KELOMPOK 1 GSR Post Op Mioma

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NNG

DENGAN POST OPERASI MIOMA UTERI HARI KE II


DI RSIA SITI FATIMAH
6 JANUARI 2010

OLEH
KELOMPOK I:
A.NURHIDAYAH BASRI

70400007001

SURIANI

70400007051

AMELIAH

70400007003

NURNAJMI

70400007037

ARIFAH USMAN

70400007004

RISMAWATI

70400007041

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI KEBIDANAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2010

HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan kebidanan ini telah diperiksa dan Disahkan oleh pembimbing institusi
dan pembimbing lahan RSIA Sitti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada
Tanggal ........................................................

.
Mengetahui

Institusi
()
)

KATA PENGANTAR

Lahan
(...

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagai bahan Seminar Praktek
patologi kebidanan uin alauddin Makassar.
Dalam penulis makalah ini banyak mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan sebagaimana waktu yang telah ditentukan, oleh penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan. oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat utamanya bagi Mahasiswa
kebidanan uin alauddin makassar

makassar,

februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Lembar konsultasi......................................................................................... i
Halaman pengesahan.................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Daftar isi...................................................................................................... iv
BAB I = Pendahuluan
A. Latar belakang..........................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................2
C. Metode penulisan.....................................................................2
D. Ruang lingkup..........................................................................2
E. Tujuan penulisan......................................................................2
F. Sistematika penulisan...............................................................3
BAB II = Pembahasan
A. Tinjauan tentang mioma uteri...........................................................5
1. Defenisi mioma uteri ............................................................5
2. Etiologi mioma uteri.............................................................5
3. Tanda & gejala mioma uteri ................................................8
4. Patologi anatomi mioma uteri...............................................9
5. Diagnosis mioma uteri.........................................................11
6. .Pemeriksaan penunjang .....................................................12
7. Terapi mioma uteri...............................................................13
8. Penanganan mioma uteri .....................................................14
B. Proses manajemen asuhan kebidanan..............................................15
Langkah I. Identifikasi & analisis data dasar ............................15
Langkah II. Identifikasi diagnosis masalah aktual ....................15
Langkah III. Identifikasi diagnosis masalah potensial ..............15
Langkah IV. Rencana tindakan segera / kolaborasi ..................16

Langkah V. Rencana asuhan .....................................................16


Langkah VI. Implementasi ........................................................16
Langkah VII. Evaluasi ..............................................................16
Metode pendokumentasian SOAP ............................................17
BAB III = Studi kasus post operasi mioma uteri hari ke II
Langkah I. Identifikasi & analisis data dasar ............................18
Langkah II. Identifikasi diagnosis masalah aktual ....................23
Langkah III. Identifikasi diagnosis masalah potensial ..............25
Langkah IV. Rencana tindakan segera / kolaborasi ..................25
Langkah V. Rencana asuhan .....................................................26
Langkah VI. Implementasi ........................................................30
Langkah VII. Evaluasi ..............................................................31
Pendokumentasian SOAP post operasi hari II ..........................32
Catatan Perkembangan (SOAP) post operasi hari III ...............36
BAB IV = Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................39
B. Saran ...................................................................................39
Daftar Pustaka
Hand out post operasi mioma uteri hari II

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya.Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana
prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi
uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik.
Walaupun jarang terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala
mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk
menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi.Kejadiannya lebih
tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma
uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan
estrogen.
Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarke dan menopause. Di
Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita
ginekologi yang dirawat. Di USA warna kulit hitam 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma
uteri.

Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan sosial
pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia reproduktif, pengobatan yang
dapat dilakukan adalah histerektomi, dimana mioma uteri merupakan indikasi yang
paling sering untuk dilakukan histerektomi.
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang
paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi
mioma uteri itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Bertitik dari pernyataan diatas,maka penulis perlu mengemukakan pokok-pokok
permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Apa Defenisi mioma uteri ?
2. Apa Faktor Penyebab Terjadinya mioma uteri ?
3. Bagaimana tanda dan gejala mioma uteri ?
4. Bagaimana patologi anatomi dari mioma uteri ?
5. Bagaimana cara menetapkan diagnosa bahwa pasien tersebut mioma uteri ?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menetapkan diagnosis
bahwa pasien tersebut mioma uteri ?
7. terapi apa yang diberikan kepada pasien yang mioma uteri ?
8. Bagimana penanganan mioma uteri
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan Metode yang
memanfaatkan internet dan perpustakaan sebagai sarana pengumpul data atau
objek yang akan dikaji.
D. Ruang Lingkup
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis membahas masalah asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi pada ny G dengan Post operasi mioma uteri hari II.
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan asuhan kebidanan ini adalah :
1. Tujuan umum
Dapat memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang penerapan
proses Asuhan Kebidanan gangguan sistem reproduksi pada Ny. G dengan
diagnosa Post operasi mioma uteri hari II RSIA sitti Fatimah Makassar yang

