Analisis Dan Pilihan Strategi KLP 2
Analisis Dan Pilihan Strategi KLP 2
Analisis Dan Pilihan Strategi KLP 2
OLEH
KELOMPOK 2
NI NYOMAN OPI WIDIARI
1306305154
1306305210
1306305108
1306305177
1306305220
MANAJEMEN STRATEGI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
dan
pemilihan
strategi
haruslah
dijalankan
secara
hati-hati
dan
Analisis strategi dan pilihan strategi mencoba menetapkan macam tindakan alternatif
yang terbaik bagi perusahaan dalam mewujudkan visi dan misinya
Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi
audit eksternal dan internal dihadapan mereka.
Matriks SWOT
Matriks Strategi
Besar
Tahap pertama; Matrik EFE, IFE dan CPM disebut tahap input (tahap ini meringkas
informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi)
Tahap ketiga, disebut tahap keputusan menggunakan satu macam teknik, Quantitative
Strategic Planing Matrix (QSPM)
a. TAHAP INPUT
Merupakan tahap pertama dari proses formulasi strategi, pada tahap ini dibuat
ringkasan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Pada tahap input
terdapat 3 matriks, yaitu matriks EFE, IFE, dan CPM. Informasi dari ke-3 matriks inilah yang
menjadi dasar untuk penyusunan berbagai matriks di tahap pencocokan dan tahap keputusan.
Strategi perlu melakukan kuantitif secara subyektif selama tahap awal proses
perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot
dan peringkat/rating yang sesuai.
b. TAHAP PENCOCOKAN
Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang
dapat digunakan, yaitu: Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Mtariks IE, dan
Matriks Strategi Besar. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap
input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
internal. Mencocokan (matching) factor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal
merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.
5 teknik yang dapat digunakan:
1. Matriks Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman (SWOT)
Matriks kekuatan kelemahan peluang Ancaman (Strengths-Weakneses-oppurtunitiesthreats-SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer
mengembangkan empat jenis strategi. Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO
(kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT (kelemahanancaman). Mencocokan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit
dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada
satu pun paduan yang paling benar.
tentunya menginginkan
organisasi mereka berada dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk
mengambil keuntungan dari berbagai trend dan kejadian eksternal. Secara umum, organisasi
akan menjalankan strategi WO, ST, dan WT untuk mencapai situasi di mana mereka dapat
melaksanakan strategi SO.
perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Tatkala
sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha
untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Strategi WO (WO strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang
besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya
memanfaatkan peluang tersebut. Sebagai contoh, mungkin ada permintaan yang tinggi akan
peralatan elektronik untuk mengendalikan jumlah dan waktu injeksi bahan bakar ke mesin
mobil (peluang), namun suatu produsen onderdil mobil bisa jadi tidak memiliki teknologi
yang dibutuhkan untuk menghasilkan peralatan tersebut (kelemahan). Salah satu strategi WO
yang bisa di tempuh adalah dengan mengakuisisi teknologi ini melalui usaha patungan (joint
venture) dengan sebuah perusahaan lain yang mempunyai kompetensi di bidang ini.
Alternatif lainnya dari strategi WO adalah dengan merekrut dan melatih orang agar memiliki
kapailitas teknis yang diperlukan.
Strategi ST (ST strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari dan mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu
organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan
eksternal. Salah satu contoh strategi ST adalah ketika Texas Intruments menggunakan
lembaga hukum yang sangat bagus (kekuatan) untuk memperoleh ganti rugi dan royalti
sebesar hamper $700juta dari Sembilan perusahaan jepang dan Korea yang melanggar paten
untuk chip memori semikonduktor (ancaman). Perusahaan pesaing yang meniru gagasan,
inovasi, dan produk yang telah dipatenkan merupakan ancaman yang besar di banyak
industri. Hal ini masih menjadi sebuah persoalan besar bagi perusahaan-perusahaan yang
menjual produk ke Cina.
Strategi WT (WT strategies) merupakan teknik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi
yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam
posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya, perusahaan semacam itu mungkin harus
berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau
memilih likuidasi.
