Analisis Horizontal LKPD Pekalongan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Analisis Horizontal LKPD Pekalongan

Analisis Horizontaladalah analisis dengan mengadakan perbandingan


laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga
akan diketahui perkembangannya. Dalam melakukan analisis horisontal,
sutau akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan dengan akun
yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan jumlah
pos tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan.
Dalam membandingkan laporan dari dua periode yang berbeda, laporan
keuangan yang lebih awal selalu dijadikan dasar perhitungan untuk
analisis horisontal
Menurut Harahap (2009:227), analisis perbandingan adalah teknik
analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan
laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu
dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data
lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini juga
dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan
juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka
perbandingan atau rasio. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk
mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan
akun-akun laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih
periode yang dibandingkan.
Menurut Kasmir (2011:104), rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen yang ada di antara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
Menurut Harahap (2009:227-228), dalam melakukan analisis
laporan keuangan teknik perbandingan ini, kita dapat membandingkannya
dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan
keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normatif

sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antarpos laporan


keuangan dapat dilakukan melalui:
1.

Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal) misalnya

laporan keuangan tahun 1993, dibandingkan dengan laporan keuangan


tahun 1994. Perbandingan antara tahun 1996, 1995, 1994, dan
seterusnya.
2.

Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.

3.

Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku

(industrial norm). Di Indonesia standar ini belum ada tetapi di USA


beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini
misalnya Moodys, Standar & Poor dan lain-lain.
4.

Perbandingan dengan budget (anggaran).

5.

Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam

suatu perusahaan.
Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio
Menurut Harahap (2009:298), analisis rasio mempunyai
keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya, yaitu :
1.

Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan.


2.

Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.


3.

Mengetahui posisi perubahan ditengah industri lain.

4.

Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi.


5.

Menstandarisir ukuran perusahaan.

6.

Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan

lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time


series.
7.

Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi

dimasa yang akan datang.


Menurut Harahap (2009:298), keterbatasan analisis rasio itu
adalah:

1.

Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan

untuk kepentingan pemakai.


2.

Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik seperti ini.


3.

Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.


4.

Sulit jika data yang tersedia tidak singkron.

Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar


akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

Laporan Arus Kas Pemerintah Pekalongan

Analisis Arus Kas Masuk


Arus Kas Masuk dari Operasi disebabkan oleh Pendapatan Pajak lebih
tinggi dibanding tahun 2013 karna meningkatnya pelayanan pemerintah.
Rinciannya sebagai berikut
1. Realisasi Pendapatan Daerah TA 2014 sebesar Rp1.474.500.636.377,46
atau 103,30% dari
anggarannya sebesar Rp1.427.420.298.727,00, meningkat sebesar
Rp236.360.364.674,85 atau 19,09% dibandingkan realisasi TA 2013
sebesar Rp1.238.140.271.702,61

2. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah TA 2014 sebesar


Rp33.064.051.914,00 atau
112,56% dari anggarannya sebesar Rp29.373.911.000,00, meningkat
sebesar
Rp4.321.781.511,00 atau 15,04% dibandingkan realisasi TA 2013 sebesar
Rp28.742.270.403,00 rinciannya sebagai berikut:
a. Realisasi pendapatan pajak hotel melampaui target yang
ditetapkan karena pada tahun 2014 tingkat okupansi kamar hotel
meningkat cukup signifikan, sehingga berdampak pada peningkatan
pendapatanpajak hotel.
b. Pajak Restoran pencapaian 123,37%. Realisasi pendapatan pajak
restoran
melampaui target yang ditetapkan karena sesuai ketentuan Peraturan
Daerah
tentang pajak daerah karena adanya penambahan cakupan obyek
restoran, yaitu
obyek katering, baik yang dinikmati ditempat maupun tidak sehingga
meningkatkan
jumlah wajib pajak baru yang berdampak pada peningkatan pajak
restoran.
c. Penggalian Mineral Bukan Logam dan Batuan, pencapaian
114,20%. Kelebihan
target disebabkan adanya potensi pemohon ijin penggalian baru di
wilayah kecamatan Talun. Realisasi pajak mineral bukan logam dan
batuan TA.2014 sebesar Rp51.163.800,00 menurun dibanding realisasi TA
2013 sebesar Rp54.051.600,00. Realisasi pajak mineral bukan logam dan
batuan menurun hal ini disebabkan karena beberapa penambang izin
penambangan telah

