Portofolio Geografi
Portofolio Geografi
Portofolio Geografi
ISI :
1.
2.
3.
4.
5.
Banjir
Gempa Bumi
Gunung Meletus
Tsunami
Tanah Longsor
1. Banjir
Pengertian Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana, banjir didefinisikan sebagai hadirnya air
suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Berdasarkan SK
SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa banjir adalah aliran air yang relatif
tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
Macam-Macam Banjir
Banjir Air, adalah banjir yang biasa terjadi. Penyebab banjir air adalah meluapnya air di
sungai, danau, atau diselokan sehingga air akan naik menggenangi daratan. Pada umumnya
banjir air disebabkan dari hujan terus-menerus yang membuat sungai, danau atau selokan
tidak dapat menampung air.
Banjir Bandang, adalah banjir yang mengangkut air dan lumpur. Banjir bandang sangat
berbahay karena tidak menyelamatkan diri. Banjir bandang dapat menghayutkan apapun,
karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir tersebut biasanya terjadi di area pegunungan
yang tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan ikut terbawa air ke daratan yang lebih
rendah. Umumnya banjir bandang menghayutkan pohon-pohon atau batu-batuan berukuran
besar yang dapat merusak pemukiman warga yang berada di sekitar pegunungan.
Banjir Lumpur, adalah banjir yang mirip banjir bandang tetapi lumpur tersebut keluar dari
dalam bumi dan mengenangi daratan. Lumpur tersebut juga mengandung bahan dan gas
kimia yang berbahaya.
Banjir Rob (Laut Pasang), adalah banjir yang disebabkan oleh pasang air laut. Banjir rop
biasanya melanda kota muara baru di jakarta. Air laut yang pasang umumnya akan menahan
air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi
daratan.
Banjir Cileunang, adalah banjir yang miri dengan banjir air namun banjir cileunang
disebabkan dari hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Terjadinya
banjir cileunang sangat cepat karena hujan yang sangat deras sehingga dalam waktu yang
cepat, banjir cileunang akan tiba-tiba terjadi.
Agar dapat mengetahui datangnya banjir diperlukan alat yang mendeteksi banjir yang
sederhana yang masyarakat dapat mengetahui cara penanggulangan.
Contoh :
2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala
yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. skala rickter adalah
skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.
gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman
gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada
batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli .
Bencana gempa bumi memang disinggung dalam Al Quran setidaknya ada dua ayat dalam Al
Quran yang langsung menyatakan tentang bencana gempa bumi. Bunyinya demikian: Lalu
datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan
rumah mereka (Al Quran Surat Al Araf ayat 78 dan ayat 91). Ayat tersebut lebih tepat jika
hendak mengaitkan Gempa Bumi di Padang yang baru lalu dan gempa bumi lain yang pernah
terjadi di Indonesia, atau bahkan gempa bumi yang pernah terjadi di seluruh dunia dari dulu
hingga sekarang. Jika gempa bumi disinonimkan dengan kalimat Ketika Bumi
Diguncangkan, Ketika Negeri Dibinasakan, Ketika Negeri Ditenggelamkan, Ketika Gunung
Dihancurkan, atau ayat ini : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap di
tempatnya, padahal ia bergerak seperti awan (Surat An-Naml, ayat 88), maka beberapa
kalimat yang senada memang ada di dalam Al Quran.
Tipe gempa bumi
Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,
yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan
oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic
plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di
lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa
tektonik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti
pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu
kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk
menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang
berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti
yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau
asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun
pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak
permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,
kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul
penahan lainnya.
Karakteristik Gempa Bumi
3. Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua
(Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu
lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng
bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua
jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang
kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
C. Hasil letusan gunung berapi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida(S02), dan
Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan
melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental
akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacammacam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat
batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
D. Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi
mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar
Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan
atap bangunan
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak
mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.
dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan
sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuhtumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu
mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti
lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya
menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar
melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas
utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap
menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik
letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung
Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi materialmaterial akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai
sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar
gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau
tahun 1883.
1. Ketika gunung meletus pasti akan mengeluarkan abu vulkanik yang sangat kaya
dengan unsur hara sehingga tanah disekitar pegunungan menjadi lebih subur daripada
tempat lain. Pertanian menjadi mata pencarian yang dapat mensejahterakan
masyarakat sekitar gunung api.
2. Bahan bangunan yang berupa pasir, batu, kerikil dan mineral lainnya banyak
dihasilkan ketika terjadi letusan gunung api. Bahan bangunan itu bisa digunakan
untuk pembangunan prasarana untuk masyarakat, misalnya: gedung sekolah, jalan,
jembatan dan lain-lain.
3. Gunung api juga menghasilkan mineral yang sangat berguna bagi kehidupan.
4. Secara geografis, gunung berapi juga menghasilkan dataran tinggi yang sering
mendatangkan hujan orografis sehingga menghasilkan banyak air bagi kehidupan
disekitar gunung api.
5. Dengan dataran tinggi yang subur dan indah dapat dimanfaatkan untuk tempat
pariwisata bagi wisatawan yang ingin menikmati segarnya udara pegunungan dan
dapat menghilangkan kejenuhan selama beraktifitas.
H. Kerugian dari gunung api
Secara umum memang gunung berapi memang merugikan karena:
1. Ketika gunung meletus akan akan mengeluarkan awan panas, misalnya masyarakat
sekitar gunung merapi menyebutnya "wedus gembel"
2. Letusan gunung berapi juga menghasilkan lava pijar yang sangat berbahaya.
3. Lahar dingin juga berbahaya, lahar ini dihasilkan dari lava yang bercampur dengan air
hujan.
4. Gunung api juga menghasilkan daerah bayangan hujan. Daerah ini jarang terjadi
hujan dan kering sehingga sulit dijadikan lahan pertanian.
5. Abu vulkanik yang membumbung ke atas bisa menyebabkan terganggunya
penerbangan pesawat.
6. Untuk skala kecil, kejadian gunung meletus juga menghasilkan gelombang tsunami.
Misalnya letusan gunung krakatau di selat sunda.
I. Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe
berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi
magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan
solfatara.
Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun
masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola
pada tingkah lemah.
4. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti
"ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah
laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga
yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 5001000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami
bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan
Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa
bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat
minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. geologi, geografi, dan
oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik". Beberapa kondisi
meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai
meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini
mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami.
Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma
(Myanmar) pada Mei 2008. Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami
Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada
wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami
Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat
merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tibatiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya
dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini
cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
5. Tanah Longsor
Tanah longsor atau gerakan tanah adalah suatu proses geologi yang terjadi karena
perpindahan masa batuan atau tanah dengan berbagai jenis seperti jatuhnya gumpalan
bebatuan besar dari tanah. Jika diumpamakan, ibarat air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah berat tanah itu sendiri. Apabila air tersebut meresap sampai menuju tanah kedap
air, maka tanah itu akan menjadi licin dan pelapukan tanah yang berada diatasnya akan
bergerak mengikuti arah keluar lereng
Kerugian harta dan kehilangan sanak keluarga pastinya akan dialami bagi para korban yang
terkena bencana tanah longsor. Oleh karena itu, penyebab tanah longsor haruslah diantisipasi
dengan melakukan berbagai macam cara pencegahan sehingga keusakan yang ditimbulkan
dapat diminimalisir.
Faktor Faktor Penyebab Tanah Longsor
Pada hakikatnya, tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng berjumlah lebih
besar daripada gaya penahan. Umunya, gaya penahan dipengaruhi oleh kekuatan batuan
beserta kepadatan tanah. Disisi lain gaya pendorong biasanya dipengaruhi oleh besarnya
sudut kemiringan lereng, beban, banyaknya air dan berat jenis tanah batuan. Faktor lain dari
penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga bergantung pada kondisi batuan dan tanah
penyusun lereng beserta curah hujan, struktur geologi, penggunaan lahan di lereng dan masih
banyak lagi. Namun secara garis besar penyebab tanah longsor dapat dibedakan menjadi dua
yakni faktor alam dan faktor manusia, seperti yang tertera di bawah ini:
1. Penyebab Tanah Longsor Karena Faktor Alam
Disebakan oleh kondisi biologi, seperti kemiringan lapisan, batuan lapuk. gempa bumi dan
masih banyak lagi.
Iklim pada daerah tersebut yang mempunyai curah hujan sangat tinggi
Tanah kritis
Getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi, lalu lintas kendaraan, getaran mesin dan
sebagainya.
Kegagalan struktur dinding penahan tanah dalam menahan pergerakan arus longsor tanah
Setelah hujan biasanya terjadi muncul beberapa retakan sejajar dengan arah tebing di lereng
Jika di musim hujan terdapat genangan air, maka menjelang bencana longsor air akan
menghilang seketika
Jangan membuat kolam ataupun membuka lahan persawahan pada lereng bagian atas dekat
pemukiman warga
Buatlah sengkedan atau terasering pada lereng yang terjal sebelum membangun pemukiman
baru
Jangan membangun rumah di bawah tebing dan di tepi sungai yang rawan akan bencana erosi
Evakuasi dan pertolongan pertama pada korban harus dilaksanakan dengan segera agar
jumlah korban tidak semakin bertambah banyak.
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan luka dan trauma pada korban harus ditangani dengan segera agar korban
dapat melaksanakan aktivitasnya kembali seperti semula pasca terjadinya tanah longsor.
Selain itu, pembangunan terhadap infrastruktur dan rumah-rumah yang rusak akibat bencana
longsor harus segera ditanggapi oleh pemerintah dengan memberikan bantuan ataupun
menurunkan sejumlah sukarelawan agar ikut membangun kembali rumah yang sudah roboh
bahkan hancur.
3. Rekontruksi