dilaksanakan pada tanggal 7-14 februari 2010.sesuai dengan kompetensi dan


wewenang bidan.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data gangguan sistem reproduksi pada Ny.
G dengan diagnosa Post operasi mioma uteri hari II RSIA sitti Fatimah
Makassar.
b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data, menentukan diagnosa
masalah aktual gangguan sistem reproduksi pada Ny. G dengan Post operasi
mioma uteri hari II RSIA sitti Fatimah Makassar .
c. Dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa masalah potensial
gangguan sistem reproduksi pada Ny. G dengan diagnosa Post operasi
mioma uteri hari II RSIA sitti Fatimah Makassar.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi gangguan sistem
reproduksi pada Ny. G dengan diagnosa Post operasi mioma uteri hari II
RSIA sitti Fatimah Makassar.
e. Dapat mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada
gangguan sistem reproduksi pada Ny. G dengan diagnosa Post operasi
mioma uteri hari II RSIA sitti Fatimah Makassar
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah penguraian dan pembahasan dalam makalah ini maka
sistematika penuliasan dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab I

Pendahuluan
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.

Bab II

Pembahasan

Bab ini merupakan kerangka teori yang membahas mengenai isi


permasalahan yang diangkat penulis secara mendetail.
Bab III

Studi kasus
Bab ini berisi tentang asuhan kebidanan gangguan sistem
reproduksi post operasi yang telah kami lakukan di RSIA Siti
Fatimah makassar

Bab IV

Penutup
Bab ini berisi penutup.Disini akan diberikan dan disertakan
kesimpulan dari masalah yang diangkat beserta saran yang
disampaikan penulis kepada pembaca umumya,dan kepada objek
yang terlibat khususnya.

BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Tentang mioma uteri
1. Defenisi
Mioma uteri atau juga dikenal dengan leiomioma uteri atau fibroid adalah
tumor jinak rahim yang paling sering didapatkan pada wanita. Leiomioma berasal
dari sel otot polos rahim dan pada beberapa kasus berasal dari otot polos pembuluh
darah rahim.
Mioma tersebut muncul pada 20% wanita usia reproduksi (usia subur) dan
biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaaan rutin. Leiomioma yang
tidak bergejala terjadi sebanyak 40-50% pada wanita usia > 35 tahun. Pada
umumnya unilateral (satu) atau kadang-kadang multipel (> 1). Mioma bervariasi di
dalam ukuran dan jumlah. Mioma sendiri juga dikatakan sebagai penyebab
infertilitas (gangguan kesuburan) sebesar 27% pada wanita. Keguguran atau
komplikasi dapat terjadi pada wanita dengan mioma dan salah satu penyebab
histerektomi (operasi pengambilan rahim) terbesar. Leiomioma uteri dapat berlokasi
di dinding rahim, menonjol melalui rongga endometrium atau permukaan rahim, dan
dikenal sebagai subserosa, intramukosa, dan submukosa.
2. Etiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Karena
mioma uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah
pada usia menopause, belum pernah terjadi sebelum menarche, maka diduga
penyebabnya timbulnya mioma uteri paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari 1
sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot polos miometrium

(otot polos di dalam rahim). Selain itu didapatkan juga adanya faktor keturunan
sebagai penyebab mioma uteri.
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun
dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma uteri terjadi
tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada Cell Nest yang selanjutnya
dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.
Pertumbuhan dari leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen.
Tumor ini menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika
pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri memiliki kecenderungan untuk
membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi
dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar setelah
menopause maka pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan.
Pertumbuhan mioma tidak membesar dengan pemakaian pil kontrasepsi
kombinasi karena preparat progestin pada pil kombinasi memiliki efek antiestrogen
pada pertumbuhannya. Perubahan yang harus diawasi pada leiomioma adalah
perubahan ke arah keganasan yang berkisar sebesar 0,04%.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial.Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah
tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik
tunggal.Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada
kromosom lengan 12q.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor
predisposisi genetik, adalah beberapa hormon seperti estrogen, progesteron dan
human growth hormon.Pada wanita hamil, efek stimulatorik pada pertumbuhan
mioma telah sejak lama dikenali secara klinis. Efek ini kemudian diduga terjadi
melalui reseptor estrogen dan progesteron yang terdapat di jaringan uterus normal
dan mioma.
Pengamatan-pengamatan ini mendukung konsep bahwa hormon atau faktor
pertumbuhan yang sama atau serupa yang biasanya merangsang pertumbuhan uterus

selama

kehamilan,

juga

merangsang

pertumbuhan

leiomioma

pada

awal

kehamilan.Hal ini dapat menjelaskan pengamatan paradoks bahwa mioma besar


tidak berubah atau mengecil pada akhir kehamilan. Mungkin selama kehamilan
reseptor estrogen mioma mangalami penurunan (down regulated) akibat adanya
estrogen dalam jumlah besar. Tanpa reseptor estrogen yang efektif (dan karenanya
tanpa efek estrogen pada mioma), pengikatan faktor pertumbuhan epidermis juga
berkurang.
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga
kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
1. Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan
sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
2. Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma
uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah
kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
3. Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit
hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian
tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma.
4. Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan
pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarche,
berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.
3. Tanda dan gejala
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung dari lokasi, arah
pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20-50% saja mioma
uteri menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluh apapun.

