Portofolio Geografi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO GEOGRAFI

YULI QOUMIM MAHMUDAH X IPS 2

BAB III : MITIGASI

ISI :
1.
2.
3.
4.
5.

Banjir
Gempa Bumi
Gunung Meletus
Tsunami
Tanah Longsor

1. Banjir
Pengertian Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana, banjir didefinisikan sebagai hadirnya air
suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Berdasarkan SK
SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa banjir adalah aliran air yang relatif
tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.

Macam-Macam Banjir
Banjir Air, adalah banjir yang biasa terjadi. Penyebab banjir air adalah meluapnya air di
sungai, danau, atau diselokan sehingga air akan naik menggenangi daratan. Pada umumnya
banjir air disebabkan dari hujan terus-menerus yang membuat sungai, danau atau selokan
tidak dapat menampung air.
Banjir Bandang, adalah banjir yang mengangkut air dan lumpur. Banjir bandang sangat
berbahay karena tidak menyelamatkan diri. Banjir bandang dapat menghayutkan apapun,
karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir tersebut biasanya terjadi di area pegunungan
yang tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan ikut terbawa air ke daratan yang lebih
rendah. Umumnya banjir bandang menghayutkan pohon-pohon atau batu-batuan berukuran
besar yang dapat merusak pemukiman warga yang berada di sekitar pegunungan.
Banjir Lumpur, adalah banjir yang mirip banjir bandang tetapi lumpur tersebut keluar dari
dalam bumi dan mengenangi daratan. Lumpur tersebut juga mengandung bahan dan gas
kimia yang berbahaya.
Banjir Rob (Laut Pasang), adalah banjir yang disebabkan oleh pasang air laut. Banjir rop
biasanya melanda kota muara baru di jakarta. Air laut yang pasang umumnya akan menahan
air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi
daratan.
Banjir Cileunang, adalah banjir yang miri dengan banjir air namun banjir cileunang
disebabkan dari hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Terjadinya
banjir cileunang sangat cepat karena hujan yang sangat deras sehingga dalam waktu yang
cepat, banjir cileunang akan tiba-tiba terjadi.

Penyebab Terjadinya Banjir


1. Penyumbatan aliran sungai ataupun sekolah sering membuang sampah di sungai.
Masyarakat beranggapan dengan tingkah lakunya karena jika sampah dibakar, maka akan
menyebabkan polusi udara dan bau tidak sedap. Sehingga masyarakat mengambil jalan pintas
tanpa memikirkan sebab dan akibatnya. Penyumbayatan yang terjadi karena sedimentasi atau
pengendapan area hilir sungai yang dapat mengurang kemampuan sungai dalam menampung
air.
2. Curah hujan yang tinggi
Curah hujan yang relatif tinggi dapat menyebabkan sungai tidak dapat menampung
volume air yang dapat melampau kapasitas.

3. Pendirian rumah di sepanjang sungai


Masyarakat yang mendirikan rumah di pinggir sungai biasanya mengurangi lebar
sungai. Dengan berkurangnya lebar sungai dapat menyebabkan sirkulasi air tidak optimal.
4. Penggundulan hutan
Sikap manusia yang berfikir singkat tanpa berfikir kedepannya sebelum bertindak,
menyebabkan manusia bertindak sewenang-wenang terhadap lingkungan. Tindakan tersebut
berupa penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih. Akibatnya tidak ada
pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa terkendali.
5. Sedikitnya daerah serap
Di zaman modern, daerah resapan cenderung ditemukan. Khususnya di daerah
perkotaan yang pada dasarnya sangat rentan terhadap banjir, mengingat kondisi kota yang
berada di dataran rendah. Daerah serap justru banyak tertutup dengan aspal ataupun
pembetonan sehingga air tidak dapat meresap ke dalam lapisan tanah.

Dampak Yang Ditimbulkan Adanya Banjir


1. Menimbulkan korban jiwa
Hal ini disebabkan dari arus air yang terlalu deras sehingga banyak penduduk yang hanyut
terbawa arus
2. Rusaknya areal pertanian
Banjir mampu menenggelamkan areal sawah yang merugikan bagi para petani dan kondisi
perekonomian negara menjadi terganggu.
3. Rusaknya sarana dan prasarana
Air yang menggenang memasuki partikel pada dinding bangunan, jika dinding tidak mampu
menahan kandungtan air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol.
4. Hilangnya harta benda
Banjir dengan aliran yang berskala besar dapat menyeret apapun baik itu meja, pakaian,
kursi, kasur, mobil, motor dan lain-lain.
5. Sebagai bibit penyakit
Penyakit yang dapat ditimbulkan adanya banjir adalah gatal-gatal, Demam berdarah, dan
banjir membawa kuman sehingga penyebaran penyakit sangat besar.

Cara Menanggulangi Banjir


1. Pengoptimalan sungai ataupun selokan
Sungai atau selokan sebaiknya dipelihara dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sungai
ataupun selokan untuk tidak digunakan untuk membuang sampah atau tempat pembuangan
sampah. Kebersihan dan deras arusnya harus di pantau setiap bukan hanya mengamati jika
terjadi banjir.
2. Larangan pembuatan rumah penduduk di sepanjang sungai
Tanah di pinggiran sungai tidak seharusnya digunakan untuk pemukiman penduduk karena
menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur.
3. Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi
Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu
kemudian di tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan
dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul.
4. Mempergunakan alat pendeteksi banjir sederhana

Agar dapat mengetahui datangnya banjir diperlukan alat yang mendeteksi banjir yang
sederhana yang masyarakat dapat mengetahui cara penanggulangan.
Contoh :

A Jakarta taxi submerged by flooded water.


Tanggal
2 Februari12 Februari 2007
Lokasi
Jakarta, Jawa Barat, Banten
Tewas
54

2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala
yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. skala rickter adalah
skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.
gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman
gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada
batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli .
Bencana gempa bumi memang disinggung dalam Al Quran setidaknya ada dua ayat dalam Al
Quran yang langsung menyatakan tentang bencana gempa bumi. Bunyinya demikian: Lalu
datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan
rumah mereka (Al Quran Surat Al Araf ayat 78 dan ayat 91). Ayat tersebut lebih tepat jika
hendak mengaitkan Gempa Bumi di Padang yang baru lalu dan gempa bumi lain yang pernah
terjadi di Indonesia, atau bahkan gempa bumi yang pernah terjadi di seluruh dunia dari dulu
hingga sekarang. Jika gempa bumi disinonimkan dengan kalimat Ketika Bumi
Diguncangkan, Ketika Negeri Dibinasakan, Ketika Negeri Ditenggelamkan, Ketika Gunung
Dihancurkan, atau ayat ini : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap di

tempatnya, padahal ia bergerak seperti awan (Surat An-Naml, ayat 88), maka beberapa
kalimat yang senada memang ada di dalam Al Quran.
Tipe gempa bumi

Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,
yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan
oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic
plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di
lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa
tektonik.

Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti
pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu
kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk
menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang
berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti
yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,

Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau
asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun
pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
Aktivitas sesar di permukaan bumi
Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
Aktivitas gunung api
Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian
bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya
bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu

terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak
permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,
kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul
penahan lainnya.
Karakteristik Gempa Bumi

Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

Lokasi kejadian tertentu

Akibatnya dapat menimbulkan bencana

Berpotensi terulang lagi

Belum dapat diprediksi

Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

Menilik Gempa Melalui Ayat-ayat al-Qur'an


Memang segala kejadian di muka bumi ini hak mutlak ketetapan Allah. Dia semata yang
mengetahuinya. Kapan dan di mana kejadian tersebut sudah Dia ketahui dan rencanakan
dengan detail. Demikian pula gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat, Rabu (30/09/09),
yang meluluh lantahkan ranah minang.
Sehari setelah kejadian gempa, beredar kabar -di antaranya lewat pesan singkat (SMS) dan
situs jejaring sosial facebook- yang mengaitkan waktu terjadinya gempa dengan surat dan
ayat yang ada di dalam al-Qur'an.
QS. Al Israa(17) ayat 16: Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku
terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancurhancurnya.
QS. Al Israa(17) ayat 58: Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya),
melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya)
dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh
Mahfuz).
QS. Ar-Ruum (30) ayat 9: "Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi
dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum
mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi
(tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan
telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata.
Maka Allah sekali-kali tidak berlaku dzalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku dzalim kepada diri sendiri.

3. Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua
(Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu
lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng
bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua
jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang
kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
C. Hasil letusan gunung berapi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida(S02), dan
Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan
melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental
akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacammacam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat
batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
D. Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi

mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi

membuat perencanaan penanganan bencana

mempersiapkan pengungsian jika diperlukan

mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan)Jika terjadi


Letusan gunung Berapi

Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar

Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas

Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan

Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya

Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya

Jangan memakai lensa kontak

Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung

Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.

Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi

Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan
atap bangunan

Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak
mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.

E. Bahaya Letusan Gunung Api:


Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu :
Bahaya Utama (Primer)
Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran)
terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh
menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya
sangat tinggi, antara 300 - 700? Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam
(tergantung kemiringan lereng).
Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya
sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain
suhunya tinggi (>200?C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga
mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut
sebagai "bom vulkanik".
Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang
berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu

dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan
sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuhtumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu
mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti
lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya
menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar
melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas
utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap
menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik
letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung
Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi materialmaterial akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai
sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar
gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau
tahun 1883.

Bahaya Ikutan (Sekunder)


Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam
berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian
material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah
sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
F.Upaya penanggulangan Letusan Gunung Api Oleh Pemerintah
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung
berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa
(seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi
SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda
setempat.
Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas
gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat,
mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian,
dan pos penanggulangan bencana.
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman
informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
G.Keuntungan Gunung Api

1. Ketika gunung meletus pasti akan mengeluarkan abu vulkanik yang sangat kaya
dengan unsur hara sehingga tanah disekitar pegunungan menjadi lebih subur daripada
tempat lain. Pertanian menjadi mata pencarian yang dapat mensejahterakan
masyarakat sekitar gunung api.
2. Bahan bangunan yang berupa pasir, batu, kerikil dan mineral lainnya banyak
dihasilkan ketika terjadi letusan gunung api. Bahan bangunan itu bisa digunakan
untuk pembangunan prasarana untuk masyarakat, misalnya: gedung sekolah, jalan,
jembatan dan lain-lain.
3. Gunung api juga menghasilkan mineral yang sangat berguna bagi kehidupan.
4. Secara geografis, gunung berapi juga menghasilkan dataran tinggi yang sering
mendatangkan hujan orografis sehingga menghasilkan banyak air bagi kehidupan
disekitar gunung api.
5. Dengan dataran tinggi yang subur dan indah dapat dimanfaatkan untuk tempat
pariwisata bagi wisatawan yang ingin menikmati segarnya udara pegunungan dan
dapat menghilangkan kejenuhan selama beraktifitas.
H. Kerugian dari gunung api
Secara umum memang gunung berapi memang merugikan karena:
1. Ketika gunung meletus akan akan mengeluarkan awan panas, misalnya masyarakat
sekitar gunung merapi menyebutnya "wedus gembel"
2. Letusan gunung berapi juga menghasilkan lava pijar yang sangat berbahaya.
3. Lahar dingin juga berbahaya, lahar ini dihasilkan dari lava yang bercampur dengan air
hujan.
4. Gunung api juga menghasilkan daerah bayangan hujan. Daerah ini jarang terjadi
hujan dan kering sehingga sulit dijadikan lahan pertanian.
5. Abu vulkanik yang membumbung ke atas bisa menyebabkan terganggunya
penerbangan pesawat.
6. Untuk skala kecil, kejadian gunung meletus juga menghasilkan gelombang tsunami.
Misalnya letusan gunung krakatau di selat sunda.
I. Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe
berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.

Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya


satu kali sesudah tahun 1600.

Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi
magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan
solfatara.

Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun
masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola
pada tingkah lemah.

4. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti
"ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah
laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga
yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 5001000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami
bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan
Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa
bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat
minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. geologi, geografi, dan
oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik". Beberapa kondisi
meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai
meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini
mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami.
Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma
(Myanmar) pada Mei 2008. Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami
Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada
wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami
Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami

mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat
merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tibatiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya
dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini
cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 30 km)

Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Contoh kejadian tsunami :


1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih
dari 36.000 jiwa.
2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami
menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika.
Ketinggian tsunami 35 m,
2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa,
Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan
korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 34
m.
2010 - 27 Februari, Santiago, Chili
2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia
2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang

5. Tanah Longsor
Tanah longsor atau gerakan tanah adalah suatu proses geologi yang terjadi karena
perpindahan masa batuan atau tanah dengan berbagai jenis seperti jatuhnya gumpalan
bebatuan besar dari tanah. Jika diumpamakan, ibarat air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah berat tanah itu sendiri. Apabila air tersebut meresap sampai menuju tanah kedap
air, maka tanah itu akan menjadi licin dan pelapukan tanah yang berada diatasnya akan
bergerak mengikuti arah keluar lereng
Kerugian harta dan kehilangan sanak keluarga pastinya akan dialami bagi para korban yang
terkena bencana tanah longsor. Oleh karena itu, penyebab tanah longsor haruslah diantisipasi
dengan melakukan berbagai macam cara pencegahan sehingga keusakan yang ditimbulkan
dapat diminimalisir.
Faktor Faktor Penyebab Tanah Longsor

Pada hakikatnya, tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng berjumlah lebih
besar daripada gaya penahan. Umunya, gaya penahan dipengaruhi oleh kekuatan batuan
beserta kepadatan tanah. Disisi lain gaya pendorong biasanya dipengaruhi oleh besarnya
sudut kemiringan lereng, beban, banyaknya air dan berat jenis tanah batuan. Faktor lain dari
penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga bergantung pada kondisi batuan dan tanah
penyusun lereng beserta curah hujan, struktur geologi, penggunaan lahan di lereng dan masih
banyak lagi. Namun secara garis besar penyebab tanah longsor dapat dibedakan menjadi dua
yakni faktor alam dan faktor manusia, seperti yang tertera di bawah ini:
1. Penyebab Tanah Longsor Karena Faktor Alam

Disebakan oleh kondisi biologi, seperti kemiringan lapisan, batuan lapuk. gempa bumi dan
masih banyak lagi.

Iklim pada daerah tersebut yang mempunyai curah hujan sangat tinggi

Keadaan topografi berupa kondisi lereng yang curam

Tanah kritis

Getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi, lalu lintas kendaraan, getaran mesin dan
sebagainya.

2. Penyebab Tanah Longsor Karena Faktor Manusia

Pemotongan tebing di penambangan batu lereng terjal

Penimbunan tanah urukan di daerah sekitar lereng

Kegagalan struktur dinding penahan tanah dalam menahan pergerakan arus longsor tanah

Budidaya kolam ikan yang berada diatas lereng

Sistem pertanian yang kurang menghiraukan keamanan wilayah irigasi

Kesadaran masyarakat tentang bahay longsor masih sangat rendah

Sistem drainase di daerah lereng berjalan kurang baik

Ciri-Ciri Penyebab Tanah Longsor

Setelah hujan biasanya terjadi muncul beberapa retakan sejajar dengan arah tebing di lereng

Mata air baru muncul secara tiba-tiba

Tebing yang rapuh mengakibatkan banyak kerikil berjatuhan

Jika di musim hujan terdapat genangan air, maka menjelang bencana longsor air akan
menghilang seketika

Bagian tanah mulai runtuh dalam jumlah yang amat besar

Beberapa pohon dan tiang listrik mulai agak miring

Halaman rumah ambles ke dalam tanag secara tiba-tiba

Upaya Pencegahan Penyebab Tanah Longsor

Jangan membuat kolam ataupun membuka lahan persawahan pada lereng bagian atas dekat
pemukiman warga

Buatlah sengkedan atau terasering pada lereng yang terjal sebelum membangun pemukiman
baru

Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak

Jangan membangun rumah di bawah tebing dan di tepi sungai yang rawan akan bencana erosi

Jangan menebang pohon di lereng

Upaya yang Harus Dilakukan Seusai Terjadi Bencana Tanah Longsor


1. Tanggap Darurat

Evakuasi dan pertolongan pertama pada korban harus dilaksanakan dengan segera agar
jumlah korban tidak semakin bertambah banyak.
2. Rehabilitasi

Upaya pemulihan luka dan trauma pada korban harus ditangani dengan segera agar korban
dapat melaksanakan aktivitasnya kembali seperti semula pasca terjadinya tanah longsor.
Selain itu, pembangunan terhadap infrastruktur dan rumah-rumah yang rusak akibat bencana
longsor harus segera ditanggapi oleh pemerintah dengan memberikan bantuan ataupun
menurunkan sejumlah sukarelawan agar ikut membangun kembali rumah yang sudah roboh
bahkan hancur.

3. Rekontruksi

Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur seperti membangun penahan tanah longsor agar


kedepannya bencana tersebut dapat diminimalisir se-efektif mungkin. Jika ketiga hal diatas
sudah dilakukan, dimungkinkan bencana tanah longsor tidak akan menimbulkan korban jiwa
Contoh kejadian tanah longsor :
Di Jombang, tanah longsor terjadi pada pada 28 Januari 2014 di Dusun Kopen, Desa
Ngrimbi, Kecamatan Bareng.

Anda mungkin juga menyukai