Anxiety Disorder
Anxiety Disorder
Anxiety Disorder
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PSIKOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas ke hadirat Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga laporan tugas dengan judul Anxiety Disorder atau Kecemasan yang tengah terjadi disekitar bahkan pada diri kita. Dalam laporan ini penulis akan membahas mengenai Anxiety Disorder yang terdapat dalam ilmu psikologi yang telah dijelaskan oleh para pakar ilmu psikologi dengan sedemikian rupa, sehingga penulis mampu menggambarkan kepada pembaca mengenai arti dari Anxiety Disorder itu sendiri. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyampaikan ucapan terima ksaih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, dan yang terlebih dikhususkan kepada Bapak Wahyudi Setiono, selaku dosen Bahasa Indonesia Universitas Brawijaya yang telah memberikan ilmu kepada kami terutama dalam penyampaian materi yang cukup kondusional sehingga kami mampu memahami dengan baik mengenai perihal yang ada dalam Bahasa Indonesia ini sendiri. Dan juga kami sangat berterima kasih karena tugas dari beliau lah kami mampu mengembangkan pemahaman kami mengenai Bahasa Indonesia ini sendiri. Penulis menyadari menyadari bahwa isi materi dari laporan ini masih banyak ataupun sangat banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun kami kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan penerangan mengenai gangguan Anxiety Disorder ini sendiri sehingga tujuan dari kami yaitu saling berbagi pengetahuan dapat terpenuhi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................... hal 2 BAB I : Pendahuluan............................................................ hal 4-5 BAB II : Pembahasan............................................................ hal 6-12 BAB III : Kesimpulan........................................................... hal 13 DAFTAR PUSTAKA........................................................... hal 14 GLOSARIUM...................................................................... hal 15 INDEKS............................................................................... hal 16
BAB I PENDAHULUAN
Pada saat ini, perkembangan dari pola hidup manusia dalam lingkungannya semakin berkembang pesat, hingga mereka tidak terlalu mampu mengontrol psikologis pribadi dirinya dengan lingkungan dimana mereka tempati, sehingga mereka menjadi sulit untuk menghargai diri mereka sendiri, yang pad akhirnya timbulah kata-kata dari alam pikiran seperti, mengapa saya tidak dapat menjadi baik seperti dia?, dari kata tersebut, munculah perasaan was-was yang mengganggu pikiran mereka, karena saat itu mereka selalu berpikir, mengenai bagaimana agar dirinya mampu merubah pribadi dirinya dengan cara memaksa, suatu hal yang sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita, bahkan terkadang kita sendiripun pernah merasakan hingga melakukan hal seperti ini, karena pada intinya, semua manusia atau individu itu ingin merubah dirinya menjadi yang terbaik untuk lingkungan saja, tanpa memikirkan kebaikan bagi dirinya sendiri, apakah ini paksaan atau murni kehendak diri sendiri. Hal seperti ini lah yang sangat perlu diperhatikan dalam kehidupan, agar kehidupan kita menjadi tenang dan terkesan damai.
B. Rumusan Masalah Makalah ini membahas mengenai kecemasan yang sering terjadi dalam diri individu. Pembahasan dalam makalah ini juga memiliki beberapa rumusan masalah yakni, sebagai berikut, 1. Apa yang dimaksud kecemasan (Anxiety Disorder)? 2. Bagaimana karakteristik dari kecemasan? 3. Mengapa bisa terjadi kecemasan? 4. Seperti apa penanganan kecemasan?
C. Tujuan Secara terperinci, makalah ini memiliki tujuan antara lain, 1. Untuk lebih mengetahui mengenai definisi Kecemasan. 2. Untuk mengetahui karakteristik dari kecemasan. 3. Untuk memenuhi syarat dari Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia ganjil tahun 2011/2012.
D. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini antara lain, 1. Agar lebih mengetahui mengenai masalah pribadi pada umumnya. 2. Dapat memberikan saran terbaik disaat kita telah menjadi Psikolog.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecemasan (Anxiety disorder) Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti. Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.
Gangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu. Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka.
B. Kategori gangguan kecemasan Beberapa ategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV yang sering dibahas diantaranya adalah, 1. Gangguan panik tanpa agoraphobia. 2. Gangguan panik dengan agoraphobia.
6 Tugas UAS Bahasa Indonesia
3. Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic. 4. Phobia spesifik. 5. Phobia social. 6. Gangguan obsesif-kompulsif. 7. Gangguan stres pasca traumatic. 8. Gangguan stres akut. 9. Gangguan kecemasan umum. 10. Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi.
C. GEJALA UMUM GANGGUAN KECEMASAN Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu. Berikut gejala-gejala tersebut, 1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat. 2. Rasa sakit atau nyeri pada dada. 3. Rasa sesak napas. 4. Berkeringat secara berlebihan. 5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual. 6. Gangguan tidur. 7. Tubuh gemetar. 8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat. 9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri. 10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
D. TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN Anxiety disorder memiliki beberapa pembagian yang lebih spesifik. Diantaranya, 1. Fobia Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan
berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya. Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata Yunani, agora=tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator. Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu: a. Fobia Spesifik Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat terbuka (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb. b. Fobia Sosial Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah. 2. Obsesif Kompulsif Obsesif adalah pemikiran yang berulang dan terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah pelaksanaan dari pemikirannya tersebut. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih bukan pada perilaku negatif. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar. Obsesi: pikiran yang berkali-kali datang yang mengganggu - tampak tidak rasional tidak dapat dikontrol mengganggu hidup. dapat berbentuk keragu-raguan yang
ekstrim, penangguhan tidak dapat membuat keputusan.pasien tidak dapat mengambil kesimpulan.
