Bab I Pendahuluanfisika

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 125

Oleh: IR. H.

Deni Rachmat, MT

Silabi
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

SILABUS
Lamp)

Pembahasan tentang Gerak (Mekanik) dalam

dimensi bidang maupun dimensi ruang, Gaya,


Kerja dan Energi, Sistem Partikel dan
Kekekalan Momentum, Tumbukan dan Impuls,
Kesetimbangan Statik Benda Tegar, Osilasi
dan Gelombang Harmonik Sederhana,
Gelombang Mekanik (Tali), Gelombang Bunyi,
Gelombang Air, dan Listrik, Listrik statis
maupun dinamis, berikut besaran dan
satuannya.

TUJUAN UMUM

1. Memberikan pemahaman mengenai Fisika

Dasar yang mencakup tentang Gerak


(MEKANIKA benda padat, gas dan fluida) dan
Listrik guna menunjang beberapa mata kuliah
keahlian di semester berikutnya.
2. Memberikan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika
lebih lanjut atau ilmu pengetahuan lainnya.
3. Memberikan keterampilan dalam penyelesaian
persoalan fisika dasar terutama dalam
pemakaian kalkulus dasar sebagai alat bantu.

OUT COMES
Mahasiswa mampu memanfaatkan

pengetahuan fisika ini dalam penerapannya di


bidang industri, sesuai dengan kompetensinya
(PERMINYAKAN, METALURGI DAN MATERIAL,
EKSPLORASI TAMBANG, PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA)

RENCANA KEGIATAN MINGGUAN


(SAP)
1. PENDAHULUAN FISIKA,
2. SISTEM SATUAN DAN PENGUKURAN DAN PENGENALAN VEKTOR
3. KINEMATIKA BENDA (GERAK) : KECEPATAN DAN PERCEPATAN
BENDA
GERAK 1 DIMENSI, GERAK LINEAR DAN GERAK ROTASI
4. GERAK 2 DAN 3 DIMENSI, GERAK PELURU DAN GERAK MELINGKAR,
GERAK RELATIF
5. GAYA ( DINAMIKA BENDA) : HUKUM NEWTON
6. USAHA DAN ENERGI, KEKEKALAN ENERGI
7. SISTEM PARTIKEL DAN KEKEKALAN MOMENTUM
8. TUMBUKAN DAN IMPULSE
9. KESETIMBANGAN STATIK BENDA TEGAR
10. OSILASI
11. GELOMBANG MEKANIK
12. GELOMBANG BUNYI
13. LISTRIK & MAGNIT
14. LISTRIK DINAMIS

BUKU ACUAN
Serway, Reymond A, Physics for Scientist and

Engineers with Modern Physics, 2nd Ed.; Saunders,


2004
Young H.D, Freedman, Fisika Universitas, Edisi
Kesepuluh Jilid, Penerbit Erlangga, 2001.
Soeparno Satira, Fisika Pembahasan Terpadu, 2011
Soeparno Satira, Gunawan Handayani, Modul
Praktikum Fisika Dasar I, 2010
E-book

EVALUASI
(contoh)
Fisika Dasar 1 = 3 SKS = 100%
1. Praktikum
1 SKS = 34 %
Tugas Pendahuluan = 20%
Laporan Akhir
= 30%
Keaktifan Praktikum = 20% dari Praktikum
Kehadiran : 20% dari Praktikum
2. Teori
2 SKS = 66 %
(Teknik Perminyakan)
Kehadiran = 10 % dari Teori
UTS
= 30 % dari Teori
UAS
= 40 % dari Teori
Tugas
= 20 % dari Teori

Apakah Fisika Itu ?


Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar

yang mempelajari gejala alam yang tidak


hidup serta sifat-sifat dan interaksi antar
materi dan radiasi dalam lingkup ruang
dan waktu.
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada pengamatan eksperimental
dan pengukuran kuantitatif (Metode Ilmiah).

RUANG LINGKUP
ILMU FISIKA
Dalam bahasa Yunani ilmu fisika disebut dengan

physikos yang artinya alamiah.


Orang yang mempelajari ilmu fisika adalah
mengamati perilaku dan sifat materi dalam
bidang yang beragam,mulai dari partikel
submikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam
semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

Ilmu Fisika juga berkaitan erat dengan

matematika karena banyak teori fisika


dinyatakan dalam notasi matematis.
Perbedaannya adalah fisika berkaitan
dengan pemerian dunia material,
sedangkan matematika berkaitan dengan
pola-pola abstrak yang tak selalu
berhubungan dengan dunia material.
Aplikasi ilmu fisika banyak diterapkan
pada bidang lain, misalnya : Geofisika,
Biofisika, Fisika-kimia, Ekonofisika, dsb.

Teori utama dalam ilmu Fisika


1. Mekanika Klasik : Hukum Newton,

Mekanika Lagrangian, Mekanika


Hamiltonian, Dinamika fluida, Mekanika
kontinuum.
2. Elektromagnetik :Elektrostatik, Listrik,
Magnetik, dan Persamaan Maxwell.
3. Mekanika Kuantum : Persamaan
Schrodinger dan Teori medan kuantum.
4. Relativitas : Relativitas khusus dan umum.