Sebuah Matriks SWOT terdiri atas Sembilan sel. Sebagaimana ditunjukan, terdapat
empat sel factor utama, empat sel strategi, dan satu sel yang dibiarkan kosong (sel kiri atas).
Keempat sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah
melengkapi keempat sel factor utama, yang di beri nama S, W, O, dan T. terdapat delapan
langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT :
1.
2.
3.
4.
5.
strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasinya pada sel
strategi WO.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel
strategi ST
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasinya pada sel
Strategi WT.
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Perputaran persediaan naik 5,8 1. Pendapatan dari segmen piranti lunak toko
menjadi naik 6,7
turun 12%
2. Pembelian konsumen rata-rata naik 2. Lokasi toko dirugikan oleh keberadaan
$ 97 menjadi $128
highway 34 yang baru
3. Semangat kerja karyawan sangat 3. Karpet dan cat toko dalam kondisi yang
baik
4. Promosi dalam toko menghasilkan 4.
5.
peningkatan penjualan sebesar
6.
20%
7.
5. Pengeluaran iklan surat kabar
turun 10%
6. Pendapatan
dari
segmen
meperihatinkan
Kamar mandi toko perlu perbaikan
Total pendapatan toko turun 8%
Toko tidak mempunyai situs WEB
Pengiriman
tepat
waktu
pemasok
Peluang (O)
Strategi SO
1. Populasi kota bertambah 1. menambah
10%
2. Toko
koputer
pesaing
dibuka pd jarak 1 KM
3. Lalu lintas kendaraan
yang melewati toko naik
12%
4. vendor
mengeluarkan
rata-rata
produk
baru/tahun
5. pengguna komputer oleh
warga senior naik 8%
6. pertumbuhan usaha kecil
di daerah itu naik 10%
Stategi WO
4 promosi1. Membeli lahan untuk toko
reparasi
(S6,O5)
3. mengirim
baru pengecatan
memperbaiki
ulang/
kamar
selebaran
mandi. (W3,W4,O1)
kepada seluruh warga3. menaikkan layanan situs
senior berusia diatas 55 WEB
(S5,O5)
sebanyak
(W6,O7,O8)
4. mengirim surat
50%
kepada
7. kebutuhan
akan
situs
Ancaman (T)
1. Best
buy
Strategi ST
akan 1. merekrut
reparasi
memasarkan
sekarang
2. universitas
menawarkan
Strategi WT
karyawan 1. Menyewa
2
lagi
dan
layanan-
membangun
toko
baru
reparasi
(S8,T3)
3. highway 34 yang baru 3. Menaikkan jasa panggilan
akan mengalihkan jalur
dari
lalu lintas
(S6,T5)
dalam 1
$60
menjadi
tenaga
ulang/
memperbaiki
kamar
mandi (W3,W4,T1)
$80
disekitar
tempat ini
5. harga minyak naik 14%
6. vendor
menaikkan
harga 8%
Terdapat beberapa aspek penting dari Matriks SWOT, perhatikan bahwa baik factorfaktor internal/eksternal maupun strategi SO/ST/WO/WT diupayakan sebisa mungkin untuk
dinyatakan secara kuantitatif. Hal ini penting. Misalnya, terkait strategi SO nomor 2 dan ST
nomor 1, Jika sang analis sekedar akan mengatakan, Menambah karyawan jasa reparasi
baru, pembaca mungkin akan berpikir bahwa dibutuhkan 20 karyawan jasa reparasi baru.
Padahal, dalam kenyataannya yang dibutuhkan hanya dua karyawan. Sejauh mungkin, dalam
menyatakan factor dan strategi anda harus spesifik. Hal yang juga penting adalah menuliskan
lambang S1, O2 setelah setiap strategi dalam Matriks SWOT. Lambang ini menunjukan
dasar pemikiran untuk setiap strategi alternatif. Strategi tidak muncul dari kekosongan.
