidisebabkanolehkesalahandalammenghitungwaktu yang
dibutuhkanuntukmengalirnyabahanbakar.
Sehinggalajupemakaianbahanbakarberfluktuasiseiringmeningkatnyapu
tranmesin.
5. Putaranvsefisiensitermal
Seiringnaiknyaputaranmakaefisiensijugasemakinnaik. Hal
initerjadikarenaefisiensitermalmerupakanfungsidayadibagikonsumsiba
hanbakar. Sedangkandayamerupakanfungsidariputarandan torsi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaandanperhitungan yang dilakukandapatditarikkesimpulan:
1. Semakinbesarharga Ne makaenergi yang
hilangsemakinkecilsehinggaefisiensimakinbesar.
2. Semakinbesarputaran motor
makabukaankatupmakinbesarsehinggakonsumsibahanbakarsemakinbanyak.
3. Dayaporosberbandinglurusdenganputaran motor.
5.2 Saran
Adapun saran agar
praktikumselanjutnyadapatberjalanlebihbaikmakaperludiperhatikanyaitualatyangdi
gunakansaatpercobaanbenar-benardalamkondisibaiksehinggahasilpercobaan yang
diperolehlebihakurat. Diharapkan agar praktikantelitidalammelakukanpraktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dietzel, Fritz. 1993.Turbin, Pompa dan Kompresor . Penerbit Erlangga. Jakarta
Team Asisten Laboratorium Bahan Bakar dan Otomotif. 2011. Panduan Praktikum
PrestasiMesin. JurusanTeknik Mesin FTUA. Padang
M. White, Frank. 1986. Fluid Mechanic. McGraw Hill. Singapore
LAMPIRAN
TURBIN PELTON
LABORATORIUM
TURBIN PELTON
LABORATORIUM
KONVERSI
ENERGI
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR ISI.................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... iii
DAFTAR TABEL.......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
2.2 Tujuan Percobaan ..................................................................... 1
2.3 Manfaat .................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mesin Turbin dan Turbo......................................... 3
2.2 Jenis Turbin Secara Umum....................................................... 3
2.2.1 Turbin Uap............................................................. 3
2.2.2 Turbin Gas .............................................................. 4
2.2.3 Turbin Angin........................................................... 5
2.3 Turbin Air................................................................................. 7
2.3.1 Klasifikasi turbin air................................................... 7
2.3.2 Turbin Aksi (Impuls)...................................................8
2.3.2.1Turbin Pelton................................................ 9
2.3.2.2 Turbin Turgo ............................................... 11
2.3.2.3Turbin Crossflow.......................................... 12
2.3.2.4 Turbin Screw............................................... 13
2.3.3 Turbin Reaksi .......................................................... 14
2.3.3.1 Turbin Francis............................................ 15
2.3.3.2Turbin Kaplan ............................................. 16
2.3.3.2 Turbin Propeller......................................... 18
2.4 Prinsip Kerja dan Karakteristik Turbin Pelton........................... 20
2.5 Segitiga Kecepatan ................................................................... 21
2.5.1.1 Turbin aksi...................................................................21
ii
2.5.1.2 Turbin reaksi........................................................ 21
2.5.2 sistem pembangkit tenaga listrik........................................ 22
2.6 kriteria pemilihan turbin............................................................ 24
2.6.1 Daerah Pengunaan Jenis Jenis Konstruksi Turbin........... 26
2.6 Kavitasi .................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI
3.1 Peralatan (Gambar Alat) ........................................................... 28
3.2 Alat Ukur.................................................................................. 28
3.2.1 Tachometer ...................................................... 28
3.2.2 Head meter ...................................................... 28
3.2.3 Neraca pegas.................................................... 28
3.2.4 Stopwatch ........................................................ 28
3.3 Asumsi-Asumsi ........................................................................ 28
3.4 Prosedur Percobaan .................................................................. 29
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan......................................................................... 30
4.2 Contoh Perhitungan .................................................................. 30
4.3 Tabel Hasil Perhitungan............................................................ 32
4.4 Grafik Percobaan...................................................................... 33
4.5 Analisa dan Pembahasan........................................................... 36
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 38
5.2 Saran ........................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Turbin sederhana ......................................................... 3
Gambar 2.2 Turbin uap............................................................................... 4
Gambar 2.3 Turbin gas ............................................................................... 5
Gambar 2.4 Turbin angin............................................................................ 6
Gambar 2.5 Turbin angin sumbu horizontal ................................................ 6
Gambar 2.6 Turbin angin sumbu tegak....................................................... 7
Gambar 2.7 Turbin Pelton dengan nozzle .................................................. 9
Gambar 2.8 Harga standar untuk perencanaan turbin Pelton .......................10
Gambar 2.9 Sudu turbin Turgo dan nozle ...................................................12
Gambar 2.10 Turbin Crossflow ....................................................................13
Gambar 2.11 Turbin Screw...........................................................................14
Gambar 2.12 Turbin Francis.........................................................................15
Gambar 2.13 Turbin Kaplan ....................................................................... .. 17
Gambar 2.14 Turbin Propeller ......................................................................19
Gambar 2.15 Segitiga kecepatan pada sudu turbin Impuls ............................21
Gambar 2.16 Segitiga kecepatan pada sudu turbin reaksi ..............................22
Gambar 2.17 Pembangkitan listrik tenaga air umumnya ...............................24
Gambar 2.18 Kurva pemilihan turbin............................................................25
Gambar 2.19 Pemilihan Turbin.....................................................................26
Gambar 2.20 Sudu turbin akibat Kavitasi .....................................................27
Gambar 3.1 Alat pengujian turbin Pelton....................................................28
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Daerah Operasi Turbin berdasarkan Head.................................... 17
TABEL 2.2 Putaran Nominal beberapa Turbin................................................ 17
TABEL 2.3 Effisiensi Turbin........................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memutar generator pada PLTA, biasanya digunakan turbin air.
Dalam menentukan jenis turbin yng sesuai dengan kebutuhan, maka kita perlu
mengetahui karakteristik turbin itu. Dalam pratikum ini pratikan membahaas
tentang karakteristik dan prestasi dari turbin Pelton. Karakteristik yang dibahaas
meliputi besarnya Pm, Pa, s, t, dan Pj. Selain itu, kita juga membuat pedoman
pelaksanaan praktikum pengujian turbin Pelton. Dari hasil pengujian dan
pengolahan data, dibuatlah tabel perhitungan, grafik-grafik karakteristik turbin
Pelton yang meliputi :
Daya (Pa)
Kerja mekanik poros (Pm)
Efisiensi teoritik (j)
Efisiensi turbin (t)
Daya pancaran jet (Pj)
serta hasil analisa terhadap grafik karakteristik ikut dicantumkan.
1.2 Tujuan
1. Megetahui secara umum turbin dan jenis-jenisnya.
2. Memahami karakteristik dan prestasi dari turbin pelton.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari pegujian ini adalah agar praktikan lebih
mengetahui tentang prinsip kerja , prestasi serta karakteristik dari turbin pelton
dan turbin francis. Disamping itu juga praktikan juga dapat mengetahui tentang
jenis-jenis dari turbin air yang lain dengan berdasarkan pada klasifikasi tertentu.
Misalnya berdasarkan pada pemakaian dilapangan yaitu bagaimana didapat
prestasi yang baik meliputi efisiensi, kerja serta daya yang dihasilkan.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 3
Kelompok 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian turbin dan mesin turbo
Mesin turbo adalah suatu piranti yang memberi atau mengambil tenaga dari
fluida. Kalau memberikan tenaga disebut dengan turbin, sedangkan jika
sebaliknya disebut dengan pompa. Turbin merupakan suatu mesin turbo yang
mengkonversikan energi fludia (potensial/kinetik) menjadi energi mekanik untuk
menggerakkan poros pada generator yang menghasilkan energi listrik yang bisa
digunakan bagi manusia.
Gambar 2.1 Skema Turbin sederhana
(Sumber: www.google.co.id/images/turbin)
2.2 Jenis-jenis turbin secara umum
2.2.1 Turbin uap
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi
potensial uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah
menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, lansung
atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang
akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap
dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 4
Kelompok 15
Pada perkembangannya, turbin uap ini mampu menggantikan peranan dari kerja
mesin uap piston torak. Hal ini disebabkan karena turbin uap memiliki kelebihan
berupa efisiensi termal yang besar dan perbandingan berat dengan daya yang
dihasilkan yang cukup tinggi. Pada prosesnya turbin uap menghasilkan gerakan
rotasi, sehingga hal ini sangat cocok digunakan untuk menggerakkan generator
listrik. Pada saat ini, sudah hampir 80% pembangkit listrik diseluruh dunia telah
menggunakan turbin uap.
Gambar 2.2 Turbin uap
(Sumber: www.google.co.id/images/turbin)
Aplikasi dari turbin uap :
- Pada pembangkit listrik tenaga uap
Siklus yang digunakan pada turbin uap yaitu siklus Rankine.
2.2.2 Turbin gas
Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan
dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses
pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar, energi panas
tersebut diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros,
sisa gas pembakaran yang keluar turbin menjadi energi dorong (turbin gas
pesawat terbang). Jadi, jelas bahwa turbin gas adalah mesin yang bisa mengubah
energi panas menjadi energi mekanik atau dorong.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 5
Kelompok 15
Gambar 2.3 Turbin gas
(Sumber: http://rufinusnainggolan.wordpress.com/turbin-gas/)
Aplikasi turbin gas :
- Pembangkit listrik tenaga gas
- Mesin jet pesawat terbang
Siklus yang digunakan yaitu siklus Joule atau siklus Brayton.
2.2.3 Turbin angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara
Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi
kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun
sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensonal(Co: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih
dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui(Co :
batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 6
Kelompok 15
Gambar 2.4 Turbin angin
(Sumber: www.google.co.id/images/turbin-angin)
Adapun jenis turbin angin yaitu:
Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara.
Gambar 2.5 Turbin angin sumbu horizontal
(Sumber: www.google.co.id/images/turbin-angin)
Turbin angin sumbu tegak (misalnya turbin angin Darrieus)
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di
dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
untuk keperluan perawatan.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 7
Kelompok 15
Gambar 2.6 Turbin angin sumbu tegak (Sumber:
www.google.co.id/images/turbin-angin)
2.3 Turbin air
2.3.1 Klasifikasi turbin air
Air yang mengalir mempunyai energi sehingga dapat digunakan untuk
memutar roda turbin. Turbin air merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
mengubah energi hidro yang dimiliki air menjadi energi listrik. Ada banyak
keuntungan yang diberikan dalam penggunaan turbin air, diantaranya memiliki
efisien yang tinggi, fleksibel dalam operasionalnya, mudah dalam perawatan dan
tidak menghasilkan polutan yang dapat merusak atmosfer.
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial,
tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya , turbin air dibagi menjadi dua kelompok:

Universitas Andalas
Turbin Pelton 8
Kelompok 15
1. Turbin Impuls
2. Turbin Reaksi
2.3.2 Turbin Aksi (Impuls)
Pada turbin ini proses ekspansi fluida (penurunan tekanan fluida) hanya
terjadi pada sudu-sudu tetap, contohnya turbin pelton, turbin turgo, turbin
crossflow, turbin screw. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada
nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin.
Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi
perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin
impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozel
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi
tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi
kecepatan.
Sudu Tetap (fixed blade)
Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu
terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu. Sudu kemudian
dirangkai sehingga membentuk satu lingkaran penuh. Sudu-sudu tetap dipasang
melingkar pada dudukan berbentuk piringan yang disebut diapragma. Pemasangan
sudu-sudu tetap ini pada diapragma menggunakan akar berbentuk T sehingga
memberi posisi yang kokoh pada sudu. Diapragma terdiri dari dua bagian (atas
dan bawah) dan dipasang pada alur-alur yang ada didalam casing. Setiap baris
dari rangkaian sudu-sudu tetap ini membentuk suatu lingkaran penuh dan
ditempatkan langsung didepan setiap baris dari sudu-sudu gerak.
Sudu Gerak (Moving Blades)
Sudu Gerak adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor membentuk
suatu piringan (pengarah aliran fluida). Dalam suatu rotor turbin terdiri dari
beberapa baris piringan dengan diameter yang berbeda-beda, banyaknya baris
sudu gerak biasanya disebut banyaknya tingkat.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 9
Kelompok 15
2.3.2.1 Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari
satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu
atau lebih alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin
air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk
head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu
dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu
dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu
lebih kecil.