Kompulsi: impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali. Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan. Penderita merasa apa yang dilakukannya asing. 3. Post Traumatic-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma) PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam. PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD. 4. GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan
Tergeneralisasikan) Tanda-tanda: kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi. 5. Gangguan Panik Tanda-tanda: sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman.
E. TERAPI GANGGUAN KECEMASAN Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan: 1. Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika, Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kkonflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis
9 Tugas UAS Bahasa Indonesia
tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif. 2. Pendekatan-Pendekatan Humanistik, Kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan. 3. Pendekatan-Pendekatan Biologis Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat
mengakibatkan depensi fisik. Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek antidepresi. 4. Pendekatan-Pendekatan Belajar Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut.
F. MENCEGAH KEMUNCULAN GANGGUAN KECEMASAN Gangguan munculnya dari kecemasan tersebut sebenarnya dapat kita cegah dengan cara- sebagai berikut, antara lain, 1. Kontrol pernafasan yang baik
10
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat,
ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalamdalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari serangan panik. 2. Melakukan relaksasi Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit. 3. Intervensi kognitif Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan. 4. Pendekatan agama Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif. 5. Pendekatan keluarga Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik. 6. Olahraga
11
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda.
12
Setelah kita membaca secara rinci mengenai apa arti sebenarnya dari kecemasan dari materi yang telah penulis sampaikan, kita dapat memahami bahwa, kecemasan itu sebenarnya datang karena kita terlalu banyak memikirkan dan membayangkan suatu kegiatan atau hal yang belum pernah kita lakukan dengan berlebihan, sehingga pada saat kita melakukan kegiatan tersebut, kita menjadi sedikit atau bahkan terkesan memiliki perasaan tertekan akan hal itu dikarenakan sebelumnya kita tidak terlalu mampu menguasai pikiran kita dengan tenang dan santai, karenan cara seperti merupakan cara yang tepat agar kita mapu menguasai diri dengan baik, dan pikiranpikiran berbahaya itupun kemungkinan besar tidak akan muncul dalam benak dan pikiran kita. Oleh karena itu, ketika kita akan melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan, kita harus dengan cerdas memikirkan kegitan itu denga baik, dengan cara yang telah penulis paparkan diatas, agar kecemasan tidak mengkabuti alam pikiran kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
y y
Supratinya,A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius. LAB/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa. 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya: Fakultas kedokteran Universitas Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo. Panggabean, L. (2003). Pengembangan Kesehatan Perkotaan ditinjau dari Aspek Psikososial. (makalah). Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat DepKes. Rs. Tidak dipublikasikan Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT. Refika Aditama.
14
GLOSARIUM
] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] Agama : keyakinan Agoraphobia : cemas pd tempat tempat terbuka Ahli : orang yang cerdas dalam bidang tertentu Ailurfobia : takut pada kucing Aktivitas : kegiatan Akut : parah Anxiety Disorder : Kecemasan Bicara : berkata Bunuh : menghentikan Cemas : takut Dada : bagian dari tubuh Definisi : penjelasan Depresi : tidak dapat mengontrol pikiran Efektif : lancar Fobia : ketakutan Fobia speseifik: takut berlebih G.A.D (Generalized Anxiety Desease) : gangguan kecemasan tergeneneralisasikan Gejala : syarat awal Gemetar : getaran pad tubuh Individu : seorang Irasional: tidak masuk akal Keringat : hasil pembakaran kalori Klien : orang yang berobat Kompulsif : pelaksanaan dari pemikiran Kreatif : hal baru Migrain : sakit kepala Negatif : tidak baik Obsesif : pemikiran berulang Panic : ketidakmapuan kontrol diri dan pikiran Phobia social : takut bersosialisasi Psikolog : ahli kejiwaan Psikologi : ilmu mengenai kejiwaan Psikologis : kejiwaan PSTD (POST TRAUMATIC-Disorder) : kecemasan masa lampau Rasional : masuk akal Reaksi : gerak Relaksasi : Peregangan Rumah : tempat tinggal beratap Seksual : seks Spesifik : lengkap, rinci Stres : pikiran yg terganggu Supportif : dukungan Terapi : proses penyembuhan Tidur : istirahat Trauma : takut pada hal yang sama
15
Indeks
] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] ] Agama : 10 Agora : 7 Agoraphobia : 5, 7 Ahli : 8 Ailurfobia : 7 Aktivitas : 9 Akut : 6 Anxiety Disorder : 2, 3, 5, 6 Bicara : 9 Bunuh : 8 Cemas : 5, 7. 9 Dada : 6, 8 Definisi : 6 Depresi :, 9 Efektif :, 9 Fobia : 6, 7 Fobia, 6, 7 G.A.D (Generalized Anxiety Desease) : 7 Gejala : 6, 8 Gemetar : 6 Individu : 3, 9 Irasional: 6 Keringat : 6, 8 Klien : 9 Kompulsif : 6, 7 Kreatif : 9 Migrain : 6 Negatif : 7 Obsesif : 6, 7 Panic : 5, 8 Phobia social : 6, 7 Psikoanalisa : 8 Psikolog : 4 Psikologi : 2 Psikologis : 3, 5 PSTD (POST TRAUMATIC-Disorder) : 7 Rasional : 6 Reaksi : 9 Relaksasi : 9 Rumah : 10 Seksual : 10 Spesifik : 6, 7 Stres : 6 Supportif : 10 Terapi : 8 Tidur : 10 Trauma : 6, 7
16