Tugas Ergonomi Sikap Tubuh
Tugas Ergonomi Sikap Tubuh
Tugas Ergonomi Sikap Tubuh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja
pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Untuk mencapai hasil yang
optimal, perlu diperhatikan performansi pekerjanya. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah postur dan sikap tubuh pada saat melakukan aktivitas
tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan karena hasil produksi
sangat dipengaruhi oleh apa yang dilakukan pekerja. Bila postur kerja yang
digunakan pekerja salah atau tidak ergonomis, pekerja akan cepat lelah sehingga
konsentrasi dan tingkat ketelitiannya menurun. Pekerja menjadi lambat, akibatnya
kualitas dan kuantitas hasil produksi menurun yang pada akhirnya menyebabkan
turunnya produktivitas.
Postur tubuh ditentukan oleh ukuran tubuh dan ukuran peralatan atau
benda lainnya yang digunakan pada saat bekerja. Pada saat bekerja perlu
diperhatikan postur tubuh dalam keadaan seimbang agar dapat bekerja dengan
nyaman dan tahan lama. Keseimbangan tubuh sangat dipengaruhi oleh luas
dasar
penyangga
atau
lantai
dan
tinggi
dari
titik
gaya
berat.
Untuk
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sikap tubuh yang ergonomis.
2. Untuk mengetahui sikap kerja tidak alamiah/ postur janggal.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan posisi atau sikap tubuh yang tidak
ergonomis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Posisi atau Sikap Tubuh Kerja yang Ergonomis
Ergonomi juga dapat digunakan dalam
poduksi yang kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada
tenaga kerja dan yang mana kepada mesin. Dibawah ini dikemukakan beberapa
prinsip ergonomi sebagai pegangan, antara lain :
1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan,
ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk, caracara harus melayani mesin (macam, gerak, arah dan kekuatan).
2. Dari sudut otot sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk.
Sedangkan dari sudut tulang duduk yang baik adalah duduk tegak agar
punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan memilih
sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat dan sedikit membungkuk.
3. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Dalam
hal
duduk.
4. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 o kebawah. Arah
penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat (relaxed).
5. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan, lebih-lebih bila sikap tubuh
tidak berubah.
6. Macam gerakan yang kontinu dan berirama lebih diutamakan, sedangkan
gerakan yang sekonyong-konyong pada permulaan dan berhenti dengan
paksa sangat melelahkan. Gerakan ke atas harus dihindarkan, berilah papan
penyokong pada sikap lengan yang melelahkan. Hindarkan getaran-getaran
kuat pada kaki dan lengan.
7. Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimum, yaitu beban yang dapat
dikerjakan dengan pengerahan tenaga paling efisien. Beban fisik maksimum
telah ditentukan oleh ILO sebesar 50kg. Cara mengangkat dan menolak
hendaknya memperhatikan hukum-hukum ilmu gaya dan dihindarkan
3
sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta
bokong menyentuh belakang kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap
setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan
sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak
menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit.
Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks
(Wasisto, 2005).
Ukuran tubuh yang penting dalam bekerja dengan posisi berdiri adalah
tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan.
Menurut Sutalaksana dalam Tarwaka (2011), bahwa sikap berdiri merupakan
sikap siaga baika fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan
lebih cepat, kuat dan teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke berdiri
dengan masih menggunakan alat kerja yang sama akan melelahkan. Pada
dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan energy yang
dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk.
B.
C.
tinggi siku berdiri tinggi landasan kerja sedikit lebih rendah dari tinggi siku
berdiri.
3. Posisi/ Sikap Kerja Dinamis
Sikap kerja dinamis (duduk di suatu saat dan berdiri disaat lain merupakan
posisi terbaik an lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk saja atau berdiri
saja. Hal tersebut disebabkan karena memungkinkan pekerja berganti posisi kerja
untuk mengurangi kelelahan kaki karena sikap paksa dalam satu posisi kerja
( Das, 1991 dan Pulat, 1992 dalam Tarwaka, 2011).
Pemilihan posisi kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan,
seperti pada table di bawah ini:
Jenis Pekerjaan
1.
2.
3.
