Farmakologi Gangguan Neurologis
Farmakologi Gangguan Neurologis
Farmakologi Gangguan Neurologis
Konvulsi (kejang)
Parkinsonisme
Migren
ANTI KONVULSI
A. mekanisme aksi
beberapa cara kerja dari Obat-obatan antikonvulsi bekerja, antara lain:
1. Penguatan transmisi GABAergik yang diketahui berfungsi sebagai Inhibitorik
Barbiturat, Primidon
B. Klasifikasi antikonvulsi
1. Barbiturat
2. Hydantoin
3. Oxazolidinedion
4. Succinimide dan
5. Acetylurea
parsial
&
Penggunaan klinis
Phenytoin merupakan obat yang paling efektif untuk mengatasi serangan
pasial dan serangan tonik klonik umum
Farmakokinetik
- Absorpsinya tergantung dari formulasi bentuk sediaan
Na+ - phenytoin diabsorpsi sempurna dengan kadar puncak 3-12 jam
sedangkan bila diberikan secara IM, beberapa obat dapat mengendap
dalam otot tapi fosphenytoin akan diabsorpsi dengan baik
- Phenytoin banyak diikat protein plasma, di distribusikan ke LCS
dengan kadar yang sama dalam plasma. Obat terakumulasi dalam
retikulum endoplasma (sel otak hati, otot, dan lemak)
- Metabolisme
Phenytoin dimetabolisme melalui parahidroksilasi menjadi 5-(phidroksifenil)-5-fenilhidantoin (HPPH) yang kemudian bergabung
dengan asam glukuronat.
- Waktu paruh 12-36 jam, rata-rata 24 jam
Eliminasi
metabolit tidak aktif yang diekskresi kedalam urin, hanya sebagian
kecil phenytoin yang dikeluarkan tanpa diubah
- Kadar terapeutik 10-20 g/mL
- Interaksi Obat
Phenylbutazone dan sulfonamid mendesak ikatan protein
sehingga meningkatkan kadar phenytoin bebas. Phenobarbital dan
carbamazepin menginduksi enzim mikrosomal hati yang berfungsi
memetabolisme obat2an (sehingga menurunkan kadar plasma
phenytoin), INH menghambat metabolisme phenytoin
Efek toksisitas, efek samping
- Nistagmus, kelumpuhan otot ektraokuler halus (bukan indikasi
penurunan dosis)
- Diplopia dan ataksia perlu penyesuaian dosis
- hiperplasi ginggiva, hirsutisme
- Penggunaan kronik : Neuropati perifer (refleks tendon yang dalam
hilang), osteomalasia (karena abnormalitas metabolisme vit D)
- Reaksi idiosinkrasi : relatif jarang, seeperti ruam kulit, demam,
dermatitis eksfoliatif, limfadenopati, agranulositosis
Turunan Phenytoin
- Mephenytoin dan ethotoin efektif mengatasi kejang umum dan
parsial. Pemakaian Ethotoin dianjurkan pada pasien dengan alergi
phenytoin. Metabolism ke-2nya sama dengan penhytoin.
Efek Samping : dermatitis, agranulositosis, hepatitis.
- Phenacemid adalah obat Toksik yang digunakan sebagai pilihan
terakhir. Mekanisme kerja belum diketahui, Absorpsi baik dan
dimetabolisme sempurna.
Efek toksik : psikosis, reaksi depresi.
Reaksi idiosinkrasi: hepatitis, nefritis, anemi aplastik dll.
2. Carbamazepine
Merupakan senyawa trisiklik (mirip imipramin) yang efektif dalam
pengobatan depresi bipolar
Mekanisme kerja
Sama dengan phenytoin yaitu menutup kanal ion natrium pada kadar
terapeutik. Bekerja secara presinaptik menurunkan transmisi sinaptik.
Karbamazepin berinteraksi dengan reseptor adenosin. Menghambat up
take dan rilis norepineprin. Memperkuat kerja pascasinaptik
GABA.
Penggunaan klinik
Obat pilihan untuk serangan kejang parsial dan tonik klonik umum.