Gambar 2.7 Turbin Pelton dengan nozzle
(Sumber : http://psstla.blogspot.com/2007/03/plta-pembangkit-listrik-tenaga-air.html)
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih
kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
Untuk turbin Pelton dengan daya kecil, debit bisa diatur hanya dengan
menggeser kedudukan jarum sudu. Untuk instalasi dengan daya yang lebih besar,
harus menggunakan dua atau lebih sistem pengaturan nosel. Hal ini dimaksdukan
untuk menghindari terjadinya tekanan tumbukan yang besar dalam pipa pesat

Universitas Andalas
Turbin Pelton
Kelompok 15
yang timbul akibat penumpukan nosel secara tiba
berkurang secara tiba-tiba pula.
Jumlah nosel tergantung pada bilangan spesifik n
dirumuskan sebagai berikut :

dimana : n = putaran poros turbin (rpm)
Q = debit aliran (m
H = besar head total (m)
Gambar 2.
(
Roda jalan pada turbin berbentuk pelek (rim) dengan sejumlah sudu
disekelilingnya. Pelek ini dihubungkan dengan poros dan seterusnya akan
menggerakan generator. Sudu turbin Pelton berbentuk elipsoida atau disebut juga
dengan bucket dan ditengahnya mempun
dibuat sedemikian rupa dimaksdukan agar putaran air dapat membalik dengan
baik dan membebaskan sudu dari gaya samping.
Universitas Andalas
yang timbul akibat penumpukan nosel secara tiba-tiba saat beban dari turbin
tiba pula.
nosel tergantung pada bilangan spesifik n
q
dari turbin Pelton, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
n
q
75 , 0
5 , 0
H
Q
n
dimana : n = putaran poros turbin (rpm)
Q = debit aliran (m
3
/s)
H = besar head total (m)
Gambar 2.8 Harga standar untuk perencanaan turbin Pelton
(Sumber : www.google.co.id/images/turbin-pelton)
Roda jalan pada turbin berbentuk pelek (rim) dengan sejumlah sudu
disekelilingnya. Pelek ini dihubungkan dengan poros dan seterusnya akan
menggerakan generator. Sudu turbin Pelton berbentuk elipsoida atau disebut juga
dan ditengahnya mempunyai pemisah air (splitter). Bentuk sudu
dibuat sedemikian rupa dimaksdukan agar putaran air dapat membalik dengan
baik dan membebaskan sudu dari gaya samping.
10
tiba saat beban dari turbin
dari turbin Pelton, dapat
Harga standar untuk perencanaan turbin Pelton
Roda jalan pada turbin berbentuk pelek (rim) dengan sejumlah sudu
disekelilingnya. Pelek ini dihubungkan dengan poros dan seterusnya akan
menggerakan generator. Sudu turbin Pelton berbentuk elipsoida atau disebut juga
yai pemisah air (splitter). Bentuk sudu
dibuat sedemikian rupa dimaksdukan agar putaran air dapat membalik dengan

