Perhitungan Cadangan HC

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pemetaan Geologi Bawah Permukaan adalah metoda atau teknik pemetaan
struktur, ketebalan lapisan dan karakteristik unit batuan dengan menggunakan
data bawah permukaan. Metoda Pemetaan Geologi Bawah Permukaan
merupakan salah satu metoda yg penting dalam eksplorasi dan eksploitasi
migas atau endapan mineral ekonomi lainnya. Pada prinsipnya pemetaan
bawah permukaan sama dengan pemetaan pada permukaan, hanya terdapat
beberapa perbedaan yang agak mencolok. Pada pemetaan permukaan kita
berhadapan dengan satu bidang permukaan dan yang dipetakan adalah sifatsifat/keadaan geologi/topografi yang dituangkan dalam bentuk gambar pada
bidang permukaan tersebut.
Pada pemetaan bawah permukaan, kita berhadapan dengan berbagai
macam bidang permukaan atau interval-interval antara 2 bidang permukaan
tersebut. Bidang permukaan ini biasanya adalah bidang perlapisan atau
lapisan,

tetapi

dapat

pula

bidang-bidang

lainnya

misalnya

bidang

ketidkselarasanatau bidang patahan.


Suatu hal yang khas dan peta-peta bawah permukaan adalah sifat kuantitatif
dan peta-peta tersebut. Sifat kuantitatif itu dinyatakan dengan apa yang
dinamakan garis iso atau secara popular disebut garis kontur (countour
lines/tranches untuk peta topografi). Garis ini menyatakan titik-titik yang
mempunyai nilai yang sama, terutama nilai kuantitatif dan suatu gejala atau
sifat tertentu yang terdapat pada suatu bidang permukaan/perlapisan atau
dalam interval antar dua bidang permukaan/perlapisan.

Nilai dan gejala tersebut dapat berupa:

Kedalaman suatu lapisan terhadap permukaan laut (kontur struktur)

Kedalaman suatu permukaan (bidang ketidakselarasan, basement

(isolath)
Ketebalan suatu interval antar dua bidang
Ketebalan total lapisan-lapisan batuan tertentu dalam suatu interval

(isolith)
Persentase ketebalan total lapisan-lapisan batuan tertentu dalam suatu

interval perlapisan (isopresentase)


Perbandingan ketebalan total suatu lapisan batuan tertentu terhadap
ketebalan lapisan lain (isoratio)

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari acara pembuatan peta bawah permukaan adalah untuk
melakukan salah satu metode dalam upaya eksplorasi hidrokarbon dan
mengetahui cadangan hidrokarbon dan seberapa jumlah besar hidrokarbon
yang bisa diproduksi.
Tujuan dari acara pembuatan peta bawah permukaan adalah agar
praktikan bisa menentukan perkiraan cadangan hidrokarbon pada reservoar
(STOIIP) dan yang dapat diproduksi dalam suatu reservoar (RR).

BAB II
DASAR TEORI
Peta Bawah Permukaan
Penggambaran garis kontur merupakan suatu operasi teknik mekanistik
yang harus dibimbing oleh pemikiran geologi dan apresiasi estetika. Dengan
demikian tidakada rumus-rumus untuk garis kontur, akan tetapi ada prinsipprinsip tertentu yang harus diikuti dalam menggambarkan garis kontur.
Garis Kontur
Sebagaimana telah diuraikan garis kontur adalah garis iso, atau persamaan
nilai dari suatu sifat/keadaan yang dinyatakan dalam angka numeris dan bersifat
kuantitatif.
Antara (Spacing)
Jarak antara dua garis kontur yang berdekatan secara horizontal/lateral
dinyatakan dalam ukuran skala.
Interval Kontur
Perbedaan antara dua garis kontur yang berdekatan. Interval selalu
merupakan angka konstan untuk seluruh peta.
Nilai Kontur
Nilai kontur harus selalu merupakan angka bulat atau angka yang
mudah/simple. Pemilihan nilai kontur dan interval kontur sangat erat
hubungannya dengan :
1. Ketelitian data dalam titik control, misalnya pembacaan kedalaman
tidak dapat lebih teliti dari 0,5 m maka interval kontur harus paling
sedikit 1m.
2. Kecepatan perubahan nilai secara lateral atau antara (spacing)
3. Jika perubahan terlalu cepat maka interval harus besar sehingga
spacing tidak terlalu rapat.
4. Dalam pemilihan nilai kontur harus dipergunakan angka-angka mudah,
puluhan, ratusan, tengahan, limapuluhan, angka-angka genap atau
fraksi.