Digunakan secara kombinasi dengan phenytoin pada kasus yang sukar
dikendalikan. Berguna untuk penderita dengan mania (gangguan bipolar)
Farmakokinetik
- Kadar puncak dalam plasma 6-8 jam dan bila diberikan setelah makan
dapat memperlambat absorbsinya
- Ketersediaan hayati 70 %,
- Protein Binding sekitar 75 %, kadar dalam LCS 30 % dari kadar plasma
- Waktu paruh 36 jam
- Eliminasi
< 1% dieliminasi ginjal tanpa diubah, sisanya dimetabolisme menjadi
10,11-Epoxid glukoronidasi 10,11- Dihydroxid
- Dosis awal 200mg/hr dosis rumat 800-1200 mg, kadar terapeutik 5-1
mg/l
- Dosis anak-anak : 15-25 mg/kg/hr
- Obat pilihan untuk kejang parsial yang tersedia dalam bentuk oral
Efek yang tak diinginkan
- Mual, muntah BAB tak teratur
- Mengantuk, pusing, nistagmus, diplopia, gangguan bicara, ataksia,
diskinesia, parestesia
- Retensi air, hiponatremia, penurunan osmolalitas
- Insuffisiensi jantung, gangguan ritme dan hantaran impuls
- Exantema, urtikaria, petechiae, Demam, fotosensibilitas, erythema
multiforme, steven-johnson syndrome, SLE
- Lekopeni sementara, trombositopeni sementara, agranulositosis,
anemi aplastik, eosinifilia
- Hepatitis, cholestasis, kerusakan tubulus ginjal, lymphadenopati,
splenomegali,
- Intoksikasi akut: sangat sensitif, kram cerebral, stupor, koma, depresi
pernafasan
Interaksi obat
- Menginduksi
metabolisme
antikoagulan
oral,
clonazepam,
kortikosteroid, doksisiklin, kontrasepsi, phenytoin, asam valproat, vit.
D
- Ethosuximid, Phenytoin, Phenobarbital mempercepat metabolisme
carbamazepine
- Cimetidin, Diltiazem, Erythromicin, INH, Verapamil memperlambat
pembongkaran carbamazepin
3. Oxcarbazepin
Efeknya sama dengan carbamazepine, tetapi dengan toksisitas yang lebih
kecil
Indikasi serangan kejang = carbamazepin
Farmakokinetik
Waktu paruh 1-2 jam (Kalo dikatzung 8-12 jam).
Dimetabolisme
menjadi
10
Hydroxicarbazepin
(>aktif)
4. Phenobarbital
Anti epilepsi tertua, meskipun dipertimbangkan paling aman dianjurkan
pemakaian obat lain yang efek sedasinya lebih ringan. Obat ini adalah
obat pilihan untuk seizure/kejang pada bayi
Mekanisme aksi
- Inhibisi transmisi eksitatorik (konduktan natrium, kalsium pada
konsentrasi tinggi)
- Terikat pada pengatur alosterik reseptor GABA-benzodizepin
- Menyakat sinap eksitatorik glutamat
Penggunaan klinis
- Serangan kejang tonik klonik
- Petit mal epillepsy (absences)
- Serangan atonik
- Spasme infantil
Farmakokinetik
- Ketersediaan biologik 100 %
- VD 0,5 l/kg
- 50 % nya terikat protein plasma
- T pada dewasa 4 hari dan anak anak 3 hari
- Eliminasi
25 % dieliminasi ginjal tanpa diubah, eliminasi renal meningkat pada
urin alkali. Sisanya dikonjugasi dengan Asam Glukoronat dalam hati
Dosis antielpilepsi : 60-400 mg/hr, pada anak 6-8 mg/kg. Kadar terapi
dalam plasma : 10-40 g/ml
Efek yang tidak diharapkan
- Terjadi toleransi
- Perubahan ukuran tidur fisiologik
- Kebingungan, pusing, nystagmus, sakit kepala, gangguan koordinasi
- Sakit otot, persendian, neuralgia
5. Primidon (2-desoxypheniobarbital
Dipasarkan th 50 an, dimetabolisme menjadi phenobarbitaL dan
phenylethylmalonamide (PEMA)
Mekanisme kerja mirip dengan PHENITOIN walaupun dimetabolisme
menjadi fenobarbital
Penggunaan klinis : untuk serangan kejang parsial & tonik klonik
Farmakokinetik
- Absorpsi sempurna dengan kadar puncak setelah 3 jam Pemberian
Oral
- Primidon umunya berada dalam air tubuh total, dengan Volume
Distribusi 0,6 L/kg,
- 30 % nya terikat protein plasma (Tidak terikat kuat), T 6-8 jam
- Dosis 10-20 mg/kg/hr, kadar terapeutik : 8-12 g/ml
Dosis primidon harus dimulai dari dosis rendah yang secara perlahan
ditingkatkan untuk menghindari efek sedasi dan keluhan pencernaan.
Efek toksik sama dengan phenobarbital, dengan efek sedasi yang lebih
awal terjadi. Pada awal pemakaian perlu peningkatan dosis
6. Vigabatrin (-vinyl-GABA)
Mekanisme kerja
- Vigabatrin adalah penghambat reversible (kalo di katzung irreversible)
GABA aminotransferase (GABA-T), yaitu enzim yang membantu
penguraian GABA.
- Vigabatrin meningkatkan GABA pada sinaps
Penggunaan klinis : ditujukan untuk Partial seizure & syndroma west.
Dosis 500 mg 2x perhari dinaikkan sampai 2-3 g/hr
7. Lamotrigin
Mekanisme kerja mempengaruhi kanal ion natrium dan kalsium
Penggunaan klinis : efektif pada serangan kejang parsial pada dewasa
(absen dan mioklonik pada anak)
Efek yang tak diinginkan : pening, sakit kepala, diplopia, mual, somnolen,
dan ruam kulit (1-2 % pasien anak akan mengalami dermatitis yang life
threatening)
Farmakokinetik
- Absorpsi hampir sempurna
- Volume Distribusi 1-1,4 l/kg
- Protein Binding 55 %
- Metabolisme dengan glukoronidasi dengan T 24 jam
- Diekskresi melalui urin dalam bentuk glukoronid
- Dosis 100 300 mg/hr, kadar terapeutik 3 g/ml
Interaksi dengan penginduksi enzim yang akan memperpendek T nya,
Contoh: valproat meningkatkan T 2x lipat
8. Felbamat
Digunakan untuk serangan kejang parsial
Mekanisme kerja menyakat reseptor glisin
Metabolisme hydroxilasi dan konjugasi T 20 jam dosis 2000-3000
mg/hr, kadar terapetik 30-100 g/ml
Efek Samping : anemi aplastik, hepatitis
Interaksi : meningkatkan kadar fenitoin & valproat, menurunkan kadar
carbamazepin
9. Topiramat
Mekanisme kerja : menyakat kanal ion natrium
Efektif unt serangan kejang parsial dan tonik klonik umum
Farmakokinetik : absorpsi cepat, Kadar puncak dalam plasma 2 jam, KH 80
%, Protein Binding 15 %, T 20-30 jam
Diekskresi ke dalam urin dengan 50-70 % nya tanpa diubah
Efek Samping : Kantuk, lelah, pusing, lambat berfikir, parestesi, gelisah,
bingung, urolithiasis. Teratogenik pada binatang
Interaksi : menurunkan kadar estrogen
3. Benzodiazepin
Enam jenis Benzodiazepin untuk epilepsy : Diazepam (efektif untuk
status epileptikus), Lorazepam, Clonazepam (efektif untuk kejang
absence & mioklonik), Clorazepat, Nitrazepam (terutama untuk spasme
infatil dan kejang mioklonik, kurang kuat disbanding clonazepam),
Clobazam
Aspek negatif yang membatasi penggunaannya: efek sedasinya kuat dan
timbulnya toleransi
Farmakokinetik
- Absorpsi cepat, kecuali clorazepate
- Mekanisme aksi : peningkatan kelarutan dalam lemak dapat
mempercepat aksinya
- Duration of action: pemberian single dose dengan peningkatan
kelarutan lemak redistribusi ke jaringan lemak lebih cepat
durasi memendek.
- Penggunaan kronik menyebabkan kesetimbangan dengan jaringan
lemak
- Half life : sebagian menentukan durasi aksi obat
- Metabolisme :
lorazepam, oxazepam, temazepam tidak
dimetabolisme oleh liver
Interaksi Obat
- Menambah efek farmakodinamik (misal alcohol)
- Withdrawal BZD (Benzodiazepin), pemberian bersama obat lain yang
meningkatkan resiko serangan
- Menghambat metabolisme BZD (misalnya nefazodone via P450 3A 3/4
menghambat metabolisme triazolam)
- Diazepam dapat meningkatkan kadar digoxin and phenytoin
dalam darah
Efek Toksik
1. Sedasi dan gangguan penampilan
Psychomotor skills : mengemudi, bekerja dengan aktivitas fisik yang
membahayakan, menggunakan mesin berbahaya/beresiko, terutama
selama awal pengobatan
2. Gangguan ingatan
Diazepam
Chlordiozepoxide
Lorazepam
Clobazam
Alprazolam
Estazolam
Triazolam
5 mg, 2xsehari
10-20 mg, 2-3xsehari
1-2 mg, 1-2xsehari
20-30 mg, dosis terbagi
0,25-0,5 mg, 2-3 xsehari
0,5-2 mg
0,125-0,5 mg
2. ANTI
ANXIETAS
SEROTONERGIK.
YANG
BEKERJA
.......... AGONIS
PADA
SISTEM
A. Physostigmine
Mekanisme
Menghambat destruksi asetilkolin oleh asetilkolinesterase yang memfasilitasi
transmisi impuls melalui myoneural junction dan memperlama efek sentral
dan perifer asetilkolin
Farmakokinetik
-
Onset of action
Bila pemberian dari tetes mata, reaksi akan muncul setelah 2 menit,
sedangkan Parenteral setelah 5 menit
- Pemberian secara I.M, ophthalmic/tetes mata, S.C.: langsung diabsorbsi
- Distribusi : melewati sawar darah otak dan menimbulkan efek
antikolinergik di SSP maupun perifer (Crosses the blood-brain barrier
readily and reverses both central and peripheral anticholinergic effects )
- Durasi efek obat dengan pemberian secara Ophthalmic/tetes mata 12-48
jam, Parenteral : 0.5-5 jam
- Metabolisme : di liver
- T1/2 15-40 menit
- Elimination: melalui hydrolysis oleh cholinesterases
Adverse Reactions
- Ophthalmic:
>10%:
- Ocular
: Lacrimasi, marked miosis, penglihatan kabur, nyeri mata
- Miscellaneous: Diaphoresis
1% to 10%:
- Central nervous system: Sakit Kepala, browache
- Dermatologic : rasa terbakar, kemerahan
- Systemic:
>10%:
- Gastrointestinal Mual, salivasi, diarre, nyeri perut
- Ocular
: Lacrimasi
- Miscellaneous: Diaphoresis
1% to 10%:
- Cardiovascular : Palpitasi, bradikardi
- Central nervous system: Restlessness, nervousness, halusinasi, kejang
- Genitourinary : Frequent urge to urinate
- Neuromuscular & skeletal
: kedutan otot
- Ocular
: Miosis
- Respiratory
: Dyspnea, bronchospasme, respiratory paralysis, edema
pulmo
Overdosage/Toxicology
- Gejala over dosis seperti kelemahan otot, penglihatan kabur, berkeringat
banyak, mata berair (menangis :D) dan salivasi, mual, muntah,
bronchospasme, kejang
- Jika physostigmine digunakan berlebihan atau diberikan saat tidak
terdapat overdosis antikolinergik, pasien akan menunjukkan gejala
toksisitas kolinergik. Jadi jika hal tersebut terjadi, kita membutuhkan
antikolinergik (eg, atropine 0.015-0.05 mg/kg)
Interaksi Obat
- Peningkatan toksisitas bila diberikan bersamaan dengan Bethanechol,
methacholine, succinylcholine yang diberikan secara injeksi, karena
dapat meningkatkan blokade neuromuscular
B. Tubocurarine
Mekanisme aksi
Memblok asetilkolin melalui ikatannya dengan reseptor pada motor
endplate untuk menghambat depolarisasi
Farmakodinamik/Kinetik
Eliminasi : 33% hingga 75% dosis parenteral dikeluarkan tanpa mengalami
perubahan melalui urine dalam waktu 24 jam; Sisanya 10% dieksresikan
melalui empedu.
Adverse Reactions
- 1% to 10%
: Cardiovascular: Hypotensi
- <1%
: Edema, circulatory collapse, cardiac arrhythmias,
peningkatan denyut jantung atau bradicardi, skin flushing, rash, gatalgatal, erythema, peningkatan
saliva, penurunan
motilitas GI,
bronchospasme, reaksi hipersensitif, reaksi alergi
Overdosage/Toxicology
- Gejala overdosis : kelemahan otot rangka yang berkepanjangan dan
apnea, kardiovaskular collapse
- Kombinasi neostigmine, edrophonium atau pyridostigmine dengan
atropine untuk antagonis relaksan otot rangka; mendukung
ventilation (pernafasan) dan Sistem kardiovaskuler melalui mechanical
means (?), cairan, dan tekanan.
Drug Interactions
Apabila dikombinasi dengan aminoglycosides, ketamine, magnesium
sulfate, verapamil, quinidine, clindamycin, furosemide dapat
meningkatkan efek dan toksisitas nya
C. Tizanidine
Mekanisme aksi
Tizanidine adalah obat agonis alpha2-adrenergic yang menurunkan input
eksitatorik ke neuron motor alpha, tizanidine juga merupakan derivate
imidazole yang secara kimiawi berhubungan dengan klonidin, yang bereaksi
sebagai relaksan otot dengan komposisi sebagai agonis adrenergic alpha2,
bekerja pada level medulla spinalis.
Farmacokinetik
Durasi obat : 3-6 jam
Bioavailability: 40%
Waktu Paruh (T1/2) adalah 2.5 jam
Kadar puncak dalam plasma dapat dicapai setelah 1-5 jam
Kontraindikasi
Terdapat riwayat hipersensitif tehadap tizanidine
Adverse Reactions
>10%
-
Cardiovascular : Hypotensi,
Central nervous system : Sedasi, daytime drowsiness, somnolen
Gastrointestinal : Xerostomia
1% to 10%:
-
<1%:
Hyoscin
Atropin
Papaverin
Ext. Belladona
Tiemonium methylsulfate
Parkinsonisme
Parkinsonisme adalah gangguan yang ditandai dengan kaku, bradikinesia,
tremor, dan instabilitas postural yang terjadi karena beberapa hal, tapi kebanyakan
tidak diketahui
Etiologi
1. Levodopa
Dopamin tidak melewati sawar otak jadi bila diberikan secara perifer tidak
akan memberikan efek pada Parkinson
Jenis Dopamin yang diberikan adalah (-)-3-(3,4-dihidroksifenil)-Lalanin (levodopa), yaitu perantara precursor metabolic dopamine
yang dapat melewati sawar otak
Mekanisme
Meningkatkan dopamine level di otak lalu menstimulasi reseptor
dopaminergic di ganglia basalis untuk menstabilkan aktifitas
kolinergik dan dopaminergik
Farmakokinetik
- Diabsorbsi dari usus halus tetapi bergantung dari kecepatan
pengosongan lambung dan pH isi lambung. Makanan dapat
memperlambat kadar levodopa dalam plasma.
- Duration : Variable, usually 6-12 hours
- Kadar puncak dalam plasma 1-2 jam setelah pemberian peroral, T 13 jam (beda2 antar individu)
- Metabolisme
Hanya 1-3 % dari levodopa yang masuk ke otak tanpa perubahan,
sisanya dimetabolisme diluar otak, terutama mengalami dekarboksilasi
menjadi dopamine sehingga tidak dapat menembus sawar otak. (Jadi
kalo mau lebih banyak yang masuk ke otak, bisa di kombinasi dengan
penghambat
dopa
dekarboksilase
yang
menurunkan
metabolism perifer levodopa menjadi dopamin atau dosis levodopa
dinaikkan)
- Eliminasi : melalui urine dalam bentuk dopamine (80%),
norepinephrine, dan asam homovanillic
Kontraindikasi
- Hypersensitivity levodopa or any component; narrow-angle glaucoma;
penggunaan MAO inhibitors within prior 14 days
Reaksi yang tidak diinginkan
- Cardiovascular : Hiportensi Orthostatic, arrhythmia, nyeri dada,
hipertensi, syncope, palpitasi, phlebitis
- Central nervous system : Pusing, Cemas, Bingung, Mimpi buruk, Sakit
kepala, Halusinasi, on-off phenomenon, penurunan mental, memory
Obat Antimigren
Ergotamin
Sumatriptan succinate (agonis serotonin)
Flunarizin (vasodilator perifer & cerebral activator)
Pizotifen
Dimethothiazine
Caffein
A. Ergotamine
Mekanisme aksi
Memiliki aktifitas partial agonist dan atau antagonist terhadap
reseptor tryptaminergic, dopaminergic dan alpha-adrenergik,
tergantung tempat kerjanya. Ergotamine merupakan stimulant uterine
yang bekerja sangat aktif sehingga harus dihindari saat hamil. Obat ini
juga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan cranial serta
dapat menyebabkan depresi pusat vasomotor sentral
Farmakokinetik
- Absorption:
Oral,
rectal
:
Erratic;
enhanced
by
caffeine
coadministration
- Metabolisme: Extensively in the liver
- Bioavailability: Poor overall (<5%)
- Kadar puncak dalam plasma 0.5-3 jam, following coadministration with
caffeine
- 90% diEliminasi melalui empedu
Kontraindikasi
Hypersensitivity to ergotamine, caffeine, or any component; peripheral
vascular disease, hepatic or renal disease, hypertension, peptic ulcer
disease, sepsis; avoid during pregnancy; concurrent use with ritonavir,
nelfinavir, and amprenavir
Efek Samping
>10%:
- Cardiovascular: Tachycardia, bradycardia, arterial spasm, claudication
dan vasokontriksi, rebound headache dapat terjadi dengan sudden
withdrawal of the drug in patients on prolonged therapy; localized
edema, peripheral vascular effects (numbness and tingling of fingers
and toes)
- Central nervous system: Drowsiness, pusing
- Gastrointestinal: Mual, muntah, diare, xerostomia
1% to 10%:
- Cardiovascular : Transient tachycardia atau bradycardia, precordial
distress dan nyeri
- Neuromuscular & skeletal : kelemahan kaki, nyeri abdomen dan otot,
nyeri otot pada ekstremitas, paresthesia
Overdosage/Toxicology
Gejalanya meliputi efek vasospastic, mual, muntah, lassitude, gangguan
fungsi mental, hipotensi, hipertensi, Tidak sadarkan diri, bangkitan, shock,
dan kematian
Interaksi Obat
- Increased toxicity:
Erythromycin, troleandomycin dan other macrolide antibiotics: Monitor
for signs of ergot toxicity
Ritonavir, amprenavir dan nelfinavir increase blood levels of ergot
alkaloids. Avoid concurrent use.
Referensi
- KATZUNG FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK
- Stovamesis 2009
Alhamdulillah, semoga dari sekian banyak materi, setidaknya ada yang nyantol 1
atau 2 kalimat (dan berharap itu keluar di MCQ,, :D Makasih udah membaca sampai
selesai..Wassalam ~^O^~