Sebagai contoh, Perhatikan bahwa bisnis toko computer tersebut perlu membeli
lahan untuk menbangun toko baru Karena Highway 34 yang baru akan mebuat lokasi toko
lama menjadi tidak begitu menguntungkan lagi.
mencontohkan proses pencocokan ini. Maksud dari setiap alat pencocokan di tahap 2 ini
adalah untuk menghasilkan strategi-strategi alternatif yang masuk akal, bukan untuk memilih
atau menentukan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang
dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk diterapkan.
Walaupun Matriks SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis
tersebut memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, SWOT tidak menunjukan cara untuk
mencapai suatu keunggulan kompetitif. Matriks itu harus titik awal untuk diskusi mengenai
bagaimana strategi yang diusulkan dapat diterapkan serta berbagai pertimbangan biaya
manfaat yang pada akhirnya dapat mengarah pada keunggulan kompetitif. Kedua, SWOT
merupakan penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu. Matriks
SWOT bisa jadi seperti mempelajari sebuah gambar film dimana anda bisa melihat pemeran
utama dan penataannya (setting) tetapi tidak mungkin dapat memahami luar ceritanya.
Ketiga, analisis SWOT bisa membuat perusahaan memberi penekanan yang berbelebih pada
satu factor interal/eksternal tertentu dalam merumuskan strategi. Terdapat interelasi diantara
factor-faktor internal dan eksternal utama yang tidak ditunjukan dalam SWOT namun penting
dalam penggunaan strategi.
menunjukkan dua dimensi internal yaitu kekuatan financial dan keunggulan kompetitif dan
dua dimensi eksternal yaitu stabilitas lingkungan dan kekuatan industry. Keempat dimensi
tersebut merupakan penentu terpenting dari posisi strategis keseluruhan suatu organisasi.
Bergantung pada jenis organisasi, beragam variabel bisa memetakan masing-masing
dimensi yang ditunjukkan dalam sumbu Matriks SPACE. Faktor-faktor yang sebelumnya
dimasukkan di dalam Matriks EFE dan IFE harus ikut dipertimbangkan ketika membangun
Matriks SPACE. Seperti halnyaMatriks SWOT, demikian juga Matriks SPACE perlu
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang sedang dikaji dan didasarkan pada sebanyak
mungkin
informasi
faktual.
Berikut
langkah-langkah
yang
dibutuhkan
untuk
2.
Nilai dari variabel-variabel tersebut menggunakan skala tertentu, dalam kasus ini dari
skala 1 (paling buruk) sampai 7 (paling baik) untuk FS dan IS. Kemudian skala -6
(paling buruk) sampai -1 (paling baik) untuk ES dan CA. Untuk sumbu FS dan CA,
buatlah perbandingan dengan pesaing. Untuk sumbu IS dan ES, buatlah perbandingan
dengan industri lain.
3.
Hitunglah nilai rata-rata dari FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan nilai yang
Anda berikan pada variabel dari setiap dimensi dan kemudian membaginya dengan
jumlah variabel dalam dimensi yang bersangkutan.
4.
Petakan nilai rata-rata untuk FS, IS, ES dan CA pada sumbu yang sesuai dalam
matriks SPACE.
5.
Jumlahkan nilai rata-rata CA dan IS, dan petakan hasilnya pada sumbu X (CA dan IS).
Jumlahkan nilai rata-rata FS dan ES, dan petakan hasilnya pada sumbu Y (FS dan ES).
Petakan perpotongan kedua titik sumbu X dan sumbu Y (yang baru) tersebut.
6.
Gambarkan arah vektor dari koordinat 0,0 melalui titik perpotongan yang baru. Arah
panah menunjukkan jenis strategi yang disarankan bagi organisasi: agresif, konservatif,
kompetitif, atau defensif.
Beberapa profil strategi bisa dihasilkan dari analisis SPACE seperti yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini. Arah vektor yang terkait dengan setiap profil menunjukkan jenis
strategi yang seharusnya dijalankan yaitu agresif, konservatif, kompetitif, atau defensif.