Titik Kontrol
Titik control adalah setiap lokasi dalam dimana data didapatkan. Titik ini
dapat berupa sumur pemboran (kering ataupun yang menghasilkan minyak)
ataupun berupa sumur pemboran disebut control sumur (well-control).Peta-peta,
nama serta nomor biasanya dinyatakan pada titik tersebut.
Jika yang dipetakan adalah struktur geologi atau bentuk tektonik, maka
harus dapat kita bayangkan bentuk-bentuk lipatan, struktur, antiklin, sumbusumbu lipatan, patahan dsb, yang akan membimbing kita dalam memberikan
bentuk pada garis kontur.
Jika yang dipetakan adalah fasies sedimen, maka harus dapat kita
bayangkan asal transport sedimen, garis pantai, batas energi gelombang, bentuk
cekungan, penebalan sediment dsb.
Pembuatan Peta
1. Peta Top Structure
Peta ini menunjukkan penyebaran suatu lapisan dibawah
permukaan berdasarkan dari top lapisan tersebut. Penyebaran

puncak

lapisan dapat berupa sinklin, antiklin ataupun datar. Peta ini didapatkan
dengan mencantumkan meter bawah permukaan laut (mbpl) top lapisan
pada setiap sumur. Nilai-nilai ini sebagai acuan untuk membuat kontur
struktur.
2. Peta Bottom Structure
Peta ini menunjukkan penyebaran suatu lapisan dibawah
permukaan berdasarkan dari bottom lapisan tersebut. Penyebaran puncak
lapisan dapat berupa sinklin, antiklin ataupun datar. Peta ini didapatkan
dengan mencantumkan meter bawah permukaan laut (mbpl) bottom
lapisan pada setiap sumur. Nilai-nilai ini sebagai acuan untuk membuat
kontur struktur.
3. Peta Fluid Contact

Peta-peta ini menggambarkan garis-garis yang menghubungkan


titik-titik suatu formasi/lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta
bawah permukaan, peta ini merupakan peta batas OWC (Oil-Water
Contact) yang diplotkan dan di-overlay pada top dan bottom structure.
4. Peta Gross Sand
Mekanisme pembuatan peta gross sand sama dengan pembuatan
peta top structure, namun data yang digunakan dalam pembuatan peta ini
adalah ketebalan dari suatu lapisan. Dengan demikian peta gross sand
tidak berhubungan dengan ketinggian atau kedalaman tetapi peta ini
menggambarkan penyebaran tebal tipisnya lapisan.
5. Peta Net Sand
Peta ini menggambarkan akumulasi ketebalan batupasir, tidak
termasuk akumulasi pengotor seperti batulempung dan sebagainya yang
ada dalam suatu lapisan. Sama halnya dengan peta gross sand, peta ini
tidak berhubungan dengan ketinggian melainkan menggambarkan
ketebalan.
6. Peta Net Pay
Peta ini menggambarkan ketebalan batupasir yang mengandung
hidrokarbon. Lain halnya dengan peta net sand yang menginformasikan
ketebalan batupasir secara keseluruhan. Informasi yang dapat dilihat pada
peta ini adalah pola penyebaran lapisan yang ditunjukkan dengan kontur,
penyebaran ketebalan batupasir yang ditunjukkan dengan kontur net sand
dan fluid contact (OWC). Dengan demikian peta net pay merupakan
gabungan dari peta fluid contact dan net sand.

II.2 Menghitung Cadangan


Metode perhitungan cadangan dalam dunia perminyakan adalah jumlah
kandungan hidrokarbon yang terdapat didalam reservoir. Berdasarkan nilainya,
cadangan digolongkan dalam :
1. Cadangan Minyak mula-mula di Reservoir (STOIIP)

