Mekanika II

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 65

MEKANIKA II

ISI
1. Sistem Partikel
2. Benda Tegar
3. Rumusan Lagrange
4. Rumusan Kanonik Hamilton

1. SISTEM PARTIKEL
1.1 Pusat massa
Partikel=benda titik, hanya dapat bergerak translasi, tidak rotasi
m1, m2, m3, , mN : massa-massa partikel

r1 , r2 , r3 ,........, rN : vektor posisi masing-masing partikel


z

Total massa: M m ; 1,2,3.....N

m1

r1

Vektor posisi pusat massa:

m
r

m3

r
3
r2

m2
y

M
2

Contoh:
m1=10 gram, m2=15 gram dan m3=25 gram
r1=(2, -3, 3) cm; r2=(-3, -5, 4) cm; r3=(5, 4,-5) cm.

r i x jy kz (x, y, z)
Massa total:
M=(10+15+25)gram=50 gram
Posisi pusat massa:

m r

1
R

10r1 15r2 25r3


M
50
0,2(2,3, 3)cm 0,3(-3,-5,4)cm 0,5(5,4,-5)cm
( 2,0.1, 0.7) cm

1.2 Persamaan Gerak Pusat Massa

e i
Gaya pada satu partikel ke-: F F F
Fe - gaya luar atau eksternal

Fi - gaya interaksi antara partikel itu


dengan partikel-partikel-partikel lain;
disebut gaya internal.

i
i
F F

i
F2

i
F32

i
F12

i
F13

i
F3

i
F23

i
F31
F1i
i
F21

Jika posisi sistem partikel digeser tanpa


mengganggu keadaan internalnya, maka total
gaya internal pada setiap partikel=0.

i
F 0

Hukum Newton-2 (persamaan gerak) dari partikel ke-:

e i
d 2 r
m
F F
2
dt

1,2,3.....N

Persamaan gerak pusat masa


=0
e
i
d 2 r
m
F F

2
dt

e
F F

1,2,3.....N

m
r

e
F2

d R
M 2 F
dt
2

e
F3

2
pm

e
F1

F
3

F
e
F3

e
F2

e
F1

1.3 Momentum linier

dr
p m
dt

2
dp
d r
m
dt
dt 2

e i
dp
F F
atau
dt

Total momentum linier:

e
dp
dP

F F
dt
dt

Persamaan gerak pusat massa

dr
dR
P p m M
dt
dt

2
dP
d R
M 2 F
dt
dt

Teorema:
Jika total gaya internal=0, pusat massa sistem partikel bergerak
seperti suatu partikel yang massanya = massa sistem dengan
suatu gaya=total gaya luar pada sistem.

1.4 Momentum sudut

m1

LQ ( r rQ ) p
Momentum sudut sistem partikel
terhadap titik Q:

L Q LQ ( r rQ ) p

r1

m3

m2
r2

r3 rQ

Variasi terhadap waktu:

dLQ


dp d r d rQ
p
( r rQ )

dt
dt dt
dt

d r
d r
Karena p m
p 0
dt
dt
7


dLQ


dp d rQ
( r rQ )

p
dt
dt
dt

e
i


dp
( r rQ )
( r rQ ) F ( r rQ ) F
dt

dLQ
d rQ


e
i
( r rQ ) F ( r rQ ) F
p
dt
dt

e
i
dL Q
d rQ


( r rQ ) F ( r rQ ) F
p
dt

dt

d rQ

i
N Q ( r rQ ) F
P
dt

e
N Q ( r rQ ) F

Total momen gaya


d rQ
dt

Jika:

P 0 (1) kecepatan titik Q sama dengan kecepatan pusat massa,


(2) titik Q adalah pusat massa, dan
(3) titik Q diam

i
i
F F

i
i


(r rQ ) F ( r rQ ) F

i
i


( r rQ ) F ( r rQ ) F
1

i
i


( r rQ ) F ( r rQ ) F
1

i

( r r ) F 0
1


r r

i
F
9

Jadi, jika titik Q diam atau Q merupakan pusat massa, maka

dL Q
dt

NQ

Terlihat, jika NQ=0, maka LQ adalah besaran yang konstan.

Teorem:
Jika tidak ada gaya luar pada sistem partikel, maka momentum
sudut sistem partikel itu konstan.