habis dan kesulitan untuk melakukan perpanjangan izin karena adanya


moratorium ijin penambangan yang telah habis, sehingga ada beberapa
wajib pajak yang tidak beroperasi/tutup
3. Realisasi pendapatan retribusi daerah TA 2014 sebesar
Rp24.685.432.930,00
atau105,95% dari anggarannya sebesar Rp23.298.233.222,00, meningkat
sebesar
Rp12.056.544.706,00 atau 95,47% dibandingkan dengan realisasi TA 2013
sebesar
Rp12.628.888.224,00.Realisasi masing-masing pendapatan retribusi
daerah TA
2014 dan 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pelayanan Kesehatan.
Retribusi pelayanan kesehatan terealisasi sebesar Rp17.399.078.261,00
atau
107,94.% dari anggarannya sebesar Rp16.119.388.247,00. Realisasi
pendapatan retribusi pelayanan kesehatan melebihi target, hal ini
disebabkan
karena pelayanan puskesmas yang semakin baik, maka meningkatkan
kunjungan pasien yang akan berobat/pemeriksaan atau rawat inap.
b. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor terealisasi sebesar
Rp289.568.000,00
atau 106,73% dari anggarannya sebesar Rp271.307.000,00. Realisasi
pendapatan retribusi pengujian kendaraan bermotor melebihi target
dikarenakan seringnya dilaksanakan operasi laik jalan oleh Dinhubkominfo
bersama Polres Pekalongan, munculnya
kesadaran para pengusaha angkutan untuk melaksanakan pengujian
kendaraan dibanding kabupaten/kota yang lain sesuai perda Retribusi
Pengujian di Kabupaten Pekalongan tarifnya lebih murah sehingga banyak

wajib uji dari daerah lain yang melakukan numpang uji.


c. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
Retribusi Pengendalian Menara Telkom terealisasi sebesar
Rp750.782.919,00
atau 103,85% dari anggarannya sebesar Rp722.921.275,00. Realisasi
pendapatan retribusi pengendalian menara telekomunikasi melebihi
target
dikarenakan adanya penambahan jumlah menara dan adanya
pembayaran
denda retribusi keterlambatan pembayaran tahun lalu
d. Retribusi Sampah.
Retribusi sampah terealisasi sebesar Rp78.191.000,00 atau 86,88% dari
anggarannya sebesar Rp90.000.000,00. Realisasi retribusi sampah kurang
dari target, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk
membayar retribusi sampah dan perlunya sosialisasi tentang retribusi
sampah.
4. Jasa Giro
Realisasi penerimaan jasa giro bank TA 2014 sebesar Rp2.321.743.492,00
atau
103,19% dari anggarannya sebesar Rp2.250.000.000,00, menurun
sebesar
Rp59.871.458,00 atau (2,51%) dibandingkan dengan realisasi TA 2013
sebesar
Rp2.381.614.950,00. Pendapatan jasa giro terealisasi sebesar 103,19%
karena pengambilan dana yang ada di Kas Daerah disesuaikan dengan
Rencana Kegiatan Operasional di masingmasing
SKPD.

Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi didominasi dari Belanja Pegawai dan
Belanja Barang

Realisasi belanja daerah TA 2014 sebesar Rp1.395.905.892.563,00 atau


93,53% dari
anggarannya sebesar Rp1.492.506.133.170,00, meningkat sebesar
Rp128.555.207.413,00 atau 10,14% dibandingkan realisasi TA 2013
sebesar
Rp1.267.350.685.150,00 yang dapat dirinci dan dijelaskan sebagai berikut
:
1. Realisasi belanja pegawai TA 2014 sebesar Rp821.585.043.183,00 atau
93,72% dari anggaran sebesar Rp876.677.181.656,00, meningkat sebesar
Rp93.686.356.013,00 atau 12,87% dibandingkan dengan realisasi TA
2013 sebesar Rp727.898.687.170,00.
Terhadap realisasi belanja pegawai tersebut Pemerintah Kabupaten
Pekalongan telah membantu melakukan pemungutan yang diwajibkan,
antara lain berupa Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh-21), IuranWajib
Pegawai
(IWP), Tabungan Perumahan (Taperum), dan Iuran Kematian. Selain itu
Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga telah membayar kewajibannya
berupa iuran Askes sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 ayat (1)
Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan Iuran Pemerintah
dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan Bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Penerima Pensiun.
2. Realisasi Belanja Barang dan Jasa TA 2014 sebesar
Rp325.543.463.516,00
atau 95,61% dari anggarannya sebesar Rp340.474.023.860,00 meningkat
sebesar Rp40.198.883.478,00 atau 14,09% dibandingkan dengan realisasi
TA
2013 sebesar Rp285.344.580.038,00.
3. Belanja Tak Terduga -67% diakibatkan
Belanja Tidak terduga yang dianggarkan sebesar Rp4.145.788.000,00
terealisasi