Mengangkat > 5 kg
Bekerja di bawah tinggi siku
Menjangkau horizontal di luar
4.
5.
6.
7.
pergerakan berulang
Pekerjaan perlu ketelitian
Inspeksi dan monitoring
Sering berpindah-pindah
Duduk-berdiri
Duduk
Duduk
Duduk-berdiri
Duduk-berdiri
Duduk-berdiri
Berdiri
Menurut Helander (1995) dalam Tarwaka (2011), posisi duduk berdiri yang
telah banyak dicobakan di industri, ternyata mempunyai keuntungan secara
biomekanis dimana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih
rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus. Hal
tersebut tentunya dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam intervensi
ergonomic, sehingga penerapan posisi kerja duduk berdiri dapat memberikan
keuntungan-keuntungan bagi sebagian besar tenaga kerja.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh posisi kerja dinamis, yaitu tentang
kegiatan mengangkat dan membawa beban.
pengembangan
untuk
memastikan
otot-otot
tidak
bekerja
di
atas
adalah
beberapa
teknik
10
yang
dilakukan
ketika
1. Menarik
a. Seluruh tegangan diambil oleh otot punggung
b. Jika beban ditarik dengan tiba-tiba, beban tersebut akan melindas dan
mencederai kaki pekerja.
2. Mendorong
a. Pada ketinggian dorong yang optimum (kira-kira sejajar dengan pertengahan
dada), tegangan melewati tulang punggung.
b. Mendorong pada titik yang terlalu tinggi menghasilkan tegangan yang
berlebihan pada otot perut dan dapat menyebabkan ketegangan pada otot
pundak dan hernia
c. Mendorong pada titik yang terlalu rendah tidaklah efektif.
Permasalahan-permasalahan umum yang dihadapi dengan beban meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Bobot
Bentuk
Ukuran
Kepadatan atau kelonggaran kemasan
Kedudukan beban yang tidak ditengah.
11
relatif lama. Gerakan dan postur janggal ini adalah suatu faktor risiko untuk
terjadinya gangguan, penyakit dan cidera pada sistem muskuloskeletal.
1. Pada tangan /pergelangan tangan
a. Jari menjepit, adalah posisi jari ketika menjepit objek dengan beban > 0,9
kg.
b. Jari menggenggam, adalah posisi jari ketika menggenggan objek dengan
beban > 4,5 kg.
c. Jari menekan, adalah penggunaan tekanan satu jari atau lebih terhadap
permukaan suatu objek. Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu 10
detik, dan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 30 kali per menit.
d. Deviasi radial, adalah postur tangan yang miring ke arah ibu jari. Postur
janggal ini dipertahankan dalam waktu 10 detik, dan dilakukan secara
berulang-ulang sebanyak 30 kali per menit.
e. Deviasi ulnar, adalah postur tangan yang miring ke arah jari kelingking.
Postur janggal ini diperhatikan dalam waktu 10 detik, dan dilakukan
secara berulang-ulang sebanyak 30 kali per menit.
f. Fleksi pergelangan tangan 45, adalah posisi pergelangan tangan yang
menekuk ke arah telapak tangan, diukur dari sudut yang dibentuk oleh
lengan bawah dan sumbu tangan sebesaar 45. Postur janggal ini
dipertahankan dalam waktu 10 detik, dan dilakukan secara berulangulang sebanyak 30 kali per menit.
g. Ekstensi pergelangan tangan 45, adalah posisi pergelangan tangan
yang menekuk ke arah punggung tangan, diukur dari sudut yang dibentuk
oleh lengan bawah dan sumbu tangan sebesar 45. Postur janggal ini
dipertahankan dalam waktu 10 detik, dan dilakukan secara berulangulang sebanyak 30 kali per menit.
2. Pada siku
a. Rotasi lengan
b. Ekstensi penuh, adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh sumbu lengan
atas dan sumbu lengan bawah 135. Durasi untuk posisi janggal pada
siku belum ada standarnya. Frekuensi posisi janggal tersebut dilakukan
secara berulang 2 kali per menit.
3. Pada bahu
Bahu merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penopang otot. Karena itu postur janggal pada tangan dan pergelangan tangan
juga dapat mempengaruhi keadaan bahu dikarenakan bahu merupakan tempat
12
penopang otot-otot tangan. Bentuk postur janggal pada bahu ditandai dengan
gerakan bahu yang mendekati ujung telinga bawah, baik yang kiri maupun yang
kanan. Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu 10 detik, dan dilakukan
sebanyak 2 kali per menit.
4. Pada leher
a. Menunduk, ke arah depan sehingga sudut yang dibentuk oleh garis vertikal
dengan sumbu ruas tulang leher 20. Postur janggal ini dipertahankan
dalam waktu 10 detik, dan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 2
kali per menit.
b. Miring, setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke kanan maupun ke kiri,
tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh garis vertikal dengan
sumbu dari ruas tulang leher. Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu
10 detik, dan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 2 kali per
menit.
c. Menengadah, setiap postur dari leher yang mendongak ke atas, tanpa
melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh garis vertikal dengan sumbu
dari ruas tulang leher. Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu 10
detik, dan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 2 kali per menit.
d. Rotasi, setiap gerakan dari leher yang memutar baik ke kanan maupun ke
kiri tanpa melihat besarnya derajat rotasi yang dilakukan. Postur janggal ini
dipertahankan dalam waktu 10 detik, dan dilakukan secara berulangulang sebanyak 2 kali per menit.
5. Pada punggung (Humantech, 1995)
a. Membungkuk, adalah posisi badan ke arah depan sehingga antara sumbu
badan bagian atas akan membentuk sudut 20 dengan garis vertikal.
Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu 10 detik dan dilakukan
sebanyak 2 kali per menit.
b. Miring, adalah penyinpangan
tubuh
dari
garis
vertikal,
tanpa
(http://merulalia.wordpress.com/2010/08/30/postur-tubuh-yang-ergonomissaat-bekerja/)
C. Dampak yang Ditimbulkan Posisi atau Sikap Tubuh yang Tidak
Ergonomis
Posisi tubuh yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak ergonomis dalam
waktu lama dan terus menerus dapat menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan pada pekerja antara lain :
1. Rasa sakit pada bagian-bagian tertentu sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan
seperti pada tangan, kaki, perut, punggung, pinggang dan lain-lain.
2. Menurunnya motivasi dan kenyamanan kerja.
3. Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan mengerakkan kaki,
tangan atau leher/kepala).
4. Dalam waktu lama bisa terjadi perubahan bentuk tubuh (tulang miring,
bongkok).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Posisi atau sikap tubuh yang ergonomis, yaitu: a) semua pekerjaan hendaknya
dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian. b) semua
sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. c) seandainya hal ini tidak
memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil. d) tempat
duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan
dapat memberikan relaksasi pada otot otot yang sedang tidak dipakai untuk
bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh. Dengan
memperhatikan posisi kerja saat duduk, berdiri dan dinamis.
2. Sikap kerja tidak alamiah/ postur janggal adalah deviasi/pergeseran dari
gerakan tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat
melakukan aktifitas dari postur atau posisi normal secara berulang-ulang
dalam waktu yang relatif lama. Gerakan dan postur janggal ini adalah suatu
faktor risiko untuk terjadinya gangguan, penyakit dan cidera pada sistem
muskuloskeletal.
3. Dampak yang ditimbulkan posisi atau sikap tubuh yang tidak ergonomis
adalah: a) rasa sakit pada bagian-bagian tertentu sesuai jenis pekerjaan yang
dilakukan seperti pada tangan, kaki, perut, punggung, pinggang dan lain-lain.
b) Menurunnya motivasi dan kenyamanan kerja. c) Gangguan gerakan pada
bagian tubuh tertentu (kesulitan mengerakkan kaki, tangan atau leher/kepala).
d) Dalam waktu lama bisa terjadi perubahan bentuk tubuh (tulang miring,
bongkok).
4. Saran
1. Diharapkan kepada pekerja menggunakan sikap kerja yang ergonomis agar
pekerjaan yang dilakukan dapat efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.
2. Diharapkan atasan memperhatikan kesulitan-kesulitan para pekerjanya dan
menindaklanjuti
permasalahan
yang
terjadi
dengan menyediakan
alat
16