Pertemuan 5 Prinsip-Prinsip Etika Kesehatan Masyarakat
Pertemuan 5 Prinsip-Prinsip Etika Kesehatan Masyarakat
Pertemuan 5 Prinsip-Prinsip Etika Kesehatan Masyarakat
Contoh:
Seorang dokter berjanji dengan sungguh untuk menjaga setiap rahasia
pasiennya, dan sampai kapanpun akan tetpa menjaga komitmennya
untuk menjaga kerahasiaan setiap pasiennya
Seorang tenaga kesehatan menepati janjinya dalam usaha
peningkatan dan perbaikan kesehatan di masyarakat sesuai dengan
program yang telah dibuat.
6. Fiduciarity ( Kepercayaan )
Adalah hukum hubungan atau etika kepercayaan antara dua atau
lebih pihak. Kepercayaan dibutuhkan untuk komunikasi antara
professional kesehatan dan pasien. Seseorang secara hukum ditunjuk
dan diberi wewenang untuk memegang aset dalam kepercayaan untuk
orang lain. Para fidusia mengelola aset untuk kepentingan orang lain
daripada untuk keuntungan sendiri.
Contoh:
Seorang dokter dipercaya oleh pasiennya untuk melakukan operasi
pengankatan sel kanker dalam tubuhnya.
Seorang tenaga kesehatan diberi kepercayaan oleh masyarakat dalam
memberantas wabah DBD dan malaria
7. Justice ( Keadilan )
Yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan
dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive
justice) atau pendistribusian dari keuntungan, biaya dan risiko secara adil.
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama rata dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan.
Contoh:
Tenaga kesehatan medis tidak boleh diskriminatif dalam memberikan
pelayanan kesehatan antara pasien JAMKESMAS dan pasien VVIP
Seorang tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan seperti
imunisasi, penyuluhan, pemberantasan jentik jentik pada semua
lapisan masyarakat
8. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
3