Bidang utama dalam Fisika Yang akan

dipelajari di Prodi Teknik ini:


1.Fisika Mekanika (Benda Padat, Kontinum/gas
& Fluida).
2.Fisika Listrik dan Magnit
3.Fisika Optik
4.Fisika Panas (Termo)

PERISTIWA ALAM
Perilaku partikel di dalam ruang dari waktu ke waktu,
termasuk bagaimana mereka berinteraksi satu sama
lain.
Interaksi

Gravitasi
Elektromagnet
Lemah
Kuat

Besaran Gaya

Fisika
Klasik
(sebelum 1920)
Posisi dan Momentum
partikel dapat ditetapkan
secara tepat
Ruang dan Waktu
merupakan
dua hal yang terpisah

Hukum Newton

Kuantum
(setelah 1920)
Ketidak pastian Posisi
dan Momentum partikel
Ruang dan Waktu
merupakan satu
kesatuan

Dualisme
Gelombang-Partikel

Metode Ilmiah
Pengamatan terhadap
Peristiwa alam

Hipotesa

TidakCocok
Eksperimen

Uji prediksi
Teori

Hasil
positif

Perbaiki teori
Hasil negatif

Prediksi

MEKANIKA

STATIKA

ELCTROMAGNETIC

CONTD
Mekanika adalah Ilmu Fisika yang

mempelajari keadaan status benda, baik


dalam keadaan diam maupun bergerak
sebagai akibat gaya-gaya yang bekerja pada
benda itu.
Berdasarkan Sifat Materi Pembangun
dibedakan menjadi 3 kelompok:
1.Mekanikan Benda Padat (Solid Body)
2.Mekanika Kontinum
3.Mekanika Fluida

CONTD
Mekanika benda padat dibagi dua yaitu:

1. Statika benda kaku sempurna (Rigid body),


dimana pengaruh gaya-gaya luar yang bekerja
pada benda tidak menyebabkan timbulnya gerak
translasi atau percepatan sudut, jadi benda
dalam keadaan diam (awalnya diam), atau
bergerak translasi dengan percepatan konstan
(awalnya bergerak) .
2. Dinamika benda kaku, dimana pengaruh
gaya-gaya luar yang bekerja pada benda
menyebabkan translasi atau percepatan sudut.

Klasifikasi Mekanika
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan,

terjadi perbedaan aksioma prinsip:


Mekanika diklasifikasikan kedalam 3
klasifikasi:
1. Mekanika klasik
2. Mekanika kuantum atau gelombang
3. Mekanika relativitas.

Mekanika Klasik
Bertumpu pada landasan Hukum Galileo,

Kepler, Newton, Euler


1.Gerak linier Hukum Newton
2.Gerak Planet Hukum Kepler
3.Gerak Angular Hukum Euler
4.Langrange, Persamaan Langrange
5.Hamilton, Persamaan Kanonik

Mekanika Kuantum & Relativitas


Mekanika kuantum digunakan untuk benda-

benda yang mendekati ukuran atom dan sub


atom.
Mekanika relativitas dilandasi konsep baru
dari ruang, waktu, masa dan energi, serta
kerangka acuan.

PRINSIP DASAR
MEKANIKA

CONTD

CONTD

CONTD

Pengukuran

Apakah yang diukur ?

Pengamatan
Peristiwa Alam

Model
Eksperimen

Besaran Fisika

Contd
Fisika adalah Ilmu Percobaan (EKSPERIMEN),

percobaan memerlukan PENGUKURAN dan


BILANGAN digunakan untuk menyatakan
hasil pengukuran.
Setiap bilangan yang digunakan untuk
mendiskripsikan suatu fenomena fisika secara
kuantitatif disebut BESARAN FISIKA.

Contd
Ketika mengukur suatu besaran, sama halnya

dengan membandingkannya dengan suatu


acuan standar.
Jika sebuah benda dinyatakan dalam panjang
5 meter, ini artinya panjang benda tersebut
adalah 5 kali panjang suatu batang meteran
yang panjangnya didefinisikan 1 meter.
Standar seperti itu adalah SATUAN (unit)
besaran.
Mendiskripsikan suatu besaran tanpa satuan
tidak akan berarti apa-apa ( contoh jarak 5)

Pengukuran
Alat Ukur
Kuantitas
(Hasil Pengukuran)
Sistem Matrik

Kalibrasi
SI

Penyajian

Harga

Standar ukuran

Satuan

Sistem satuan

Contd
Mengukur berarti mendapatkan sesuatu

Informasi yang bersifat kuantitatif


(dinyatakan dengan bilangan).
Untuk mendapatkan informasi tersebut
tentunya menggunakan alat ukur yang
dikalibrasi atau disesuaikan dengan standar
satuan dan sistem satuan yang digunakan.
Kuantitas / hasil pengukuran penyajiannya
dalam harga dan satuan (satuan metrik atau
SI mengikuti standar ukuran dan sistem
satuan).

Konseptual

Besaran Pokok
: besaran yang ditetapkan
dengan suatu standar ukuran

Besaran Turunan
: Besaran yang dirumuskan
dari besaran-besaran pokok

Besaran
Fisika

Besaran Skalar
: hanya memiliki nilai
Matematis
Besaran Vektor
: memiliki nilai dan arah

Besaran Pokok
(dalam SI)

Satuan
(dalam SI)

Massa

kilogram (kg)

Panjang

meter (m)

Waktu

sekon (s)

Arus listrik

ampere (A)

Suhu

kelvin (K)

Jumlah Zat

mole (mol)

Intensitas

kandela (cd)

Faktor Awalan

Simbol

Faktor Awalan

Simbol

1018

exa-

10-1

desi-

1015

peta-

10-2

senti-

1012

tera-

10-3

mili-

109

giga-

10-6

mikro-

106

mega-

10-9

nano-

103

kilo-

10-12

piko-

102

hekto-

10-15

femto-

101

deka-

da

10-18

ato-

Definisi standar besaran pokok

Panjang - meter :
Satu meter adalah panjang lintasan di dalam ruang hampa
yang dilalui oleh cahaya dalam selang waktu
1/299,792,458 sekon.

In effect, this latest definition establishes that the


speed of light in vacuum is precisely 299 792 458
meters per second. This definition of the meter is
valid throughout the Universe based on our
assumption that light is the same everywhere.

CONTD
Massa - kilogram :

Satu kilogram adalah massa

silinder platinum iridium dengan


tinggi 39 mm dan diameter 39
mm.
The International Standard
Kilogram kept at Svres,
France, is housed under a
double bell jar in a vault at
the National Institute of
Standards and Technology.

CONTD
Waktu - sekon

Satu sekon adalah


9,192,631,770 kali periode
(getaran) radiasi yang
dipancarkan oleh atom
cesium-133 dalam transisi
antara dua tingkat energi
(hyperfine level) yang
terdapat pada aras dasar
(ground state).

