Ipi 14095

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

INCREMENTAL COST SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF

PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

NI MADE ADI ERAWATI


Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana

ABSTRACT
Relevant cost has been considered as an important factor in decision
making based on the concept of different analysis for different purposes. One
type of relevant cost is incremental cost, which is additional cost when an
alternative is not chosen in a process of decision making.
A decision can be classified as long and short range decision. Example of
short range decision is special order, which is order from a buyer asking price
below normal price, and often management directly refuses this order without
further consideration. Concept of incremental cost can be used to evaluate this
kind of problem.
Some considerations in implementing the concept include cost
identification, idle capacity, and variable costing system. Incremental cost
analysis involves comparison among additional order, additional cost and
contribution margin from the special order. This concept supported by variable
costing method is important for companies implementing job order costing system
before deciding to accept or refuse a special order.
Keywords: incremental cost, relevant cost, variable cost, job order

I. PENDAHULUAN
Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan
manajemen dalam melihat kesempatan pada masa yang akan datang, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Sehubungan dengan, manajemen
memerlukan informasi yang relevan yang dapat dipakai sebagai dasar
perencanaan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan jangka pendek dan keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan jangka panjang.
Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan jangka
pendek pada suatu perusahaan industri dapat berupa keputusan menerima
atau menolak pesanan khusus, keputusan membuat sendiri atau membeli
suatu produk, keputusan menghapuskan suatu produk karena dianggap tidak
memberikan keuntungan bagi perusahaan, keputusan menjual atau

memproses lebih lanjut produk tertentu. Sebaliknya, pengambilan keputusan


yang berhubungan dengan perencanaan jangka panjang adalah keputusan
penanaman modal atau investasi, keputusan menyewa atau membangun
sendiri gedung, dan keputusan pemilihan metode produksi.
Suatu perusahaan terutama perusahaan industri selain menghasilkan
dan menjual produknya secara langsung, kadang-kadang berada dalam posisi
untuk menerima suatu pesanan khusus atau produksinya. Adapun syaratsyarat yang perlu diperhatikan dalam mempertimbangkan penerimaan
pesanan khusus, sebagai berikut.
(1) Pertambahan biaya tidak melebihi pertambahan penghasilan dari pesanan
khusus tersebut.
(2) Kapasitas, baik produksi maupun penjualan perusahaan masih ada yang
menganggur, karena apabila melampui kapasitas penuh akan berakibat
jumlah biaya tetap akan berubah.
Jadi, semua biaya produksi dibebankan sepenuhnya baik biaya variabel
maupun biaya tetap. Dalam kondisi demikian dapat dikategorikan bahwa
perusahaan menentukan biaya produksinya dengan metode harga pokok
penuh (full costing), padahal dari order tersebut mungkin saja dapat
meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan selain memanfaatkan
kapasitas yang menganggur. Pesanan ini dapat menutup kelebihan biaya
overhead pabrik tetap yang dihitung sebesar kapasitas penuh. Di sinilah
perlunya penerapan konsep incremental cost sebagai salah satu alternatif
dalam pengambilan keputusan jangka pendek.
II. TINJAUAN TEORI
Konsep Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan setiap keputusan manajemen dituntut untuk dapat
membedakan antara biaya relevan dengan biaya tidak relevan. Pengertian
biaya relevan dan tidak relevan ini bersangkut paut dengan masalah yang
dihadapi. Dengan demikian, biaya tidak relevan dapat diabaikan dalam
pengambilan keputusan dan biaya relevan patut diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
Biaya relevan adalah biaya yang patut diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan. Biaya relevan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu
biaya masa yang akan datang (future cost) bukan masa lalu (sunk cost) dan
biaya yang berbeda antara dua alternatif (Masud, 1996:357).
Biaya relevan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
pesanan khusus biasanya terdiri atas biaya variabel saja meskipun tidak
semua biaya variabel selalu relevan. Sebagai contoh komisi penjualan. Komisi
penjualan merupakan biaya variabel, tetapi tidak pernah akan dibayarkan di
dalam pesanan khusus. Dengan demikian, akan merupakan biaya yang tidak
relevan di dalam keputusan mengenai pesanan khusus (Hansen dan Mowen,
2000:489).
Untuk pesanan khusus, biaya tetap tidak ikut dipertimbangkan karena

walaupun sifatnya merupakan biaya yang akan datang, biaya ini akan tetap
dipertimbangkan di dalam suatu analisis pemecahan masalah hanya kalau
biaya ini diperkirakan akan bertambah atau akan menurun pada masa yang
akan datang.
Menurut Matz dan Usry (1996:238) terdapat beberapa contoh
pengambilan keputusan oleh manajemen menyangkut masalah-masalah
seperti berikut ini.
1. Menerima atau menolak pesanan khusus.
2. Menurunkan harga jual pesanan khusus.
3. Menurunkan harga jual pada pasar yang bersaing
4. Mengevaluasi sejumlah alternatif untuk memproduksi sendiri atau
membeli, mengurangi, atau menghentikan produksi untuk produk tertentu.
5. Menentukan apakah akan menjual atau memproses lebih lanjut.
6. Memilih cara pengerjaan dalam pengolahan produk.
7. Menetapkan harga maksimum yang biasa dibayar untuk bahan baku.
Dalam pengambilan keputusan manajemen memerlukan langkahlangkah dalam analisis pengambilan keputusan. Menurut Gudono (1993:15)
menyatakan langkah-langkah pembuatan keputusan sebagai berikut.
1. Mencari informasi yang relevan untuk pembuatan keputusan. Informasi
yang relevan adalah informasi yang bilamana diketahui akan
menyebabkan perbedaan keputusan yang diambil. Informasi ini
biasanya mengenai dampak pengambilan keputusan pada penghasilan
dan biaya yang berbeda antara tiap-tiap alternatif keputusan.
2. Mengaitkan informasi yang relevan itu dengan tiap-tiap alternatif.
3. Setelah tiap-tiap informasi yang relevan dapat dikaitkan dengan tiap-tiap
alternatif, sebuah alternatif atau beberapa alternatif dapat dipilih
berdasarkan kriteria sumbangan tertinggi atas laba atau biaya terendah.
4. Mempertimbangkan semua faktor yang bersifat kualitatif untuk
menentukan dampak keputusan itu yang dapat dilihat secara
kuantitatif.
Di dalam menentukan harga pokok produksi pada suatu produk terdapat
dua metode harga pokok, yaitu metode harga pokok penuh (full costing) dan
metode harga pokok variabel (variable costing). Untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai kedua metode di atas akan diuraikan secara terperinci
sebagai berikut.
1. Penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing
Dalam metode full costing konsep penentuan harga pokok dengan
membebankan semua elemen biaya produksi baik biaya produksi, tetap
maupun biaya produksi variabel, ke dalam harga pokok produk. Oleh
karena itu, elemen biaya produksi pada metode full costing dapat mencakup
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Di dalam metode full costing biaya overhead pabrik, baik bersifat tetap
maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar
tarif biaya overhead sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik

tetap melekat pada harga pokok persediaan produk jadi yang belum laku
terjual dan baru dianggap sebagai elemen biaya produksi apabila produk
tersebut menggunakan metode variable costing.
2. Penentuan harga pokok produksi dengan metode variable costing
Metode harga pokok variabel dinamakan pula metode harga pokok
langsung atau harga pokok marginal. Pada metode ini yang dimasukkan ke
dalam harga pokok produk hanyalah elemen biaya produksi yang bersifat
variabel. Sebaliknya, biaya produksi tetap tidak dikapitalisasi didalam
harga pokok produk tetapi langsung diperhitungkan sebagai biaya periode
yang langsung dibebankan kedalam laporan laba-rugi periode terjadinya.
Metode harga pokok variabel menggunakan konsep jangka pendek yang
ditujukan untuk kepentingan internal manajemen dimana dalam jangka
pendek biaya tetap umumnya tidak relevan untuk tujuan tersebut.
Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Mulyadi (1999:20) menyatakan bahwa variable costing adalah merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri
atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel. Supriyono (2000:282) mendefinisikan penentuan harga pokok
variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang
hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok
produk, di mana biaya produksi tetap tidak diperlakukan sebagai biaya
produksi.
Pentingnya konsep biaya harga pokok variabel adalah untuk dapat
menganalisis perubahan biaya volume laba jangka pendek dalam batas
kapasitas produksi normal yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan pendekatan yang memusatkan perhatian pada elemen biaya
variabel, yaitu biaya yang berubah sesuai dengan tingkat volume kegiatan
perusahaan dalam jangka pendek.
Manfaat Penentuan Harga Pokok Variabel
Penentuan harga pokok variabel sangat bermanfaat bagi manajemen
dalam menyajikan data relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
Biaya tetap dalam jangka pendek jumlahnya tetap konstan, sedangkan biaya
variabel akan terpengaruh oleh alternatif pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, umumnya dalam jangka pendek biaya variabel adalah biaya relevan.
Supriyono (2000:286) menyatakan bahwa manfaat penentuan harga
pokok variabel adalah sebagai berikut.
1. Membuat manajemen mengetahui batas kontribusi (contribution margin)
yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisis hubungan
dengan biaya volume laba dan untuk pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.

