KELOMPOK 1 GSR Post Op Mioma
KELOMPOK 1 GSR Post Op Mioma
KELOMPOK 1 GSR Post Op Mioma
OLEH
KELOMPOK I:
A.NURHIDAYAH BASRI
70400007001
SURIANI
70400007051
AMELIAH
70400007003
NURNAJMI
70400007037
ARIFAH USMAN
70400007004
RISMAWATI
70400007041
HALAMAN PENGESAHAN
Asuhan kebidanan ini telah diperiksa dan Disahkan oleh pembimbing institusi
dan pembimbing lahan RSIA Sitti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada
Tanggal ........................................................
.
Mengetahui
Institusi
()
)
KATA PENGANTAR
Lahan
(...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagai bahan Seminar Praktek
patologi kebidanan uin alauddin Makassar.
Dalam penulis makalah ini banyak mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan sebagaimana waktu yang telah ditentukan, oleh penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan. oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat utamanya bagi Mahasiswa
kebidanan uin alauddin makassar
makassar,
februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar konsultasi......................................................................................... i
Halaman pengesahan.................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Daftar isi...................................................................................................... iv
BAB I = Pendahuluan
A. Latar belakang..........................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................2
C. Metode penulisan.....................................................................2
D. Ruang lingkup..........................................................................2
E. Tujuan penulisan......................................................................2
F. Sistematika penulisan...............................................................3
BAB II = Pembahasan
A. Tinjauan tentang mioma uteri...........................................................5
1. Defenisi mioma uteri ............................................................5
2. Etiologi mioma uteri.............................................................5
3. Tanda & gejala mioma uteri ................................................8
4. Patologi anatomi mioma uteri...............................................9
5. Diagnosis mioma uteri.........................................................11
6. .Pemeriksaan penunjang .....................................................12
7. Terapi mioma uteri...............................................................13
8. Penanganan mioma uteri .....................................................14
B. Proses manajemen asuhan kebidanan..............................................15
Langkah I. Identifikasi & analisis data dasar ............................15
Langkah II. Identifikasi diagnosis masalah aktual ....................15
Langkah III. Identifikasi diagnosis masalah potensial ..............15
Langkah IV. Rencana tindakan segera / kolaborasi ..................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya.Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana
prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi
uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik.
Walaupun jarang terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala
mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk
menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi.Kejadiannya lebih
tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma
uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan
estrogen.
Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarke dan menopause. Di
Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita
ginekologi yang dirawat. Di USA warna kulit hitam 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma
uteri.
Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan sosial
pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia reproduktif, pengobatan yang
dapat dilakukan adalah histerektomi, dimana mioma uteri merupakan indikasi yang
paling sering untuk dilakukan histerektomi.
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang
paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi
mioma uteri itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Bertitik dari pernyataan diatas,maka penulis perlu mengemukakan pokok-pokok
permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Apa Defenisi mioma uteri ?
2. Apa Faktor Penyebab Terjadinya mioma uteri ?
3. Bagaimana tanda dan gejala mioma uteri ?
4. Bagaimana patologi anatomi dari mioma uteri ?
5. Bagaimana cara menetapkan diagnosa bahwa pasien tersebut mioma uteri ?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menetapkan diagnosis
bahwa pasien tersebut mioma uteri ?
7. terapi apa yang diberikan kepada pasien yang mioma uteri ?
8. Bagimana penanganan mioma uteri
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan Metode yang
memanfaatkan internet dan perpustakaan sebagai sarana pengumpul data atau
objek yang akan dikaji.
D. Ruang Lingkup
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis membahas masalah asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi pada ny G dengan Post operasi mioma uteri hari II.
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan asuhan kebidanan ini adalah :
1. Tujuan umum
Dapat memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang penerapan
proses Asuhan Kebidanan gangguan sistem reproduksi pada Ny. G dengan
diagnosa Post operasi mioma uteri hari II RSIA sitti Fatimah Makassar yang
Pendahuluan
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II
Pembahasan
Studi kasus
Bab ini berisi tentang asuhan kebidanan gangguan sistem
reproduksi post operasi yang telah kami lakukan di RSIA Siti
Fatimah makassar
Bab IV
Penutup
Bab ini berisi penutup.Disini akan diberikan dan disertakan
kesimpulan dari masalah yang diangkat beserta saran yang
disampaikan penulis kepada pembaca umumya,dan kepada objek
yang terlibat khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Tentang mioma uteri
1. Defenisi
Mioma uteri atau juga dikenal dengan leiomioma uteri atau fibroid adalah
tumor jinak rahim yang paling sering didapatkan pada wanita. Leiomioma berasal
dari sel otot polos rahim dan pada beberapa kasus berasal dari otot polos pembuluh
darah rahim.