Universitas Andalas
Turbin Pelton 11
Kelompok 15
Prinsip Kerja Turbin Pelton
Air jet kecepatan tinggi muncul bentuk nozel mogok ember di
splitter, ditempatkan di tengah-tengah ember, dari mana jet dibagi menjadi dua
aliran yang sama. Aliran sungai ini sepanjang kurva bagian dalam ember dan
biarkan berlawanan arah dengan yang jet masuk. Jet air yang tinggi kecepatan
menjalankan roda Turbin Pelton diperoleh dengan memperluas air tekanan tinggi
melalui nozel ke tekanan atmosfer. Air bertekanan tinggi dapat diperoleh dari
badan air yang terletak di ketinggian beberapa atau aliran air yang mengalir
menuruni bukit. Perubahan momentum (arah serta kecepatan) aliran air
menghasilkan impuls pada bilah roda Pelton Turbine. impuls ini menghasilkan
torsi dan rotasi di batang Turbin Pelton. Untuk mendapatkan hasil optimal dari
Turbin Pelton impuls yang diterima oleh pisau harus maksimal. Untuk itu,
perubahan momentum aliran air harus maksimal. Yang diperoleh ketika aliran air
dibelokkan berlawanan arah yang menyentuh ember dan dengan kecepatan yang
sama relative terhadap ember.
Aplikasi dari turbin pelton yaitu pada pembangkit listrik tenaga air.
2.3.2.2 Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti
turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20
o
. Kecepatan putar turbin
turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung
dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan
biaya perawatan.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 12
Kelompok 15
Gambar 2.9 Sudu turbin Turgo dan nozle
(Sumber : www.google.co.id/image/turbin-turgo)
Aplikasi dari turbin turgo adalah :
- Pembangkit listrik tenaga air
- Pembangkit listrik tenaga mikro hidro
2.3.2.3 Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin
Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin
Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.
Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m
3
/sec dan
head antara 1 s/d 200 m.
Gambar 2.10 Turbin Crossflow
(Sumber : www.google.co.id/image/turbin-turgo)

Universitas Andalas
Turbin Pelton 13
Kelompok 15
Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya
sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu
sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir
keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat
masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu
yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
Aplikasi Turbin Crossflow adalah :
- Pembangkit listrik tenaga air
2.3.2.4 Turbin Screw
Adapun prinsip kerja dari turbin ini dimana tekanan dari air yang melalui
bilah-bilah sudu turbin mengalami penurunan tekanan sejalan dengan penurunan
kecepatan air akibat adanya hambatan dari bilah bilah sudu turbin maka tekanan
ini akan memutar turbin dan mengerakan generator listrik setelah sebelumnya
daya putaran poros ditransmisikan melalui gearbox.
Adapun keuntungan turbin screw dibandingkan dengan
jenis turbin lain adalah :
Biaya konstruksinya yang efisien.
Konstruksi bendungan dan pintu air yang sederhana.
Tidak menganggu ekosistem ikan.
Umur turbin lebih tahan lama jika dioperasikan dengan
putaran rendah.
Mudah untuk melakukan perawatan dan inspeksi pada turbin.
Tidak membutuhkan draft tube, sehingga dapat mengurangi
pengeluaran untuk penggalian pemasangan draft tube.
Penggunaan unit peralatan standar dan generator standar
dengan biaya yang rendah.
Memiliki efisiensi yang tinggi, dengan variasi debit yang
besar dan sangat baik untuk debit air yang kecil.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 14
Kelompok 15
Mudah pengoperasiannya dan biaya pemeliharaan yang
rendah.
Gambar 2.11 Turbin Screw
(Sumber : www.google.co.id/image/turbin-Screw)
Aplikasi trubin screw yaitu juga ada pada pembangkit listrik tenaga
air.
2.3.3 Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai
turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada
dalam rumah turbin.
2.3.3.1 Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat
merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat

Universitas Andalas
Turbin Pelton 15
Kelompok 15
diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan
sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
Gambar 2.12 Turbin Francis
(Sumber : http://hendri168.files.wordpress.com/2009/02/turbin-air-utk-website.doc)
Efisiensi dari turbin Francis
Energi potensial dari air tidak seluruhnya dapat dikonversikan menjadi
energi mekanik poros turbin. Hal ini dikarenakan adanya kerugian energi seperti :
1. Kerugian energi akibat gesekan antara air dengan dinding
saluran penghantar.
2. Kerugian energi akibat gesekan antara air dengan permukaan
sudu-sudu roda jalan.
3. Kerugian energi akibat kebocoran dan gesekan poros turbin
dengan dengan bantalan.
Aplikasi :
- Pembangkit listrik tenaga air
1. Daya Teoritis Turbin Francis
L
th
=
d
d
H Q
H Q


222 , 0
60 75

Dimana : = berat jenis air = 998 kg/m


3
H
d
= head aliran air

Universitas Andalas
Turbin Pelton 16
Kelompok 15
2. Daya Aktual Turbin Francis
L
b
= W n
W n L


4
10 81 , 1
60 75
2
Dimana : L = panjang lengan rem prony = 0,13m
N = putaran poros turbin, rpm
W = berat rem prony
3. Efisiensi Turbin Francis
th
n
L
L