2. Memudahkan
manajemen
dalam
mengendalikan
kondisi-kondisi
operasional yang sedang berjalan serta menetapkan pemikiran
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu di dalam
perusahaan.
Tujuan penentuan harga pokok variabel dapat pula dihubungkan dengan
pihak-pihak yang memakai laporan biaya, yaitu sebagai berikut.
1. Pihak Internal
Penentuan harga pokok variabel mempunyai tujuan pokok agar bermanfaat
kepada pihak internal perusahaan untuk tujuan seperti dibawah ini.
a. Perencanaan laba
Penentuan harga pokok variabel dapat bermanfaat untuk perencanaan
laba jangka pendek. Dengan dipisahkannya semua elemen biaya
produksi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel serta perhitungan
batas kontribusi, pihak manajemen akan dapat menyusun perencanaan
laba melalui persamaan Break Event atau hubungan biaya volume laba.
b. Penentuan harga jual produk
Penentuan harga pokok variabel bermanfaat bagi manajemen dalam
rangka penentuan harga jual dalam jangka pendek dengan
menggunakan hubungan biaya volume laba.
c. Pengendalian biaya
Konsep penentuan harga pokok variabel dapat dipakai sebagai alat
untuk pengendalian biaya. Hal ini terjadi karena umumnya harga pokok
variabel disusun atas dasar biaya yang ditentukan di muka, misalnya
dalam bentuk anggaran atau standar.
d. Pengambilan keputusan oleh manajemen
Penentuan harga pokok variabel dapat bermanfaat dalam menyajikan
data biaya relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Biaya
tetap dalam jangka pendek jumlah totalnya akan konstan sedangkan
biaya variabel akan berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi. Oleh karena itu, akan berpengaruh dalam pengambilan
keputusan.
2. Pihak Eksternal
Meskipun tujuan utamanya adalah pihak internal, namun demikian konsep
penentuan harga pokok variabel dapat pula memberikan manfaat kepada
pihak eksternal, yaitu untuk tujuan penentuan harga pokok persediaan
dan penentuan laba.
Kelemahan-keleman Metode Variable Costing
Di samping manfaat yang diperoleh dari penggunaan harga pokok
variabel yang diuraikan dimuka terdapat juga kelemahan dari harga pokok
variabel yaitu sebagai berikut.
a. Kesulitan dalam menggolongkan biaya ke dalam biaya tetap secara tepat
seperti di dalam memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan
biaya variabel. Walaupun dapat digunakan dengan beberapa metode, tetap
setiap metode akan menghasilkan biaya tetap variabel yang berbeda.

b. Pada penentuan harga pokok variabel hanya dimasukkan elemen biaya


produksi variabel. Sebaliknya, untuk memproduksi produk diperlukan
fasilitas pabrik lainnya yang menimbulkan elemen-elemen biaya tetap. Jadi
penentuan harga pokok variabel tidak sesuai dengan asas pemakaian
fasilitas dimana yang menggunakan fasilitas akan dibebani biaya atas
fasilitas tersebut.
c. Penentuan harga pokok variabel terutama ditujukan untuk kepentingan
internal manajemen dalam jangka pendek, sedangkan untuk kepentingan
eksternal diperlukan penyesuaian ke dalam harga pokok penuh.
Pengertian Incremental Cost
Menurut Mulyadi (2001:121) mendefinisikan biaya tambahan
(incremental cost) adalah tambahan biaya akan terjadi jika suatu alternatif
yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan pilihan. Biaya tambahan
merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan
pengurangan volume kegiatan.
Supriyono (2000:400) menyatakan incremental cost adalah biaya-biaya
yang akan ditambahkan atau biaya yang tidak akan dikorbankan apabila
suatu alternatif tertentu tidak dipilih untuk dilaksanakan
Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya relevan yang
berhubungan dengan suatu alternatif tindakan yang kemungkinan akan
dilaksanakan atau mungkin juga tidak dilaksanakan oleh manajemen maka
biaya tambahan mungkin dapat terjadi atau mungkin juga tidak, jika alternatif
diusulkan bukan merupakan penambahan kegiatan melainkan merupakan
peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada
sekarang dapat dihindari biaya ini disebut biaya terhindarkan (avoidable cost)
yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih. Sesungguhnya
biaya terhindarkan merupakan variasi dari biaya tambahan, oleh karena itu
sering disebut sebagai penghematan biaya tambahan (incremental saving).
Pengertian biaya tambahan dan biaya terhindari sangat penting artinya dalam
pengambilan keputusan karena biaya tersebut berpengaruh jika suatu
alternatif dipilih.
Hubungan Variable Costing dengan Analisis Incremental Cost
Penentuan harga pokok variabel dapat pula dipakai oleh manajemen
dalam menentukan harga jual minimal atas pesanan khusus (special order)
sehubungan dengan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan
khusus yang harga jualnya dibawah harga jual normal perusahaan.
Analisis incremential cost akan dapat dilaksanakan bila perusahaan
menggunakan metode variable costing dalam penentuan harga pokok
produksinya, karena setiap perusahaan yang berhubungan dengan volume
kegiatan akan dapat dikendalikan, manajemen apabila unsur biaya terbagi
atas unsur tetap dan variabel dimana pada umumnya biaya relevan yang

terpengaruh oleh suatu keputusan yang diambil khususnya yang


berhubungan dengan perubahan volume kegiatan adalah biaya variabel.
Alat analisis untuk pengambilan keputusan jangka pendek dalam
menganalisis pesanan-pesanan khusus dibawah harga jual normal yang
digunakan adalah metode variable costing yaitu dengan membandingkan harga
pesanan khusus dengan harga pokok variabel suatu produk. Apabila dalam
perbandingan tersebut harga pesanan khusus lebih besar dibandingkan harga
pokok variabel suatu produk, maka pesanan khusus tersebut dapat diterima.
Sedangkan bila harga pesanan khusus lebih kecil dibandingkan dengan harga
pokok variabel suatu produk maka pesanan khusus ditolak. Kriteria tersebut
akan dapat dipenuhi bila didasari atas asumsi bahwa tambahan pesanan
tidak melebihi kapasitas normal sehingga biaya tetap yang dibebankan tidak
berubah. Besarnya kenaikan laba dari pesanan khusus adalah sebesar batas
kontribusi dari pesanan khusus yang bersangkutan.
Adapun syarat-syarat pesanan khusus yang dapat diputuskan
sehubungan dengan analisis incremental cost melalui penentuan harga pokok
variabel adalah sebagai berikut.
1. Kapasitas produksi dan penjualan masih ada yang menganggur (idle
capacity) karena bila melampui kapasitas penuh akan berakibat jumlah
biaya tetap akan berubah.
2. Adanya pemisahan pasar antara penjual biasa dengan penjual untuk
melayani pesanan khusus agar harga jual yang biasa umumnya lebih
tinggi tidak terpengaruh turun.
Sebagai contoh dalam penentuan harga minimal atau pesanan khusus
di mana pesanan khusus tersebut akan dilayani apabila harga jual minimal
setiap tahun sebesar biaya variabel setiap satuan dengan kriteria sebagai
berikut.
1. Harga satuan pesanan khusus < biaya variabel satuan dari pesanan
khusus contribution margin perusahaan negatif.
2. Harga satuan pesanan khusus = biaya variabel satuan dari pesanan
khusus contribution margin perusahaan sama dengan nol.
3. Harga satuan pesanan khusus > biaya variabel satuan dari pesanan
khusus contribution margin perusahaan positif.
III. PEMBAHASAN
Analisis Incremental Cost dalam Pengambilan Keputusan untuk Menerima
atau Menolak Pesanan Khusus
Pesanan khusus yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pesanan di
luar pesanan biasa dengan harga jual minimal yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Pesanan khusus dapat diterima apabila ada kapasitas produksi
perusahaan yang menganggur. Disamping itu, tidak akan mempengaruhi
harga jual yang biasanya lebih tinggi menjadi ikut turun dengan pertimbangan
bahwa tambahan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan

khusus tersebut sesuai dengan pendapatan yang diperoleh perusahaan.


Kapasitas produksi yang menganggur pada CV xyz adalah sebesar 64.620 jam
kerja mesin dan jumlah pesanan yang ditolak oleh perusahaan selama tahun
2008 adalah sebanyak 13.726 pcs atau sama dengan 17.027 jam kerja mesin.
Perusahaan menganggap bahwa dengan menerima salah satu atau semua dari
pesanan khusus tersebut perusahaan akan mengalami kerugian, seperti
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Perhitungan Kerugian oleh Perusahaan bila Menerima Pesanan
Khusus

Jenis
Produk

Jumlah
Pesanan
Khusus

Dress
Skirt
Pant
TOP
Vest
Jumlah

(Pcs)
4.926
2.000
1.200
3.350
2.250
13.726

Harga
Pesanan
Khusus
(Rp)
22.950
10.800
13.900
12.900
8.000

Harga Jual Normal


yang Telah
Ditetapkan
Perusahaan
(Rp)
25.788
11.508
14.700
13.860
8.736

Rugi
Per unit

Rugi
Total

(Rp)
2838
708
800
960
736

(Rp)
13.979.988
1.415.000
960.000
3.216.000
1.656.000
21.226.988

Secara teori, apabila harga jual per piece pesanan khusus lebih besar
daripada biaya variabel per piece maka dari pesanan khusus tersebut
perusahaan akan memperoleh tambahan laba. Perhitungan laba yang akan
diperoleh perusahaan bila menerima pesanan khusus disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Perhitungan Tambahan Laba yang Diperoleh bila Menerima
Pesanan Khusus
Jumlah
Pesanan
Khusus
(Pcs)
Dress
4.926
Skirt
2.000
Pant
1.200
TOP
3.350
Vest
2.250
Jumlah
13.726
Sumber : data diolah
Jenis
Produk

Harga
Pesanan
Khusus
(Rp)
22.950
10.800
13.900
12.900
8.000

Biaya Variabel
Per Piece
(Rp)
20.480,23
8.773,81
11.315,05
10.815,08
6.482,36

Laba
Per unit
(Rp)
2.469,77
2.026,19
2.584,95
2.084,92
1.517,64

Tambahan
Laba
(Rp)
12.166.087,02
4.052.380,00
3.101.940,00
6.984.482,00
3.414.690,00
29.719.579,02

Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa biaya variabel per piece lebih kecil
dari harga jual per piece pesanan khusus, sehingga maka perusahaan akan

memperoleh laba bila menerima pesanan khusus tersebut. Besarnya kenaikan


laba dari pesanan khusus adalah sebesar batas kontribusi dari pesanan yang
bersangkutan. Pada Tabel 3 dapat dilihat perhitungan contribution margin bila
pesanan khusus diterima.
Tabel 3

Perhitungan Contribution Margin bila Pesanan Khusus Diterima


Dibandingkan Dengan Sebelumnya (Produk Dress)

Keterangan
Produksi (pcs)
Penjualan
Total biaya variabel
Batas kontribusi
Total biaya tetap
Laba bersih
Sumber : data diolah

Penjualan
Biasa
33.716
690.511.434,70
(623.079.434,70)
67.431.000,00
(59.267.976,99)
8.164.023,01

Penjualan Pesanan
Total
Khusus
4.926
38.642
100.885.613,00
791.397.047,70
(91.033.612,98) (714.113.047,70)
9.852.000,02
77.284.000,00
(59.267.976,99)
9.852.000,02
17.916.023,01

Dengan diterimanya pesanan khusus sebesar 4.926 piece dengan harga


jual Rp22.950,00 per piece untuk produk dress, maka contribution margin
perusahaan bertambah sebesar Rp9.852.000,02. Hal ini menunjukkan bahwa
jika perusahaan menerima salah satu pesanan khusus tersebut, maka akan
dapat menambah contribution margin perusahaan.
Berdasarkan perhitungan harga pokok dengan penggunaan metode
variable costing serta analisis incremental cost maka dapat diringkas jumlah
tambahan biaya, pendapatan dan tambahan laba jika pesanan khusus
tersebut diterima.
Tabel 4 Total Tambahan Biaya, Pendapatan, dan Laba bila Menerima
Pesanan Khusus
Tambahan
Volume
Penjualan
(Pcs)
Dress
4.926
Skirt
2.000
Pant
1.200
TOP
3.350
Vest
2.250
Jumlah
13.726
Sumber : data diolah
Jenis
Produk

Tambahan
Biaya
91.033.612,98
17.547.620,00
13.578.060,00
36.230.518,00
14.585.310,00
141.866.660,98

Tambahan
Pendapatan

Tambahan
Laba

113.051.700,00
21.600.000,00
16.680.000,00
43.215.000,00
18.000.000,00
171.589.240,00

22.018.087,02
4.052.380,00
3.101.940,00
6.984.482,00
3.414.690,00
29.719.519,02

Dengan menambah volume penjualan sebesar 13.726 piece, perusahaan


harus menambah biaya variabel sebesar Rp141.866.660.98 Antara tambahan

biaya variabel dengan tambahan pendapatan masih terdapat selisih


menguntungkan sebesar Rp29.719.579,02. Keuntungan tersebut diperoleh
dengan memanfaatkan kapasitas yang menganggur sebesar 17.027 jam mesin
dari total kapasitas yang menganggur sebesar 64.620 atau sebesar 26%
(64.620 : 17.027) dari total kapasitas yang menganggur. Hal ini menunjukkan
bahwa masih memungkinkan bagi perusahaan unluk menerima pesanan
khusus lain dengan menggunakan pertimbangan yang sama untuk
memperoleh tambahan laba. Dengan demikian analisis seperti ini dapat juga
diterapkan pada masa yang akan datang, sehingga dapat dihasilkan
keputusan jangka pendek yang lebih baik daripada sebelumnya.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa analisis
incremental cost penting untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan jangka pendek seperti menerima atau menolak pesanan khusus.
Untuk memudahkan penerapan analisis incremental cost
sebaiknya
perusahaan menerapkan metode variabel costing dalam penentuan harga
pokok produksinya sehingga dapat dipisahkan biaya-biaya yang terjadi secara
tegas ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Adanya kapasitas yang
menganggur juga menjadi pertimbangan yang penting untuk keputusan
jangka pendek, seperti menerima atau menolak pesanan khusus.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Cetakan Ketiga.
Yogyakarta : BPFE.
Baridwan Zaki. 1999. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh Cetakan Keenam.
Yogyakarta: BPFE.
Hansen, William J, Kenneth D. Orth, Ridgley K. Robinson. Cost Effectiveness
and Incremental Cost Analysis. 1998. Economist. United State
Gudono. 1993. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hansen & Mowen. 2000. Manajemen Biaya dan Pengendalian. Buku 1. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Hanson, Don R, Maryanne and M. Mowen 2008. Management Accounting: 8th
Edition. Singapore: Thomson Suth Western.
Hilton, Ronald W. 2009. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic
Business Environment 8th. New York America: McGraw-Hill
Companies Inc.
Masud Machfoed. 1996. Akuntansi Manajemen. Buku Satu. Edisi Lima.
Yogyakarta: BPFE UGM.
___________. 2001. Akuntansi Manajemen. Manfaat, Konsep dan Rekayasa.
Edisi 3. Cetakan Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Matz Adolph dan Usry F.Milton. 1996. Akuntansi Biaya. Perencanaan dan
Pengendalian. Edisi II. Yogyakarta: BPFE UGM.
Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Buku Satu. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
___________. 2000. Akuntansi Biaya. Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Serta Pembuatan Keputusan. Buku Satu. Edisi 2. Yogyakarta:
BPFE.
Sudiana Sastrawan, I Putu. Analisis Pengembalian Keputusan Penerimaan
Pesanan Berdasarkan Incremental Cost Pada CV Siana. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.
Sugiyono. 2004. Metode Tulisan . Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuis Farmakoterapi I
    Kuis Farmakoterapi I
    Dokumen1 halaman
    Kuis Farmakoterapi I
    Lutfi Hidiyaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Model Sistem Rekam Medis PDF
    Model Sistem Rekam Medis PDF
    Dokumen2 halaman
    Model Sistem Rekam Medis PDF
    Lutfi Hidiyaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Soal GT KKN
    Soal GT KKN
    Dokumen1 halaman
    Soal GT KKN
    Lutfi Hidiyaningtyas
    Belum ada peringkat
  • LP 232 Idn
    LP 232 Idn
    Dokumen39 halaman
    LP 232 Idn
    Lutfi Hidiyaningtyas
    Belum ada peringkat
  • LP 232 Idn
    LP 232 Idn
    Dokumen39 halaman
    LP 232 Idn
    Lutfi Hidiyaningtyas
    Belum ada peringkat