Hipermenore, menometroragia adalah merupakan gejala klasik dari mioma uteri.


Dari penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita ditemukan 44 % gejala
perdarahan, yang paling sering adalah jenis mioma submukosa, sekitar 65% wanita dengan
mioma mengeluh dismenore, nyeri perut bagian bawah, serta nyeri pinggang.
Tergantung dari lokasi dan arah pertumbuhan mioma, maka kandung kemih, ureter
dan usus dapat terganggu, dimana peneliti menemukan keluhan disuri (14%), keluhan
obstipasi (13%). Mioma uteri sebagai penyebab infertilitas hanya dijumpai pada 2-10%
kasus. Infertilitas terjadi sebagai akibat obstruksi mekanis tuba falopi. Abortus spontan
dapat terjadi bila mioma menghalangi pembesaran uterus, dimana menyebabkan kontraksi
uterus yang abnormal, dan mencegah terlepas atau tertahannya uterus di dalam panggul .

Pada umumnya wanita dengan leiomioma tidak mengalamai gejala. Gejala


yang dikeluhkan tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder, dan
komplikasi. Tanda dan gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Perdaharahan abnormal seperti dismenore, menoragi, metroragi
2. Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah
pada sarang mioma yang disertai nekrosis dan
peradangan.
3. Gejala dan tanda penekanan seperti retensio
urine, hidronefrosis, hidroureter, poliuri.
4. Abortus spontan karena distorsi rongga uterus
pada mioma submukosum.
5.

Infertilitas bila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba.
Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya

infeksi di dalam rahim. Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan
seksual, atau ketika terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya
mioma yang bertangkai, pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi
(kematian sel) dari mioma.

1. Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih
menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan hidronefrosis (pembesaran
ginjal)
2. Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan
konstipasi (sulit BAB) atau sumbatan usus
3. Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka,
dan infeksi
4. Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan tromboflebitis
sekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)
5. Poilisitemia (salah satu penyakit kelainan darah)
6. Asites (penimbunan cairan di rongga perut)

4. Patologi Anatomi
Sarang mioma di uterus berasal dari korpus uterus dan serviks uterus.Menurut
Letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:
a) Mioma Submukosum: mioma berada di bawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus.(Mioma yang tumbuh ke arah kavum uteri dan menonjol
dalam kavum itu). Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,
kemudian dilahirkan melalui saluran servik (mioma geburt).
b) Mioma Intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium. (Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam
dinding uterus).
c) Mioma Subserosum: mioma yang tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. (Mioma yang tumbuh ke arah luar dan
menonjol pada permukaan uterus).

Mioma subserosum dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum


menjadi mioma intra ligamenter.Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel
pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian
membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic fibroid. Jarang
sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik
dapat menonjol ke dalam saluran servik sehingga ostium uteri eksternum
berbentuk bulan sabit.
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot
polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl like
pattern), dengan pseudocapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang
terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini. Pernah ditemukan 200 sarang
mioma dalam satu uterus, namun biasanya hanya 5-20 sarang saja. Dengan
pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih dari 5 kg. jarang sekali mioma
ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun
(kurang lebih 25%).
Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat
mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat.
Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat
tumbuh lebih lanjut.
Mioma uteri ini lebih sering didapati pada wanita nullipara atau yang kurang
subur. Faktor keturunan juga memegang peran. Perubahan sekunder pada mioma
uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena
berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.

5. Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin
uterus.Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur
uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk
memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
b. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan
perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadangkadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus
menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan
penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi
pembentukan eritropoetin ginjal.
c. Pemeriksaan penunjang
-

Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam

menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama


bermanfaat pada uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik
diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas
menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas
kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokusfokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya
daerah yang hipoekoik.
-

Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa,

jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat. .

MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi

mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa
gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat
mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk
mioma
8. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Adalah untuk Menentukan tingkat keganasan dari
sel-sel neoplasma tersebut.

Hb : 12-15 gr%
Albumin : 2,3
Leukosit : 4-11.000/mmk
Eritrosit : 3,9-5,6.000.000/mmk
Hematrokit : 45 %
Trombosit : 161.000cmm
Sitologi menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,
2. Pemeriksaan radiology
-

Rontgen :Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat


menghambat tindakan operasi

3. Pemeriksaan penunjang
-

USG : Terlihat massa pada daerah uterus

ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat


mempengaruhi tindakan operasi.

Kuretase :Sering disertai hiperplasi endometrium dan untuk


menyingkirkan cancer endometrium.

4. Vaginal Toucher =Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa,


konsistensi dan ukurannya sertaserviks ikut bergerak bila massa tersebut
digerakan
5. BNO-IVP= Pada mioma uteri yang besar atau dengan perlekatan(dapat
merubah topegrafiureter)
8. Terapi
-

Pembedahan : Histerektomi (jika tidak ada rencana hamil lagi ) miomektomi


( pada usia reproduksi/masih rencana hamil). Namun jika massa tumor terlalu
besar atau luas, kadang tidak memungkinkan hanya dilakukan pengangkatan
massa tumor,sehingga tetap dilakukan histerektomi.

