Laporan Pendahuluan Cystitis
Laporan Pendahuluan Cystitis
Laporan Pendahuluan Cystitis
Disusun oleh :
Ratnawati Dewi Purwanti
2C/ 2520142552
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan Sistitis pada pasien Tn. H di Poliklinik Bedah RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro, untuk memenuhi tugas individu PKK KMB I semester IV
disahkan pada :
Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Praktikan,
(Ratnawati Dewi Purwanti)
Mengetahui,
CI Lahan
CI Akademik
A. Pengertian
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paing sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra (Brunner & Suddarth, 2002).
Sistitits (Cystitis) adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat
infeksi oleh bakteri. Sistitis merupakan inflamasi kandung kemih yang disebabkan
oleh penyebaran infeksi dari uretra (Nursalam & Fransisca, 2009).
B. Etiologi
Penyebab dari sistitis antara lain (Lyndon Saputra, 2009) :
1. Pada wanita, kebanyakan infeksi kandung kemih diakibatkan oleh infeksi
ascenden yang berasal dari uretra dan seringkali berkaitan dengan aktivitas
seksual.
2. Pada pria, dapat diakibatkan infeksi ascenden dari uretra atau prostat tetapi
agaknya lebih sering bersifat sekunder terhadap kelainan anatomik dari traktus
urinarius.
3. Mungkin berkaitan dengan kelainan kongenital traktus genitourinarius, seperti
blader neck obstruction:, stasis urine, refluks ureter dan neurogenic bladder.
4. Lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
5. Dapat meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi atau diafragma
yang tidak terpasang dengan tepat.
6. Kateterisasi urine mungkin menyebabkan infeksi.
C. Patofisiologi
Sistitis meerupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu E. Coli. Peradangan timbul dengan
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah,
baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.
Kemudian bakteri tersebut berkolonisasi pada suatu tempat misalkan pada
vagina atau genetalia eksterna, menyebabkan oganisme melekat dan berkolonisasi di
suatu tempat di periurenial dan masuk ke kandung kemih.
Kebanyakan saluran infeksi kemih bawah ialah oleh organisme gram negatif
seperti E. Coli, Pseudomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari salura intestinum
orang itu sendiri dan turun melalui uretra ke kandung kencing. Pada waktu mikturisi,
air kemih bisa mengalir kembali ke ureter (Vesikouretral refluks) dan membawa
bakteri dari kandung kemih ke atas ke ureter dan ke pelvis renalis. Kapan saja bisa
terjdi urine statis maka bakteri mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
bertumbuh dan menjadikan media yang lebih alkalis sehingga menyuburkan
pertumbuhannya. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih
yang terinfeksi.
E. Penatalaksanaan
1. Uncomplicated sistitis
Wanita diterapi antimikroba dosis tunggal atau jangka pendek (1-3 hari sesuai
hasil kultur). Obat pilihan yang sensitif terhadap E. Coli : nitrofurantoin,
trimetropim-sulfametoksaksol atau ampisilin.
Laki-laki diterapi selama 7-10 hari dengan antibiotik. Lakukan kultur untuk
menigkatkan efektivitas terapi. Awasi efek samping mual, diare, kemerahan dan
kandidiasis vagina.
2. Antikolinergik (propanthelin bromide)
Untuk mencegah hiperiritabilitas kandung kemih dan fenazopiridin hidroklorid
sebagai antisepik pada saluran kemih.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan urine midstream, pemeriksaan sedimen urine untuk leukosit.
2. Pewarnaan gram dan biakan dari unspun midstream urine yang ditampung
dalam wadah yang bersih.
3. Pungsi suprapubik untuk biakan urine mungkin perlu pada anak-anak an penderita
lain yang tidak dapat diusahakan untuk memperoleh spesimen yang bersih.
G. Komplikasi
1. Pembentukan abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal ginjal.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri.
2. Gangguan eliminasi urine.
I. Rencana Tindakan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Setelah dilakukan
nyeri berhubungan
tindakan
keperwatan nyeri
pada pasien dapat
Intervensi
-
Kaji tanda-
tanda vital.
Kaji skala
nyeri.
Ajarkan teknik
nafas dalam.
Kolaborasi
berkurang dengan
kriteria hasil :
1. Skala nyeri
pasien
berkurang.
2. Pasien tidak
nampak
kesakitan
menahan
nyeri.
dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 edisi 8.
Jakarta: EGC.
Nuesalam & Fransisca. 2009. Asuhan Keperawatan pada Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.