BABV-Ruang Vektor Umum
BABV-Ruang Vektor Umum
BABV-Ruang Vektor Umum
Definisi:
- Misal V sembarang himpunan obyek yang dua operasinya
didefinisikan yaitu penambahan dan perkalian dengan skalar (bilangan
riil).
- Penambahan untuk mengasosiasikan aturan dengan setiap pasang
obyek u dan v dalam V, yang mengandung elemen u + v, disebut jumlah u
dan v.
- Perkalian skalar untuk mengasosiasikan baik untuk setiap skalar k
maupun setiap obyek u pada V yang mengandung elemen ku, disebut
perkalian skalar (skalar multiple) u oleh k.
- Jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua obyek u, v, w
pada V dan oleh semua skalar k dan l, maka dinamakan V sebuah ruang
vektor (vector space) dan obyek-obyek pada V dinamakan vektor.
1. Jika u dan v adalah obyek-obyek pada V, maka u + v berada di V
2. u + v = v + u
3. u + (v + w) = (u + v) + w
4. ada sebuah obyek 0 di V sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk semua u
di V.
5. Untuk setiap u di V, ada sebuah obyek -u di V yang dinamakan negatif
u sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0
6. Jika k adalah sembarang skalar dan u adalah sembarang obyek di V,
maka ku berada di V
Contoh-1:
Misalkan V adalah sembarang bidang yang melalui titik asal pada R3.
Akan diperlihatkan bahwa titik-titik V adalah vektor-vektor pada R3
Penyelesaian:
Karena bidang V lewat melalui titik asal, maka bidang tersebut
mempunyai persamaan yang berbentuk:
ax + by + cz = 0
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) ∈ V, maka:
au1 + bu2 + cu3 = 0 dan av1 + bv2 + cv3 = 0
Dengan menambahkan persamaan, didapat:
a(u1 + v1) + b(u2 + v2) + c(u3 + v3) = 0
u + v = (u1 + v1, u2 + v2, u3 + v3) terletak pada bidang V
Dengan mengalikan au1 + bu2 + cu3 = 0 dengan -1, maka
a(-u1) + b(-u2) + c(-u3) = 0
Jadi -u = (-u1, -u2, -u3) terletak pada V
Contoh-2:
Jika V adalah himpunan semua fungsi riil pada sebuah garis.
Jika f = f(x) dan g = g(x) adalah dua fungsi adn k adalah sembarang bilangan
riil, maka:
f + g = f(x) + g(x) = (f + g)(x)
kf = k f(x) = (kf) (x)
Contoh-3:
Misalkan V adalah himpunan semua titik (x, y) pada R2, terletak pada
kuadran pertama, sehingga: x ≥ 0 dan y ≥ 0
Maka:
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 2
v = (1, 1) terletak pada V, tetapi (-1)v = -v = (-1, -1) tidak terletak pada V
(1, 1)
(-1, -1)
Teorema
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor, v sebuah vektor pada V, dan k
sebuah skalar, maka:
a. 0v = 0
b. k0 = 0
c. (-1)u = -u
d. Jika ku = 0, maka k = 0. atau u = 0
5.2 Subruang
Definisi:
Subhimpunan W dari sebuah ruang vektor V dinamakan subruang
(subspace) V jika W itu sendiri adalah ruang vektor di bawah penambahan dan
perkalian skalar yang didefinisikan pada V.
Teorema:
Jika W adalah himpunan dari satu atau lebih vektor dari sebuah ruang
vektor V, maka W adalah subruang dari V jika dan hanya jika kondisi-kondisi
berikut berlaku:
a. jika u dan v adalah vektor-vektor dalam W, maka u+v terletak di W
u+v
v
ku
u
Contoh-2
Misalkan n adalah sebuah bilangan bulat positif dan W terdiri dari fungsi
nol serta fungsi polinomial riil yang mempunyai derajat ≤ n. Jadi W adalah
himpunan semua fungsi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:
p(x) = a0 + a1x + ..... + anxn dimana a0, ..... an adalah bilangan riil, dan W adalah
subruang dari ruang vektor semua fungsi bernilai riil.
Misalkan:
p(x) = a0 + a1x + ..... + anxn
dan q(x) = b0 + b1x + ..... + bnxn
maka (p+q)(x) = p(x) + q(x)
= (a0+b0) + (a1+b1)x + ..... + (an+bn)xn
Juga (kp)(x) = kp(x)
= (ka0) + (ka1)x + ..... + (kan)xn
Maka p+q dan kp terletak di W
Contoh-3
Tinjau sistem m persamaan linier pada n bilanga tak diketahui:
a11x1 + a12x2 + ….. + a1nxn = b1
a21x1 + a22x2 + ….. + a2nxn = b2
. . . .
. . . .
am1x1 + am2x2 + ….. + amnxn = bm
Atau dalam notasi matrik Ax = b
Definisi:
Sebuah vektor w disebut Kombinasi Linier dari vektor-vektor v 1,
Contoh:
Misal u = (1, 2, -1), v = (6, 4, 2) ε R3
Tunjukkan bahwa w = (9, 2, 7) Kombinasi Linier dari u dan v
1
Dan w = (4, -1, 8) bukan Kombinasi Linier dari u dan v
Jawab:
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 6
Untuk memperlihatkan w = (9, 2, 7) Kombinasi Linier dari u dan
v, harus dicari k1 dan k2 sehingga: w = k1 u + k2 v
Definisi:
Jika v 1, v 2, ... vr adalah vektor-vektor pada R dan V dan jika masing-
masing vektor pada V dapat dinyatakan sebagai Kombinasi Linier v 1, v 2, ... vr
Contoh-2:
Polinom-polinom 1, x, x2, ..... xn merentang ruang vektor Pn, karena setiap
polinom p pada Pn dapat ditulis sbg:
p = a0 + a1x + ..... + anxn merupakan kombinsi linier 1, x, x2, ..... xn
Contoh-3:
Tentukan apakah v1 = (1,1,2), v2 = (1, 0, 1) dan v3 = (2, 1, 3) merentang R3
Penyelesaian:
Ambil sebarang vektor b = (b1, b2, b3) pada R3 dapat dinyatakan sebagai
kombinasi linier: b = k1 v 1+ k2 v2 + k3 v3
Maka:
(b1, b2, b3) = k1 v 1 + k2 v 2 + k3 v3
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 7
(b1, b2, b3) = k1 (1, 1, 2) + k2 (1, 0,1) + k3 (2, 1, 3)
Atau (b1, b2, b3) =( k1 + k2 + 2k3, k1 + k3, 2k1 + k2 + 3k3)
Dapat juga:
k1 + k2 + 2k3 = b1
k1 + k3 = b2
2k1 + k2 + 3k3 = b3
Maka sistem tersebut akan konsisten untuk semua nilai b1, b2, b3 jika dan hanya
1 1 2
jika matrik koefisien-koefisien A = 1 0 1 dapat dibalik. Tetapi det(A) =
2 1 3
Teorema:
Jika v 1, v 2, ... vr vektor-vektor pada R dan V, maka:
a) Himpunan W dari semua Kombinasi Linier v 1, v 2, ... vr adalah
subruang V
b) W adalah subruang terkecil dari V yang mengandung v 1, v 2, ... vr
harus mengandung W.
Perhatikan :
a) Jika u dan v ∈ W, maka :
u = c1 v 1 + c2 v 2 + ... + cr v r dan v = k1 v 1 + k2 v 2 + ... + kr v r
Dimana ci dan ki skalar, maka:
u + v = (c1+ k1) v 1 + (c2+ k2) v 2 + ... + (cr+ kr) v r
Dan untuk sembarang skalar k:
k u = (kc1) v 1 + (kc2) v 2 + ... + (kcr) v r
Jadi u + v dan k u Kombinasi-kombinasi Linier v 1, v 2, ... vr
karena:
vi = 0 v 1 + 0 v 2 + ... + 0 v r
Oleh karena itu, subruang W mengandung setiap vektor v 1, v 2, ... vr
Karena
W1 tertutup terhadap penambahan dan perkalian skalar, maka W1 harus
mengandung semua kombinasi linier :
c1 v 1 + c2 v 2 + ... + cr v r dari v 1, v 2, ... vr
Contoh:
Lin(v1 +v2)
k1v1 + k2v2
k2v2
v2 kv
k1v1
v1 v
●
0
lin(v)
Jika v1, v2 tidak terletak pada satu garis di R3, maka lin { v1, v2} terdiri dari semua
kombinasi linier k1v1, k2v2 adalah bidang yang ditentukan oleh v1, v2 . Juga dengan
vektor tak nol pada R2 dan R3, maka lin {v} yang merupakan himpunan semua
perkalian skalar kv, adalah garis yang ditentuka oleh v.
Contoh Soal
1. Diketahui vektor di R5, dimana
= (3, 2, 1, -1, 4)
a
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 9
b = (1, 2, -3, -2, 4)
c = (11, 10, -3, -7, 20)
Apakah c merupakan kombinasi linier dari a dan b
Contoh 1:
Himpunan vektor-vektor S = { v 1, v 2, v 3}, dimana v1 = (2, -1, 0, 3),
v2 = (1, 2, 5, -1), v3 = (7, -1, 5, 8) himpunan tak bebas linier karena,
misalkan:
3 v 1+ v 2- v 3 = 0 .
Contoh 2:
Vektor-vektor i = (1, 0, 0) j = (0, 1, 0) k = (0, 0, 1) di R3
k1(1, 0, 0) + k2 (0, 1, 0) + k3 (0, 0, 1) = (0, 0, 0)
Maka k1 = 0, k2 = 0, k3 = 0
Jadi himpunan S = { i , j , k } bebas linier.
Teorema:
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 10
Himpunan S dengan dua vektor atau lebih adalah :
b) Tak bebas linier, jika dan hanya jika satu diantara vektor S dapat
dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor S lainnya.
c) Bebas linier, jika dan hanya jika tidak ada vektor S yang dapat
dinyatakan sebagai kombinasi linier dalam vektor S lainnya.
Contoh:
Himpunan vektor-vektor S = { v 1, v 2, v 3}, dimana v1 = (2, -1, 0, 3),
v2 = (1, 2, 5, -1), v3 = (7, -1, 5, 8) tak bebas linier karena
3 v 1+ v 2- v 3 = 0 .
Dapat ditulis bahwa satu vektor adalah kombinasi linier dari dua vektor
lainnya :
1 1
v1 = - v2 + v3
3 3
v 2 = - 3 v1 + v 3
v 3 = 3 v1 + v 2
Contoh 1
a =(1, 3)
b =(3, 9)
Jawab b):
λ1 a + λ2 b = 0
1 3 0
9
0
λ1 3 + λ2 =
λ1 + 3λ 2 = 0
λ1 = -3λ2 , jawab non trivial, jadi a dan b tidak
3λ1 + 9λ 2 = 0
bebas linier (bgl)
Jawab c):
1 3
A = = 1.9 – 3.3 = 9-9 = 0 a dan b tidak bebas linier (bgl)
3 9
Jawab d):
a =(1, 3) 1 3
=1.9 - 3.3 =9 - 9 =0 a dan b tidak bebas
b =(3, 9) 3 9
linier (bgl)
Contoh 2
a =(1, 3)
b =(2, 1)
1 2 0
3
1
0
λ1 + λ2 =
λ1 + 2λ 2 = 0
λ1 = λ2 = 0 (jawab trivial)
3λ1 + λ2 = 0
Jawab c:
a =(1, 3)
b =(2, 1)
1 3
=1.1 - 3.2 = - 5 ≠0
2 1
1 1 5 0
- 1 3 3 0
0 - 1 0
λ1 + λ2 + λ3 - 2 =
λ1 + λ2 + 5λ 3 = 0
- λ1 + 3λ 2 + 3λ 3 = 0
- λ2 - 2λ 3 = 0
-λ2 - 2 λ3 = 0
Jadi λ2 = -2 λ3
Maka : λ1 + λ2 + 5 λ3 = 0
λ1 - 2 λ3 + 5 λ3 = 0
jadi λ1 = - 3 λ3
Jadi jawab:
λ1 = - 3 λ3
λ2 = -2 λ3
λ3 = λ3
mempunyai jawab non trivial, maka bergantungan linier (bgl)
Contoh 4
a =(6, 2, 3, 4)
b =(0, 5, - 3, 1)
c =(0, 0, 7, - 2)
6 λ1 = 0 λ1 = 0
2λ1 + 5λ2 = 0 λ2 = 0
3λ1 - λ2 + 7λ3 = 0 λ3 = 0
Jadi λ1 = λ2 = λ3 = 0 (jawab trivial)
Jadi a, b dan c bebas linier
Teorema:
1. Jika sebuah himpunan mengandung vektor nol, maka himpunan itu
tak bebas linier.
2. Sebuah himpunan yang mempunyai persis dua vektor tak bebas
linier jika dan hanya jika salah satu dari vektor itu adalah perkalian
dari skalar lainnya.
3. Misalkan S = {v1, v2, ...... vr} adalah himpunan vektor-vektor pada
Rn. Jika r > n, maka S tak bebas linier
Soal Latihan
Apakah vektor-vektor a , b dan c bebas atau tidak bebas liner?
1. Diketahui: Vektor di R3
a =(2, 1, 3)
b =(1, - 2, 4)
c =(8, - 1, 1)
2. Diketahui: Vektor di R3
a =(2, 1, 3)
b =(1, 1, 4)
c =(3, 2, 5)
3. Diketahui: Vektor di R4
a =(3, 2, 1, - 1)
b =(4, 3, 2, 1)
c =(18, 3, 2, 1)
4. Diketahui: Vektor di R5
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 14
a =(3, 2, 1, - 1, 4)
b =(2, 3, - 2, 1, 5)
c =(16, 14, 0, - 2, 26)
Definisi :
Jika V ruang vektor dan S = { v 1, v 2, ... v r} himpunan berhingga
vektor-vektor di V, maka S disebut basis untuk V jika :
a) S bebas linier
b) S merentang V
Contoh 1 :
e1 = (1, 0, 0, ... 0)
e2 = (0, 1, 0, ... 0)
en = (0, 0, 0, ... 1)
Contoh 2 :
v1 = (1, 2, 1), v2 = (2, 9, 0), v3 = (3, 3, 4)
Akan diperlihatkan S = { v 1, v 2, v 3} basis untuk R3
Jawab :
Akan diperlihatkan S merentang R3 dan bebas linier.
Sebarang vektor b = (b1, b2, b3) dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linier :
= k1 v 1 + k2 v 2 + k3 v 3
b
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 15
(b1, b2, b3) = k1(1, 2, 1) + k2 (2, 9, 0) + k3 (3, 3, 4)
atau : k1 + 2k2 + 3k3 = b1
2k1 + 9k2 + 3k3 = b2 .................. (*)
k1 + 4k3 = b3
Adalah : k1 = k2 = k3 = 0
Dengan perkataan lain harus diperlihatkan bahwa sistem homogen :
k1 + 2k2 + 3k3 = 0
2k1 + 9k2 + 3k3 = 0 .................. (**)
k1 + 4k3 = 0
hanya mempunyai pemecahan trivial.
Karena sistem (*) dan (**) mempunyai matriks koefisien yang sama, maka dapat
dikatakan S bebas linier dan merentang R3 dengan memperlihatkan bahwa
matriks koefisien :
1 2 3
A = 2 9 3 mempunyai invers
1 0 4
Karena
1 2 3
det(A) = 2 9 3 = -1
1 0 4
Contoh 3 :
Misalkan
1 0 0 1 0 0 0 0
M1 =
0
, M2 =
0
, M3 =
1
, M4 =
0
0 0 0 1
a b
bahwa vektor khas (matriks) :
c d
Dapat ditulis sebagai :
a b 1 0 0 1 0 0 0 0
c
= a
0
+ b
0
+ c
1
+ d
0
d 0 0 0 1
a b
c = aM 1 + bM 2 + cM 3 + dM 4
d
aM 1 + bM 2 + cM 3 + dM 4 = 0
Atau :
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
a
0
+ b
0
+ c
1
+ d
0
=
0
0 0 0 1 0
Maka
a b 0 0
c
=
0
d 0
Teorema:
Jika S = {v1, v2 …. vn} adalah basis untuk ruang vektor V, maka setiap
himpunan dengan lebih dari n vektor adalah tak bebas linier.
Misalkan:
S¹ = {w1, w2, …..wm} sembarang himpunan m vektor pada V, m > n
Perlihatkan S¹ tak bebas linier
Maka:
Basis S = {v1, v2, …..vn} dan wi dinyatakan sebagai kombinasi linier dari
vektor-vektor S
w1 = a11 v1 + a21 v2 + ….. + an1 vn
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 17
w2 = a12 v1 + a22 v2 + ….. + an2 vn
.
.
.
wm = a1m v1 + a2m v2 + ….. + anm vn
Untuk memperlihatkan bahwa S¹ tak bebas linier, maka harus dicari skalar-skalar
k1, k2, ..... km yang tidak semuanya nol, sehingga:
k1 w1 + k2 w2 + ..... + km wm = 0
Dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas, maka dapat ditulis sebagai:
(k1 a11 + k2 a12 + ….. + km a1m) v1
+ (k1 a21 + k2 a22 + ….. + km a2m) v2
.
.
.
+ (k1 an1 + k2 an2 + ….. + km anm) vn = 0
Maka skalar k1, k2, ..... km yang tidak semuanya nol, memenuhi:
a11 k1 + a12 k2 + ….. + a1m km = 0
a21 k1 + a22 k2 + ….. + a2m km = 0
.
.
.
an1 k1 + an2 k2 + ….. + anm kn = 0
Teorema:
Sebarang dua basis untuk ruang vektor berdimensi berhingga mempunyai
jumlah vektor yang sama
Misalkan:
S = {v1, v2 …. vn} dan S¹ = {w1, w2, …..wm} adalah dua basis untuk
ruang vektor V yang berdimensi berhingga.
