5 Potensiometri
5 Potensiometri
5 Potensiometri
TUJUAN
a. Untuk menentukan konsentrasi larutan standar Fero Sulfat dengan
menggunakan Potensiometer sebagai penunjuk pada titrasi.
b. Untuk menentukan konsentrasi Fero dalam larutan contoh atau Cx.
c. Memahami prinsip kerja Potensiometer dan pH meter.
d. Menentukan pH suatu larutan.
II.
TEORI DASAR
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda
potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan
menentukan titik akhir titrasi.
Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri adalah :
a. Elektrode pembanding (refference electrode)
b. Elektroda indikator (indicator electrode)
c. Alat pengukur potensial
Komponen-komponen tersebut disusun membentuk suatu sel potensiometri.
Sel potensiometri disusun dari dua setengah sel yang dihubungkan dengan
jembatan garam yang berfungsi menyeimbangkan muatan larutan pada masingmasing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara dua
setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang
tercelup dalam larutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial
elektrodanya. Pemisahan elektrode ini diperlukan untuk mencegah terjadinya
reaksi redoks spontan dari larutan-larutan elektrolit yang digunakan dalam sel
potensiometri.
Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur
konsentrasi suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan
konsentrasi dapat dijelaskan melalaui persamaan Nerst :
E=
Eo RT lnQ
n.F
Dimana :
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
Eo 0,05916 logQ
n
Dimana E dinyatakan dalam satuan Volt, mengingat bahwa potensial dari sel
elektrokimia potensiometri adalah :
Ecell = Ec Ea
Potensiometer adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur beda
potensial (tegangan) antara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan,
dimana salah satu elektroda merupakan elektroda penunjuk (indicator electrode)
dan elektroda pembanding (reference electrode).
Elemen-elemen yang diperlukan dalam potensiometri antara lain adalah
elektroda pembanding (acuan), elektroda indikator, jembatan garam dan larutan
yang dianalisis.
a) Elektroda pembanding (reference electrode)
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu
elektrode dengan harga potensial setengah sel yang diketahui konstan, dan sama
sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu
elektrode yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode pembanding.
Jenis-jenis Elektroda Pembanding :
1) Elektroda Hidrogen Normal (EHN) atau NHE (Normal Hidrogen Electrode)
E = 0,00 volt
2) Elektroda Kalomel
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
Electrode), E = + 0,245
3) Elektroda Perak Normal (EPN) atau NSC (Normal Silver Electrode), E = +
0,225 volt
4) Elektroda Thalamide, E = - 0,581 volt dengan T = 0o 135 oC
Digunakan pada industri yang menggunakan system boiler atau system uap
panas dengan suhu di atas 100 oC
b) Elektroda indikator
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan
elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda
jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua (second kind), elektroda jenis
ketiga (third kind).
Kategori elektroda indikator, yaitu :
a. Elektroda logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika
elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu
elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan
elektroda logam jenis ketiga.
jenis
pertama
adalah
elektroda
yang
langsung
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
AgCl(s) Ag(s) + Cl
b. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,
karena dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut
dengan elektroda selektif ion (ion selective electrode). Elektroda
membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur
perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap
dan larutan yang dianalisis. Elektroda membran dibagi empat macam
yaitu elektroda membran kaca, elektroda membran cairan, elektroda
padatan dan elektroda penunjuk gas.
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini
bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir
titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek
dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator .Titik akhir
dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume dimana
terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran.
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu:
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
satu lagi merupakan elektroda pembanding serta beda potensial yang dihasilkan
dikonfersikan oleh alat menjadi besaran pH.
Ion selektif meter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi ion-ion tertentu yang dipilih selain dari ion Hidrogen.
Peralatan Potensiometer
Komponen-komponen utama dari peralatan potensiometer adalah:
Sumber arus
Sebagai sumber arus yang digunakan arus searah (DC)
Elektroda
Pada umumnya digunakan elektroda yang disebut dengan elektroda
kombinasi. Di samping menggunakan satu elektroda kadangkala
peralatan dilengkapi dengan thermometer loging untuk membaca suhu
larutan.
Tahanan geser
Digunakan untuk menstandarisasi peralatan dengan menggunakan larutan
Prinsip Kerja :
Elektroda dicelupkan ke dalam aquades dan hidupkan alat. Biarkan stabil
beberapa menit, bila telah stabil angkat elektroda dan celupkan ke dalam larutan
contoh yang akan diukur pH atau mV-nya. Aduk dan biarkan beberapa menit.
Larutan contoh akan mengadakan kontak dengan cairan yang ada dalam elektroda
menghasilkan sinyal listrik berupa tegangan listrik dalam mV untuk larutan. Beda
potensial yang dihasilkan dikonversikan oleh microprocessor menjadi besaran pH.
Sebelum mencatat pH atau mV larutan, terlebih dahulu potensiometer atau
pH meter distandarisasi dengan larutan buffer.
III.
3.1 ALAT
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
Potensiometer
Buret 50 mL
Pipet takar 10 mL
Pipet gondok 1, 10 mL
Pipet tetes
pH meter
3.2 BAHAN
3.3
IV.
Aquadest
Larutan H2SO4 4 N
KMnO4 0,02 N
NH4Cl 0.1 N
GAMBAR ALAT
PROSEDUR KERJA
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
Gambar. Potensiometer
V.
PENGAMATAN
Larutan standar KMnO4 merupakan larutan ungu.
Larutan FeSO4 0,01 N merupakan larutan bening.
Larutan NH4Cl 0,1 N merupakan larutan bening.
Larutan FeSO4 0,01 N + 10 mL H 2SO4 4 N larutan bening + aquades
sampai volume 100 mL larutan bening dititrasi dengan larutan
standar KMnO4 berubah warna dari bening menjadi merah muda
(pink seulas) merupakan titik akhir titrasi.
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
VI.
6.1 DATA
Titrasi larutan standar KMnO4 dengan FeSO4 0,01 N :
Standar
Volume
KMnO4
0.00
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.85
1.90
1.95
2.00
2.05
2.10
2.15
2.20
2.25
2.30
2.35
2.40
2.45
2.50
2.55
2.60
2.65
2.70
2.75
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
E
120
268
285
287
294
301
307
313
319
323
327
333
337
341
487
462
455
441
435
430
426
422
419
416
414
411
409
407
406
405
403
412
408
407
E
148
17
2
7
7
6
6
6
4
4
6
4
4
146
25
7
14
6
5
4
4
3
3
2
3
2
2
1
1
2
9
4
1
2
V
0.00
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
E/V
0.00
170
20
70
70
60
60
60
40
40
60
40
40
1460
500
140
280
120
100
80
80
60
60
40
60
40
40
20
20
40
180
80
20
40
10
2.80
2.85
2.90
2.95
3.00
3.05
3.10
3.15
3.20
3.25
3.30
405
404
407
415
429
455
485
644
656
782
900
1
3
8
14
26
30
159
12
126
118
900
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
20
60
160
280
520
600
3180
240
2520
2360
18000
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
V KMnO4
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
E
213
323
318
316
318
320
324
325
E
110
5
2
2
2
4
1
2
V
0.00
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
E/V
0
50
20
20
20
40
10
20
11
1.20
1.30
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.90
2.00
2.10
2.20
2.30
2.40
2.50
2.60
2.70
2.80
2.90
3.00
3.10
3.20
3.30
3.40
3.50
3.60
3.70
3.80
3.90
4.00
4.05
4.10
4.15
4.20
4.25
4.30
4.35
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
327
330
331
335
336
339
341
342
345
347
351
352
354
355
357
361
364
365
368
370
371
373
375
377
379
382
383
387
442
463
486
526
630
783
891
900
3
1
4
1
3
2
1
3
2
4
1
2
1
2
4
3
1
3
2
1
2
2
2
2
3
1
4
55
21
23
40
104
153
108
9
900
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
30
10
40
10
30
20
10
30
20
40
10
20
10
20
40
30
10
30
20
10
20
20
20
20
30
10
40
550
420
460
800
2080
3060
2160
180
18000
12
6.2 PERHITUNGAN
Standarisasi KMnO4 dengan FeSO4
N FeSO4 = 0,01 N
V FeSO4 = 1 mL
V KMnO4 = 3,30 mL
N KMnO4 =
=
( V x N ) FeS O4
V KMn O4
(1 mL x 0,01 N )
3,30 mL
= 0,0030 N
Penentuan Volume larutan tugas (Cx)
N FeSO4 = 0,01 N
N KMnO4 = 0,0030 N
V KMnO4 = 4,35 mL
V FeSO4 =
=
( V x N ) KMn O 4
N FeS O 4
(4,35 mL x 0,0030 N )
0,01 mL
= 1,31 mL
Sampel NH4Cl 0,1 N
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
13
pH
= 6,37
mV
Suhu = 25,1 0C
VII.
PEMBAHASAN
Pada titrasi larutan standar KMnO4 dengan larutan FeSO4 0,01 N yang
didapatkan volume KMnO4 sebesar 3,30 mL yang ditandai dengan besarnya nilai
beda potensial yang didapatkan dari pengukuran menggunakan potensiometer dan
jika dilihat pada kurva kalibrasinya juga dapat diketahui bahwa kurva memiliki
puncak yang paling tinggi atau terjadi lonjakan yang tinggi. Sehingga setelah
dilakukan perhitungan dapat diketahui bahwa konsentrasi KMnO4 adalah 0,0030
N.
Untuk larutan sampel yang ditugaskan didapatkan nilai beda potensial
(E/V) yang tinggi pula, sehingga jika dilihat pada kurva kalibrasi antara
volume KmnO4 dengan nilai beda potensial, didapatkan puncak yang tinggi.
Karena nilai yang berada pada puncak tertinggi tersebut adalah merupakan titik
equivalennya, sedangkan titik akhir titrasi adalah dengan penambahan tetes per
tetes sebanyak 5 kali sehingga larutan berubah warna dari bening menjadi merah
muda (pink seulas). Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan volume
FeSO4 adalah 1,31 mL.
VIII. KESIMPULAN
Jadi, setelah dilakukan praktikum potensiometri ini, maka dapat diketahui
konsentrasi dari larutan standar KMnO4 yang tepat adalah 0,0030 N dan volume
larutan FeSO4 yang dititrasi dengan larutan KMnO4 adalah 1,31 mL.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen.
(dasar-dasar dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
14
Indonesia. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer.
Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi
http://martinoloth.wordpress.com/2012/06/12/potensiometri/
C KMnO4 = 0,0030 N
Volume Cx = 1,31 mL
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A
15