Besaran Turunan
Contoh :

Kecepatan
pergeseran yang dilakukan persatuan waktu
satuan : meter per sekon (ms-1)

Percepatan
perubahan kecepatan per satuan waktu
satuan : meter per sekon kuadrat (ms-2)

Gaya

massa kali percepatan


satuan : newton (N) = kg m s-2

DIMENSI
Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran

fisika yang tidak bergantung pada satuan yang


digunakan.
Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam meter,

mil, langkah,dll. Apapun satuannya jarak pada dasarnya


adalah panjang.

Besaran
Pokok

Simbol
Dimensi

Besaran
Pokok

Simbol
Dimensi

Massa

Suhu

Panjang

Jumlah Zat

Waktu
Arus listrik

T
I

Intensitas

Suatu besaran dapat dijumlahkan atau


dikurangkan apabila memiliki dimensi yang
sama.
Setiap suku dalam persamaan fisika harus
memiliki dimensi yang sama.

Kelajuan = jarak/waktu
v = d/t (m/s)L/T = L.T
Energi kinetik = m.v
Energi Potensial = m.g.h
Momentum = masa x kecepatan
Usaha atau Kerja = Gaya x Jarak
Daya = Kerja per satuan waktu
Selesaikan Dimensi jarak S = k a . t

Perioda ayunan sederhana T dinyatakan dengan rumus


berikut ini :
T 2 gl
yang mana l panjang tali dan g percepatan gravitasi dengan
satuan panjang per kwadrat waktu. Tunjukkan bahwa persamaan ini secara dimensional benar !

Jawab :
Dimensi perioda [T] : T
Dimensi panjang tali [l] : L
Dimensi percepatan gravitasi [g] : LT-2
: tak berdimensi

L
T
LT 2
T

Setiap pengukuran selalu memiliki,


ketidakpastian, jika mengukur sebuah
benda dengan mistar biasa, hanya dapat
diandalkan kebenarannya sampai mm
terdekat. Pernyataan 3,00 mm adalah
salah karena keterbatasan alat ukur yang
digunakan hanya sampai mm tidak
dibelakang koma, tapi jika menggunakan
mikrometer sekrup, yang memiliki
ketelitian hingga 0.01 mm informasi ini
benar.

CONTD
Perbedaan antara kedua hasil pengukuran
ini adalah ketidakpastian. Pengukuran
dengan mikrometer skrup memiliki
ketidakpastian lebih kecil, ini menghasilkan
pengukuran yang lebih akurat.
Ketidakpastian disebut juga galat (error),
galat mengindikasikan selisih maksimum
yang mungkin terjadi antara nilai terukur
dengan nilai sebenarnya (disimbolkan ).

CONTD
Misalnya:

Sebuah benda berdiameter d = 56.00 0.02


mm, ini berarti tidak mungkin kurang dari
49.98 dan tidak lebih dari 56.02 mm. Dalam
notasi pendek 56.00(02). Galat dalam
bilangan disebut galat fraksional (fractional
error ).
d = dp d
Dapat juga dituliskan galat tersebut dalam %
galat persen (percent error) (d/dp)

KESALAHAN
PENGUKURAN
Kesalahan (error) : yaitu besarnya taksiran

nilai penyimpangan terhadap nilai hasil


pengukuran suatu besaran. Nilai ini sering
disebut pula sebagai nilai ketidakpastian.
Secara kualitatif dapat dinyatakan bahwa
makin kecil nilai kesalahan makin tinggi
ketelitian suatu alat ukur; dan sebaliknya
makin besar nilai kesalahan disebut makin
rendah ketelitian alat ukur tersebut.

CONTD
1. Kesalahan-kesalahan intrinsik,

absolut dan relatif.


Kesalahan yang terdapat ketika instrumen dalam
kondisi referensi disebut kesalahan intrinsik,
Kesalahan absolut adalah perbedaan yang
didapat dari pengurangan harga yang diukur
dengan harga yang benar. Kesalahan relatif
yaitu perbandingan kesalahan absolut dengan
harga yang benar.

CONTD
Dimana:
M = Harga sebenarnya
T = Harga hasil pengukuran
= Error Absolut

CONTD
2. Kesalahan acak dan tidak menentu
Kesalahan tidak menentu dan acak terlihat bila pengukuranpengukuran berulang pada besaran sama menghasilkan
harga-harga yang berbeda. Besar dan arah dari kesalahan
tidak diketahui dan tidak dapat ditentukan. Kesalahan
tersebut timbul banyak dalam analisa data dinamis. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya gesekan atau histerisis
pegas, noise/derau, atau gejala lain. Faktor yang
menyebabkan ialah perubahan sinyal input yang acak
(random), bersama noise dan drift yang ada dalam
pengkondisi sinyal. Ketidakmenentuan dinyatakan sebagai
deviasi rata-rata, kemungkinan kesalahan, atau deviasi
statistik. Harga kesalahan diperkirakan sebagai harga
daripenyimpangan nilai yang diamati atau dihitung terhadap
nilai yang sebenarnya.

CONTD
3. Kesalahan Sistimatik atau Instrumental
Kesalahan sistimatik relatif konstan, kesalahan
disebabkan karena sensitivitas, drift, zero effect.
Gejalanya biasanya tersembunyi tidak mudah
terlihat. Harga kesalahan ini didapatkan secara
statistik berdasarkan observasi berulang dalam
kondisi yang berbedabeda atau dengan alat yang
berbeda (tipe sama). Biasanya kesalahan ini dapat
dihilangkan menggunakan faktor koreksi, Kesalahan
instrumental adalah pengukuran ketetapan pada
pembacaan instrumen. Kesalahan ini dapat
direduksi oleh pengamat pada waktu membaca.
(membacanya lebih cermat).

CONTD
Kesalahan interferensi
Gangguan yang tidak diinginkan termodulasi pada
sinyal input yang rendah misalnya karena noise
(derau), hum (dengung), induksi, riak (ripple), atau
dari transien karena saklar dihidupkan, ini semua
mengakibatkan kesalahan interferensi. Noise timbul
dari mesin listrik lain, medan maknit, sumber panas,
gangguan cuaca, pembusuran kontak pada saklar
dan relay, elektrostatis dan lainnya. Kesalahan ini
dapat dikurangi memakai isolasi pada alat,
diskriminasi frekwensi. Isolasi (shielding) terhadap
listrik, elektromaknit dan Iistrik statis.

CONTD
4. Kesalahan instalasi (kesalahan pakai)

Kesalahan timbuI karena pemakaian tidak


sesuai dan salah instalasi. Kesalahan ini
nyata besarnya bila alat bekerja di luar
jangkauannya seperti : panas yang
berlebihan, geteran dan tidak match.
Semua alat harus bekerja sesuai dengan
batas-batas yang dinyatakan dalam
spesifikasi alat oleh pembuatnya.

CONTD

5. Kesalahan operasi (kesalahan


manusia)
Kesalahan ini terjadi bila teknik penggunaan alat sangat
buruk, walaupun alat sebetulnya akurat dan terpilih baik.
Misalnya kesalahan timbul karena penyetelan yang tidak
sesuai, standar rusak, skala yang kanan tidak sesuai,
pembacaan paralaks, dan operator kurang terlatih.
Pembacaan berulang oleh pengamat yang terlatih dan
pengecekan yang bebas (independent) perlu dilakukan
bilamana mungkin.
Kesalahan lain sebagai kesalahan orang yang disebabkan
karena ceroboh, karena kurang pengalaman dan
keterbatasan pribadi, masih mungkin timbul. Kesalahan
ini dapat diatasi dengan pembacaan instrumen dilakukan
oleh lebih dari satu orang.

CONTD
6. Driftnol (zero drift)

Drift nol adalah deviasi yang terlihat pada


output instrumen terhadap waktu dari
harga permulaan, hila kondisi instrumen
semua konstan. lni dapat disebabkan oleh
variasi kondisi lingkungan atau karena
umur.

CONTD
7. Kesalahan karena perubahan-perubahan
sensitif
Kadang-kadang, kesalahan karena drift pada skala nol atau skala
penuh adalah besar dan sifatnya sangat acak. Koreksi sangat
sukar dihilangkan. Kesalahan maksimum timbul sesaat setelah
alat dihidupkan dan mengecil setelah waktu pemanasan.
Kesalahan ini timbul karena perubahan sensitivitas alat akibat
perubahan temperatur atau fluktuasi tegangan jala-jala.
Kesalahan ini dapat dikurangi memakai kompensasi temperatur
dan regulator tegangan atau dengan pemakaian penguat
diferensial yang seimbang atau penguat dengan stabilisasi
chopper (Chopper stabilized). Kesalahan ini dapat dikurangi
dengan pengamatan yang berulang dan kalibrasi statis yang
banyak pada input yang konstan. Sifat dari kesalahan acak
mengikuti distribusi Gauss.

CONTD
8. Kesalahan statistik

Kesalahan statistik dalam pengukuran


dapat dinyatakan dalam harga rata-rata
statistik
(statistical mean) dan deviasi standar.
Bila x1, x2, xn menyatakan sekumpulan
harga besaran yang diukur, harga rata-rata
statistik x dari pembacaan-pembacaan
diberikan sebagai :

CONTD
adalah nilai taksiran atau nilai rata-rata dari
besaran X.
X adalah nilai ketidakpastian absolut dari
besaran X, dan
% adalah nilai
ketidakpastian relatif dari besaran X.
Penentuan nilai dan nilai ketidakpastian X
ditentukan tergantung proses pengukuran
yang dilakukan. Terdapat dua cara
menentukan kedua nilai tersebut , yaitu :

CONTD
1. Pengukuran dilakukan sekali
Pengukuran dalam percobaan yang dilakukan
hanya sekali, penentuan nilai
ditetapkan oleh
nilai bawah pada penunjukkan angka alat tersebut.
Apabila
dalam alat ukur terdapat nonius, maka
nilai
memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi yang
diperoleh dari berimpitnya nilai sekala terkecil
(NST) dengan sekala nonius (0.01).
Perhatikan pengukuran yang nilainya ditunjukkan
tanda panah pada gambar 1.

CONTD
NST dari alat ukur ini adalah 0,1 skala. Apabila

pada alat ukur tidak dilengkapi dengan nonius,


maka hasil pengukuran memberikan nilai
=
33,1.
Bila alat ini diperlengkapi dengan nonius,
pembacaan nilai menjadi
= 33,14.
32

33

34

10

35

CONTD
Angka 4 merupakan tambahan tingkat

pengukuran yang diperoleh dari sekala


berimpit, yaitu sekala 4 pada nonius yang
berimpit dengan sekala 33,5 pada ukuran alat
ini. Nilai X pada pengukuran yang dilakukan
sekali adalah setengah dari nilai NST, jadi X
= 0,05. Dengan demikian hasil pengukuran
besaran X pada contoh ini dituliskan sebagai :
X (33,14 0,05 )

CONTD
2. Pengukuran dilakukan berulang kali :
Pada pengukuran berulang kali , sebutlah N
kali , nilai ditentukan sebagai nilai rata-rata
dari semua pengukuran. Secara matematis
penentuan nilai rata rata ini dituliskan dalam
bentuk :
X1 X 2 X 3 ....... X N
1 N
X
Xj
N
N j1

CONTD
Nilai ketidakpastian, X, ada pada rentang
nilai-nilai pengukuran.
Terdapat 2 cara penentuan nilai X , yaitu :
a. Menggunakan nilai tengah dari nilai tertinggi
(Xmax) dan nilai terrendah (Xmin). Sehingga nilai
X adalah :

X max - X min
X
2

CONTD
b. Menggunakan nilai penyimpangan baku
(standar deviasi), yang didefinisikan sebagai
:

2
(X
X
)
j
j 1

Jika jumlah pengukuran


besar
(N besar)
N
N
N

2
(X
X
)
j
j 1

(N 1)

N X j - ( X j ) 2
2

j 1

j1

N(N 1)

Nilai X

X -X

(XX)2

100

45

2025

90

35

1225

80

25

625

70

15

225

60

25

50

-5

25

40

-15

225

30

-25

625

20

-35

1225

10

-45

2025

CONTOH: Suatu Hasil


pengukuran:
X1 X 2 X 3 ....... X N 1 N
X
Xj
N
N j1
N

(X
j 1

- X)

Jumlah
N

2
(X
X
)
j
j 1

(N 1)

8250
N

N X j - ( X j ) 2
j 1

j1

N(N 1)

KOMBINASI BESARAN
Nilai suatu besaran seringkali ditentukan oleh
UKUR

suatu rumus yang di dalamnya terdiri lebih


dari satu jenis besaran. Besaran-besaran yang
membangun rumus tersebut nilainya diukur
dengan ketidakpastiannya masing-masing.
Sebagai contoh, bila diberikan besaran
A (A A )
B (,B B )
, dan
maka nilai ketidakpastian dari suatu besaran
yang dihitung berhubungan dengan kedua
besaran tersebut.

CONTD
Misal Besaran akhirnya adalah Y dan

kesalahan absolutnya adalah Y, sedangkan Y


merupakan fungsi dari besaran-besaran ukur
X1, X2, X3,, Xn yang memiliki kesalahan
absolut X1, X2, X3, .., Xn. Jadi Y =
f(X1, X2, X3,., Xn) maka:

Y
Y
Y
Y
Y
X 1
X 2
X 3 .......
X n
X1
X 2
X 3
X n

CONTD
Contoh:

Y X1 X 2
Y

(X1 X 2 )
(X1 X 2 )
X 1
X 2 X 1 X 2
X 1
X 2

Y X1 X 2

(X1 X 2 )
(X1 X 2 )
Y
X 1
X 2 X 1 X 2
X 1
X 2
Y X1.X 2

(X1. X 2 )
(X1. X 2 )
Y
X 1
X 2 X 2 .X 1 X 1.X 2
X 1
X 2

CONTD
Y Xn
Y n. X n 1X
Y X1 / X 2
Y

(X1 / X 2 )
(X1 / X 2 )
X 1
X 2 (1 / X 2 ).X 1 ( X 1 / X 22 ).X 2
X 1
X 2

CONTD
CONTOH:
1. Mengukur Luas benda
Luas benda A = p x l
p = panjang
l = lebar
A = A

p ( p p )
l (l l )

2. Volume benda (V = p.l.t)


3. Rapat Masa ( = m/V)

CONTD
Pembobotan kesalahan

Dalam sebuah percobaan, kesalahan tidak


dapat langsung dihitung misalnya :
kesalahan pengamatan pengukuran angka
Mach sangat bergantung pada kesalahan
ukur pada dua harga tekanan. Kesalahan
tergantung pada harga-harga yang
berhubungan dengan masing-masing
pengukuran dan pula dengan interaksi
kesalahan pada perhitungan akhir. Tiap
kesalahan tidak mempengaruhi hasil akhir.

CONTD
Kecermatan/Ketelitian/Keakuratan:

yaitu kemampuan dalam menghasilkan


nilai pengukuran sedekat mungkin dengan
nilai suatu besaran.
Akurat , cermat, teliti, tidak bias dari nilai

terukur menunjukan seberapa dekat nilai


terukur terhadap nilai sebenarnya.

CONTD
Ketepatan (presisi) : yaitu kemampuan suatu alat

dalam menghasilkan nilai pengukuran sedekat


mungkin dengan nilai suatu besaran. Ketepatan
adalah merupakan kedekatan pengukuran masingmasing yang didistribusikan terhadap harga rataratanya. Maksudnya merupakan ukuran kesamaan
terhadap angka yang diukur sendiri dengan alat yang
sama, jadi tidak dibandingkan dengan harga
standar/baku.
Ketepatan ini, berlainan dengan ketelitian, dan
ketepatan yang tinggi tidak menjamin ketelitian yang
tinggi (ketelitian dibandingkan dengan harga baku).

CONTD
Kepekaan (sensitivitas) : yaitu kemampuan

suatu alat dalam mengukur nilai terkecil dari


besaran atau perubahannya.
Makin rendah batas nilai terkecil yang terukur,

makin tinggi kepekaan alat tersebut.

CONTD
Daya pisah (resolusi) : yaitu kemampuan

suatu alat dalam membedakan dua nilai


berdekatan dari suatu besaran yang
diukurnya.
Makin kecil beda nilai yang mampu diukur,
maka makin tinggi resolusi alat tersebut.
Pada alat, kemampuan ini ditunjukkan oleh
nilai sekala terkecil (NST).

PRESISI (KETEPATAN) dan


AKURASI (KECERMATAN)

ANGKA SIGNIFIKAN (ANGKA


PENTING)

Ketidakpastian suatu bilangan tidak


dicantumkan secara eksplisit, tapi dinyatakan
banyaknya angka-angka penuh arti
(keberartian/signifikan) dalam nilai terukur.
Ketidak pastian dinyatakan secara tidak
langsung oleh jumlah angka yang digunakan
dalam menuliskan bilangan tersebut dan
banyaknya angka yang dipakai dalam
penulisan dapat disebut sebagai angka
berarti (AB).

CONTD
Dijit yang diketahui yang dapat dipastikan

(selain angka nol yang dipakai untuk


menetapkan letak koma) disebut angka
signifikan. 2.50 memiliki 3 angka signifikan,
2.503 memiliki 4 angka signifikan, 0.00103
memiliki 3 angka signifikan (Tiga angka nol
dari yang pertama hanyalah untuk
menunjukan menempatkan koma, dalam
notasi ilmiah 1.03 x 10).

CONTOH
Aturan:
1.Semua angka yang bukan angka nol adalah

angka penting.
3.24 (3 angka penting), 85.64 (4 angka
penting), 356 (3 angka penting)
2. Angka nol yang terletak diantara dua angka
bukan nol termasuk angka penting.
304 (3 angka penting), 40006 (5 angka
penting), 75.06 (4 angka penting)

CONTOH
3. Untuk desimal yang lebih kecil dari satu (0,..), angka

nol yang terletak sebelah kiri angka bukan nol, baik


yang disebelah kiri maupun sebelah kanan koma
desimal (0, 00800) tidak termasuk angka
penting .
0.0006 ( 1 angka penting), 0.070 (1 angka penting)
4. Angka nol pada deretan terakhir sebuah bilangan
termasuk angka penting, kecuali kalau angka sebelum
angka nol digaris-bawahi: 1300 ( 3 angka penting).
1.3 x 10 (dua angka penting), 1.30 x 10 (tiga angka
penting), 1.300 x 10 (empat angka penting)

CONTD
Jumlah angka signifikan dalam suatu perkalian
dan pembagian tidaklah lebih besar daripada
jumlah terkecil angka signifikan dalam
masing masing bilangan yang terlibat dalam
perkalian atau pembagian.
Contoh:
3.1416 x 2.34 x 0.58 = 4.3 (2 angka
signifikan).
424/135 = 3.14 (tiga angka signifikan)

CONTD
Hasil dari penjumlahan dan pengurangan bilangan

penting hanya boleh mengandung satu angka yang


diragukan.

Contoh:

Angka 4 diragukan, angka 0 pada persamaan sebelah

kiri diragukan, dan pada persamaan disebelah kanan


akan ada 2 angka diragukan yaitu angka 3 dan 0,
sedangkan aturan hanya boleh mengandung 1 angka
diragukan, oleh karena itu dibulatkan sampai ratusan =
33400

CONTD
Hasil dari penjumlahan dan pengurangan dua

bilangan, diragukan (tidak memiliki angka


penting) jika bialangan tersebut berada di luar
tempat desimal terakhir dimana kedua bilangan
asal memiliki angka penting.
Contoh : Bilangan pertama 1.040 memiliki

tiga angka penting dibelakang koma, bilangan


kedua 0.2134 memiliki 4 angka penting di
belakang koma. Menurut aturan di atas
Jumlahan hanya memiliki 3 angka penting di
belakang koma 1.040 + 0.2134 = 1.2534.
Jadi cukup ditulis 1.253

ANALISIS REGRESI
5.1. Umum
Dalam analis data hasil pengukuran sering

dilakukan pembuatan suatu kurva yang dapat


mewakili rangkaian data yang diberikan
dalam sistem kordinat x-y

CONTD
Data tersebut dapat berupa hasil percobaan di
laboratorium atau pengamatan dilapangan seperti :
1.Percobaan Hukum Hook, memberikan hubungan Gaya
Pegas F terhadap perubahan panjang pegas (F = kx)
2.Percobaang Gaya gesek fluida, memberikan hubungan
Gaya gesek fluida F dengan kecepatan benda jatuh
dalam fluida (F =-6 rv)
3. Hubungan antara data hujan dan debit sungai
4.Pertumbuhan arus barang atau penumpang disuatu
pelabuhan, terminal atau bandara dari tahun-ke
tahun,
5.Pertumbuhan jumlah penduduk sebagai fungsi waktu,
6.Hubungan antara kandungan oksigen di air dan
temperatur .

Analisis Regresi
Contoh : Tentukan persamaan garis yang mewakili
N
data berikut.

o 1 2
3 4 5
6 7 8 9 10
x 4 6
8 10 14 16 20 22 24 28
y 30 18 22 28 14 22 16 8 20 8
Penyelesaian:

Gambarkan titik-titik data tersebut dalam kordinat

x-y

Analisis Regresi
Menghitung data untuk Regresi linier:
No

xi

yi

xi.yi

xi

30

120

16

18

108

36

22

176

64

10

28

280

100

14

14

196

196

16

22

352

256

20

16

320

400

22

176

484

24

20

480

576

10

28

224

784

n
10

xi
152

yi xi.yi xi
186

2432

2912

Analisis Regresi
Menentukan nilai rata-rata:

Persamaan garis yang mewakili titik data tersebut

adalah:

Dengan:

= -0.6569 dan

= 28.5849
Jadi persamaan garis tersebut:
0.6569.x

y = 28.5849

Analisis Regresi
Dalam Analisis Regresi akan dibuat kurva atau fungsi

berdasarkan sebaran titik data.


Kurva yang terbentuk diharapkan mewakili titik data
tersebut
Seringkali, setelah kurva terbentuk juga dilakukan
ekstrapolasi untuk mendapatkan nilai y yang berkaitan
dengan nilai x yang berada diluar rangkaian data.
Metoda yang digunakan adalah metoda Least Square
(metoda kuadrat terkecil). Metoda ini memungkinkan
untuk membuat kurva yang paling mendekati titik-titik
data.

Analisis Regresi
Penetapan bentuk kurva, apakah kurva linier,

logaritmik atau kuadratik bergantung dari


kecenderungan (trend) dari penyebaran titik
data.
Analisis regresi dengan metoda kuadrat
terkecil banyak menggunakan beberapa
notasi dan teori statistik. Oleh karena itu
sebelum mempelajari regresi kuadrat terkecil
lebih mendalam perlu diingat kembali
beberapa prinsip statistik.

Analisis Regresi
5.3. Metoda Kuadrat Terkecil
Gambar ini menunjukan sebaran titik-titik data dari hasil
pengukuran pada bidang x-y.

Akan dicari suatu kurva g(x) yang dapat mewakili titik


percobaan tersebut. Cara termudah adalah membuat kurva
tersebut secara visual yang merupakan fungsi terbaik g(x)
yang digambarkan oleh titik-titik data, tapi cara ini kurang
memuaskan, terutama ketika penyebaran datanya cukup
besar.

Analisis Regresi
Metode yang lebih pasti untuk mendapatkan kurva tersebut yaitu

dengan membuat kurva yang meminimumkan perbedaan (selisih)


antara titik-titik data dengan kurva. Teknik ini disebut regresi
kuadrat terkecil.
Prosedurnya sebagai berikut:
1. Titik-titik percobaan digambar pada suatu sistem kordinat. Dari
gambar sebaran titik data tersebut dapat diketahui trend atau pola
secara umum dari kumpulan titik-titik data, sehingga dapat
ditentukan apakah kurva yang mewakili berupa garis lurus (linier)
atau lengkung.
2. Dipilih suatu fungsi g(x) yang dianggap bisa mewakili f(x) yang
memiliki bentuk umum sebagai berikut:

Fungsi tersebut tergantung dari parameter :

Analisis Regresi
3. Ditentukan parameter
sedemikian rupa sehingga
melalui sedekat mungkin titik-titik data.
Bentuk
mempunyai arti
fungsi g (xi) dengan parameter
4. Apabila kordinat dari titik-titik percobaan adalah
M(xi,yi)
dengan i=1,2,3,,n maka selisih
ordinat antara titik-titik tersebut dengan fungsi
adalah

Analisis Regresi
Dipilih suatu fungsi g(x) yang mempunyai

kesalaha Ei terkecil. Dalam metode ini jumlah


kuadrat dari kesalahan adalah terkecil.

Dicari parameter

sedemikian
hingga D adalah minimum. Nilai D akan
minimum jika turunan pertamanya terhadap
adalah nol sehingga:

Analisis Regresi
7. Penyelesaian persamaan tersebut akan

memberikan hasil parameter


.
Dengan demikian persamaan kurva terbaik
yang mewakili titik-titik data telah diperoleh.

ANALISIS REGRESI LINIER


5.4. Metoda Kuadrat Terkecil Untuk Kurva Linier
Bentuk yang paling sederhana dari regresi kuadrat
terkecil adalah apabila kurva yang mewakili titik-titik data
merupakan garis lurus, sehingga persamaannya adalah:
g(x) = ao + a1.x = a+ bx
dalam hal ini a = a0 dan b = a1
Jumlah kuadrat terkecilnya dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
Agar supaya nilai D (error kuadrat) adalah minimum,
maka persamaan diatas diturunkan terhadap parameter a
dan b, dan kemudian disama-dengankan nol ( fungsi
minimum).

ANALISIS REGRESI LINIER


Turunan pertama terhadap nilai a adalah:

Turunan pertama terhadap nilai b adalah:

Analisis Regresi
Persamaan tersebut dapat ditulis:

dengan a = n.a

Penyelesaian untuk mencari a dan b dapat

dilakukan denga metoda penyelesain sistem


persamaan linier (matriks, gauss, dll)

Analisis Regresi Linier


Metoda gauss:

Analisis Regresi Linier


Selanjutnya:

Analisis Regresi Linier


Persamaan tersebut untuk menghitung koefisien a

dan b, sehingga fungsi g (x) dapat dicari.


Untuk mencari derajat kesesuaian dari persamaan
yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi sebagai
berikut:

Dengan r adalah koefisien korelasi, sedang D dan Dt

diberikan dalam bentuk:

Nilai r bervariasi antar 0 sampai dengan 1.

Lanjut
Jika bernilai mendekati +1 artinya persamaan
yang diambil dari data y dan x berkorelasi
positif kuat.
Jika bernilai mendekati -1 artinya y dan x
berkorelasi negatif kuat.

VEKTOR

2.1

2.1 BESARAN SKALAR DAN VEKTOR


Sifat besaran fisis : Skalar
Vektor

Besaran Skalar
Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan
oleh bilangan dan satuan).
Contoh : waktu, suhu, volume, laju, energi
Catatan : skalar tidak tergantung sistem koordinat

Besaran Vektor

Besaran yang dicirikan oleh besar dan arah.


Contoh : kecepatan, percepatan, gaya
Catatan : vektor tergantung sistem koordinat

y
x

2.2

2.2 PENGGAMBARAN DAN PENULISAN (NOTASI) VEKTOR


Gambar :
P

Titik P

: Titik pangkal vektor

Titik Q

: Ujung vektor

Tanda panah

: Arah vektor

Panjang PQ = |PQ|

: Besarnya (panjang) vektor

Notasi Vektor
A

Huruf tebal

Besar vektor A = A = |A|


(pakai tanda mutlak)

Pakai tanda panah di atas


Huruf miring
Catatan :
Untuk selanjutnya notasi vektor yang digunakan huruf tebal
2.3

a. Dua vektor sama jika arah dan besarnya sama


A

b. Dua vektor dikatakan tidak sama jika

A= B
:

1. Besar sama, arah berbeda


A

2. Besar tidak sama, arah sama


A

3. Besar dan arahnya berbeda


A

2.4

2.3 OPERASI MATEMATIK VEKTOR


1. Operasi jumlah dan selisih vektor
2. Operasi kali
2.3.1 JUMLAH DAN SELISIH VEKTOR
1.
2.
3.
4.

Metode :

Jajaran Genjang
Segitiga
Poligon
Uraian

1. Jajaran Genjang

=
S

B
A+
=
R

-B
=A

-B

R = A+ B

Besarnya vektor R = | R | =
Besarnya vektor A+B = R = |R| =
Besarnya vektor A-B = S = |S| =

A 2 B 2 2 AB cos
A 2 + B 2 + 2 AB cos
A 2 + B 2 - 2 AB cos

2.5

Jika vektor A dan B searah


= 0o : R = A + B
Jika vektor A dan B berlawanan arah = 180o : R = A - B
Jika vektor A dan B Saling tegak lurus = 90o : R = 0
Catatan : Untuk Selisih (-) arah Vektor di balik

2. Segitiga
B

A+

3. Poligon (Segi Banyak)


D
B

A
+

A+B+C+D

B
2.6

4. Uraian
Vektor diuraikan atas komponen-komponennya (sumbu x dan sumbu y)
Y
Ay

A
B

By
Ax

Bx

B = Bx.i + By.j

Ax = A cos ;

Bx = B cos

Ay = A sin ;

By = B sin

Besar vektor A + B = |A+B| = |R|


|R| = |A + B| =

A = Ax.i + Ay.j ;