Hormonal yaitu Pengecilan tumor sementara dan mengurangi perdarahan


dengan

obat-obatan

GnRH

analog,

medroxyprogesteron,

danazol

(testosterone). Terapi 4-6 bulan, monitoring efek samping seperti menopause.


-

Makroskopik pascaoperasi : mioma memiliki lapisan kapsul yang tegas dapat


dipisahkan / dikupas dari massa tumornya.

Tindakan Konservatif yaitu tanpa obat,keluhan,vaginal toucher dan USG serial

Penanganan lain tergantung jenis,lokasi besar dan komplikasi apa


yang ditimbulkan mioma uteri dengan mempertimbangkan usia
pasien.

9. Penanganan

Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum


bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang
mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan
pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara
penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan
operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan
histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan
nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy
(TAH-BSO). TAHBSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat
uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada
dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic
endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).

D. PROSES MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


Menurut Varney (1997), penatalaksanaan menajemen kebidanan sebagai proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode mengorganisasikan pikiran dan
tindakan melibatkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau
tahapan logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Langkah-langkah Penatalaksanaan Menurut Varney Yaitu:
Langkah I : Identifikasi dan Analisis Data Dasar
Melakukan pengumpulan informasi yang berkaitan secara akurat dengan kondisi
klien. Untuk memperoleh data tersebut dapat dilakukan dengan cara Anamnesa yang
meliputi biodata bertujuan memperjelas identitas pasien, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan sekarang dan riwayat psikososial untuk mendapatkan
informasi tentang keluhan-keluhan yang biasa dialami oleh ibu dan kekhawatiran khusus
yang muncl akibat adanya perubahan fisiologis maupun psikologi, pemeriksaan fisik
sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital jga pemeriksaan khusus yang
meliputi pemeriksaan inspeksi untuk mengamati penampilan ibu, emosi serta sikap.
Palpasi yaitu pemeriksaan dengan meraba. Auskultasi bertujuan untuk mengetahui usia
kehamilan, keadaan janin dalam kandungan, dan mendorong menentukan posisi anak.
Perkusi yaitu pemeriksaan dengan cara mengetuk (patella) dengan tujuan mengetahui
refleks Patella positif atau negatif (Ibrahim,1996).
Langkah II : Identuifikasi Diagnosa Masalah Aktual
Melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
Berdasarkan interpretasi data yang akurat atas data-data yang telah dkumpulkan.
Langkah III: Identifikasi Diagnose / Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi.

Langkah IV : Rencana Tindakan Segera / Kolaborasi


Berdasarkan data yang telah diidentifikasi maka petugas kesehatan (bidan)
menetapkan kebutuhan serta tindakan yang harus dilakukan. Bidan memberikan
bimbingan atau konseling mengenai ha yang berkaitan dengan perubahn selama masa
kehamilan. Pada tahapan ini, kerjasama ibu dan bidan, pendekatan dan perhatian sangat
diperlukan agar semua dapat berjalan dengan lancar. Dan pada fase ini, bidan perlu
melakukan konsultasi.
Langkah V : Rencana Asuhan
Melakukan penyusunan secara menyeluruh rencana ( intervensi ) asuhan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Pada langkah ini, informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Adapun rencana asuhan (intervensi) yang dbuat peneliti antara
lain; mendengar keluhan, menjelaskan keadaan yang dialami, memberikan motivasi,
menganjurkan agar melakukan pemeriksaan secara teratur, menganjurkan untuk
beristirahat teratur, pemeriksaan laboratorium, memberikan informasi tentang perubahan
fisik dan psikologis.
Langkah VI : Implementasi
Penatalaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman. Pada langkah ini,
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan dilaksanakan secara efisien dan
aman. Penelitian melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
Langkah VII : Evaluasi
Mengevaluasi tahap asuhan yang telah diberikan, apa benar-benar sudah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam diagnosa dan
masalah. Langkah ini bertujuan mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana manajemen
kebidanan yang sudah dilakukan oleh peneliti pada pasien
Metode Pendokumentasian SOAP

Merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan digunakan dalam


dokumen pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan, karena:
1. Pendokumentasian SOAP merupakan kemajuan informasi yang mengorganisir
penemuan dan kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan.
2. Merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebid dengan tujuan menyediaan
dan dokumen asuhan.
3. Merupakan urut-urutan yang dapat membantu mengorganisir pikiran dan
memberikan asuhan yang menyeluruh.
S

: Subjektif, apa yang dikatakan klien

: Objektif, apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan dalam pelaksanaan

: Analisa kesimpulan apa yang disebut dari data S dan O

: Planning apa yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi

BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NN G
DENGAN POST OPERASI MIOMA UTERI HARI II
DI RSIA SITTI FATIMAH MAKASSAR
TGL 6 7 JAN 2010
No Register

: 045239

Tgl.MRS

: 3 januari 2010 jam 20.30 wita

Tgl.Operasi

: 4 januari 2010 jam 17.30 wita

Tgl.Pengkajian

: 6 januari 2010 jam 08.30 wita

Pengkaji

: Kelompok I

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas Pasien
Nama

: Nn.Ginda

Umur

: 42 tahun

Nikah/lamanya

:-

Suku

: Makassar

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

:-

Alamat

: Jl. Serigala Lr 7 no 9

B. Data Biologis / fisiologis

1. Keluhan utama : Nyeri pada luka operasi


2. Riwayat Keluhan Utama:
-

Klien dioperasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 wita sampai jam 20.00 wita

Mulai timbulnya keluhan sejak post operasi

Sifat keluhan hilang timbul

Lokasi keluhan daerah sekitar abdomen

Factor predisposisi luka post operasi

Usaha klien untuk mengatasi nyeri yaitu dengan istirahat.