Merupakan jumlah cadangan minyak pada reservoir secara keseluruhan


sebelum diproduksikan, biasa ditulis dengan STOIIP.
2. Cadangan Minyak Ekonomis (Recoverable Reserve)
Cadangan minyak ekonomis adalah jumlah cadangan minyak yang
terdapat pada reservoir yang biasa diproduksikan, biasa dinotasikan RR.
Perbandingan antara cadangan minyak ekonomis dengan cadangan minyak
mula mula disebut sebagai recovery factor, secara matematis adalah :
Metode Perhitungan Cadangan
Secara umum perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan 4 metode,
yaitu :
1. Metode Volumetrik
2. Metode Material Balance
3. Metode Decline Curva (kurva penurunan produksi)
4. Metode Monte Carlo
1. Volume Bulk Reservoir
Dalam perhitungan volume reservoir dibutuhkan data berupa net pay area dan
alat planimeter, dimana alat planimeter akan dapat mengukur luas masingmasing kontur ketebalan yang ada pada peta net pay area.Kemudian dari bentuk
kontur yang ada pada peta tersebut,dapat digambarkan bentuk reservoir.Untuk
menghitung volume reservoir,ditentukan dengan dua cara,yaitu cara pyramidal
dan cara trapezoidal.
a. Cara Pyramidal
Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang berurutan
kurang atau sama dengan 0,5 atau An+1/An<0,5 (Sylvan,J.Pirson,1985).
Dimana persamaan yang digunakan :
Vb = h/3 x (An + An+1 + An x An+1)
b. Cara Trapezoidal
Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang
berurutan lebih dari 0,5 atau An+1/An>0,5 (Sylvan,J.Pirson,1985).

Dimana persamaan yang digunakan :


Vb = h/2 x (An + An+1)
Dimana :
Vb

= Volume Bulk, (m)

= Interval garis-garis net pay area (m)

An

= Luas daerah yang dibatasi oleh garis net pay terendah (m)

An+1 = Luas daerah yang dibatasi oleh garis net pay diatasnya (m)

2. Penentuan Cadangan Minyak dengan Metode Volumetris


Pada metode ini perhitungan didasarkan pada persamaan volume, data-data
yang menunjang dalam perhitungan cadangan ini adalah porositas dan saturasi
hidrokarbon, persamaan yang digunakan dalam metode volumetric adalah :
STOIIP = 77758 x Vb x x Sh (STB)
Boi
Atau
STOIIP = Vb x x Sh (STM)
BOI
Dimana :
STOIIP

: Volume hidrokarbon mula-mula (a) STB atau (b) STM

Vb

: Volume reservoir, (a) acre feet atau (b) STM

: Porositas batuan

Sh

: Hidrokarbon saturasi

Boi

: Faktor volume formasi minyak mula-mula (a) BBL/STB atau (b)


m/STM.

7758

: Konstanta konversi, BBL/acre feet

Sedangkan cadangan minyak yang dapat terambil adalah :


RR = STOIIP x RF

Dimana
STOIIP

: Volume hidrokarbon mula-mula,STB atau STM

RR

: Cadangan hidrokarbon yang dapat diambil,STB atau STM

RF

: Harga recovery factor

BAB III
PEMBAHASAN
I.

Pembuatan Peta Bawah Permukaan


Pemetaan bawah permukaa dilakukan dengan data dari hasil
korelasi 11 sumur GMB. Korelasi dilakukan dengan korelasi struktur
dengan membuat datum pada nilai data TVDSS (True Vertical Depth Subsurface) yang sama.
Setelah didapatkan nilai top dan bottom dari lapisan yang
ditentukan, maka kita dapat dibentuk peta top structure, dimana dapat
dilihat pola penyebaran lapisan batupasir. Menentukan letak LKO (Last
Known Oil) pada peta top dan bottom yaitu pada kedalaman -1256
TVDSS. Dari masing-masing LKO dari top dan bottom dimasukan dalam
satu peta tersendiri sebagai peta Fluid Contact (OWC). Pembuatan peta
Gross sand dilakukan dengan mengurangkan nilai bottom dan nilai top
sehingga kita mendapatkan nilai kedalamannya. Untuk peta Net Sand,
dilakukan pengurangan

antara ketebalan lapisan terhadap pengkuran

ketebalan total dari ketebalan sisipan lempung yang tedapat pada masingmasing lapisan batupasir di setiap data sumur.
Pembuatan peta Net Pay, dilakukan overlay antara peta Fluid
Contact dan peta Net Sand. Dari perpotongan antara Fluid Contact dan
Net Sand dihubungkan dengan setiap nilai kontur sehingga di dapatkan
suatu luasan area, yang nantiya akan digunakan untuk mendapatkan nilai
luasan dalam satuan acre.

II.

