Ipi 14095
Ipi 14095
Ipi 14095
ABSTRACT
Relevant cost has been considered as an important factor in decision
making based on the concept of different analysis for different purposes. One
type of relevant cost is incremental cost, which is additional cost when an
alternative is not chosen in a process of decision making.
A decision can be classified as long and short range decision. Example of
short range decision is special order, which is order from a buyer asking price
below normal price, and often management directly refuses this order without
further consideration. Concept of incremental cost can be used to evaluate this
kind of problem.
Some considerations in implementing the concept include cost
identification, idle capacity, and variable costing system. Incremental cost
analysis involves comparison among additional order, additional cost and
contribution margin from the special order. This concept supported by variable
costing method is important for companies implementing job order costing system
before deciding to accept or refuse a special order.
Keywords: incremental cost, relevant cost, variable cost, job order
I. PENDAHULUAN
Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan
manajemen dalam melihat kesempatan pada masa yang akan datang, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Sehubungan dengan, manajemen
memerlukan informasi yang relevan yang dapat dipakai sebagai dasar
perencanaan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan jangka pendek dan keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan jangka panjang.
Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan jangka
pendek pada suatu perusahaan industri dapat berupa keputusan menerima
atau menolak pesanan khusus, keputusan membuat sendiri atau membeli
suatu produk, keputusan menghapuskan suatu produk karena dianggap tidak
memberikan keuntungan bagi perusahaan, keputusan menjual atau
walaupun sifatnya merupakan biaya yang akan datang, biaya ini akan tetap
dipertimbangkan di dalam suatu analisis pemecahan masalah hanya kalau
biaya ini diperkirakan akan bertambah atau akan menurun pada masa yang
akan datang.
Menurut Matz dan Usry (1996:238) terdapat beberapa contoh
pengambilan keputusan oleh manajemen menyangkut masalah-masalah
seperti berikut ini.
1. Menerima atau menolak pesanan khusus.
2. Menurunkan harga jual pesanan khusus.
3. Menurunkan harga jual pada pasar yang bersaing
4. Mengevaluasi sejumlah alternatif untuk memproduksi sendiri atau
membeli, mengurangi, atau menghentikan produksi untuk produk tertentu.
5. Menentukan apakah akan menjual atau memproses lebih lanjut.
6. Memilih cara pengerjaan dalam pengolahan produk.
7. Menetapkan harga maksimum yang biasa dibayar untuk bahan baku.
Dalam pengambilan keputusan manajemen memerlukan langkahlangkah dalam analisis pengambilan keputusan. Menurut Gudono (1993:15)
menyatakan langkah-langkah pembuatan keputusan sebagai berikut.
1. Mencari informasi yang relevan untuk pembuatan keputusan. Informasi
yang relevan adalah informasi yang bilamana diketahui akan
menyebabkan perbedaan keputusan yang diambil. Informasi ini
biasanya mengenai dampak pengambilan keputusan pada penghasilan
dan biaya yang berbeda antara tiap-tiap alternatif keputusan.
2. Mengaitkan informasi yang relevan itu dengan tiap-tiap alternatif.
3. Setelah tiap-tiap informasi yang relevan dapat dikaitkan dengan tiap-tiap
alternatif, sebuah alternatif atau beberapa alternatif dapat dipilih
berdasarkan kriteria sumbangan tertinggi atas laba atau biaya terendah.
4. Mempertimbangkan semua faktor yang bersifat kualitatif untuk
menentukan dampak keputusan itu yang dapat dilihat secara
kuantitatif.
Di dalam menentukan harga pokok produksi pada suatu produk terdapat
dua metode harga pokok, yaitu metode harga pokok penuh (full costing) dan
metode harga pokok variabel (variable costing). Untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai kedua metode di atas akan diuraikan secara terperinci
sebagai berikut.
1. Penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing
Dalam metode full costing konsep penentuan harga pokok dengan
membebankan semua elemen biaya produksi baik biaya produksi, tetap
maupun biaya produksi variabel, ke dalam harga pokok produk. Oleh
karena itu, elemen biaya produksi pada metode full costing dapat mencakup
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Di dalam metode full costing biaya overhead pabrik, baik bersifat tetap
maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar
tarif biaya overhead sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik
tetap melekat pada harga pokok persediaan produk jadi yang belum laku
terjual dan baru dianggap sebagai elemen biaya produksi apabila produk
tersebut menggunakan metode variable costing.
2. Penentuan harga pokok produksi dengan metode variable costing
Metode harga pokok variabel dinamakan pula metode harga pokok
langsung atau harga pokok marginal. Pada metode ini yang dimasukkan ke
dalam harga pokok produk hanyalah elemen biaya produksi yang bersifat
variabel. Sebaliknya, biaya produksi tetap tidak dikapitalisasi didalam
harga pokok produk tetapi langsung diperhitungkan sebagai biaya periode
yang langsung dibebankan kedalam laporan laba-rugi periode terjadinya.
Metode harga pokok variabel menggunakan konsep jangka pendek yang
ditujukan untuk kepentingan internal manajemen dimana dalam jangka
pendek biaya tetap umumnya tidak relevan untuk tujuan tersebut.
Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Mulyadi (1999:20) menyatakan bahwa variable costing adalah merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri
atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel. Supriyono (2000:282) mendefinisikan penentuan harga pokok
variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang
hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok
produk, di mana biaya produksi tetap tidak diperlakukan sebagai biaya
produksi.
Pentingnya konsep biaya harga pokok variabel adalah untuk dapat
menganalisis perubahan biaya volume laba jangka pendek dalam batas
kapasitas produksi normal yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan pendekatan yang memusatkan perhatian pada elemen biaya
variabel, yaitu biaya yang berubah sesuai dengan tingkat volume kegiatan
perusahaan dalam jangka pendek.
Manfaat Penentuan Harga Pokok Variabel
Penentuan harga pokok variabel sangat bermanfaat bagi manajemen
dalam menyajikan data relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
Biaya tetap dalam jangka pendek jumlahnya tetap konstan, sedangkan biaya
variabel akan terpengaruh oleh alternatif pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, umumnya dalam jangka pendek biaya variabel adalah biaya relevan.
Supriyono (2000:286) menyatakan bahwa manfaat penentuan harga
pokok variabel adalah sebagai berikut.
1. Membuat manajemen mengetahui batas kontribusi (contribution margin)
yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisis hubungan
dengan biaya volume laba dan untuk pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
2. Memudahkan
manajemen
dalam
mengendalikan
kondisi-kondisi
operasional yang sedang berjalan serta menetapkan pemikiran
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu di dalam
perusahaan.
Tujuan penentuan harga pokok variabel dapat pula dihubungkan dengan
pihak-pihak yang memakai laporan biaya, yaitu sebagai berikut.
1. Pihak Internal
Penentuan harga pokok variabel mempunyai tujuan pokok agar bermanfaat
kepada pihak internal perusahaan untuk tujuan seperti dibawah ini.
a. Perencanaan laba
Penentuan harga pokok variabel dapat bermanfaat untuk perencanaan
laba jangka pendek. Dengan dipisahkannya semua elemen biaya
produksi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel serta perhitungan
batas kontribusi, pihak manajemen akan dapat menyusun perencanaan
laba melalui persamaan Break Event atau hubungan biaya volume laba.
b. Penentuan harga jual produk
Penentuan harga pokok variabel bermanfaat bagi manajemen dalam
rangka penentuan harga jual dalam jangka pendek dengan
menggunakan hubungan biaya volume laba.
c. Pengendalian biaya
Konsep penentuan harga pokok variabel dapat dipakai sebagai alat
untuk pengendalian biaya. Hal ini terjadi karena umumnya harga pokok
variabel disusun atas dasar biaya yang ditentukan di muka, misalnya
dalam bentuk anggaran atau standar.
d. Pengambilan keputusan oleh manajemen
Penentuan harga pokok variabel dapat bermanfaat dalam menyajikan
data biaya relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Biaya
tetap dalam jangka pendek jumlah totalnya akan konstan sedangkan
biaya variabel akan berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi. Oleh karena itu, akan berpengaruh dalam pengambilan
keputusan.
2. Pihak Eksternal
Meskipun tujuan utamanya adalah pihak internal, namun demikian konsep
penentuan harga pokok variabel dapat pula memberikan manfaat kepada
pihak eksternal, yaitu untuk tujuan penentuan harga pokok persediaan
dan penentuan laba.
Kelemahan-keleman Metode Variable Costing
Di samping manfaat yang diperoleh dari penggunaan harga pokok
variabel yang diuraikan dimuka terdapat juga kelemahan dari harga pokok
variabel yaitu sebagai berikut.
a. Kesulitan dalam menggolongkan biaya ke dalam biaya tetap secara tepat
seperti di dalam memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan
biaya variabel. Walaupun dapat digunakan dengan beberapa metode, tetap
setiap metode akan menghasilkan biaya tetap variabel yang berbeda.
Jenis
Produk
Jumlah
Pesanan
Khusus
Dress
Skirt
Pant
TOP
Vest
Jumlah
(Pcs)
4.926
2.000
1.200
3.350
2.250
13.726
Harga
Pesanan
Khusus
(Rp)
22.950
10.800
13.900
12.900
8.000
Rugi
Per unit
Rugi
Total
(Rp)
2838
708
800
960
736
(Rp)
13.979.988
1.415.000
960.000
3.216.000
1.656.000
21.226.988
Secara teori, apabila harga jual per piece pesanan khusus lebih besar
daripada biaya variabel per piece maka dari pesanan khusus tersebut
perusahaan akan memperoleh tambahan laba. Perhitungan laba yang akan
diperoleh perusahaan bila menerima pesanan khusus disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Perhitungan Tambahan Laba yang Diperoleh bila Menerima
Pesanan Khusus
Jumlah
Pesanan
Khusus
(Pcs)
Dress
4.926
Skirt
2.000
Pant
1.200
TOP
3.350
Vest
2.250
Jumlah
13.726
Sumber : data diolah
Jenis
Produk
Harga
Pesanan
Khusus
(Rp)
22.950
10.800
13.900
12.900
8.000
Biaya Variabel
Per Piece
(Rp)
20.480,23
8.773,81
11.315,05
10.815,08
6.482,36
Laba
Per unit
(Rp)
2.469,77
2.026,19
2.584,95
2.084,92
1.517,64
Tambahan
Laba
(Rp)
12.166.087,02
4.052.380,00
3.101.940,00
6.984.482,00
3.414.690,00
29.719.579,02
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa biaya variabel per piece lebih kecil
dari harga jual per piece pesanan khusus, sehingga maka perusahaan akan
Keterangan
Produksi (pcs)
Penjualan
Total biaya variabel
Batas kontribusi
Total biaya tetap
Laba bersih
Sumber : data diolah
Penjualan
Biasa
33.716
690.511.434,70
(623.079.434,70)
67.431.000,00
(59.267.976,99)
8.164.023,01
Penjualan Pesanan
Total
Khusus
4.926
38.642
100.885.613,00
791.397.047,70
(91.033.612,98) (714.113.047,70)
9.852.000,02
77.284.000,00
(59.267.976,99)
9.852.000,02
17.916.023,01
Tambahan
Biaya
91.033.612,98
17.547.620,00
13.578.060,00
36.230.518,00
14.585.310,00
141.866.660,98
Tambahan
Pendapatan
Tambahan
Laba
113.051.700,00
21.600.000,00
16.680.000,00
43.215.000,00
18.000.000,00
171.589.240,00
22.018.087,02
4.052.380,00
3.101.940,00
6.984.482,00
3.414.690,00
29.719.519,02
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Cetakan Ketiga.
Yogyakarta : BPFE.
Baridwan Zaki. 1999. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh Cetakan Keenam.
Yogyakarta: BPFE.
Hansen, William J, Kenneth D. Orth, Ridgley K. Robinson. Cost Effectiveness
and Incremental Cost Analysis. 1998. Economist. United State
Gudono. 1993. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hansen & Mowen. 2000. Manajemen Biaya dan Pengendalian. Buku 1. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Hanson, Don R, Maryanne and M. Mowen 2008. Management Accounting: 8th
Edition. Singapore: Thomson Suth Western.
Hilton, Ronald W. 2009. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic
Business Environment 8th. New York America: McGraw-Hill
Companies Inc.
Masud Machfoed. 1996. Akuntansi Manajemen. Buku Satu. Edisi Lima.
Yogyakarta: BPFE UGM.
___________. 2001. Akuntansi Manajemen. Manfaat, Konsep dan Rekayasa.
Edisi 3. Cetakan Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.
Matz Adolph dan Usry F.Milton. 1996. Akuntansi Biaya. Perencanaan dan
Pengendalian. Edisi II. Yogyakarta: BPFE UGM.
Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Buku Satu. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
___________. 2000. Akuntansi Biaya. Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Serta Pembuatan Keputusan. Buku Satu. Edisi 2. Yogyakarta:
BPFE.
Sudiana Sastrawan, I Putu. Analisis Pengembalian Keputusan Penerimaan
Pesanan Berdasarkan Incremental Cost Pada CV Siana. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.
Sugiyono. 2004. Metode Tulisan . Bandung: Alfabeta.