2.3.3.2 Turbin Kaplan
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin
ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.
Gambar 2.13 Turbin Kaplan
(Sumber : http://hendri168.files.wordpress.com/2009/02/turbin-air-utk-website.doc)
Masing-masing jenis turbin memiliki karekteristik yang berbeda dengan yang
lainnya, begitu juga dengan penggunaanya. Agar menghasilkan daya yang optimal
maka harus dipilih turbin dengan karakteristik yang benar. Berikut adalah daerah
operasi/penggunaan turbin untuk karakteristik tertentu :

Universitas Andalas
Turbin Pelton 17
Kelompok 15
Tabel 2.1 Daerah Operasi Turbin berdasarkan Head
Jenis Turbin Variasi Head, m
Kaplan dan Propeller 2 < h < 20
Francis 10 < h< 350
Pelton 50 < h < 1000
Crossfiow 6 < h< 100
Turgo 50 < h< 250
Tabel 2.2 Putaran Nominal beberapa Turbin
Jenis Turbin Putaran Nominal, N
(rpm)
Semi Kaplan, single regulated 75-100
Kaplan, double regulated 75-150
Small-medium Kaplan 250-700
Francis (medium & high head) 500-1500
Francis (low head) 250-500
Pelton 500-1500
Crossflow 100-1000
Turgo 600-1000
Tabel 2.3 Effisiensi Turbin
Jenis Turbin Effisiensi /
Kaplan dan Propeller 80% - 90%
Francis 80% - 90%
Pelton 80% - 85%
Aplikasi turbin Kaplan :
- Pembangkit listrik Mikro hidro

Universitas Andalas
Turbin Pelton 18
Kelompok 15
2.3.3.3 Turbin Propeller
jenis dan-jenis dan turbin Secara umumThe turbin baling-baling dasar
terdiri dari baling-baling, mirip dengan baling-baling kapal, dipasang di dalam
kelanjutan dari tabung penstock. Poros turbin berlalu keluar tabung pada titik di
mana tabung perubahan arah. baling-baling biasanya memiliki 3-6 pisau, tiga
dalam kasus unit kepala yang sangat rendah dan aliran air diatur oleh pisau statis
atau pintu putar ("gerbang gawang") hanya hulu baling-baling. Jenis turbin
propeller dikenal sebagai pisau turbin aliran aksial tetap karena sudut pitch dari
baling-baling tidak dapat diubah. Efisiensi bagian-aliran turbin baling-baling pisau
tetap cenderung sangat miskin.

Gambar 2.14 Turbin Propeller
(Sumber : http://hendri168.files.wordpress.com/2009/02/turbin-air-utk-website.doc)
Perbedaan turbin Kaplan dan turbin Propeller
Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya
menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan
baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk
menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan
gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda
dengan roda jalan pada francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan dapat diputar
posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin . Turbin Kaplan banyak
dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air sungai, karena turbin ini

Universitas Andalas
Turbin Pelton 19
Kelompok 15
mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang
tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran
roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi
pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini
dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban
yang ada.
2.4 Prinsip kerja dan karakteristik turbin pelton
Prinsip Kerja Turbin Pelton
Air jet kecepatan tinggi muncul bentuk nozel mogok ember di splitter,
ditempatkan di tengah-tengah ember, dari mana jet dibagi menjadi dua aliran yang
sama. Aliran sungai ini sepanjang kurva bagian dalam ember dan biarkan
berlawanan arah dengan yang jet masuk. Jet air yang tinggi kecepatan
menjalankan roda Turbin Pelton diperoleh dengan memperluas air tekanan tinggi
melalui nozel ke tekanan atmosfer. Air bertekanan tinggi dapat diperoleh dari
badan air yang terletak di ketinggian beberapa atau aliran air yang mengalir
menuruni bukit. Perubahan momentum (arah serta kecepatan) aliran air
menghasilkan impuls pada bilah roda Pelton Turbine. impuls ini menghasilkan
torsi dan rotasi di batang Turbin Pelton. Untuk mendapatkan hasil optimal dari
Turbin Pelton impuls yang diterima oleh pisau harus maksimal. Untuk itu,
perubahan momentum aliran air harus maksimal. Yang diperoleh ketika aliran air
dibelokkan berlawanan arah yang menyentuh ember dan dengan kecepatan yang
sama relative terhadap ember.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 20
Kelompok 15
2.5 Segitiga kecepatan
2.5.1.1 Turbin Aksi
Gambar 2.15 Segitiga kecepatan pada sudu turbin Impuls
(Sumber : www.google.co.id/image/segitiga-kecepatan-turbin)
Segitiga kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida gas yang
menumbuk sudu turbin. Dengan pemahaman segitiga kecepatan akan sangat
membantu alam pemahaman proses konversi pada sudu-sudu turin uap atau pada
jenis turbin yang lain. Adapun notasi dari segitiga kecepatan adalah sebagai
berikut
U
1
= Kecepatan tangensial di sudu
W
1
= Kecepatan absolut fluida
C
1
= kecepatan relatif fluida
U
2
= Kecepatan tangensial meninggalkan sudu
W
2
= Kecepatan absolut fluida meninggalkan sudu
C
2
= kecepatan relatif fluida meninggalkan sudu
= sudut nosel

Universitas Andalas
Turbin Pelton 21
Kelompok 15
= sudut masuk sudu
= sudut keluar sudu
= sudut keluar fluida
2.5.1.2 Turbin Reaksi
Gambar 2.16 Segitiga kecepatan pada sudu turbin reaksi
(Sumber : www.google.co.id/image/segitiga-kecepatan-turbin)
2.5.2 Sistem pembangkit tanaga listrik
Pembangkit adalah tempat dibangkitkannya energi listrik peralatan utama
pada pembangkit adalah turbin dan generator. Pembangkit berfungsi untuk
mengkonversikan sumber daya energi primer menjadi energi listrik.
Pusat pembangkit listri konversional mencakup
- Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
- Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA
- Pusat Listrik Tenga Gas (Gas)
- Pusat Listrik Tenga Diesel (PLTD)
Disamping pembangkit listrik konversional masih ada pembangkit listrik
non konversional seperti :

Universitas Andalas
Turbin Pelton 22
Kelompok 15
- Pembang Listrik Tenaga Angin
- Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
Sebagai contoh pembangkit listrik tenaga air :
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit
listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan
dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas
daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini
merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta
keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi
mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui
kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-
sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan
untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran
poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara
langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas
listrik pada jaringan.
Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit
listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran
airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat
pembangkit (EP = m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang
melalui penampang kanal air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW)
yang tersedia dapat ditulis sebagai:
Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air
menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya
memiliki efisiensi yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya

Universitas Andalas
Turbin Pelton 23
Kelompok 15
listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar
1 menunjukkan pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.
Gambar 2.17 Pembangkitan listrik tenaga air umumnya
(Sumber : www.google.co.id/image/PLTA)
2.6 Kriteria pemilihan turbin
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan
kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat
spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem
operasi turbin, yaitu :
1. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton
efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller
sangat efektif beroperasi pada head rendah.
2. Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 24
Kelompok 15
3. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator.
Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator
dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat
mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan
crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan
sistem tidak beroperasi.
4. Daya yang dihasilkan pancaran jet
5. Kerja mekanik poros
6. Efisiensi turbin
7. Kecepatan spesifik
Gambar 2.18 Kurva pemilihan turbin
(Sumber : www.google.co.id/image/kurva-pemilihan-turbin)
Penjelasan Kurva Pemilihan turbin
Pemilihan turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan
turbin. Sebagai contohnya dapat kita lihat pada kurva pemilihan turbin. Apabila
Flow dan Heat turbin memasuki ruang lingkup garis biru saja maka turbin
tersebut cocok untuk turbin Kaplan, dan apabila Flow dan Heat turbin memasuki
ruang lingkup kuning dan biru maka cocok untuk turbin francis dan turbin
Kaplan, begitu juga dengan garis merah cocok untuk turbin Pelton.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 25
Kelompok 15
2.6.1 Daerah Pengunaan Jenis Jenis Konstruksi Turbin
Pada gambar berikut akan kelihatan daerah penggunaan jenis jenis turbin.
Pokok utama pada gambar adalah adanya daerah penggunaan tipe turbin.
Gambar 2.19 Pemilihan Turbin
Daerah yang dibatasi dengan garis terdapat banyak jenis turbin yang dibuat,
jadi sebenarnya garis tersebut sudah bukan merupakan garis batas lagi. Karena
ada turbin yang titik muatan beban penuhnya ( titik pada kondisi beban
maksimum turbin )terletak di bawah atau di atas daerah yang diberi tanda. Titik
beban penuh turbin dapat juga memang terletak di bawah daerah tersebut, bila dari
kondisi tempat membutuhkan pemasangan turbin dengan tinggi khusus dan
berdasarkan alas an untuk menghindari kavitasi sehingga dengan demikian harus
dipilih kecepatan spesifik yang kecil.
2.7 Kavitasi
Suatu cairan akan mendidih pada temperatur dimana tekanan sekitarnya di
bawah tekanan uap air.
Akibat dari mendidih tersebut akan terbantuk kantong kantong uap ( hal ini
berbeda / tidak terjadi pada sebahagian besar atau keseluruhan cairan fluida
tersebut mendidih ).

Universitas Andalas
Turbin Pelton 26
Kelompok 15
Gambar 2.20 Sudu turbin akibat Kavitasi
(Sumber : http://gunawananeva.wordpress.com/2009/11/20/kavitasi/)
Bila gelembung uap udara terbawa kedalam daerah yang bertekanan lebih
tinggi , maka gelembung udara tersebut akan pecah dan disekitar cairan tersebut
akan mengalir dengan cepat untuk mengisi rongga kekosongan yang terjadi
akibat pecahnya gelembung udara tersebut.
Kejadian dan kegiatan tersebut akan menimbulkan adanya dorongan
yang mengakibatkan tekanan setempat yang lebih tinggi, serta dapat
menyebabkan permukaan disekitarnya akan berlobang atau cacat .Gejala tersebut
disebut atau dikenal dengan kavitasi.
Jika kavitasi timbul pada turbin air yang sedang berjalan , maka akan
terjadi gejala gejala yang berbahaya pada turbin dengan akibat :
Menurunnya effisiensi
Kedengaran suara berisik
Timbulnya getaran
Dalam turbin air kavitasi terjadi terutama dibagian sudu rotor yang
menghisap air ( runner ) dan pipa lepas ( draf tube ).

Universitas Andalas
Turbin Pelton 27
Kelompok 15
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan Pengujian Turbin Pelton
Gambar 3.1 Alat pengujian turbin Pelton
3.2 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam pengujian :
1. Tachometer
2. Head meter
3. Neraca Pegas
4. Stopwatch
3.3 Asumsi-Asumsi
Dalam pengujian ini ada beberapa asumsi yang diambil, yaitu:
1. Aliran tunak dan seragam
2. Fluida inkompresibel

Universitas Andalas
Turbin Pelton 28
Kelompok 15
3. Tidak ada rugi akibat gesekan
3.4 Prosedur Percobaan
. Prosedur Percobaaan Turbin Pelton
1. Letakkan perangkat turbin pelton diatas hydraulik bench dan hubungkan
dengan pipa supply dari hydraulik bench.
2. Proses pengambilan data sebagai berikut :
Tutup saluran buang pada hydraulik bench.
Hidupkan pompa (catt : sabuk rem torsi tidak menyentuh pulley
pada turbin)
Variasikan head dengan mengatur katup jarum nosel pada turbin
pelton (pada bukaan katup pompa yang sama)
Setiap variasi head, catat waktu dan putaran turbin setiap kenaikan
volume yang ditentukan. Dan pada saat sudah mencapai volume
yang ditentukan, pasang sabuk rem torsi pada pulley turbin dan
catat besar gaya yang terukur pada rem torsi.
Lakukan prosedur yang sama untuk variasi bukaan katup pompa.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 29
Kelompok 15
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Data
Bukaan head n (rpm) F1 F2 Vol (m) T (s)
1/2
3 135 1,8 5 0,005 20,46
5 200 1,3 5,6 0,005 24,89
7 248 1,5 5,2 0,005 25,81
9 264 1,5 5,3 0,005 29,1
11 280 2,9 5 0,005 30,61
penuh
3 172 1 4,3 0,005 20,62
5 213 0,5 4,7 0,005 20,78
7 248 0,7 4,7 0,005 21,07
9 268 0,7 4,5 0,005 22,6
11 275 1,6 5 0,005 24,37
4.2 Perhitungan
Untuk Bukaan Penuh
Head : 3 m
Putaran (n) : 172 rpm
Waktu : 20,62 s
F : 4,3 - 1 = 3,3
Volume : 0,005 m
3
1. Daya Air, Pa
Pa = H Q g . . . (watt)
= 997 kg/m
3
. 9,81 m/s
2
.
s
m
62 , 20
10 . 5
3 3
. 3 m
= 7,11 watt
2. Daya yang dihasilkan pancaran jet, Pj
Pj =
2
Vj
.g.Q.
2g
(watt)
Vj = Cv gH 2

Universitas Andalas
Turbin Pelton 30
Kelompok 15
= 0,97 m s m 3 . / 81 , 9 . 2
) 2
= 7,44 m/s
Pj = 997 . 9,81.
s
m
62 , 20
10 . 5
3 3
.
81 , 9 . 2
33 , 55
= 6,69 watt
3. Kerja Mekanik Poros (Pm)
Pm = T . (watt)
T = r F. (N.m)
=
60
2 n
T = -0,099 N.m
=
60
172 . . 2
= 18,0027 rad/s
Pm = T.
= -0,099 N.m . 18,0027 rad/s
= -1,78 watt
4. Efisiensi Turbin (T)

T
=
Pj
Pm
x 100%
=
69 , 6
78 , 1
x 100% = -26,62 %
5. Efisiensi Teoritik (j)

S
=
Pa
Pm
x 100%
=
11 , 7
099 , 0
x 100% = -25,05 %

Universitas Andalas
Turbin Pelton 31
Kelompok 15
6. Kecepatan Spesifik (q)
n
q
= n.
= 172 .
75 . 0
5 . 0 5
) 3 (
) 10 44 , 7 (
= 1,55 rpm
4.3 Tabel Hasil Perhitungan
Bukaan
Bukaan Penuh

Universitas Andalas
Turbin Pelton 32
Kelompok 15
4.4 Grafik
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
3 5 7 9 11
Pm
H
Daya Turbin (Pm) vs Head (H)
Bukaan penuh
Bukaan 3/4
Bukaan 1/2
Bukaan 1/4
-40.00%
-20.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
0 500 1000 1500
turbin
n
turbin vs Putaran (n)
Bukaan 1/4 Bukaan 1/2 Bukaan 3/4 Bukaan penuh

Universitas Andalas
Turbin Pelton 33
Kelompok 15
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
160.00%
180.00%
200.00%
3 5 7 9 11
turbin
H
turbin vs Head (H)
Bukaan penuh
Bukaan 3/4
Bukaan 1/2
Bukaan 1/4
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
200.00%
3 5 7 9 11
teoritik
H
teoritik vs Head (H)
Bukaan penuh
Bukaan 3/4
Bukaan 1/2
Bukaan 1/4
-40.00%
-20.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

t
e
o
r
i
t
i
k
n
teoritik vs Putaran (n)
Bukaan 1/4 Bukaan 1/2 Bukaan 3/4 Bukaan penuh

Universitas Andalas
Turbin Pelton 34
Kelompok 15
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Pj
n
Daya Panjaran jet (Pj) vs Putaran (n)
Bukaan 1/4 Bukaan 1/2 Bukaan 3/4 Bukaan penuh

Universitas Andalas
Turbin Pelton 35
Kelompok 15
4.4 Analisa dan Pembahasan
Dari pengujian yang telah dilakukan, kami mendapatkan data-data diantaranya
head, putaran, F, dan waktu. Setelah itu data-data tersebut digunakan untuk
menentukan beberapa hal yaitu:
Pa (daya air)
Pm (kerja mekanik poros)
j (efisiensi teoritik)
t(efisiensi turbin)
Pj (daya pancaran jet)
q (kecepatan spesifik)
Dari data dan hasil perhitungan kita dapat melihat karakteristik turbin pelton.
Karakteristik tersebut dapat kita lihat pada grafik yang diperoleh.
1. Grafik Daya turbin (
m
P ) VS Head (H)
Dari grafik yang diperopleh dapat kita lihat karakteristik turbin pelton untuk
setiap variasi bukaan yang dilakukan. Dimana masing-masing bukaan
menunjukkan hal yang sama, tinggi head yang menghasilkan daya turbin
paling besar adalah 7 m. Dengan tinggi head semakin kecil dari 7 daya turbin
semakin kecil, demikian pila dengan tinggi head yang semakin besar dari 7 m.
Hal ini menunjukkan adanya head yang optimum untuk kerja turbin pelton,
dimana tinggi head tidak dapat terlalu kecil maupun terlalu besar.
2. Grafik Efisiensi turbin (
t
) VS Head (H)
Pada grafik Grafik Efisiensi turbin (
t
) tehadap tinggi Head juga dapat kita
lihat karakteristik turbin air jenis turbin pelton, dimana semakin tinnggi head
maka semakin rendah efisiensinya, hal ini berlaku untuk masing-masing
variasi bukaan. Namun dilihat dari grafik ada juga kecenderungan turun
efifsiensi apabila head terlalu kecil.
3. Grafik Efisiensi teoritik (
j
)VS Head (H)
Efisiensi dapat dihitung secara teoritis dengan menggunakan persamaan
tertentu, hal yang sama dengan efisiensi turbin dimana semakin tinggi head
makan semakin rendah efisiensi teoritisnya.


Universitas Andalas
Turbin Pelton 36
Kelompok 15
4. Grafik Efisiensi turbin (
t
)VS Putaran (n)
Dari grafik efisiensi turbin terhadap putaran poros dapat dilihat adanya
kecenderungan dimana semakin tinggi putaran poros semakin semakin rendah
efisiensi turbinya.
5. Grafik Efisiensi teoritik (
j
)VS Putaran (n)
Grafik efisiensi teoritis juga menunjukkan adanya karakteristik turbin pelton
dimana hampir sama dengan efisiensi aktulnya, dari grafik dapat kita lihat
terdapat putaran yang menghasilkan efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 250
rpm, jadi ada putaran yang optimum untuk efisiensi yang maksimal.
6. Grafik Daya yang dihasilkan pancaran jet (Pj) VS Putaran (n)
Dari grafik ini dapat kita lihat daya yang dihasilkan pancaran jet yang semakin
tinggi akan menghailkan putaran yang semakin tinggi, hal ini juga berlaku
untuk masing-masing variasi bukaan.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 37
Kelompok 15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
Bukaan katup sangat berpengaruh terhadap besar debit yang di hasilkan
dimana makin besar bukaan katup maka makin besar pula debit yang di
hasilkan begitu juga sebaliknya.
Bila Headnya diperbesar mengakibatkan putaran sudu turbin makin tinggi
pula akibatnya kecepatan sudutnya ikut besar pula sehingga daya turbin
yang dihasilkan makin tinggi.
Kecepatan pancaran air akan semakin besar bila head yang diberikan
makin besar pula sehingga daya yang dihasilkan oleh pancaran jet akan
makin besar pula.
Kecepatan spesifik di pengaruhi oleh besar debit dan head yang di berikan
di mana makin besar headnya maka kecepatan spesifik akan semakin kecil
dan debitnya makin besar mengakibatkan kecepatan spesifinya ikut makin
besar pula.
5.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik, maka
diharapkan asisten membimbing pratikan dalam melakuan percobaan agar
menghinddari hal-hal yang tidak diinginkan dan mengkalibrasi alat ukur sebelum
digunakan.

Universitas Andalas
Turbin Pelton 38
Kelompok 15
DAFTAR PUSTAKA
Team Asisten.2009. Panduan Praktikum Sistem Energi. Laboratorium
Konversi Energi. FT Unand : Padang
Yunus A, Cengel. 1989. Thermodynamics an Engineering Approach, Mc
Grawhill Book and Cooporation
Fritz Dietzel, Dakso Sriyono. 1980. Turbin, Pompa, dan Kompresor. Penerbit
Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai