Tembaga Dan Timah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman modern ini, berbagai jenis mineral dan bahan-bahan galian
telah banyak ditemukan oleh manusia. Bahan-bahan galian yang telah
ditemukan pun bermacam-macam. Ada bahan galian logam, bahan galian
energy, dan bahan galian industry. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali
sumber daya bahan galian. Ada banyak factor yang menyebabkan terdapat
banyaknya sumber daya tersebut di Indonesia. Salah-satunya yaitu banyaknya
gunung api yang terdapat di Indonesia.
Bahan galian mempunyai banyak peran dan manfaat dalam kehidupan
manusia. Oleh karena itu banyak orang yang mencari bahan-bahan galian.
Salah-satu bahan galian yang banyak dicari yaitu bahan galian logam. Faktor
yang yang menyebabkan bahan galian ini banyak dicari yaitu nilai jualnya
yang cukup besar.
Tembaga dan timah adalah contoh dari bahan galian logam. Tembaga dan
timah termasuk bahan galian logam yang memiliki nilai jual tinggi.
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertia dan asal usul emas dan zirkon
2. Memahami cirri-ciri dan karakteristik emas dan zirkon
3. Mengetahui manfaat-manfaat emas dan zirkon.

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1 PENGERTIAN TEMBAGA DAN TIMAH


2.1.1 PENGERTIAN TEMBAGA
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari
bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik
yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga
murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat
perunggu.
Tembaga, perak, dan emas berada pada unsur golongan 11 pada
tabel periodik dan mempunyai sifat yang sama: mempunyai satu elektron
orbital-s pada kulit atom d dengan sifat konduktivitas listrik yang baik.
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya yang
tinggi (59,6106 S/m) dan oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas
termal yang tinggi (kedua tertinggi) di antara semua logam murni pada
suhu kamar. Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna
kuning) dan osmium (kebiruan), tembaga adalah satu dari empat logam
dengan warna asli selain abu-abu atau perak. Tembaga murni berwarna
merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara.
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan
dengan oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga
oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan oksida ini
kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga
karbonat) berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari
tembaga yang berusia tua, seperti pada Patung Liberty. Tembaga bereaksi
dengan sulfida membentuk tembaga sulfida. Tembaga sangat langka dan
jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai
senyawa dan mineral.

Dalam jumlah kecil, tembaga ditemukan pada beberapa jenis


tanaman, bulu-bulu burung terutama yang berbulu terang dan dalam darah
binatang-binatang laut seperti udang dan kerang. Tembaga kadang-kadang
ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral
seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih
tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan
Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya,
dan karbonat.
Logam ini termasuk logam berat non ferro (logam dan paduan
yang tidak mengandung Fe dan C sebagai unsur dasar) yang memiliki sifat
penghantar listrik dan panas yang tinggi, keuletan yang tinggi dan sifat
tahanan korosi yang baik. Sehingga produksi tembaga sebagian besar
dipakai sebagai kawat atau bahan untuk menukar panas dalam
memanfaatkan hantaran listrik dan panasnya yang baik. Biasanya
dipergunakan dalam bentuk paduan, karena dapat dengan mudah
membentuk paduan dengan logam logam lain diantaranya dengan logam
Pb dan logam Sn.

2.1.2 PENGERTIAN TIMAH


Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Timah
memiliki dua kemungkinan bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit
lebih stabil. Timah memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam tabel
periodik.
Unsur ini merupakan logam miskin (logam post-transisi)
keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam
udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan
untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh
terutama dari mineral kasiterit yang terbentuk sebagai oksida. Timah

diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi. Atom timah memiliki 50


elektron dan 50 proton dengan 4 elektron valensi di kulit terluar.
Timah ditemukan dalam lapisan kulit bumi terutama pada bijih
kasiterit. Timah umumnya tidak ditemukan dalam bentuk bebas. Timah
merupakan 50 elemen yang paling melimpah di kulit bumi. Mayoritas
timah ditambang di Cina, Malaysia, Peru, dan Indonesia. Ada yang
memperkirakan bahwa timah yang ditambang di Bumi akan hilang dalam
20 sampai 40 tahun kedepan.
Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di
kerak bumi, dimana timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan
dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal.
Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah
atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu
dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium
terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batubatuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium
atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg
Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang
disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah. Dibumi, timah tersebar
tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi dimana
sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar,
Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak
diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.

2.2 SIFAT-SIFAT TEMBAGA DAN TIMAH


2.2.1 SIFAT-SIFAT TEMBAGA

a. Sifat Fisika
1. Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas
kuning seperti pada gambar dan keras bila tidak murni.
2. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah
dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
3. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
4. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C.
5. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3.
b. Sifat Kimia
1. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga
tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan
tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang
menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 C
tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang
berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar
1000 oC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang
berwarna merah.
3. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam
nooksidator encer seperti HCl encer dan H 2SO4 encer. Tetapi
asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan

gas

hidrogen.

Hal

ini

disebabkan

oleh

terbentuknya ion kompleks CuCl2(aq) yang mendorong reaksi


kesetimbangan bergeser ke arah produk.
2Cu (s) + 2H+ (aq) a Cu+ (aq) + H2

2Cu+ (aq) + 4Cl (aq) 2 CuCl2(aq)


c. Sifat Mekanik
1. Kuat tarik

: 200 N/mm2

2. Modulus Elastisitas

: 130 GPa

3. Brinnel Hardness

: 874 MNm-2

d. Sifat Panas
Koefisien Ekspansi Thermal Konduktivitas Panas

: 16,5 x 10-6
K-1400

W /

mK
2.2.2 SIFAT-SIFAT TIMAH
a. Sifat Fisika
1. Timah merupakan logam perak keputih-putihan.
2. Ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi
3. Dalam keadaan normal (13 160 C), logam ini bersifat mengkilap
dan mudah dibentuk.
4. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.
5. Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam
lainnya untuk mencegah karat.
6. Keadaan benda : Padat
7. Titik lebur : 505.08 K (449.47 F)
8. Titik didih : 2875 K (4716 F)
9. Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)

10. Volume molar : 16.29 10-6 m3/mol


11. Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
12. Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol
13. Kalor jenis : 27,112 J/molK
14. Panas fusi : 7,03 kJ/mol
15. Tekanan uap : 5.78 E-21 Pa at 505 K
16.

Kecepatan

suara

2500

m/s

pada

293.15

b. Sifat Kimia
1. Bobot atom : 118.710 sma
2. berat jenis : 7,3 g/cm3
3. Jari-jari atom : 145 (145) pm
4. Jari-jari kovalen : 141 pm
5. Jari-jari van der Waals : 217 pm
6. Konfigurasi elektron : [Kr]4d10 5s2 5p2
7. Elektron per tingkat energi : 2, 8, 18, 18, 4
8. Bilangan oksidasi : 4,2, -4
9. Nomor atom : 50
10. Nomor massa : 118,71
11. Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
12. Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
13. Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
14. Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
15. Jari-jari atom : 140 pm
16. Jari-jari ikatan kovalen: 139 pm
17. Jari-jari van der waals : 217 pm
18. Struktur kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
19. Konduktifitas termal
: 66,8 W/mK
20. Timah merupakan logam lunah, fleksibel, dan warnanya abu-abu
metalik. Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi
disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat
proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi
dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan

garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya


kandungan oksigen dalam larutan.
21. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk
SnO2.
22. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa
biasa disebut timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C
dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan timah
beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi,
dan bersifat sebagai konduktor.
23. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut
organic seperti asam asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah
juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
24. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II)
cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari
pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
25. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV)
klorida.
26. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.
c. Sifat Mekanik
1. Kekuatan tariknya rendah, sekitar 2000 psi
2. Modulus Youngnya adalah 5,9-7,8 x 10^6 psi
3. Kekuatan Mohs 1,8 atau Brinell 5,0 (1000 kg, 10 mm)
2.3 SENYAWA-SENYAWA TEMBAGA DAN TIMAH
2.3.1 SENYAWA-SENYAWA TEMBAGA
Berikut adalah senyawa-senyawa yang mengandung tembaga :
1. Tembaga(II) azida Cu(N3)2
2. Tembaga(II) karbonat CuCO3
3. Tembaga(I) klorida CuCl
4. Tembaga(II) klorida CuCl2
5. Tembaga(II) hidroksida Cu(OH)2
6. Tembaga(II) nitrat Cu(NO3)2

7. Tembaga(I) oksida Cu2O


8. Tembaga(II) oksida CuO
9. Tembaga(II) sulfat CuSO4
10. Tembaga(I) sulfida Cu2S
11. Tembaga(II) sulfida CuS
2.3.2 SENYAWA-SENYAWA TIMAH
Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat,
timah klorida, timah hidrida, dan timah sulfide.
1. Senyawaan Organotin :
Senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun dari timah dan
substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh
beberapa senyawa organotin ini adalah:

Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis


senyawaan di- dan tributil.

Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas


dalam pembuatan PVC.

Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.

Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk


insektisida dan fungisida.

Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida

Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis


senyawa organic.

Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.

Senyawa

organotin

dibuat

dari

reagen

Grignard

dengan

timahtetraklorida. Metode yang lain adalah dengan menggunakan


reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium dengan tmah halide
ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide
dengan senyawaan organo-aluminium.
2. Timah Oksida
Timah oksida merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia
SnO2. Oksida timah ini merupakan oksida timah yang paling penting
dalam pebuatan logam timah. SnO 2 memiliki struktur kristal rutile
dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom oksigen. SnO 2
tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan basa kuat. SnO 2
larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:
SnO2 + 6HI -> H2SnI6 + 2H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum
Na2SnO3. SnO2 digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai
katalis untuk oksidasi senyawa aromatic, dipakai sebagai pelapis,
ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.
3. Timah(II) Klorida
Timah (II) Klorida (SnCl2 ) berupa padatan kristal berwarna putih,
dapat membentuk dihidrat yang stabil. SnCl 2 dipakai sebagai reduktor
dalam larutan asam, dan juga dalam cairan electroplating. SnCl 2 dibuat
dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2HCl -> SnCl2 + H2
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa
gas maka molekul SnCl2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk
padatan SnCl2 membentuk rantai yang saling terhubung dengan
jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor SnCl2 juga dipakai

10

sebagai katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga dipakai sebagai
aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai antioksidan.
4. Timah(IV) Klorida
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan
senyawaan kimia dengan rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini
merupakan cairan yang tidak berwarna dan akan membentuk kabut
jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4 dipergunakan sebagai senjata
kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas, dan
sebagai bahan dasar pembuatan organotin.
5. Timah Sulfida
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu
timah(II)sulfide dan ada dialam sebagai mineral herzenbergite.
Pebuatan SnS adalah dibuat dengan mereaksikan belerang, SnCl2 dan
H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl
Sedangkan timah(IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat
dialam sebagai mineral berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai
padatan berwarna coklat dengan penambahan H2S pada larutan
senyawa timah(IV) dan banyak dipakai sebagai ornament dekoratif
karena warnanya mirip emas.
6. Timah Hidrida
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya
adalah SnH4. Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan
antara SnCl4 dengan LiAlH4. Stannan terdekomposisi secara lambat
menghasilkan loga timah dan gas hydrogen. Hidrida timah ini sangat
analog dengan gas metana CH4.

11

7. Stanat
Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya
adalah K4SnO4 atau Mg2SnO4.
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau
polimerik anoin. Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan
precursor stanat sebenarnya tidak terdapat dialam dan ini sebenarnya
merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga dipakai untuk sufiks
penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.
2.4 PROSES PEMBENTUKAN TEMBAGA DAN TIMAH
2.4.1 PROSES PEMBENTUKAN TEMBAGA
Proses terbentuknya (genesa) endapan bijih tembaga secara garis
besar dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu genesa primer dan genesa
sekunder.
1. Genesa Primer
Logam tembaga, proses genesanya berada dalam lingkungan
magmatik, yaitu suatu proses yang berhubungan langsung dengan
intrusi magma. Bila magma mengkristal maka terbentuklah batuan
beku atau produk-produk lain. Produk lain itu dapat berupa
mineral-mineral yang merupakan hasil suatu konsentrasi dari
sejumlah elemen-elemen minor yang terdapat dalam cairan sisa.
Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan
bumi melalui rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan)
membentuk terowongan (intrusi). Ketika mendekati permukaan
bumii, tekanan magma berkurang yang menyebabkan bahan
volatile terlepas dan temperatur yang turun menyebabkan bahan
non volatile akan terinjeksi ke permukaan lemah dari batuan
samping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite dan
hidrotermal.
Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan
batuan plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali,
aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.

12

Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk


dari proses pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana
larutan bertambah dingin dan encer. Cirri khas endapan
hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk
karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan
semula. Rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan
yang besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan
intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur
porfitik. Pada umumnya berkomposisi granodioritik, sebagian
terdeferensiasi ke batuan granitik dan monzonit. Bijih tersebar
dalam bentuk urat-urat sangat halus yang membentuk meshed
network sehingga derajat mineralisasinya merupakan fungsi dari
derajat retakan yang terdapat pada batuan induknya (hosted rock).
Mineralisasi bijih sulfidanya menunjukkan perkembangan yang
sesuai

dengan

pola

ubahan

hidrotermal.

Zona pengayaan pada endapan tembaga porfiri:


Zona pelindian.
Zona oksidasi.
Zona pengayaan sekunder.
Zona primer.
Reaksi yang terjadi pada proses pengayaan tersebut adalah :
5FeS2 + 14Cu2+ + 14SO42- + 12H2O 7Cu2S + 5Fe2+ + 2H+ + 17SO42Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
-

Mineral

utama

terdiri

pirit,

kalkopirit

dan

bornit.

- Mineral ikutan terdiri : magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit,


kubanit,

kasiterit,

kuebnit

dan

emas.

- Mineral sekunder terdiri : hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan


tembaga

natif.

Akibat dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal


maka mineralisasi bijih tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan
metamorf kontak seperti kuarsit, marmer dan skarn.
2. Genesa Sekunder

13

Dalam pembahasan mineral yang mengalami proses


sekunder terutama akan ditinjau proses ubahan (alteration) yang
terjadi pada mineral-mineral urat (vein). Mineral sulfida yang
terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang
mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida
kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan
suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang
disebut Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang
terlarut akan mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar
dan menimbulkan zona pengayaan sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah
berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya sulfidasulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam
dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan
mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses
pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan
unsur Cu sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk
mineral lain seperti kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit.
Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan kandungan kaya
bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke
bawah sampai zona air tanah maka akan terjadi suatu proses
perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi, karena
bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan
demikian terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang
dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap
belerang, dimana larutan mengandung tembaga (Cu) akan
membentuk

seperti

pirit

dan

kalkopirit

yang

kemudian

menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan


kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini

14

terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi


tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.
2.4.2 PROSES PEMBENTUKAN TIMAH
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari
endapan timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di
darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah
sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan
yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi
secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya.
Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh
air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite
(Sn02). Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang
berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi
granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi
elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan
bergerak melalui pori-pori atau retakan. Karena tekanan dan temperatur
berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit
dan batuan samping.
Pembentukan mineral kasiterit (Sn02) dan mineral berat lainnya,
erat hubungannya dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan
bijih timah (Sn) yang membentang dari Mynmar Tengah hingga Paparan
Sunda merupakan kelurusan sejumlah intrusi batholit. Batuan induk yang
mengandung bijih timah (Sn) adalah granit, adamelit, dan granodiorit.
Batholit yang mengandung timah (Sn) pada daerah Barat ternyata lebih
muda (Akhir Kretasius) daripada daerah Timur (Trias).
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang
mengandung mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik
ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana
terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini
15

terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan


yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu :
pada batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya.
Berdasarkan tempat atau lokasi pengendapannya endapan bijih
timah sekunder dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Endapan Elluvial
Endapan elluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat pelapukan
secara intensif. Proses ini diikuti dengan disintegrasi batuan samping dan
perpindahan mineral kasiterit (Sn02) secara vertikal sehingga terjadi
konsentrasi residual.
Ciri-ciri endapan elluvial adalah sebagai berikut :

Terdapat dekat sekali dengan sumbernya

Tersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah lapuk

Ukuran butir agak besar dan angular

2. Endapan Kollovial
Endapan bijih timah yang terjadi akibat peluncuran hasil pelapukan
endapan bijih timah primer pada suatu lereng dan terhenti pada suatu
gradien yang agak mendatar diikuiti dengan pemilahan
Ciri-cirinya :

Butiran agak besar dengan sudut runcing

Biasanya terletak pada lereng suatu lembah

3. Endapan Alluvial

16

Endapan bijih yang terjadi akibat proses transportasi sungai, dimana


mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar diendapkan
dekat dengan sumbernya. Sedangkan mineral-mineral yang berukuran
lebih kecil diendapkan jauh dari sumbernya.
Ciri-cirinya :

Terdapat di daerah lembah

Mempunyai bentuk butiran yang membundar

4. Endapan Miencan
Endapan bijih timah yang terjadi akibat pengendapan yang selektif
secara berulang-ulang pada lapisan tertentu.
Ciri-cirinya :

Endapan berbentuk lensa-lensa

Bentuk butiran halus dan bundar

5. Endapan Disseminated
Endapan bijih timah yang terjadi akibat transportasi oleh air hujan.
Jarak transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan penyebaran yang
luas tetapi tidak teratur.
Ciri-cirinya :

Tersebar luas, tetapi bentuk dan ukurannya tidak teratur

Ukuran butir halus karena jarak transportasi jauh

Terdapat pada lapisan pasir atau lempung

17

Endapan timah sekunder termasuk salah satu jenis endapan placer


yang mempunyai nilai ekonomis. Sunda land Tin Placer yaitu
pembentukan endapan timah placer terjadi dalam kurun waktu yang lama
sejak kala Miosen Tengah dengan ditandai mineralisasi primer tersingkap
dengan skala yang besar. Tubuh pluton granit ini mengalami pelapukan
laterit dalam (deep laterite weathering) yang mengakibatkan komposisi
kandungan mineral yang tidak resisten lapuk meningalkan mineral-mineral
berat termasuk kasiterit dalam matriks kaolin kemudian mengalami erosi
membentuk endapan elluvial placer. Proses erosi berjalan terus yang
menyebabkan endapan ini tertranspor lebih jauh membentuk endapan
kolovial placer, kejadian ini terjadi pada Sunda Land Regolith selama
Miosen bawah Pliosen Awal, tipe tipe endapan ini di Indonesia lebih
dikenal dengan endapan timah kulit.
Proses

ini dilanjutkan dengan

proses

mass

wasting

yang

mengkibatkan terakumulasinya endapan kollovial pada dasar lereng kulit


(base of hillslope), selama proses ini terjadi zona zona sesar dan kekar
sehingga alterasi / ubahan hydrothermal tererosi. Akumulasi yang dibentuk
dari hasil erosi ini mengandung bongkah bongkah regolith, karena
kandungan air yang ada terlalu tinggi menyebabkan terjadinya debris flow
membentuk endapan piedmont tin placer dengan ciri khas butiran timah
yang kasar.

Endapan Piedmont Tin Placer mengalami reworking lagi dan


membentuk timah berukuran gravel yang tertransport pada lingkungan
fluvial yang dikenal dengan Braided Stream Placer. Endapan ini
mengalami reworking lagi membentuk endapan Beach Placer dengan
karakteristik endapan lebih tipis dan lebih luas dari pada endapan Braided
Stream Placer. Variabel variable yang mempengaruhi konsentrasi
(kekayaan) endapan timah placer adalah :

18

Batuan sumber (source rock) : ukuran , kadar, distribusi butiran dari


daerah mineralisasi sebagai sumber.

Tektonik : membentuk morfostruktur permukaan bumi.

Iklim : mempengaruhi proses pada permukaan bumi yang meliputi


pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi.
Klasifikasi endapan timah placer yang didasarkan atas konsep
lingkungan pengendapan sedimen dan proses yang terjadi (Osberger,
1968, dalam Batchelor, 1973). Aspek aspek ini mempengaruhi
keberadaan dan terjadinya endapan placer, genesa endapan timah
placer tergantung pada beberapa aspek diantaranya :

Sumber batuan yang mengandung endapan primer kaya akan kasiterit

Pelapukan yang kuat sehingga mampu membebaskan mineral kasiterit


dengan mineral lainnya.

Gerakan masa batuan yang lapuk sepanjang lereng

Konsentrasi mekanis material lepas yang terjadi secara selektif dan


diendapkan kedalam suatu cekungan.

Terhindar dari proses erosi selanjutnya

2.5 PROSES PENGOLAHAN TEMBAGA DAN TIMAH


2.5.1 PROSES PENGOLAHAN TEMBAGA
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pengolahan tembaga.
1. Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam
campuran air dan minyak. Bagian bijih yang mengandung tembaga
akan diselaputi oleh minyak sedangkan zat pengotornya terbawa oleh
19

air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan mineral yang diselaputi


minyak tadi dibawa ke permukaan oleh gelembung-gelembung udara
dan mengapung, sedangkan zat-zat pengotor diendapkan di bagian
bawah. Dari pengapungan ini dapat diperoleh bijih pekat yang
mengandung 20 40% Cu.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi
reaksi
4Cu2FeS2(s) + 9O2(g) 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
3. Reduksi
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3 kemudian dipanaskan dan
dialiri udara dan terjadi reduksi menjadi logam tembaga.
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
4. Elektrolisis
Logam tembaga yang diperoleh dari reduksi masih tercampur dengan
sedikit Ag, Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis.
Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan sebagai katoda
digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan CuSO4. Tembaga
di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda
menjadi logam Cu.

Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
Cu(s)
katoda
Pada proses ini anoda semakin habis
Katoda
Anoda

:
:

Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
+
Cu(s)
+
anoda
dan katoda (tembaga murni)

makin bertambah besar, sedangkan Ag, Au, dan Pt diendapkan sebagai


lumpur anoda sebagai hasil samping.
2.5.2 PROSES PENGOLAHAN TIMAH
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pengolahan timah.
1. Tahap Konsentrasi
Tahap konsentrasi bijih timah merupakan operasi peningkatan
kadar

timah

dengan

menggunakan

peralatan

seperti

Jig

Concentrator, palong dan meja goyang. Bijih timah yang diolah


memiliki kadar awal sekitar 30 sampai 65 persen Sn.

20

Setelah melalui operasi pemisahan, kadar timah minimum yang


harus tercapai supaya dapat dipergunakan sebagai umpan
peleburan tahap pertama adalah sebesar 70 persen Sn.
2. Tahap Smelting
Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih
timah pada temparatur tinggi menjadi logam timah. Prinsip reduksi
adalah melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral kasiterit.
Reduktor yang digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO. Reaksi
yang terjadi selama proses smelting adalah:
SnO2 + CO = SnO + CO2
SnO + CO = Sn + CO2
Pada proses smelting akan terbentuk lelehan terak dan timah yang
tidak saling larut. Slag akan mengikat pengotor-pengotor yang
terdapat di dalam konsentrat. Pengotor yang paling banyak terdapat
di dalam konsentrat timah adalah unsur Fe.
Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan. Peleburan tahap
pertama adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan
timah kasar atau crude tin dan terak I (slag). Kadar timah dalam
terak I ini adalah sekitar 20 persen. Tahap ini juga dikenal dengan
sebutan peleburan konsentrat timah karena umpan yang dilebur
adalah konsentrat bijih timah.
Terak I kemudian dilebur kembali di peleburan tahap kedua.
Peleburan pada tahap dua ini menghasilkan senyawa Fe-Sn yang
disebut hardhead dan terak II dengan kadar Sn kurang daripada
satu persen. Hardhead menjadi bahan baku untuk peleburan tahap
satu.
3. Tahap Refining
Crude tin dari proses peleburan tahap satu kemudian dibawa ke
proses selanjutnya yaitu proses pemurnian. Kandungan timah
dalam crude tin adalah Sn >90 persen dan sisanya adalah pengotor
seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu, dan Sb.
Pemurnian timah dari pengotornya dapat dilakukan dengan kettle
refining, eutectic refining, serta electrolytic refining. Pemilihan
teknologi untuk proses pemurnian adalah berdasarkan tingkat
kemurnian logam timah yang diinginkan. Setelah melewati tahap
refining ini, kemurnian logam timah dapat mencapai 99,93 persen.
21

2.6 MANFAAT TEMBAGA DAN TIMAH


2.6.1 MANFAAT TEMBAGA
1. Dimanfaatkan untuk berbagai alat listrik dan rumah tangga. Hampir semua
alat rumah tangga terutama yang berhubungan dengan listrik menampilkan
label Terbuat dari Tembaga. Karena logam ini memang sangat handal
digunakan untuk penghantar listrik
2. Komponen utama perlengkapan handphone dan komputer dan elektronik
3. Komponen pembuat perhiasan. Tembaga juga dapat digunakan untuk
membuat berbagai perhiasan menarik, terutama ketika dicampurkan
dengan emas atau logam lainnya.
4. Dalam bidang pertanian, logam tembaga dapat digunakan sebagai racun.
5. Digunakan sebagai algisida (pembunuh ganggang) dalam pemurniaan air .
6. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pembuatan uang logam.
7. Campuran tembaga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan logam
lainnya.
8. Digunakan sebagai campuran untuk menghilangkan belerang dalam
pengolahan minyak.
9. Penghantar panas yang handal dan cepat
10. Memiliki kekuatan penghantar listrik yang tinggi, cocok digunakan untuk
arus listrik yang tidak stabil dan tinggi.
11. Memiliki sifat Koefisien suhu yang baik, artinya tembaga dapat menyusut
ketika suhu dingin dan memuai ketika suhu panas.
2.6.2 MANFAAT TIMAH

22

1. Timah digunakan untuk membuat kaleng kemasan, seperti untuk roti, susu,
cat, dan buah serta melapisi kaleng yang terbuat dari besi dari perkaratan.
2. Timah digunakan untuk membuat paduan logam (alloy), misalnya
perunggu (campuran timah, tembaga, dan seng)
3. Campuran timah dan timbal sebagai solder untuk menggabung pipa atau
sirkuit listrik
4. Sebagai bahan amalgam gigi
5. Timah dapat digunakan dalam lapisan kontainer baja berlapis timah
6. Timah pernah menjadi bahan pembungkus umum untuk makanan dan
obat-obatan, sekarang digantikan oleh penggunaan aluminium foil
7. Paduan niobium-timah digunakan untuk magnet superkonduksi
8. Timah oksida digunakan untuk keramik dan sensor gas

23

BAB III
PENUTUP
3.1 PENUTUP
Penulis meminta maaf kepada pembaca jika di dalam makalah ini terdapat
kesalahan penulisan. Mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca
supaya kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

24

25

Anda mungkin juga menyukai