Mioma tersebut muncul pada 20% wanita usia reproduksi (usia subur) dan
biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaaan rutin. Leiomioma yang
tidak bergejala terjadi sebanyak 40-50% pada wanita usia > 35 tahun. Pada
umumnya unilateral (satu) atau kadang-kadang multipel (> 1). Mioma bervariasi di
dalam ukuran dan jumlah. Mioma sendiri juga dikatakan sebagai penyebab
infertilitas (gangguan kesuburan) sebesar 27% pada wanita. Keguguran atau
komplikasi dapat terjadi pada wanita dengan mioma dan salah satu penyebab
histerektomi (operasi pengambilan rahim) terbesar. Leiomioma uteri dapat berlokasi
di dinding rahim, menonjol melalui rongga endometrium atau permukaan rahim, dan
dikenal sebagai subserosa, intramukosa, dan submukosa.
2. Etiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Karena
mioma uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah
pada usia menopause, belum pernah terjadi sebelum menarche, maka diduga
penyebabnya timbulnya mioma uteri paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari 1
sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot polos miometrium
(otot polos di dalam rahim). Selain itu didapatkan juga adanya faktor keturunan
sebagai penyebab mioma uteri.
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun
dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma uteri terjadi
tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada Cell Nest yang selanjutnya
dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.
Pertumbuhan dari leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen.
Tumor ini menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika
pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri memiliki kecenderungan untuk
membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi
dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar setelah
menopause maka pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan.
Pertumbuhan mioma tidak membesar dengan pemakaian pil kontrasepsi
kombinasi karena preparat progestin pada pil kombinasi memiliki efek antiestrogen
pada pertumbuhannya. Perubahan yang harus diawasi pada leiomioma adalah
perubahan ke arah keganasan yang berkisar sebesar 0,04%.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial.Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah
tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik
tunggal.Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada
kromosom lengan 12q.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor
predisposisi genetik, adalah beberapa hormon seperti estrogen, progesteron dan
human growth hormon.Pada wanita hamil, efek stimulatorik pada pertumbuhan
mioma telah sejak lama dikenali secara klinis. Efek ini kemudian diduga terjadi
melalui reseptor estrogen dan progesteron yang terdapat di jaringan uterus normal
dan mioma.
Pengamatan-pengamatan ini mendukung konsep bahwa hormon atau faktor
pertumbuhan yang sama atau serupa yang biasanya merangsang pertumbuhan uterus
selama
kehamilan,
juga
merangsang
pertumbuhan
leiomioma
pada
awal
Infertilitas bila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba.
Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya
infeksi di dalam rahim. Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan
seksual, atau ketika terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya
mioma yang bertangkai, pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi
(kematian sel) dari mioma.
1. Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih
menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan hidronefrosis (pembesaran
ginjal)
2. Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan
konstipasi (sulit BAB) atau sumbatan usus
3. Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka,
dan infeksi
4. Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan tromboflebitis
sekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)
5. Poilisitemia (salah satu penyakit kelainan darah)
6. Asites (penimbunan cairan di rongga perut)
4. Patologi Anatomi
Sarang mioma di uterus berasal dari korpus uterus dan serviks uterus.Menurut
Letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:
a) Mioma Submukosum: mioma berada di bawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus.(Mioma yang tumbuh ke arah kavum uteri dan menonjol
dalam kavum itu). Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,
kemudian dilahirkan melalui saluran servik (mioma geburt).
b) Mioma Intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium. (Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam
dinding uterus).
c) Mioma Subserosum: mioma yang tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. (Mioma yang tumbuh ke arah luar dan
menonjol pada permukaan uterus).
5. Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin
uterus.Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur
uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk
memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
b. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan
perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadangkadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus
menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan
penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi
pembentukan eritropoetin ginjal.
c. Pemeriksaan penunjang
-
Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam
Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa,
jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat. .
mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa
gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat
mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk
mioma
8. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Adalah untuk Menentukan tingkat keganasan dari
sel-sel neoplasma tersebut.
Hb : 12-15 gr%
Albumin : 2,3
Leukosit : 4-11.000/mmk
Eritrosit : 3,9-5,6.000.000/mmk
Hematrokit : 45 %
Trombosit : 161.000cmm
Sitologi menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,
2. Pemeriksaan radiology
-
3. Pemeriksaan penunjang
-
obat-obatan
GnRH
analog,
medroxyprogesteron,
danazol
9. Penanganan
: Objektif, apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan dalam pelaksanaan
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NN G
DENGAN POST OPERASI MIOMA UTERI HARI II
DI RSIA SITTI FATIMAH MAKASSAR
TGL 6 7 JAN 2010
No Register
: 045239
Tgl.MRS
Tgl.Operasi
Tgl.Pengkajian
Pengkaji
: Kelompok I
: Nn.Ginda
Umur
: 42 tahun
Nikah/lamanya
:-
Suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
Alamat
: Jl. Serigala Lr 7 no 9
Klien dioperasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 wita sampai jam 20.00 wita
: 15 tahun
2. Siklus Haid
: 28 30 hari
3. Lamanya
: 7 hari
Setelah operasi
2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan
Setelah operasi
3. Personal Hygiene
Kebiasaan
Setelah operasi
Setelah operasi
terutama jika
HB
Eritrosit = 46 jt mm3
Hemotokrit= 39 %
Trombosit = 368.000/mm
= 10,8 gr %
Pemeriksaan laboratorium (pre operasi) tanggal 3 jan 2010 jam 21.00 wita
-
HB
Eritrosit = 4.00
Hemotokrit= 25,6 %
= 3,8 gr %
Trombosit = 338.000/mm
Pemeriksaan Penunjang
-
USG (tgl 3 januari 2010 jam 21.25 wita) Terlihat massa pada daerah uterus
15. Pengobatan:
-
Oral =
Ds
: Klien mengatakan di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita
Do
: - Pada status klien, klien di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita
- Pengkajian dilakukan tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
- Ibu di operasi karena adanya massa pada uterus
- Tampak luka operasi tertutup dengan kasa steril pada abdomen..
- Setelah operasi, tumor seberat 1.400 gram
Masalah Aktual:
1. Nyeri pada luka bekas operasi
Ds : - Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
- Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul
Do : - Ekspresi wajah ibu tampak meringis terutama jika bergerak
- Tampak luka operasi tertutup kasa steril pada abdomen
- Tingkat nyeri sedang
Analisa dan Interpretasi Data:
Terputusnya kontinuitas jaringan akan melepaskan hormone vasilator yang
merangsang saraf perifer ke hipotalamus sehingga terjadi feedback ke dalam tubuh
melalui efferent yang menimbulkan suatu rangsangan yang dipersepsikan sebagai nyeri.
2. Aktivitas terganggu /gangguan mobilisasi
Ds : ibu mengatakan nyeri pada bekas operasi
Do : - Ekspresi wajah tampak meringis terutama jika bergerak
- Ibu tidak dapat beraktivitas
- Tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril pada abdomen
Analisa dan Interpretasi Data:
Adanya pengobatan dan perawatan pada ibu yang didukung oleh kondisi ibu yang
masih lemah dan juga disertai nyeri di daerah operasi menyebabkan ibu tidak dapat
melaukan aktivitas sehari-hari.
Tujuan
Kriteria
: - KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital normal
TD = Sistole
Diastole = 60 90 mmHg
N = 70 100 x/i
S = 35,50C 37,5 0C
P = 20 28 x/i
Intervensi tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
1. Observasi KU ibu
Rasional:
Untuk mengetahui KU ibu dan sebagai petunjuk untuk melakukan pengawasan dan
perawatan.
2. Observasi TTV
Rasional:
Untuk mengetahui TTV dalam batas normal dan sebagai penuntun untuk melakukan
tindakan selanjutnya.
3. Kaji intake dan output
Rasional:
Untuk mengetahui apakah intake sebanding dengan output.
Masalah Aktual:
1. Nyeri luka bekas operasi
Tujuan
Kriteria
Rasional:
Untuk mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh ibu
c. Anjurkan ibu untuk rileks dengan mengalihkan perhatian
Rasional:
Dengan rileks ibu dapat melupakan nyeri yang dirasakannya.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional:
Analgetik adalah zat yang dapat menghambat atau mengurangi rasa nyeri.
2. Aktivitas terganggu / gangguan mobilisasi
Tujuan : kebutuhan aktivitas dapat terpenuhi
Kriteria: - Ibu dapat melakukan aktivitas secara bertahap
-Kebutuhan pemenuhan diri terpenuhi secara mandiri
Intervensi tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
a. Kaji tingkat kebutuhan ibu
Rasional:
Untuk menpermudah menentukan interaksi yang dapat memenuhi kebutuhan
pasien
b. Bantu pasien dalam hal memenuhi kebutuhannya
Rasional:
Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
Rasional:
Untuk memudahkan pasien menjangkau sendiri alat-alat yang dibutuhkan.
Masalah Potensial:
Diagnosa
Tujuan
Kriteria
Rasional:
Dapat mengurangi timbulnya mikroorganisme yang pathogen penyebab infeksi
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti perbannya pada hari V post operasi post operasi di
RSIA sitti Fatimah Makassar
Rasional:
Mencegah timbulnya kuman pathogen yang menyebabkan infeksi
5. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai instruksi dokter
Rasional:
Antibiotika berguna untuk membunuh atau memberantas bibit penyakit yang masuk
kedalam tubuh sehingga infeksi dapat dicegah.
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
1. Mengobservasi KU ibu
Hasil: - Ibu masih berbaring ditempat tidur dengan wajah meringis
- Kesadaran composmentis
2. Mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 120/80 mmHg
N : 93 kalipermenit
P : 20 kalipermenit
S : 36,6OC
3. Mengkaji intake dan output
4. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
: 045239
Tgl.MRS
Tgl.Operasi
Tgl.Pengkajian
Pengkaji
: A.Nurhidayah Basri
: Nn.Ginda
Umur
: 42 tahun
Nikah/lamanya
:-
Suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
Alamat
: Jl. Serigala Lr 7 no 9
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 20.00 wita
Masalah Aktual
Masalah Potensial
PLANNING (P)
Tanggal 6 januari 2010 jam 08.30 wita
1. Mengobservasi KU ibu
Hasil: - Ibu masih berbaring ditempat tidur dengan wajah meringis bila bergerak
- Kesadaran composmentis dan baik
2. Mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 120/80 mmHg
N : 93 kalipermenit
P : 20 kalipermenit
S : 36,6OC
3.
4.
5.
6.
7.
9.
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada perut bekas operasi, tetapi nyeri yang
dirasakan sudah mulai berkurang
2. Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul
3. Ibu mengatakan tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol
4. Ibu sudah tidak mengeluh pusing lagi
5. Ibu sudah tidak cemas lagi dengan keadaannya
OBJEKTIF (O)
1. Pada status klien, di operasi tanggal 4 januari 2010 jam 17.30 - 20.00 wita
2. Pengkajian dilakukan tanggal 7 januari 2010 jam 08.00 wita
3. Hb 10,8 gr %
4. Tampak luka bekas operasi yang tertutup dengan kasa steril pada abdomen
5. Ekspresi wajah ibu tampak ceria
6. Ibu masih berbaring di tempat tidur dan meringis jika bergerak
7. Ibu tidak sudah berinteraksi dengan keluarganya
8. Tampak luka mulai mengering
9. TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 84 kalipermenit
P : 22 kalipermenit
S : 36,5OC
ASSESMENT (A)
Diagnosa
Masalah Aktual
Masalah Potensial
PLANNING (P)
Tanggal 7 januari 2010 jam 08.00 wita
1. Mengobservasi KU ibu
Hasil: - Ibu masih berbaring ditempat tidur dengan wajah meringis bila bergerak
- Kesadaran composmentis
2. Mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 120/80 mmHg
N : 84 kalipermenit
P : 22 kalipermenit
S : 36,5OC
3. Mengkaji intake dan output
4. Menganjurkan ibu untuk rileks dengan mengalihkan perhatian
Hasil: Pasien rileks dengan cara pasien berinteraksi dengan keluarganya
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Hasil :Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan
6. Mengkaji tingkat kebutuhan ibu
7. Membantu pasien dalam hal memenuhi kebutuhannya
8. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
Hasil: Keluarga membantu klien dalam memberikan ibu makan dan minum
9. Memberikan motivasi dan latihan mobilisasi pada pasien supaya pasien dapat
memenuhi kebutuhannya
10. Mengkaji tanda-tanda infeksi
Hasil: Tanda-tanda infeksi seperti color, rubor, dolor, tumor tak Nampak, tapi ibu
mengeluh nyeri luka bekas operasi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam
memberikan
asuhan
kebidanan,
diperoleh
kesimpulan
sebagai
berikut
Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun
hubungan saling percaya antar klien dengan bidan.Dalam menganalisa data dengan
cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah, dan kebutuhan klien yang sesuai.
Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada
kerja sama yang baik dengan klien. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas
masalah
dan
disadarkan
pada
perencanaan
tindakan
yang
disusun.
Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnosa.
B. SARAN
Untuk bidan
-
Untuk klien
-
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta
Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di
Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKRPOGI. Jakarta
http://qittun.blogspot.com/2008/06/mioma uteri.html
http://luluvikar.wordpress.com/2009/03/03/manajemen-asuhan-kebidanangangguan sistem reproduksi-mioma/
http://ratihrochmat.wordpress.com/2009/06/05/askeb-mioma postoperasi/