Laporan Tutorial Skenario A Blok 18 b8
Laporan Tutorial Skenario A Blok 18 b8
Laporan Tutorial Skenario A Blok 18 b8
Disusun oleh:
KELOMPOK A8
Andini Karlina CH
(04011381320027)
(04011181419060)
Fitria Masturah
(04011281419116)
(04011181419048)
(04011181419052)
(04011281419112)
(04011281419138)
(04011181419054)
Stellanisa Nagari
(04011281419108)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah,
kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario ABlok 18 ini dengan baik dan tepat
waktu.
Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas blok 18 yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan
dalam penyusunan laporan ini
2. Pembimbing kami,dr. Minerva, Sp.Ayang telah membimbing kami dalam
proses tutorial
3. Teman-teman yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
merampungkan tugas tutorial ini dengan baik.
4. Orang tua yang telah menyediakan fasilitas dan materi yang memudahkan
dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari, tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami harapkan agar bermanfaat bagi
revisi tugas ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok A8
Daftar Isi
Judul......................................................................................................................................1
2
Kata Pengantar......................................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan ...............................................................................................................4
Bab II Pembahasan................................................................................................................5
2.1 Skenario A Blok 18 Tahun 2016..............................................................................5
2.2 Pembahasan Skenario................................................................................................5
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
Klarifikasi Istilah............................................................................................5
Identifikasi Masalah.......................................................................................6
Analisis Masalah.............................................................................................6
Learning Issue ..............................................................................................34
Kerangka Konsep..........................................................................................35
Sintesis..........................................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Nefrourologi adalah blok ke-18 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan ini
dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi kasus
yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus yang
diberikan mengenai Infeksi Saluran Kemih.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
1.3 Data Tutorial
Tutor
Moderator
: Stellanisa Nagari
Sekretaris
Pelaksanaan
Klarifikasi Istilah
N
Istilah
Makna
o
1.
2.
3.
4.
5.
Menggigil
Demam
tubuh
Kondisi ketika suhu tubuh berada di atas
Mual
6.
muntah
Vomitus ; peristiwa fisik yang spesifik yaitu
Muntah
II.
Identifikasi Masalah
No
1.
Masalah
Wanita 20 tahun datang ke puskesmas dengan
Priotitas
VVV
biasa
1 hari sebelum timbul keluhan pasien dalam
VV
III.
Analisis Masalah
1) Wanita 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 1 hari
yang lalu, keluhan tambahan sakit perut bagian bawah hilang timbul sejak 2
hari yang lalu, mual muntah tidak ada, BAB biasa BAK nyeri sewaktu BAK, 1
hari ini pasien demam naik turun, menggigil tidak ada, nafsu makan biasa
a. Apa penyebab keluhan yang dialami wanita tersebut?
Jawab :
a. Bakteri E. Coli
b. Proteus, Staphylococ dan pesudomonas
Faktor-faktor Predisposisi:
c. Obstruksi aliran kemih
d. Jenis kelamin
e. Umur
f.
g.
h.
i.
d. Organ apa saja yang terdapat di perut bagian bawah pada wanita?
Jawab :
kurang
menyenangkan
di
daerah
dan
berkurang
setelah
miksi.
Meskipun
Demam
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal
dengan nama
berasal dari
di
pusat
termoregulasi
hipotalamus.
volunter
seperti
memakai
selimut.
dan
penurunan
pengurangan
panas
yang
pada
vesica
urinaria
menyebabkan
iritasi
dan
mengaktivasi
sistem
inflamasi
sehingga
2) 1 hari sebelum timbul keluhan pasien dalam perjalanan jauh dengan naik bus
selama 24 jam, minum jarang dan makan sedikit
a. Bagaimana hubungan pasien dalam perjalanan jauh dengan naik bus
selama 24 jam, minum jarang dan makan sedikit dengan keluhan yang
dialami?
12
Jawab :
Pada kasus ini dicurigai wanita menderita ISKB, tepatnya Sistitis Akut.
Salah satu faktor lokal yang mendukung penyakit ini adalah jumlah
minum dan miksi yang sedikit. Di skenario diceritakan bahwa wanita
tersebut minum jarang dan makan sedikit selama 24 jam, jadi total
intake cairan yang masuk ke tubuh wanita sangat kurang, sehingga
mendukung munculnya gejala dan penyakit yang dia derita. Selain itu,
karena faktor anatomis, urethra wanita yang pendek
dan dekat perineum; kedua, faktor higenitas, wanita ini
kemungkinan
menggunakan
higenitasnya
diragukan;
WC
dan
umum
ketiga,
Bus
yang
wanita
ini
karena
tingginya
kebutuhan
cairan
yang
Jadi
selain
mengandung
mengkonsumsi
vitamin
dan
nutrisi,
makanan
yang
manusia
juga
baik
misalnya
untuk
menjaga
daya
menyebabkan kematian.