Perhitungan Cadangan
Nomor Sumur
27
26
47

Top
-1245
-1175
-1177

Bottom
-1257
-1185
-1184

Gross
11
10
7

Net
9
7.5
3

54
35
49
34
23
46
45
06

-1230
-1188
-1189
-1161
-1198
-1219
-1248
-1222

-1241
-1198
-1198
-1171
-1203
-1235
-1256
-1228

11
10
9
10
5
16
8
6

8
7.5
5.5
7
3.5
13
6.5
3

TABEL 1
Area

Luas Bidang

Luas

Perbandi

Selang

Bidang

Kontur

Sebenarnya

ngan

Kedalama

Kontur

(cm2)

(acre)

Luas

n (feet)

A0

273.75

4,227.73

150

2,316.56

0.55

16.4

Trapezoidal

53,663.17

Area

Luas Bidang

Luas

Perbandi

Selang

Bidang

Kontur

Sebenarnya

ngan

Kedalama

Kontur

(cm2)

(acre)

Luas

n (feet)

A1(1)

81

1,250.94

A2(1)

22.5

347.48

0.28

16.4

Pyramidal

12,342.28

A3

16.4

Pyramidal

1,899.58

Luas Bidang

Luas

Perbandi

Selang

Rumus

Volume

A1 (A1(1) +
A1(2))

Volume
Rumus

Reservoir
(acre feet)

TABEL 2
Volume
Rumus

Reservoir
(acre feet)

TABEL 3
Area

Bidang

Kontur
2

Sebenarnya

ngan

Kedalama

Reservoir
(acre feet)

Kontur

(cm )

(acre)

Luas

n (feet)

A1(2)

69

1,065.62

A2(2)

16.4

Pyramidal

5,825.38

Total
Volume
Reservoir
(acre feet)

Luas Area
1. A0 = 273.75 x 2502 x 0.0002471
= 4,227.73 acre
A1 (A1(1) + A1(2)) = 150 x 2502 x 0.0002471
= 2,316.56 acre
2. A1(1) = 81 x 2502 x 0.0002471
= 1,250.94 acre
A2(1) = 22.5 x 2502 x 0.0002471
= 347.48 acre
A3 = 0
3. A1(2) = 69 x 2502 x 0.0002471
= 1,065.62 acre
A2(2) = 0
Volume Reservoir (Vb)
1. A0 A1 (A1(1) + A1(2)) =

16.4
2

x (4,227.73 + 2,316.56)

= 53,663.17 acre feet

73,730.41

2. A1(1) A2(1) =

16.4
2

x [(1,250.94 + 347.48) +

1,250.94 x 347.48

= 12,342.28 acre feet


16.4
2

3. A2(1) A3 =

x [(347.48 + 0) +

347.48 x 0

= 1,899.58 acre feet


4. A1(2) A2(2) =

16.4
2

x [(1,065.62 + 0) +

1,065.62 x 0

= 5,825.38 acre feet


Volume Reservoir (Vb) Total = 53,663.17 + 12,342.28 + 1,899.58 +
5,825.38
= 73,730.41 acre feet
III.

Perhitungan Cadangan
STOIIP =

7758 x Vb x x S h
BOI
7758 x 73,730.41 x 0.21 x 0.42
1.28

= 39,414,410.88 BBL
RR

= STOIIP x RF

= 7,882,882.18 BBL
Jadi, cadangan minyak yang dapat diproduksi (ekonomis) adalah
7,882,882.18 BBL

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasi analisa ini adalah:
1. Didapatkan bentuk lipatan antiklin pada bawah permukaan dengan litologi
batupasir dan batulempung (shaly sandstone)
2. Keberadaan kedalaman minyak terakhir yang terdapat pada reservoar (Last
Known Oil / LKO) terdapat pada kedalaman (TVDSS) -1,256 meter.
3. Reservoar yang dianalisa berupa batupasir dengan ketebalan yang tidak
merata
4. Peta Net Pay dibuat untuk menggambarkan sebuah bentukan tempat
terakumulasinya suatu cadangan hidrokarbon yang digunakan untuk
menghitung luasan reservoar dan volume reservoirnya, sehingga dengan
diketahui volume reservoirnya bisa didapatkan jumlah cadangan seluruh
hidrokarbon pada reservoar tersebut dan seberapa banyak jumlah
hidrokarbon yang dapat diambil.
5. Didapatkan luasan reservoar seluas 6,891.77 acre

dengan volume

reservoirnya sebesar 73,730.41 acre feet


6. Sedangkan cadangan minyak mula-mula di reservoir (STOIIP / Stock-tank
Oil Initially in Place) adalah sebanyak 39,414,410.88 BBL dan jumlah
cadangan minyak yang bisa diproduksikan (ekonomis) adalah sebanyak
7,882,882,28 BBL

Anda mungkin juga menyukai