Rx = Ax + Bx

Rx 2 R y 2

Arah Vektor R (terhadap sb.x positif) = tg =

Ry = Ay + By

Ry
Rx

= arc tg

Ry
Rx
2.7

2.3.2 PERKALIAN VEKTOR


1. Perkalian Skalar dengan Vektor
2. Perkalian vektor dengan Vektor
a. Perkalian Titik (Dot Product)
b. Perkalian Silang (Cross Product)
1. Perkalian Skalar dengan Vektor

Hasilnya vektor

k : Skalar
A : Vektor

C=kA

Vektor C merupakan hasil perkalian antara skalar k dengan vektor A


Catatan

Jika k positif arah C searah dengan A


Jika k negatif arah C berlawanan dengan A
k = 3,

C = 3A

2.8

2. Perkalian Vektor dengan Vektor


a. Perkalian Titik (Dot Product)

A B

os
c
B

=C

Hasilnya skalar

C = skalar

Besarnya : C = |A||B| Cos


A = |A| = besar vektor A
B = |B| = besar vektor B
= sudut antara vektor A dan
B

B
A cos

2.9

1. Komutatif : A B = B A
2. Distributif : A (B+C) = (A B) + (A C)

Catatan :
1. Jika A dan B saling tegak lurus A B = 0
2. Jika A dan B searah
A B =A B
3. Jika A dan B berlawanan arah A B = - A B

2.10

b. Perkalian Silang (Cross Product)

Hasilnya vektor

C = Ax B
B

A
B

A
C=BxA
Catatan :
Arah vektor C sesuai aturan tangan kanan
Besarnya vektor C = A x B = A B sin
Sifat-sifat :
1. Tidak komutatif A x B = B x A
2. Jika A dan B saling tegak lurus A x B = B x A
3. Jika A dan B searah atau berlawan arah A x B = 0
2.11

2.4 VEKTOR SATUAN


Vektor yang besarnya satu satuan

A
A
A

Notasi

A A

A
A

Besar Vektor

Dalam koordinat Cartesian (koordinat tegak)


Z
k

A
j

Arah sumbu x

Arah sumbu y

i
j

Arah sumbu z

A Ax i Ay j Az k

2.12

Sifat-sifat Perkalian Titik (Dot Product) Vektor Satuan

i i

j j =

k k

i j

j k =

k i

Sifat-sifat Perkalian silang (Cross Product) Vektor Satuan


ixi

jxj

= kxk

ixj

jxk

kxi

0
k
i

j
2.13

Contoh Soal
1. Lima buah vektor digambarkan sebagai berikut :

X
C

Besar dan arah vektor pada gambar di samping :

B
A

Vektor

Besar (m)

Arah (o)

19

15

45

16

135

11

207

22

270

Hitung : Besar dan arah vektor resultan.


Jawab :

Vektor

Besar (m)

Arah(0)

Komponen X(m)

Komponen Y (m)

A
B
C
D
E

19
15
16
11
22

0
45
135
207
270

19
10.6
-11.3
-9.8
0

0
10.6
11.3
-5
-22

RX = 8.5

RY = -5.1

R
Besar vektor R :
R 2+=
R 2
8.52+ ( - 5 .1)2
=
X
y
Arah vektor R terhadap sumbu x positif :
- 5.1
tg =
= - 0,6
8.5

= 329.03 (terhadap x berlawanan arah jarum jam )


0

94.
. 01
= 9.67 m

2.14

2. Diketahui koordinat titik A adalah (2, -3, 4). Tuliskan dalam bentuk vektor dan berapa
besar vektornya ?
Jawab :
Vektor A =
A =

2i 3j + 4k
A

2 + (-3) + 4

29

satuan

3. Tentukanlah hasil perkalian titik dan perkalian silang dari dua buah vektor berikut ini :
A = 2i 2j + 4k
B = i 3j + 2k
Jawab :
Perkalian titik :
A . B = 2.1 + (-2)(-3) + 4.2
= 16

Perkalian silang :
AxB =

i
2
1

j
- 2
- 3

k
4
2

= { (-2).2 4.(-3)} i {2.2 4.1} j + {2.(-3) (-2).1} k


= (-4+12) i (4-4) j + (-6+4) k
= 8i 0j 2j
= 8i 2k

Besaran Vektor:
Besaran yang memiliki besar (nilai/angka) dan arah

Contoh besaran Vektor: Perpindahan, kecepatan, percepatan,


gaya,dll

Besaran Skalar:
Besaran yang hanya memiliki besar (nilai/angka) saja

Gambar Vektor

Garis kerja Vektor


Arah Vektor
Besar Vektor
Titik tangkap/titik pangkal
Vektor
Garis kerja Vektor

PENULISAN VEKTOR
A

AB
A

Vektor A

= Vektor AB

PENJUMLAHAN & PENGURANGAN VEKTOR


Vektor hasil penjumlahan & pengurangan = Vektor Resultan ( R )

Cara Poligon
Penjumlahan & Pe
ngurangan Vektor
Soal-soal

Cara Jajaran Genjang

Nilai dan Arah Resultan Dua Buah Vektor Yang


Membentuk Sudut
a. 90
B
+
A
R=

A2 B 2 2 AB cos

B
R

A2 B 2 2 AB cos 90

a. = 90

=A

+B

A2 B 2

cos 90 0

Penguraian Vektor Menjadi KomponenKomponennya


Y

Besar Sudut ....?

Ay

Tg
R

Ay
Ax

arc tg

Ay
Ax

Ax

Ax A cos

Ay A sin ???

Dari
Mana

Kesimpulan Dari Beberapa Kasus


Besar Resultan yang mungkin dari dari dua buah vektor A dan
B adalah:

A BR A+ B
3= 3
-3= 3

5= 5
-5= 5

100 = 100
- 100 = 100

Keterangan:
Bila sebuah bilangan diberi tanda mutlak ( . ), maka diambil
nilai yang positif

Vektor 3 Dimensi

END

Anda mungkin juga menyukai