Kuliah ke-1

10

1.5 Hukum Kekekalan Energi

e i
F F F ; 1,2,3,......N
Jika gaya eksternal bergantung pada posisi, dan gaya internal
bergantung pada posisi partikel-partikel lain, maka dapat dituliskan


F F ( r1 , r2 ,................)

Ini disebut gaya konservatif

Jika gaya total pada suatu partikel bergantung pada posisi, maka
fungsi potensial V adalah:

F V
Fx

V
V
V
; Fy
; Fz
x
y
z

Ingat sifat konservatif:



F V 0

11

dp

F V

dv

dt
V

dr

dt
p m m v

dt

v
Kalikan dengan

dv
m v
v V 0
dt

d 1
V
V
V
2

v y
v z
2 m v v x
dt
x
y
z

Karena vx

dx

dt
12


d 1
2 m v V d x V d y V d z
dt
y dt
z dt
x dt

Untuk sistem partikel:

dt

1
2

m v

Tetapi,
dt

V d x V d y V d z

dt
y dt
z dt
x

1
2

m v

dK

dt

V d x V d y V d z

dan
dt
y dt
z dt
x

dV
dt

dK dV

0 atau K V E (konstan)
sehingga
dt dt
Hukum Kekekalan Energi Mekanik

13

1.6 Persamaan gerak roket


M-massa roket pada waktu t

dM/dt-massa bahan bakar terbuang perselang waktu


v -kecepatan roket pada waktu t relatif terhadap bumi
u- kecepatan bahan bakar terbuang relatif terhadap roket

dM/dt

u
Misalkan gaya luar pada roket F, maka persamaan
momentum linier relatif terhadap bumi:

d
dM
F (Mv) (v u)
dt
dt
Jadi:

dv dM
M
u
F
dt
dt

Momentum roket
Momentum bahan bakar
terbuang

Gaya dorong pada roket

14

F- gaya gesekan udara dan gravitasi; diruang angkasa F=0

dv dM
M
u
dt
dt
v

dM

Mo
v dv u M M v v o u ln M
o
o
Perubahan kecepatan dalam suatu interval
waktu hanya bergantung pada kecepatan relatif
dan fraksi bahan bakar terbuang.

Kuliah ke-2

15

1.7 Masalah Tumbukan


Sebelum dan sesudah tumbukan partikel-partikel bergerak dengan
kecepatan tetap, tanpa gaya.
Selama tumbukan timbul gaya antar partikel yang pada umumnya
memenuhi Hukum Newton 3. Dengan demikian maka berlaku:
1. Hukum kekekalan momentum linier dan momentum sudut
2. Hukum kekalan energi.

16

1.7.1 Tumbukan sentral


Misalkan sebuah peluru m1 menumbuk sebuah objek m2

m1 v1I
m2 v 2I
m1 v1F

m1 v1I m 2 v 2I m1 v1F m 2 v 2F
Q K 1I K 2I K 1F K 2F

m2 v 2F

2
m1 v1I2 12 m 2 v 22I 12 m1 v1F
12 m 2 v 22F

p. v1I v 2I (1 e)
Buktikan !

v 2F v1F e v1I v 2I 0 e 1

p m1 v1I v 2I m 2 v 2F v1F
1
2

e disebut koefisien restitusi


e=1Q=0: tumbukan elastis
0e<1Q>0: tumbukan tak-elastis

17

Tumbukan sentral elastik sempurna


m1

v1I

m1 v1F

m2
diam

m1 v1I m1 v1F m 2 v 2F

e 1 v 2F v1F v1I
K1I=K1F+K2F

v 2F

m2 v 2F

2m1
v1I
m1 m 2

m1 m 2

v1I
v1F
m1 m 2

Buktikan !

m1<m2: v1F berlawanan arah dengan v2F


m1=m2v1F=0, v2F=v1I
m1>m2: v2F>v1I, v1F searah v2F
Jika m1 tidak diketahui:

2K 1I
m1 2K 1I

1
1
m 2 K 2F

K 2F

1 Buktikan !
18

Tumbukan sentral tak-elastik sempurna


Partikel m1 dengan kecepatan v1 menabrak dan melekat pada m2
yang diam; misalkan setelah tumbukan keduanya kecepatan v2.