C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


1. Klien tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, DM, hepatitis maupun
penyakit menular lainnya.
2. Tidak ada riwayat operasi sebelumnya
3. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alcohol
4. Tidak ada riwayat alergi
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Ibu mengatakan ini operasi yang pertama kali
2. Ibu mengatakan di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita
3. Ibu di operasi karena adanya massa di uterus
E. Riwayat Reproduksi
1. Menarche

: 15 tahun

2. Siklus Haid

: 28 30 hari

3. Lamanya

: 7 hari

4. Dismenorhoe : ada, setiap hari pertama sampai hari ke dua haid.

F. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar


1. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan

: - Menu makanan nasi dan lauk pauk


- Frekuensi 3 xsehari
- Nafsu makan baik
- Kebutuhan minum 6 7 gelas perhari

Setelah operasi

: - Menu makanan nasi dan lauk pauk


- Frekuensi 3 x sehari
- Nafsu makan baik
- Kebutuhan minum 6 7 gelas perhari

2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan

: - frekuensi BAK 4 5 kali perhari


- Warna kuning jernih
- Bau amoniak
- Frekuensi BAB 1 kali sehari
- Konsistensi padat

Setelah operasi

: Kateter masih terpasang setelah operasi dan setelah keluar


dari ICU.

3. Personal Hygiene
Kebiasaan

: - Mandi 2 x sehari dengan mengguanakan sabun mandi


- Sikat gigi 2x sehari
- Keramas 3 x seminggu
- Mengganti pakaian tiap habis mandi

Setelah operasi

: Klien tidak dapat mandi sendiri

4. Kebutuhan Istirahat / Tidur


Kebiasaan

: - Tidur siang jam 13.00 15.00 WITA


- Tidur malam jam 22.00 05.00 WITA

Setelah operasi

: Klien dapat tidur apabila tidak nyeri pada luka bekas


operasi.

G. Data psikologis dan Spritual


1. Klien menerima keadaannya dan setelah operasi ini klien berharap agar cepat
sembuh
2. Pola interaksi dalam keluarga baik
3. Ibu selalu berdoa untuk kesembuhannya
4. Ibu menjalankan shalat 5 waktu
H. Pemeriksaan Fisik
1. KU ibu baik
2. Kesadaran komposmentis
3. TTV:
TD : 120/80 mmHg
N: 93 kalipermenit
P :20 kalipermenit
S : 36,6OC
4. Kepala Nampak bersih, rambut hitam dan ikal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan dan rambut tidak rontok.
5. Pada mata, konjungtiva merah muda dan sclera putih tidak ikterus.

6. Wajah tidak tampak oedem, ekspresi wajah tampak meringis


bergerak.

terutama jika

7. Hidung, simetris kiri dan kanan dan secret tidak ada


8. Mulut dan gigi tampak bersih, tidak ada caries dan sariawan
9. Leher, tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis
10. Payudara, simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan dan putting susu terbentuk
11. Abdomen, tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril
12. Genitalia tampak bersih dan personal hygiene bersih
13. Tungkai simetris kiri dan kanan, tidak ada oedem dan varises
14. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (Post Operasi) tanggal 7 jan 2010 jam 08.00 wita
-

HB

Leukosit = 5.000 /mm3

Eritrosit = 46 jt mm3

Hemotokrit= 39 %

Trombosit = 368.000/mm

CT (cloting time) = 9.30 x/i

BT (Blooding Time) = 3.00x/i

= 10,8 gr %

Pemeriksaan laboratorium (pre operasi) tanggal 3 jan 2010 jam 21.00 wita
-

HB

Leukosit = 5.900 /mm3

Eritrosit = 4.00

Hemotokrit= 25,6 %

= 3,8 gr %

Trombosit = 338.000/mm

CT (cloting time) = 8.30 x/i

BT (Blooding Time) = 2.00x/i

Pemeriksaan Penunjang
-

USG (tgl 3 januari 2010 jam 21.25 wita) Terlihat massa pada daerah uterus

15. Pengobatan:
-

Injeksi = Cefadroxil 3 x 500 mg


Metrodinazol 3 x 500 mg
Instruksi dokter = Obat injeksi diberikan pada hari I post opersi sampai hari ke
III post operasi, kemudian digantikan dengan obat oral.

Oral =

Asam mefenamat 3 x 500 mg


SF 1 x 1
OBH syr 3 x 1sdm

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL


Diagnosa

: Post Operasi Mioma Uteri hari II

Ds

: Klien mengatakan di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita

Do

: - Pada status klien, klien di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita
- Pengkajian dilakukan tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
- Ibu di operasi karena adanya massa pada uterus
- Tampak luka operasi tertutup dengan kasa steril pada abdomen..
- Setelah operasi, tumor seberat 1.400 gram

Analisa dan Interpretasi Data:


Dari tanggal operasi sampai dengan tanggal pengkajian, ibu dalam keadaan post operasi
hari kedua dan memerlukan perawatan, pengawasan karena kondisi ibu belum baik.

Masalah Aktual:
1. Nyeri pada luka bekas operasi
Ds : - Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
- Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul
Do : - Ekspresi wajah ibu tampak meringis terutama jika bergerak
- Tampak luka operasi tertutup kasa steril pada abdomen
- Tingkat nyeri sedang
Analisa dan Interpretasi Data:
Terputusnya kontinuitas jaringan akan melepaskan hormone vasilator yang
merangsang saraf perifer ke hipotalamus sehingga terjadi feedback ke dalam tubuh
melalui efferent yang menimbulkan suatu rangsangan yang dipersepsikan sebagai nyeri.
2. Aktivitas terganggu /gangguan mobilisasi
Ds : ibu mengatakan nyeri pada bekas operasi
Do : - Ekspresi wajah tampak meringis terutama jika bergerak
- Ibu tidak dapat beraktivitas
- Tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril pada abdomen
Analisa dan Interpretasi Data:
Adanya pengobatan dan perawatan pada ibu yang didukung oleh kondisi ibu yang
masih lemah dan juga disertai nyeri di daerah operasi menyebabkan ibu tidak dapat
melaukan aktivitas sehari-hari.

LANGKAH III : ANTISIFASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Masalah Potensial : terjadi infeksi luka bekas operasi

Ds : Ibu mengatakan nyeri setelah operasi


Do : - Tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril pada abdomen
-

Tampak luka masih basah

Ekspresi wajah ibu tampak kesakitan

TTV, TD : 120/80 mmHg


N : 93 kalipermenit
P : 20 kalipermenit
S : 36,6OC

Analisa dan Interpretsi Data:


Perlukaan karena adanya operasi dan luka bekas operasi yang masih basah
merupakan jalan masuknya kuman pathogen ke dalam tubuh klien sehingga menimbulkan
infeksi
LANGKAH IV : EVALUASI TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukannya tindakan segera
LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN
Diagnosa

: Post Operasi Mioma Uteri hari II

Tujuan

: Post Operasi berlangsung normal

Kriteria

: - KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital normal
TD = Sistole

= 100 130 mmHg

Diastole = 60 90 mmHg
N = 70 100 x/i
S = 35,50C 37,5 0C

P = 20 28 x/i
Intervensi tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
1. Observasi KU ibu
Rasional:
Untuk mengetahui KU ibu dan sebagai petunjuk untuk melakukan pengawasan dan
perawatan.
2. Observasi TTV
Rasional:
Untuk mengetahui TTV dalam batas normal dan sebagai penuntun untuk melakukan
tindakan selanjutnya.
3. Kaji intake dan output
Rasional:
Untuk mengetahui apakah intake sebanding dengan output.
Masalah Aktual:
1. Nyeri luka bekas operasi
Tujuan

: Nyeri berkurang / hilang

Kriteria

: - Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri


- Ekspresi wajah ibu tenang
- Ibu tidak mengeluh nyeri

Intervensi tanggal 24 April 2008, jam 10.00 Wita


a. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri
Rasional:
Agar ibu dapat mengerti penyebab nyeri yang dirasakannya
b. Kaji tingkat nyeri

Rasional:
Untuk mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh ibu
c. Anjurkan ibu untuk rileks dengan mengalihkan perhatian
Rasional:
Dengan rileks ibu dapat melupakan nyeri yang dirasakannya.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional:
Analgetik adalah zat yang dapat menghambat atau mengurangi rasa nyeri.
2. Aktivitas terganggu / gangguan mobilisasi
Tujuan : kebutuhan aktivitas dapat terpenuhi
Kriteria: - Ibu dapat melakukan aktivitas secara bertahap
-Kebutuhan pemenuhan diri terpenuhi secara mandiri
Intervensi tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
a. Kaji tingkat kebutuhan ibu
Rasional:
Untuk menpermudah menentukan interaksi yang dapat memenuhi kebutuhan
pasien
b. Bantu pasien dalam hal memenuhi kebutuhannya
Rasional:
Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
Rasional:
Untuk memudahkan pasien menjangkau sendiri alat-alat yang dibutuhkan.

d. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien


Rasional:
Agar pasien merasa diperhatikan oleh keluarga
e. Berikan motivasi dan latihan pada pasien supaya pasien dapat memenuhi
kebutuhannya
Rasional:
Agar pasien diperhatikan dan menambah semangat.

Masalah Potensial:
Diagnosa

: Infeksi luka operasi

Tujuan

: Infeksi tidak terjadi dalam proses perawatan

Kriteria

: - Tidak ada tanda-tanda infeksi ( dolor, color, rubor, tumor)


- Luka operasi harus tetap bersih dan sembuh
- Wajah ibu tidak meringis
- Suhu tetap normal ( S = 35,50C 37,5 0C )

Intervensi tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita


1. Kaji tanda-tanda infeksi
Rasional:
Memudahkan dalam melakukan tindakan selanjutnya
2. Observasi TTV
Rasional:
TTV merupakan salah satu indicator untuk melakukan tindakan selanjutnya.
3. Lakukan cuci tangan sebelum / sesudah tindakan perawatan secara aseptic

Rasional:
Dapat mengurangi timbulnya mikroorganisme yang pathogen penyebab infeksi
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti perbannya pada hari V post operasi post operasi di
RSIA sitti Fatimah Makassar
Rasional:
Mencegah timbulnya kuman pathogen yang menyebabkan infeksi
5. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai instruksi dokter
Rasional:
Antibiotika berguna untuk membunuh atau memberantas bibit penyakit yang masuk
kedalam tubuh sehingga infeksi dapat dicegah.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
1. Mengobservasi KU ibu
Hasil: - Ibu masih berbaring ditempat tidur dengan wajah meringis
- Kesadaran composmentis
2. Mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 120/80 mmHg
N : 93 kalipermenit
P : 20 kalipermenit
S : 36,6OC
3. Mengkaji intake dan output
4. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri

Hasil : Klien dapat mengerti dan menerima penyebab timbulnya nyeri


5. Mengkaji tingkat nyeri
Hasil: Nyeri tingkat sedang
6. Menganjurkan ibu untuk rileks dengan mengalihkan perhatian
Hasil: Pasien rileks dengan cara pasien berinteraksi dengan keluarganya
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Hasil: Pemberian asam mefenamat 3 x500 mg
8. Mengkaji tingkat kebutuhan ibu
9. Membantu pasien dalam hal memenuhi kebutuhannya
10. Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
11. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
Hasil: Keluarga membantu klien dalam memberikan ibu makan dan minum
12. Memberikan motivasi dan latihan pada pasien supaya pasien dapat memenuhi
kebutuhannya
13. Mengkaji tanda-tanda infeksi
Hasil: Tanda-tanda infeksi tak Nampak, tapi ibu mengeluh nyeri luka bekas operasi
14. Menganjurkan ibu untuk mengganti perbannya pada hari V post operasi di RSIA
sitti Fatimah makassar
15. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai instruksi dokter
Hasil: Pemberian cefadroxil 3 x 500 mg dan metronidazol 3 x 500 mg

LANGKAH VII : EVALUASI


Tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita

1.

Post Operasi berlangsung normal

2.

KU dan TTV dalam batas normal

3.

Nyeri berkurang ditandai dengan:

4.

Ekspresi wajah klien tidak meringis

5.

Klien dapat senyum dan berkomunikasi dengan baik

6.

Klien dapat beraktivitas / mobilisasi bertahap

7.

Keluarga dapat dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan pasien

8.

Tanda-tanda infeksi tidak di temukan

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI


PADA NN G DENGAN POST OPERASI MIOMA UTERI HARI II

DI RSIA SITTI FATIMAH MAKASSAR


TANGGAL 6 JAN 2010
No Register

: 045239

Tgl.MRS

: 3 januari 2010 jam 20.30 wita

Tgl.Operasi

: 4 januari 2010 jam 17.30 wita

Tgl.Pengkajian

: 6 januari 2010 jam 08.30 wita

Pengkaji

: A.Nurhidayah Basri

IDENTITAS KLIEN / SUAMI


Identitas Pasien
Nama

: Nn.Ginda

Umur

: 42 tahun

Nikah/lamanya

:-

Suku

: Makassar

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

:-

Alamat

: Jl. Serigala Lr 7 no 9

SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita

2. Ibu mengatakan nyeri pada perut bekas operasi


3. Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul
4. Ibu mengatakan mulai timbul nyeri sejak post operasi
5. Ibu mengatakan tidak pernah menderita hipertensi, DM, jantung, hepatitis maupun
penyakit menular lainnya.
6. Ibu mengatakan tidak pernah operasi, trauma dan tarnsfusi darah
7. Ibu mengatakan tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol
8. Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi
OBJEKTIF (O)
1. Pada status klien, di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 wita
2. Pengkajian dilakukan tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
3. Ibu di operasi karena adanya massa di uterus
4. Tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril pada abdomen
5. Ekspresi wajah ibu tampak meringis jika bergerak
6. Ibu tidak dapat beraktivitas
7. Tampak luka masih basah
8. TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 93 kalipermenit
P : 20 kalipermenit
S : 36,6OC
ASSESMENT (A)
Diagnosa

: Post Op Mioma Uteri Hari II

Masalah Aktual

: Nyeri pada luka bekas operasi


Aktivitas terganggu / gangguan mobilisasi

Masalah Potensial

: Infeksi luka bekas operasi

PLANNING (P)
Tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
1. Mengobservasi KU ibu
Hasil: - Ibu masih berbaring ditempat tidur dengan wajah meringis bila bergerak
- Kesadaran composmentis dan baik
2. Mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 120/80 mmHg
N : 93 kalipermenit
P : 20 kalipermenit
S : 36,6OC
3.

Mengkaji intake dan output

4.

Jelaskan penyebab timbulnya nyeri


Hasil : Klien dapat mengerti dan menerima penyebab timbulnya nyeri

5.

Mengkaji tingkat nyeri


Hasil: Nyeri tingkat sedang

6.

Menganjurkan ibu untuk rileks dengan mengalihkan perhatian


Hasil: Pasien rileks dengan cara pasien berinteraksi dengan keluarganya

7.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

Hasil: Pemberian asam mefenamat 3 x500 mg


8.

Mengkaji tingkat kebutuhan ibu

9.

Membantu pasien dalam hal memenuhi kebutuhannya

10. Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien


11. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
Hasil: Keluarga membantu klien dalam memberikan ibu makan dan minum
12. Memberikan motivasi dan latihan mobilisasi pada pasien supaya pasien dapat
memenuhi kebutuhannya
13. Mengkaji tanda-tanda infeksi
Hasil: Tanda-tanda infeksi tidak Nampak, tapi ibu mengeluh nyeri luka bekas operasi
14. Menganjurkan ibu untuk mengganti verban pada hari ke V post operasi di RSIA sitti
Fatimah makassar
15. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai instruksi dokter
Hasil: Pemberian cefadroxil 3 x 500 mg dan metronidazol 3 x 500 mg

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)


7 JANUARI 2010

SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada perut bekas operasi, tetapi nyeri yang
dirasakan sudah mulai berkurang
2. Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul
3. Ibu mengatakan tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol
4. Ibu sudah tidak mengeluh pusing lagi
5. Ibu sudah tidak cemas lagi dengan keadaannya
OBJEKTIF (O)
1. Pada status klien, di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 - 20.00 wita
2. Pengkajian dilakukan tanggal 7 januari 2010 jam 08.00 wita
3. Hb 10,8 gr %
4. Tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril pada abdomen
5. Ekspresi wajah ibu tampak ceria
6. Ibu masih berbaring di tempat tidur dan meringis jika bergerak
7. Ibu tidak sudah berinteraksi dengan keluarganya
8. Tampak luka mulai mengering
9. TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 84 kalipermenit
P : 22 kalipermenit
S : 36,5OC
ASSESMENT (A)
Diagnosa

: Post Operasi Mioma Uteri Hari III

Masalah Aktual

: Nyeri pada luka bekas operasi


Aktivitas terganggu / gangguan mobilisasi

Masalah Potensial

: Infeksi luka bekas operasi

PLANNING (P)
Tanggal 7 januari 2010 jam 08.00 wita
1. Mengobservasi KU ibu
Hasil: - Ibu masih berbaring ditempat tidur dengan wajah meringis bila bergerak
- Kesadaran composmentis
2. Mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 120/80 mmHg
N : 84 kalipermenit
P : 22 kalipermenit
S : 36,5OC
3. Mengkaji intake dan output
4. Menganjurkan ibu untuk rileks dengan mengalihkan perhatian
Hasil: Pasien rileks dengan cara pasien berinteraksi dengan keluarganya
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Hasil :Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan
6. Mengkaji tingkat kebutuhan ibu
7. Membantu pasien dalam hal memenuhi kebutuhannya
8. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien

Hasil: Keluarga membantu klien dalam memberikan ibu makan dan minum
9. Memberikan motivasi dan latihan mobilisasi pada pasien supaya pasien dapat
memenuhi kebutuhannya
10. Mengkaji tanda-tanda infeksi
Hasil: Tanda-tanda infeksi seperti color, rubor, dolor, tumor tak Nampak, tapi ibu
mengeluh nyeri luka bekas operasi.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam
memberikan

asuhan

kebidanan,

diperoleh

kesimpulan

sebagai

berikut

Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun
hubungan saling percaya antar klien dengan bidan.Dalam menganalisa data dengan
cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah, dan kebutuhan klien yang sesuai.
Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada
kerja sama yang baik dengan klien. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas
masalah

dan

disadarkan

pada

perencanaan

tindakan

yang

disusun.

Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnosa.
B. SARAN
Untuk bidan
-

Sebagai bidan hendaknya melakukan perawatan intensif pada pasien post


operasi mioma uteri terutama perawatan luka bekas operasi sangat penting
agar penyembuhan luka operasi berlangsung baik dan tidak terjadi infeksi.

Sebagai bidan hendaknya lebih teliti dalam mengenali masalah klien


melalui pendekatan manajemen kebidanan sehingga dapat memudahkan
memproiritas masalah dan dapat segera menentukan jalan pemecahan
masalah secara cepat dan tepat memeberikan asuhan kebidanan.

Untuk klien
-

Klien hendaknya memeperhatikan personal hygiene terutama kebersihan


pada luka bekas operasi agar tidak terjadi infeksi dan luka operasi sembuh
denghan baik.

Klien dan keluarga hendaknya melaksanakan anjuran yang diberikan oleh


bidan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta
Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di
Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKRPOGI. Jakarta

http://qittun.blogspot.com/2008/06/mioma uteri.html
http://luluvikar.wordpress.com/2009/03/03/manajemen-asuhan-kebidanangangguan sistem reproduksi-mioma/
http://ratihrochmat.wordpress.com/2009/06/05/askeb-mioma postoperasi/

Anda mungkin juga menyukai