LTM MPKT-A Bab Persepsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Peran

Persepsi,
Komunik
asi, dan
Kepemim
pinan
dalam
Memban
gun
Kelompo
k yang
Efektif
serta
Menanga
ni Konflik
dalam
Keolomp
ok
Ahmad Farhan Hassanuddin Achsani
1506732766
MPKT - A
Fakultas Ilmu Komputer 2016

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat
perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya
perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek,
sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat
tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada
kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh
persepsinya. Sebagai makhluk sosial, satu-satunya alat untuk dapat berhubungan
denganorang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non
verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin
perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan
hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya. Oleh karena itu, pemimpin
haruslah orang yang dapat berkomunikasi dengan baik.

1. Peran Persepsi dalam Hubungan Antarpribadi


Persepsi adalah sebuah proses mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi sehingga
menjadi berarti (King, 2011). Ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi, baik yang
membentuk maupun yang mendistorsinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik dari individu yang mempersepsi (perceiver) seperti sikap, motif, minat,
pengalaman masa lalu, serta ekspektasinya.
2. Karakteristik dari target, misalnya menarik atau tidak,
gerakan, suara, ukuran, dan lain sebagainya.
3. Situasi, yaitu konteks dari lingkungan sekitar yang
mempengaruhi persepsi.
Dalam menilai orang lain sering kali kita menggunakan jalan pintas. Jalan pintas yang sering
diambil ini adalah sebagai berikut:
1. Persepsi yang selektif individu menginterpretasi apa yang dilihatnya secara selektif
berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikapnya namun membuang bagian
informasi yang dirasakan mengancam atau dianggap tidak relevan, seperti menggunakan
filter untuk menyaring hanya yang sesuai dengan harapannya.
2. Proyeksimengatribusikan sikap, karakteristik, atau keterbatasannya sendiri pada orang
lain. Orang yang curang atau berbohong dapat berasumsi semua orang juga curang dan
berbohong.
3. Setreotipimenilai seseorang atau kelompok berdasarkan penilaian umum; orang Jawa
halus, anak bungsu manja, orang tua kolot.
4. Halo EffectKeika kita membuat sebuah kesan umu tentang seorang individu berdasarkan
sebuah karakteristik,seperti kepandaian,keramahan,atau penampilan,efek halo sedang
bekerja.
5. Efek-efek kontras - Efek-efek kontras dapat mengubah persepsi. Reaksi kita terhadap
seorang individu dipengaruhi oleh individu lain yang baru kita temui. .(Stephen
P.Robbins,Timothy A.Judge,2008,halaman 180).
Dari penelitian Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi, dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa
tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. (Dyahnita
Adiningsih, 2012, 79)

2. Peran Komunikasi dalam Hubungan


Antarpribadi
2.1. Pentingnya Komunikasi
Mempelajari komunikasi sangat penting karena komunikasi merupakan pusat kehidupan kita
sebagai manusia. Komunikasi yang efektif dapat membantu kita memecahkan masalah dalam
kehidupan profesional kita dan dapat meningkatkan hubungan dalam kehidupan pribadi kita.
Titsworth, dan Harter, 2011) Mempelajari komunikasi secara komprehensif memberikan
setidaknya tujuh keuntungan
(Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter, 2011):
a. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan cara kita memandang diri sendiri.
b. Belajar keterampilan komunikasi dapat meningkatkan cara kita memandang diri
sendiri dengan cara kedua.
c. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang hubungan
antarmanusia.
d. Mempelajari komunikasi dapat mengajarkan seseorang akan pentingnya
keterampilan hidup.
e. Mempelajari komunikasi dapat membantu kita menggunakan kebebasan
konstitusional karena kita memahami bagaimana berkomunikasi secara efektif
f. Mempelajari komunikasi dapat membantu kita sukses secara profesional.
g. Mempelajari komunikasi dapat membantu Anda mengendalikan dunia yang semakin
beragam.
2.2. Pengertian komunikasi
Komunikasi berasal dari kata Latin communicare, yang berarti "untuk membuat umum" atau
"untuk berbagi". Sedangkan menurut Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter (2011),
komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses menggunakan pesan untuk menghasilkan
makna.
2.3. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi terdiri atas orang-orang, pesan, kode, saluran, umpan balik,
encoding dan decoding, dan kebisingan (Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter, 2011).
a. Orang
Orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi memiliki dua peran, baik sebagai sumber
yang menyampaikan pesan maupun penerima pesan yang fungsinya sebagai sasaran pesan.
b. Pesan
Pesan adalah bentuk verbal dan nonverbal ide, pikiran, atau perasaan bahwa satu orang
(sumber) ingin berkomunikasi dengan orang lain atau sekelompok orang (penerima). Pesan
adalah isi dari interaksi.
c. Saluran atau Media
Saluran atau Media adalah sarana penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan.
d. Umpan balik
Umpan balik adalah respon penerima baik verbal dan nonverbal untuk pesan yang
disampaikan sumber.
e. Kode
Sebuah kode adalah susunan sistematis simbol yang digunakan untuk membuat makna dalam

pikiran orang lain.


f. Encoding dan Decoding
Encoding didefinisikan sebagai proses menerjemahkan ide atau
pemikiran ke kode. Decoding adalah proses untuk menempatkan ide atau pemikiran.
g. Kebisingan
Kebisingan adalah setiap gangguan pada proses encoding dan decoding yang mengurangi
kejelasan pesan.
2.4. Jenis Komunikasi
Jenis komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis dasar komunikasi. Keempat
jenis dasar komunikasi adalah sebagai berikut.
2.4.1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal meliputi suara, kata, bahasa, dan wicara.
2.4.2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal melibatkan cara-cara fisik dari komunikasi, seperti, nada, sentuhan,
suara, dan gerak tubuh. Komunikasi nonverbal dapat pula berupa gerakan kreatif dan estetika
termasuk menyanyi, bermain musik, menari, dan memahat. Simbol dan bahasa isyarat juga
termasuk dalam komunikasi nonverbal
2.4.3. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis berupa tulisan kata-kata yang ingin disampaikan pada waktu
berkomunikasi.
2.4.4. Komunikasi Visual
Komunikasi visual adalah tampilan visual dari informasi, seperti, topografi, fotografi, tanda,
simbol dan desain.
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas
hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari :
1

Komunikasi verbal dengan lisan maupun tertulis.

Komunikasi non verbal dengan gerakan-gerakan tubuh(bahasa tubuh) (Herwin


Andhika,2013,halaman 3).

2.5. Tingkat Komunikasi


Komunikasi terjadi dalam konteks suatu keadaan atau situasi. Kegiatan komunikasi terjadi
dalam konteks: komunikasi interpersonal, wawancara, komunikasi dalam suatu kelompok
kecil, berbicara di depan banyak orang (public speaking), dan komunikasi massa.
2.5.1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa atau pemikiran
internal sebagai komunikator.
2.5.2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh para ahli komunikasi dalam berbagai cara,
meskipun definisi paling banyak, yaitu melibatkan peserta yang saling bergantung satu sama
lain dan menuntut keterampilan berbicara dan mendengar.
2.5.3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok mengacu pada sifat dari komunikasi yang terjadi dalam kelompok dari
3 sampai 12 orang.
2.5.4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna dalam
situasi di mana satu sumber mengirimkan pesan ke banyak penerima yang disertai
komunikasi nonverbal dan kadang-kadang dengan mengajukan pertanyaan dan jawaban atau
umpan balik
2.5.5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan untuk menghasilkan makna, antara
sumber dan sejumlah besar penerima yang melibatkan beberapa sistem transmisi (mediator).
2.5.6. Komunikasi Melalui Komputer
Secara khusus Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter (2011) mengemukakan komunikasi
lain, yaitu Komunikasi Melalui Komputer yang meliputi komunikasi manusia dan berbagi
informasi melalui jaringan komputer.
2.6. Hambatan dalam Komunikasi
Ada beberapa kemungkinan yang membuat komunikasi dirasakan rumit, sulit, dan
menimbulkan frustrasi. Berikut adalah tujuh hambatan yang dapat membuat proses
komunikasi tidak berjalan efektif.
2.6.1. Hambatan Fisik
Penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor paling penting dalam membangun kelompok
kerja yang kohesif adalah kedekatan antaranggota kelompok. Selama orang masih memiliki
ruang pribadi yang luas, kedekatannya dengan orang lain sulit dicapai.
2.6.2. Hambatan Persepsi
Masalah komunikasi dengan orang lain adalah bahwa kita semua melihat dunia adakalanya
secaraberbeda.
2.6.3. Hambatan Emosional
Salah satu hambatan utama untuk membuka komunikasi bebas adalah hambatan emosional.
Hal ini terutama terdiri atas ketakutan, ketidakpercayaan, dan kecurigaan.
2.6.4. Hambatan Budaya
Ketika kita bergabung dalam kelompok dan ingin tetap di dalamnya, cepat atau lambat kita
perlu mengadopsi pola perilaku kelompok. Namun demikian, apabila terdapat hambatan
untuk menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok, tidak terjadi komunikasi yang baik.
2.6.5. Hambatan Bahasa
Adakalanya kata yang sama memiliki arti berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya.

3. Kepemimpinan dan Kelompok


3.1. Pengertian Kepemimpinan
Suatu proses pengaruh sosial untuk memindahkan individu dan kelompok menuju
pencapaian tujuan tertentu. Ada perbedaan antara manajemen dengan kepemimpinan,
walaupun ada kesamaan pada mengarahkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan. Pada
kepemimpinan terdapat pengikut, kharismatik, lebih fokus pada anggota, dan mencari
tantangan. Sedangkan pada manajemen terdapat anak buah, otoritas, lebih fokus pada
pekerjaan, dan mencari kenyamanan (Anonim).
3.2. Karakteristik Kepemimpinan yang Efektif
Menurut Kouzes dan Posner (1993), pemimpin yang efektif ditandai oleh kemampuan
mereka untuk membuat kelompoknya mengikuti apa yang diarahkannya.
3.2.1. Tertantang pada Proses
Hendaknya seorang pemimpin merasa tertantang untuk melakukan suatu usaha untuk
membawa anggota kelompok mencapai suatu tujuan sekalipun dihadapkan pada berbagai
kesulitan.

3.2.2. Menginspirasi Visi Bersama Secara Jelas


Tanggung jawab kepemimpinan kedua adalah menciptakan visi bersama. Semua anggota
berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut.
3.2.3. Memungkinkan Orang Lain untuk Bertindak
Pemimpin yang efektif akan berbagi informasi dan kekuasaan dengan cara berkolaborasi dan
memberdayakan mereka untuk menetapkan dan mencapai tujuan bersama.
3.2.4. Model Bagaimana Kelompok Berfungsi
Seorang pemimpin adalah bagian yang tidak terlepas dari kelompok. Dengan demikian agar
efektif, pemimpin harus menunjukkan perilaku yang konsisten antara kata dan perbuatan
mereka.
3.2.5. Mendorong Berkembangnya Semangat Kebersamaan
Pemimpin hendaknya mampu menemukan cara untuk menghargai anggota dan kelompok
untuk mencapai kemajuan dan sukses menuju tujuan bersama.

4. Membangun Kelompok yang Efektif


Agar dapat menjadi kelompok efektif, sebuah kelompok harus melakukan tiga hal, yaitu (1)
mencapai sasaran, (2) mempertahankan hubungan yang baik antaranggota, dan (3)
menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dari lingkungannya. Untuk dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan haruslah mempunyai data. Oleh karena itu
kelompok tersebut membutuhkan pengadaan IT karena pengadaan IT berfungsi memfasilitasi
kebutuhan data dan informasi. Johnson dan Johnson (2008) mengajukan tujuh pedoman
untuk membangun kelompok yang efektif.
1. Tetapkan sasaran kelompok yang jelas, operasional, dan relevan sehingga menciptakan
saling kebergantungan yang positif dan membangkitkan komitment yang tinggi dari
setiap anggota.
2. Bangun komunikasi dua arah yang efektif dalam kelompok agar setiap anggota dapat
mengkomunikasikan gagasan dan perasaannya secara tepat dan jelas.
3. Pastikan bahwa setiap anggota berkesempatan untuk menjadi pemimpin dan berpartisipasi.
4. Pastikan bahwa kekuasaan dibagi di antara anggota kelompok dan ada pola pengaruh
yang variatif sesuai dengan kebutuhan dari kelompok.
5. Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya.
6. Libatkan kontroversi yang konstruktif melalui ketidaksetujuan dan tantangan terhadap
kesimpulan dan penalaran satu sama lain.
7. Hadapi dan pecahkan konflik secara konstrutktif. Dalam menangani konflik ini, ada dua
kepentingan yang menjadi pertimbangan, yaitu tujuan atau sasaran kelompok dan hubungan
antaranggota kelompok. Lima strategi dasar berikut dapat digunakan untuk mengangani
konflik kepentingan.
i.
Burung Hantu (Kolaborasi)
Strategi burung hantu sangat menghargai tujuan maupun hubungan.
ii.
Boneka Beruang (Akomodasi)
Dalam strategi boneka beruang hubungan dianggap sangat penting, sedangkan tujuan
memiliki derajat kepentingan yang rendah.
iii.
Hiu (Konfrontasi)
Strategi Hiu menganggap hubungan tidak penting sedangkan tujuannya sangat
penting.
iv. Rubah (Kompromi)
Rubah menganggap tujuan dan hubungan dengan anggota kelompok lain sama
pentingnya.
v. Kura-kura (Menghindar)

Apabila merasa terancam, kura-kura akan


menarik dirinya ke dalam cangkangnya. Demikian pula orang dengan gaya kura-kura
apabila terlibat konflik dengan orang lain. Ia cenderung menarik diri untuk
menghindari konflik.
Oleh karena itu, untuk menjadi orang yang sukses kita haruslah memiliki perspektif,
kemampuan komunikasi, dan sifat kepemimpinan yang baik

Daftar Pustaka
Adiningsih, D.(2012). PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR
GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK BATIK PERBAIK
PURWOREJO TAHUN AJARAN 2011/2012.Yogyakarta:
Haryanto.(2014). Bentuk Pelanggaran Etika-Moral Pada Pemberitaan Televisi di
Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 13, Nomor 3, halaman 199-214
Singgih, E., Elvita, dkk.(2015).BUKU AJAR II : Manusia sebagai Individu,
Kelompok, dan Masyarakat. Depok:
Supangkat, H., Suhono, dkk.(2008). Peran Kepemimpinan Pengelola Informasi
untuk Pertumbuhan Organisasi. Bandung: ICT Institute.

Tony,Herwin Andhika.PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI OLEH DEBT


COLLECTOR DALAM MENAGIH PEMBAYARAN KREDI BERMASALAH(2013):3.

Anonim. Leadership versus Management. http://changingminds.org/disciplines/leadership/


.articles/manager_leader.htm (14 Maret 2016).

Anda mungkin juga menyukai