Kekurangan cairan bisa
menyebabkan
infeksi
ini
akan
merasakan
14
gejala
berupa
adanya
kenaikan
suhu
badan,
ada
kalanya
urine
air kecil.
Kekurangan cairan juga bisa membuat kulit menjadi
terlihat keriput dan terlihat kusam karena aliran
darah kapiler pada kulit tidak bisa berfungsi dengan
normal.
Dampak negatif yang lain dari kekurangan cairan
adalah fungsi kerja ginjal akan menjadi terganggu
karena air berfungsi untuk mencegah batu ginjal.
3) Pemeriksaan fisik didapat KU sakit sedang, sens CM, gizi cukup, TD 120/80
mmHg, N 92x/menit, suhu 38,3 0 C, RR 24x/menit, nyeri tekan supra pubic
(+)
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Jawab :
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Interpretasi
Kesadaran
pemeriksaan
Sakit Sedang
Tidak Sakit
Sakit Sedang
Umum
Sensorium
Gizi
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Palpasi
Compos Mentis
Cukup
120/80 mmHg
92x/menit
38,3C
24x/menit
Nyeri tekan
Compos Mentis
Cukup
120/80 mmHg
60-100x/menit
36,5-37,5C
16-24x/menit
Tidak nyeri
Normal
Normal
Normal
Normal
Febris
Normal
Abnormalitas
supra pubic
di abdomen
regio supra
pubic
atau
terdapat
inflamasi
pada
buli-buli
(sistitis
d. Pemeriksaan fisik apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini?
Jawab :
Pemeriksaan wajah
Amati apakah klein mengalami konjunktivitis karena dengan adanya
konjunktivitis dapat menunjukkan terjadinya uretritisabakterial
penyakit reiter
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan Genitalia
Inpeksi :
Pada penderita uretritis adanya mukosa merah udematus.
Terdapat cairan eksudat purulen.
Ada ulserasi diuretra
Adanya pus.
Peradangan akut uretra
Palpasi
Ada nyeri tekan pada genetalia karena adanya inflamasi
Auskultasi
Adanya gangguan kontraksi otot polos uretra sehingga terjadi kesulitan
miksi
17
Jawab :
Temuan
Nilai
Keterangan
Pemeriksaan
12000 mm3
Normal
5000-10000
Leukositosis
Darah
Leukosit
10-15LPB
mm3
0-3 LPB
(Infeksi)
Piuria
Urin
Eritrosit
5-8/LPB
0-2 LPB
Hematuria
Urin
Foto
Normal
Normal
Normal
Leukosit
Radiologi
Leukositosis
Menandakan bahwa tubuh sedang mengalami infeksi
sehingga
adanya
respon
imunologi
dengan
meningkatkan leukosit
-
Kultur Urin
spesimen,
dapat
dipilih
genitalia
eksterna.
Cara
terbaik
dalam
dalam
urin
dapat
merupakan
penanda
bagi
penyakit
glomeruler
maupun
non-
19
terdapat
leukosit
sebanyak
>
10
per
intersisial
kronik
(nefropati
eritrosit,
sangat
diagnostik
untuk
pielonefritis;
silinder
epitel,
dapat
ginjal.
Bakteri
dalam
urin
yang
ditemukan
dalam
lebih
sering
hanya
disebabkan
oleh
kontaminasi.
2. Bakteriologis
Mikroskopis,
pada
pemeriksaan
mikroskopis
emersi.
Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin
dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK
Dalam penelitiannya, Zorc et al menyatakan
bahwa
ISK
ditemukannya
jumlah
koloni
bakteri
pertumbuhan
serangkaian
kuman
gambar
21
yang
yang
terjadi
dengan
memperlihatkan
pola
mL
dilakukan,
urin
yang
murah
Kekurangannya
diperiksa.
dan
Cara
ini
cukup
adalah
jenis
mudah
adekuat.
kuman
dan
demikian
pula
dengan
pemeriksaan
b. DK
Jawab :
DD
Pielonefritis
Sistitis
akut
batuureter
ginjal
(korteks ginjal
jinak hamartoma
Khas
Nyeri
sudut
pinggang
kostovertebrae
(kolik/bukan)
ginjal)
pada Nyeripinggang
(salahsatuatau
keduasisi)
Manifestasi Onset: cepat T>38,3oC
Retensiurin
Hematuria
Mual dan muntah Demam/menggigil Hipertensi
22
sistemik
infeksi jikaterjadiinfeksi
Anemia
sehari ginjal)
Demam dan
menggigil
Takikardi
Mual, muntah,
dandiare
Kadang ada
Physical
gejalasistitis
Nyeri abdomen Nyeri tekan uretra Nyeri
exam
(perut
dan atau
ketok
darah kostovertebra
Ginjalteraba
pinggang)
suprapubis
Nyeri otot Nyeri ketok sudut
generalisata
kostovertebrae
Nyeri tekan
sudut
kostovertebrae
(salahsatuatau
keduasisi)
Lab exam Leukositosis
Disuria, frekuensi,
Kadang ada
(urine
urgensi,
silinderleukosit Keruh, berbau,
rutine)
Hematuria
berdarah (30%
mungkinterjadi
kasus)
Leukosituria
Hematuria
Kristalpembentuk
batu
c. Etiologi
Jawab :
Pada umumnya penyakit sistitis akut di sebabkan oleh suatu infeksi
mikroorganisme seperti E.coli, proteus, Staphylococus aureus, dan
entrococcus yang masuk kedalam buli-buli melalui uretra.
Selain infeksi inflamasi yang terjadi pada buli-buli dapat juga di
sebabkan oleh bahan kimia seperti detergent yang di campurkan
kedalam air untuk rendam duduk, deodorant yang di semprotkan pada
23
Mikroorganisme
o.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Persenta
se biakan
Escherichia coli
Klebsiela
sp.
atau
Enterobacter sp.
Proteus sp.
Pseudomonas aeroginosa
Staphylococcus epidermidis
Enterococci sp.
Candida albicans
Staphylococcus aureus
Tabel 1. Mikroorganisme Penyebab ISK
(%)
50-90
10-40
5-10
2-10
2-10
2-10
1-2
1-2
d. Epidemiologi
Jawab :
ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa
bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK
dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan,
kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus). Prevalensi bakteriuria
asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi
selama periode sekolah (school girls) 1 % meningkat menjadi 5%
selama periode aktifsecara seksual.Prevalensi infeksi asimtomatik
meningkat mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila
disertai faktor predisposisi seperti berikut litiasis, obstruksi saluran
kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papilar, diabetes mellitus
pasca transplantasi ginjal, nefropati analgesik, penyakit sickle-cell,
senggama, kehamilan dan peserta KB dengan table progesterone, serta
kateterisasi
24
e. Faktor resiko
Jawab :
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:
Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam
dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat
menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.
Wanita atau laki-laki yang aktif secara seksual dan suka berganti
pasangan
Pemasangan kateter
25
f. Algoritma diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis pasien akan mengeluh nyeri perut bagian bawah
hilang timbul secara mendadak, nyeri pada saat BAK, rasa ingin
kencing dan terkadang ada mengeluh demam.
26
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : wajah terlihat pucat
Palpasi : khas pada ISK bawah terdapat nyeri tekan suprapubik
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Urin lengkap dan yang merupakan gold standard
untuk pemeriksaan ISK adalah biakan urin.
g. Manifestasi klinis
Jawab :
(oliguria)
Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat
dari urin
Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
Rasa sakit pada daerah di atas pubis
Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
Demam
Anak anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan
gejala yang nyata, seperti lemah, susah makan, muntah, dan
27
yaitu :
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat
Hematogen
Limfogen
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau
sistoskopi
Dua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah
melitus.
Infeksi asending
Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya
tidak
mengandung
spesimen,
dapat
dipilih
8000
leukosit
per
ml
urin
yang
tidak
per
ml
urin.
Piuria
yang
steril
dapat
dengan
terkontaminasi
dengan
antiseptik;
leukosit
urin
vagina;nefritis
Silinder
eritrosit,
glomerulonefritis
30
atau
sangat
diagnostik
vaskulitis
ginjal;
untuk
silinder
nekrosis
gromerulonefritis
tubuler
akut
akut;silinder
lemak,
atau
pada
merupakan
ginjal.
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis
tidak identik dengan infeksi saluran kemih, lebih
sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.
2. Bakteriologis
Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat
digunakan urin segar tanpa diputar atau pewarnaan
gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu
urin
diragukan,
karena
kemungkinan
terjadi
atau
dengan
digenangi
urin.
Setelah
itu
mudah
dilakukan,
murah
dan
cukup
adekuat.
berupa
foto
polos
abdomen,
pielonegrafi
32
antibiotic
lini
pertama
adalah
TMP-SMX
dan
nitrofurantoin
100
mg
2xsehari
selama
hari.
uretra.
Segera mengobati keputihan yang berlebih.
Tidak menahan kencing.
Banyak minum air putih.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi suplemen
l. Komplikasi
Jawab :
a. Pyelonefritis
34
m. Prognosis
Jawab :
Prognosis pada ISK yang tidak disertai kelainan anatomis yang diberi
pengobatan pada fase akut adekuat dan disertai pengawasan terhadap
infeksi berulang adalah baik.Akan tetapi, jika ada kerusakan anatomi
ginjal yang berat, makaprognosisnyaakan kurangbaik.
n. SKDI
Jawab :
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis
klinik dan melakukan
mandiri dan tuntas.
IV.
Kerangka Konsep
35
Menahan kencing
Demam
Hematuria
V.
Learning Issue
Isu pembelajaran dalam kasus kali ini terdiri dari:
a. Anatomi dan fisiologi traktus urinarius pria dan wanita
b. Infeksi saluran kemih
c. Sistitis
metabolisme kalsium
Menyimpan nutrient
Ekskresi zat buangan
Mengatur keseimbangan asam basa
Membentuk urin
Ginjal
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan
kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang
abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi
kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus
renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf, dan ureter.
Ginjal (Ren)
37
dg
dinding
abdomen
posterior.
Jaringan
flexibel
ini
memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas,
mencegah penyebab infeksi dari ginjal ke bagian tubuh lainnya.
Anatomi internal ginjal dari dalam keluar, renal pelvis, medulla dan korteks :
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medula
dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor.
Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian
apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus
dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi.
Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal
pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kemih. Satu ginjal memiliki kurang lebih 1
juta nefron.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari.
Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui piramid membentuk renal
kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke kalliks minor.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla
berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. (Syaifuddin, 2006).
38
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices
renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius
b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing
bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5
cm.
Ureter
sebagian
terletak
pada
rongga
vas deferens. Pada wanita, diantara rectum dan vesica urinaria, terdapat vagina. Leher
vesica urinaria, menyatu dengan prostat pada pria, dan pada wanita, langsung melekat
pada fasia pelvis.
Trigonum Vesicae Lieutaudi terdapat di bagian basis dari vesica urinaria.
Muara kedua ureter dan permulaan uretra berada pada sudut-sudut trigonum yang
berjarak antara sekitar 2cm. Orifisium uretra internum terletak pada titik terendah
vesica urinaria. Bagian-bagian dari vesica urinaria terdiri dari:
1. Fundus
Yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium retrovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika
2. Korpus
Yaitu bagian antara verteks dan fundus, bagian yang runcing kearah muka dan
berhubungan dengan ligamentum umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri
dari: Lapisan sebelah luar (Peritonium), tunika muskalaris (lapisan otot), tunika
sub mukosa, lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
Bagian dalam dari vesica urinaria, terdiri dari, trigonum vescicae, uvula
vesicae (merupakan tonjolan orifisium uretra interna), dan rugae veicae (yang
terbentuk jika vesica urinaria kosong). Vesica urinaria terdiri dari lapisan-lapisan otot.
Lapisan otot ini terdiri dari 3 lapisan otot yangmembentuk trabekula yang disebut otot
detrusor. Detrusor menebal di leher kandung kemih membentuk sfingter vesika.
40
41
pada
wanita
terdiri
dariuretra
Tunika
(sebelah
pada muskularis
wanita terdiri
dari luar),
Tunika
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan
sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna dan eksterna. Sfingter uretra
interna, terletak pada perbatasan vesika urinaria dan terdiri atas otot polos yang
dipersarafi oleh system simpatik, sehingga saat vesika urinaria penuh, sfingter ini
akan terbuka. Sedangkan sfingter uretra eksterna, terdiri atas otot lurik yang
dipersarafi oleh saraf somatic yang dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Fisiologi Traktus Urinarius
REFLEKS MIKSI 2
Miksi atau berkemih proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh 2 mekanisme :
reflek berkemih dan control volunter. Reflex miksi terpicu ketika reseptor regang didalam
dinding kandungan kemih teransang .
Kandungan kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250 sampai 400 ml
urin sebelum tegangan didindingnya mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor
regang. Semakin besar tegangan melebihi ukuran ini, semakin besar tingkat pengaktifan
reseptor. Serat-serat aferan dari reseptor regangan membawa impuls ke medulla spinalis dan
akhirnya, melalui antarneuron, merangsang saraf parasimpatik untuk kandung kemih dan
menghambat neuron motorik ke sfringter eksternus.
Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi.
Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk membuka sfringter internus ; perubahan
42
bentuk kandung kemih selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka sfringter
internus. Secara bersamaan , sfringter eksternus melemas karena neuron-neuron motoriknya
dihambat. Kini kedua sfringter terbuka dan urinnya terdorong melalui uretra olah gaya yang
ditimbulkan oleh konstraksi kandungan kemih.
KONTROL VOLUNTER BERKEMIH
Jika waktu refleks miksi dimulai kurang sesuai untuk berkemih, maka yang
bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan
mengencangkan sfingter eksternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari
korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang ke neuron-neuron
motorik yang terlibat (keseimbangan relatif PPE dan PPI) sehingga otot-otot ini tetap
berkontraksidan tidak ada urin yang keluar.
Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus terisi maka
sinyal refleks dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik
refleks ke neuron motorik sfingter eksternus menjadi sedemikian kuat sehingga tidak dapat
lagi diatasi oleh sinyal eksitatorik volunter sehingga sfingter melemas dan kandung kemih
secara tak terkontrol mengosongkan isinya.
Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun kandung kemih tidak
teregang, dengan secara sengaja melemaskan sfingter eksternus dan diafragma pelvis.
Turunnya dasar panggul memungkinkan kandung kemih turun, yang secara simultan menarik
dinding abdomen dan diafragma pernapasan.
terbuka sfingter uretra internus
dan
meregangkan
kandung
kemih.
dinding
Pengaktifan
akan
menyebabkan
dibantu
oleh
kontraksi
Infeksi saluran kemih atau yang biasa di singkat dengan ISK adalah istilah umum
yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin. Bakteriuria bermakna
menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme (MO) murni lebih dari 105 colony formiting units
(cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai persentase klinis ISK
dinamakan bakteriuria asimtomatik. Sebaliknya bakteri uria bermakna disertai presentasi
klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik.
Pada beberapa keadaan pasien dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria
bermakna. Banyak faktor yang menyebabkan negatif palsu pada pasien dengan presentasi
klinis ISK.
Tabel 1. Faktor Penyebab Negatif Palsu pada Pasien ISK
Pasien telah mendapat terapi antimikroba
Terapi diuretika
Minum banyak
Waktu pengambilan sampel tidak tepat
Peranan bakteriofag
Piuria bermakna (significant pyuria), bila ditemukan neutrophil >10 per lapangan pandang.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Infeksi Saluran Kemih (ISK)Bawah
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender. Pada perempuan, terdapat dua jenis ISK
bawah pada perempuan yaitu sistitis dan sindrom uretra akut. Sistitis adalah presentasi klinis
infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna. Sindrom Uretra Akut (SUA) adalah
presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis
bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan mikroorganisme anaerob. Pada pria,
presentasi klinis ISK bawah mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.
asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisoposisi tidak pernah
menyebabkan epembentukan jaringan ikat parenkim gijal.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi ISK dibagi menjadi 2 kategori yaitu infeksi yang berhubungan dengan
kateter ( infeksi nosokomial) dan infeksi yang tidak berhubungan dengan kateter (acquired
infections). Agen penyebab ISK tidak hanya dapat menyerang laki-laki, namun dapat juga
menyerang wanita dalam bermacam umur, remaja maupun orang tua.
Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun,
perempuancenderung
menderita ISK disbanding laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali
disertai faktor predisposisi (pencetus). Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering
ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%,
baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor pencetus
Tabel 2. Faktor Predisposisi (Pencetus) ISK
Litiasis
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Nekrosis papilar
Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal
Nefropati analgesic
Penyakit sickle-cell
Senggama
Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesterone
Kateterisasi
MIKROORGANISME SALURAN KEMIH
Pada umumnya ISK disebabkan mikro-organisme (MO) tunggal:
Escherichia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan
infeksi simtomatik maupun asimtomatik
Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp, Klebsiella spp,
dan Stafilokokus dengan koagulase negatif
45
Alur
46
Adhesi
Pembentuk jarigan ikat (scarring)
Resistensi terhadap pertahan tubuh
Perlengketan (attachment)
Resistensi terhadap fagositosis
Inhibisi peristalsis ureter
Pro-inflammatori
Kelasi besi
Antibiotika Resisten
Kemungkinan perlengketan
Inhibisi fungsi fagosit
Sekuestrasi besi
Hemolysin
47
(aerobactin dan enterobactin). Hampir 95% a-hemolisin terikat pada kromosom dan
berhubungan dengan pathogenicity islands (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen plasmio.
Resistensi uropatogenik E.coli terhadap serum manusia dengan perantara (mediator)
beberapa faktor terutama aktivasi sistem komplemen termasuk membrane attack complex
(MAC). Mekanisme pertahanan tubuh berhubungan dengan pembentukan kolisin (Col V), K1, Tra T proteins dan outer membrane protein (OHPA). Menurut beberapa peneliti
uropatogenik MO ditandai dengan ekspresi faktor virulensi ganda. Beberapa sifat uropatogen
MO; seperti resistensi serum, sekuestrasi besi, pembentukan hidroksat dan antigen K yang
muncul mendahului manifestasi klinis ISK. Gen virulensi dikendalikan faktor luar seperti
suhu, ion besi, osmolaritas, pH, dan tekanan oksigen. Laporan penelitian Johnson
mengungkapkan virulensi E.coli sebagai penyebab ISK terdiri atas fimbriae type 1 (58%), Pfimbriae (24%), aero bactin (38%), haemolysin (20%), antigen K (22%), resistensi serum
(25%), dan antigen O (28%).
Faktor virulensi variasi fase. Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk
mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar. Konsep variasi fase MO ini
menunjukkan peranan beberapa penentu virulensi bervariasi di antara individu dan lokasi
saluran kemih. Oleh karena itu, ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandung kemih dan
ginjal.
2. Peranan Faktor Tuan Rumah (host)
Faktor Predisposisi Pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik mendukung hipotesis
peranan status saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor bakteri
dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada
saluran kemih. Kolonisasi bakteria sering mengalami kambuh (eksaserbasi) bila sudah
terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis
ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses klirens normal dan
sangat peka terhadap infeksi.
Zat makanan dari bakteri akan meningkat dari normai, diikuti refluks MO dari
kandung kemih ke ginjal. Endotoksin (lipid A) dapat menghambat peristaltik ureter. Refluks
vesikoureter ini sifatnya sementara dan hilang sendiri bila mendapat terapi antibiotika.
Proses pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks vesikoureter
terjadi sejak anak-anak. Pada usia dewasa muda ticlak jarang dijumpai di klinik gagal ginjal
terminai (GGT) tipe kering, artinya tanpa edema dengan/tanpa hipertensi.
48
KOMPLIKASI ISK
Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe
berkomplikasi (complicated)
1. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non-obstruksi
dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan dan tidak menyebabkan
akibat lanjut jangka lama
2. ISK tipe berkomplikasi (complicated)
49
Ultrasonogram (USG)
Rdiografi
o Foto polos perut
o Pielografi IV
o Micturating cystogram
Isotop scanning
TATA LAKSANA
Terapi Farmakologis
1. Sistitis akut nonkomplikata. Pilihan antibiotic peroral, antara lain:
a. Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 3 hari;
b. Siprofloksasin 2 x 250 mg selama 3 hari;
c. Nitrofurantoin 2 x 100 mg selama 7 hari;
d. Co-amoxiclav 2 x 625 mg selama 7 hari.
2. Sistitis akut rekurens pada perempuan, diperlukan antibiotic profilaksis untuk
pencegahan:
a. Nitrofurantoin 50 mg/hari;
50
Pencegahan rekurensi ISK: menjaga kebersihan dan hygiene daerah uretra dan
sekitarnya.
51
PENCEGAHAN
Data epidemiologi klinik mengungkapkan uji saring bakteriuria asimtomatik bersifat selektif
dengan tujuan utama untuk mencegah menjadi bakteriuria disertai presentasi klinik ISK. Uji
saring bakteriuria asimptomatik harus rutin dengan jadual tertentu untuk kelompok pasien
perempuan hamil, pasien DM terutama perempuan, dan pasca transplatasi ginjal perempuan
dan kali-laki, dan kateterisasi laki-laki dan perempuan.
C. SISTITIS AKUT
a. Definisi
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi
asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. Infeksi ini
berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena kontrsepsi
ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna
kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor
misalnya prostat yang terinfeksi,epididimitis, atau batu pada kandung kemih.
b. Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya
menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif tersebut,
ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh Proteus sp.,
Klebsiella sp., Enterobacter sp., dan Pseudomonas sp. .Bermacam-macam mikro
organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain dapat dilihat pada tabel berikut:
N
Mikroorganisme
Persenta
o.
se biakan
1.
2.
Escherichia coli
Klebsiela
sp.
(%)
50-90
10-40
3.
4.
5.
6.
7.
Enterobacter sp.
Proteus sp.
Pseudomonas aeroginosa
Staphylococcus epidermidis
Enterococci sp.
Candida albicans
atau
52
5-10
2-10
2-10
2-10
1-2
8.
Staphylococcus aureus
1-2
Jenis penyebab ISK non-bakterial adalah biasanya adenovirus yang dapat
menyebabkan sistitis hemoragik. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui cara
hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises, dan Mycobacterium tubeculosa.
Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada
pasien-pasien
yang
menggunakan
kateter
urin,
pasien
dengan
penyakit
c. Epidemiologi
Epidemiologi ISK dibagi menjadi 2 kategori yaitu infeksi yang
berhubungan dengan kateter ( infeksi nosokomial) dan infeksi yang
tidak
berhubungan
dengan
kateter
(acquired
infections).
Agen
meningkat
mencapai
30%,
baik
laki-laki
maupun
Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek dibandingkan pria
sehingga lebih mudah
Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih
muda.
53
Wanita hamil lebih mudah terkena oenyakit ini karena penaruh hormonal ketika
kehamilan yang menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum
kehamilan.
Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause lebih rentan
terkena karena selaput mukosa yang tergantung pada esterogen yang dapat
berfungsi sebagai pelindung.
Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi
antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya
pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.
Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan
kateter dapat mengalami peningkatan resiko infeksi.
Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko
tertentu. Namun pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan
kemungkinan faktor risiko seperti : Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran
kemih; gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying);
konstipasi; operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap saluran
kemih sehingga terdapat kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar; kekebalan
tubuh yang rendah
e. Manifestasi klinis
54
Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu
kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
f. Patogenesis
Bakteri masuk ke saluran kemih manusia dapat melalui beberapa cara yaitu :
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
Hematogen
Limfogen
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi
Dua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalurhematogen dan asending,
tetapi asending lebih sering terjadi.
Infeksi hematogen (desending). Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada
pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena menderita suatu penyakit
kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif.
Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah
satu tempat. Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen
adalah Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Pseudomonas, Candida sp., dan
Proteus sp.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli
karena itu jarang terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan
ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen. Hal ini dapat terjadi
pada keadaan sebagai berikut :Adanya bendungan total aliran urin; adanya
bendungan internal baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasi
obat intratubular, misalnya sulfonamide; terdapat faktor vaskular misalnya
kontriksi pembuluh darah; pemakaian obat analgetik atau estrogen; pijat ginjal;
penyakit ginjal polikistik; penderita diabetes melitus.
Infeksi asending
- Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali
pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit
seperti basil difteroid, streptpkokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada
wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral dan
vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang berasal dari usus
karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita, kuman penghuni
terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli di samping enterobacter dan
55
g. Patofisiologi
Pada individu normal, laki-laki maupun perempuan urin selalu steril
karenadipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal
merupakan
fastidious
tempatkolonisasi
gram-positive
dan
mikroorganisme
gramnegatif
non-pathogenic
Hampir
semua
ISK
kemih
yang
lebih
distal,
misalnya
kandung
kemih.
Proses
mikroorganisme
inidipermudah
hematogen
refluks
vesikoureter.
sangatjarang
Proses
ditemukan
di
invasi
klinik,
56
genitalia
eksterna.
Cara
terbaik
dalam
pengumpulan
berikut:
Eritrosit
Ditemukannya
eritrosit
dalam
urin
(hematuria)
dapat
kemih.
Piuria
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan
oleh Stamm, bila ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin
yang tidak disentrifus atau setara dengan 2-5 leukosit per
lapangan pandang besar pada urin yang di sentrifus. Infeksi
saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak >
10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril
dapat
ditemukan
pada
keadaan
Infeksi
tuberkulosis;
urin
7. Bakteriologis
Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin
segar tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan
ISK
pada
plastik
bertangkai
dimana
pada
yang
berupa
kedua
sisi
Menggunakan
pengobatan
supresif,
yaitupengobatan
lanjutan
Dosis
Lama
(durasi):
59
jika
Makrokristal
Trimethoprim-
160/800mg tiap 12
sulfamethoxazole (Bactrim
jam
Nitrofurantoin
(Macrodantin)
Makrokristal
Nitrofurantoin
Monohodrat (Macrobid)
Ciprofloxacin (Cipro)
Levofloxacin (Levaquin)
Cefixime (Suprax)
Amoxicillin/clavulanate
(Augmentin)
3) Untuk meringankan kejang otot bisa diberikan atropin. Untuk mengurangi nyeri
bisa diberikan fenazopiridin. Gejalanya seringkali bisa dikurangi dengan membuat
suasana air kemih menjadi basa, yaitu dengan meminum baking soda yang
dilarutkan dalam air.
4) Pembedahan dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada aliran kemih (uropati
obstruktif) atau untuk memperbaiki kelainan struktur yang menyebabkan infeksi
lebih mudah terjadi. Biasanya sebelum pembedahan diberikan antibiotik untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.
j. Pencegahan dan edukasi
Menjaga kebersihan daerah genital dengan air bersih. Jangan terlalu sering
menggunakan tisu basah atau sabun khusus organ kewanitaan karena bisa
mematikan bakteri baik dalam organ genital. Kalau kita tetap ingin memakai sabun,
gunakan sabun dengan pH 3,5.