v1I

m1

vF

m2
diam

m1+m2

m1 v1I (m1 m 2 )v F v F

m1
v1I
m1 m 2

Energi yang terbuang saat tumbukan:

Q K 1 K 2 12 m1 v1I2 12 (m1 m 2 )v 2F

m2

m1 m 2

m v
1
2

2
1 1I

19

1.7.2 Tumbukan elastis


Tidak ada energi yang hilang selama tumbukan (Q=0).

p1F
m1

p1I

m2
diam

1
2

I-initial, awal
F-final, akhir

p 2F

Hukum kekekalan momentum:

p1I p1F cos1 p 2F cos 2


p1I p 2I p1F p 2F
0 p1F sin1 p 2F sin 2

2
p1I2 p1F
2p1I p1F cos 1 p 22F

20

Hukum kekekalan energi kinetik:

K1I K 2I K 1F K 2F

m2 diamK2I=0
2
p1I2 p1F
p 22F

m1
m2

2
p1I2
p1F
p 22F

2m1 2m1 2m 2

p1F
m1

cos1
p1I m1 m 2
p 2F

p1I

Kuliah ke-3

2
p1F
m2

1
m1
p1I

m1
m1 m 2

cos 2 1

m1 m 2
m1 m 2
Buktikan !

1 - (p1F /p1I )cos 1

p 2F / p1I

2 cos 1

21

1. m1>m2

m 22
Jika 1=m, di mana cos m 1 2 , harga dalam akar menjadi nol.
m1
p 2F
m2
p1F m1 m 2

Buktikan !
p1I
m1 m 2
p1I
m1 m 2
2

Jika m1>>m2 maka sudut 1 sangat kecil. Buktikan!


p1F
1
p1I
Untuk 1<m, ada dua harga p1F/p1I; harga yang lebih besar
menyatakan tumbukan singgung, dan yang lebih kecil tumbukan
sentral. Misalnya 1=0:
p1F=p1I Tidak terjadi tumbukan
p1F m1 m 2

;
p1I m1 m 2

p 2F
m2

; 2 0
p1I
m1 m 2

Tumbukan sentral
22

2. m1=m2

p1F
cos 1
p1I

p 2F
sin1
p1I

2 / 2 1

0 /2

1=0, p1F=p1I dan p2F=0 tidak terjadi tumbukan


1=/2, p1F=0 dan p2F=p1I, 2=0 tumbukan sentral
3. m1<m2

p1F
m1
m1
m m1
cos 2 1 2

cos1
p1I m1 m 2
m1 m 2
m1 m 2

Untuk tanda +: p1F/p1I positif bagi semua harga 01.


1=0 p1F=p1I; p2F=0tidak terjadi tumbukan;
p1F m 2 m1 p 2F
2m 2
1

; 2 0 tumbukan sentral
p1I m1 m 2 p1I m1 m 2
Untuk tanda -: p1F/p1I negatiftidak berlaku
23

4. m1 tidak diketahui, m2 diketahui


Jika K1I bisa diukur atau ditentukan, hasil pengukuran K2F dapat
digunakan untuk menentukan m1.
Misalnya, untuk tumbukan sentral berlaku:

2K1I
m1 2K 1I

1
1
m 2 K 2F

K 2F

Buktikan !

Rumusan ini yang digunakan oleh J. Chadwick untuk menentukan


keberadaan neutron; Nature 129, 312 (1932)

24

1.7.3 Tumbukan tak-elastik


Atom, molekul dan inti mempunyai energi potensial dan kinetik dalam
yang terkait dengan gerakan bagian-bagiannya. Mereka bisa menyerap
atau melepaskan energi pada saat tumbukan.
Partikel m1 bertumbukan dengan partikel m2 yang diam. Setelah
bertumbukan, dihamburkan partikelm3 dan m4 masing-masing
dengan sudut 3 dan 4.
Misalkan Q=energi yang terserap pada saat tumbukan:
Q>0 untuk tumbukan endoergic, Q=0 untuk tumbukan elastik, dan
Q<0 untuk tumbukan exoergic

p3

m3

m1

p1

3
m2 4
m4

p4
25

Dengan hukum kekekalan energi dan momentum:

p1 p 3 cos 3 p 4 cos 4
0 p 3sin 3 p 4 sin 4
K1 K 3 K 4 Q

p1 diketahui
p3 dan 3 diukur
Q akan dihitung

2
2
2
p

p
1
3 2p1 p 3 cos 3
Eliminasi 4: 4

p 32
p12 p 32 2p1p 3 cos 3
p12
Q K1 K 3 K 4

2m1 2m 3
2m 4

K 1

m3
m1
2
K 3 1

m1m 3 K1K 2 2 cos 3
1
m4
m4 m4

Persamaan ini dipakai untuk menentukan Q dari reaksi inti, dimana


partikel m1 yang diketahui energinya menumbuk inti m2,
menghasilkan partikel m3 dengan energi dan arah yang dapat
diamati.
Kuliah ke 4

26

1.8 Dua osilator harmonis terkopel

x2

x1

Dua massa m1 dan m2 terikat pada


dinding dengan pegas masing-masing
berkonstanta k1 dan k2. Kedua massa
dihubungkan oleh pegas ketiga, k3.

k1

m1 k3

m2

k2

Jika tidak ada pegas k3, kedua massa akan berosilasi secara
bebas, masing-masing dengan frekuensi:
o
10

k1
;
m1

o20

k2
m2

Dengan pegas k3, misalkan m1 bergeser sejauh x1 dan m2 sejauh x2.


persamaan gerak massa-massa adalah:

m1x 1 k 1 x 1 k 3 (x1 x 2 );

m 2 x 2 k 2 x 2 k 3 (x1 x 2 )

m1x 1 k 1' x 1 k 3 x 2 0;

m 2 x 2 k '2 x 2 k 3 x 1 0

k 1' k 1 k 3 ;

k '2 k 2 k 3

27

Misalkan: k ' k k ;
1
1
3

k '2 k 2 k 3

m1x 1 k 1' x 1 k 3 x 2 0;

m 2 x 2 k '2 x 2 k 3 x 1 0

Kedua persamaan di atas terkopel satu sama lain. Untuk itu misalkan:

x 1 C1e pt ; x 2 C 2 e pt

m p
1

k 1' C1 k 3 C 2 0 dan

m p
2

k '2 C 2 k 3 C1 0

k3
C2
m1p 2 k 1'

C1
k3
m 2 p 2 k '2

28

m1m 2 p 4 m 2 k 1' m1k '2 p 2 k 1' k '2 k 32 0


p
2

10

1
2

2
10

k 1'
;
m1

2
20


1
4

2
10

k '2
;
m2

20

2 2
20

4
k3
m1 m 2

disebut konstanta kopling


Terlihat, p2 negatif; untuk itu misalkan:

2
p 2 12 10
12 2

p
2

2
2

2
20

1
2

p i1 , i 2

4 4
1 2
1
2 2
(10 20 )

2
2 10
220

29

2
C
m

2
Jika p 2 12 2 1 12 10

C1
k3
2 2

m1
m2

C1 m 2 2
2
2
p

2 20
C2
k3
2 2
2

2
2

Dengan x 1 C1e ; x 2 C 2 e
pt

x 1 C1e i1t C1' e -i1t


2
x2
2 2

m2
m1

pt

2
2
2

m1
2
i1t
C1e 2
m2
2

2
m2

C 2 e i2t 2
m1
2

m 2 ' i2t
C2e
m1

m1 ' -i1t
C1e C 2 e i2t C '2 e i2t
m2

30

Untuk membuat x1 dan x2 ril, misalkan:

C1 12 A1e i1 ,

C1 ' 12 A1e i1

C 2 12 A 2 e i 2 ,

C 2 ' 12 A 2 e i 2

Solusi umum menjadi:

2
x 1 A1cos(1 t 1 ) 2
2
2
x2
2 2

m2
A 2 cos( 2 t 2 )
m1

m1
A1cos(1 t 1 ) A 2 cos( 2 t 2 )
m2

31

Getaran modus normal


Jika A2=0:

x 1 A1cos(1 t 1 )
2
x2
2 2

m1
A1cos(1 t 1 )
m2

2
12 10
12 2

Jika A1=0: x 1

2 2

22 220 12 2

Getaran searah

m2
A 2 cos( 2 t 2 )
m1

x 2 A 2 cos( 2 t 2 )

Frekuensi tunggal 1

2
10

2
20

4 4
1 2
1
2 2
(

)
10
20

k3

m1 m 2

Frekuensi tunggal 2
Getaran berlawanan
arah

32

m1=1; m2=1; k1=50; k2=30; k3=2


A1=10; A2=10;
15

10

x1

x2

-5

-10

-15

A1=0

10

A2=0

10

10

-2

-2

-4

-4

-6

-6

-8

-8

-10

Kuliah ke 5

10

-10

33
9

10

2. BENDA TEGAR
Benda tegar didefenisikan sebagai sistem partikel dengan jarak
antara satu sama lain selalu tetap.
2.1 Pendahuluan

dM
Rapat massa:
dV
Massa:

M mk
k

M: massa benda

dV

V: volume benda

benda

pm

Pusat massa: R

r dV terhadap O

M benda

R' R - a

terhadap O

R'

R
O

34

Jika benda bebas bergerak, maka gerak pusat memenuhi:

dR
Momentum: P M
dt

d R
FM 2
dt

F resultan gaya pada benda

Momen Inersia terhadap sumbu yang melalui pusat massa


(sumbu utama)

I r 2 dm
V

dm
r

X pm

35

Batang homogen

-L/2

L/2
dm=dx

pm
1 L
2

x dm

1 L
2

1 L
2

x dx 3 x
2

1 L
2

1 L
2
1 L
2

112 L3 112 ML2


r

dr

Silinder padat homogen

+ pm
dm dV dA L 2 r dr L
R

I r 2 dm 2L r 3 dr
0

4
2
LR

R
L
2

2
R

2
MR
2

36

Bola padat homogen


dm=(R2-z2)dz

dI

z dm
2

R 2 z2

dz

2 R z
2

2 2

dz

I 1 2 R 2 z 2 dz 815 R 5 2 5 MR 2
R

Kubus padat homogen


b

dm=dV=dx1dx2dx3

dI 3 dm r 2 (x 22 x 32 )dx1dx 2 dx 3
1

I3

2b

2b

2b

(x

b
1

2
2

x )dx1dx 2 dx 3 b
2
3

12 b 12 b 12 b

1 6 b 5 1 6 Mb 2 ;

x3

2b

2b

(x

2
2

x )dx 2 dx 3
2
3

x2

pm

x1

12 b 12 b

I1 I 2 I 3

Sumbu-sumbu x1, x2, x3 yang melalui pusat massa


disebut sumbu utama.

dm
37

2.2 Momentum sudut dan momen inersia


Benda tegar mengandung N buah partikel
massa m dengan =1,,N. Misalkan posisi
adalah r dan kecepatannya v.

Momentum sudut partikel-

Karena


L r p




p m v ; v r L m r r

Berdasakan aturan perkalian vektor:



r r r . r - r . r


2
L m r r . r

Buktikan!

38

x3

Momentum sudut benda tegar:


2
L L m r r . r

(1 , 2 , 3 ) dan
Karena

x1 1

r x 1 , x 2 , x 3

x1

x3
3

x2
2
x2

Maka komponen ke-i dari momentum sudut,

L i m i x x i x j j ; i, j, k 1,2,3

k
j

2
j m ij x k
x i x j
j

2
k

39

Selanjutnya, dapat dinyatakan

L i I ij j ;
j

2
I ij m ij x k
x i x j

1; i j
ij
0; j i

Secara keseluruhan, momentum sudut:

~
L I
L1 I11 I12 I13 1

L 2 I 21 I 22 I 23 2

L I I

3 31 32 I 33 3

~
I ij I ji I adalah matriks simetrik.
Buktikan !!!

disebut tensor inersia


Elemen2 diagonal dari tensor inersia disebut momen2 inersia terhadap
sumbu-sumbu, sedangkan elemen2 off-diagonal disebut produk inersia.
40

Jika benda mempunyai distribusi massa kontinu dengan rapat


massa (r), maka:

I ij (r) ij x 2k x i x j dV
k

i,j,k=1, 2, 3

2
2
1
1

m
v

r
Energi kinetik rotasi benda
2
2
rot

Berdasar aturan perkalian vektor r 2 2 r2 . r 2

K rot

2 2

2
. r

2
i

x
k

2
k

Buktikan !


i . ri
i

x
x
2
i
j

ij k
i j
i, j

~
1 2 I ij i j K rot 1 2 . I .

K rot

m r


j j . rj

i, j

41

Contoh:
Tentukanlah Iij untuk kubus uniform bersisi b, massa M, dengan
titik pusat O di salah satu titik sudut.

b b

0 0

I11 x12 x22 x32 x12 dx 1dx 2 dx 3 dx 1 x 22 x 32 dx 2 dx 3


V

2 3 b 5 2 3 Mb 2 ; M b 3
b b

0 0

I12 ( x 1 x 2 )dx 1dx 2 dx 3 x 1 x 2 dx 1dx 2 dx 3


V

1 4 b 5 1 4 Mb 2

I ij (r) ij x 2k x i x j dV
k

I11=I22=I33= 2/3Mb2 dan


Iij=-1/4 Mb2 untuk ij; Buktikan !!!

Kuliah ke 6

- 14 - 14

~
2
1
2
1
I Mb - 4 3 - 4
-1 -1 2
4
3
4

42

Sumbu-simbu utama dari inersia

~
L I
L1 I11 I12 I13 1

L 2 I 21 I 22 I 23 2

L I I

3 31 32 I 33 3
Sumbu-sumbu utama adalah sumbu-sumbu dengan mana tensor
inersia mejadi diagonal. Untuk itu misalkan

~
L I L1 I1 I111 I12 2 I13 3
L 2 I 2 I 211 I 22 2 I 23 3
L 3 I 3 I 311 I 32 2 I 33 3

I11 I
I 21

I 32

I13 1

I 22 I I 23 2 0

I 32 I 33 I 3
I12

Disebut persamaan sekuler


43

Maka, harus berlaku

I11 I

I12

I 21 I 22 I
I 32

I 32

I13
I 23 0

Disebut determinan sekular

I 33 I

Determinan ini merupakan polinom order-3 dari I; jadi ada tiga


buah harga I, yakni I1, I2 dan I3.
Contoh
Tentukanlah sumbu-sumbu utama inersia dari kubus.
Dari contoh sebelumnya,

- 14 - 14

1
2
1
- 4 3 - 4 ; Mb 2
- 1 4 - 1 4 2 3

~
I

44

Determinan sekularnya:

- I - 14 - 14
- 14 2 3 - I - 14 0

- 14 - 14

2 3 I 3 2 64 3 316 2 2 3 I 0

-I

Misalkan a 2 3 I

a 3 316 2 a 1 32 3 0 (a 1 2 )(a 1 4 ) 2 0;
a 1 1 2 I1

a 2 a 3 1 4 I 2 I 3 1112

45

Teori Sumbu Sejajar


Misalkan sistem koordinat x1, x2, x3 adalah pusat massa benda, dan
sistem koordinat kedua X1, X2, X3 yang sejajar dengan sistem pertama.
Defenisikan:

r (x1 , x 2 , x 3 ); R (X1 , X 2 , X 3 )

R r a ; a (a 1 , a 2 , a 3 );
X i x i a i

Elemen tensor inersia dalam koordinat kedua X1, X2, X3:

2
J ij m ij X k
X i X j

2
m ij (x k a k ) (x i a i )(x j a j )

x3

pm

x1

R
X1

x2

X3

X2

46

2
J ij m ij X k
X i X j

m ij (x k a k ) 2 (x i a i )(x j a j )

2
J ij m ij x k
x i x j m ij a 2k a i a j

m
x

k a j m x j a i m x i

2a k ij
k

1
x k m x k 0 Posisi pusat massa dalam koordinat (x1,x2,x3)
M

2
I ij m ij x k
x i x j
Maka:

2
J ij I ij M a ij a i a j
2
2

a
m M ij k ij

47

Contoh:
Berdasarkan contoh untuk kubus, tentukanlah elemen tensor
inersia dengan sistem koordinat di pusat massa.
Dengan sistem koordinat di suatu titik sudut, tensor inersia adalah:
X3

- 14 - 14

~ 1
2
1
J - 4 3 - 4 ; Mb 2
-1 -1 2
4
3
4

J ij I ij M a 2 ij a i a j I ij J ij M a 2 ij a i a j

a ( 1 2 b, 1 2 b, 1 2 b), a 2 3 4 b 2
1

~
I ij J ij 4 Mb 3 ij 1 I 0
0

Kuliah ke 7 (UTS)

X1

x3

a
b

pm

x2
X2

1 0

6
0 1 6

48

2.3 Persamaan gerak benda tegar

Laju perubahan suatu vektor


Sistem koordinat inersial I(X1,X2,X3) diluar benda;
Sistem koordinat O(x1,x2,x3) diam di dalam benda.
Maka, perubahan vektor G yang dilihat dari sistem
koordinat I tidak sama dengan perubahan yang dilihat
dari sistem koordinat O.

Perbedaan itu timbul karena benda berotasi.

dG

dt

dG

dt


G
O

dG i
dG i

dt I dt

dG1

dt I
dG 2


dt I

dG 2

dt

dG 3
dG 3

dt
dt

ijk jG k
O

dG 1

dt

ijk

2 G 3 3G 2
O

3 G 1 1G 3
O

1G 2 2 G 1
O

1, ijk urutan siklis

- 1, lainnya

49

Partikel m bergerak dalam sistem koordinat O yang berotasi.


Misalkan r vektor posisi terhadap sistem koordinat I.



vI vO r




a I a O vO vO r



a O 2 vO r

m
O



FI ma I ma O 2m v O m r





FO FI 2m v O m r FI 2m v O m r

m r : gaya yang tegak lurus menuju keluar; jadi gaya ini


sentrifugal; besarnya m2r sin,.


2m v O : gaya ini muncul jika partikel bergerak; gaya ini
disebut Coriolis.

50

Gaya sentripetal karena rotasi bumi


Misalkan sistem koordinat O ditetapkan di bumi, sehingga rotasinya
bersama bumi dengan:

2
7.292 10 5 sec 1
24 jam

Jari-jari katulistiwa: r=63560 km;


2r=3,4 cm/sec2 sama dengan sekitar 0.35% dari percepatan gravitasi.
Gaya sentripetal ini yang membuat bumi menjadi elips.

51

Gaya Coriolis

vO

1. Gaya ini menyebabkan lintasan menjadi


lengkung
di atas bidang yang tegak lurus pada .
2. Aliran udara (angin) dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah membentuk lintasan lengkung.
3. Pengaruh rotasi bumi terhadap jatuh bebas di
belahan utara bumi:
2z
Kecepatan jatuh bebas: v z gt; t
g


2m v O
Belahan utara bumi

Tekanan rendah
angin

Tekanan tinggi

Gaya Coriolis menyebabkan pembelokan ke Timur:


F C 2m v;

d2 x
m 2 2m v z sin 2mg t sin
dt

3
8z
x 13 gt sin 1 3
sin
g
3

z
B

=/2, z=100 m, x=2 cm

52

Momentum Sudut
Perubahan momentum sudut karena momen gaya:

dL
N
dt I

dL
dL

dt I dt

dL
L N
dt


L
O

dL i
jL k k L j N i
dt
dL i
ijk j L k N i
dt

Jika sumbu-sumbu benda diambil sebagai sumbu utama: L i I i i

d i
Ii
ijk j k I k N i
dt

d1
I1
2 3 I 3 I 2 N1
dt
d 2
I2
3 1 I1 I 3 N 2
dt
d 3
I3
1 2 I 2 I1 N 3
dt
53

Contoh:
Sebuah bola biliar disodok secara horizontal; bola itu meluncur
berguling. Buktikan bahwa jarak tempuhnya:
12v o2
x
49 g

dimana pada t=0, x=0, v=vo , kecepatan sudut


d/dt=0, dan sudut =0.

d2x
dx
Ff mg e1 2 g
gt C1
dt
dt
dx
gt v 0
t=0; v=v0
dt
Momen gaya yang merotasikan bola biliard

FN
v
Ff

mg
y
z

Ff

I3=2/5Ma2


N a Ff mga (e 2 e1 ) mga e 3
N3=mga dalam arah -z

54

dL 3
d 2
d 2 5
N 3 I 3 2 mga a 2 2 g
dt
dt
dt
d 5
a
2 gt C 2
dt
t=0; d/dt=0

d 5
2 gt
dt

Untuk keadaan berguling tanpa tergelincir :

dx
d
a
gt v 0 5 2 gt 7 2 gt v 0 ;
dt
dt
v
t1 2 7 0
g

55

dx
gt v 0
Dari
dt
Pada t1

x (t ) 1 2 gt 2 v 0 t

v0
v g 7 v 0 5 7 v 0
g
2

v0
1
2
x 2 g 7 v 0
g

v
v
0
2
12 49 0
7
g
g

Kuliah 8
56

2.4 Gasing tanpa momen gaya


Gasing adalah benda yang simetrik terhadap salah satu sumbunya,
misalnya sumbu-x3. Karena simetrik maka:
x3

I1=I2I3
d i
Ii
ijk j k I k N i
dt

x2

x1

Misalkan momen gaya Ni=0

d1
I1
2 3 (I 3 I 2 ) 0
dt
d 2
I2
3 1 (I1 I 3 ) 0
dt
d 3
I3
0 3 konstan
dt

d1
2 ;
dt

(I 3 I 2 )
I1

d 2
1
dt
d1 d 2
i
(i1 2 ) i 1 i 2
dt
dt
57

Misalkan (t) 1 (t) i 2 (t)


d
i A exp(i t)
dt
1 A cos( t); 2 A sin( t)

1 dan 2 membentuk lingkaran berjari2 A pada


bidang x1-x2.
1, 2 ,3 membentuk resultan dan berotasi
mengitari sumbu x3 dengan frekuensi sudut
dengan sudut tan 1 A

Dilihat dari sistem koordinat inersial, karena


momen gaya N=0

dL

0 L konstant
dt

I
Karena pusat massa tetap,
1
energi kinetik hanya bentuk T 1
2 .L 2 Lcos
rot
rotasi:

58

2
2
2
2
2

Besarnya :
1
2
3
3 konstan

x3

(I 3 I 2 )
konstan
I1

Misalkan sudut antara dan x 3

x1

x2

3 cos
1 sin cos t
2 sin sin t

59

2.5 Sudut Euler dan Persamaan Euler


Tinjau sistem koordinat (x1,x2,x3); sistem koordinat itu
dirotasikan menjadi (x1, x2, x3). Secara umum dapat
dinyatakan:

~
x x'

disebut matriks rotasi;

Matriks ini merupakan produk dari berbagai operasi rotasi, di antaranya


rotasi dengan sudut-sudut ,, yang disebut sudut-sudut Euler.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
x' R R R x' R R x' ' R x' ' ' x

60

~
R x' = rotasi dengan sudut berlawanan jarum jam, sumbu rotasi x3
sehingga x3=x3; x1x1; x2x2

x"1 cos sin 0 x'1

x"2 sin cos 0 x' 2


x" 0
x'
0
1
3
3
cos sin 0

~
R sin cos 0
0

0
1

61

~ rotasi dengan sudut berlawanan jarum jam, sumbu rotasi x1


R x' '
menjadikan x1=x1; x2x2; x3x3.

0
0 x"1
x'"1 1

x" ' 2 0 cos sin x"2


x" ' 0 sin cos x"
3

0
0
1

~
R 0 cos sin
0 sin cos

NN disebut garis simpul

62

~
R x' ' ' = rotasi dengan sudut berlawanan jarum jam, sumbu rotasi x3
menjadikan x3=x3; x1x1; x2x2.

x1 cos sin 0

x2 sin cos 0
x 0

0
1

3
cos sin 0

~
R sin cos 0
0

0
1

x" '1

x ' "2
x '"
3

Garis simpul

63

~ ~ ~ ~
R R R
cos sin 0

~
sin cos 0
0
0 1

0
0
1

0 cos sin
0 sin cos

cos sin 0

sin cos 0
0
0 1

cos cos
sin sin
cos cos

cos sin sin


cos cos sin

~
sin cos
sin cos

cos sin cos


cos cos sin

sin cos
sin sin

sin sin

cos

64

Misalkan:

x3=x3

= kecepatan sudut rotasi pada sumbu x3=x3

= kecepatan sudut rotasi pada sumbu x1=x1

= kecepatan sudut rotasi pada sumbu x3=x3


x1

Komponen-komponen kecepatan sudut


dapat diturunkan:

1 sin sin
2 sin cos
3 cos

1 cos
2 sin
3 0

x3=x3

x
1
x1=x1
1 0

x2

x2
x2
x

2
x ' x" x ' " x

2 0
3

1 sin sin cos


2 sin cos sin
3 cos
65

Anda mungkin juga menyukai