Profil Strategi dari Matriks SPACE
Ketika arah vektor terletak di kuadran agresif, berarti perusahaan tersebut berada
dalam posisi yang sangat bagus untuk memanfaatkan berbagai kekuatan internalnya untuk (1)
menarik keuntungan dari peluang-peluang eksternal, (2) mengatasi kelemahan internal, dan
(3) menghindari beragam ancaman eksternal. Oleh karenanya, strategi penetrasi pasar,
pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal,
diversifikasi, atau kombinasi kesemuanya itu menjadi pilihan yang masuk akal, tergantung
pada situasi khusus yang dihadapi oleh perusahaan. Arah vektor yang muncul di kuadran
konservatif mengindikasikan agar perusahaan tetap berpegang pada kompetensi dasarnya dan
tidak mengambil risiko yang terlalu besar. Strategi konservatif meliputi penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, dan atau diversifikasi terkait. Arah vektor yang
terletak di kuadran defensif mengindikasikan agar perusahaan berfokus pada usaha untuk
mengatasi kelemahan internal di samping menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif
dapat berupa penciutan, divestasi, likuidasi, dan atau diversifikasi terkait.Terakhir, arah
vektor yang terletak di kuadran kompetitif mengindikasikan bahwa perusahaan berada pada
situasi kompetitif dan strateginya adalah integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan
integrasi horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar; dan atau pengembangan produk.
1. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Divisi-divisi otonom (atau pusat laba) dari suatu organisasi memetakan apa yang
disebut sebagai Keragaman Usaha atau portofolio bisnis (business portfolio).
Ketika
divisi-divisi suatu perusahaan bersaing di industry yang berbeda, strategi yang terpisah harus
dikembangkan untuk setiap bisnis. Matriks Boston Consulting Group-BCG (BCG Matriks)
dan Matriks Internal-eksternal (Internal-eksternal-IE Matriks) serta khusus dirancang
untuk membantu upaya-upaya perusahaan multidivisional dalam merumuskan strategi. (BCG
adalah sebuah perusahaan konsultasi manajemen swasta yang berbasis di boston. BCG
memperkerjakan sekitar 1.400 konsultan di seluruh dunia).
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antardivisi dalam hal posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industry. Matriks BCg memungkinkan sebuah
organisasi multidivisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industry dari setiap divisi relatif terhadap semua
divisi lain di dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (relative market share position)
didefenisikan sebagai rasio pangsa pasar ( atau pendapatan) suatu divisi di sebuah industri
tertentu terhadap pangsa pasar (atau pendapatan) yang dimilki oleh perusahaan pesaing
terbesar di industri tersebut.
Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan
alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan pertumbuhan UBS. Matriks BCG
merupakan empat kelompok bisnis, yaitu :
1. Tanda tanya (Question Mark) Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar
relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat.
Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis
ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat
divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,
atau pengembangan produk) atau menjualnya.
2. Bintang (Star) Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka
panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan
pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi
seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat
posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti
akan memberikan arus kas ositif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak
uang untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke
depan,
ke
belakang,
dan
orizontal,
enetrasi
pasar, pengembangan
pasar,
pengembangan produk, dan joint venture erupakan strategi yang sesuai untuk
dipertimbangkan divisi ini.
3. Sapi perah (Cash Cow) Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar
relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat.
Disebut sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka
seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak
sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk
mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau
diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang
kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih
sesuai untuk diterapkan.
4. Anjing (Dog) Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang
rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh.
Mereka adalah anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan
eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan
retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi
strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat
kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang
mampu bertahan dan menguntungkan.
Manfaat terbesar dari Matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus Kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi. Divisi-divisi di
banyak organisasi berubah dari waktu ke waktu: Anjing menjadi Tanda Tanya, Tanda Tanya
menjadi Bintang, bintang menjadi Sapi Perah Kas, dan Sapi Perah Kas menjadi Anjing dalam
gerak berlawanan arah jam yang terus-menrus. Hal yang jarang terjadi, Bintang menjadi
Tanda Tanya , Tanda Tanya menjadi Anjing, Anjing menjadi Sapi Perah Kas, dan Sapi Perah
kas menjadi Bintang (searah jarum jam). Di beberapa organisasi, tidak ada gerak siklis yang
tampak. Dari waktu ke waktu, organisasi harus berjuang untuk mencapai portofolio divisi
yang berupa Bintang.