60
Jika mencuci alat kemaluan, arah cebok (mencuci daerah genital) dari arah depan
dan tidak berulang (maju mundur). Jadi, daerah depan (uretra) dibersihkan dahulu
baru kemudian daerah vagina dan terakhir anus untuk menghindari perpindahan
dudukan toilet.
Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
k. Prognosis
DUBIA AT BONAM
VI.
Sintesis
Seorang wanita, 20 tahun, datang dengan keluhan demam
sejak satu hari yang lalu. Demam merupakan gejala yang sering
dikeluhkan pada kasus infeksi. Demam merupakan tanda adanya
respon tubuh terhadap patogen dengan inflamasi. Tipe demam
berbeda-beda berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan
demam. Demam yang intermitten contohnya pada kasus ini dapat
dihubungkan dengan malaria, infeksi saluran kemih, abses atau
pneumonia. Tanyakan keluhan lain yang berhubungan dengan
demam. Misalnya demam disertai mialgia, fatigue, anoreksia, mual
dan muntah dapat disebabkan oleh malaria. Pada kasus ini, demam
disertai dengan nyeri perut bagian bawah yang hilang timbul.
Riwayat perjalanan penyakit pasien dua hari yang lalu mngeluh
nyeri perut bagian bawah yang hilang timbul, nyeri saat BAK. Gejala
61
kemih
adalah
analisa
urin,
mikroskopik
urin
segar.
ISK kambuh
Pasien laki-laki
Piuria, kolik ginjal, hematuria
Mikroorganisme jarang seperti Pseudomonas, Proteus.
ISK berulang <6 minggu
Diagnosis banding pada kasus ini dengan gejala nyeri saat
BAK adalah vaginitis dan uretritis. Pada vaginitis, cairan vagina
62
dapat dinilai berdasarkan bau dan warnanya selain itu gejala seperti
frekuensi, urgensi, hematuria dan nyeri suprapubik tidak terdapat
pada vaginitis sehingga diagnosis tersebut dapat disingkirkan. Pada
uretritis biasanya terdapat riwayat hubungan seksual dengan
banyak partner dan terdapat gejala frekuensi, urgensi akan tetapi
tidak terdapat demam.
Diagnosis banding pada keluhan demam yang berhubungan
dengan infeksi salurna kemih adalah pielonefritis. Biasanya demam
intermitten
Prognosis pada kasus ini setelah diterapi adalah baik. Karena 90%
pasien akan mengalami perbaikan seteah 24 jam diterapi. Jika
gejala tidak membaik setelah tiga hari terapi maka dapat dilakukan
kultur untuk mengidentifikasi patogen penyebab infeksi.
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Wanita 20 tahun mengeluh nyeri perut bagian bawah hilang timbul karena mengalami sistitis
akut non komplikata.
3.2 SARAN
65
Sebaiknya wanita tersebut mengonsumsi antibiotik yang diberikan dan juga harus menjaga
kebersihan organ urogenitalianya serta sering minum.
66
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn S.2009.Bates:Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Edisi Ke8.Jakarta:EGC.
Furqan.-. Evaluasi Biakan Urin pada Penderita BPH Setelah Pemasangan
Kateter Menetap: Pertama Kali dan Berulang. Medan: USU
Ganong, W. F., 2005, Review of medical physiology, no ed., New York: McGraw-Hill
Medical.
Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Longo, D.L., Kasper, D.L., et al., 2012, Harrisons Principles of Internal
Medicine, ed. 18th, New York: The McGraw-Hill Companies.
Lyndon,Saputra.2009.Buku Kapita Selekta Kedokteran Klinik.Tangerang: BinaRupa Aksara
Publiser
Mader, Sylvia S., no year Understanding Human Anatomy and Physiology. 5th ed., New York:
The McGraw-Hill Companies.
Marieb, E. N., Hoehn, K., 2008, Anatomy & physiology, San Francisco: Pearson/Benjamin
Cummings
Price, A. S. dan Wilson M. L.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC.
Purnomo, Basuki B.2003.Dasar-dasar Urologi Edisis Kedua.Jakarta:CV. Sagung Seto
Robbins, Cotran.(2010). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 8th edition.
Saunders, Elsevier
Setiati, S., Alwi, I., 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed. 6th, Jakarta:
InternaPublishing.
Snell .S, Richard. (2006). Anatomi Klinik Snell Edisi 6. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC
Sukandar, Enday.2009. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa:Buku ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi V. Jakarta: FKUI. Hal 1008
Wein, A.J., Kavoussi, A.C., et al., 2007, CAMPBELL-WALSH UROLOGY, ed.
9th, Philadelphia: Sauders Elsevier.
67
68