Karena S adalah basis dan S¹ bebas linier, maka m ≤ n
Demikian juga karena S¹ adalah basis dan S bebas linier, maka n ≤ m
Maka m = n
atau
Misal {e1, e2, ..... en} basis dari V
Dan {f1, f2, ..... fm} basis lain dari V
Contoh:
Tentukan basis dan dimensi dari SPL homogen:
x1 + 2x 2 - x3 + x5 = 0
3x 1 - x2 + x3 - x4 + x5 = 0
2x 1 + x2 - 2x 3 - x5 = 0
3x 3 + x4 - x5 = 0
Jawab:
1 2 -1 0 1 0
3 -1 1 -1 1 0
dengan OBE diubah menjadi matriks eselon
2 1 -2 0 -1 0
0 0 3 1 -1 0
1 2 - 1 0 1 0 x1 + 2 x2 - x3 + x5 = 0
0 1 - 74 17 72 0 x 2 - 74 x 3 + 17 x 4 + 72 x 5 = 0
0 0 1 4 4 0
7 5
x 3 + 74 x 4 + 54 x 5 = 0
11
0 0 0 1 17 0 x 4 + 11 71 x5 = 0
Sederhanakan:
x1 = - 2 x2 + x3 - x5
x2 = 7 x3 - 7 x4 - 7 x5
4 1 2
x3 = - 74 x 4 - 54 x 5
x4 = - 11 71 x5
x5 = variabel bebas
Misalkan x5 = t
Maka x4 = - 17
11
t
− 17119t − 17119
x1 31 31
x2
− 1 1 9t − 1 1 9
jadi x3 =
− 2t =
− 2 t
x4 17 17
x
5
− 11 71 t − 11 71
t 1
Dimensi = jumlah variabel yg tak diketahui – banyaknya persamaan = 5 – 4 = 1
− 17119
31
− 1 1 9
Jadi Basisnya adalah
− 2
17
− 11 71
1
Teorema:
1. Jika S = {v1, v2 …. Vn} adalah sebuah himpunan n vektor bebas linier
pada sebuah ruang V yang berdimensi n, maka S adalah sebuah basis
untuk V
2. Jika S = {v1, v2 …. Vn} adalah sebuah himpunan n vektor yang
merentang ruang V yang berdimensi n, maka S adalah sebuah basis
untuk V
3. Jika S = {v1, v2 …. Vn} adalah sebuah himpunan bebas linier pada
ruang V yang berdimensi n dan r < n, maka S dapat diperbesar menjadi
Andiani /Aljabar Linier/FTUI-2011 20
basis untuk V, yakni vektor-vektor vr+1, …. vn sehingga {v1, v2 …. vr,
vr+1, …. vn } adalah sebuah basis untuk V
Definisi:
Jika diketahui matriks m x n
a11 a12 a1n
a a 22 a 2n
Dan A =
21
a m1 a m2 a mn
Vektor-vektor
r1 = [ a11 a12 a1n ]
r2 = [ a 21 a 22 a 2n ]
rm = [ a m1 a m2 a mn ]
Dalam Rn yang dibentuk dari baris-baris A disebut vektor-vektor baris dari A, dan
vektor-vektor:
a11 a12 a1n
a a a
e1 = 21 , e 2 = 22 , e n = 2n
a m1 a m2 a mn
Dalam Rm yang dibentuk dari kolom-kolom A disebut vektor-vektor
kolom dari A
Contoh-1:
2 1 0
A =
3 -1 4
Vektor-vektor baris dari A adalah:
Teorema:
Operasi baris elementer tidak mengubah ruang baris sebuah matriks
Teorema:
Vektor-vektor baris tak nol berbentuk eselon baris dari matriks A
membentuk basis untuk ruang baris A.
Contoh-2:
Carilah sebuah basis untuk ruang yang direntang oleh vektor-vektor:
v1 = (1, -2, 0, 0, 3) v2 = (2, -5, -3, -2, 6) v3 = (0, 5, 15, 10, 0) v4 = (2, 6, 18, 8, 6)
Penyelesaian:
Ruang yang direntang oleh vektor-vektor ini adalah ruang baris dari
1 -2 0 0 3
2 -5 -3 -2 6
matriks:
0 5 15 10 0
2 6 18 8 6
Dengan mereduksi matriks di atas menjadi bentuk eselon baris, maka didapat:
1 -2 0 0 3
0 1 3 2 0
0 0 1 1 0
0 0 0 0 0
Penyelesaian:
1 3 0
0 2 4
Dengan mentransposkan matriks tersebut, didapat: A =
t
1 5 4
1 1 - 4
Jadi vektor (1, 3, 0) dan vektor (0, 1, 2) membentuk basis bagi ruang baris
At atau secara ekivalen:
1 0
w 1 = 3 dan w 2 = 1 membentuk basis untuk ruang kolom A
0 2
Contoh-4:
Carilah sub-himpunan vektor-vektor
v1 = (1, -2, 0, 3) v2 = (2, -5, -3, 6) v3 = (0, 1, 3, 0)
v4 = (2, -1, 4, -7) v5 = (5, -8, 1, 2)
yang membentuk basis untuk ruang yang direntang oleh vektor-vektor ini.
Pemecahan:
Mulai dengan memecahkan persamaan vektor
c1 v1 + c2 v2 + c3 v3 + c4 v4 + c5 v5 = 0 .......... *
Dengan mensubtitusi dan menyamakan komponen-komponennya maka
didapat sistem yang homogen:
Teorema:
Jika A adalah sebarang matriks, maka ruang baris dan ruang kolom A
mempunyai dimensi yang sama.
1 0 1 1
3 1
Pada contoh-3 di atas, matriks 2 5 setelah direduksi terhadap
0 4 4 - 4
eselon baris, mempunyai ruang kolom berdimensi 2 dan ruang baris tersebut juga
berdimensi 2
Definisi:
Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan Rank A dan
dinyatakan dengan rank (A)
Misalnya pada contoh-3 mempunyai rank 2
Teorema:
Jika A adalah matriks n x n, maka pernyataan-pernyataan berikut ekivalen
satu sama lain:
a. A dapat dibalik
b. Ax = 0 hanya mempunyai pemecahan trivial
c. A ekivalen baris dengan In
d. Ax = b konsisten untuk tiap-tiap matriks b yang berukuran n x
1
e. Det(A) ≠ 0
f. A mempunyai rank n
g. Vektor-vektor baris A bebas linier
h. Vektor-vektor kolom A bebas linier
a m1 x 1 + a m2 x 2 + + a m1n x n b m
Teorema:
Sebuah sistem persamaan linier Ax = b adalah konsisten jika dan hanya
jika b berada pada ruang kolom A.
Contoh-5:
Diketahui bahwa Ax = b adalah sistem linier, maka:
- 1 3 2 x1 1
1 2 - 3 x = - 9
2
2 1 - 2 x 3 - 3
x1 = 2, x2 = -1 x3 = 3
Maka:
- 1 3 2 2 1
1 2 - 3
- 1 = - 9
2 1 - 2
3 - 3
Teorema:
Sebuah sistem persamaan linier Ax = b akan konsisten jika dan hanya jika
rank dari matriks koefisien A sama dengan rank dari matriks yang
diperbesar [A|b]
Contohnya matriks yang diperbesar untuk sistem:
x1 − 2x 2 − 3x 3 + 2x 4 = - 4
- 3x 1 + 7x 2 − x3 + x4 = - 3
2x 1 − 5x 2 + 4x 3 - 3x 4 = 7
- 3x 1 + 6x 2 + 9x 3 − 6x 4 = - 1
Adalah:
1 -2 -3 2 - 4
- 3 7 -1 1 - 3
2 -5 4 -3 7
- 3 6 9 -6 1
Teorema:
Jika Ax = b adalah sistem linier konsisten dari m persamaan n bilangan
tak diketahui, dan jika A mempunyai rank r, maka pemecahan sistem tersebut
mengandung n-r parameter.
Misalkan:
Jika A adalah matriks 5 x 7 dengan rank 4, dan jika Ax = b adalah
sistem linier konsisten maka pemecahan tersebut mengandung sistem
7 – 4 = 3 parameter
Penyelesaian:
1 3 -2 0 2 0 0
2 6 -5 -4 4 -3 - 1
dengan Gaussian didapat:
0 0 5 10 0 15 5
2 6 0 8 4 18 6
- 3 - 4 - 2
0
1 0 0 0
0 - 2 0 0
x = r + s + t x0 =
0 1 0 0
0 0 1 0
1
0
0
0 3