Matriks BCG, seperti semua teknik analitis, memiliki beberapa ketrbatasan. Sebagai
contoh, memandang setiap bisnis apakah sebagaiBintang, Sapi Perah Kas, Anjing atau Tanda
Tanya adalah sebuah penyederhanaan yang berlebihan, banyak bisnis masuk dalam kategori
tengah Matriks BCG dan karenanya tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah. Lebih jauh,
Matriks BCG tidak mencerminkan apakah berbagai divisi atau industry mereka bertumbuh
dari waktu ke waktu: itu artinya, matriks tersebut tidak memiliki kualitas temporal,
mwlainkan merupakan potongan gambar dari suatu organisasi pada suatu waktu tertentu.
Akhirnya, variabel-variabel lain dari luar posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan
industry dalam hal penjualan, seperti ukuran pasar dan keunggulan kompetitif, penting dalam
pengambilan keputusan strategis mengenai berbagai divisi.
3. Matriks Internal Eksternal
Matriks Internal Eksternal (Internal Eksternal IE Matrix) memosisikan berbagai
divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE serupa dengan matriks BCG
dalam pengertian bahwa kedua alat tersebut menempatkan divisi-divisi organisasi dalam
sebuah diagram sistematis, itulah kenapa keduanya disebut dengan matriks portofolio.
Akan tetapi terdapat beberapa perbedaan penting antara Matriks BCG dan Matriks IE.
Matriks IE membutuhkan lebih banyak informasi mengenasi divisi daripada Matriks BCG.
Selain itu, implikasi strategis dari setiap matriks berbeda.
Matrik IE didasarkan pada dua dimensi kunci yang memungkinkan susunan matriks
IE:
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang memiliki implikasi strategi
yang berbeda-beda. Berikut bagian-bagian dari matriks IE :
Berikut contoh dari cara menggambarkan strategi Internal Eksternal (IE) dapat dilihat
pada gambar 1
Contoh Matriks IE yang lengkap ditampilkan pada Gambar 2 berikut ini, di mana
organisasi terdiri atas empat divisi. Sebagaimana diindikasikan oleh posisi lingkarannya,
strategi tumbuh dan membangun sesuai untuk Divisi 1, 2, dan 3. Divisi 4 adalah kandidat
untuk strategi panen atau divestasi. Divisi 2 menghasilkan persentase terbesar dari penjualan
perusahaan maka ditunjukkan dengan lingkaran terbesar. Divisi 1 menghasilkan proporsi
terbesar dalam total laba, sehingga memperoleh potongan kue terbesar.
POSISI
KOMPETITIF
YANG
LEMAH
Kuadran I
Pengembangan Pasar
Pengembangan Pasar
Penetrasi Pasar
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Pengembangan Produk
Integrasi Horizontal
Integrasi Ke Depan
Divestasi
Integrasi Ke Belakang
Likuidasi
Kuadran
III
Integrasi
Horizontal
Kuadran
IV
Penciutan
Diversifikasi Terkait
Diversifikasi Terkait
Diversifikasi Terkait
Usaha
Divestasi
Patungan
POSISI
KOMPETITIF
YANG KUAT
(Join
Venture)
Likuidasi
Perusahaan yang berada dalam kuadran I Matriks Strategi Besar memiliki posisi
strategis yang sempurna. Untuk perusahaan tersebut, konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar
dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) yang ada saat ini merupakan
strategi yang sesuai. Bila perusahaan pada kuadran I memiliki kelebihan sumber daya, maka
akan lebih mudah dalam memilih strategi yang ada dan bisa mengambil risiko secara agresif
jika diperlukan
Perusahaan-perusahaan yang terletak pada kuadran II perlu secara serius
mengevaluasi pendekatan mereka pada pasar. Berada pada industri yang tumbuh dengan
cepat, tapi mereka mempunyai daya saing yang rendah. Sehingga harus diketahui mengapa
pendekatan pasar yang mereka coba tidak efektif dan fokus pada pembenahan daya saing
perusahaan di industri. Biasanya yang menjadi pilihan strategi pertama adalah strategi
intensif, namun ketika perusahaan kurang memiliki kompetensi khusus atau keunggulan
kompetitif, integrasi horizontal dapat menjadi alternatif. Pada pilihan akhir bisa memilih
strategi divestasi (dapat memberikan dana yang diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain)
atau likuidasi.
Perusahaan-perusahaan pada kuadran III yang memiliki posisi kompetitif yang lemah
dan tingkat pertumbuhan pasar yang lambat, harus mengambil tindakan yang membuat
perubahan drastis untuk menghidari penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi.
Penciutan biaya dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali. Strategi alternatifnya
adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang yang lain
(diversifikasi). Jika semuanya gagal, pilihan terakhir yaitu divestasi atau likuidasi.
Perusahaan yang berada pada kuadran IV yang mempunyai posisi kompetitif yang
kuat dengan tingkat pertumbuah industri yang lambat bisa melakukan strategi diversifikasi
pada bidang yang memiliki tingkat pertumbuhan menjanjikan dan juga dapat melakukan
usaha patungan.
c. TAHAP KEPUTUSAN
Adalah tahap ketiga dari kerangka tiga tahap dalam pemilihan strategi-strategi
alternatif. Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan
strategi setelah melalui teknik-teknik pada tahap pencocokan (matching stage).
Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Teknik matrik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM
strategi menggunakan analisis input dari tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2
untuk secara objektif dijalankan diantara strategi-strategi alternatif.
QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang
telah diindentifikasi sebelumnya. Seperti halnya alat analitis strategi yang lain, QSPM
membutuhkan penilain intuitif yang baik.
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(QSPM)
Alternatif Strategi
Faktor-faktor Utama
Faktor-faktor Eksternal Utama
Ekonomi
Politk/Hukum/Pemerintahan
Sosial/Budaya/Demografis/Lingkungan
Teknologi
Persaingan
Faktor-faktor Internal Utama
Manajamen
Pemasaran
Keuangan/Akuntansi
Produksi/Operasi
Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Pada Kolom kiri dari QSPM mencakup sstrategi-strategi eksternal dan internal utama
(dari tahap 1) yang diperoleh dari Matriks IFE dan EFE dan bobot disesuaikan dengan
Matriks tersebut. Baris teratas mencakup strategi-strategi alternatif yang masuk akal (dari
tahap 2).
Langkah 3.
Cermatilah matrik-matrik Tahap 2 (pencocokan) dan mengindentifikasi berbagai
strategi alternatif yang dipertimbangkan.
Langkah 4.
Tentukan Skor Daya Tarik (Attractiveness Score-AS) yaitu nilai numerik yang
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu. Skor
Daya Tarik ditentukan dengan cara mengamati setiap faktor eksternal atau faktor internal
utama dan menentukan apakah faktor tersebut berpengaruh pada pilihan strategi yang dibuat.
Skor Daya Tarik :
1 = tidak memiliki daya tarik; 2 = daya tarik rendah; 3 = daya tarik sedang; dan 4 = daya tarik
tinggi.
Langkah 5.
Hitunglah Skor Daya Tarik Total (Total Attractiveness Score - TAS). Didefinisikan
sebagai hasil kali antara Langkah 2 dan Langkah 4. Semakin tinggi skor daya tarik totalnya
semakin menarik pula skor alternatifnya.
Langkah 6.
Hitunglah jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlah Keseluruhan Skor Daya Tarik
Total (Sum Total Attractiveness Score - STAS) menunjukkan strategi yang paling yang paling
menarik disetiap rangakaian alternatif.
Contoh penyusunan Matirks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
QSPM untuk sebuah Toko Komputer Ritel
Alternatif Strategi
1
Membeli Lahan
Baru
dan Merenovasi Total
Membangun
Toko yang Sudah
Toko Baru yang Ada
Lebih Besar
Faktor-faktor Utama
Peluang
Bobot AS
TAS
AS
TAS
0,10
0,05
0,40
0,20
0,20
0,40
0,80
0,32
produk baru/tahun
0,05
0,06
Ancaman
1. Pesaing membuka toko baru di dekat toko
0,15
dalam
1 tahun dari sekarang
0,08
reparasi komputer
3. Highway 34 yang baru akan mengalihkan
0,12
jalur
lalu lintas dalam 1 tahun dari sekarang
0,08
0,04
0,03
perusahaan-perusahaan kecil
0,60
0,45
1,00
Kekuatan
1. Perputaran persediaan naik dari 5,8 menjadi
0,05
6,7
2. Pembelian konsumen rata-rata naik dari $97
0,07
0,14
0,10
0,05
0,02
menjadi $128
3. Semangat kerja karyawan sangat baik
4. Promosi dalam toko
peningkatan
penjualan sebesar 20%
mengahasilkan
0,28
0,05
gelar MIS
8. Rasio utang terhadap total aset toko turun
0,03
30%
9. Pendapatan per karyawan naik 19%
0,02
Kelemahan
1. Pendapatan dari sektor peranti lunak turun
0,10
12%
2. Lokasi toko dirugikan oleh keberadaan
0,60
0,45
0,12
0,06
0,15
0,60
0,15
0,02
0,02
0,08
0,02
0,02
0,08
0,04
0,12
0,16
0,05
0,03
0,05
Total
1,00
0,20
2,83
Perhatikan antara jumlah keseluruhan daya tarik total sebesar 3,72 dengan 2,83,
analisis tersebut mengindikasikan bahwa bisnis ritel toko komputer tersebut perlu membeli
lahan baru dan membangun toko baru yang lebih besar.
Keistemewaan dan Keterbatasan QSPM
Keistemewaan dari QSPM adalah rangkaian-rangkaian strateginya dapat diamati
secara berurutan atau bersamaan dan mendorong para penyusun strategi untuk memasukkan
faktor-faktor eksternaal dan internal yang relevan ke dalam proses keputusan. Dalam
pengaplikasiannya QSPM dapat membantu proses pemilihan strategi di perusahaanperusahaan multidivisional karena banyak faktor utama dan strategi yang dapat
dipertimbangkan secara sekaligus.
Keterbatasan QSPM adalah membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang berdasar
dalam penetuan pemeringkatan dan skor daya tarik. Keterbatasan yang lain adalah QSPM
hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis pencocokan yang
menjadi dasarnya.
Aspek Budaya Dari Pemilihan Strategi.
Semua organisasi memiliki budaya. Budaya (culture) disini mencakup serangkaian
nilai, sikap, kebiasaan, norma, kepribadian yang menggambarkan sebuah organisasi sebuah
perusahaan.
Budaya merupakan dimensi manusiawi dan cara unik suatu organisasi menjalankan
bisnisnya. Merupakan hal yang menguntungkan untuk melihat manajemen strategis dari
perspektif budaya karena keberhasilan seringkali bergantung pada seberapa besar dukungan
yang diperoleh strategi itu dari budaya sebuah perusahaan.
Politik Pemilihan Strategi
Semua organisasi itu politis. Kecuali dikelola, manuver politik menghabiskan banyak
waktu, mensubversikan tujuan operasional, mengalihkan energi manusia, dan mengakibatkan
hilangnya beberapa karyawan yang berharga. Kadang bias politik dan preferensi personal
melekat erat dalam keputusan pemilihan startegi. Politik internal mempengaruhi pilihan
strategi di semua organisasi.
Taktik-taktik yang sering digunakan para politikus:
Ekuifinalitas
Memuaskan
Generalisasi
Fokus pada isu-isu yang lebih tinggi
Menyediakan Akses Politis pada Isu-isu yang Penting
Kesimpulan
Esensi dari perumusan strategi adalah penilaian apakah suatu organisasi melakukan
hal yang tepat dan lebih efektif dalam penerapannya. Organisasi yang tidak mempunyai
kesadaran arah atau koherensi strategi akan bubar dengan sendirinya.
Berbagai alat dan konsep telah dijelaskan sebelumnya yakni matrik : SWOT,
SPACE,BCG, IE dan QSPM serta Aspek Budaya dan Politik selalu menjadi sangat penting
untuk dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
David Fred R., 2009, Manajemen Strategis. Edisi 12. Salemba Empat