sebesar Rp1.186.575.000,00 atau 28,62 % dari anggarannya yang


ditetapkan dengan
SK Bupati Nomor 362/74 Tahun 2014 tanggal 17 Januari 2014 tentang
Penetapan
status keadaan darurat penanganan bencana angin, banjir dan tanah
longsor di
Kabupaten Pekalongan, dan SK Bupati nomor 360/266 tahun 2014 tanggal
17
Juni 2014 tentang Penunjukan Koordinator, Penanggung Jawab Teknis dan
Penanggung Jawab Pelaksanaan Kegiatan Penanganan sarana dan
prasarana fisik
yang rusak akibat bencana alam tahap I (satu) Tahun Anggaran 2014
Belanja Tak Terduga dialokasikan dalam APBD dalam rangka penanganan
atau
penanggulangan akibat dari bencana alam, bencana sosial dan
pelaksanaan
kewenangan daerah. Pengguna Anggaran Belanja Tak Terduga adalah
Kepala
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Pekalongan
Analisis Arus Kas Masuk dari Investasi
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan
Arus kas bersih dari aktivitas investasi aset non keuangan meliputi
arus masuk kas dan arus keluar kas
Realisasi arus kas bersih dari aktivitas investasi aset non keuangan TA
2014 adalah defisit sebesar Rp177.293.568.209,00 atau 89,91% dari
proyeksi defisit sebesar Rp197.199.607.615,00, defisit sebesar
Rp7.773.344.205,00 atau 4,59% dibanding realisasi TA 2013 defisit
sebesar Rp169.520.224.004,00 yang dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut :
Arus Masuk Kas dari Aktivitas InvestasiAset Non Keuangan

Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non keuangan berasal
dari penjualan peralatan dan mesin, penjualan atas gedung dan
bangunan,penjualan asset tetap lainnya dan penjualan asset
lainnya yang diikhtisarkan sebagai berikut :
Realisasi arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non
keuangan TA 2014 sebesar Rp1.325.817.520,00 atau 56,28% dari
proyeksinya sebesar Rp2.355.915.239,00 defisit sebesar
Rp352.375.480,00 atau (21,00%) dibandingkan dengan realisasi
TA 2013 sebesar Rp1.678.193.000,00. Berdasarkan proporsi
sumber penerimaannya realisasi arus masuk kas TA 2014 yang
berasal dari hasil penjualan peralatan dan mesin sebesar 33,68%,
hasil penjualan atas gedung dan bangunan sebesar 6,46%, hasil
penjualan Aset Tetap Lainnya sebesar 2,23%, serta penerimaan
Penjualan Aset lainnya sebesar 57,63%.
Arus keluar kas aktivitas investasi nonkeuangan digunakan untuk
pembayaran belanja modal, meliputi belanja modal tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, aset tetap lainnya, dan belanja modal BLUDyang dapat
diikhtisarkan sebagai berikut : Realisasi arus keluar kas dari aktivitas
investasi aset non
keuangan TA 2014 sebesar Rp 178.619.385.729,00 atau 89,51%
dari proyeksi sebesar Rp199.555.522.854,00 surplus sebesar
Rp7.420.841.725,00 atau 4,33%, dibandingkan realisasi TA 2013
sebesar Rp171.198.417.004,00. Berdasarkan proporsinya maka
pengeluaran kas TA 2014 untuk pembayaran belanja modal tanah sebesar
0,17%, peralatan dan mesin sebesar 23,01%, belanja
gedung dan bangunan sebesar 17,12%, belanja jalan, irigasi dan
jaringan sebesar 58,33%, dan belanja aset tetap lainnya sebesar
1,37%.

Analisis dari Aktivitas Pembiayaan

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan


Arus kas bersih dari aktivitas pembiayaan meliputi arus masuk kas
dan arus keluar kas sebagai berikut :
Realisasi arus kas bersih dari aktivitas pembiayaan TA 2014 adalah
defisit sebesar Rp6.225.208.859,00 atau 93,23% dari proyeksinya
defisit sebesar Rp6.677.405.000,00, defisit sebesar
Rp4.266.515.703,00 atau 217,82 %, dibandingkan realisasi TA 2013
defisit sebesar Rp1.958.693.156,00 yang dapat dirinci dan dijelaskan
lebih lanjut sebagai berikut :
1. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan TA 2014 berasal dari
penerimaan piutang daerah dan penerimaan kembali investasi
dana bergulir, yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Realisasi arus masuk kas dari pembiayaan daerah TA 2014
sebesar Rp452.196.043,00 atau (86,05%) dari realisasi TA 2013 sebesar
Rp3.240.730.230,00. Proporsi arus masuk kas TA 2014
dari penerimaan piutang daerah sebesar 94,19% dan penerimaan
kembali investasi dana bergulir sebesar 5,81%.
2. Arus Keluar Kas untuk Aktivitas Pembiayaan
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan digunakan untuk
Pembayaran pokok pinjaman yang jatuh tempo, dan pemberian
pinjaman kepada pihak ketiga, yang dapat diikhtisarkan sebagai
berikut :
Realisasi arus keluar kas dari pembiayaan daerah TA 2014
sebesar Rp6.677.404.902,00 atau 100% dari proyeksinya
Rp6.677.405.000,00, surplus sebesar Rp1.477.981.516,00 atau
28,43%dibandingkan realisasi TA 2013 sebesar
Rp5.199.423.386,00. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
sebesar Rp6.503.800.000,00merupakan penyertaan modal kepada
Bank Jateng sebesar Rp2.753.000.000,00, PD.BPR BKK
kabupaten Pekalongan sebesar Rp2.000.000.000,00, BKK Kajen

sebesar Rp450.000.000,00, dan PDAM Tirta Kajen sebesar


Rp1.300.800.000,00.

Neraca Pemerintah Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai